sidosakti8.files.wordpress.com file · web viewpengertian modal modal dibagi ke dalam modal inti...

41
Tulisan: Drs. Zainul Arifin, MBA Kecukupan Modal Bank Tingkat kecukupan modal bank dinyatakan dengan suatu ratio tertentu yang disebut ratio kecukupan modal atau capital edequasy ratio (CAR). Tingkat kecukupan modal ini dapat diukur dengan cara (1) membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga dan (2) membandingkan modal dengan aktiva beresiko. (1) Membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga Dilihat dari sudut perlindungan kepentingan para deposan, perbandingan antara modal dengan pos-pos pasiva merupakan petunjuk tentang tingkat keamanan simpanan masyarakat pada bank. Perhitungannya merupakan ratio modal dikaitkan dengan simpanan pihak ketiga (giro, deposito dan tabungan) sebagai berikut : Modal dan cadangan ————————— = 10 % Giro + Deposito + tabungan Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa ratio modal atas simpanan cukup dengan 10 % dan dengan ratio itu permodalan bank dianggap sehat. Ratio antara modal dan simpanan masyarakat harus dipadukan dengan memperhitungkan aktiva yang mengandung resiko. Oleh karena itu modal harus dilengkapi oleh berbagai cadangan sebagai penyangga modal, sehingga secara umum modal bank terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. (2) Membandingkan modal dengan aktiva beresiko. Ukuran kedua inilah yang dewasa ini menjadi kesepakatan BIS (bank for International Settlements) yaitu organisasi bank sentral dari negara-megara maju yang disponsori oleh Amerika Serikat, Kanada, negara-negara Eropah Barat dan Jepang. Kesepakatan tentang ketentuan permodalan itu dicapai pada tahun 1988, dengan menetapkan CAR, yaitu ratio minimum yang mendasarkan kepada perbandingan antara modal dengan aktiva beresiko. Kesepakatan ini dilatar-belakangi oleh hasil pengamatan para ahli perbankan negara-negara maju, termasuk para pakar IMF dan World Bank, tentang adanya ketimpangan struktur dan sistem perbankan internasional. Hal ini didukung oleh beberapa indikasi sebagai berikut : · Krisis pinjaman negara-negara Amerika Latin telah mengganggu kelancaran arus peredaran uang internasional. · Persaingan yang dianggap unfair antara bank-bank Jepang dengan bank-bank Amerika dan Eropah di Pasar Uang Internasional. Bank-

Upload: nguyenquynh

Post on 09-Apr-2019

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Tulisan: Drs. Zainul Arifin, MBA

Kecukupan Modal Bank

Tingkat kecukupan modal bank dinyatakan dengan suatu ratio tertentu yang disebut ratio kecukupan modal atau capital edequasy ratio (CAR). Tingkat kecukupan modal ini dapat diukur dengan cara (1) membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga dan (2) membandingkan modal dengan aktiva beresiko.

(1) Membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga

Dilihat dari sudut perlindungan kepentingan para deposan, perbandingan antara modal dengan pos-pos pasiva merupakan petunjuk tentang tingkat keamanan simpanan masyarakat pada bank. Perhitungannya merupakan ratio modal dikaitkan dengan simpanan pihak ketiga (giro, deposito dan tabungan) sebagai berikut :

Modal dan cadangan————————— = 10 %Giro + Deposito + tabungan

Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa ratio modal atas simpanan cukup dengan 10 % dan dengan ratio itu permodalan bank dianggap sehat.Ratio antara modal dan simpanan masyarakat harus dipadukan dengan memperhitungkan aktiva yang mengandung resiko. Oleh karena itu modal harus dilengkapi oleh berbagai cadangan sebagai penyangga modal, sehingga secara umum modal bank terdiri dari modal inti dan modal pelengkap.

(2) Membandingkan modal dengan aktiva beresiko.

Ukuran kedua inilah yang dewasa ini menjadi kesepakatan BIS (bank for International Settlements) yaitu organisasi bank sentral dari negara-megara maju yang disponsori oleh Amerika Serikat, Kanada, negara-negara Eropah Barat dan Jepang. Kesepakatan tentang ketentuan permodalan itu dicapai pada tahun 1988, dengan menetapkan CAR, yaitu ratio minimum yang mendasarkan kepada perbandingan antara modal dengan aktiva beresiko.Kesepakatan ini dilatar-belakangi oleh hasil pengamatan para ahli perbankan negara-negara maju, termasuk para pakar IMF dan World Bank, tentang adanya ketimpangan struktur dan sistem perbankan internasional.

Hal ini didukung oleh beberapa indikasi sebagai berikut :· Krisis pinjaman negara-negara Amerika Latin telah mengganggu kelancaran arus peredaran uang internasional.· Persaingan yang dianggap unfair antara bank-bank Jepang dengan bank-bank Amerika dan Eropah di Pasar Uang Internasional. Bank-bank Jepang memberikan pinjaman amat lunak (bunga rendah) karena ketentuan CAR di negara itu amat lunak, yaitu antara 2 sampai 3 persen saja.· Terganggunya situasi pinjaman internasional yang berakibat terganggunya perdagangan internasional.

Berdasarkan indikasi-indikasi itu lalu BIS menetapkan ketentuan perhitungan Capital Edequacy Ratio (CAR) yang harus diikuti oleh bank-bank di seluruh dunia sebagai aturan main dalam kompetisi yang fair di pasar keuangan global, yaitu ratio minimum 8% permodalan terhadap aktiva berisiko .

Penerapan CAR untuk Perbankan Indonesia

a. Pengertian modalModal dibagi ke dalam modal inti dan modal pelengkapModal inti (tier 1) terdiri dari :(1) Modal Setor, yaitu modal yang disetor secara efektif oleh pemilik. Bagi Bank milik koperasi modal setor terdiri dari simpanan pokok dan simpana wajib para anggotanya.(2) Agio saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan nilai nominal saham.

(3) Modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, termasuk selisih nilai yang tercatat dengan harga (apabila saham tersebut dijual).(4) Cadangan Umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan dengan persetujuan RUPS.(5) Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu atas persetujuan RUPS.(6) Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang oleh RUPS diputuskan untuk tidak dibagikan(7) Laba tahun lalu, yaitu laba bersih tahun lalu setelah pajak, yang belum ditetapkan penggunaannya oleh RUPS.Jumlah laba tahun lalu hanya diperhitungkan sebesar 50 % sebagai modal inti. Bila tahun lalu rugi harus dikurangkan terhadap modal inti(8) Laba tahun berjalan, yaitu laba sebelum pajak yang diperoleh dalam tahun berjalan.- Laba ini diperhitungkan hanya 50% sebagai modal inti.- Bila tahun berjalan rugi, harus dikurangkan terhadap modal inti.(9) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan, yaitu modal inti anak perusahaan setelah dikompensasikan dengan penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut.

Bila dalam pembukuan bank terdapat goodwill, maka jumlah modal inti harus dikurangkan dengan nilai goodwill tersebut.Bank syariah dapat mengikuti sepenuhnya pengkategorian unsur-unsur tersebut di atas sebagai modal inti, karena tidak ada hal-hal yang bertentangan dengan prinsp-prinsp syariah.

Modal pelengkap (tier 2)

Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk bukan dari laba setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dipersamakan dengan modal. Secara terinci modal pelengkap dapat berupa :- Cadangan revaluasi aktiva tetap- Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifkaskan- Modal pinjaman yang mempunyai ciri-ciri :a. Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan dipersamakan dengan modal dan telah dibayar penuhb. Tidak dapat dilunasi atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan BIc. Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal memikul kerugian bankd. Pembayaran bunga dapat ditangguhkan bila bank dalam keadaan rugi- Pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat-syarat sbb:a. Ada perjanjian tertulis antara pemberi pinjaman dengan bankb. Mendapat persetujuan dari BIc. Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutand. Minimal berjangka waktu 5 tahune. Pelunasan pinjaman harus dengan persetujuan BIf. Hak tagih dalam hal terjadi terjadi likuidasi berlaku paling akhir (kedudukannya sama dengan modal)

Modal pelengkap ini hanya dapat diperhitungkan sebagai modal setinggi-tingginya 100 % dari jumlah modal inti.

Khusus menyangkut modal pinjaman dan pinjaman subordinasi, bank syariah tidak dapat mengkategorikannya sebagai modal, karena sebagaimana diuraikan di atas, pinjaman harus tunduk pada prinsip qard dan qard tidak boleh diberikan syarat-syarat seperti ciri-ciri atau syarat-syarat yang diharuskan dalam ketentuan tersebut.

b. Tata-cara Perhitungan Kebutuhan modal minimum

Perhitungan kebutuhan modal didasarkan pada aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Yang

dimaksud dengan aktiva dalam perhitungan ini mencakup baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin dalam kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan bagi pihak ketiga. Terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot risiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung dalam aktiva itu sendiri atau yang didasarkan atas penggolongan nasabah, penjamin atau sifat barang jaminan.

Berdasarkan prinsip tersebut di atas, maka rincian bobot risiko dan ATMR untuk semua aktiva adalah seperti contoh formulir perhitungan penyediaan modal minimum sebagai berikut: (tabel lebih lengkap dapat di download di sini)

I. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR)1. AKTIVA NERACA (rupiah dan valas)1.1. Kas1.2. Emas dan mata uang emas1.3. Giro pada Bank Indonesia1.4. Tagihan pada bank laina. pada bank sentral negara lainb. pada bank lain (20 %)c. pada bank lain yang dijamin oleh pemerintah pusat atau bank sentral1.5. Surat berharga yang dimilikia. SBIb. Treasury bill negara lainc. Sertifikat bank sentral negara laind. SBPU- Yang diterbitkan atau dijamin oleh Bank sentral dan Pemerintah Pusat- yang diterbitkan dan dijamin dengan uang kas, uang kertas asing, emas, serta giro, deposito dan tab. Pada bank ybs. Sebesar nilai jaminan tersebut.- yang diterbitkan atau dijamin oleh bank lain, pemerintah daerah, lembaga non departemen di Indonesia, dan bank pembangunan multilateral (20 %)- yang diterbitkan atau dijamin oleh BUMN dan perusahaan milik pemerintah pusat negara lain (50 %)- yang diterbitkan atau dijamin oleh pihak swasta lainnya (100 %)e. Saham dan Obligasi- yang diterbitkan oleh bank lain (20 %)- yang diterbitkan oleh BUMN dan pemerintah milik pemerintah ousat negara lain (50 %)- yang diterbitkan oleh pihak swasta lainnya (100 %)1.6. a. Kredit yang diberikan kepada atau dijamin oleh- bank sentral- pemerintah pusat- uang kas, uang kertas asing, emas, mata uang emas, serta giro, deposito dan tabungan pada bank ybs. sebesar nilai dari jaminan tersebut- bank lain, pemda, lembaga non departemen di Indonesia, bank pembangunan multilateral (20 %)- BUMN dan perusahaan milik pemerintah pusat Negara lain (50 %)- Pihak-pihak lainnya (100 %)b. KPR yang dijamin oleh hipotek pertama dengan tujuan untuk dihuni (50 %)1.7.  Penyertaan (100 %)1.8. Aktiva tetap dan inventaris (nilai buku) (100 %)1.9. Antar kantor aktiva (netto) (100 %)1.10. Rupa-rupa aktiva (100 %)1.11. Jumlah ATMR aktiva neraca

2. REKENING ADMINISTRATIF (rupiah dan valas)

2.1.a. Fasilitas kredit yang belum dipergunakan yang disediakan sampai dengan akhir tahun takwim

berjalan yang disediakan bagi atau dijamin oleh/dengan, atau dijamin surat-berharga yang diterbitkan oleh :- Bank Sentral- Pemerintah Pusat- Uang kas, uang kertas asing, emas, mata uang emas, serta giro, deposito dan tabungan pada bank yang bersangkutan sebesar nilai dari jaminan tersebut.- bank lain, pemda, lembaga non departemen di Indonesia, bank pembangunan multilateral (10 %)- BUMN dan perusahaan milik pemerintah pusat negara lain. (25 %)- Pihak-pihak lainnya. (50 %)2.1.b.  Yang disediakan dalam rangka KPR yang dijamin hipotik  pertama dengan tujuan untuk dihuni. (25 %)2.2. Jaminan banka. Dalam rangka pemberian kredit termasuk Standby L/C dan risk sharing serta endosemen atau aval atas surat-surat berharga yang diberikan atas permintaan :- Bank sentral dan pemerintah pusat- Bank lain, pemda, lembaga non departemen di Indonesia, bank pembangunan multilateral. (20 %)- BUMN dan perusahaan milik pemerintah pusat negara lain (50 %)- Pihak-pihak lainnya (100 %)b. Bukan dalam rangka pemberian kredit, seperti bid bonds, performance bonds, dan advance payment bonds, yang diberikan atas pertintaan :- bank sentral dan pemerintah pusat- bank lain, pemda, lembaga non departemen di Indonesia, bank pembangunan multilateral. (10 %)- BUMN dan perusahaan milik pemerintah pusat negara lain (20 %)- Pihak-pihak lain. (50 %)c. L/C yang masih berlaku (tidak termasuk standby L/C) yang diberikan atas permintaan :-  bank sentral dan pemerinta pusat-  bank lain, pemda, lembaga non departemen di Indonesia, bank pembangunan multilateral (4 %)-  BUMN dan perusahaan milikpemerintah pusat negara lain (10 %)-  pihak-pihak lain (20 %)2.3. Kewajiban membeli kembali aktiva bank dengan syarat repurchase sgreement2.4. Posisi netto kontrak berjangka valuta asing dan swap bunga (forward exchange contract and interest rate swap contract)2.5. Jumlah ATMR rekening administratif

3. JUMLAH ATMR (1.1.11 + 2.2.5.)

II. MODAL1. Modal Inti1.1. Modal disetor1.2. Agio saham1.3. Cadangan Umum1.4. Cadangan tujuan1.5. Laba ditahan1.6. Laba tahun-tahun lalu (50%)1.7. Rugi tahun-tahun lalu (100%)-/-1.8. Laba tahun berjalan (50%)1.9. Rugi tahun berjalan (100%)1.10. Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan1.11. Sub total1.12. Good will -/-1.13. Jumlah Modal Inti2. Modal Pelengkap2.1. Cadangan revaluasi aktiva tetap

2.2. Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikaskan (1.25% ATMR)2.3. Modal kuasi2.4. Pinjaman Subordinasi (maksimal 50% dari modal inti)2.5. Jumlah Modal pelengkap2.6. Jumlah modal pelengkap yang diperhitungkan (maksimal 100 % dari modal inti)3. Jumlah modal (1.13 + 2.6.)III. Modal minimum (8% x 1.3.)IV. Kelebihan atau kekurangan modal (II.3 - III)V. Ratio Modal (II.3 : 1.3.)

ATMR aktiva neraca diperoleh dengan cara mengalikan nilai nominal items neraca tersebut dengan bobot risiko. Misalnya kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar Rp.1 milyar dengan bobot risiko 50 % maka ATMR adalah Rp. 500 juta.

ATMR aktiva administratif diperoleh dengan cara mengalikan nilai nominal dengan bobot risiko aktiva administratif tersebut. Midalnya Jaminan bank yang diberikan atas permintaan Pemda sebesar Rp.1 milyar dengan bobot risiko 20 % maka ATMR adalah Rp.200 juta.

Setelah angka ATMR diperoleh maka kebutuhan modal minimum atau CAR bank sedikit-dikitnya adalah 8 % dari ATMR. Dengan membandingkan ratio modal dengan kewajiban penyediaaan modal minimum, maka akan diketahui apakah bank telah memenuhi ketentuan CAR atau tidak.

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) bank syariah

Resiko atas modal berkaitan dengan dana yang diinvestasikan pada aktiva beresiko, baik yang beresiko rendah ataupun yang resikonya lebih tinggi dari yang lain. ATMR adalah faktor pembagi (denominator) dari CAR sedangkan modal adalah faktor yang dibagi (numerator) untuk mengukur kemampuan modal menanggung resiko atas aktiva tersebut.

Dalam menelaah ATMR pada bank syariah, terlebih dahulu harus dipertimbangkan , bahwa aktiva bank syari’ah dapat dibagi atas:· Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan/atau kewajiban atau hutang (wadi’ah atau qard dan sejenisnya) dan· Aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil (Profit and loss Sharing Investment Account) yaitu mudharabah (baik General Investment Account/mudharabah mutlaqah yang tercatat pada neraca/on balance sheet maupun Restricted Investment Account/mudharabah muqayyadah yang dicatat pada rekening administratif/off balance sheet).

Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan kewajiban atau hutang, resikonya ditanggung oleh modal sendiri, sedangkan aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil, resikonya ditanggung oleh dana rekening bagi hasil itu sendiri. Namun demikian, sebagaimana telah diuraikan di atas, pemilik rekening bagi hasil dapat menolak untuk menanggung resiko atas aktiva yang dibiayainya, apabila terbukti bahwa resiko tersebut timbul akibat salah urus (mis management), kalalaian atau kecurangan yang dilakukan oleh manajemen bank selaku mudharib. Oleh karenanya tetap ada potensi resiko, (katakanlah dengan probability 50 %), yang harus ditanggung oleh modal bank sendiri. Hal ini mengandung konsekuensi bahwa atas aktiva ini harus pula dibentuk PPAP.

Berdasarkan pembagian jenis aktiva tersebut di atas, maka pada prinsipnya bobot resiko bank syari’ah atas :· Aktiva yang dibiaya oleh modal bank sendiri dan / atau dana pinjaman (wadi’ah, card dan sejenisnya) adalah 100 %. Sedangkan· Aktiva yang dibiaya oleh pemegang rekening bagi hasil (baik general ataupun restricted investment account) adalah 50 %

Penggolongan lebih lanjut (berdasarkan rating pihak-pihak yang dibiayai / pengelola dana investasi atau penjaminnya) dapat mengkuti ketentuan Bank Indonesia ataupun Busle commitee yang ada.

contoh lebih lengkap dapat di download di sini

Pada prisipnya bank syariah dalam memperhitungkan kecukupan modalnya mengikuti metodologi Basle , kecuali beberapa unsur sebagaimana diuraikan di atas.

A. KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF (KAP)

Aktiva produktif bank syari’ah dapat dibedakan atas :a. Piutang penjualan (murabahah) dan sewa (ijarah)b. Investasi pada:· Musyarakah· Mudharabah· Salam· Istishna’· Persediaan· Aktiva yang disewakan

Kualitas piutang penjualan (murabahah) dan sewa (ijarah) didasarkan pada kemampuan membayar, kondisi keuangan dan prospek usaha. Demikian juga kualitas investasi pada musyarakah dan mudharabah dapat di dasarkan atas tingkat kesesuaian antara realisasi bagi hasil dengan proyeksinya, kondisi keuangan dan prospek usaha.

Dalam pembiayaan mudharabah, bank dapat menolak untuk menanggung resiko, bila ternyata diakibatkan oleh kesengajaan, kelalian atau pelanggaran oleh nasabah sebagai mudharib. Berdasarkan hal itu maka faktor jaminan dalam pembiayaan mudharabah dapat diperhitungkan untuk menutup resiko tersebut.

Salam dan istishna’ adalah cara memperoleh barang dengan membayar di muka sedang barangnya akan diterima kemudian, dan bukan aktiva produktif. Oleh karena itu tidak diperlukan perhitungan KAPnya. Sedangkan untuk masalah pencadangannya diatur dalam standar akuntansi sebagaimana unsur aktiva lain (seperti aktiva dalam proses). Demikian pula halnya dengan persediaan dan aktiva yang disewakan. (selesai)

sumber : Tazkia Cendekia

Kamis, 2007 Juli 05

MANAJEMEN RESIKO BANK SYARIAH

MANAJEMEN RESIKO BANK SYARIAH

Oleh : Zulfikar

Ada beberapa alasan mengapa manajemen resiko harus diterapkan di perbankan syariah, dan mengapa begitu penting, jika kita teliti lagi lebih lanjut apalagi dengan penerapan Bassel Accord II yang merupakan penyempurnaan dari Bassel Accord I, tidak terlepas dari resiko global yang terjadi pada peristiwa Enron dimana telah terjadi kecerobahan atau manipulasi data, oleh sebab itu muncullah dua tokoh fokal di parlemen Amerika yang bernama Sarbone Oxley, sehingga setiap

laopran keuangan harus cmply dengan peraturan SOX atau Sarbone Oxle. Terilham dari hal itu maka berimbas kepada sektor perbankan untuk menerapkan manajemen resiko, ditambah lagi dengan kondisi yang tidak menentu, menyebabkan perbankan mau tidak mau menerapkan manajemen Resiko

Alasan Mengapa manajemen resiko begitu penting

1. Bank adalah perusahaan jasa yang pendapatannya diperoleh dari interaksi dengan nasabah sehingga resiko tidak mungkin tidak ada

2. Dengan mengetahui resiko maka kita dapat mengantisipasi dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam menghadapi nasabah/permasalahan

3. Dapat lebih menumbuhkan pemahaman pengawasan melekat, yang merupakan fungsi sangat penting dalam aktivitas operasional.

Faktor Sejarah Krisis Perbankan NasionalAda beberapa alasan mengapa Bank-bank banyak di luiqidasi pada tahun 1998

Pembiayaan berlebihan pada sektor ekonomi yang jenuh dan tidak produktif (Properti dan industri lain yang unstable, yang tergantung pada bahan baku/jadi import)Banking risk exposure :Credit Risk : Akibat unproductive sectorMarket Risk, khususnya : Forex Risk akibat:Depresiasi Rp. Thdp Dollar. Forex rate, rate of return risk akibat :repricing gapLiquidity risk, akibat: long term investment ><>

Pembiayaan pada group sendiriPelanggaran BMPK : Bank SUMA,BDNI,BUN,dsbCredit Risk Exposure akibat tidak ada diversifikasi terhadap portofolioCredit Fraud dan Incompetence dari faktor manusiaTotal Kerugian I donesia : Rp. 600 Trilyun

Defenisi Manajemen Resiko

Manajemen Resiko sebagai rangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan resiko yang timbul dati kegiatan usaha Bank

Bagaimana memperlakukan resiko

1. Dihindari, apabila resiko tersebut masih dalam pertimbangan untuk diambil, misalnya karena tidak masuk kategori Resiko yang diinginkan Bank atau karena kemungkinan jauh lebih besar dibandingkan keuntungan yang diharapkan

2. Diterima dan dipertahankan, apabila resiko berada pada tingkat yang paling ekonomis3. Dinaikkan, diturunkan atau dihilangkan, apabila resiko yang ada dapat dikendalikan

dengan tata kelola yang baik, atau melalui pengoperasian exit strategy4. Dikurangi, misalnya dengan mendiversifikasi portofolio yang ada, atau membagi (share)

resiko dengan pihak lain 5. Dipagari (hedge), apabila resiko dapat dilindungi secara atificial, misalnya resiko

dinetralisir sampai batas tertentu dengan instrumen derivatif.

Apakah Fungsi Manajemen Resiko

Menetapkan arah dan risk appetite dengan mengkaji ulang secara berkala dan menyetujui risk exposure limits yang mengikuti perubahan strategi perusahaan

Menetapkan limit umumnya mencakup pemberian kredit, penempatan non kredit, asset liability management, trading dan kegiatan lain seperti derivatif dan lain-lain

Menetapkan kecukupan prosedur atau prosedur pemeriksaan (audit) untuk memastikan

adanya integrasi pengukuran resiko, kontrol sistem pelaporan, dan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur yang berlaku

Menetapkan metodologi untuk mengelola resiko dengan menggunakan sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dengan sistem komputerisasi sehingga dapat diukur dan dipantau sumber resiko utama terhadap organisasi Bank

Kerangka Manajemen Resiko

Identifikasi Resiko dilaksanakan dengan melakukan analisis terhadap karakteristik resiko yang melekat pada aktivitas fungsional, Resiko terhadap produk dan kegiatan usaha

Pengukuran resiko dilaksanakan dengan melakukan evaluasi secara berkala terhadap kesesuaian asumsi, sumber data dan prosedur yang digunakan untuk mengukur resiko , Penyempurnaan terhadap sistem pengukuran resiko apabila terdapat perubahan kegiatan usaha, produk, transaksi dan faktor resiko yang bersifat material

Pemantauan Resiko dilaksanakan dengan melakukan evaluasi terhadap eksposure resiko Penyempurnaan proses pelaporan terdapat perubahan kegiatan usaha, produk, transaksi, faktor resiko, teknologi informasi dan sistem informasi manajemen yang bersifat material Pelaksanaan proses pengendalian resiko, digunakan untuk mengelola resiko tertentu yang dapat membahayakan kelangsungan usaha

Jenis ResikoResiko Kredit

Dimana resiko yang timbul akibat kegagalan (default) dari pihak lain(nasabah/debitur/mudharib dalam memenuhi kewajibannya.

Resiko Kredit dapat terjadi pada aktivitas : Pembiayaan, Treasuri dan Investasi, pembiayaan dan perdagangan

Kegagalan client untuk membayar kembali murabahah installment Kegagalan client untuk membayar (repayment scheduled) Ijarah Kegagalan client untuk membayar kembali (repayment scheduled) Istishna Kegagalan client untuk mengirimkan komoditi yang sudah dibeli (salam) Dll

Pengelolaan Resiko

Collateral Pricing (higher margin for Higher risk) Diversification (Wide geographical and industrial speed) Client Credit Rating

Contoh :Pemberian pembiayaan kepada nasabah dengan jangka waktu 12 tahun, padahal masa kerja nasabah tinggal 5 tahun

Pembiayaan IjarahResiko yang timbul dan penyebabnya :

Jika barang milik bank, timbul resiko tidak produktifnya asset iajarah karena tidak adanya nasabah

Jika barang bukan milik bank, timbul resiko rusaknya barang oleh nasabah karena pemakaian tidak normal

Dalam hal jasa tenaga kerja yang disewakan bank kemudian disewakan kepada nasabah, timbul resiko tidak performnya pemberi jasa.

Penyelesaian

Resiko yang timbul karena ketiadaan nasabah merupakan bussines risk yang tidak dapat

dihindari Jika resiko timbul karena pemakaian di luar normal, Bank dapat menetapkan kovenan ganti

rugi kerusakan barang yang tidak disebabkan oleh pemakaian normal Jika resiko yang timbul karena tidak perform-nya pemberi jasa, Bank dapat menetapkan

kovenan bahwa resiko tersebut merupakan tanggung jawab nasabah karena pemberi jasa dipilih sendiri oleh nasabah

Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bit Tamlik (IMBT)Resiko : ketidakmampuan nasabah membayar angsuran dalam jumlah besar di akhir periodePenyebab : Jika pembayaran dilakukand dengan sistem Ballon Payment (pembayaran angsuran dalam julah besar di akhir periode)Solusi : memperpanjang jangka waktu sewa

Pembiayaan Salam dan IstishnaKarena kedua skim ini barang diserahkan di akhir akadResiko : Resiko gagal serah barang dan resiko jatuhnya harga barangSolusi :

Resiko jatuhnya harga barang diantisipasi dengan menetapkan bahwa jenis pembiayaan ini hanya dilakukan atas dasar kontrak/pesanan yang telah ditentukan harganya.

Resiko gagal serah dapat diantisipasi bank dengan menetapkan kovenan resiko kollateral 220 %, yaitu 100 % lebih tinggi daripada rasio standar 120 %.

Pembiayaan Mudharabah/MusyarakahPenilaian Resiko meliputi :Resiko Bisnis yang dibiayaiResiko berkurangnya nilai pembiayaan mudharabah/musyarakahResiko karakter untuk mudharib/musyarik/nasabah

Resiko Pasar

Resiko yang timbul akibat adanya perubahan variabel pasar, seperti : suku bunga, nilai tukar, harga equity dan harga komoditas sehingga nilai portofolio/asset yang dimiliki bank menurun

Berdasarkan bank Indonesia, sebagai bank umum dengan prinsip syariah, maka Bank Syariah hanya perlu mengelola resiko pasar yang terkait dengan perubahan nilai tukar yang dapat menyebabkan kerugian Bank.

Alasan timbulnya resiko suku bunga§ Ketidaksesuaian (mismatch) atau gap antara suku bunga dari aset dan kewajiban§ Peningkatan pada :§ Ukuran dari mismatch§ Fluktuatif market rates§ Pengelolaan resiko bunga :- Membuat limit posisi untuk mismatch- Hedging (financial future)- Pengelolaan dengan teknik statistik : Duration analysis, Simulation Models

Bank Syariah tidak berhadapan dengan resiko suku bunga, tetapi berhadapan dengan pricing risk atau dikenal dengan Direct Competitor market rate (DCMR)

Bank Syariah juga berhadapan dengan Indirect Competitor Market rate (ICMR) suku bunga konvensional

Pricing pada perbankan syariah yang berhubungan dengan resiko suku bunga :

Profit Murabahah tidak dapat ditingkatkan seiring dengan meningkatnya suku bunga

Harga komoditi (salam) ditetapkan dan dibayar dimuka pada saat kontrak/akad ditandatangani

Ijarah ditetapkan diawal tetapi dapat dinegoisasikan kembali di kemudian hari jika kondisi ini telah ditetapkan sebelumnya didalam kontrak/akad

Rasio bagi hasil (Mudharabah & Musyarakah) ditetapkan diawal namun dapat dinegoisasikan kembali dikemudian hari jika nasabah (Counterparty) setuju

Pricing Bank Konvensional akan mempengaruhi pricing di perbankan syariah

Pembiayaan MurabahahResiko : Tidak bersaingnya bagi hasil kepada dana pihak ketigaPenyebab :Kenaikan DCMR (Direct Competitors Market Rate)Kenaikan ICMR (InDirect Competitors Market Rate)Kenaikan ECRI (Expected Competitive Return For Investors)Solusi :

Menetapkan jangka waktu maksimal pembiayaan dengan mempertimbangkan :

Tingkat (marjin) keuntungan saat ini dan prediksi perubahan di masa mendatang yang berlaku di pasar perbankan syariah (DCMR) semakin cepat perubahan DCMR, semakin pendek jangka waktu maksimal pembiayaan

Suku bunga kredit saat ini dan prediksi perubahannya di masa mendatang yang berlaku di pasar perbankan konvensional (ICMR). Semakin cepat perubahan ICRM, semakinpendek jangka waktu maksimal pembiayaan

Ekspektasi bagi hasil kepada Dana Pihak Ketiga yang kompetitif di pasar perbankan syariah. Semakin besar perubahan ekspektasi tersebut diperkirakan akan terjadi semakin pendek jangka waktu maksimal pembiayaan.

Resiko Nilai Tukar (Foreign Exchange rate Risk)Resiko yang muncul karena pergerakan (dengan arah) yang merugikan dari nilai tukarForeign currency bussinessBorrowing atau Lending dalam valuta asingResiko nilai tukar meningkat apabila:

Bank mengambil posisi dengan jumlah besar dalam valuta asing Pasar menjadi lebih fluktuative (Volatile) Pengelolaan resiko Nilai Tukar

1. Seeting limit untuk posisi valuta asing 2. Menggunakan teknik hedging (hedge by other transaction)

Contoh Resiko PasarTanggal 5 Juli Cabang A Bank Zulfikar Syariah membeli bank notes dari nasabah sebesar USD 10.000,00 kurs 9.700 dan pada akhir hari cabang lupa/lalai untuk menjual ke money changer atau melakukan pelimpahan kekantor pusat. Keesokan harinya cabang baru mengingat dapat menjualnya dengan kurs 9.600, dan bagaimana pula jika kurs menjadi Rp. 9800

Resiko LikuiditasResiko likuiditas pasar dimana resiko yang timbul karena bank tidak mampu melakukan offsetting tertentu dengan harga karena kondisi likuditas pasar yang tidak memadai atau terjadi gangguan dipasarResiko likuditas pendanaan dimana resiko yang timbul karena bank tidak mampu mencairkan assetnya atau memperoleh pendanaan dari sumber dana lain

Contoh Resiko Likuiditasi pasarBank Zulfikar Syariah memberikan bagi hasil yang tidak wajar misalkan 80% (eq.rate 12 %) agar nasabah dana mau menyimpan dananya padahal pada saat yang bersamaan pasar hanya eq. rate 8.5

%

Contoh Likuiditas PendanaanBank Zulfikar Syariah pada saat membutuhkan likuditas, Bank Zulfikar Syraiah tidak mampu menjual obligasi yang dimilikinya walaupun sudah diberikan discount cukup besarResiko Likuiditas adalah bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo karena kekurangan likuiditas (cash dan ekuivalen)Peristiwa resiko likuiditas antara lain :

Tingkat dimana dibutuhkan penambahan dana dengan biaya tinggi dan atau menjual aset dengan harga discount

Ketidaksesuaian jatuh tempo (maturing mismatch) anntara eraning assets dan pendanaan. Pinjaman jangka pendek (borrow short) dan pembiayaan jangka panjang (lend long) dengan

spread yang lebar. Kontrak mudharabah mengijinkan nasabah untuk menarik dananya setiap saat tanpa

pemberitahuan.

Faktor yang meningkatkan resiko likuiditas§ Penurunan kepercayaan terhadap sistem perbankan§ Penurunan kepercayaan terhadap suatu Bank§ Ketergantungan kepada deposan inti§ Berlebihnya dana jangka pendek atau long term asset§ Keterbatasan secara Syariah pada asset securization karena pembatasan untuk menjual utang (sale of debt)Mitigasi Resiko Likuidasi§ Diversifikasi terhadap sumber pendanaan§ Tersedianya hubungan dengan sumber/kelompok pendanaan§ Pemeliharaan terhadap tingkat/level likuiditas (cash,money at call, marketabe securities)§ Arranging standby facilities§ Skema Asuransi pendanaan kontrol atas kesesuaian maturity assets dan liabilities

Resiko LegalResiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang anatara lain disebabkan :§ Adanya tuntutan hukum§ Ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung§ Kelemahan perikatan seperti :- Tidak dipenuhi syarat sah kontrak- Pengikatan agunan yang tidak sempurna

Resiko ReputasiResiko reputasi disebabkan antara lain :§ Publikasi negativ yang terkait dengan kegiatan usaha bank terutama dengan pemberitaan media massa§ Persepsi negative terhadap bank§ Kehilangan kepercayaan dari costumer, counterpart atau regulator

Alasan kehilangan reputasi- Kesalahan manajemen- Tidak mematuhi hukum yang berlaku- Skandal keuangan- Ketiadaan kemampuan dalam mengelola, integritas kesehatan Bank- Resiko ini sulit diukur apalagi terkait dengan persepsi nasabah

Resiko Strategik

Resiko yang antara lain disebabkan :§ Adanya penetapan strategi dan/atau pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat§ Pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat§ Kurangnya responsif bank terhadap perubahan eksternal

Resiko kepatuhanResiko yang disebabkan bank tidak memenuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlakuPada prakteknya resiko yang terkait dengan pertauran seperti :-CAR-KAP-PPAP-BMPK-PDN-Pajak-dan sebagainya

Resiko OperasionalResiko yang timbul akibat tidak berfungsinya :§ Proses Internal :pelanggaran prosedur dan ketentuan, pelanggran kontrol (proses review produk baru, berkaitan dengan desain dan implementasi produk baru, kontrol terhadap pelaksanaan produk jasa yang sudah ada§ Kesalahan manusia : Hubungan antar pegawai (Discriminasi, pelecehan seksual), kesalahan pegawai, penyimpangan pegawai, tidak terpenuhinya jumlah pegawai§ Kegagalan Sistem : kegagalan hardware, kegagalan software, konfigurasi lemah (tanpa perlindungan virus), komuniaski (saluran telpon tidak berfungsi, kapasitas jaringan tidak mendukung)§ Problem Eksternal : Kejahatan eksternal (pencurian, penipuan, pemalsuan), Bencana faktor alam (gempa Bumi, banjir, topan,sunami) Faktor manusia (perang, terorisme, perampokan), penerobasan sistem teknologi (hacker, penembusan user id)Yang dapat mempengaruhi operasional bank dan merugikan§ Melekat pada setiap aktivitas fungsional perbankan :- Pembiayaan- Operaional & jasa- Pendanaan & instrumen hutang- Teknologi & Sistem Informasi- Treasury & investasi- Pembiayaan perdagangan- Sumber Daya Insani- Aktivitas umum

Diposkan oleh Belajar Bank Syariah Yuk di 19:17 0 komentar

Rabu, 2007 Juli 04

PASAR UANG SYARIAH

Pasar Uang Syariah

Oleh : Zulfikar

Pasar uang Syariah adalah pasar uang syariah (PUAS/pasar uang untuk bank syariah) dimana diperdagangkan adalah surat-surat berharga syariah dengan jangka waktu pendek (kurang dari 1tahun)SWBI atau sertfikat wadiah bank indonesia merupakan salah satu instrumen moneter bank Indonesia yang diperuntukkan bagi bank-bank syariah di Indonesia, tujuannya adalah sebagai tempat kelebihan likuiditas dari bank-bank syariahBerbeda dengan SBI yang menggunakan sistem lelang SWBI menggunakan sistem wadiah atau titipan., dimana Bank-bank syariah hanya mendapatkan bonus tergantung kebijakan BI jadi tidak tetap berbeda dengan SBI, biasanya jika SBI bisa mendapatkan 7 %- 8 %, sedangkan SWBI kira-kira hanya 3 %. Maka nya Bank syariah banyak mengucurkan kredit/pembiayaan daripada Bank Konvesnional.

Syarat penempatan SWBIJumlah dana:Jumlah dana yang dititipkan sekurang-kurangnya Rp. 500 Juta dan selebihnya kelipatan Rp. 50 Juta.Jangka waktu :Jangka waktu penempatan 1 minggu, 2 minggu dab 1 bulan dinyatakan dengan hari.Tata cara penitipan

Bank atau UUS mengajukan permohonan penitipan sesuai dengan jangka waktu melalui RMDS, fax, telp atau sasaran lainnya

Permohonan ditegaskan secara tertulis dengan surat penegasan transaksi penitipan dana (SPTP) selambat-lambatnya pukul 15.00 WIB ke Direktur. Pengelolaan Moneter cq. Bagian operasi pasar Uang BI bagi Bank atau UUS yang diluar wilayah Jabotabek disampaikan melalui KBI stempat

PersetujuanPersetujuan Bank Indonesia akan diberitahukan melalui RMDS, telepon yang ditegaskan melalui fax atau sarana lain selambat-lambatnya pukul 15.00 WIBPenyelesaian Transaksi SWBI

Penyelesaian transaksi dilakukan pada hari kerja yang sama Bank Indonesia akan melakukan pendebetan rekening giro Bank atau UUS sebesar nilai

titipan dana. Pada saat jatuh tempo, BI akan mengkredit Rek. Giro Bank atau UUS sebesar nilai titipan

dana BI akan memberikan bonus kepada Bank atau UUS pada saat jatuh tempo penitipan dana

dengan mengkredit rekening giro Bank

Sanksi

Apabila Bank atau UUS saldo rek. Gironya tidak mencukupi sehingga dibatalkan Pembatalan lebih dari dua kali dalam kurun waktu 6 bulan, untuk pembatalan ketiga maka

dikenakan denda 1 permil dari kekurangan transaksi selain sanksi administratifMengambil titipan dana sebelum jatuh tempo, dikenakan biaya administrasi

Investasi Pada pasar Uang (S-IMA)SIMA Sertifikat Investasi Mudharabah Antar bankSyarat-SyaratPeserta

Bank Syariah dengan ketentuan Bank Syariah dapat menanamkan di seluruh Bank Syariah tetapi tidak boleh di Bank Konvensional, Bank Syariah dapat mengelola dana dari Bank Syariah dan Bank Konvensional.

Bank Konvensional, dengan ketentuan Bank Konvensional hanya menempatkan dananya di

Bank Syariah

Diterbitkan KP bank/UUS pengelola danaIsi sekurangnya memuat

Kata : Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Nomor seri, tempat & tgl penerbitan sertifikat IMA Nilai nominal dan jangka waktu investasi Nisbah bagi hasil tingkat indikasi imbalan Tgl pembayaran nilai nominal Investasi dan Imbalan Tempat pembayaran Nama Bank penanam dana Nama Bank penerbit & tanda tangan pejabat berwenang

Jangka waktu paling lama 90 hari

Operasional Pasar Uang antar Bank SyariahContoh TransaksiBank Zulfikar Syariah membeli S-IMA dari Bank Syariah, pembayaran melalui rekening Bank Syariah di Bank IndonesiaBank Syariah menyerahkan S-IMAPada saat jatuh tempo Bank Syariah mengembalikan pokoknya melalui rekening Bank Zulfikar Syariah di Bank IndonesiaBank Zulfikar Syariah mengembalikan S—IMAAwal bulan berikutnya Bank Syariah memberikan bagi hasil melalui rekening Bank Zulfikar Syariah di Bank IndonesiaPerhitungan ImbalanTingkat imbalan S-IMA berdasarkan imbalan deposito (sebelum distribusi) bank penerbit atau gross revenueBesarnya : (nominal x nisbah x gross revenue x hari) : 360Pembayaran dilakukan pada awal bulan berikutnyaContoh :

1. Mei , Indikasi return Bank A 1 bulan 8 %, dan 3 bulan 8.5 %Juni, Indikasi return bank A 1 bulan 9 % dan 3 bulan 10 %3 Mei Bank B membeli SIMA Bank A senilai Rp. 10 M selama 10 hari dengan nisbah 70 % : 30 % 15 Mei Bank C membeli SIMA Bank A senilai Rp. 20 M selama 40 hariDengan nisbah 70 % : 25 %Ditanya :Dana yang diterima Bank B sebesar Rp. 10 M pada 14 MeiDana yang diterima Bank C sebesar Rp. 20 M pada 25 JuniPenyelesaian Pembayaran imbalan :Pada 1 Juni kepada bank B ( 10 M x8 % x 10/360 x 0.7) = 15.55 JutaBank C (20 M x 8.5 % x 16/360x0.75) = Rp. 56.67Pada 2 Juli kepada Bank C (20 M x 10 % x 24/360x 0.75) = 99.99 Juta

2. Mei , Indikasi return Bank A 1 bulan 8 %, dan 3 bulan 8.5 %Juni, Indikasi return bank A 1 bulan 9 % dan 3 bulan 10 %3 Mei Bank B membeli SIMA Bank A senilai Rp. 10 M selama 10 hari dengan nisbah 70 : 30 menjualnya kepada Bank D15 Mei Bank C membeli SIMA bank A senilai Rp. 20 M selama 40 hari dengan nisbah 75 : 25 dan ii Juni menjualnya kepada Bank EDitanya :Pengembalian nilai nominal Investasi :Kepada Bank D sebesar Rp. 10 M tanggal 14 Mei dan kepada Bank E sebesar Rp. 20 M tanggal 25 JuniPenyelesaian Pembayaran imbalan :

1 juni kepada Bank D (Rp. 10 M x 8 % x 10/360 x 0.7) = Rp. 15.55 Juta2 Juli kepada bank E (Rp. 20 M x 10 % x 24/360x0.75) = Rp. 99.99 Juta

Diposkan oleh Belajar Bank Syariah Yuk di 19:37 0 komentar

PRODUK PASAR MODAL SYARIAH

Produk Pasar Modal Syariah/Produk Treasury Syariah

Oleh : Zulfikar

Prinsip dasar yang harus diketahuiPasar Modal merupakan pasar yang mempertemukan pemilik dan peminkam dana jangka panjang (>1 tahun) dalam bentuk efek atau surat berhargaPasar modal merupakan alternatif pendanaan, dan investasi.Pemain dan istilah pasar modal :Investor yang melakukan investasi dalam rangka memperoleh (bagi hasil, deviden, capital gain).Emiten yang menerbitkan surat hutang sebagai sumber pembiayaanBroker perantara pasar modal yang mempertemukan investor dan issuerCapital gain merupakan kelebihan harga jual di atas harga beli yang keduanya terjadi di pasar sekunderDeviden adalah bagian laba yang diberikan emiten kepada pemegang sahamnyaJenis pasar berdasarkan cara penawaran :Pasar perdana adalah pasar dimana surat berharga yang baru diperrdagangkan oleh suatu perusahaan. Penjualan perdana surat berharga diperdagangkan pada pasar yang sudah tersedia sebelumnya di perdagangan di bursa/pasar sekunder. Pada pasar ini diperdagangkan dengan harga emisi.Pasar Sekunder yaitu pasar dimana surat berharga diperdagangkan kepada pasar yang sudah tersedia sebelumnya. Penjualan surat berharga setelah pasar perdana berakhir, pada pasar ini surat berharga diperdagangkan dengan harga kursBentuk pasar berdasakan fisik :Exchanged traded melalui bursa (stock exchange)Over trade counter antara dua pihakLembaga penunjang pasar modalWali amanatPenjamin emisi efekAgen penjualTempat penitipan harta (bank costudian)Pedagang perantara efekLembaga peringkat efek

Intrumen Capital Market SyariahLandasan SyariahHadis rasul SAW : (Riwayat Buchari)“Aku datang kepada nabi Muhammad SAW dan beliau punyai hutang padaku kemudian ia melunasi dan menambah”

Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten (mudharib) kepada pemegang obligasi syariah (shahibul maal) yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/marjin/fee serta membayar kembali dana obligasi saat jatuh tempo

Medium Term Note (MTN) Syariah adalah surat berharga waktu yang menengah 1-3 tahun Pembayaran bagi hasil secara periodek

Jenis-Jenis ObligasiObligasi Mudharabah (yang paling banyak digunakan)Obligasi MusyarakahObligasi IjarahObligasi IstishnaObligasi salamObligasi MurabahahDi Indonesia baru menggunakan 2 skim (Mudharabah dan Ijarah)

Obligasi yang sudah dijual melalui penawaran umum(IPO)/pasar perdana selanjutnya diperdagangkan melalui Bursa Efek Jakarta atau Surabaya (BEJ atau BES) disebut juga dengan pasar sekunder. Harga obligasi yang diperdagangkan tidak selalu sama dengan nilai nominalnya, artinya dapat diatas nilai nominal (at premium), dibawah nilai nominal (at discount) atau sama dengan nilai nominal (at par)

Skala Pemeringkatan Obligasi menurut Pefindo- idAAA kemampuan obligasi yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan.- idAA kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan diperjanjikan, relatif dibadning entitas Indonesia lainnya- idA kemampuan obligor yang kuat dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan diperjanjikan namun peka terhadap perubahan keadaan yang merugikan- idBBB Kemampuan obligor yang memadai relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan diperjanjikan namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan bisnis dan perekonomian yang merugikan- idBB Kemampuan obligor yang agak lemah relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan diperjanjikan serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan- idB Obligor mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan diperjanjikan namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan tersebut- idCCC Obligor tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan diperjanjikan dan hanya bergantung kepada perbaikan keadaan eskternal- idD Obligor yang macet atau perseroannya sudah berhenti berusaha

Catatan :Tandah plus (+) menunjukkan bahwa sautu kategori peringkat lebih mendekati kategori peringkat diatasnyaTanda minus (-) menunjukkan bahwa satu kategori peringkat tetap lebih baik dari peringkat dibawahnya, walaupun semakin mendekati

Istilah-istilah tentang ObligasiObligasi derngan jaminan (secure bond) obligasi ini dijamin dengan kekayaan tertentu, jika terjadi likuidasi, maka pemegang obligasi jenis ini akan mendapatkan pembayaran dari hasil penjualan kekayaan yang dijadikan jaminanJika obligasi yang dijaminkan tanah dan bangunan disebut Mortgage BondJika obligasi yang dijaminkan mesin,mobil, pesawat disebut equipment BondJika obligasi yang dijaminkan dengan saham atau obligasi yang dimiliki emiten collateral trust bond

Obligasi tanpa jaminan (unsecured bond) obligasi ini tanpa jaminan, biasanya karena emiten memiliki reputasi yang baik, misal emitennya pemerintah (obligasi pemerintah), tentu saja resikonya lebih rendah daripada obligasi dengan jaminan.Obligasi senior (senior bond) atau subordinated bond emiten mengeluarkan bermacam-macam jenis obligasi, dimana setiap tahun ada saja obligasi yang harus dibayar pokonya. Apabila obligasi senior berarti pemegang obligasi memilki hak dan pergantian atas semua harta yang dijaminkan apabila dilikuidasiApabila tergolong subordinated berarti pemegang obligasi tidak memiliki hak atas semua harta yang dijaminkanNilai buku adalah nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban-kewajiban perusahaan (termasuk pembayaran dividen perusahaan)Redemption dan Retirement Redemption merujuk pada pengembalian obligasi oleh investor kepada emiten, pengembalian ini bisa terjadi pada saat jatuh tempo, atau tidakRetirement penggudangan obligasi, dimana obligasi yang telah terkena retirement ini tidak bisa dikeluarkan lagi oleh emiten

Jakarta Islamic Index yakni indeks yang dikeluarkan oleh PT. Busra Efek jakarta yang merupakan subset dari indeks harga saham gabungan (IHSG).Syarat-syarat untuk dapat dikategorikan sebagai JII :

Usaha emiten bukan perjudian atau perdagangan yang dilarang Bukan lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi

konvensional Bukan usaha yang memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan makanan dan

minuman yang haram Bukan usaha yang memproduksi, mendistribusikan, menyediakan abarang atau jasa yang

merusak moral dan mudharat

Reksadana Syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portfolio efek syariah oleh manajer investasi (fund manager)dapat izin dari Bapepam

Jenis-jenis ReksadanaReksadana pasar uangReksadana pendapatan tetapReksadana sahamReksadana campuran (syariah)

Cara kerja reksadanaPertama manajer investasi mengumpulkan dana dari para investor, dengan menerbitkan saham, yang dijual kepada investor. Saham yang diterbitkan oleh manajer investasi inilah yang kemudian disebut sertifikat reksadana.Kedua setelah dana terkumpul, manajer investasi akan menginvestasikannya pada surat-surat berharga yang dianggap paling menguntungkan. Untuk mendapatkan keuntungan ini, maka manajer investasi memiliki keahlian dengan memilih apakah menempatkannya ke saham saja, atau kombinasi dengan obligasi, obligasi saja atau dengan yang lainnyaKetiga manajer investasi akan membagikan keuntungan yang didapatnya kepada investor

Istilah-Istilah pada ReksadanaPasar Bullish jika perdagangan saham dalam keadaan ramai (frekuensi perdagangan tinggi) yang ditandai meningkatnya IHSG secara terus menerus biasanya reksadana dengan sasaran keseimbangan akan memilih saham-saham blue chips sebagai portofolionya

Pasar Bearish kebalikan dari Bullish dimana reksadana akan meminimumkan resiko dengan memilih obligasiNilai buku adalah nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban-kewajiban perusahaan (termasuk pembayaran dividen perusahaan)

Diposkan oleh Belajar Bank Syariah Yuk di 19:23 0 komentar

PRODUK PERBANKAN SYARIAH

Produk Pembiayaan Akad Tabarru

Oleh : Zulfikar

Rahn adalah akad menggadaikan barang dari satu pihak kepada pihak lain, dengan uang sebagai gantinya

Yang terkena saat ini di perbankan Syariah Gadai EmasDalam aplikasinya akad ini dapat digunakan sebagai :

tambahan pada pembiayaan beresiko dan memerlukan jaminan tambahan Produk tersendiri untuk melayani kebutuhan yang bersifat konsumtif/sosial seperti

pendidikan, kesehatan, dsb

Rukun RahnRahin (yang menggadaikan)Murtahin (barang yang digadaikan)Marhun bih (hutang)Sighat (ijab qabul)Menurut Mazhab hanafi, ijab dan qabul tiak mengikat dan tidak sempurna kecuali dengan penyerahan atau pemindahan barang

Syarat-Syarat RahnPara pihak :Akal balighGadai tidak terikat syarat tertentuMarhun bih :Merupakan hak yang wajib diserahkan kepada (hutang) pemiliknyaDapat dimanfaatkanHarus dikuantifikasikan (jumlahnya jelas/pasti)Marhun (barang) :Bisa diperjual belikanBerupa hartaBisa dimanfaatkan secara syariahDiketahuiDimiliki oleh Rahin atau dengan ijin Rahin

Hawalah adalah akad pemindahan hutang piutang satu pihak kepada pihak lainKebanyakan ulama tidak memperbolehkan pengambilan manfaat (imbalan) atas pengalihan hutang-piutang tersebut antara lain dengan mengurangi jumlah piutang atau menambah jumlah hutang tersebut.Bank hanya boleh membebankan fee atas jasa penagihan

Qardh adalah akad penalangan dana dari bank kepada nasabah untuk menutupi kekurangan danaDalam aplikasinya di dunia perbankan yakni :

Sebagai pinjaman talangan haji, dimana nasabah calon haji diberikan dana talangan untuk memenuhi syarat penyetoran biaya perjalanan haji

Sebagai pinjaman tunai (cash advanced) dari produk kartu kredit syariah, dimana nasabah diberi keleluasaan untuk menggunaka kartu kredit tersebut (kartu kredit syariah masih diperdebatkan secara syariah)

Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil, dan boleh dipulangkan pokoknya saja tergantung kesepakatan dan disebut dengan Qardul Hasan

Sebagai pinjaman kepada pengurus bank, atau pegawai bank untuk cash bon, dimana pengembaliannya dilakukan cicilan melalui pemotongan gaji

Kombinasi Produk PembiayaanKombinasi produk pembiayaan ini dilakukan sebagai proses kreativitas dari Bank Syariah dalam mengembangkan produk perbankan Syariah :

Hawalah Wal IMBT adalah kombinasi dua akad yang dilakukan untuk mentake over pembiayaan dari bank lain dengan syarat :Penggunaan Hawalah jika untuk menutupi pokoknya saja dari Bank lain, sedangkan IMBT dilakukan dimana nasabah tersebut telah mendapatkan pembiayaan dari bank lain dengan diambil manfaatnya atau kegunaannya dan mengindari bai al innah

Qard Wal IMBT adalah akad kombinasi dua akad yang dilakukan untuk mentake over pembiayaan dari bank lain dengan syaratPenggunaan Qard apabila menutup bunga dan pokoknya dari Bank lain, namun harus diingat bank tidak boleh mengambil keuntungan dari aqad ini hanya boleh mendapatkan biaya administrasi (Fee Ujrah), sedangkan IMBT dilakukan dimana nasabah tersebut telah mendapatkan pembiayaan dari bank lain dengan diambil manfaatnya atau kegunaannya dan menghindari bai al innah

Wakalah bil Ujrah adalah kombinasi dua akad yang dilakukan untuk memberikan fasilitas pembiayaan L/C, dimana nasabah memiliki dana yang cukupWakalah bil Ujrah dan Qard kombinasi tiga akad yang dilakukan untuk memberikan fasilitas pembiayaan L/C bila nasabah tidak mencukupi dananya

Wakalah bil Ujrah dan Musyarakah kombinasi tiga akad yang yang dilakukan untuk memberikan fasilitas pembiayaan L/C bila nasabah tidak mencukupi dananya dan berlaku pembiayaan eksport

Wakalah bil Ujrah dan Murabahah kombinasi tiga akad yang dilakukan untuk memberikan fasilitas pembiayaan L/C bila nasabah tidak mencukupi dananya dan berlaku pembiayaan eksport

Mudharabah Wal Murabahah adalah kombinasi dua aqad yang dilakukan dimana peristiwa mudharabah diberikan untuk suatu institusi dan institusi tersbut meneruskannya ke anggotaContoh Koperasi yang mendapatkan pembiayaan dari Bank Zulfikar Syariah dan meneruskannya ke anggota koperasi

Qard wal Ijarah adalah kombinasi dua aqad yang dilakukan untuk menalangi suatu pendanaan dan memberikan fasilitas sewa atas penggunaan dari manfaat tersbitContoh dana talangan haji untuk memperoleh porsi haji atau pelunasan BPIH

Diposkan oleh Belajar Bank Syariah Yuk di 19:07 0 komentar

Selasa, 2007 Juli 03

PRODUK PEMBIAYAAN

PRODUK PEMBIAYAAN BANK SYARIAH

Oleh : Zulfikar

Landasan HukumPBI No. 6/24/PBI/2004 Bab V pasal 36 yaitu bank wajib menerapkan prinsip syariah dan prinsip kehati-hatian dalam melakukan kegiatan usaha yang meliputi penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi antara lain giro berdasarkan prinsip waidah, tabungan berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah, dan deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah

Landasan SyariahQS annisa 4:29“ Hai orang yang beriman janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan batil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela diantaramu”.

QS al Maidah 5-1“Hai orang beriman! Penuhilah akad-akad itu”

Hukum AsalIbadah : Semua tidak boleh kecuali yang telah ada ketentuannyaMuammalat : Semua boleh kecuali ada larangannya

Teori Gradasi dalam Hukum IslamHaram dan Makruh sebaiknya dihindariMubah, sunnah dan wajib sebaiknya dikerjakan

Akad dalam Fiqh MuammalatAkad Tabbarru :

Non Profit Transaction Tujuan transaksi adalah tolong menolong dan bukan keuntungan komersil Pihak yang berbuat kebaikan boleh meminta kepada counter partnya untuk menutup sekedar

biaya untuk melakukan akad tabarru Tidak dapat dirubah menjadi akad Tidak dapat dirubah menjadi akad tijarah, kecuali ada persetujuan sebelumnya

Contoh : qardul Hasan, hibah, sadaqah,waqaf,Rahn,wakalah,kafalah

Akad Tijarah :

Profit transaction oriented Tujuan transaksi adalah mencari keuntungan yang bersifat komersil Akad tijarah dapat dirubah menjadi akad tabarru dengan cara pihak yang tertahan haknya

dengan rela melepaskan haknya Dilihat dari sifat keuntungannya yang diperoleh akad tijarah dibagai dua :

Natural certanty return, Natural uncertanty rerturnContoh : Murabahah, Musyarakah, Mudharabah, Salam, Ijarah, Istishna

Produk Penyaluran danaNatural certanty contract seperti :

prinsip jual beli untuk memiliki barang contoh : Murabahah, salam dan istishna yang merupakan teori pertukaran

prinsip sewa untuk mendapatkan upah atau jasa contoh " Ijarah, IMBT (Ijarah Muntahia Bit Tamlik) termasuk teori pertukaran

Natural Uncertanty contract seperti :Prinsip bagi hasil untuk kerjasama bisnis contoh: mudharabah, musyarakah termasuk teori percampuran

Teori PertukaranObjek pertukaran :

Ayn : Real Asset ( berupa barang , jasa dan bisnis) Dayn : Financial Asset (Uang, Surat berharga)

Waktu pertukaran :

Naqdan : Saat ini Ghairu Naqdan :Tangguh

Aturan-Aturan yang harus dipatuhi :

Kolom PertukaranWaktu Tunai Now For Deffered For Deferred For DefferedObjekAyn dengan Ayn Boleh Boleh HaramAyn dengan Dyn Boleh Boleh HaramDyn dengan DYN Haram Haram HaramKec. Sharf(valas)

Kolom Percampuran

Waktu Tunai Now For Deffered For Deffered for DefferedObjekAyn dengan Ayn Boleh Haram HaramAyn dengan Dyn Boleh Haram HaramDyn dengan DYN Boleh Haram Haram

Transaksi PertukaranPembiayan Jual beli MurabahahMurabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeliSyarat-SyaratPara pihak yang menjalankan transaksi :

Berwenang secara hukum Ridha atau rela (suka sama suka) Objek yang diperjual belikan Ada secara fisik Memiliki kepemilikan yang jelas Bukan barang haram Harganya jelas dan disepakati

Harga yang disepakati tersebut tidak berubah selama perjanjian

Contoh kasus:PT. Angin Ribut akan membeli Mobil Land Cruiser. Harga tersebut berkisar Rp. 200 Juta, namun secara keuangan PT. Angin ribut tidak bisa membeli secara tunai, maka PT. Angin Ribut mencoba mendapatkan pembiayaan dari Bank Zulfikar Syariah, setelah bernegoisasi Bank Zulfikar Syariah akan membantu proses pengadaan Land Cruiser dengan margin keuntungan 30 % dengan jangka waktu 24 bulan dan PT. Angin Ribut memberikan DP sebesar Rp. 40 JutaPenyelesaian :Pokok Pinjaman Rp. 200 JutaMargin Keuntungan Bank Zulfikar Syariah 30 % x 160 Juta Rp. 48 JutaHarga Jual Rp. 248 JutaCicilan pertama (Rp. 48 Juta)Sisa Pinjaman Rp. 208 JutaCicilan setiap bulan Rp. 208 Juta/24 = Rp. 8.67 Juta (dimana Pokok Rp. 6.67 Juta + Margin Rp. 2 Juta)

Pembiayaan Jual Beli SalamSalam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjual belikan belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan secara tangguh sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai. Bank sebagai pembeli nasabah sebagai penjualContoh :

Pembelian produk – produk pertanian, sama seperti Bulog yang membeli gabah dari petani

Rukun Salam

Harus ada pembeli (Muslam) Harus ada Penjual (Muslam Alaih) Harus ada Modal (uang) Harus ada barang (Muslam fihi) Harus di ucapkan (Sighat)

Syarat Salam

Ada Modal Modal harus diketahui Penerimaan pembayaran salam Barang harus spesifik dan dapat diakui sebagai hutang Harus bisa diidentifikasi secara jelas untuk mengurangi kesalahan akibat kurangnya

pengetahuan tentang macam barang tersebut, kualitas, serta mengenai jumlahnya Penyerahan barang dilakukan kemudian hari Bolehnya menentukan tanggal waktu di masa yang akan datang untuk menyerahkan barang Apabila barang yang diterima tidak sesuai dengan kesepakatan maka penjual harus

mengganti

Pembiayaan Jual Beli IstishnaIstishna yakni transaksi jual beli dimana barang yang diperjual belikan belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan secara tangguh, sedangkan pembayaran dilakukan di muka secara cicilanContoh : Pembangunan Proyek Rumah Sakit, dimana Rumah Sakit belum dikerjakan, namun akan diserahkan apabila Rumah Sakit tersebut telah selesai dikerjakan

Rukun :

Ada barang/objek jual beli Ada pemesan (Mustashni) Ada Penerima pesanan (Shani)

Ada harganya (Tsman) Ijab Qabul

Syarat-SyaratPihak yang berakad ridha/rela dan memiliki kekuasaan jual beliObjek Barang :

Mengenai jenis, misal berupa mobil, pesawat Mengenai tipe, misal mobil kijang, rumah tipe RSS, dll Mengenai kualitas Mengenai kuantitas (Berapa jumlah unit atau berat mashnu’, dll) Harga :

- Harus diketahui semua pihak- Bisa dibayarkan pada waktu akad, secara cicilan, atau ditangguhkan pada waktu tertentu pada masa yang akan datang.

Ijarah yakni akad antara Bank (Muajjir) dengan nasabah (musta’jir) untuk menyewa suatu barang/obyek sewa (ma’jur) milik bank dan bank mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewanya, dan diakhiri dengan pembelian objek sewa oleh nasabahRukun Ijarah :Sighat (ucapan) : Ijab (tawaran), penerimaan (qabul)Pihak yang berakad (berkontrak) : pemberi sewa (lessor-pemilik asset), penyewa (lesse)Objek kontrak yang terdiri dari pembayaran (sewa) dan manfaat dari pengguna aset.

Transaksi PercampuranMusyarakah yakni pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati

Filosofi yang harus dipahami :

Resiko keuangan dari Syirkah ditentukan oleh objek yang dipercampurkan, sehingga hanya pihak yang mencampurkan objek financial asset saja yang menanggung resiko kerugian yang muncul

Nisbah bagi hasil tidah harus ditentukan oleh jenis objek yang dipercampurkan akan tetapi tergantung dari kesepakatan bersama.

Objek Percampuran Jenis SyirkahUang Rp. (XX) + Uang Rp. (XX) Syirkah MufawaddahUang Rp. (YY) + Uang Rp.(XX) Syirkah InanSkill/tenaga + Uang Rp. (ZZ) MudharabahGoodwill + uang Rp. (ZZ) Syirkah wujudSkill/tenaga + Skill Tenaga Syirkah Abdan

Jenis Syirkah Resiko keuanganSyirkah Inan Ditanggung bersama dengan resiko 50 %- 50 %Syirkah Mufawadah Ditanggung bersama dg resiko xx % (100-xx%)Mudharabah Ditanggung shahibul maal 100 %Syirkah Wujud hanya ditanggung pengelola bisnis 100 %Syirkah Abdan Kerugian berupa tenaga/waktu

Mudharabah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan modal 100 %, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola dengan keuntungan dibagi menurut kesepakatan di muka apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal sepanjang kerugian tersebut tidak disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola.

Rukun

Pemodal Pengelola Modal Nisbah Keuntungan Sighat atau akad

Syarat

Pemodal dan pengelola merupakan orang yang cakap hukum Sighat : penawaran dan penerima (ijab qabul) harus diucapkan oleh kedua belah pihak guna

menunjukkan kemauan mereka untuk menyempurnakan kontrak Modal harus berbentuk uang tunai yang jelas jumlahnya

Tipe Mudharabah

Mudharabah Direct Financing Shahibul maal dan mudharib langsung terlibatMudharabah Inderect financing Bank syariah sebagai perantara yang menemukan antara shahibul maal dan mudharib seperti mudharabah muqayyadah

Diposkan oleh Belajar Bank Syariah Yuk di 20:40 1 komentar

Senin, 2007 Juli 02

JASA LAYANAN BANK SYARIAH

JASA LAYANAN BANK SYARIAH(FEE BASED INCOME BANK SYARIAH)

oleh : Zulfikar

Wakalah adalah akad perwakilan antara dua pihak, dimana pihak pertama mewakilkan suatu urusan kepada pihak kedua untuk bertindak atas nama pihak pertamaJenis wakalah

Wakalah al muthlaqah adalah mewakilkan secara mutlak tanpa batasan waktu dan untuk segala urusan

Wakalah al muqayyadah penunjukan wakil untuk bertindak atas namanya dalam urusan-urusan tertentu

Wakalah al Ammah perwakilan yang lebih luas lagi daripada almuqayyadah tetapi lebih sederhana dari pada al mutalaqah

Produk perbankan syariah adalah :B-Prayer adalah bentuk layanan dalam menerima tagihan pelanggan telefon, listrik seperti : Telkomsel, Telkom, PLN dsb.

SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri) janji tertulis nasabah (applicant) yang mengikat bank sebagai bank pembuka untuk membayar kepeada penerima atau ordernya atau mengaksep dan membayar wesel pada saat jatuh tempo yang diatrik penerima, atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada penerima, atau menegoisasikan wesel-wesel yang ditarik oleh penerima atas penyerahan dokumen (khusus dalam negeri)

L/C Letter of Credit adalah janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis nasabah (applicant) yang mengikat Bank sebagai pembuka untuk membayar kepada penerima atau ordernya atau mengaksep dan membayar wesel pada saat jatuh tempo yang ditarik penerima, atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada penerima, atau menegoisasikan wesel-wesel yang diatrik oleh penerima atas penyerahan dokumen.

Setoran Kliring adalah penagihan warkat bank lain dimana lokasi bank tertariknya berada di dalam satu wilayah kliring

Inkaso penagihan warkat bank lain dimana bank tertariknya berbeda wilayah kliring atau berada di luar negeri, hasilnya penagihan akan dikreditkan ke rekening nasabah

Intercity Kliring adalah jasa penagihan warkat (cek/bilyet giro valuta rupiah) bank di luar wilayah kliring dengan cepat sehingga nasabah dapat menerima dana hasil tagihan cek atau bilyet giro tersebut pada keesekon harinya

RTGS (Real Time Gross Settlement) adalah jasa transfer uang valuta rupiah antar bank baik dalam satu kota maupun dalam kota yang berbeda secara real time. Hasil transfer efektif dalam hitungan menit

Western Union adalah jasa tranfer uang valuta asing antar negara yang dalam penerimaan atau pengirimannya harus mencantumkan suatu pesan pendek atau password kepada penerima atau si pengirim

Transfer dalam kota adalah jasa pemindahan dana antar bank dalam (satu wilayah kliring kota)

Transfer Valas keluar yaitu pengiriman valas dari nasabah bank X ke nasabah bank Y atau bank lain baik dalam maupun luar negeri

Transfer valas masuk yaitu pengiriman valas dari nasabah bank Y atau bank lain dalam maupun ke luar negeri ke nasabah bank X

Standing Order adalah fasilitas kemudahan yang diberikan oleh Bank kepada nasabah yang dalam transaksi keuangannya harus memindahkan dana dari suatu rekening ke rekening lainnya secara berulang-ulang. Dalam pelaksanaannya nasabah memberikan instruksi ke bank hanya satu kali saja

Pembayaran Pajak Impor fasiltas yang diberikan kepada nasabah atau importir untuk membayar pajak dalam rangka import secara on-line sebagai syarat mengeluarkan barangnya dari gudang kantor bea cukai.

Kafalah adalah akad jaminan dari suatu pihak kepada pihak lainJenis-jenis kafalah

Kafalah bin nafs adalah jaminan dari diri si penjamin (Personal Guarante) Kafalah bil maal adalah jaminan pembayaran barang atau pelunasan hutang dalam

aplikasinya di perbankan dapat berbentuk jaminan uang muka (Advance paymen bond) atau jaminan pembayaran (payment bond)

Kafalah muallaqah adalah jaminan mutlak yang dibatasi oleh kurun waktu tertentu untuk dan untuk tujuan tertentu, dalam perbankan diterapkan jaminan pelaksanaan suatu proyek (performance bond) atau jaminan penawaran (bid bond)

Produk perbankan syariah adalah :

Bank Garansi adalah janji tertulis yang diberikan oleh bank kepada pihak ketiga dimana bank menyatakan sanggup memenuhi kewajiban-kewajiban kepada pihak ketiga dimaksud apabila pada suatu waktu tertentu yang telah ditetapkan pihak yang dijamin (nasabah) tidak memenuhi kewajibannyaJenis Bank Garansi

Bank Garansi keagenan adalah bukti asli surat permintaan bank garansi yang ditandatangani oleh pihak berwenang dari perusahaan (distributor) yang meminta adanya bank garansi, misal bank garansi untuk agen produk X

Bank Garansi untuk tender (Bid Bond) adalah bank garansi yang diberikan kepada kontraktor yang mengikuti prosedur proyek atau pelelangan biasanya diberikan 1% - 3 % dari nilai proyek yang dibiayai yang bersifat non cash loan

Perfromance Bond adalah bank garansi yang diberikan kepada kontraktor, dimana kontraktor tersebut telah memenangkan proyek dan sedang menjalankan proyek tersebut biasanya setoran tunai untuk di blokir atau ke setoran bank garansi sebesar 10 %-30 %, bisa juga di kover dengan jaminan fixed asset lainnya, dan juga bersifat non cash loan

Mantenance Bond adalah Bank garansi yang diberikan kepada kontraktor, dimana kontraktor teresebut telah menyelesaikan proyek, sehingga perlu dilakukan pemeliharaan proyek sebagai jaminan apabila selama kurun waktu tertentu proyek tersebut tidak bermasalah, biasanya para bohweer menggunakan retention fee yakni uang diblokir sebesar 15 %-20 %, atau bisa juga meminta bank garansi mantenance bond

Advance payment Bond adalah Bank garansi jaminan uang muka, dimana kontraktor tersebut harus mengeluarkan uang muka sebagai bukti kesanggupan dan kecukupan modal dalam mengerjakan proyek sehingga kontraktor tidak hanya mengharapkan turunnya invoice atau pembayaran dari bohweer, biasanya diberikan 1 %- 5 % dari nilai proyek yang dibiayai.

Jualah adalah akad dimana pihak pertama menjanjikan imbalan tertentu kepada pihak kedua atas pelaksanaan suatu tugas atau pelayanan yang dilakukan oleh pihak kedua untuk kepentingan pihak pertama. Prinsip ini diterapkan oleh bank dalam menawarkan pelayanan dengan mengambil fee dari nasabahContoh Referensi Bank, dukungan Bank

Referensi Bank adalah surat keterangan yang diterbitkan oleh Bank atas dasar permintaan nasabah biasanya referenis di berikan karena nasabah mempunyai rekening di bank tersebut

Dukungan Bank adalah surat keterangan yang diterbitkan oleh Bank atas permintaan nasabah biasanya dukungan bersifat tidak mengikat dan memiliki persyaratan tertentu, seperti telah berhubungan dengan bank selama 6 bulan terakhir, dan telah dikenal oleh pihak bank

Sharf adalah transaksi pertukaran emas dan perak, atau pertukaran valuta asingSyarat-syarat :

Harus tunai Serah terima harus dalam majelis kontak Bila pertukaran antara mata uang yang sama harus dalam jumlah/kuantitas yang sama

Contoh Produk Bank SyariahTukar Bank Note ke Rupiah atau Tukar Rupiah ke TT (Valas)

Ijarah adalah hak untuk memanfaatkan barang/jasa dengan membayar imbalan tertentuContoh : Kotak simpanan (safe deposit) dan jasa tata laksana administrasi dokumen (costudian)

Diposkan oleh Belajar Bank Syariah Yuk di 21:50 0 komentar

PRODUK PENGHIMPUNAN DANA

Produk Penghimpunan DanaOleh : Zulfikar

Untuk produk penghimpunan dana dapat dibedakan antara Bank Syariah dan Konvensional

Tipe Simpanan Bank Konvensional

Tabungan adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat sesuai dengan syarat-syarat tertentu

Deposito adalah salah satu jenis tabungan yang dibuka oleh bank untuk para nasabah atau masyarakat, yang jangka waktu penarikannya mempunyai periode tertentu (1 bulan, 3 bulan, 12 bulan dan seterusnya)

Giro adalah simpanan masyarakat pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat selama saldo simpanan masih ada dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya dan bilyet giro atau surat perintah pemindahbukuan

Tipe Simpanan Bank Syariah WadiahLandasan Syariah QS Annisa (4) :58 :“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.”

Hadis Riwayat Dawud dan Al Tirmidzi :“ Tunaikanlah amanat itu kepada orang yang memberi amanat kepadamu dan janganlah kamu mengkhianati orang yang mengkhianatimu”

Wadiah adalah aqad antara pemilik dengan penyimpan, untuk menjaga harta/modal dari kerusakan atau kerugian dan untuk keamanan harta

Jenis Wadiah

Wadiah Yad Amanah (kepercayaan) dimana penerima titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut sampai diambil kembalai oleh penitip

Wadiah Yad Dhamanah (simpanan yang dijamin) dimana titipan yang selama belum dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan. Apabila dari hasil pemanfaatan tersebut diperoleh keuntungan maka seluruhnya menjadi hak penerima titipanBiasanya bank syariah menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah untuk produk tabungan dan giro.

Ciri-ciri Wadiah Yad Amanah

Penerima titipan (costudian) adalah memperoleh kepercayaan (trustee) Harta/modal/barang yang berada dalam titipan harus dipisahkan Harta dalam titipan tidak dapat digunakan Penerima titipan tidak mempunyai hak untuk memanfaatkan simpanan Penerima titipan tidak diharuskan mengganti segala resiko kehilangan atau kerusakan harta

yang dititipkan kecuali bila kehilangan atau kerusakan itu karena kelalaian penerima titipan atau bila status titipan telah berubah menjadi Wadiah Yad Dhamanah

Ciri-ciri Wadiah Yad Dhamanah

Penerima titipan adalah dipercaya dan penjamin barang yang dititipkan Harta dalam titipan tidak harus dipisahkan Harta/modal/barang dalam titipan dapat digunakan untuk perdagangan

Penerima titipan berhak atas pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan harta titipan dalam perdagangan

Pemilik harta/modal/ barang dapat menarik kembali titipannya sewaktu-waktu

Perubahan Status dari Wadiah Yad Amanah menjadi Wadiah Yad DhamanahPerubahan tersebut terjadi apabila :

Harta dalam titipan telah dicampur Penerima titipan menggunakan harta titipan Penerima titipan membebankan biaya layanan kepada penitip

Konsep Bonus

Penerima titipan (bank) tidak boleh menyatakan atau menjanjikan imbalan atau keutungan apapun kepada pemegang rekening wadiah

Pemilik harta titipan tidak boleh mengharapkan atau meminta imbalan atau keuntungan atas rekening wadiah

Setiap imbalan atau keuntungan yang dijanjikan sebelumnya dapat dianggap riba, baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk lain

Penerima titipan (bank) atas kehendaknya sendiri dapat memberikan imbalan kepada pemilik harta titipan (pemegang rekening wadiah)

Fasilitas Yang diperoleh dari Tabungan Wadiah

Menggunakan buku atau kartu ATM Minimum setoran saldo pertama dan saldo minimum yang harus dipertahankan Tabungan tidak terbatas dapat ditarik sewaktu-waktu Tipe rekening :

o Rekening perorangano Rekening bersama atau beberapa individuo Perkumpulan/kelompok yang tidak berbadan hukumo Rekening perwalian, yang dioprasikan oleh orang tua wali atau wali atas nama pemegang rekening (yang belum dewasa)

Pembayaran bonus dilakukan denga mengkredit rekening tabungan

Fasilitas yang diperoleh dari Giro Wadiah

Kepada pemegang rekening diberikan buku cek untuk mengoperasikan rekening Ada minimum setoran awal, dan diperlukan referensi bagi pemegang rekening Calon pemegang rekening tidak terdaftar dalam daftar hitam dari BI Penarikan dana dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan cek atau instruksi

tertulis lainnya Tipe rekening :

o Rekening perorangano Rekening bersama atau rekening kelompok/perkumpulano Rekening perusahaan (Badan hukum)

Servis lainnya :o Cek khususo Instruksi siaga (standing instruction)o Transfer dana secara otomatis

Pemegang rekening menerima salinan rekening (account statement) setiap bulan dengan rincian transaksi selama bulan yang bersangkutan

Bank dapat mengirim konfirmasi saldo kepada pemegang rekening setiap akhir tahun atau setiap periode tertentu (yang lebih pendek) bila dianggap perlu oleh bank atau atas permintaan pemegang rekening

Mudharabah

Landasan Syariah QS Al-maidah (5):2 :“ Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu”Hadis nabi Riwayat Ibnu AbbasAbbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah. Ia mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak mengurangi lautan dan tida menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak, jika persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan itu yang ditetapkan Abbas itu didengar oleh rasulullah, beliau membenarkannya (HR Thabrani dari Ibnu Abbas)Mudaharabah disebut juga Muqarradah yang berarti bepergian untuk urusan dagangSecara muammalah, Al-mudharabah adalah :Akad kerjasama antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengusaha (mudharib) untuk melakukan suatu usaha bersama. Keuntungan yang diperoleh dibagai antara keduanya dengan perbandingan nisbah yang disepakati sebelumnya.

Jenis Mudharabah

Mudharabah Muthlaqah dimana pemilik (shahibul maal) dana memberikan keleluasaan penuh kepada pengelola (mudharib) untuk mempergunakan dana tersebut dalam usaha yang dianggapnya baik dan menguntungkan. Namun pengelola tetap bertanggung jawab untuk melakukan pengelolaan sesuai dengan kebiasaan usaha normal yang sehat (uruf) (bank biasanya menggunakan produk tabungan dan deposito untuk jenis ini)

Mudharabah muqayyadah dimana pemilik dana menentukan syarat dan pembatasan kepada pengelola dan pengguna dana tersebut dengan jangka waktu, tempat, jenis usaha dan sebagainya. (untuk jenis ini akan dibahas pada topik pembiayaan)

Ketentuan tabungan & deposito mudharabah mutlaqah

Dalam transaksi ini nasabah beritndak sebagai shahibul maal atau pemilik dana dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana

Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya termasuk didalamnya mudharabah dengan pihak lain

Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai bukan piutang Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad

pembukaan rekening Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dan deposito dengan

menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang

bersangkutan

Fasiltas yang diperoleh untuk tabungan

Menggunakan buku tabungan Setoran awal minimum berdasarkan kebijakan bank Setoran berikutnya tidak dibatasi dan waktu penarikan sesuai dengan akad Bagi hasil dikreditkan pada rekening tabungan setiap akhir bulan Tipe tabungan :

o Rekening perorangano Rekening bersama (dua atau lebih)o Rekening organisasi yang tidak berbadan hukumo Rekening perwalian yang dioperasikan orang tua/walio Rekening dijadikan jaminan pembiayaan

Pengakhiran perjanjian tabungan terjadi bila tabungan ditutup

Fasilitas yang diperoleh untuk Deposito

Menggunakan sertifikat deposito atau bilyet deposito Minimum jumlah investasi ditentukan oleh bank Mempunyai jangka waktu (1, 3,6,12, 24 bulan dst) Kontrak berakhir pada saat jatuh tempo, tetapi dapat diperpanjang (ARO) Bagi hasil diberikan pada saat jatuh tempo, interim bagi hasil dapat diberikan setiap periode

yang diperjanjikan Nisbah bagi hasil ditetapkan dimuka. Bank dapat memberikan bagi hasil melebihi tetapi

tidak boleh kurang dari nisbah yang diperjanjikan. Kelebihan bagi hasil atas nisbah dianggap bonus.

Berdasarkan proyek khusus dimana bank ingin membiayai. Penggunaan dana investasi khusus bersifat back to back

Jumlah investasi tergantung pada proyek biasanya dalam jumlah besar Jangka waktu investasi mengikuti jangka waktu proyek Pembayaran keuntungan tergantung pada kemajuan/penerimaan keuntungan oleh proyek Nisbah bagi hasil ditetapkan kedua belah pihak, biasanya tergantung pada tingkat kelayakan

proyek yang dibiayai.