bab i pendahuluan 1.1 latar belakang masalahdigilib.uinsgd.ac.id/5790/4/4_bab1.pdf · menurut wasis...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perekonomian Indonesia yang mulai bangkit pasca krisis ekonomi global
2008, memberikan peluang sekaligus ancaman bagi perusahaan untuk dapat
memenangkan persaingan usaha. Selain itu, era gobalisasi juga memberikan
tantangan berat bagi perusahaan dan para investor untuk dapat membuat
keputusan yang tepat atas dana yang dimiliki.
Laba sebagai hasil kinerja perusahaan tentunya menjadi pertimbangan
yang penting dalam membuat berbagai keputusan bisnis. Namun demikian, laba
yang tinggi tidak selalu dapat dijadikan ukuran bahwa perusahaan telah bekerja
dengan efektif dan efisien. Efektivitas dan efisiensi kinerja perusahaan dapat lebih
tepat diproyeksikan dalam hasil perbandingan antara laba dengan aktiva atau
modal yang digunakan perusahaan untuk memperoleh laba tersebut. Dengan kata
lain, tingkat rentabilitas perusahaan merupakan ukuran yang lebih baik dalam
menilai kinerja perusahaan sehingga dapat menjadi pertimbangan yang lebih
relevan dalam mengambil keputusan bisnis.
Rentabilitas menurut Riyanto (1997 : 35) merupakan "perbandingan antara
laba dengan aktiva atau modal yang mengahasilkan laba tersebut". Untuk menilai
efisiensi penggunaan modal atau aktiva, rentabilitas umumnya dapat diukur
dengan dua cara yaitu rentabilitas ekonomis dan rentabilitas usaha atau
rentabilitas modal sendiri.
2
Rentabilitas ekonomis dinilai melalui perbandingan laba operasi dengan
keseluruhan modal yang dimiliki perusahaan yaitu modal sendiri dan modal asing.
Sedangkan, rentabilitas usaha dinilai melalui perbandingan laba setelah pajak
dengan ekuitas perusahaan. Rentabilitas usaha mengukur sejauh mana perusahaan
dapat mengahasilkan laba dengan hanya mengandalkan modal sendiri tanpa
bergantung pada modal asing.
Terdapat dua konsep utama yang umumnya membedakan pengertian
modal kerja. Modal kerja dapat diartikan sebagai modal kerja kotor (gross
working capital) dan modal kerja bersih (net working capital). Ketika akuntan
menggunakan istilah modal kerja, secara umum akuntan merujuk pada konsep
modal kerja bersih yang merupakan selisih lebih antara aktiva lancar dengan
hutang lancar. Di lain pihak, para analis keuangan merujuk pada jumlah aktiva
lancar atau konsep modal kerja kotor ketika berbicara modal kerja.
Menurut James C. Van Horne, John M. Wachowicz, Jr (2005:308) Modal
kerja bersih adalah perbedaan nilai uang antara aktiva lancar dan kewajiban
jangka pendek Aktiva lancar – hutang lancar.
Pengelolaan modal kerja memiliki peran yang sangat penting untuk
menjamin kontinuitas perusahaan dan juga menghasilkan laba perusahaan. Modal
kerja pada perusahaan umumnya tidak hanya menyangkut aktiva lancer saja tetapi
kewajiban lancar juga, yang bias digunakan untuk menandai aktiva lanacar
tersebut. Untuk itu modal kerja harus dikelola dengan tepat untuk memungkinkan
perusahaan dapat beroperasi secara efisien.
3
Dalam upaya untuk mewujudkan operasi perusahaann yang efisien, ukuran
keberhasilan perusahaan tidak cukup dilihat dari besarnya laba yang diperoleh
tetapi juga dilihat dari rentabilitasnya. Untuk menilai rentabilitas suatu
perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya rentabilitas modal
sendiri yaitu membandingkan antara laba usaha dengan modal sendiri yang
dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Meningkatnya kepuasan
investasi pada tiap tahunnya tersebut dapat berpengaruh terhadap kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba yang lebih maksimal yang dalam hal ini
diukur dengan menggunakan rentabilitas modal sendiri.
Pada kenyataannya tidak semua teori mengenai modal kerja bersih (net
working capital) dapat memberikan pengaruh terhadap ROE (Return on Equity),
hal ini tidak sejalan dengan bukti empiris yang ada seperti yang terjadi pada ROE
perusahaan PT. Kimia Farma Tbk. Penelitian ini akan difokuskan pada
perusahaan yang bergerak di bidang pharmaceuticals yaitu perusahaan PT. Kimia
Farma Tbk mengenai modal kerja bersih (net working capital) terhadap ROE
(Return on Equity)
Berdasarkan data yang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2002 – 2011 adalah sebagai berikut :
4
Tabel 1.1
Modal Kerja Bersih dan ROE
(Net Working Capital and Return on Equity)
PT. Kalbe Farma Tbk, PT. Merck Tbk, PT. Pyridam Farma Tbk.
(Dalam Million Rupiah)
Tahun
(Net Working Capital) Modal Kerja
Bersih
(Return on Equity) ROE dalam %
PT. Kalbe
Farma
Tbk.
PT. Merck
Tbk.
PT.
Pyridam
Farma Tbk.
PT.
Kalbe
Farma
Tbk
PT. Merck
Tbk.
PT.
Pyridam
Farma Tbk.
2002 200.195 104.569 5.696 54.49 25.08 0.75
2003 659.653 98.865 4.430 38.95 31.71 1.02
2004 1.572.863 91.164 4.860 30.54 37.16 2.30
2005 2.656.320 120.227 5.196 26.84 31.99 2.09
2006 2.662.518 178.610 9.543 22.59 36.74 2.65
2007 3.005.379 220.822 10.857 20.84 31.93 2.60
2008 2.808.758 260.248 16.179 19.51 30.13 3.33
2009 3.010.118 275.039 23.820 21.55 41.42 5.17
2010 3.776.690 274.857 31.429 23.94 32.72 5.44
2011 4.325.534 426.295 37.522 23.63 46.78 6.28
Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2002-2011
Dari data modal kerja bersih di atas penulis mengambil beberapa
perusahaan dari industri Pharmaceuticals sebagai pembanding diantaranya pada
perusahaan PT. Merck Tbk. Tahun 2002-2003 terjadi penurunan sebesar 5.704M,
5
pada tahun 2003-2004 terjadi penurunan sebesar 7.701M, dan pada tahun 2009-
2010 terjadi penurunan sebesar 182M, pada Perusahaan PT. Pyridam Farma Tbk.
pada 2002-2003 terjadi penurunan sebesar 1.266M, dan pada perusahaan PT.
Kalbe Farma tahun 2007-2008 terjadi penurunan sebesar 196.621M.
Sedangkan rentabilitas pada perusahaan PT. Merck Tbk. Tahun 2004-2005
terjadi penurunan sebesar 5,17M , pada tahun 2006-2007 terjadi penurunan
sebesar 4.81M, pada tahun 2007-2008 terjadi penurunan sebesar 1,8M, dan pada
tahun 2009-2010 terjadi penurunan sebesar 8,7M, pada Perusahaan PT. Pyridam
Farma Tbk. pada 2004-2005 terjadi penurunan sebesar 0,21M, dan pada 2006-
2007 terjadi penurunan sebesar 0,05M, perusahaan PT. Kalbe Farma tahun 2002-
2003 terjadi penurunan sebesar 15,54M, tahun 2003-2004 terjadi penurunan
sebesar 8,41M, tahun 2004-2005 terjadi penurunan sebesar 3,7M, tahun 2005-
2006 terjadi penurunan sebesar 4,25M, tahun 2006-2007 terjadi penurunan
sebesar 1,75M, tahun 2007-2008 terjadi penurunan sebesar 1.33M, dan tahun
2010-2011 terjadi penurunan sebesar 0,31M.
Table 1.2
Modal Kerja Bersih dan ROE
(Net Working Capital and Return on Equity)
PT. Kimia Farma Tbk
(Dalam Million Rupiah)
Tahun
(Net Working Capital) Modal Kerja
Bersih
(Return on Equity)
ROE
2002 304.413 5.23
2003 295.878 6.03
6
2004 336.014 9.55
2005 376.987 6.26
2006 397.902 5.05
2007 459.883 5.75
2008 500.763 5.84
2009 510.030 6.28
2010 669.726 12.45
2011 803.336 13.71
Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2002-2011
Dari data di atas dapat diketahui pada tahun 2002-2003 terjadi penurunan
sebesar 8.535M, pada tahun 2003-2004 terjadi peningkatan sebesar 40.136M,
pada tahun 2004-2005 terjadi peningkatan sebesar 40.973M, pada tahun 2005-
2006 terjadi peningkatan sebesar 20.975M, pada tahun 2006-2007 terjadi
peningkatan sebesar 61.981, pada tahun 2007-2008 terjadi penurunan sebesar
40.880M, pada tahun 2008-2009 terjadi peningkatan sebesar 9.267M, pada tahun
2009-2010 terjadi peningkatan sebesar 159.696M dan pada tahun 2010-2011
terjadi peningkatan sebesar 133.610M.
Sedangkan rentabilitas pada tahun 2003 mengalami peningkatan sebesar
0,8%, pada tahun 2004 mengalami peningkatan sebesar 3,52%, pada tahun 2005
mengalami penurunan sebesar 3,29%, pada tahun 2006 mengalami penurunan
sebesar 1,21%, pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 0,70%, pada
tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 0,09%, pada tahun 2009 mengalami
7
peningkatan sebesar 0,44%, pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar
6,17%, pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 1,26%.
Dari tabel dan keterangan diatas dapat diketahui bahwa modal kerja bersih
fluktuatif walaupun terus meningkat tetapi pernah mengalami penurunan.
Begitupun dengan rentabilitas walaupun terus menurun tetapi pernah mengalami
peningkatan.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa setiap tambahan modal sendiri
belum tentu mempertinggi tingkat rentabilitas modal sendiri, tetapi tambahan
modal sendiri yang selalu mempunyai efek pada suatu keadaan tertentu dapat
menaikan rentabilitas modal sendiri, dan dapat pula menurunkan tingkat
rentabilitas tersebut.
Uraian latar belakang di atas merupakan ide yang mendasari dilakukannya
penelitian “ Pengaruh Net Working Capital Terhadap Return On Equity
(ROE) (Di PT. Kimia Farma Tbk Pada Tahun 2002 – 2011)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Sebagaimana telah dijelaskan pada latar belakang diatas, dimana modal
kerja merupakan salah satu unsur penting sebuah perusahaan. Untuk mendapatkan
modal kerja tersebut perusahaan dapat menggunakan modal sendiri. Inti dari
masalah pada penelitian ini adalah akan menjelaskan bagaimana perkembangan
net working capital serta bagaimana faktor tersebut berpengaruh terhadap return
on equity.
8
1.3 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang penelitian diatas, maka masalah penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan Net Working Capital pada PT. Kimia
Farma Tbk?
2. Bagaimana perkembangan Return On Equity (ROE) pada PT.
Kimia Farma Tbk?
3. Bagaimana pengaruh Net Working Capital terhadap Return On
Equity (ROE) di PT. Kimia Farma Tbk?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui perkembangan Net Working Capital pada PT.
Kimia Farma Tbk?
2. Untuk mengetahui perkembangan Return On Equity (ROE) pada
PT. Kimia Farma Tbk?
3. Untuk mengetahui pengaruh Net Working Capital terhadap Return
On Equity (ROE) di PT. Kimia Farma Tbk?
1.5 Kegunaan Penelitian
Dengan tercapainya tujuan dalam penelitian ini, maka hasil penelitian ini
dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya :
9
1. Bagi Peneliti, sebagai bahan masukan didalam menambah ilmu
pengetahuan dan pengembangan wawasan bidang akuntansi keuangan
dan pasar modal, khususnya tentang modal kerja bersih dan
implikasinya terhadap rentabilitas modal sendiri atau return on equity
(ROE);
2. Bagi Investor/Calon Investor, sebagai bahan masukan didalam
menilaikredibilitas perusahaan yang terdaftar di bursa dan pembuatan
kebijakan-kebijakan di bursa;
3. Bagi Peneliti lainnya, sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya
didalam melakukan penelitian lanjutan.
1.6 Kerangka Pemikiran
Pengaturan manajemen yang baik tidak terlepas dari keadaan modal kerja
pada perusahaan tersebut. Modal kerja merupakan investasi modal perusahaan
dalam aktiva lancar yang harus selalu ada untuk membiayai operasi perusahaan
sehari-hari. Dengan adanya modal kerja yang cukup, diharapkan perusahaan dapat
beroperasi dengan seefisien mungkin dan tidak akan mengalami kesulitan uang.
Modal kerja memiliki dua pengertian yaitu modal kerja bruto dan modal
kerja neto. Modal kerja neto adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar
dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu
likuiditasnya yaitu kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar.
Pengertian modal kerja menurut Jumingan (2005:66) adalah kelebihan
aktiva lancar terhadap utang jangka pendek (Net Working Capital). Sedangkan
10
modal kerja bersih menurut James C. Van Horne, John M. Wachowicz, Jr
(2005:38) modal kerja bersih adalah perbedaan nilai uang antara aktiva lancar dan
kewajiban jangka pendek.
Penilaian tingkat rentabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan rasio rentabilitas modal sendiri (ROE), karena modal kerja
terhadap rentabilitas ditunjukan oleh pengaruh perubahan rasio aktiva lancar
terhadap total aktiva terhadap kemampuan menghasilkan laba.
Pengertian rentabilitas modal sendiri menurut Bambang Riyanto (2001:44)
adalah petbandingan antaar jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri
di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di
lain pihak.
Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan teori-teori dari
beberapa ahli. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Tabel 1.3
Kerangka Teoritis
Grand Theory
Net Working Capital
Subtancy Theory
Net Working Capital
1. Menurut Drs. Abbas Kartadinata
(1993:3) dalam bukunya
pembelanjaan: Modal kerja adalah
working capital merupakan selisih
antaraaktiva lancar (current assets)
Menurut James C. Van Horne,
John M. Wachowicz, Jr
(2005:308) Modal kerja bersih
adalah perbedaan nilai uang
antara aktiva lancar dan
11
dan passiva lancar (current liabilities).
2. Menurut James C. Van Horne, John
M. Wachowicz, Jr (2005:308) Modal
kerja bersih adalah perbedaan nilai
uang antara aktiva lancar dan
kewajiban jangka pendek Aktiva
lancar – hutang lancar.
3. Menurut Wasis (1991, p.63) Modal
kerja adalah Modal Kerja adalah
dana yang ditanamkan dalam aktiva
lancar, oleh karena itu dapat berupa
kas, piutang, surat – surat berharga,
persediaan dan lain-lain. Modal kerja
bruto adalah keseluruhan dari aktiva /
harta lancar yang terdapat dalam sisi
debet neraca. Modal kerja neto adalah
keseluruhan harta lancar dikurangi
utang lancar. Dengan perkataan lain
modal kerja neto adalah selisih antara
aktiva lancar dikurangi dengan
hutang lancar.
kewajiban jangka pendek (Aktiva
lancar – hutang lancer)
12
Grand Theory
Return On Equity(ROE)
Subtancy Theory
Return On Equity(ROE)
1. Menurut Bambang Riyanto (2001:44)
Rentabilitas modal sendiri adalah
perbandingan antara jumlah laba yang
tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu
pihak dengan jumlah modal sendiri yang
menghasilkan laba tersebut di lain pihak.
Laba Bersih
Modal Sendiri
2. Return on equity merupakan perbandingan
antara laba bersih sesudah pajak dengan
total ekuitas. Return on equity merupakan
suatu pengukuran dari penghasilan
(income) yang tersedia bagi para pemilik
perusahaan (baik pemegang saham biasa
maupun pemegang saham preferen) atas
modal yang mereka investasikan di dalam
perusahaan (Syafri, 2008:305).
3. Return on equity adalah rasio yang
memperlihatkan sejauh manakah
perusahaan mengelola modal sendiri (net
worth) secara efektif, mengukur tingkat
keuntungan dari investasi yang telah
dilakukan pemilik modal sendiri atau
pemegang saham perusahaan (Sawir
2009:20).
Menurut Bambang Riyanto
(2001:44) Rentabilitas
modal sendiri adalah
perbandingan antara jumlah
laba yang tersedia bagi
pemilik modal sendiri di
satu pihak dengan jumlah
modal sendiri yang
menghasilkan laba tersebut
di lain pihak.
Laba Bersih
Modal Sendiri
13
Berdasarkan kerangka teoritis di atas, maka hubungan variabel penelitian
dalam penelitian digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1
KerangkaPemikiran
Berdasarkan teori-teori tentang net working capital dan return on equity
(ROE) yang telah dipaparkan sebelumnya, maka paradigma dari penelitian yang
penulis lakukan sebagai berikut:
Dari gambar 1.5 dapat dijelaskan bahwa faktor Current Assets (X1.1).
Current liabilities (X1.2), yang akan mempengaruhi Net working Capital. Faktor
Laba Bersih (Y1.1), Modal Sendiri (Y1.2), ini akan menjadi faktor-faktor yang
mempengaruhi Return On Equity(ROE).
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan teori
yang dikemukakan oleh Menurut James C. Van Horne, John M. Wachowicz, Jr
yang menjelaskan tentang modal kerja bersih. Dan menggunakan teori Bambang
X1.1 Current Assets
Y1.1 Laba bersih
Y Return On
Equity (ROE)
Y1.2 Modal Sendiri
X1.2 Current
liabilities
X1 Net Working
Capital
14
Riyanto tentang rentabilitas atau return on equity (ROE), hal ini disebabkan
karena teori inilah yang paling tepat diterapkan.
1.7 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian sebelumnya.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Wijayanti (2007), yang meneliti pengaruh
modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap return on equity (ROE) pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Data yang digunakan
merupakan data laporan laba rugi dan neraca tahun 2002 – 2004.
1.8 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2008: 93) menjelaskan bahwa, hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara,
karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empirik.
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas maka hipotesis yang
dikemukakan adalah :
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa
yang peneliti cari. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara
sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan
merupakan dasar kerja serta panduan-panduan dalam verifikasi. Berdasarkan
15
kerangka berpikir yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti dapat
merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka dapat dibuat
hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis 1
Ho :
Ha :
Tidak terdapat perkembangan Net Working Capital pada PT.
Kimia Farma Tbk.
Terdapat perkembangan Net Working Capital pada PT. Kimia
Farma Tbk.
Hipotesis 2
Ho :
Ha :
Tidak terdapat perkembangan Return On Equity (ROE) pada
PT. Kimia Farma Tbk.
Terdapat perkembangan Return On Equity (ROE) pada PT.
Kimia Farma Tbk.
Hipotesis 3
Ho :
Ha :
Tidak terdapat pengaruh net working capital terhadap return on
equity (ROE) pada PT. Kimia Farma Tbk.
Terdapat pengaruh net working capital terhadap return on
equity (ROE) pada PT. Kimia Farma Tbk.