bab i pendahuluan 1.1 latar belakang - sinta.unud.ac.id i.pdf · antropometri secara umum digunakan...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan sesuatu yang penting bagi setiap orang. Dari tahun
ke tahun berbagai upaya telah dikembangkan untuk mendapatkan mutu kesehatan
yang lebih baik dan berkualitas. Status gizi yang baik bagi seseorang akan
berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap kemampuan dalam proses
pemulihan.
Anak usia dibawah lima tahun (balita) merupakan golongan yang rentang
terhadap masalah kesehatan dan gizi. Sehingga perlu perhatian serius terhadap
perkembangan anak khususnya masalah gizi. Pengukuran status gizi harus
dilakukan secara berkala agar di ketahui perkembangan dari balita.
Di Indonesia cara yang paling umum dan sering digunakan adalah
penilaian status gizi secara antropometri, karena lebih praktis dan mudah
dilakukan. Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh. Ditinjau dan sudut
pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dan berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat
pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan
jumlah air dalam tubuh. Indikator antropometri yang umum digunakan untuk
menilai status gizi balita adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan
menurut umur (TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), lingkar lengan
atas menurut umur (LLA/U)(Anggraeni,2010).
Dalam perkembangan teknologi di era globalisasi yang sangat pesat
seperti saat ini, teknologi dimaanfaatkan untuk membantu pekerjaan manusia,
dimana dalam kasus ini aplikasi berbasis mobile dimanfaatkan untuk
memudahkan atau membantu pengguna untuk mengetahui status gizi.
Aplikasi berbasis mobile saat ini sangat digemari oleh masyarakat karena
mudah digunakan dan mudah untuk diakses kapan saja dan dimana saja.
Berdasarkan kemudahan ini, banyak masyarakat yang menggunakan gadget untuk
berkomunikasi. Gadget yang dimaksud adalah smartphone yang menggunakan
sistem operasi Android.
Berdasarkan uraian diatas, maka pada penelitian ini akan dibangun sebuah
aplikasi yang digunakan untuk melakukan proses perhitungan status gizi berbasis
mobile. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan setiap orang dapat mengetahui
status gizinya dari smartphone masing-masing
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah disampaikan, dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini yaitu: bagaimana merancang dan implementasi
Aplikasi gizi berbasis mobile dengan menggunakan metode waterfall ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun
aplikasi Gizi berbasis Mobile dengan menggunakan metode waterfall.
1.4 Batasan Masalah
Batasan-batasan masalah dalam pembangunan sistem ini adalah sebagai
berikut :
a. Pada penelitian ini hanya menggunakan platfom android.
b. Inputan sistem adalah berat badan, jenis kelamin dan usia. Sedangkan
keluaran sistem adalah data dengan keterangan Gizi lebih, Gizi baik,
Gizi Kurang dan Gizi Buruk.
c. Studi kasus pada penelitian ini adalah Balita berumur 0 sampai dengan
5 tahun yang ada di daerah Kecamatan Baturiti yang diambil 100
Balita secara acak sebagai sample.
1.5 Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan sistem yang dibangun
dapat bermanfaat bagi orang tua dalam mengawasi perkembangan gizi anak balita
dan mengatur pola makan agar selalu dalam keadaan sehat dengan berat yang
ideal.
1.6 Metodologi Penelitian
1.6.1 Metode Pengumpulan data
Pengumpulan data-data yang diperlukan dilakukan dengan
mengumpulkan data sekunder. Dimana data sekunder didapat secara langsung
dengan mengunjungi puskesmas 1 kecamatan Baturiti. Data yang diambil
berupa jenis kelamin, berat badan dan umur balita.
1.6.2 Desain Sistem
Tahap ini adalah proses untuk merencanakan atau mengatur sistem yang akan
dibangun menurut tahapan tertentu sebelum sistem tersebut diwujudkan. Tahap ini
adalah proses perencanaan sistem yang akan dibangun. Proses desain akan
menerjemahkan syarat kebutuhan kesebuah perancangan perangkat lunak yang dapat
diperkirakan sebelum dituangkan kedalam alur logika dengan menggunakan bahasa
pemrograman tertentu. Proses ini berfokus pada struktur data, arsitektur perangkat
lunak dan representasi interface. Perencanaan ini merupakan cikal bakal dari proses
implementasi sistem. Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1. Perancangan prosedur atau konsep eksekusi sistem yang dimodelkan
menggunakan United Modeling Language (UML)
2. Perancangan arsitektur sistem yang berupa rancangan bagaimana sistem akan
dibentuk atau disusun.
3. Perancangan antarmuka dari komponen-komponen sistem sesuai dengan
kebutuhan.
4. Perancangan data dan informasi seperti dokumen sumber, dan informasi yang
dihasilkan seperti laporan-laporan.
1.6.3 Implementasi
Pada tahap ini dilakukan proses implementasi system yang telah di
rancang, yaitu mengubah rancangan logical system kedalam bentuk code
dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu. Komponen - komponen
pendukung dari pengimplementasian Aplikasi gizi berbasis mobile,
1. Menggunakan bahasa pemrograman php dan java script yang
digunakan untuk pengembangan system.
2. Software emulator untuk menjalankan aplikasi pada komputer adalah
Android SDK
1.6.4 Pengujian Sistem
Pengujian perangkat lunak adalah elemen kritis dari jaminan kualitas
perangkat lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain dan
pengkodean (Pressman ,2001). Tujuan dari uji coba adalah mendesain serangkaian tes
yang secara sistematis mengungkap beberapa jenis kesalahan yang berbeda dan
melakukannya dalam waktu dan usaha yang minimum.Dalam pengujian sistem akan
dipergunakan beberapa teknik pengujian sistem diantaranya :
1. Pengujian kebutuhan fungsional sistem menggunakan teknik black-box karena
membantu validasi fungsi keseluruhan sistem. Pengujian black box dilakukan
berdasarkan kebutuhan pemakai sehingga setiap persyaratan yang tidak
lengkap atau tidak terduga, akan dapat dengan mudah diidentifikasi dan dapat
diatasi kemudian (Nidhra & Dondeti, 2012). Hasil dari pengujian black-box
ini akan dipaparkan ke dalam rencana pengujian dan deskripsi hasil uji sistem
pemeriksa lembar jawaban komputer silang. Contoh tabel rencana pengujian
dan tabel deskripsi hasil uji akan dipaparkan sesuai dengan tabel berikut:
Tabel 1. 1 Contoh Tabel Rencana Pengujian Black Box
No. Skenario Pengujian Keluaran Pengujian Hasil
Pengujian
Kesimpulan
2. Pengujian validasi digunakan untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun
sudah benar sesuai dengan yang dibutuhkan. Item-item yang telah dirumuskan
dalam daftar kebutuhan dan merupakan hasil analisis kebutuhan akan menjadi
acuan untuk melakukan pengujian validasi. Pengujian validasi menggunakan
metode pengujian Black Box. Tabel dari pengujian validasi dipaparkan pada
tabel berikut:
Tabel 1. 2 Contoh Pengujian Validasi
No. Kebutuhan Sub Proses Kesimpulan
3. Pengujian teknik white-box. White Box Testing merupakan cara pengujian
dengan melihat ke dalam modul untuk meneliti kode-kode program yang ada,
dan menganalisis apakah ada kesalahan atau tidak. Jika ada modul yang
menghasilkan output yang tidak sesuai dengan proses bisnis yang dilakukan,
maka baris-baris program, variabel, dan parameter yang terlibat pada unit
tersebut akan dicek satu persatu dan diperbaiki, kemudian di-compile ulang.
Dengan demikian dari pengujian ini akan diketahui apakah algoritma atau
metode yang digunakan dalam membangun sistem sudah diimplementasikan
secara benar.