bab i pendahuluan 1.1 latar belakang...
TRANSCRIPT
1
Mohamad Taufik Surya Gunawan, 2016 PENGARUH KELELAHAN KERJA (BURNOUT) DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. LESTARI MAHAPUTRA BUANA (PT. LMB) PADALARANG BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Globalisasi yang ditunjang dengan perkembangan peradaban manusia telah
menjadikan dunia menjadi transparan tanpa mengenal batas-batas negara. Dengan
perkembangan teknologi yang begitu pesat, masyarakat dunia khususnya masyarakat
Indonesia terus berubah sejalan dengan perkembangan teknologi, dari masyarakat
pertanian ke masyarakat industri dan berlanjut ke masyarakat pasca industri yang
serba teknologis. Pencapaian tujuan dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya
dan pertahanan keamanan cenderung akan semakin ditentukan oleh penguasaan
teknologi dan informasi, walaupun kualitas sumber daya manusia (SDM) masih tetap
yang utama.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam
persaingan global, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan
memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang
selama ini kita abaikan. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia
menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha.
Perusahaan yang ingin tujuan perusahannya tercapai tentu membutuhkan
SDM yang memiliki kinerja yang baik dan menunjang tujuan perusahaan tersebut.
Aspek –aspek kinerja diantaranya mutu pekerjaan, volume hasil kerja, pengetahuan
dan keterampilan teknis, kemampuan mengorganisasi pekerjaan, kehadiran tepat
waktu, kepemimpinan, kerjasama, inisiatif, kemampuan mengemukakan pendapat,
kemampuan mencari peluang bisnis, kreativitas, ketekunan dan kemampuan menjalin
network (Moeheriono 2009:107). Perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor
tersebut agar kinerja SDM diperusahaannya dapat terus ditingkatkan. Kinerja
karyawan harus selalu diperhatikan agar performa atau kualitas karyawan dapat tetap
terjaga dalam menunjang pekerjaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
2
Mohamad Taufik Surya Gunawan, 2016 PENGARUH KELELAHAN KERJA (BURNOUT) DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. LESTARI MAHAPUTRA BUANA (PT. LMB) PADALARANG BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kinerja karyawan yang baik akan menciptakan hasil kerja yang baik pula
sehingga perusahaan melakukan berbagai cara agar kualitas kinerja karyawan mereka
terus meningkat. Jika kinerja karyawan dalam suatu perusahaan mengalami
penurunan maka akan berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan akan mengalami
penurunan kualitas sehingga secara tidak langsung merugikan perusahaan karena
tujuan perusahaan akan sulit untuk tercapai dan bukan tidak mungkin perusahaan
akan sulit bersaing dengan perusahaan pesaingnya.
Perusahaan akan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuannya, dengan
demikian karyawan dituntut untuk bekerja secara optimal, namun pada kenyataannya
kualitas kinerja karyawan masih belum optimal. Hal ini dapat diihat dari hasil
penilaian kualitas kinerja karyawan yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Hal
tersebut dilaksanakan sebagai bentuk evaluasi perusahaan kepada setiap karyawannya
agar dapat terus mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya. (sumber: hasil
wawancara dengan kepala bagian personalia)
Industri manufaktur di Indonesia khususnya di bidang perkayuan, barang dari
kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan
sejenisnya merupakan barometer peningkatan perekonomian nasional dalam upaya
meningkatkan devisa negara dari sektor kehutanan. Industri perkayuan dibagi
kedalam 2 macam, yaitu Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 16
yang terdiri dari manufaktur perkayuan, barang dari kayu, gabus, dan rotan dan
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 31 yang terdiri dari barang-
barang furnitur (Sumber: Situs resmi Badan Pusat Statistik Indonesia, Diakses 3 Juni
2016, 09:19 WIB).
Perkembangan industri manufaktur Indonesia secara umum berada dalam tren
yang kurang begitu baik. Walaupun industri kayu dan furnitur saling berhubungan
satu dengan yang lainnya, namun indeks produksi kayu jauh di bawah indeks
produksi furnitur. Industri perkayuan, barang dari kayu, gabus dan rotan bergerak
3
Mohamad Taufik Surya Gunawan, 2016 PENGARUH KELELAHAN KERJA (BURNOUT) DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. LESTARI MAHAPUTRA BUANA (PT. LMB) PADALARANG BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
fluktuatif dengan kecenderungan bergerak dalam tren yang sedang menurun seperti
yang ditampilkan pada gambar 1.1 berikut ini:
Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia 2015
GAMBAR 1.1
PERKEMBANGAN INDEKS PRODUKSI BULANAN INDUSTRI KBLI
16 (PERKAYUAN, BARANG DARI KAYU, GABUS DAN ROTAN) DAN
KBLI 31 (FURNITUR) PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Perkembangan indeks perkembangan industri manufaktur khususnya KBLI 16
yang terdiri dari manufaktur perkayuan, barang dari kayu, gabus dan rotan bergerak
naik dan turun. Diawali pada periode bulan Januari 2015 perkembangan indeks
produksi bulanan industry KBLI 16 bergerak stabil namun menurun, meskipun
sempat mengalami kenaikan pada bulan Maret 2015 selanjutnya sampai kepada akhir
periode di yaitu bulan September 2015 tren perkembangannya kembali menurun.
Tren menurun secara skala nasional tersebut cukup besar mempengaruhi
perkembangan industri manufakur perkayuan di level dibawahnya. Kabupaten
Bandung Barat merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Barat yang mengalami
pertumbuhan ekonomi lewat industri manufaktur yang kurang begitu baik. Hal ini
cukup menjadi ironi dengan pondasi perekonomian di Kabupaten Bandung Barat
0
20
40
60
80
100
120
140
Perkayuan,barang darikayu, gabus dll
Furnitur
4
Mohamad Taufik Surya Gunawan, 2016 PENGARUH KELELAHAN KERJA (BURNOUT) DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. LESTARI MAHAPUTRA BUANA (PT. LMB) PADALARANG BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
yang masih didominasi oleh sektor industri dengan andil sebesar 41,76 %, diikuti
oleh sektor perdagangan/hotel/restoran sebesar 21,22 % dan sektor pertanian sebesar
11,87 % (sumber: situs resmi Kabupaten Bandung Barat, Diakses pada 3 Juni 2016,
09:09 WIB), seharusnya tidak terjadi demikian. Ditandai dengan adanya beberapa
perusahaan yang mengalami penurunan kinerja yang cukup menghawatirkan salah
satu perusahaan di Kabupaten Bandung Barat yang kinerja karyawannya mengalami
penurunan yaitu PT. Lestari Mahaputra Buana.
PT. Lestari Mahaputra Buana adalah salah satu perusahaan yang bergerak
dibidang industri pengolahan kayu untuk dibuat menjadi berbagai macam alat tulis
seperti pensil, penggaris, jangka dan yang lain sebagainya. Dari hasil penilaian
kualitas kinerja karyawannya, PT. Lestari Mahaputra Buana mengalami penurunan
yang ditandai dari hasil rekapitulasi penilaian kerja karyawan pada tahun 2013, 2014
dan 2015 sebagai berikut:
Sumber : Bagian HRD PT. Lestari Mahaputra Buana
GAMBAR 1.2
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN KERJA KARYAWAN
PT LESTARI MAHAPUTRA BUANA TAHUN 2013
56 60
70 68 67 65 60
54 49
44
37
47 44
40
30 32 33 35 40
46 51
56
63
53
0
10
20
30
40
50
60
70
80
≥60
<60
5
Mohamad Taufik Surya Gunawan, 2016 PENGARUH KELELAHAN KERJA (BURNOUT) DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. LESTARI MAHAPUTRA BUANA (PT. LMB) PADALARANG BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sumber : Bagian HRD PT. Lestari Mahaputra Buana
GAMBAR 1.3
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN KERJA KARYAWAN
PT LESTARI MAHAPUTRA BUANA TAHUN 2014
Sumber : Bagian HRD PT. Lestari Mahaputra Buana
GAMBAR 1.4
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN KERJA KARYAWAN
60
53 48
54
67
56
63
54 54 48
41
53 55 57
67 62
50 49 45
51 57 56 55
58
0
10
20
30
40
50
60
70
80
≥60
<60
61
55 59 59
41
57
65
54 56
49
42
55 59
62
55
61
54 49 48 49
59 55 54
57
0
10
20
30
40
50
60
70
≥60
<60
6
Mohamad Taufik Surya Gunawan, 2016 PENGARUH KELELAHAN KERJA (BURNOUT) DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. LESTARI MAHAPUTRA BUANA (PT. LMB) PADALARANG BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PT LESTARI MAHAPUTRA BUANA TAHUN 2015
Gambar 1.2, Gambar 1.3 dan Gambar 1.4 menunjukan perbandingan hasil
rekapitulasi penilaian kerja karyawan PT. Lestari Mahaputra Buana dalam 3 tahun
terakhir, yakni pada tahun 2013, 2014 dan 2015. Pada ketiga periode tersebut grafik
penilaian kinerja karyawan yang memiliki nilai diatas 60 dan yang memiliki nilai
dibawah 60 bergerak dinamis naik dan turun (fluktuatif).
Pergerakan dinamis fluktuatif tersebut memiliki kecenderungan negatif. Pada
tiap akhir periode tahun, jumlah karyawan yang memiliki nilai diatas 60 selalu
mengalami penurunan. Jumlah karyawan yang memiliki nilai dibawah 60 selalu lebih
tinggi dibanding dengan jumlah karyawan yang memiliki nilai diatas 60. Bila
Ketidakstabilan yang terjadi tersebut terus dibiarkan saja maka bukan tidak mungkin
kualitas kinerja karyawan akan semakin menurun dan menghambat tercapainya
tujuan perusahaan.
Selain dilihat dari penilaian kerja karyawan, kualitas kinerja karyawan juga
dapat dilihat dari jumlah total produksi pensil dan jumlah barang produksi yang cacat,
seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL 1.2
JUMLAH PRODUK CACAT BAGIAN PRODUKSI PT. LESTARI
MAHAPUTRA BUANA TAHUN 2010-2014
Tahun Jumlah Produksi (Gros) Jumlah Produk Cacat (Gros) %
2010 3600 300 8,34
2011 3476 325 9,34
2012 3500 357 10,20
2013 3428 362 10,56
2014 3481 369 10,60
2015 3478 371 10,67
Sumber : Bagian HRD PT. Lestari Mahaputra Buana
7
Mohamad Taufik Surya Gunawan, 2016 PENGARUH KELELAHAN KERJA (BURNOUT) DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. LESTARI MAHAPUTRA BUANA (PT. LMB) PADALARANG BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah produk cacat yang ada dari tahun ke
tahun diawali dari periode tahun 2010 hingga periode tahun 2015 terus mengalami
kenaikan. Hal ini merupakan indikasi adanya sebuah kemunduran yang sedang
terjadi, ditambah lagi dengan pergerakan jumlah produksi yang bergerak fluktuatif
dengan kecenderungan menurun semakin memperkuat dan memperjelas opini bahwa
perusahaan ini sedang mengalami periode penurunan yang sangat buruk. Dengan
terus meningkatnya jumlah produk cacat dari tahun ke tahun membuktikan bahwa
kualitas kinerja karyawan di PT. Lestari Mahaputra Buana sedang bermasalah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan HRD PT. Lestari Mahaputra Buana
pada tanggal 20 April 2016, didapatkan berbagai macam faktor yang mempengaruhi
kinerja karyawan baik dari dalam maupun dari luar perusahaan, antara lain kurangnya
kemampuan karyawan, ketidakdisiplinan karyawan, motivasi kerja karyawan yang
rendah, kelelahan kerja (burnout) dan lain sebagainya. Perusahaan melakukan
berbagai cara untuk mengatasi hal tersebut, antara lain dengan proses seleksi yang
lebih selektif, pemberian tunjangan yang sesuai, melakukan evaluasi kerja, pemberian
layanan kesehatan dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Salah satu faktor yang paling mempengaruhi rendahnya kinerja karyawan
pada PT. Lestari Mahaputra Buana adalah tingginya angka kelelahan kerja (burnout)
pada karyawan. Menurut Gary Dessler (2009) faktor – faktor yang mempengaruhi
kualitas kerja karyawan antara lain kompensasi, kesejahteraan, hubungan kerja,
training, survey opini, penilaian prestasi, jam kerja yang luwes, gugus kendali, dana
pengeluaran
Berdasarkan faktor – faktor tersebut dapat dilihat bahwa jam kerja yang luwes
dan kesejahteraan menjadi faktor yang paling berpengaruh. Karena jam kerja yang
luwes secara langsung mempengaruhi fisik dan mental karyawan yang dapat
mengakibatkan kelelahan kerja apabila jam kerja yang diberlakukan oleh perusahaan
melebihi batas kemampuan karyawan. Maka daripada itu perusahaan perlu
8
Mohamad Taufik Surya Gunawan, 2016 PENGARUH KELELAHAN KERJA (BURNOUT) DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. LESTARI MAHAPUTRA BUANA (PT. LMB) PADALARANG BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
membenahi dan memperhatikan kelelahan kerja (burnout) karyawannya supaya tidak
berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Kelelahan kerja (burnout) pada karyawan PT. Lestari Mahaputra Buana ini
dapat disebebakan oleh beberapa faktor baik internal karyawan maupun eksternal
karyawan. Faktor internal karyawan terdiri dari usia, jenis kelamin, harga diri, dan
karakteristik kepribadian sedangkan pada faktor eksternal karyawan terdiri dari
lingkungan kerja psikologis yang kurang baik,kurangnya kesempatan untuk promosi,
imbalan yang diberikan tidak mencukupi, kurangnya dukungan sosial dari atasan,
tuntutan pekerjaan, pekerjaan yang monoton.
Kelelahan kerja (burnout) dapat dilihat dari jumlah ketidakhadiran karyawan
yang tinggi. Ketidakhadiran karyawan tersebut terdiri dari karyawan dengan alasan
mangkir/ alfa, sakit dan ijin. Karyawan yang merasa kelelahan dalam bekerja akan
mengalami penurunan mutu kerjanya karena beban kerja yang semakin tinggi
sehingga akan berdampak negatif bagi perusahaan. Berikut adalah data mengenai
ketidakhadiran karyawan di PT. Lestari Mahaputra Buana dari Januari-Juni 2015
yang disusun oleh pihak perusahaan:
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sekunder HRD Perusahaan
GAMBAR 1.4
31 31 25
49
18 22 20 34 29
19 23 11
115
136
108
126 123 125 130
112 119
127 120 125
89
123 116
135
95
77
61
80
114
96
73
59
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Mangkir
Sakit
Ijin
9
Mohamad Taufik Surya Gunawan, 2016 PENGARUH KELELAHAN KERJA (BURNOUT) DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. LESTARI MAHAPUTRA BUANA (PT. LMB) PADALARANG BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
JUMLAH KETIDAKHADIRAN KARYAWAN PT. LESTARI
MAHAPUTRA BUANA TAHUN 2013
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sekunder HRD Perusahaan
GAMBAR 1.5
JUMLAH KETIDAKHADIRAN KARYAWAN PT. LESTARI
MAHAPUTRA BUANA PERIODE TAHUN 2014
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sekunder HRD Perusahaan
GAMBAR 1.5
JUMLAH KETIDAKHADIRAN KARYAWAN PT. LESTARI MAHAPUTRA
BUANA PERIODE TAHUN 2015
36
13
34 34 19 23
32 34 35 31 19
30
111 120
146
119 127
139
115 113 119
136
120 130
66 76
65
43
96
45
89
54
87 76 73
42
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Mangkir
Sakit
Ijin
22 20 34 29
19 23 32 34 35 31 25
39
125 130
112 119
127 120 115
100
122 124 119
134
77
61
80
114
96
73
53
105
87 90 83
70
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Mangkir
Sakit
Ijin
10
Mohamad Taufik Surya Gunawan, 2016 PENGARUH KELELAHAN KERJA (BURNOUT) DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. LESTARI MAHAPUTRA BUANA (PT. LMB) PADALARANG BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Gambar 1.3, 1.4 dan 1.5 menunjukan jumlah karyawan yang tidak masuk
dengan alasan sakit, mangkir dan izin pada periode tahun 2013, 2014 dan 2015
mengalami pergerakan yang fluktuatif. Pada periode yang sama jumlah karyawan
yang tidak masuk dengan alasan sakit selalu berada pada posisi tertinggi yang
puncaknya terjadi pada bulan Desember sebanyak 134 orang karyawan.
Pengecualian terjadi pada bulan Agustus, pada bulan tersebut angka karyawan
yang tidak masuk dengan alasan ijin jauh lebih tinggi yakni berjumlah 105 orang
berbanding dengan alasan sakit yang berjumlah 100 orang karyawan. Pada periode
September-Desember 2015 jumlah ketidakhadiran karyawan masih fluktuatif. Namun
ketidakhadiran karyawan dengan alasan sakit pada periode tersebut masih tetap
tinggi. Dengan banyaknya karyawan yang tidak hadir menunjukkan tingginya tingkat
kelelahan kerja (burnout) pada karyawan. Kelelahan kerja (burnout) tentu akan
mempengaruhi mutu kerja karyawan dan jika dibiarkan terus menerus perusahaan
akan mengalami kerugian.
Tingginya kelelahan kerja (burnout) pada karyawan pada PT. Lestari
Mahaputra Buana juga dapat dilihat dari banyaknya jumlah pengunjung poliklinik
khusus karyawan yang berada dilingkup PT Lestari Mahaputra Buana. Hal ini
dikarenakan dengan banyaknya karyawan yang sakit dapat mempengaruhi kinerja
mereka karena mereka tidak dapat bekerja dengan optimal. Berikut adalah data
pengunjung poliklinik perusahaan tahun 2015
11
Mohamad Taufik Surya Gunawan, 2016 PENGARUH KELELAHAN KERJA (BURNOUT) DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. LESTARI MAHAPUTRA BUANA (PT. LMB) PADALARANG BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
GAMBAR 1.4
JUMLAH PENGUNJUNG POLIKLINIK PT. LESTARI MAHAPUTRA
BUANA PERIODE TAHUN 2015
Gambar 1.4 menunjukan bahwa jumlah karyawan yang mengunjungi
poliklinik mengalami pergerakan yang fluktuatif. Pada bulan Januari sampai dengan
bulan Mei jumlah pengunjung poliklinik cenderung menurun. Namun pada periode
bulan Juli sampai bulan November jumlah pengunjung poliklinik cenderung
meningkat, puncaknya terjadi pada bulan November yakni berjumlah 206 orang.
Anomali terjadi pada bulan Desember yang mengalami penurunan menjadi 190 orang
tetapi jumlah tersebut masih tetap tinggi karena pada bulan tersebut merupakan
periode dengan jumlah pengunjung poliklinik terbanyak ketiga selama periode tahun
2015. Jumlah pengunjung poliklinik tertinggi terjadi pada bulan November dengan
216 orang sedangkan jumlah pengunjung poliklinik terendah terjadi pada bulan Mei
dengan pengunjung sebanyak 132 orang.
Sesuai dengan pendapat Lee dan Ashford (1993) dan Cordes dan Dougherty
(1993) dalam jurnal Anteseden dan Konsekuensi Burnout pada Auditor (2006:7),
menyatakan bahwa kelelahan kerja (burnout) adalah penyebab penurunan
performance seseorang. Oleh karena kelelahan kerja (burnout) perlu diatasi oleh
perusahaan agar kinerja karyawannya tidak menurun.
200
167 182
149 132
177 169 173 181 186 206
190
0
50
100
150
200
250
12
Mohamad Taufik Surya Gunawan, 2016 PENGARUH KELELAHAN KERJA (BURNOUT) DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. LESTARI MAHAPUTRA BUANA (PT. LMB) PADALARANG BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Selain kelelahan kerja (burnout), salah satu faktor lain yang mempengaruhi
kinerja karyawan adalah disiplin kerja. Dari hasil pra penelitian yang telah dilakukan
pada tanggal 20 Januari 2016, karyawan PT. Lestari Mahaputra Buana memiliki
disiplin kerja yang kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari kinerja karyawan yang
masih kurang maksimal belum sesuai dengan target perusahaan dan fluktuasi absensi
karyawan mangkir yang cukup tinggi.
Kedisiplinan merupakan fungsi operasional dari Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM) yang paling penting. Dimana semakin baik tingkat kedisiplinan
seorang karyawan maka semakin baik pula kinerja perusahaan yang tercapai. Adapun
sebaliknya, tanpa disiplin yang baik, suatu perusahaan akan sulit memperoleh hasil
yang optimal, oleh karena itu kedisiplinan merupakan kunci keberhasilan suatu
organisasi dalam mencapai tujuannya (Veitzal Rivai, 2011:824). Penelitian yang
dilakukan oleh Ary Triatno dan Toto Sugiharto (2010:8), mengungkapkan
bahwadisiplin kerja merupakan variabel yang paling kuat dan dominan yang
berpengaruh terhadap tingginya produktivitas kerja karyawan dan disiplin kerja
secara simultan mempengaruhi produktivitas kerja karyaawan.
Melihat penjelasan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat sejauh mana pengaruh
kelelahan kerja (burnout) dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.
Lestari Mahaputra Buana.
1.2 Identifikasi Masalah
Rendahnya kinerja karyawan merupaka masalah yang tidak bisa disepelekan
oleh perusahaan. Dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan dituntut untuk
memiliki kinerja yang optimal. Terdapat beberapa faktor yang menunjukan kinerja
karyawan suatu perusahaan baik atau tidaknya, salah satu indikatornya ialah dilihat
dari kinerja karyawan perusahaan tersebut. Henry Simamora dalam Mangkunegara
13
Mohamad Taufik Surya Gunawan, 2016 PENGARUH KELELAHAN KERJA (BURNOUT) DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. LESTARI MAHAPUTRA BUANA (PT. LMB) PADALARANG BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(2012:14) mengemukakan bahwa kinerja (performance) dipengaruhi oleh tiga faktor
diantaranya adalah faktor individual yang terdiri dari kemampuan fisik dan keahlian,
latar belakang dan demografi, faktor psikologis yang terdiri dari persepsi, attitude,
personality, pembelajaran dan motivasi, faktor organisasi yang terdiri dari sumber
daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur dan job design.
Ada pun pendapat dari Moeheriono (2009:107) yang mengemukakan bahwa
aspek-aspek kinerja adalah sebagai berikut diantaranya, mutu hasil kerja, volume
hasil kerja, pengetahuan dan keterampilan teknis, kemampuan mengorganisasi
pekerjaan, kehadiran tepat waktu, kepemimpinan, kerjasama, inisiatif, kemampuan
mengemukakan pendapat, kemampuan mencari peluang bisnis, kreativitas,
ketekunan, serta kemampuan menjalin network, dan lain sebagainya.
Pernyataan diatas didukung juga oleh pernyataan Gomes-Meija, Balkin dan
Cardy (2012:225) yang menyebutkan bahwa dimensi kinerja ialah, Quality of work
(Kualitas Kerja), quantity of work performed (Kuantitas pekerjaan yang dilakukan),
interpersonal effectiveness (Efektivitas personal) dan compentencies (Kompetensi).
Tidak terkecuali PT. Lestari Maha Putra Buana yang bergerak dibidang
manufaktur perkayuan dan dapat dilihat juga dari data yang ada mengalami
penurunan kinerja karyawan.
Rendahnya kinerja karyawan pada PT. Lestari Mahaputra Buana
adalah dilihat dari meningkatnya jumlah karyawan yang mendapat
hasil penilaian mutu kerjanya dibawah rata-rata 60, meningkatnya
jumlah produk cacat pada bagian produksi pensil. Hal ini tentu akan
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan dan pencapaian tujuan
perusahaan akan terhambat jika dibiarkan terus-menerus. Salah satu
faktor yang mempengaruhi rendahnya kinerja karyawan pada
perusahaan ini ialah tingginya tingkat kelelahan kerja (burnout)
karyawan yang dapat dilihat dari tingginya tingkat ketidakhadiran
karyawan dengan alasan sakit dan meingkatnya jumlah pengunjung
poliklinik khusus karyawan di perusahaan untuk berobat. Faktor lain
yang mempengaruhi kinerja karyawan PT. Lestari Mahaputra Buana
14
Mohamad Taufik Surya Gunawan, 2016 PENGARUH KELELAHAN KERJA (BURNOUT) DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. LESTARI MAHAPUTRA BUANA (PT. LMB) PADALARANG BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ialah disiplin kerja yang kurang baik, hal ini dapat dilihat dari
fluktuasi absensi karyawan mangkir yang tinggi dan cenderung
buruk. Mengingat pentingnya SDM di perusahaan untuk memiliki
kinerja yang optimal maka perusahaan perlu membenahi atau
mencari solusi atas masalah yang terjadi sehingga tujuan perusahaan
akan tercapai sesuai yang diharapkan.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana gambaran kelelahan kerja (burnout) karyawan di PT. Lestari
Mahaputra Buana
2. Bagaimana gambaran disiplin kerja karyawan di PT. Lestari Mahaputra
Buana
3. Bagaimana gambaran kinerja karyawan di PT. Lestari Mahaputra Buana
4. Adakah pengaruh kelelahan kerja (burnout) dan disiplin kerja terhadap kinerja
karyawan PT. Lestari Mahaputra Buana
5. Adakah pengaruh kelelahan kerja (burnout) terhadap kinerja PT. Lestari
Mahaputra Buana
6. Adakah pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan perusahaan PT.
Lestari Mahaputra Buana
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan mengenai:
1. Gambaran kelelahan kerja (burnout) yang terjadi di PT. Lestari Mahaputra Buana.
2. Disiplin kerja karyawan di PT. Lestari Mahaputra Buana
3. Kinerja karyawan yang ada di PT. Lestari Mahaputra Buana.
4. Untuk memperoleh Informasi seberapa besar pengaruh kelelahan kerja (burnout)
dan disiplin kerja terhadap kinerja di PT. Lestari Mahaputra Buana.
15
Mohamad Taufik Surya Gunawan, 2016 PENGARUH KELELAHAN KERJA (BURNOUT) DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. LESTARI MAHAPUTRA BUANA (PT. LMB) PADALARANG BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5. Untuk memperoleh Informasi seberapa besar pengaruh kelelahan kerja (burnout)
terhadap kinerja di PT. Lestari Mahaputra Buana.
6. Untuk memperoleh Informasi seberapa besar pengaruh disiplin kerja terhadap
kinerja di PT. Lestari Mahaputra Buana.
1.5 Kegunaan penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta
wawasan penulis dalam ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya
mengenai kelelahan kerja (burnout) pada karyawan dan pengaruhnya terhadap
kinerja karyawan sehingga perusahaan mampu memberikan solusi terbaik
menghadapi fenomena masalah tersebut.
2. Kegunaan praktis
a. Bagi PT. Lestari Mahaputra Buana
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu masukan dalam
bentuk aspek praktis bagi perusahaan khususnya manajemen SDM PT. Lestari
Mahaputra Buana untuk dijadikan pertimbangan sehingga perusahaan dapat
mengatasi masalah menurunnya kinerja karyawan yang dipengaruhi oleh
kelelahan kerja (burnout) dan disiplin kerja sehingga mutu kerja karyawan dapat
terus meningkat.
b. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta
wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai seberapa besar pengaruh kelelahan
kerja (burnout) dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan dan mengetahui
bagaimana gambaran kelelahan kerja (burnout), disiplin kerja dan kinerja
karyawan di perusahaan secara nyata.