panas tubuh

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap. Upaya-upaya yang kita dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu mengenakan pakaian yang tipis, banyak minum, banyak istirahat, beri kompres, beri obat 1

Upload: arif-dwi-kurniawan

Post on 01-Feb-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jhjh

TRANSCRIPT

Page 1: Panas Tubuh

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor

yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu

tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu

tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang

diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur

hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan

mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh

telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut

titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan

pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan

merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan

suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran

panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.

Upaya-upaya yang kita dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu

mengenakan pakaian yang tipis, banyak minum, banyak istirahat, beri kompres,

beri obat penurun panas (Harold S. Koplewich, 2005). Ada beberapa teknik dalam

memberikan kompres dalam upaya menurunkan suhu tubuh antara lain kompres

hangat basah, kompres hangat kering (buli-buli), kompres dingin basah, kompres

dingin kering (kirbat es), bantal dan selimut listrik, lampu penyinaran, busur panas

(Anas Tamsuri, 2007). Dalam postingan kali ini, kita akan berfokus pada

penggunaan teknik kompres hangat dalam upaya menurunkan suhu tubuh.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Apa pengertian suhu tubuh ?

Bagaimana mekanisme pengatur suhu tubuh ?

Apa saja macam dari suhu tubuh ?

1

Page 2: Panas Tubuh

Faktor apa saja yang mempengaruhi suhu tubuh ?

Bagaimana mekanisme tubuh ketika suhu tubuh berubah ?

Apa sistem penyekat panas itu ?

Bagaimana proses hilangnya panas dari kulit ke lingkungan ?

1.3 TUJUAN

Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk

mendukung kegiatan belajar mengajar jurusan keperawatan khususnya pada mata

kuliah Ilmu Keperawatan Dasar III dan agar kita semua lebih memahami dan

mengerti mengenai sistem panas tubuh serta mekanisme yang terjadi di dalamnya.

2

Page 3: Panas Tubuh

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SUHU TUBUH

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh

proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.adapun tempat

pengukuran suhu tubuh:suhu inti yaitu suhu jaringan dalam relatif konstan seperti

rektum, membran timpani, esofagus, arteri pulmoner, kandung kemiih dan suhu

permukaan seperti kulit, aksila, oral. Rasa suhu mempunyai dua submodalitas

yaitu rasa dingin dan rasa panas. Reseptor dingin/panas berfungsi mengindrai rasa

panas dan refleks pengaturan suhu tubuh. Reseptor ini dibantu oleh reseptor yang

terdapat di dalam system syaraf pusat. Dengan pengukuran waktju reaksi, dapat

dinyatakan bahwa kecepatan hantar untuk rasa dingin lebih cepat dibandingkan

dengan kecepatan hantaran rasa panas.

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor

yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu

tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu

tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang

diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur

hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan

mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh

telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut

titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan

pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan

merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan

suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran

panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.

3

Page 4: Panas Tubuh

Dengan anestesi blok rasa dingin atau panas dapat diblok sehingga objektif

maupun subjektif rasa dingin dan panas dapat dipisah yaitu:

1. Rasa Suhu Kulit Yang Tetap (Rasa Suhu Static)

Bila seseorang berendam di air hangat maka mula-mula rasa hangat akan

dialami oleh orang tersebut. Lama-kelamaan rasa hangat tidak lagi dirasakan

dan kalau ia keluar dari air dan masuk kembali maka ia akan merasakan

hangat kembali. Hal ini terjadi karena suhu tubuh beradaptasi secara penuh

terhadap suhu kulit yang baru. Adaptasi penuh ini terjadi pada uhu netral

(suhu nyaman). Rasa hangat yang mantap akan dirasakan bila suhu berada di

atas 36C dan rasa dingin dirasakan pada suhu 17C.

2. Rasa Suhu Kulit Yang Berubah (Rasa Suhu Dinamik)

Pada pengindraan suhu kulit yang berubah tiga parameter tertentu. Suhu awal

kulit, kecepatan perubahan suhu dan luas kulit yang terpapar tehadap

rangsangan suhu. Pada suhu kulit yang rendah, ambang rasa hangat tinggi

sedangkan untuk rasa dingin rendah. Bila suhu meninkat ambang rasa hangat

menurun dan ambang rasa dingin meningkat. Kecepatan perubahan suhu

berpengaruh terhadap timbulnya rasa panas/dingin. Luasnya daerah kulit yang

terpapar juga berpengaruh pada rasa timbulnya panas/dingin.

3. Titik Rasa Dingin Dan Panas

Pada permukaan kulit bagian-bagian yang peka terhadap rangsangan dingin

dan panas terlokasi pada titik-titik tertentu. Kepadatan titik-titik rasa suhu

lebih rendah dibandingkan dengan titik rasa raba atau tekan. Titik rasa dingin

lebih banyak dibandingkan dengan titik rasa panas. Kulit wajah daerah yang

paling peka terhadap rasa suhu. Kepadatan titik-titik rasa dingin paling tinggi.

2.2 MEKANISME PENGATUR SUHU TUBUH

Termoregulasi seperti fungsi sistem tubuh lainnya mempunyai sistem

umpan balik (feed back) negatif dan positif untuk mengatur fungsi fisiologis

tubuh. Suhu tubuh dipertahankan melalui suatu fungsi fisiologis yang melibatkan

reseptor-reseptor suhu perifer dan sentral.

Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah :

4

Page 5: Panas Tubuh

Hipotalamus anterior (AH/POA)

Berperanan meningkatkan hilangnya panas, vasodilatasi dan menimbulkan

keringat.

Hipotalamus posterior (PH/ POA)

Berfungsi meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan aliran darah,

piloerektil, menggigil, meningkatnya produksi panas, meningkatkan sekresi

hormon tiroid dan mensekresi epinephrine dan norepinephrine serta

meningkatkan basal metabolisme rate.

Fungsi pengaturan suhu tubuh atau termoregulasi tersebut dibedakan menjadi

3 fase, yaitu :

1. Termal Aferen

Informasi mengenai suhu berasal dari sel-sel di seluruh tubuh yang sensitif

terhadap perubahan suhu. Reseptor-reseptor suhu ini terletak di kulit dan

membrana mukosa. Terdiri dari reseptor panas dan reseptor dingin. Reseptor

dingin menyalurkan impuls melalui serabut saraf Aδ dan reseptor dingin melalui

serabut saraf C tak bermielin. Serabut saraf C tak bermielin juga untuk

mendeteksi dan menghantarkan impuls nyeri. Hal ini yang menyebabkan impuls

panas yang intens kadang-kadang sulit dibedakan dengan impuls nyeri tajam.

Reseptor di kulit ini memiliki 10 kali lebih banyak reseptor dingin daripada

reseptor panas. Oleh karena itu, deteksi suhu bagian perifer terutama menyangkut

deteksi suhu dingin daripada suhu panas.

Reseptor suhu tubuh bagian dalam juga ditemukan pada bagian tertentu

dari tubuh, terutama di medula spinalis, organ dalam abdomen dan torak,

hipotalamus dan bagian lain dari otak, serta sekitar vena-vena besar. Reseptor

dalam ini berbeda fungsinya dengan reseptor kulit karena reseptor tersebut lebih

banyak terpapar dengan suhu inti daripada suhu permukaan tubuh.

Reseptor suhu juga terdapat di hipotalamus anterior area pre-optik. Area

ini mengandung sejumlah besar neuron yang sensitif terhadap panas yang

jumlahnya kira-kira sepertiga neuron yang sensitif terhadap dingin.

5

Page 6: Panas Tubuh

2. Regulasi Sentral

Pusat regulasi suhu di serebral terletak di hipotalamus. Impuls suhu yang

berjalan melalui traktus spinotalamikus, yang berasal dari kulit, medula spinalis,

jaringan sebelah dalam torak dan abdomen serta bagian otak lainnya akan dibawa

dan diintegrasikan di hipotalamus, yang kemudian akan mengkoordinasi jalur

eferen menuju efektor.

Area pada hipotalamus yang dirangsang oleh impuls sensoris ini adalah

suatu area yang terletak secara bilateral dalam hipotalamus posterior kira-kira

setinggi korpus mamilaris. Di area ini impuls dari area pre optik dan dari perifer

tubuh digabung untuk mengatur reaksi pembentukan panas atau reaksi

penyimpanan panas tubuh.

Pada manusia, suhu inti diatur dalam suatu limit yang kecil yang disebut

set-point. Set-point ini yang mengatur adalah hipotalamus posterior. Nilai ambang

suhu inti tidak melebihi 0,4ºC, pada umumnya berkisar 36,7-37,1ºC. Nilai ambang

ini disebut interthreshold range. Hipotalamus mengatur suhu tubuh dengan

mengintegrasikan input suhu yang berasal dari perifer dan inti serta

membandingkan dengan set-point di hipotalamus posterior.

Interthreshold range ini bisa berubah pada penderita hipotiroid, hipertiroid,

infeksi, exercise/olah raga, makanan, anestesi dan pemberian obat-obatan,

misalnya alkohol, sedatif dan nikotin. Regulasi sentral ini intact pada bayi, tetapi

seringkali terganggu pada orang tua atau penderita sakit kritis.

3. Respon Eferen

Respon termoregulasi dari perubahan suhu terdiri dari perubahan tingkah

laku. Pada manusia dengan kesadaran penuh, perubahan tingkah laku lebih

bermanfaat dalam mempertahankan suhu tubuh. Saat hipotalamus mendeteksi

penurunan suhu tubuh, impuls akan berjalan dari hipotalamus menuju korteks

serebri untuk memberikan individu tersebut sensasi dingin. Akibatnya terjadi

perubahan tingkah laku, misalnya peningkatan aktivitas motorik, seperti berjalan

menuju tempat yang lebih hangat atau memakai baju hangat.

Respon yang lainnya adalah respon vasomotor. Respon vasomotor terbagi

menjadi 2 yaitu, respon terhadap dingin, berupa vasokonstriksi dan piloereksi

6

Page 7: Panas Tubuh

serta respon terhadap panas berupa vasodilatasi dan pengeluaran keringat

(sweating).

Suhu inti jika berada dibawah nilai ambang akan merangsang terjadinya

vasokonstriksi, termogenesis non-shivering dan shivering. Jika suhu melebihi

nilai ambang akan mengaktivasi vasodilatasi dan pengeluaran keringat. Tidak

terjadi respon termoregulasi jika suhu inti berada diantara dua nilai ambang ini

(interthreshold range).

Efektor menentukan suhu lingkungaan yang dapat diterima oleh tubuh

sementara suhu inti tetap dipertahankan normal. Ketika mekanisme efektor ini

dihambat, toleransi terhadap perubahan suhu akan menurun, hingga mekanisme

efektor lain tidak bisa mengkompensasi perubahan suhu tersebut.

2.3 MACAM – MACAM SUHU TUBUH

Macam-macam suhu tubuh menurut Tamsuri Anas 2007 :

Hipotermi : Bila suhu tubuh kurang dari 36°C

Normal : Bila suhu tubuh berkisar antara 36 – 37,5°C

Febris atau pireksia : Bila suhu tubuh antara 37,5 – 40°C

Hipertermi : Bila suhu tubuh lebih dari 40°C

Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, dikenal suhu inti (core

temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial,

toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan

relatif konstan (sekitar 37°C). Selain itu, ada suhu permukaan (surface

temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan sub kutan, dan lemak.

Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C.

2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUHU TUBUH

1. Kecepatan Metabolisme Basal

Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi

dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula.

Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan

laju metabolisme.

7

Page 8: Panas Tubuh

2. Rangsangan Saraf Simpatis

Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme

menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat

mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk

dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak coklat adalah

produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi

stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan

norepineprin yang meningkatkan metabolisme.

3. Hormone Pertumbuhan

Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan

peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi

panas tubuh juga meningkat.

4. Hormone Tiroid

Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia

dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju

metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.

5. Hormone Kelamin

Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal

kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi

panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki

karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi

meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.

6. Demam (Peradangan)

Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan

metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.

7. Status Gizi

Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20

– 30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang

dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang

yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh

(hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung

8

Page 9: Panas Tubuh

tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang

cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan

sepertiga kecepatan jaringan yang lain.

8. Aktivitas

Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme,

mengakibatkan gesekan antar komponen otot atau organ yang

menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu

tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.

9. Gangguan Organ

Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat

menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan.

Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat

merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah

kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme

pengaturan suhu tubuh terganggu.

10. Lingkungan

Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas

tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin.

Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh

manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi

sebagian besar melalui kulit.

2.5 MEKANISME TUBUH KETIKA SUHU TUBUH BERUBAH

1. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat yaitu :

Vasodilatasi

Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua area

tubuh. Vasodilatasi ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis

pada hipotalamus posterior yang menyebabkan vasokontriksi sehingga

terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan

percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali

lipat lebih banyak.

9

Page 10: Panas Tubuh

Berkeringat

Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan

suhu yang melewati batas kritis, yaitu 37°C. pengeluaran keringat

menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi.

Peningkatan suhu tubuh sebesar 1°C akan menyebabkan pengeluaran

keringat yang cukup banyak sehingga mampu membuang panas tubuh

yang dihasilkan dari metabolisme basal 10 kali lebih besar. Pengeluaran

keringat merupakan salh satu mekanisme tubuh ketika suhu meningkat

melampaui ambang kritis. Pengeluaran keringat dirangsang oleh

pengeluaran impuls di area preoptik anterior hipotalamus melalui jaras

saraf simpatis ke seluruh kulit tubuh kemudian menyebabkan

rangsangan pada saraf kolinergic kelenjar keringat, yang merangsang

produksi keringat. Kelenjar keringat juga dapat mengeluarkan keringat

karena rangsangan dari epinefrin dan norefineprin.

Penurunan pembentukan panas

Beberapa mekanisme pembentukan panas, seperti termogenesis kimia

dan menggigil dihambat dengan kuat.

2. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun, yaitu :

Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh

Vasokontriksi terjadi karena rangsangan pada pusat simpatis

hipotalamus posterior.

Piloereksi

Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat pada

folikel rambut berdiri. Mekanisme ini tidak penting pada manusia,

tetapi pada binatang tingkat rendah, berdirinya bulu ini akan berfungsi

sebagai isolator panas terhadap lingkungan.

Peningkatan pembentukan panas

Pembentukan panas oleh sistem metabolisme meningkat melalui

mekanisme menggigil, pembentukan panas akibat rangsangan simpatis,

serta peningkatan sekresi tiroksin.

10

Page 11: Panas Tubuh

2.6 PRODUKSI PANAS TUBUH

Panas yang diproduksi didalam tubuh melalui metabolisme, yang merupakanreaksi

kimia pada semua sel tubuh. Makanan merupakan sumber bahan bakar yangutama bagi

metabolisme. Termoregulasi membutuhkan fungsi normal dari prosesproduksi panas. Reaksi

kimia seluler membutuhkan energi untuk membentuk adenosine trifosfot (ATP). Jumlah energi

yang digunakan untuk metabolisme adalahlaju metabolik. Aktifitas yang memerlukan tambahan

reaksi kimia meningkatkan lajumetabolic. Bila metabolisme meningkat, panas tambahan akan

diproduksi. Ketikametabolisme menurun panas yang diproduksi lebih sedikit. Produksi panas

terjadisalama istirahat, gerakan otot polos, gerakan otot dan termogenesis tanpa menggigil.

1. Metabolisme basal menghasilkan panas yang diproduksi suhu tubuh saatistirahat. Jumlah

rata rata laju metabolic basal (BMR) bergantung pada luaspermukaan tubuh. Hormon tiroid

juga mempengaruhi BMR. Dengan carameningkatkan pemecahan glukosa dan lemak

tubuh, hormon tiroidmeningkatkan laju reaksi kimia pada hampir seluruh sel tubuh. Bila

hormontiroid disekresi dalam jumlah besar, BMR dapat meningkat 100% diatas

normal.Tidak adanya hormon tiroid dapat mengurangi setengah jumlah BMR,

yangmenyebabkan penurunan produksi panas. Stimulasi system saraf simpatis

olehnorepinefrin dan epinefrin juga dapat meningkatkan laju metabolik jaringantubuh.

Mediator kimia ini menyebabkan glukosa darah turun, yang akanmenstimulasi sel untuk

menghasilkan glukosa. Hormon seks pria,testoreronmeningkatkan BMR. Pria memiliki

BMR yang lebih tinggi dibandingkanwanita.

2. Gerakan volunteer seperti aktivitas otot selama latihan, membutuhkan tambahanenergy.

Laju metabolic dapat meningkat diatas 2000 kali normal. Produksi panasdapat meningkat

diatas 50kali normal.

3. Menggigil merupakan respon tubuh involunter terhadap suhu yang berbedadalam

tubuh.gerakan otot skelet selama menggingil membutuhkan energy yangsignifikan

menggingil dapat meningkatkan produksi panas 4 sampai 5 kali lebihbesar dari normal.

Panas diproduksi untuk memproduksi panas.

Bila laju pembentukan panas didalam tubuh lebih besar daripada lajuhilangya panas,

panas akan timbul didalam tubuh dan suhu tubuh akan meningkat.Sebaliknya bila kehilangan

panas lebih panas lebih besar, panas tubuh dan suhutubuh akan menurun sebagian besar, panas

tubuh dan suhu tubuh akan menurun.

11

Page 12: Panas Tubuh

2.7 PROSES HILANGNYA PANAS DARI KULIT KE LINGKUNGAN

1. Radiasi

Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk

gelombang panas inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari

tubuh memiliki panjang gelombang 5–20 mikrometer. Tubuh manusia

memancarkan gelombang panas ke segala penjuru tubuh. Radiasi

merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit (60%) atau

15% seluruh mekanisme kehilangan panas. Panas adalah energi kinetic pada

gerakan molekul. Sebagian besar energi pada gerakan ini dapat di pindahkan

ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara

bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi

pertukaran panas, yang terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga

udara baru yang suhunya lebih dingin dari suhu tubuh.

2. Konduksi

Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan

benda-benda yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas

dengan mekanisme konduksi sangat kecil. Sentuhan dengan benda

umumnya memberi dampak kehilangan suhu yang kecil karena dua

mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar langsung dengan

benda relative jauh lebih kecil dari pada paparan dengan udara, dan sifat

isolator benda menyebabkan proses perpindahan panas tidak dapat terjadi

secara efektif terus menerus.

3. Evaporasi

Evaporasi (penguapan air dari kulit) dapat memfasilitasi perpindahan panas

tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan

kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak

berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450 – 600 ml/hari.

Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12

– 16 kalori per jam. Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi

terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui kulit dan

system pernafasan.

12

Page 13: Panas Tubuh

4. Konveksi

Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan.

Misalnya pada waktu dingin udara yang diikat/dilekat pada tubuh akan

menjadi dipanaskan (dengan melalui konduksi dan radiasi) kurang padat,

naik dan diganti udara yang lebih dingin. Biasanya ini kurang berperan

dalam pertukaran panas.

2.8 SISTEM PENYEKAT PANAS

2.8.1 Pengertian Kompres

Kompres adalah bantalan dari linen atau meteri lainnya yang dilipat-lipat,

dikenakan dengan tekanan; kadang-kadang  mengandung obat dan dapat bersih

ataupun kering, panas ataupun dingin (Kamus Dorland, 1996).

2.8.2 Tujuan Kompres

1. Membantu menurunkan suhu tubuh

2. Mengurangi rasa sakit atau nyeri

3. Membantu mengurangi perdarahan

4. Membatasi peradangan

2.8.3 Indikasi  Kompres Dilakukan Pada

1. Klien yang suhunya tinggi

2. Klien dengan perdarahan hebat

3. Klien yang kesakitan (missal infiltrat appendikuler, sakit kepala yang hebat)

2.8.4 Mekanisme Kompres Terhadap Tubuh (Barbara R Hegner, 2003)

Kompres panas dan dingin mempengaruhi tubuh dengan cara yang

berbeda.

1. Kompres dingin mempengaruhi tubuh dengan cara :

Menyebabkan pengecilan pembuluh darah (Vasokonstriksi).

Mengurangi oedema dengan mengurangi aliran darah ke area.

Mematirasakan sensasi nyeri.

13

Page 14: Panas Tubuh

Memperlambat proses kehidupan.

Memperlambat proses inflamasi.

Mengurangi rasa gatal.

2. Panas (diatermi)

Memperlebar pembuluh darah (Vasodilatasi).

Memberi tambahan nutrisi dan oksigen untuk sel dan membuang sampah-

sampah tubuh.

Meningkatkan suplai darah ke area-area tubuh.

Mempercepat penyembuhan.

Dapat menyejukkan 

Pemberian kompres panas/hangat pada daerah tubuh akan memberikan

sinyal ke hypothalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang

peka terhadap panas dihypotalamus dirangsang, system effektor mengeluarkan

sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran

pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai

otak, dibawah pengaruh hypotalamik bagian anterior sehigga terjadi vasodilatasi

(Wolf, 1984). Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan/kehilangan

energi/panas melalui kulit meningkat.

 2.8.5 Derajat Suhu Air Untuk Kompres (Wolf, 1984)

Dingin sekali : dibawah 13ºC (55ºF)

Dingin : 10 – 18ºC (50 – 65ºF)

Sejuk : 18 – 26ºC (65 – 80ºF)

Hangat kuku : 26 – 34ºC (80 – 93ºF)

Hangat : 34 – 37ºC  (93 – 98ºF)

Panas : 37 – 41ºC (98 – 105ºF)

Sangat panas : 41 – 46ºC (105 – 115ºF)

2.8.6 Prosedur Pemberian Kompres (Botol Air Hangat)

1. Menyiapkan perlengkapan

Botol air hangat (usahakan yang dispossibel)

Kendi air 102º F ( 40º C)

14

Page 15: Panas Tubuh

Handuk penutup botol air

2. Mencuci tangan

3. Air dalam kendi harus 102º F (40ºC) cek suhu dengan thermometer.

4. Isi air hangat setengah botol penuh

5. Mengeluarkan udara dari botol

6. Tutup botol dengan rapat

7. Keringkan botol air hangat. Cek adanya kebocoran

8. Tempatkan botol air hangat dalam handuk pembungkus

9. Pasang dengan hati-hati pada daerah tubuh yang tepat

10. Jangan pernah tempatkan botol air hangat pada daerah nyeri

11. Cek kulit dalam 10-15 menit untuk memastikan suhu benar dan tidak ada

tanda-tanda terbakar (Barbara. H, 2003)

Pemberian kompres pada daerah leher, ketiak dan lipat paha mempunyai

pengaruh yang baik dalam menurunkan suhu tubuh karena ditempat-tempat itulah

terdapat pembuluh darah besar yang akan membantu mengalirkan darah.

Sedangkan kompres pada daerah dahi kurang mempunyai pengaruh yang besar

dalam menurunkan suhhu tubuh karena tidak memiliki pembuluh darah besar

(Widyanti, 2004).

BAB III

15

Page 16: Panas Tubuh

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas

diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus

arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak

otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi

(kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi

panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian,

kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu

tubuh.

Bila tubuh merasa panas, ada kecendrungan tubuh meningkatkan

kehilangan panas ke lingkungan; bila tubuh merasa dingin, maka

kecendrungannya menurunkan kehilangan panas. Jumlah panas yang

hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi – konveksi sangat di

tentukan oleh perbadaan suhu antara kilit dan lingkungan eksterna

3.2 SARAN

Saran yang dapat disampaikan dalam penulis ini adalah sebagai berikut:

1. Para pembaca dapat menggunakan makalah ini untuk menambah wawasan

mengenai suhu, dan produksi panas tubuh secara benar.

2. Pada makalah ini penulis membahas tentang bahan suhu dan panas tubuh.

Penulis menyarankan kepada para pembaca agar dapat membahas lebih lanjut

mengenai panas dan suhu tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

16

Page 17: Panas Tubuh

Cameron, John R, dkk. Fisika Tubuh Manusia edisi 2. 2006. Jakarta: EGC

Gabriel, J.F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC

Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. 2003. Jakarta: EGC

17