bab i pendahuluan 1.1. latar belakang masalahrepository.ub.ac.id/124333/2/3._bab_1.pdf · tubuh...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Bahan cetak elastomer sering menjadi pilihan dokter gigi ketika
melakukan proses pencetakan fungsional untuk mendapatkan model kerja,
karena bahan ini mempunyai keuntungan dalam aspek dimensi stabilitas dan
tidak rentan terhadap kerusakan hasil cetakan dibanding bahan cetak hidrokoloid.
Elastomer juga mampu mendapatkan detail anatomi rongga mulut yang tepat
dan sesuai untuk pembuatan mahkota, gigi tiruan lepasan dan gigi tiruan cekat
(Powers et al, 2008). Pencetakan diambil bertujuan untuk menghasilkan cetakan
pada pembuatan model dari gigi geligi pasien (Ivanis et al, 1999).
Bahan-bahan kedokteran gigi merupakan salah satu media penularan
agen infeksi kepada dokter gigi. Menurut Miller dan Cottone yang dikutip oleh
Khairunnisa, setetes saliva mengandung 50.000 bakteri yang berpotensi patogen.
Bakteri patogen ini dapat dengan mudah menyebar melalui bahan cetak, yang
menjadi tempat berkumpul bakteri (Khairunnisa, 2012).
Cetakan mengandung mikroba dalam jumlah yang sangat banyak, di
antaranya streptococci (100%), staphylococci (65,4%), dan P. aeruginosa (7,7%)
yang semuanya telah diketahui bersifat patogen, mengakibatkan nosokomial,
dan merupakan infeksi yang mengancam nyawa bagi orang yang memiliki
imunitas rendah. Terjadinya infeksi akibat kontaminasi dalam pekerjaan
kedokteran gigi banyak meliputi infeksi staphylococci, human immunodeficiency
disease (HIV), recurrent herpes simplex, dan Hepatitis A, B, C (Ivanis et al, 1999).
Sewaktu proses pencetakan daerah edentulus yang retentif dan bagian
1
2
subgingival, biasanya terdapat bercak darah pada hasil cetakan dan mencuci
dengan air tidak akan menjamin cetakan tersebut bersih dari infeksi bakteri
(Panza et al, 2006).
The American Dental Association (ADA) menganjurkan bahan cetak
harus dicuci terlebih dahulu dengan air untuk menghilangkan saliva dan darah
yang melekat pada bahan cetak kemudian direndam dalam larutan disinfektan
untuk menghindari terjadinya kontaminasi bakteri sebelum dikirim ke
laboratorium (Bhat, 2007). Ketepatan hasil suatu bahan cetak merupakan faktor
yang sangat penting dalam pembuatan model kerja.
Menurut spesifikasi dari Disease Control Centre, desinfektan kimia seperti
larutan klorin, formaldehid, glutaraldehid, fenol dan iodofor mempunyai potensi
untuk meminimalisir infeksi silang dalam waktu 10 hingga 30 menit. Proses
perendaman dan spray desinfektan telah diuji dan dibuktikan keefektifannya
sesuai tujuan. Metode yang paling dapat dipercaya adalah merendamkan hasil
cetakan dalam larutan desinfektan untuk memastikan zat-zat desinfektan ini
menyerap ke seluruh permukaan hasil cetakan dan sendok cetak (Panza et al,
2006)
Beberapa penelitian menunjukkan perendaman dalam larutan desinfektan
secara klinis tidak memberi efek kepada polieter, namun dalam penelitian lain
ditemukan perendaman desinfektan akan mengubah stabilitas dimensi. Ini terjadi
karena bahan cetak akan meresorpsi cairan dari larutan tersebut (Anusavice,
2003). Harun (2011) menyebutkan bahwa pada penelitian Toh et al menemukan
adanya perubahan stabilitas dimensi pada polyvinyl siloxane setelah direndam
dalam larutan iodophor atau glutaraldehid selama 30 menit, tetapi pada
penelitian Merchant et al menemukan tidak ada perubahan melalui penelitiannya.
3
Harga bahan-bahan desinfektan dan antiseptik yang bermerek sekarang
cukup mahal, sehingga para ahli mengembangkan obat-obatan tradisional yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan dan dapat dipakai sebagai obat kumur serta
berfungsi sebagai antiseptik maupun desinfektan. Obat-obatan tradisional
Indonesia umumnya menggunakan bahan-bahan yang relatif mudah didapat dan
tumbuhannya mudah dikembangbiakkan sehingga masyarakat lebih mudah
mendapatkannya. Tumbuhan yang biasa dipakai sebagai obat tradisional
diantaranya adalah daun semanggi, gambir, daun saga, daun jinten, daun
kacapiring, dan daun sirih (Praja, 2010).
Daun sirih (Familia Piperaceae) memiliki nama binomial Piper betle Linn,
merupakan salah satu tanaman yang diketahui berkhasiat sebagai antiseptik dan
desinfektan. Penggunaan secara tradisional biasanya dengan merebus daun
sirih kemudian air rebusan digunakan untuk kumur atau membersihkan bagian
tubuh lain, atau daun sirih dilumatkan kemudian ditempelkan pada bagian tubuh
yang luka (Sari, 2006). Mitchell dan Ahmad (2006) melaporkan bahwa sirih
mempunyai khasiat antijamur. Jenis sirih yang sering digunakan masyarakat
adalah sirih jawa. Kandungan sirih adalah minyak atsiri yang terdiri dari kabivetol,
estargiol, eugenol metileugenol, karvakrol, terpen, seskuierpen, fenilpropan,
tannin, fenol dan hidoksi kavikol. Pada tugas akhir Atni (2010) disebutkan bahwa
air sirih 25% yang diolah dengan cara direbus menyebabkan tidak tumbuhnya
bakteri. Pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayaningtias (2008) disebutkan
bahwa Kadar Hambat Minimum (KHM) sirih terhadap Streptococcus mutans
adalah pada konsentrasi 25%, sedangkan Kadar Bunuh Minimum (KBM) sirih
adalah pada konsentrasi 100% dan juga diketahui bahwa berkumur dengan
larutan daun sirih selama 30 detik sudah cukup untuk mengurangi penumpukan
4
bakteri di sela-sela gigi. Hidayaningtias (2008) juga telah membuktikan bahwa
dengan larutan daun sirih konsentrasi 100% dan waktu kontak 30 detik, sirih
memberi efek antibakteri.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh perendaman hasil cetakan elastomer ke dalam
infusa daun sirih 100% pada stabilitas dimensi?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh infusa daun sirih 100% terhadap perubahan
dimensi hasil cetakan elastomer dengan metode perendaman.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengukur dimensi hasil cetakan elastomer setelah direndam ke
dalam infusa daun sirih 100% pada berbagai lama waktu
perendaman.
2. Menentukan hubungan lama perendaman dengan dimensi hasil
cetakan elastomer.
1.4. Manfaat Penelitian
Untuk mengetahui waktu perendaman hasil cetakan elastomer di dalam
larutan daun sirih 100% memberi pengaruh atau tidak pada stabilitas dimensi
pada hasil cetakan dibandingkan jika hasil cetakan elastomer segera diisi gips
stone.