bab i pendahuluan 1.1 latar belakang masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam...
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/1.jpg)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan dari bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa,
seperti yang tercantum dalam pembukaan alinea keempat dari Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD NRI 1945). Pasal
31 UUD NRI 1945 menyebutkan bahwa Setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan. Atas dasar Pancasila dan UUD NRI 1945, maka pemerintah membentuk
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang
diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301 pada tanggal 8 Juli
2003 (selanjutnya disebut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional).
Pengertian pendidikan menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut ketentuan Pasal 1 angka
4 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud dengan peserta didik
![Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/2.jpg)
2
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Pasal 61 ayat (2) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan
bahwa Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi
belajar dan/atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi. Ijazah wajib diterbitkan
dalam bahasa Indonesia, tetapi apabila diperlukan untuk suatu kepentingan, ijazah
tersebut dapat diterjemahkan ke dalam bahasa asing. Ijazah tersebut merupakan
sesuatu yang sangat berharga dan sangat penting keberadaannya sehingga harus
dijaga dengan baik oleh pemiliknya. Pendidikan dan ijazah merupakan dua hal yang
saling berkaitan dan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Setiap orang membutuhkan legalisir ijazah dalam melengkapi syarat untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, melamar pekerjaan, melamar
menjadi calon pegawai negeri sipil, membuat paspor, atau keperluan lain, misalnya
melengkapi persyaratan pendaftaran untuk menjadi calon pejabat negara. Legalisir
ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat,
misalnya dalam persyaratan pendaftaran untuk memperoleh beasiswa pendidikan ke
luar negeri. Legalisir ini sangat mudah untuk dilaksanakan yaitu dengan cara
membuat kopi dari ijazah tersebut lalu dimohonkan legalisir ke sekolah atau
perguruan tinggi yang berwenang untuk melaksanakan legalisir terhadap ijazah
tersebut, tetapi akan timbul permasalahan apabila pemilik ijazah berdomisili jauh dari
![Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/3.jpg)
3
sekolah atau perguruan tinggi asal dan bahkan saling berbeda kota maupun negara.
Misalnya ada seseorang yang lulus SD di Manokwari, lulus SMP di Denpasar, lulus
SMA di Surabaya, lulus S1 di Yogyakarta dan lulus S2 di Jakarta.1
Hal ini merupakan suatu permasalahan yang dapat dianalisis untuk mewujudkan
kepastian hukum dalam masyarakat. Pemilik ijazah yang berdomisili jauh dari
sekolah atau perguruan tinggi asalnya tersebut apabila berasal dari keluarga yang
sederhana, sekolahnya berpindah-pindah karena mengikuti orang tuanya bertugas,
pada umumnya tidak dapat memohon legalisir langsung untuk ijazahnya ke sekolah
atau perguruan tinggi asalnya tersebut karena faktor ekonomi (contohnya yaitu
keterbatasan biaya), waktu yang diperlukan dalam perjalanan dan jarak tempuh yang
jauh.
Peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikannya dan telah mendapatkan
ijazah tersebut dapat memohon legalisir ijazah yang cukup banyak kepada sekolah
atau perguruan tinggi asalnya, hal ini dilakukan agar pemilik ijazah tidak kesulitan
untuk kembali ke sekolah atau perguruan tinggi asalnya tersebut hanya untuk
memohon legalisir. Pada umumnya sekolah atau perguruan tinggi membatasi
penerimaan legalisir ijazah, misalnya di Fakultas Hukum Universitas Udayana yang
membatasi penerimaan legalisir ijazah yaitu sebanyak 10 lembar, padahal legalisir
ijazah sangat diperlukan oleh pemilik ijazah tersebut. Memohon legalisir ijazah dalam
jumlah yang cukup banyak dapat menimbulkan masalah di kemudian hari seperti
1URL: http://www.medianotaris.com/bisakah_legalisir_ijazah_oleh_notaris_berita92.html,
Diakses Pada Tanggal 24 September 2014.
![Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/4.jpg)
4
yang dialami oleh sejumlah pendaftar dalam penerimaan calon pegawai negeri sipil di
beberapa kota di Indonesia.2
Berkas-berkas pendaftarannya tidak diterima karena legalisir ijazahnya dituding
palsu oleh petugas. Petugas menuding bahwa fotokopi tersebut discan atau dipindai,
jadi bukan merupakan legalisir yang sah, padahal pendaftar tersebut dapat menjamin
keabsahan dari legalisir tersebut dan Ia juga membawa ijazah aslinya. Petugas
memeriksa fotokopi ijazah tersebut dengan cara melihat lalu menerawangnya. Jika
legalisir ijazah dibuat dalam jumlah cukup banyak, maka akan dikhawatirkan
tumpukan ijazah terbawah tidak akan mendapatkan stempel legalisir (cap) dengan
cukup baik, dikarenakan tinta stempel yang digunakan telah habis digunakan pada
lembaran-lembaran fotokopi sebelumnya. Hal ini dapat merugikan anggota
masyarakat yang melamar pekerjaan untuk menjadi calon pegawai negeri sipil karena
kehilangan kesempatan untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Berdasarkan hal
tersebut maka timbul pertanyaan yaitu siapa sajakah pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan legalisir ijazah tersebut? dan apakah legalisir ijazah dapat dilaksanakan
oleh Notaris setempat di mana pemilik ijazah sekarang berdomisili?
Pada umumnya ada dua peraturan yang mengatur tentang pejabat yang
berwenang dalam melegalisir ijazah. Menurut Pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Pengesahan Fotokopi Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar, Surat Keterangan Pengganti
2URL: http://www.pontianakpost.com/metropolis/8872-legalisir-ijazah-ditolak.html, Diakses
Pada Tanggal 4 November 2014.
![Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/5.jpg)
5
Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar dan Penerbitan Surat Keterangan Pengganti
Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah,
diundangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 574, pada
tanggal 28 April 2014 (selanjutnya disebut PERMEN Nomor 29 Tahun 2014),
Pengesahan fotokopi ijazah/STTB dan surat keterangan pengganti ijazah/STTB
dilakukan oleh kepala satuan pendidikan yang mengeluarkan ijazah/STTB yang
bersangkutan. Menurut Pasal 2 ayat (6) PERMEN Nomor 29 Tahun 2014,
Pengesahan fotokopi ijazah/STTB dan surat keterangan pengganti ijazah/STTB bagi
pemohon yang berdomisili di kabupaten/kota yang berbeda dengan kabupaten/kota
sekolah asal dapat dilakukan oleh Kepala Dinas kabupaten/kota yang membidangi
pendidikan di tempat pemohon berdomisili.
Berdasarkan PERMEN Nomor 29 Tahun 2014 dan Lampiran Keputusan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002
(selanjutnya disebut Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002), Pejabat yang
berwenang untuk mengesahkan atau melegalisir fotokopi ijazah untuk jenjang
pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah
Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan yang setingkat
adalah kepala sekolah yang bersangkutan, kepala/KABAG/KABID/KASUBDIN atau
yang setingkat dan berkompeten pada Dinas Pendidikan dan Kantor DEPAG
![Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/6.jpg)
6
KAB/KOTA. Pejabat yang berwenang untuk mengesahkan atau melegalisir fotokopi
ijazah untuk jenjang pendidikan universitas atau institut adalah
rektor/dekan/pembantu dekan bidang akademik.
Menurut ketentuan Pasal 8 ayat (1) Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2014 tentang Ijazah, Sertifikat
Kompetensi, dan Sertifikat Profesi Pendidikan Tinggi, diundangkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1179, pada tanggal 21 Agustus 2014
(selanjutnya disebut PERMEN Nomor 81 Tahun 2014), Ijazah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dan Transkrip Akademik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (1) ditulis dalam Bahasa Indonesia dan dapat ditulis dalam Bahasa
Inggris. Pada umumnya, sekolah maupun perguruan tinggi di Indonesia hanya
menerbitkan ijazah dalam bahasa Indonesia.
Menurut Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor :
08/DIKTI/Kep/2002 Tentang Petunjuk Teknis Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 184/U/2001 Tentang Pedoman Pengawasan Pengendalian Dan
Pembinaan Program Diploma, Sarjana dan Pasca Sarjana di Perguruan Tinggi
(selanjutnya disebut Keputusan DIRJEN DIKTI Nomor 08/DIKTI/Kep/2002), Ijazah
dan transkrip diterbitkan dalam bahasa Indonesia, apabila diperlukan ijazah dan
transkrip tersebut dapat diterjemahkan kedalam bahasa asing. Jadi, apabila seseorang
memiliki ijazah yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia dan misalnya ingin
mengikuti program beasiswa pendidikan ke luar negeri, di mana salah satu
![Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/7.jpg)
7
persyaratannya adalah melampirkan legalisir ijazah dalam bahasa asing, maka ijazah
tersebut dapat diterjemahkan ke dalam bahasa asing terlebih dahulu kemudian
dimohonkan legalisir kepada pejabat yang berwenang. Tetapi, dalam peraturan-
peraturan tentang pengesahan atau legalisir ijazah di atas tidak mengatur mengenai
pejabat yang berwenang dalam melakukan pengesahan terhadap fotokopi terjemahan
ijazah tersebut. Sehingga timbul pertanyaan yaitu apakah legalisir fotokopi
terjemahan ijazah tersebut dapat dilaksanakan oleh Notaris setempat di mana pemilik
ijazah sekarang berdomisili?
Sebagai pejabat umum dan juga sebagai anggota masyarakat, Notaris tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat, perubahan dalam masyarakat juga dapat
mempengaruhi dunia kenotariatan. Keberadaan lembaga notariat di Indonesia
dikehendaki oleh aturan hukum dengan maksud untuk melayani masyarakat yang
membutuhkan alat bukti tertulis yang bersifat otentik mengenai keadaan, peristiwa
atau perbuatan hukum. Notaris merupakan suatu pekerjaan dengan keahlian khusus
dan menuntut pengetahuan luas, serta tanggung jawab yang berat untuk melayani
kepentingan umum dan inti dari tugas notaris adalah mengatur secara tertulis dan
otentik hubungan-hubungan hukum antara para pihak yang memerlukan jasa Notaris.3
Salah satu jasa Notaris ini adalah untuk melakukan pengesahan kecocokan fotokopi
dengan surat aslinya.
Indonesia menganut Civil Law System karena merupakan negara bekas jajahan
dari Belanda. Kelompok negara yang menganut Civil Law System adalah negara-
3Liliana Tedjosaputra, 2003, Etika Profesi dan Profesi Hukum, Aneka Ilmu, Semarang, hal. 93.
![Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/8.jpg)
8
negara Eropa seperti Belanda, Prancis, Luxemburg, Jerman, Austria, Swiss,
Skandinavia, Italia, Yunani, Spanyol dan juga negara-negara bekas jajahan mereka.
Untuk kelompok yang termasuk dalam negara yang menganut Common Law System
adalah Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Afrika Selatan.4
Bagi negara-negara yang menganut sistem hukum Eropa Kontinental (Civil Law
System), kewenangan Notaris sangat berbeda dengan Notaris di negara-negara
penganut sistem hukum Anglo Saxon (Common Law System). Notaris di negara-
negara penganut sistem hukum Eropa Kontinental atau juga disebut Notaris Latin
merupakan profesi yang dilakukan oleh ahli hukum yang dijabat seumur hidup atau
sampai memasuki masa pensiun, Notaris Latin dapat memberikan nasihat kepada
kliennya dalam pembuatan alat bukti tertulis. Kewenangan Notaris di negara-negara
penganut sistem Anglo Saxon rata-rata hanyalah merupakan pendaftaran surat-surat
saja, yang bagi Notaris di Indonesia yang menganut sistem hukum Eropa Kontinental
merupakan waarmerking (pendaftaran surat di bawah tangan), Notaris pada sistem
hukum Anglo Saxon tidak berperan dalam pembuatan dan menentukan isi surat atau
akta.5
Sejarah notariat di Indonesia tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga ini di
negara-negara Eropa pada umumnya dan di negeri Belanda pada khususnya.
Dikatakan demikian karena perundang-undangan di Indonesia di bidang notariat
berakar pada “Notariswet” dari negeri Belanda tanggal 9 Juli 1842 (Ned. Stbl.
4Supriadi, 2006, Etika & Tanggung Jawab Profesi Hukum Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
hal. 50. 5URL: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44009/3/Chapter%20II.pdf, Diakses Pada
Tanggal 29 Juli 2015, dikutip dari: Herlien Budiono, 1998, Akta Otentik Dan Notaris Pada Sistem
Hukum Anglo-Saxon Dan Sistem Hukum Romawi, Percikan Gagasan Tentang Hukum Ke-III,
Kumpulan Karangan Ilmiah Alumni FH Unpar, Mandar Maju, Bandung, hal. 104.
![Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/9.jpg)
9
No. 20), yang kemudian melalui negeri Belanda dibawa ke Indonesia dan yang
dikenal sekarang ini sebagai lembaga notariat, dengan para Notaris sebagai
pengabdinya. Berdasarkan asas konkordansi, sistem hukum Belanda berlaku di
Indonesia termasuk pemberlakuan lembaga atau pranata notaris di Indonesia.6
Pemerintah membentuk Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan
Notaris, yang diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, pada
tanggal 6 Oktober 2004 (selanjutnya disebut UUJN) untuk menjamin kepastian,
ketertiban, dan perlindungan hukum bagi setiap warga negara. Dengan adanya UUJN
tersebut, telah terjadi pembaharuan dan pengaturan kembali secara menyeluruh dalam
satu undang-undang yang mengatur jabatan Notaris sehingga dapat tercipta suatu
unifikasi hukum yang berlaku untuk semua penduduk di seluruh wilayah negara
Republik Indonesia.7
Tugas Notaris dalam sejarah notariat di Indonesia antara lain membuat akta-akta
dan kontrak-kontrak, dengan maksud untuk memberikan kepadanya kekuatan dan
pengesahan (legalisasi), menetapkan dan memastikan tanggalnya, menyimpan asli
minutanya dan mengeluarkan groosenya, demikian juga memberikan salinannya yang
sah dan benar. Jadi, sebelum diundangkannya UUJN, Notaris tidak berwenang dalam
melaksanakan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya (legalisir). Dalam
penjelasan umum UUJN disebutkan bahwa fungsi Notaris di luar pembuatan akta
6Ida Ayu Agung Wirdaputri Atmadja, 2014, “Kedudukan Notaris yang Menjalankan Jabatannya
dalam Bentuk Perserikatan Perdata”, Kertha Pertiwi Jurnal Ilmiah Magister Kenotariatan Universitas
Udayana, Volume 07 Edisi Khusus, April 2014, hal.47. 7Habib Adjie, 2014, Hukum Notaris Indonesia (Tafsir Tematik Terhadap UU No. 30 Tahun 2004
Tentang Jabatan Notaris), Cet. Ke-4, PT Refika Aditama, Bandung (selanjutnya disebut Habib Adjie
I), hal.7.
![Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/10.jpg)
10
autentik diatur untuk pertama kalinya secara komprehensif dalam Undang-Undang
ini.
Tujuan dibentuknya Undang-Undang tentang Jabatan Notaris dalam keterangan
tertulis dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kepada Mahkamah Konstitusi dalam
perkara 014/PUU-III/2005, tanggal 13 September 2005 adalah untuk menjamin
kepastian hukum baik bagi Notaris sendiri dan bagi masyarakat umum yang
menggunakan jasa Notaris karena Notaris merupakan jabatan tertentu yang
menjalankan sebagian tugas negara dalam hal memberikan pelayanan hukum kepada
masyarakat sebagai satu-satunya pejabat yang membuat akta autentik yang
pembuktiannya dan jaminan kepastian hukum tercapainya ketertiban umum sesuai
Pasal 28 J ayat (2) UUD NRI 1945.8
Sejak berlakunya UUJN yang merupakan dasar hukum yang baru dan juga
sebagai bahan untuk mengembangkan Hukum Notaris Indonesia, maka Hukum
Notaris Indonesia hanya dapat maju dan berkembang dari dan oleh kalangan Notaris
Indonesia sendiri.9 Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2004 tentang Jabatan Notaris sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan hukum
dan kebutuhan masyarakat, sehingga pemerintah membentuk Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004
tentang Jabatan Notaris, yang disahkan dan diundangkan dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik
8Ibid. hal.240. 9Ibid. hal.3.
![Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/11.jpg)
11
Indonesia Nomor 5491, di Jakarta pada tanggal 15 Januari 2014 (selanjutnya disebut
UUJN Perubahan).
Pengertian Notaris menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 UUJN Perubahan adalah
pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan memiliki
kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini atau
berdasarkan undang-undang lainnya. Notaris merupakan pejabat umum yang
menjalankan profesi dalam memberikan jasa hukum kepada masyarakat. “A notary
public is an official of integrity appointed by state government to serve the public as
an impartial witness in performing a variety of official fraud deterrent acts related to
the signing of important documents”.10
(Notaris adalah pejabat integritas yang
ditunjuk oleh pemerintah negara untuk melayani masyarakat sebagai saksi dalam
melakukan berbagai pencegahan penipuan terkait dengan penandatanganan dokumen
penting).
Notaris mempunyai peran yang sangat unik karena Notaris muncul sebagai sosok
yang mempunyai kewenangan publik, penyuluh dan pemberi nasehat bagi
masyarakat. Jabatan Notaris mempunyai dua ciri dan sifat yang esentiil, yaitu
ketidakmemihakan (impartiality) dan kemandirian atau ketidaktergantungan
(indepedency) di dalam memberikan bantuan kepada para kliennya.11
Notary is an
10Boris Kozolchyk, 2014, Comparative Commercial Contracts: Law, Culture And Economic
Development, West Academic Publishing, United States of America, hal. 242. 11Herlien Budiono, 2013, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan, PT Citra
Aditya Bakti, Bandung, hal. 219.
![Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/12.jpg)
12
independent legal advisor, because he is not employed by the state.12
(Notaris adalah
penasihat hukum independen, karena ia tidak dipekerjakan oleh negara). Profesi
jabatan Notaris adalah bidang pekerjaan yang dilandasi keahlian untuk membuat akta
autentik dan kewenangan lainnya oleh mereka yang menjabat sebagai Notaris
sebagaimana dimaksud dalam UUJN. Jabatan Notaris merupakan jabatan
kepercayaan. Oleh karena itu, Notaris di dalam menjalankan jabatan luhur tersebut
tidak semata-mata hanya dituntut keahlian di bidang ilmu kenotariatan, tetapi juga
perlu dijabat oleh mereka yang berakhlak tinggi.13
Dalam praktiknya sekarang ini, Notaris di Indonesia sebenarnya tidak hanya
memiliki peran dan kewenangan dalam transaksi yang konvensional, khususnya
dalam pembuatan akta autentik saja, melainkan juga pekerjaan lain sebagaimana
ditentukan oleh peraturan perundang-undangan.14
Terkait dengan hal ini, salah satu
norma yang berkaitan dengan pejabat yang berwenang dalam melaksanakan
pengesahan atau legalisir ijazah, khususnya legalisir fotokopi terjemahan ijazah
(fotokopi ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing) adalah ketentuan Pasal
15 ayat (2) huruf d UUJN Perubahan, yang menyebutkan bahwa Notaris berwenang
untuk melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya.
Indonesia yang sama-sama menganut sistem hukum Civil Law seperti Belanda
mempunyai persamaan dalam kewenangan yang dimiliki oleh Notaris yaitu dalam hal
12Berend, J.H. Crans (ed.), 1995, Aircraft Finance: Recent Developments and Prospects, Kluwar
Law International The Hague, London, hal. 139. 13Ibid. hal. 161-162. 14Edmon Makarim, 2013, Notaris & Transaksi Elektronik, Cet Ke-2, PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta, hal.113.
![Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/13.jpg)
13
melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya. One of the Notarial
services in the Netherlands is make a certified copy of a document like passports and
educational documents.15
(terjemahan bebasnya sebagai berikut: Salah satu layanan
Notaris di Belanda adalah melakukan pengesahan fotokopi seperti paspor dan
dokumen pendidikan). Dan kewenangan Notaris di salah satu negara yang menganut
sistem hukum Common Law yaitu Australia juga melakukan pengesahan kecocokan
fotokopi dengan surat aslinya, one of the functions or tasks of notaries within
Australia tend to be Certifying true copies of documents for use overseas.16
(
terjemahan bebasnya sebagai berikut: salah satu fungsi atau tugas dari Notaris di
Australia adalah melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan dokumen aslinya
untuk digunakan di luar negeri).
Beranjak dari uraian di atas, penulis menemukan norma kabur (vague van
normen) atas Pasal 15 ayat (2) huruf d UUJN Perubahan berkaitan dengan pengertian
surat. Dalam ketentuan umum Pasal 1 maupun penjelasan Pasal 15 ayat (2) huruf d
UUJN Perubahan tidak ada disebutkan mengenai pengertian dan jenis dari surat
tersebut. Kondisi norma yang disebut kekaburan norma ini terjadi akibat peraturan
perundang-undangan telah tersedia namun rumusan kata atau kalimatnya kurang jelas
sehingga menimbulkan kekaburan pengertian-pengertian. Pengertian surat menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kertas dan sebagainya yang bertulis (berbagai-
15URL: https://www.gov.uk/notarial-and-documentary-services-guide-for-the-netherlands,
Diakses Pada Tanggal 29 Juli 2015. 16
URL:http://notarynsw.org.au/what_is_a_notary, Diakses Pada Tanggal 29 Juli 2015.
![Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/14.jpg)
14
bagai isi, maksudnya), secarik kertas dan sebagainya sebagai tanda atau keterangan,
sesuatu yang ditulis; yang tertulis; tulisan.17
Notaris harus benar-benar menerapkan asas kecermatan atau kehati-hatian dalam
melaksanakan tugas jabatannya, dalam hal ini untuk melakukan pengesahan
kecocokan fotokopi dengan surat aslinya, karena surat apapun dapat menjadi obyek
yang dapat dipalsukan, seperti kasus ijazah palsu saat ini sedang marak terjadi di
Indonesia. Pemalsuan ijazah dilakukan oleh oknum-oknum tertentu dan juga oleh
beberapa perguruan tinggi swasta yang tidak memiliki izin operasional. Semakin
mudah surat dipalsukan berarti semakin besar kemungkinan Notaris terseret kasus
hukum karena Notaris hanya mendasarkan pembuatan akta maupun tugas jabatan
lainnya pada kebenaran dokumen saja atau kebenaran formal, sedangkan kebenaran
material berada pada para pihak dan produk hukum yang dibawa menghadap kepada
Notaris. Tindak pidana pemalsuan surat diatur dalam ketentuan Pasal 263 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (selanjutnya disebut KUHP). Salah satu unsur dalam
pasal 263 KUHP menyatakan bahwa surat yang dipalsukan itu harus dapat
menerbitkan suatu hak, seperti saham, ijazah dan lain-lain.
Dari ketentuan Pasal 15 ayat (2) huruf d UUJN Perubahan tersebut maka timbul
pertanyaan yaitu surat apa sajakah yang dimaksud dalam ketentuan pasal tersebut?
apakah ijazah juga termasuk dalam pengertian surat yang dimaksud dalam pasal
tersebut? apakah Notaris berwenang dalam melaksanakan legalisir ijazah, khususnya
legalisir fotokopi terjemahan ijazah (fotokopi ijazah yang diterjemahkan ke dalam
17
URL:http://kbbi.web.id/surat, Diakses Pada Tanggal 19 Oktober 2015.
![Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/15.jpg)
15
bahasa asing)? Jika Notaris diberikan kewenangan untuk melaksanakan legalisir
ijazah, bagaimana tanggung jawab Notaris terhadap ijazah tersebut? Dari pembahasan
latar belakang tersebut, penulis ingin melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan
“Kewenangan dan Tanggung Jawab Notaris dalam Melegalisir Fotokopi
Terjemahan Ijazah menurut Undang-Undang Jabatan Notaris”.
Setelah menelusuri penelitian-penelitian sebelumnya melalui penelusuran dengan
media internet, kemudian diketahui bahwa tesis dengan judul Kewenangan dan
Tanggung Jawab Notaris dalam Melegalisir Fotokopi Terjemahan Ijazah menurut
Undang-Undang Jabatan Notaris sampai saat ini belum ada. Namun, telah ditemukan
beberapa penelitian serupa tetapi tidak memiliki kesamaan di dalamnya. Penelitian
tersebut dapat dijadikan acuan dalam penulisan ini, adapun penelitian tersebut antara
lain:
a. Tesis yang berjudul “Tanggung Jawab Notaris Terhadap Legalisasi Dan
Waarmeking Akta Di Bawah Tangan Di Kota Padang” oleh Muhammad
Iqbal, Universitas Andalas, 2011. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
hukum empiris. Lokasi penelitian ini adalah di kota Padang, Sumatera Utara.
Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana bentuk tanggung jawab notaris terhadap akta di bawah
tangan yang telah di legalisasi dan di waarmerking Notaris?
2. Bagaimanakah proses legalisasi dan waarmerking terhadap akta di
bawah tangan di kantor Notaris?
![Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/16.jpg)
16
3. Apakah bentuk wewenang Notaris dalam legalisasi dan waarmerking
akta di bawah tangan menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004
tentang Jabatan Notaris?
Penelitian ini mengkaji mengenai tanggung jawab Notaris dalam hal
legalisasi dan waarmerking akta di bawah tangan, serta mengkaji mengenai
proses legalisasi dan waarmerking akta di bawah tangan oleh Notaris di Kota
Padang, Sumatera Utara.
b. Tesis yang berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap Notaris Dalam
Melaksanakan Kewenangan Jabatannya Melakukan Legalisasi” oleh Mabrur,
Universitas Sumatera Utara, 2014. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian hukum normatif. Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian
ini antara lain:
1. Bagaimana pertanggungjawaban Notaris terhadap akta yang telah
dilegalisasinya?
2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap Notaris terkait akta yang
dilegalisasi?
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertanggungjawaban Notaris
sebagai pejabat publik terhadap akta yang dilegalisasinya hanya sebatas apa
yang dia saksikan dan apa yang dia nyatakan pada akhir itu. Perlindungan
hukum terhadap Notaris yang melakukan legalisasi adalah bahwa Notaris
tersebut hanya dapat dijadikan saksi.
![Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/17.jpg)
17
c. Tesis yang berjudul “Peranan Dan Tanggung Jawab Notaris Dalam Legalisasi
Akta Di Bawah Tangan” oleh Muhammad Aji Nugroho, Universitas Gadjah
Mada, 2010. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif.
Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana peranan dan tanggung jawab Notaris dalam legalisasi akta
dibawah tangan pasca berlakunya UUJN?
2. Bagaimana kekuatan pembuktian akta di bawah tangan yang
dilegalisasi Notaris?
Penelitian ini dibuat untuk membahas secara khusus mengenai
kewenangan Notaris dalam memberikan legalisasi terhadap akta di bawah
tangan. Unsur- unsur tindakan yang harus dilakukan Notaris dalam melakukan
legalisasi mengalami perubahan pasca berlakunya Undang-Undang Nomor 30
tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (UUJN).
Melalui penelusuran orisinalitas penelitian yang telah dilakukan, tidak ditemukan
kesamaan dalam isi karya tulis yang telah dimuat sebelumnya. Oleh karena itu,
tingkat orisinalitas penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian yang dijelaskan dalam latar belakang masalah di atas,
maka permasalahan pokok yang dapat dikemukakan antara lain:
1. Apakah Notaris berwenang dalam melegalisir fotokopi terjemahan ijazah
menurut Undang-Undang Jabatan Notaris?
![Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/18.jpg)
18
2. Bagaimana tanggung jawab Notaris dalam melegalisir fotokopi terjemahan
ijazah menurut Undang-Undang Jabatan Notaris?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini meliputi tujuan umum (het doel van het ondershoek) dan
tujuan khusus (het doel in het ondershoek). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk pengembangan Ilmu Hukum
dalam bidang Kenotariatan terkait dengan paradigma ilmu sebagai proses
(science as a process), di mana ilmu hukum tidak pernah final dalam
penggalian atas kebenaran terkait dengan kewenangan dan tanggung jawab
Notaris dalam melaksanakan legalisir fotokopi terjemahan ijazah.
b. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka secara khusus tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara mendalam bagaimana
kewenangan Notaris dalam melegalisir fotokopi terjemahan ijazah
menurut Undang-Undang Jabatan Notaris.
2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara mendalam bagaimana
tanggung jawab Notaris dalam melegalisir fotokopi terjemahan ijazah
menurut Undang-Undang Jabatan Notaris.
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
![Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/19.jpg)
19
Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kepentingan teoritis
(pengembangan Ilmu Pengetahuan Hukum) maupun kebutuhan praktek bagi
Pemerintah, masyarakat dan/atau peneliti sendiri. Manfaat dari penelitian ini antara
lain sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi pengembangan Ilmu Pengetahuan Hukum khususnya dalam
bidang Hukum Kenotariatan, yang berkaitan dengan kewenangan dan
tanggung jawab Notaris dalam melegalisir fotokopi terjemahan ijazah menurut
Undang-undang Jabatan Notaris.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
dan kontribusi bagi dunia praktek yaitu untuk masyarakat, Notaris dan
pemerintah yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat, diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan
pengetahuan mengenai kewenangan Notaris dalam melegalisir fotokopi
terjemahan ijazah dan keabsahan dari ijazah yang dilegalisir oleh Notaris.
2. Bagi Notaris, diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan
pemahaman mengenai kewenangan dan tanggung jawab Notaris dalam
melegalisir fotokopi terjemahan ijazah menurut Undang-undang Jabatan
![Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/20.jpg)
20
Notaris dalam rangka mewujudkan suatu kepastian hukum dalam
masyarakat.
3. Bagi Pemerintah, dapat memberikan suatu kontribusi dalam hal
pengaturan lebih lanjut mengenai jabatan Notaris.
1.5 Landasan Teoritis
Landasan Teoritis adalah upaya untuk mengidentifikasi teori hukum umum atau
khusus, konsep-konsep hukum, asas-asas hukum, dan lainnya yang akan dipakai
menjadi landasan untuk membahas suatu permasalahan penelitian. Sebagai landasan
dimaksud adalah untuk mewujudkan kebenaran ilmu hukum yang bersifat konsensus
yang diperoleh dari rangkaian upaya penelusuran (controleur baar).18
Asas hukum
merupakan landasan pembentukan hukum positif. Dalam landasan teoritis harus
dihindari teori-teori, konsep dan/atau asas yang bertentangan antara satu dengan
yang lainnya. Semakin banyak teori, konsep dan/atau asas yang berhasil untuk
diidentifikasi, maka semakin tinggi pula derajat kebenaran yang dapat dicapai.
Meuwissen mengungkapkan tugas teori hukum adalah untuk menganalisis dan
menerangkan pengertian hukum dan berbagai pengertian hukum atau konsep yuridik
(konsep yang digunakan dalam hukum), seperti hukum subjektif, hukum objektif,
hubungan hukum, asas hukum, hak milik, kontrak, hukuman, itikad baik dan
18Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana, 2013, Buku Pedoman Pendidikan,
Universitas Udayana, Denpasar, hal. 53.
![Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/21.jpg)
21
sejenisnya.19
Jan Gijssels dan Mark van Hoccke mengemukakan bahwa tugas teori
hukum tidak hanya menganalisis konsepsi teoretikal tetapi juga praktikal.20
Manfaat dari landasan teoritis ini adalah untuk mendukung argumentasi hukum
dalam pembahasan suatu permasalahan, untuk memperoleh kebenaran ilmu hukum,
dan menjadi arahan dalam mengumpulkan bahan hukum primer maupun sekunder.
Dalam mengkaji dan menganalisis permasalahan dalam penulisan ini, penulis akan
menggunakan landasan teoritis berupa teori-teori hukum yang dijadikan pisau analisis
untuk mewujudkan kebenaran ilmu hukum, yaitu sebagai berikut:
1.5.1 Teori Kewenangan
Istilah teori kewenangan berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu
authority of theory, istilah yang digunakan dalam bahasa Belanda, yaitu theorie
van het gezag, sedangkan dalam bahasa Jermannya, yaitu theorie der autoritat.
Teori kewenangan berasal dari dua suku kata yaitu teori dan kewenangan.21
Pengertian teori menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan
argumentasi; penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta
berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi; asas dan hukum umum
yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan; pendapat, cara, dan
19Meuwissen, Tentang Pengembanan Hukum, Ilmu Hukum, Teori Hukum, dan Filsafat Hukum,
diterjemahkan oleh B. Arief Sidharta, (Bandung: Refika Aditama, 2008), hal.7. 20Jan Gijssels dan Mark van Hoccke, What Is Rechtheorie (Apakah Teori Hukum Itu), alih bahasa
B. Arief Sidharta, (Bandung: Laboratorium Hukum Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan, 2000), hal. 77.
21Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, 2014, Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Tesis
dan Disertasi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal.183. (Selanjutnya disebut Salim HS I)
![Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/22.jpg)
22
aturan untuk melakukan sesuatu. Robert K. Yin, menyatakan bahwa “Theory
means the design of research steps according to some relationship to the
literature, policy issues or other substance source”.22
(teori berarti desain
langkah-langkah penelitian menurut beberapa hubungan dengan literatur, isu-isu
kebijakan atau sumber bahan lainnya).
Kewenangan memiliki arti: hal berwenang, hak dan kekuasaan yang
dipunyai untuk melakukan sesuatu. Kewenangan yang di dalamnya terkandung
hak dan kewajiban.23
Asas legalitas merupakan prinsip yang sangat penting untuk
dijadikan pedoman dalam setiap penyelenggaraan pemerintahan di setiap negara
hukum. Jadi, tiap penyelenggaraan pemerintahan tersebut harus memiliki
legitimasi, dalam hal ini adalah kewenangan yang diberikan atau bersumber dari
undang-undang.
Pengertian kewenangan (authority, gezag) berbeda dengan wewenang
(competence, bevoegheid). Kewenangan atau authority adalah right to exercise
powers; to implement and enforce laws; to exact obedience; to command; to
judge. Control over; jurisdiction. Often synonymous with power.24
Dalam
konstruksi ini, kewenangan tidak hanya diartikan sebagai hak untuk melakukan
praktik kekuasaan, namun kewenangan juga diartikan untuk menerapkan dan
menegakkan hukum, ketaatan yang pasti, perintah, memutuskan, pengawasan,
22Robert K. Yin, 1993, Applications of Case Study Research, Sage Publications International
Educational and Profesional Publisher Newbury Park, New Delhi, hal. 4. 23Lutfi Effendi, 2004, Pokok-pokok Hukum Administrasi, Bayumedia Publishing, Malang, hal. 77. 24Henry Campbell Black, 1978, Black’s Law Dictionary, West Publishing, Amerika Serikat, hal.
121.
![Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/23.jpg)
23
yurisdiksi atau kekuasaan. Sedangkan wewenang adalah suatu kemampuan yang
diberikan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk menimbulkan
akibat-akibat hukum.25
Pengertian wewenang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah kekuasaan membuat keputusan memerintah dan melimpahkan tanggung
jawab kepada orang lain. Wewenang sangat erat kaitannya dengan kewajiban dan
tanggung jawab. Menurut Max Weber, wewenang adalah kekuasaan yang sah.
Ada tiga macam tipe ideal wewenang, pertama wewenang tradisional, kedua
karismatik dan ketiga legal rasional. Wewenang yang terakhir inilah yang
menjadi basis wewenang pemerintahan.26
Pengertian kewenangan lebih luas
daripada wewenang, di dalam kewenangan terdapat wewenang-wewenang
(rechtsbevoegdheden), wewenang hanya mengenai suatu onderdeel (bagian)
tertentu saja dari kewenangan.27
Menurut Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, teori kewenangan (authority
theory) merupakan teori yang mengkaji dan menganalisis tentang kekuasaan dari
organ pemerintah untuk melakukan kewenangannya, baik dalam lapangan hukum
publik maupun hukum privat. Unsur-unsur yang tercantum dalam teori
kewenangan meliputi : adanya kekuasaan, adanya organ pemerintah dan sifat
25 Salim HS I, op.cit, hal. 184-185. 26Taliziduhu Ndraha, 2003, Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru) 1, Rineka Cipta, Jakarta, hal.
85. 27Ibid. hal. 184.
![Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/24.jpg)
24
hubungan hukumnya.28
Fokus kajian teori kewenangan adalah berkaitan dengan
sumber kewenangan dari pemerintah dalam melakukan perbuatan hukum, baik
dalam hubungannya dengan hukum publik maupun dalam hubungannya dengan
hukum privat.29
Kewenangan yang diperoleh suatu jabatan memiliki sumber yang menjadi
asal dari adanya kewenangan tersebut. Dalam Hukum Administrasi Negara,
kewenangan tersebut diperoleh melalui 3 (tiga) cara, yaitu antara lain:30
a. Atribusi adalah pemberian wewenang yang baru kepada suatu jabatan
berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan atau aturan hukum.
b. Delegasi adalah pengalihan atau pelimpahan wewenang yang ada
berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan atau aturan hukum.
c. Mandat adalah wewenang yang diberikan karena yang berkompeten
berhalangan.31
Atribusi merupakan wewenang untuk membuat keputusan yang langsung
bersumber dari undang-undang. Kewenangan yang didapat melalui atribusi oleh
organ pemerintah tersebut adalah kewenangan asli, karena kewenangan tersebut
diperoleh langsung dari peraturan perundang-undangan.32
Tanggung jawab
dalam kewenangan ini sepenuhnya berada di tangan penerima atribusi. Delegasi
merupakan pemberian wewenang yang sudah ada oleh suatu badan administrasi
negara yang telah memperoleh suatu kewenangan pemerintahan secara atributif
kepada badan administrasi negara lainnya. Jadi, pada wewenang delegasi terjadi
28Ibid. hal. 186. 29Ibid. hal. 193. 30Ridwan HR, 2006, Hukum Administrasi Negara, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal. 104. 31Habib Adjie I, op.cit, hal. 77-78. 32Sjaifurrachman dan Habib Adjie, 2011, Aspek Pertanggungjawaban Notaris dalam Pembuatan
Akta, Mandar Maju, Bandung, hal. 78.
![Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/25.jpg)
25
pelimpahan atau pemindahan wewenang yang telah ada kepada pejabat atau
organ administrasi lainnya.33
Pemindahan wewenang di sini berarti adanya
pemindahan tanggung jawab dari yang memberikan delegasi (delegans) kepada
yang menerima delegasi (delegetaris).
Pada wewenang mandat tidak terjadi pemberian atau pelimpahan wewenang
dari suatu badan ke badan lainnya, pada mandat hanya terjadi suatu hubungan
intern antara penerima mandat (mandataris) dengan pemberi mandat (mandan),
sedangkan tanggung jawab tetap berada pada mandan dan tidak beralih kepada
mandataris.34
Dalam Hukum Administrasi Negara, seorang pejabat dapat dikatakan
melakukan perbuatan melawan hukum, atau yang disebut perbuatan melanggar
hukum yang dilakukan oleh penguasa (onrechmatig overheidsdaad) apabila
melakukan penyalahgunaan wewenang (detournement de pouvoir), sewenang-
wenang (willekeur).35
Ada 3 (tiga) bentuk penyalahgunaan wewenang, yaitu
tindakan melampaui wewenang, tindakan mencampuradukkan wewenang dan
tindakan sewenang-wenang.
Pejabat umum adalah organ negara yang memperoleh kewenangan langsung
dari kekuasaan tertinggi, yaitu Negara. Max Weber menyebutkan bahwa, “In
legal authority, Legitimacy is based on a belief in reason, and laws are obeyed
33Ibid. 34Ibid. 35URL:http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/168-artikel-pengembangan-sdm/19675-
peraturan-kebijaksanaan, Diakses Pada Tanggal 25 Agustus 2015.
![Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/26.jpg)
26
because they have been enacted by proper procedures.”36
(Dalam kewenangan
hukum, keabsahan suatu perbuatan didasarkan pada keyakinan dalam penalaran
dan hukum yang dipatuhi karena telah diberlakukan dengan prosedur yang tepat).
Sehingga kewenangan Notaris selaku pejabat umum yang bersumber dari
undang-undang yang bertujuan untuk menjamin legalitas dari pelaksanaan
kewenangan tersebut adalah sah apabila dilakukan sesuai dengan hukum yang
berlaku. Jadi dapat diketahui bahwa Notaris dalam melaksanakan tugas
jabatannya mendapatkan wewenang secara atribusi berdasarkan kewenangan
Notaris yang ditentukan dalam ketentuan Pasal 15 UUJN. Hal ini terkait dengan
kewenangan Notaris dalam melakukan legalisir fotokopi terjemahan ijazah
berdasarkan UUJN.
1.5.2 Asas Pertanggungjawaban Hukum
Salah satu prinsip negara hukum adalah asas legalitas, yang mengandung
makna bahwa setiap tindakan hukum pemerintahan harus berdasarkan pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku atau setiap tindakan hukum
pemerintahan harus berdasarkan pada kewenangan yang diberikan oleh peraturan
perundang-undangan. Berdasarkan asas tersebut pemerintah melakukan berbagai
tindakan hukum yang mengandung makna penggunaan kewenangan, maka di
dalamnya tersirat adanya kewajiban pertanggungjawaban.37
36Max Weber, 2008, Mastering Public Administration, Second Edition, CQ Press,Washington,
hal. 32. 37
Ridwan HR, op.cit., hal. 357.
![Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/27.jpg)
27
Secara leksikal, kata pertanggungjawaban berasal dari kata dasar tanggung
jawab yang berarti keadaan wajib menanggung segala sesuatu berupa
penuntutan, diperkarakan dan dipersalahkan sebagai akibat sikap sendiri atau
pihak lain.38
Menurut kamus hukum, pertanggungjawaban dapat diistilahkan ke
dalam dua bentuk yaitu liability dan responsibility. Istilah liability menunjukkan
pada pertanggungjawaban hukum, yaitu tanggung gugat akibat kesalahan yang
dilakukan oleh subyek hukum, sedangkan responsibility menunjuk pada
pertanggungjawaban politik.
Tanggung jawab hukum dapat dikategorikan dalam tiga bidang tanggung
jawab, yaitu: perdata, pidana dan administrasi. Munculnya tanggung jawab di
bidang perdata adalah disebabkan karena subjek hukum tidak melaksanakan
prestasi dan/atau melakukan perbuatan melawan hukum. Prestasi subjek hukum
berupa melakukan sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu. Apabila
subjek hukum itu tidak melaksanakan prestasinya, maka ia dapat digugat atau
dimintai pertanggungjawaban perdata, yaitu melaksanakan prestasi dan/atau
membayar ganti rugi kepada subjek hukum yang dirugikan.39
Dalam bidang pidana, pelaku dapat dimintai pertanggungjawaban pidana
karena pelaku melakukan perbuatan pidana. Kesalahan merupakan faktor
penentu dalam pertanggungjawaban pidana. Pertanggungjawaban pidana
38Hasan Alwi, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta,
hal.1139. 39Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, 2014, Buku Kedua Penerapan Teori Hukum pada
Penelitian Tesis dan Disertasi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal. 208-209. (Selanjutnya disebut
Salim HS II)
![Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/28.jpg)
28
bertujuan untuk menentukan dapat atau tidaknya seseorang dimintakan
pertanggungjawabannya atas suatu tindak pidana yang terjadi. Dalam hukum
pidana, ukuran yang menentukan seseorang dapat mempertanggungjawabkan
perbuatannya secara pidana dilihat dari kemampuan bertanggungjawab orang
tersebut. Hanya orang-orang yang “mampu bertanggungjawab” saja yang dapat
dimintakan pertanggungjawaban pidananya (dihukum). Kemampuan
bertanggungjawab tersebut didasarkan pada suatu keadaan dan kemampuan
“jiwa” (Versdelijke Vermogens) orang tersebut.40
Dalam hukum pidana dikenal pula Doktrin Mens Rea yang berasal dari asas
dalam hukum pidana Inggris, Actus Reus, yang lengkapnya berbunyi: “Actus non
facit reum, nisi mens sit rea”. Artinya bahwa “sesuatu perbuatan tidak dapat
membuat orang menjadi bersalah kecuali bila dilakukan dengan niat jahat”.
Sehingga dalam suatu tindak pidana yang menjadi permasalahan penting untuk
diperhatikan dan dibuktikan adalah adanya perbuatan lahiriah sebagai
penjelmaan dari kehendak (Actus Reus) dan kondisi jiwa, itikad jahat yang
melandasi perbuatan itu (Mens Rea).41
Bentuk tanggung jawab yang dibebankan kepada pelaku yang terbukti
melakukan perbuatan pidana yaitu penjatuhan sanksi pidana. Terdapat konsep
40E.Y. Kanter dan SR. Sianturi, 2002, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia Dan Penerapannya,
Storia Grafika, Jakarta, hal. 244-245. 41 URL:
http://www.academia.edu/11347088/BAB_II_TINDAK_PIDANA_DAN_PERTANGGUNG_JAWABAN
_PIDANA, Diakses Pada Tanggal 21 Februari 2016.
![Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/29.jpg)
29
dalam hukum pidana yaitu seseorang yang terbukti melakukan tindak pidana,
tetapi tidak dapat dipertanggungjawabkan padanya. Terkait dengan kejiwaan,
dalam ilmu hukum pidana dikenal alasan penghapus pidana yaitu alasan
pembenar dan alasan pemaaf:
a. Alasan pembenar berarti alasan yang menghapus sifat melawan hukum
suatu tindak pidana. Jadi, dalam alasan pembenar dilihat dari sisi
perbuatannya (objektif). Misalnya, tindakan pencabutan nyawa yang
dilakukan eksekutor penembak mati terhadap terpidana mati (Pasal 50
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang berbunyi: Barangsiapa
melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang-undang,
tidak dipidana).
b. Alasan pemaaf adalah alasan yang menghapus kesalahan dari si pelaku
suatu tindak pidana, sedangkan perbuatannya tetap melawan hukum.
Jadi, dalam alasan pemaaf dilihat dari sisi orang atau pelakunya
(subjektif). Misalnya, lantaran pelakunya tidak waras atau gila sehingga
tidak dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya tersebut (Pasal 44
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana).42
Dalam bidang administrasi, tanggung jawab dibebankan kepada subjek yang
melakukan kesalahan administratif.43
Secara umum prinsip-prinsip tanggung
jawab dalam hukum dapat dibedakan menjadi 4 yaitu: prinsip tanggung jawab
42URL: http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5290c5c7b3bd7/bisakah-seorang-psikopat-
dipidana, Diakses Pada Tanggal 21 Februari 2016. 43
Salim HS II, op.cit., hal.209-210.
![Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/30.jpg)
30
berdasarkan unsur kesalahan, prinsip praduga untuk selalu bertanggung jawab,
prinsip praduga untuk tidak selalu bertanggung jawab, dan prinsip tanggung
jawab mutlak.44
Menurut Kranenburg dan Vegting ada dua teori yang melandasi persoalan
pertanggungjawaban pejabat antara lain:
a. Teori fautes personalles, yaitu teori yang menyatakan bahwa kerugian
terhadap pihak ketiga tersebut dibebankan kepada pejabat yang karena
tindakannya itu telah menimbulkan kerugian, sehingga beban tanggung
jawab tersebut ditujukan kepada manusia-pejabat selaku pribadi
(privepersoon).
b. Teori fautes de services, yaitu teori yang menyatakan bahwa kerugian
terhadap pihak ketiga dibebankan pada instansi dari pejabat yang
bersangkutan. Jadi menurut teori ini, tanggung jawab dibebankan kepada
jabatan dan dalam pelaksanaannya, kerugian yang timbul tersebut
disesuaikan pula dengan apakah kesalahan yang dilakukannya merupakan
kesalahan berat (faute lourde) atau kesalahan ringan (faute legere), di
mana berat ringannya suatu kesalahan berimplikasi pada tanggung jawab
yang harus ditanggung olehnya.45
Asas pertanggungjawaban hukum dihubungkan dengan penulisan ini terkait
dengan tanggung jawab Notaris dalam melegalisir fotokopi terjemahan ijazah
berdasarkan Undang-Undang Jabatan Notaris. Dalam pelaksanaan tugas dari
seorang Notaris sebagai pejabat umum tidak akan bisa lepas dari permasalahan
hukum seperti adanya pemalsuan terhadap ijazah yang dilegalisir olehnya. Oleh
karena itu, perlu diketahui bagaimana tanggung jawab Notaris tersebut terkait
dengan kewenangannya dalam melaksanakan legalisir suatu ijazah dan
44Shidarta, 2006, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Edisi Revisi, Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta, hal. 73. 45
Ridwan HR, op.cit, hal. 365.
![Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/31.jpg)
31
bagaimana tanggung jawab Notaris apabila ternyata fotokopi ijazah yang
dilegalisirnya adalah fotokopi ijazah palsu.
1.5.3 Asas Kepastian Hukum
Asas kepastian hukum termasuk dalam asas umum penyelenggaraan negara
yang diatur dalam Pasal 3 angka 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi,
Dan Nepotisme. Dalam penjelasan Pasal 3 angka 1 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari
Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme, yang dimaksud dengan Asas Kepastian Hukum
adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan
Penyelenggara Negara.
Kepastian hukum adalah apabila suatu peraturan dibuat dan diundangkan
dengan pasti karena mengatur suatu hal secara jelas dan logis. Jelas artinya tidak
menimbulkan multi-tafsir dan logis artinya peraturan tersebut menjadi suatu
sistem norma dengan norma lain, sehingga tidak menimbulkan konflik norma.
Jadi kepastian hukum adalah suatu kepastian mengenai aturan hukum. Menurut
teori konvensional, tujuan hukum adalah mewujudkan keadilan
(rechtgerechtigheid), kemanfaatan (rechsutiliteit) dan kepastian hukum
(rechtszekerheid).46
46Achmad Ali, 2002, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis), PT.
Gunung Agung Tbk, Jakarta, hal. 85.
![Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/32.jpg)
32
Pada umumnya, wujud dari kepastian hukum berupa peraturan tertulis yang
dibuat oleh suatu badan yang mempunyai otoritas, kepastian hukum merupakan
salah satu asas dalam tata kelola pemerintah yang baik. Dengan adanya kepastian
hukum tersebut, maka masyarakat mendapatkan kepastian tentang bagaimana
langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam menyelesaikan
persoalan hukum.
Kepastian hukum mengandung 2 (dua) pengertian yaitu pertama, adanya
aturan yang bersifat umum yang membuat individu mengetahui perbuatan apa
yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua berupa keamanan hukum bagi
individu dari kesewenangan pemerintah karena dengan adanya aturan hukum
yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa saja yang boleh
dibebankan atau dilakukan oleh Negara terhadap individu. Kepastian hukum
bukan hanya berupa pasal-pasal dalam undang-undang melainkan juga adanya
konsistensi dalam putusan hakim antara putusan hakim yang satu dengan putusan
hakim lainnya untuk kasus yang serupa yang telah di putuskan.47
Van Apeldoorn berpendapat bahwa tujuan dari peraturan yang bersifat
mengatur bukan untuk keadilan hukum, melainkan demi kepastian hukum.48
Menurut Gustav Radbruch, tujuan hukum adalah kepastian hukum, keadilan dan
daya guna atau kemanfaatan.49
Kepastian hukum menurut Gustav Radbruch
47Peter Mahmud Marzuki, 2008, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
(selanjutnya disebut Peter Mahmud Marzuki I), hal. 158. 48Herlien Budiono, op.cit., hal. 127. 49
O. Notohamidjojo, 2011, Soal-Soal Pokok Filsafat Hukum, Griya Media, Salatiga, hal. 33.
![Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/33.jpg)
33
adalah hubungan antara keadilan dan kepastian hukum perlu diperhatikan dengan
seksama. Kepastian hukum harus dijaga dan ditegakkan demi keamanan negara,
jadi hukum positif harus selalu ditaati oleh masyarakat. Kepastian hukum
menurut Gustav Radbruch mengemukakan bahwa pengertian hukum dapat
dibedakan menjadi tiga aspek yaitu keadilan, tujuan keadilan atau finalitas dan
kepastian hukum atau legalitas. Aspek tersebut menjamin bahwa hukum dapat
berfungsi sebagai peraturan yang harus ditaati.50
Menurut Teori normatif-dogmatif yang dianut oleh John Austin dan van Kan
tujuan hukum pada asasnya adalah untuk menciptakan kepastian hukum. Hukum
merupakan sesuatu yang otonom atau hukum dalam bentuk peraturan tertulis,
sehingga tujuan hukum tersebut semata-mata untuk kepastian hukum dalam
melegalkan kepastian hak dan kewajiban seseorang.51
Sehubungan dengan hal
tersebut, Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya wajib berpedoman secara
normatif kepada aturan hukum yang berkaitan dengan segala tindakan yang akan
diambil untuk kemudian dituangkan dalam akta. Bertindak berdasarkan aturan
hukum yang berlaku tentunya akan memberikan kepastian kepada para pihak,
bahwa akta yang dibuat di hadapan atau oleh Notaris telah sesuai dengan aturan
50Theo Huijbers, 2011, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Cetakan Ke-18, Yogyakarta,
hal. 163-165. 51
Marwan Mas, 2004, Pengantar Ilmu Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, hal. 74.
![Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/34.jpg)
34
hukum yang berlaku, sehingga jika terjadi permasalahan, akta Notaris dapat
dijadikan pedoman oleh para pihak.52
Asas kepastian hukum dihubungkan dengan penelitian ini terkait dengan
peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan serta mengatur
kewenangan dan tanggung jawab Notaris dalam melaksanakan tugas jabatannya
khususnya dalam melegalisir fotokopi terjemahan ijazah. Untuk dapat
memberikan kepastian hukum kepada para pihak, Notaris bertindak berdasarkan
pada peraturan perundang-undangan yang mengaturnya.
1.5.4 Asas Profesionalitas
Asas ini tertuang dalam pasal 16 ayat (1) huruf e Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris yang berbunyi Notaris wajib memberikan
pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini, kecuali ada
alasan untuk menolaknya. Asas ini mengutamakan keahlian atau keilmuan dari
Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya berdasarkan UUJN dan Kode Etik
Jabatan Notaris. Tindakan Profesional Notaris dalam menjalankan tugas
jabatannya diwujudkan dalam melayani masyarakat dan akta yang dibuat di
hadapan atau oleh Notaris.53
52Habib Adjie, 2009, Meneropong Khazanah Notaris dan PPAT Indonesia (Kumpulan Tulisan
Tentang Notaris dan PPAT), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung (Selanjutnya disebut Habib Adjie II),
hal. 185. 53
Habib Adjie I, op.cit., hal. 38.
![Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/35.jpg)
35
Asas ini merupakan salah satu syarat yang diperlukan untuk menjabat suatu
pekerjaan atau profesi tertentu, di dalam menjalankan tugas jabatannya sebagai
pejabat umum, maka seorang Notaris harus memegang teguh wawasan,
keterampilan dan sikap yang mendukung sehingga profesi tersebut dapat
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan Kode Etik Jabatan Notaris. Kualitas
pribadi yang baik wajib dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan suatu
pekerjaan tertentu dalam melaksanakan pekerjaan atau kewenangan yang
diserahkan kepadanya.54
Berdasarkan asas ini, seorang Notaris harus memiliki
perilaku yang baik dan patut diteladani, ikut serta dalam pembangunan nasional
di bidang hukum serta menjunjung tinggi kehormatan dan martabat sebagai
seorang Notaris.55
Asas ini merupakan salah satu pedoman bagi seorang Notaris
dalam menjalankan tugas jabatannya terkait dengan kewenangan Notaris dalam
melegalisir fotokopi terjemahan ijazah menurut undang-undang Jabatan Notaris.
1.5.5 Konsep Notaris sebagai Pejabat Umum
Pengertian Notaris menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 UUJN Perubahan
adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan
memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini
atau berdasarkan undang-undang lainnya. Jabatan merupakan suatu bidang
pekerjaan atau tugas yang sengaja dibuat oleh aturan hukum sebagai suatu
54Abdul Manan, 2006, Aspek-Aspek Pengubah Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta,
hal. 151. 55URL:http://www.jimlyschool.com/read/news/358/kepemimpinan-notaris-yang-beretika-dan-
bertanggungjawab/, Diakses Pada Tanggal 20 Oktober 2015.
![Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/36.jpg)
36
lingkungan pekerjaan tetap. Jabatan merupakan suatu subjek hukum, yaitu
pendukung hak dan kewajiban. Agar suatu jabatan dapat berjalan maka jabatan
tersebut disandang oleh subjek hukum yang dipilih atau diangkat untuk waktu
tertentu yaitu orang. Pejabat merupakan pegawai pemerintah yang memegang
jabatan atau orang yang memegang suatu jabatan.56
Istilah pejabat umum merupakan terjemahan dari Openbare Amtbtenaren
yang berarti pejabat yang diserahi tugas untuk membuat akta autentik yang
melayani kepentingan masyarakat, dan kualifikasi seperti itu diberikan kepada
Notaris.57
Menurut Wawan Setiawan, pejabat umum adalah organ negara yang
dilengkapi dengan kekuasaan umum, berwenang menjalankan sebagian
kekuasaan negara untuk membuat alat bukti tertulis dan autentik dalam bidang
hukum perdata.58
Kedudukan Notaris sebagai pejabat umum, dalam arti kewenangan yang ada
pada Notaris tidak pernah diberikan kepada pejabat-pejabat lainnya, selama atau
sepanjang kewenangan tersebut tidak menjadi kewenangan pejabat-pejabat lain
dalam membuat akta autentik, maka kewenangan tersebut menjadi kewenangan
Notaris.59
Notaris di dalam menjalankan kewenangannya sebagai pejabat umum
memiliki ciri utama yaitu kedudukannya yang tidak memihak dan mandiri.
Notaris sungguh netral tidak memihak kepada salah satu dari mereka yang
56Habib Adjie I, op.cit., hal. 10-11. 57Ibid., hal. 12-13. 58
Sjaifurrachman dan Habib Adjie, op.cit., hal. 55. 59
Habib Adjie I, op.cit., hal. 40.
![Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/37.jpg)
37
berkepentingan. Inti dari tugas Notaris sebagai pejabat umum adalah
mengkonstatir atau merekam secara tertulis dan autentik hubungan-hubungan
hukum antara para pihak, yang secara mufakat meminta bantuan jasa-jasa
Notaris.60
Jadi, akta otentik dapat dibuat oleh pejabat umum, yaitu Notaris atau pejabat
lain (bukan pejabat umum) yang ditunjuk untuk itu oleh undang-undang, seperti
panitera, jurusita, pegawai pencatat sipil dan sebagainya. Notaris sebagai pejabat
umum diangkat oleh pemerintah sehingga merupakan organ pemerintah yang
mewakili pemerintah untuk melayani masyarakat yang memerlukan jasanya.
Sekalipun diangkat oleh pemerintah, tetapi ia bekerja mandiri, tidak tunduk
kepada pemerintah dan tidak menerima gaji, Notaris menerima honorarium dari
pengguna jasa Notaris (klien). Dengan demikian, Notaris bukanlah pegawai
negeri yang tunduk pada pada peraturan kepegawaian.61
Salah satu karakter khas Notaris sebagai pejabat umum adalah Notaris
diberikan kewenangan untuk menggunakan lambang negara. Dalam menjalankan
tugas jabatannya, Notaris mempunyai atau menggunakan kop dan cap/stempel
jabatan dengan lambang negara, yaitu burung Garuda, yang penggunaannya telah
ditentukan oleh peraturan perundang-undangan.62
60Sjaifurrachman dan Habib Adjie, op.cit., hal. 65-66. 61Sudikno Mertokusumo, 2002, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, hal. 146-
147. 62Ghansham Anand, 2014, Karakteristik Jabatan Notaris di Indonesia, Zifatama Publisher,
Surabaya, hal. 65.
![Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/38.jpg)
38
Tugas atau wewenang Notaris yang menjalankan sebagian tugas publik
khususnya untuk pembuatan akta autentik, maka semua peraturan yang
berhubungan dengan baik mengenai pejabatnya maupun produknya seharusnya
mengacu pada tujuan yang dilandasi untuk kepentingan umum. Penjabaran dan
pelaksanaannya harus ditunjang dengan fungsi Notaris yang menjaga adanya
kebebasan berkontrak dan menjamin kepastian hukum.63
1.6 Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian hukum normatif.
Menurut Peter Mahmud Marzuki, Penelitian hukum normatif adalah suatu proses
untuk menemukan aturan hukum, prinsip hukum maupun doktrin-doktrin hukum
guna menjawab isu hukum yang dihadapi.64
Hal ini sesuai dengan karakter preskriptif
ilmu hukum. Sebagai ilmu yang bersifat preskriptif, ilmu hukum mempelajari tujuan
hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum, dan
norma-norma hukum.65
Penelitian hukum normatif disebut juga sebagai penelitian hukum teoritis, di
mana fokus kajian dalam penelitian ini adalah dengan inventarisasi hukum positif,
asas-asas dan doktrin hukum, penemuan hukum dalam perkara in concreto, sistematik
63Sjaifurrachman dan Habib Adjie, op.cit., hal. 67. 64Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Edisi ke-1 Cet VI, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta (selanjutnya disebut Peter Mahmud Marzuki II), hal.35. 65Ibid. hal. 22.
![Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/39.jpg)
39
hukum, taraf sinkronisasi hukum, perbandingan hukum, dan sejarah hukum.66
Penelitian hukum ini termasuk dalam penelitian teoritik (theoretical research).
Theoritical research sebagaimana dinyatakan oleh Terry Hutchinson yaitu;
“Research which fosters a more complete understanding of the conceptual bases of
legal principles and of the combined effects of a range of rules and procedures that
touch on a particular area of activity”.67
(Penelitian yang meningkatkan pemahaman
yang lebih lengkap dari basis konseptual prinsip-prinsip hukum dan efek gabungan
dari berbagai aturan dan prosedur yang menyentuh pada area tertentu dari kegiatan).
Dalam kepustakaan keilmuan, kata penelitian dikenal dengan kata research yang
terdiri dari dua kata yaitu re dan search, re berarti kembali dan search berarti
menemukan sesuatu secara berhati-hati atau “examine, carefully to find, through, or
into …… in order to find something”.68
Jadi, penelitian hukum atau legal research
berarti penemuan kembali secara teliti dan cermat bahan hukum atau data hukum
untuk memecahkan permasalahan hukum. Metode penelitian hukum normatif adalah
suatu metode yang meneliti hukum dari persfektif internal dengan obyek
penelitiannya adalah norma hukum. Dalam hal ini obyek dari penelitian hukum
normatif adalah berupa norma hukum, konsep hukum, asas hukum dan doktrin
hukum.
66Bambang Sunggono, 2009, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal.
81-99. 67Terry Hutchinson, 2002, Researching and Writing in Law, Lawbook Co, Sydney, Australia, hal.
9. 68Martin H. Manser, 1991, Oxford Learner’s Pocket Dictionary New Edition, Oxford University
Press, New York, hal.343, 371.
![Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/40.jpg)
40
Pada hakikatnya penelitian normatif merupakan penelitian yang mengkaji dan
menganalisis tentang norma-norma hukum yang telah ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang untuk itu.69
Penelitian normatif adalah penelitian yang difokuskan untuk
mengkaji dan menganalisis penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam
hukum positif. Penelitian hukum normatif atau kepustakaan ini mencakup beberapa
penelitian70
, yaitu:
1. Penelitian terhadap asas-asas hukum
2. Penelitian terhadap sistematik hukum
3. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertikal dan horizontal
4. Perbandingan hukum
5. Sejarah hukum
Suatu penelitian normatif dapat menggunakan analisis ilmiah dari ilmu-ilmu lain
(termasuk ilmu empiris) untuk menjelaskan fakta-fakta hukum yang diteliti dengan
cara berpikir yuridis dan mengolah hasil dari berbagai disiplin ilmu terkait untuk
kepentingan analisis bahan hukum, namun tidak mengubah karakter khas dari ilmu
hukum yaitu sebagai ilmu normatif.
Penelitian hukum normatif berfungsi untuk memberi argumentasi yuridis ketika
terjadi kekosongan, kekaburan dan konflik norma. Penelitian hukum normatif
berperan untuk mempertahankan aspek kritis dari keilmuan hukumnya sebagai ilmu
hukum sui generis. Jadi, metode penelitian hukum normatif diperlukan dalam
mengemukakan suatu argumentasi hukum (legal argumentation).71
Penelitian hukum
69Salim HS II, op.cit, hal. 13. 70Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2009, Penelitian Hukum Normatif, PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta, hal.14. 71Ibid. hal.15-16.
![Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/41.jpg)
41
normatif dalam penulisan ini beranjak dari adanya kekaburan norma (vague van
normen) atas pasal 15 ayat (2) huruf d UUJN berkaitan dengan pengertian surat,
dalam ketentuan yang menyatakan bahwa Notaris berwenang untuk melakukan
pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya.
b. Jenis Pendekatan
Pendekatan adalah cara pandang peneliti dalam memilih spektrum ruang bahasan
yang diharap mampu memberi kejelasan uraian dari suatu substansi karya ilmiah.72
Pada umumnya penelitian hukum normatif mengenal 7 (tujuh) jenis pendekatan
yakni: pendekatan perundang-undangan (statue approach), pendekatan analisis
konsep hukum (analytical and conceptual approach), pendekatan sejarah hukum
(historical approach), pendekatan kasus (case approach), pendekatan perbandingan
(comperative approach), pendekatan fakta (the fact approach) dan pendekatan frasa
(words & phrase approach).73
Pendekatan yang digunakan untuk membahas permasalahan dalam tulisan ini
adalah Pendekatan Perundang-undangan (statue approach). Pendekatan ini dilakukan
dengan cara menelaah semua peraturan hukum yang berkaitan dengan isu hukum
yang diteliti.74
Pendekatan ini diterapkan dengan cara menelaah dan menganalisis
peraturan-peraturan yang terkait dengan kewenangan dan tanggung jawab Notaris
dalam melegalisir terjemahan ijazah, dan Pendekatan Analisis Konsep Hukum
72Ibid. hal. 69. 73Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal.185-190. 74Dyah Ochtorina Susanti, 2014, Penelitian Hukum (Legal Research), Sinar Grafika, Jakarta, hal.
110.
![Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/42.jpg)
42
(analytical and conceptual approach) yang beranjak dari pandangan-pandangan
sarjana dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum. Meskipun tidak
secara eksplisit, konsep hukum dapat juga ditemukan dalam undang-undang.75
Dengan mempelajari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin (pendapat para
ahli hukum terkemuka yang dijadikan landasan atau dasar dalam hukum dan
pelaksanaannya) di dalam ilmu hukum, penulis akan menemukan ide-ide yang
melahirkan pengertian-pengertian hukum dan konsep-konsep hukum hukum yang
relevan dengan isu yang dihadapi. Dalam penggunaan Pendekatan Analisis Konsep
Hukum, penulis akan menelusuri sumber bahan hukum sekunder yang memberi
berbagai informasi tentang konsep Notaris dan Ijazah yang terdapat dalam buku-buku
hukum, jurnal hukum, kamus hukum dan sumber dari internet.
c. Sumber Bahan Hukum
Bahan hukum dalam penelitian hukum normatif dapat berupa bahan hukum
primer dan bahan hukum sekunder. Masing-masing bahan hukum dalam penelitian
hukum normatif dapat diuraikan sebagai berikut:76
1. Bahan Hukum Primer adalah bahan hukum yang memiliki kekuatan mengikat
yang terdiri atas asas dan kaidah hukum. Perwujudan asas dan kaidah hukum
ini dapat berupa: norma atau kaidah dasar yaitu Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945, peraturan dasar yaitu batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945,
Konvensi Ketatanegaraan, Peraturan Perundang-undangan, bahan hukum yang
75Peter Mahmud Marzuki II, op.cit., hal. 138. 76
Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana, op.cit. hal. 54.
![Page 43: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/43.jpg)
43
tidak tertulis atau yang tidak dikodifikasi seperti hukum adat, putusan
pengadilan atau yurisprudensi, traktat, bahan hukum yang merupakan warisan
penjajah seperti KUHP dan Keputusan Tata Usaha Negara.
2. Bahan Hukum Sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer yang terdiri atas: Buku-buku hukum (text
books), jurnal-jurnal hukum, karya tulis hukum atau pandangan ahli hukum
yang termuat dalam media massa, kamus hukum dan ensiklopedi hukum dan
internet dengan menyebut nama situsnya.
Bahan hukum primer yang penulis gunakan dalam penulisan ini adalah berupa
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Notaris dan Ijazah antara lain
sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4432);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5491);
![Page 44: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/44.jpg)
44
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5035);
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2014 tentang Pengesahan Fotokopi Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar,
Surat Keterangan Pengganti Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar dan Penerbitan
Surat Keterangan Pengganti Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar Jenjang
Pendidikan dasar dan Menengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 574);
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81
Tahun 2014 tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi, dan Sertifikat Profesi
Pendidikan Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1179);
8. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor : 08/DIKTI/Kep/2002
Tentang Petunjuk Teknis Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
184/U/2001 Tentang Pedoman Pengawasan Pengendalian Dan Pembinaan
Program Diploma, Sarjana dan Pasca Sarjana di Perguruan Tinggi;
![Page 45: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/45.jpg)
45
9. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 11 Tahun 2002 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002.
Penulis juga akan menggunakan bahan hukum sekunder yang berupa buku-buku
hukum (text books) yang berkaitan dengan Notaris, jurnal-jurnal hukum, karya ilmiah
atau karya tulis hukum atau pandangan ahli hukum yang termuat dalam media massa,
kamus hukum, ensiklopedi hukum dan sumber dari internet dengan menyebut nama
situsnya dalam penulisan ini.
d. Data Penunjang
Penulis juga akan menggunakan data penunjang dalam penulisan ini yaitu data
yang merupakan hasil wawancara langsung mendalam dari pihak yang berkompeten,
yang berupa informasi yang dituangkan dalam bentuk tertulis, yang relevan dengan
bahan hukum primer dan permasalahan dalam penulisan ini, yaitu mengenai
kewenangan dan tanggung jawab Notaris dalam melegalisir fotokopi terjemahan
ijazah menurut undang-undang jabatan Notaris.
e. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan bahan hukum yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
teknik telaah kepustakaan (study document).77
Telaah kepustakaan atau studi
dokumenter ini merupakan studi yang mengkaji tentang berbagai dokumen-dokumen,
77Oloan Sitorus dan Darwinsyah Minin, 2003, Cara Penyelesaian Karya Ilmiah di Bidang Hukum
(Panduan Dasar Menuntaskan Skripsi, Tesis dan Disertasi), Mitra Kebijakan Tanah Indonesia,
Yogyakarta, hal.44.
![Page 46: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/46.jpg)
46
baik yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan maupun dokumen-
dokumen yang sudah ada.
Telaah kepustakaan ini dilakukan dengan sistem kartu (card system) yakni
dengan cara mencatat dan memahami isi dari masing-masing informasi yang
diperoleh dari bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum yang sudah
terkumpul tersebut lalu dianalisis dan dideskripsikan. Bahan-bahan hukum primer
maupun sekunder kemudian digabungkan dan diinterpretasikan, sehingga dapat
dijabarkan dan ditemukan analisis yang paling tepat dari permasalahan yang telah
dirumuskan. Penulisan bahan hukum didasarkan pada keterkaitan serta keterpaduan
informasi dengan tujuan untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat dan
representatif.78
Teknik telaah kepustakaan ini dalam penerapannya didukung pula dengan teknik
bola salju. Teknik ini diterapkan pada bahan hukum sekunder terutama yang berupa
buku hukum (text books), penerbitan berkala (journal, law review) dan lainnya yang
mencantumkan daftar pustaka pada bagian akhir tulisan. Sebuah buku yang dirujuk
oleh pengarang sebagai sumber hukum dalam daftar pustaka itu sepanjang
substansinya terkait dengan materi yang ditulis, lebih lanjut dapat dicari oleh peneliti
untuk kelengkapan bahan hukum. Dengan teknik bola salju ini maka penulis dapat
menemukan bahan hukum sebanyak mungkin melalui referensi dari satu literatur ke
literatur lainnya sehingga bahan hukum yang terkait dengan kewenangan dan
78Amiruddin dan H. Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal. 58.
![Page 47: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/47.jpg)
47
tanggung jawab Notaris dalam melegalisir fotokopi terjemahan ijazah menurut
undang-undang jabatan Notaris dapat selengkap dan seobyektif mungkin.
f. Teknik Analisis Bahan Hukum
Bahan-bahan hukum yang telah terkumpul dapat dianalisis dengan menggunakan
berbagai teknik analisis seperti: deskripsi, interpretasi, konstruksi, evaluasi,
argumentasi atau sistematisasi.79
Dalam penelitian ini, pembahasannya akan disajikan
secara deskriptif analisis dengan teknik interpretasi, sistematisasi, dan argumentasi.
Secara deskripsi berarti penulis dapat memaparkan atau menguraikan apa adanya
tentang suatu peristiwa hukum atau kondisi hukum. Dalam hal ini, teknik deskripsi
dilakukan terhadap perundang-undangan yang menunjukkan adanya norma kabur
mengenai kewenangan dan tanggung jawab Notaris dalam melegalisir fotokopi
terjemahan ijazah menurut undang-undang jabatan Notaris.
Teknik interpretasi berupa penggunaan jenis-jenis penafsiran dalam ilmu hukum
yaitu antara lain80
:
1. Penafsiran tata bahasa (gramatikal)
Pada penafsiran gramatikal, ketentuan yang terdapat di peraturan perundang-
undangan ditafsirkan dengan berpedoman pada arti perkataan menurut tatabahasa
atau menurut kebiasaan.
2. Penafsiran sahih (autentik/resmi)
Penafsiran autentik adalah penafsiran yang dilakukan berdasarkan pengertian yang
ditentukan oleh pembentuk undang-undang.
3. Penafsiran historis
Penafsiran historis dilakukan berdasarkan sejarah hukumnya (yaitu berdasarkan
sejarah terjadinya hukum tersebut) dan berdasarkan sejarah undang-undangnya
79Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana, op.cit. hal. 55. 80URL: http://www.jurnalhukum.com/penafsiran-hukum-interpretasi-hukum/, Diakses Pada
Tanggal 17 April 2016.
![Page 48: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/48.jpg)
48
(yaitu dengan menyelidiki maksud pembentuk undang-undang pada saat
membentuk undang-undang tersebut).
4. Penafsiran sistematis
Penafsiran sistematis dilakukan dengan meninjau susunan yang berhubungan
dengan pasal-pasal lainnya, baik dalam undang-undang yang sama maupun dengan
undang-undang yang lain.
5. Penafsiran nasional
Penafsiran nasional merupakan penafsiran yang didasarkan pada kesesuaian
dengan sistem hukum yang berlaku.
6. Penafsiran teleologis (sosiologis)
Penafsiran sosiologis merupakan penafsiran yang dilakukan dengan
memperhatikan maksud dan tujuan dari undang-undang tersebut. Penafsiran
sosiologis dilakukan karena terdapat perubahan di masyarakat, sedangkan bunyi
undang-undang tidak berubah.
7. Penafsiran ekstensif
Penafsiran ekstensif dilakukan dengan memperluas arti kata-kata yang terdapat
dalam suatu peraturan perundang-undangan.
8. Penafsiran restriktif
Penafsiran restriktif dilakukan dengan mempersempit arti kata-kata yang terdapat
dalam suatu peraturan perundang-undangan.
9. Penafsiran analogis
Penafsiran analogis dilakukan dengan memberikan suatu kiasan atau ibarat pada
kata-kata sesuai dengan asas hukumnya.
10. Penafsiran a contrario (menurut peringkaran)
Penafsiran a contrario adalah penafsiran yang didasarkan pada perlawanan antara
masalah yang dihadapi dengan masalah yang diatur dalam undang-undang.
Ajaran interpretasi pertama kali diajarkan oleh F.C. von Savigny. Kejelasan
interpretasi akan berfungsi sebagai rekonstruksi gagasan yang tersembunyi di balik
aturan hukum. Ajaran interpretasi ini menggunakan metode hermeneutik. Istilah
hermeneutik berasal dari nama dewa Yunani Hermes yang dalam mitologi Yunani
dewa tersebut bertugas untuk membuat kebenaran dewa menjadi dipahami oleh
manusia.81
Secara etimologis, hermeneutik berasal dari bahasa Inggris, yaitu
hermeneutics yang mengandung arti: ilmu penafsiran, ilmu untuk mengetahui maksud
81
Peter Mahmud Marzuki II, op.cit., hal. 66.
![Page 49: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/49.jpg)
49
yang terkandung dalam kata-kata dan ungkapan penulis serta penafsiran yang secara
khusus menunjuk kepada penafsiran atas teks atau kitab suci.82
Metode interpretasi hukum dilakukan dalam hal peraturannya ada namun tidak
jelas sehingga tidak mampu diterapkan dalam peristiwa hukum konkrit.83
Teknik
Interpretasi digunakan untuk pemecahan permasalahan hukum dalam kemungkinan
peraturan perundang-undangan telah tersedia namun rumusan kata atau kalimatnya
kurang jelas sehingga menimbulkan kekaburan pengertian-pengertian. Kondisi norma
yang demikian disebut sebagai kekaburan norma atau “vague van normen”.
Teknik interpretasi yang digunakan dalam penulisan ini adalah interpretasi
gramatikal atau bahasa. Teknik ini memiliki peranan yang sangat penting dalam
menemukan makna dari sebuah teks undang-undang, untuk mengetahui makna dari
ketentuan suatu aturan hukum tersebut, maka ketentuan tersebut harus ditafsirkan dan
dijelaskan dengan cara menguraikan makna atau arti dari ketentuan tersebut. Teknik
interpretasi gramatikal juga dilakukan melalui penalaran hukum untuk diterapkan
pada teks yang kabur atau kurang jelas.84
Penulis juga menggunakan teknik
interpretasi sahih (autentik atau resmi) dengan mencari pengertian yang ditentukan
oleh pembentuk undang-undang, serta teknik interpretasi sistematis yang dilakukan
dengan meninjau susunan yang berhubungan dengan pasal-pasal lainnya, baik dalam
undang-undang yang sama maupun dengan undang-undang yang lain.
82Jazim Hamidi, 2011, Hermeneutika Hukum, Universitas Brawijaya Press (UB Press), Malang,
hal. 2. 83Asep Dedi Suwasta, 2012, Tafsir Hukum Positif Indonesia, Alia Publishing, Bandung, hal. 53. 84Ibid. hal. 59.
![Page 50: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · 2017. 4. 1. · ijazah yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing juga diperlukan oleh masyarakat, misalnya dalam persyaratan pendaftaran](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022053110/6081aa6a9de2b75b2f45be89/html5/thumbnails/50.jpg)
50
Teknik sistematisasi digunakan untuk mencari kaitan antara rumusan suatu
konsep atau proposisi hukum antara peraturan perundang-undangan yang sederajat
maupun antara yang tidak sederajat. Dan teknik argumentasi digunakan untuk
membuat suatu argumen dan penalaran hukum untuk memperkuat penilaian dan
membuat kesimpulan-kesimpulan terhadap permasalahan yang dibahas.