bab i pendahuluan 1.1 latar belakang -...

30
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam dan sumber daya alam yang melimpah, tetapi juga mempunyai daya tarik pada hasil sumber daya manusia yang mengagumkan, yaitu kebudayaan dan keseniannya, yang mana merupakan sumber daya dan modal yang besar bagi usaha peningkatan nilai sektor kepariwisataan. Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan pemerintah untuk memperoleh devisa dari penghasilan non-migas. Sumbangan pariwisata bagi pembangunan nasional, selain menyumbangkan devisa bagi negara, pariwisata juga mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan nasional, yaitu memperluas lapangan usaha, memperluas lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah, mendorong pelestarian dan pengembangan budaya bangsa, mendorong perkembangan daerah, dan menumbuhkan rasa cinta tanah air. (Karyono, 1997 : 89) Pengembangan pariwisata Indonesia menggunakan konsep pariwisata budaya yang dirumuskan dalam Undang-undang Pariwisata Nomor 09 Tahun 1990 yang menyatakan bahwa “Kepariwisataan berperan penting untuk meratakan kesempatan berusaha, mendorong pembangunan daerah, memperbesar pendapatan nasional dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran serta memupuk rasa cinta tanah air.” Sekarang ini pengembangan potensi-potensi pariwisata di setiap daerah mulai marak digalakkan. Seakan sedang berlomba-lomba, setiap daerah mulai memperkenalkan dan memasarkan daerah-daerahnya yang memiliki potensi pariwisata kepada masyarakat luas untuk dikenal dengan tujuan dapat menjadi salah satu sumber pendapatan daerah. Jika sektor pariwisata sekarang ini dikembangkan secara lebih maksimal, baik dari segi sarana infrastruktur ataupun dalam hal promosi dibanding. Ini dilakukan bukan tanpa alasan, karena keberhasilan dalam memperkenalkan dan mempromosikan sebuah

Upload: doandiep

Post on 22-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki

keindahan alam dan sumber daya alam yang melimpah, tetapi juga

mempunyai daya tarik pada hasil sumber daya manusia yang mengagumkan,

yaitu kebudayaan dan keseniannya, yang mana merupakan sumber daya dan

modal yang besar bagi usaha peningkatan nilai sektor kepariwisataan.

Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan pemerintah untuk

memperoleh devisa dari penghasilan non-migas. Sumbangan pariwisata bagi

pembangunan nasional, selain menyumbangkan devisa bagi negara,

pariwisata juga mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan

nasional, yaitu memperluas lapangan usaha, memperluas lapangan kerja,

meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah, mendorong

pelestarian dan pengembangan budaya bangsa, mendorong perkembangan

daerah, dan menumbuhkan rasa cinta tanah air. (Karyono, 1997 : 89)

Pengembangan pariwisata Indonesia menggunakan konsep pariwisata

budaya yang dirumuskan dalam Undang-undang Pariwisata Nomor 09 Tahun

1990 yang menyatakan bahwa “Kepariwisataan berperan penting untuk

meratakan kesempatan berusaha, mendorong pembangunan daerah,

memperbesar pendapatan nasional dalam rangka peningkatan kesejahteraan

dan kemakmuran serta memupuk rasa cinta tanah air.”

Sekarang ini pengembangan potensi-potensi pariwisata di setiap daerah

mulai marak digalakkan. Seakan sedang berlomba-lomba, setiap daerah mulai

memperkenalkan dan memasarkan daerah-daerahnya yang memiliki potensi

pariwisata kepada masyarakat luas untuk dikenal dengan tujuan dapat

menjadi salah satu sumber pendapatan daerah. Jika sektor pariwisata sekarang

ini dikembangkan secara lebih maksimal, baik dari segi sarana infrastruktur

ataupun dalam hal promosi dibanding. Ini dilakukan bukan tanpa alasan,

karena keberhasilan dalam memperkenalkan dan mempromosikan sebuah

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

2

kawasan wisata pastilah akan menjadi sebuah nilai investasi yang sangat

besar dan berharga bagi daerah tersebut.

Kota Pekalongan merupakan salah satu daerah yang memiliki beberapa

tempat pariwisata, seperti wisata alam Pantai Slamaran, Pantai Pasir Kencana,

Kebun Teh Pagilaran, wisata seni dan budaya Museum Batik dan Kampung

Batik. Salah satu wisata yang masih berkembang saat ini adalah Kampoeng

Batik Pesindon Pekalongan, berlokasi di Jalan Hayam Wuruk, kelurahan

Kregon, kecamatan Pekalongan Barat.

Kampoeng Batik Pesindon merupakan salah satu tujuan tempat wisata

seni budaya dan belanja bermacam-macam batik. Tidak hanya dapat

mengunjungi tempat-tempat yang memamerkan produk batik yang ada di

galeri mereka atau berbelanja batik saja, namun dapat pula dijumpai potret

langsung bagaimana proses produksi batik yang masih memegang teguh

teknik tradisional pembatikan tulis dan cap.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Tri Gandi Imamudin, Amd

selaku narasumber dari Dinas Pariwisata Pekalongan, informasi dan promosi

mengenai wisata Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan memang masih

kurang maksimal, masyarakat tidak banyak mengenal tentang objek wisata

Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan dan promosi yang telah ada tidak

mencakup wilayah yang lebih luas bagi wisatawan luar daerah. Media

promosi yang dihimpun masih terbatas, hanya berupa brosur, leaflet, koran,

dan melalui event batik Pekalongan yang diselenggarakan setiap satu tahun

sekali. Media-media tersebut sudah banyak jenisnya dan bentuk ukuran media

promosi sudah cukup variatif dan lengkap, tetapi media promosi tersebut

berisi bermacam-macam pariwisata di kota Pekalongan dan hanya sedikit

memuat tentang Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan, sehingga pesan atau

promosi yang dilakukan tetap tergolong kurang dan terbatas, sehingga

menjadikan wisatawan luar yang berkunjung ke kota Pekalongan tidak

banyak yang mengetahui tempat wisata Kampoeng Batik Pesindon ini untuk

berwisata belanja atau sarana pendidikan dalam halnya proses pembuatan

batik. Bahkan sebagian besar wisatawan yang berkunjung mengetahui

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

3

Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan melalui informasi dari mulut ke mulut,

tidak melalui media promosi yang disediakan pemerintah kota setempat.

Berdasarkan hasil survei dari penulis, pada artikel koran Radar

Pekalongan tanggal 27 Maret 2015 dalam judulnya “Promosi Museum dan

Kampung Batik Tak Sampai Hotel”, disebutkan dalam artikelnya bahwa

wisatawan yang bertamu di hotel mengatakan mereka tidak mengetahui ada

museum batik dan kampung batik di kota Pekalongan, karena di hotel tidak

disediakan sebuah media promosi tentang itu, wisatawan Pekalongan

mengetahui informasi tentang museum dan kampung batik dari warga di jalan

sekitar.

Dari latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas perlu adanya

pemberian informasi terhadap masyarakat secara lebih luas dan lebih variatif,

agar mengetahui objek wisata Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan. Maka

dari itu, perlu adanya sebuah informasi untuk mengenalkan objek wisata

Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan melalui media promosi yang efektif,

komunikatif, informatif, menjangkau wilayah yang lebih luas dan lebih

lengkap, sehingga wisata seni budaya dan belanja ini dapat disuguhkan

kepada masyarakat lokal maupun luar, dan juga dapat meningkatkan nilai

sektor pariwisata daerah.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan

utama yang dihadapi adalah “bagaimana memperkenalkan objek wisata

Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan melalui media promosi yang efektif

dan komunikatif agar dapat lebih dikenal kepada masyarakat Indonesia

khususnya sekitar kota Pekalongan?”

1.3 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan yang diberikan dalam perancangan ini yaitu

“memperkenalkan objek wisata Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

4

melalui media promosi yang efektif dan komunikatif agar dapat lebih dikenal

kepada masyarakat Indonesia khususnya sekitar kota Pekalongan.”

1.4 Manfaat Perancangan

Perancangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Klien, mendukung upaya dalam membantu memberikan program

pemerintah sebagai sarana media informasi kepada masyarakat

terhadap wisata daerah Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan

sehingga meningkatkan pendapatan daerah dan nilai seni budaya

kota Pekalongan.

2. Masyarakat, memberikan informasi terhadap promosi objek wisata

seni budaya Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan.

3. DKV, diharapkan akan menjadi wacana dan referensi dalam

menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan media

promosi agar dapat menjadi acuan bahan penelitian lebih lanjut.

4. Mahasiswa, untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu serta

teori-teori yang telah didapatkan selama perkuliahan, sehingga ilmu

yang dikuasai tidak bersifat teoritis belaka.

1.5 Batasan Perancangan

Dalam perancangan ini penulis hanya akan merancang pada pembuatan

media promosi objek wisata Kampung Batik Pesindon Pekalongan saja, yang

ditujukan kepada masyarakat usia 16 - 50 tahun, laki-laki maupun

perempuan, dikarenakan pada usia remaja sampai dewasa telah mengerti

kebutuhan akan batik, misalnya untuk menghadiri sebuah acara, untuk

pekerjaan yang memang mengharuskan mengenakan batik pada hari tertentu,

menumbuhkan rasa cinta seni budaya, dan sebagainya, sehingga pada usia

tersebut tentu akan mencari tempat produksi batik untuk membeli, dan

bahkan mempelajari pembuatannya, dengan alasan untuk menambah ilmu

pengetahuan, kepentingan penelitian, atau bahkan ingin membuat usaha batik,

dan sebagainya, baik untuk masyarakat dalam kota maupun luar kota.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

5

1.6 Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yang

didasarkan pada hubungan variabel antara penggunaan media promosi dengan

wisatawan Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan, agar dapat memecahkan

permasalahan yang sedang dihadapi. Dari hasil data yang didapat, akan

dipaparkan secara deskriptif dan menghasilkan tujuan yaitu merancang media

promosi Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan sehingga dapat dikenal

kepada masyarakat Indonesia khususnya kota Pekalongan. Metode kualitatif

dapat digunakan untuk menganalisis langsung bagaimana promosi yang telah

dilakukan oleh pengelola Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan selama ini

dan sejauh mana jangkauan promosi tersebut dicapai oleh masyarakat kota

Pekalongan maupun masyarakat luar.

Data penelitian diperoleh dengan mencari informasi terkait tentang

penelitian yang diambil dengan menggunakan 2 metode pengumpulan data,

data primer dan data sekunder, sebagai berikut:

1.6.1 Data Primer

1. Wawancara

Penulis melakukan kegiatan komunikasi lisan dalam bentuk

teknik wawancara tidak terstruktur dan bentuk pertanyaan yang

terbuka. Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara

mengajukan beberapa poin pertanyaan secara langsung dari sumber

data. Dalam penelitian ini sumber data adalah pihak yang berkaitan

yaitu Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Pekalongan, dan pengelola

Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan.

2. Observasi

Penulis melakukan kegiatan observasi, atau mengamati dengan

cermat terhadap kegiatan dan aktivitas masyarakat Kampoeng Batik

Pesindon Pekalongan dan juga terhadap wisatawan yang berkunjung.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

6

3. Dokumentasi

Penulis melakukan kegiatan dokumentasi dalam bentuk foto

terhadap Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan disamping kegiatan

observasi, agar bukti-bukti yang didapat menjadi bahan untuk

mengolah data lebih lanjut ke tahap perancangan desain media

promosi.

1.6.2 Data Sekunder

Penulis meneliti untuk mendapatkan data sekunder dengan

memperoleh data dalam bentuk sudah jadi (tersedia) melalui publikasi

dan informasi yang dikeluarkan dari berbagai organisasi, instansi yang

terkait maupun perusahaan. Untuk menunjang data sekunder penulis

menggunakan teknik pengumpulan data kepustakaan mengenai data

kompetitor yang berkaitan dengan judul permasalahan mengenai wisata

kampung batik.

1.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam perancangan ini adalah

metode SWOT, yaitu Strenght, Weakness, Opportunity, dan Threat. Analisis

data dengan metode SWOT dapat menyederhanakan data yang sudah

dirangkum. Dengan menggunakan metode ini dapat dengan jelas ditentukan

fokus-fokus dan kesimpulan dari penelitian yang sudah dilakukan. Analisis

ini penulis gunakan berdasarkan permasalahan banyak wisatawan yang

kurang mengetahui Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan melalui media

promosi yang disediakan pemerintah kota setempat.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

7

1.8 Bagan Alir Penelitian

Gambar 1.1 Bagan Alir Penelitian

Sumber: Dokumentasi Said

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

8

1.9 Tinjauan Teori

Berikut adalah rencana acuan teori-teori yang akan digunakan dalam

pembuatan media promosi objek wisata Kampoeng Batik Pesindon

Pekalongan.

1.9.1 Teori Perancangan

Menurut ejaan bahasa Indonesia dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI, 1988), kata perancangan berasal dari kata kerja

“merancang”, kemudian kata tersebut mendapatkan awalan per- dan

dengan akhiran -an. Yang kemudian terjadi sebuah peleburan kata dan

kemudian membentuk sebuah kata “perancangan”. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, kata “merancang” mempunyai beberapa arti, yaitu

merencanakan, mengatur segala sesuatunya lebih dahulu. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa kata perancangan dapat diartikan mengatur segala

sesuatu terlebih dahulu.

Pada perancangan ini, teori perancangan akan digunakan pada

media promosi sebelum akhirnya dapat diaplikasian pada sebuah media,

dilakukan sebuah perancangan terlebih dahulu, untuk mencari sebuah

jawaban atas apa saja yang ingin disampaikan dalam perancangan ini,

apa saja yang ingin ditampilkan kepada audience sehingga tujuan awal

memperkenalkan objek wisata Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan

melalui media promosi dapat terwujud.

1.9.2 Teori Pariwisata

Secara etimologi, menurut Yoeti (1996), istilah kata “pariwisata”

sendiri berasal dari bahasa sansekerta. Istilah pariwisata ini memiliki

persamaan arti/makna dengan “tour”, yang miliki makna berputar-putar

atau mengelilingi dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. Hal ini

didasarkan pada sebuah pemikiran bahwa kata “pariwisata” terdiri dari

dua suku kata yaitu “pari” yang dapat berarti banyak, lengkap, berputar-

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

9

putar, berkali-kali, dan kata “wisata” yang dapat berarti bepergian atau

perjalanan.

Kata "kepariwisataan", memiliki pengertian jamak yang berarti hal-

hal yang berkaitan dengan pariwisata, dalam bahasa inggris disebut

dengan tourism. Orang-orang yang melakukan kegiatan perjalanan

sebuah wisata disebut subjek wisata atau wisatawan, sedangkan tempat

tujuan wisata disebut objek wisata.

Pariwisata yang diterapkan dan dikembangkan pada suatu daerah-

daerah pengembangan potensi wisata merupakan langkah yang tepat

untuk meningkatkan potensi daerah yang dimiliki. Suatu konsep dalam

sebuah pariwisata yang secara aktif membantu menjaga dan

mengembangkan keabadian suatu sejarah kebudayaan daerah

merupakan definisi pariwisata yang tepat untuk sebuah daerah potensi

wisata.

Pariwisata dapat dibedakan menjadi tiga bagian menurut daya tarik

wisatanya, yaitu:

1. Daya Tarik Alam

Daya tarik alam merupakan wisata yang dilakukan wisatawan

dengan mengunjungi sebuah daerah objek wisata, dengan

keunikan daya tarik alam yang dimiliki daerah tersebut, seperti

gunung, pantai, hutan, air terjun, lembah, dan objek wisata alam

lainnya yang masih bersifat alami.

2. Daya Tarik Budaya

Daya tarik budaya merupakan wisata yang dilakukan wisatawan

dengan mengunjungi sebuah daerah objek wisata, dengan

keunikan atau kekhasan budaya yang dimiliki daerah tersebut,

seperti kampoeng batik, kampung adat banten, kraton

Yogyakarta, kraton kesepuhan Cirebon, tanah toraja, dan objek

wisata budaya lainnya.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

10

3. Daya Tarik Minat Khusus

Daya tarik minat khusus merupakan wisata yang dilakukan

wisatawan dengan mengunjungi sebuah daerah objek wisata

yang sesuai dengan minatnya, seperti wisata kuliner, wisata

rohani, wisata olahraga, wisata belanja, atau wisata daya tarik

minat lainnya, dengan jenis-jenis kegiatannya antara lain,

olahraga paintball, olahraga arung jeram, ziarah makam wali

dan kegiatan lainnya dari wisata daya tarik minat khusus.

Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa pariwisata merupakan kegiatan yang dilakukan

seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi suatu daerah

lain atau daerah wisata, bukan dengan tujuan untuk bekerja, melainkan

untuk memperoleh sebuah rekreasi dan kepuasan. Selain memenuhi dan

keinginan rekreasi dan kepuasan dari wisatawan, pariwisata juga

memberi dampak perkembangan dan pertumbuhan suatu daerah yang

menjadi objek tujuan wisata, atau sering disebut dengan objek wisata.

Seiring dengan bertambahnya jumlah pengunjung yang berwisata pada

suatu daerah objek wisata, daerah tersebut pun menjadi tumbuh dan

berkembang.

1.9.3 Teori Wisatawan

Seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan

untuk mengunjungi/berkunjung ke suatu tempat, daerah, atau bahkan

suatu negara, yang biasa disebut dengan pengunjung, yang memiliki

kepentingan yang berbeda-beda, ini disebut sebagai wisatawan,

sehingga tidak semua pengunjung adalah wisatawan. Menurut World

tourism Organization (WTO, 2004), menyebutkan pengunjung untuk

tujuan statistik, adalah setiap orang yang berkunjung ke suatu negara

yang bukan merupakan negara tempat tinggalnya sendiri, dengan alasan

apapun, terkecuali untuk mendapatkan sebuah pekerjaan yang dibayar

oleh negara yang dikunjunginya tersebut.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

11

Dengan demikian terdapat dua ketegori pengunjung yaitu :

1. Wisatawan (Tourist)

Merupakan pengunjung yang menetap atau tinggal sementara

selama kurun waktu 24 jam atau lebih, di suatu daerah lain atau

negara lain yang dikunjunginya dan dengan tujuan

perjalanannya dapat digolongkan dalam klasifikasi berikut:

a. Pesiar (leasure) untuk kepentingan liburan, rekreasi, studi,

olah raga, keagamaan, dan kesehatan.

b. Hubungan dagang (business), konferensi, keluarga, dan misi.

2. Pelancong (Exursionist)

Merupakan pengunjung sementara yang menetap atau tinggal

disuatu tempat, daerah lain atau negara lain yang dikunjunginya

dalam kurun waktu kurang dari 24 jam.

Sedangkan menurut Departemen Pariwisata, menyebutkan bahwa

wisatawan merupakan setiap orang yang melakukan sebuah perjalanan

dan menetap/tinggal sementara waktu pada suatu tempat lain yang

dikunjunginya. Berdasarkan pengertian di atas wisatawan dibagi

menjadi dua yaitu :

1. Wisatawan Nusantara

Menurut World Tourism Organization (WTO, 2004), wisatawan

dalam negeri merupakan penduduk suatu negara yang

melakukan kegiatan perjalanan ke suatu tempat tinggalnya

sehari-hari, dalam kurun waktu sekurang-kurangnya satu

malam, dan tidak melebihi kurun waktu satu tahun lamanya,

dengan bertujuan untuk mendapatkan penghasilan dari tempat

yang dikunjungi tersebut.

2. Wisatawan Mancanegara

mendefinisikan sebagai seseorang yang melakukan kegiatan

perjalanan diluar negara tempat tinggalnya sendiri, biasanya

selama kurun waktu sekurang-kurangnya 12 bulan dari negara

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

12

yang dikunjunginya, dengan tujuan bukan untuk memperoleh

penghasilan.

Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan diatas, wisatawan

yang dimaksud adalah seseorang yang melakukang sebuah kunjungan

pada suatu daerah objek dan daya tarik wisata. Dalam perancangan ini

daerah objek dan daya tarik wisata yang dimaksud adalah daya tarik

wisata seni budaya dan belanja Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan,

sebagai lokasi penelitian dalam pengertian wisatawan.

1.9.4 Teori Batik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2007), kata

batik merupakan asal dari dua kata bahasa Jawa yaitu "amba", yang

bermakna "menulis", dan "titik" yang bermakna pula "titik", sehingga

dari "amba" diambil kata "ba" dan "titik" diambil kata "tik", menjadi

satu kata yaitu "batik". Batik dijelaskan sebagai kain yang memiliki

gambar, yang dibuat dengan cara khusus yaitu dengan cara menuliskan

atau menerakan sebuah malam atau sejenis lilin pada permukaan kain,

yang kemudian diolah dengan cara tertentu, sehingga semua proses ini

seringkali dikenal dengan istilah "membatik" atau dalam bahasa Jawa

dikenal dengan "mbatik".

Terdapat 4 macam teknik membatik, yaitu:

1. Batik Tulis

Pembuatan batik dengan cara melukis sebuah pola pada

permukaan kain dengan menggunakan tangan dan alat-alat

lainnya seperti canting, wajan, gawangan, anglo, kauli,

tepas/tipas. Proses ini dikenal proses pembuatan batik secara

tradisional.

2. Batik Cap

Motif batik pada kain yang dihasilkan dibuat dengan cara

pencelupan sebuah alat yang dibuat khusus sedemikian rupa

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

13

memiliki motif-motif batik tertentu, yang terbuat dari logam

tembaga.

3. Batik Kombinasi Tulis dan Cap

Pembuatan batik ini merupakan gabungan dari teknik batik tulis

dan batik cap.

4. Batik Printing

Pembuatan batik printing prosesnya hampir sama dengan

pembuatan kain tekstil pada umumnya, hanya saja terdapat

perbedaan pada gambar yang dihasilkannya yaitu motif batik.

Dalam perancangan ini objek wisata adalah Kampoeng Batik

Pesindon Pekalongan, sebagai lokasi penelitian dalam pengertian

wisatawan, sehingga teori batik ini diperlukan untuk menyusun tema

yang sesuai dengan objek wisata yang dimaksud pada perancangan

desain yang akan dibuat.

1.9.5 Teori Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan proses sosial dimana pelaku dapat

pelaku . individu . maupun . kelompok, yang memiliki tujuan

memperkenalkan, . menginformasikan, menawarkan . produk . atau jasa

kepada pihak khalayak/audience..Didalam pemasaran, sering dibedakan

antara kebutuhan (need) dan keinginan (want).

Dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Manajemen”, Wijayanto

(2012:279) menjelaskan bahwa “Memiliki produk yang terjangkau

kualitasnya tidak bisa dikatakan cukup, harus didukung juga oleh para

pelaku bisnis yang ahli dalam pemasaran. Pemasaran tidak dapat

dikatakan kegiatan penjualan produk, dimana penjualan merupakan

bagian dari pemasaran itu sendiri.” Sehingga disimpulkan bahwa

pemasaran adalah sebagai induk dari suatu penjualan produk, dan

produk itu sendiri dikatakan sebagai anak dari pemasaran.

Dalam teori pemasaran terdapat “Bauran Pemasaran” (Marketing

Mix). Menurut Lamb, Hair, dan Mc Daniel, menyebutkan tentang

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

14

bauran pemasaran, adalah sebuah strategi produk, promosi, dan

penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang untuk menghasilkan

pertukaran yang saling menguntungkan dengan pasar yang dituju.

(Rangkuti, 2009:21)

Bauran pemasaran merupakan sebuah proses pertukaran dan

pengembangan . hubungan . konsumen yang dilanjutkan dengan

mengembangkan.suatu produk yang memuaskan kebutuhan konsumen,

dan menawarkan produk tertentu . menjadi pasar bagi produk yang

bersangkutan. .Untuk itu diperlukan.program promosi atau komunikasi

guna menciptakan.kesadaran dan ketertarikan konsumen.kepada produk

yang bersangkutan. (Morissan, 2007:5)

Bauran pemasaran terdiri dari empat komponen utama (Rangkuti,

2009:22-23), antara lain:

1. Produk (Product), adalah suatu barang, jasa, atau gagasan yang

dirancang untuk kebutuhan seorang konsumen.

2. Tempat (Place), yaitu menempatkan suatu produk pada outlet

yang sesuai dan memerlukan kepastian mengenai sejenis aktivitas

yang keseluruhannya berkaitan dengan bagaimana menyampaikan

produk tersebut dari produsen ke konsumen.

3. Harga (Price), yaitu menempatkan harga yang sesuai sebagai

penyeimbang.

4. Promosi (Promotion), berkaitan dengan teknik-teknik

menyampaikan/menginformasikan mengenai suatu produk.

5. Proses (Process)

Proses, alur kerja, atau arahan/prosedur yang bertepatan bagi

setiap aktivitas, merupakan elemen yang akan menentukan kesan

dan keberhasilan suatu pemasaran.

6. People

Faktor manusia yang terlibat langsung maupun tidak langsung

dalam aktivitas penyampaian produk dan peran menjalankan

berbagai aktivitas yang berkaitan dalam pemasaran.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

15

7. Physical Evidence

Cara suatu perusahaan menyampaikan produknya kepada

masyarakat harus disesuaikan dengan pasaran yang dituju. Dalam

hal ini adalah bukti fisik terkait dengan keberadaan perusahaan

dan produk perusahaan.

1.9.6 Teori Promosi

Promosi merupakan sebuah kegiatan terpenting yang berperan aktif

dalam memberitahukan, mengingatkan, dan memperkenalkan kembali

manfaat suatu produk agar mendorong audience atau konsumen untuk

menumbuhkan rasa minat, ingin memiliki, ingin menggunakan, dan

ingin membeli produk yang dipromosikan tersebut. Dalam melakukan

sebuah kegiatan atau mengadakan promosi, setiap perusahaan/orang

yang akan melakukan promosi, harus dapat menentukan dengan tepat

alat promosi manakah yang dapat dipergunakan sehingga dapat tercapai

keberhasilan dalam penjualan produk, yang telah dilakukan dari

kegiatan promosi tersebut.

Menurut Kotler (2009: 219), kata “promosi” adalah sebuah

aktivitas yang mana dilakukan sebuah komunikasi terhadap keunggulan

dari produk yang dikomunikasikan itu, untuk membujuk pelanggan

sasaran/audience sehingga menumbuhkan rasa minat untuk membeli

produk yang ditawarkan tersebut.

Menurut Michael Ray (Morissan, 2007: 13), pengertian kata

“promosi” adalah seluruh upaya koordinasi yang dimulai pihak penjual

(produsen) untuk membangun komunikasi dari berbagai saluran

informasi dan persuasi (membujuk) untuk menjual produk atau barang

dan jasa memperkenalkan suatu gagasan kepada audience-nya.

Menurut Stanton (1993), kata “promosi” adalah persamaan kata

dalam penjualan, yang dimaksud adalah memberikan sebuah informasi

kepada audience atau konsumen, menghimbau, dan mempengaruhi

khalayak ramai. Promosi merupakan bauran pokok dalam persaingan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

16

harga dan menjadi unsur pokok dalam pemasaran modern. (Rangkuti,

2009: 49)

Bentuk-bentuk promosi adalah sebagai berikut:

1. Advertising

Semua.bentuk komunikasi.non-personal tentang gagasan,

barang, atau jasa.yang.dibiayai oleh sponsor.tertentu, periklanan

dapat berbentuk iklan cetak, .brosur, .billboard, atau poster.

2. Public Relation

Kegiatan . promosi . yang . ditujukan . kepada publik untuk

mengkomunikasikan・citra positif . produk atau perusahaannya

dan untuk mempromosikan niat . baik. Bentuknya dapat

dilakukan . dengan menjadi ・ sponsor peristiwa atau kegiatan-

kegiatan tertentu.

3. Sales Promotion

Beragam ・ insentif . jangka pendek untuk mendorong

keinginan mencoba . atau membeli suatu produk atau jasa.

Bentuknya pameran, pembagian voucher, pembagian sampel .

produk.

4. Personal Selling

Komunikasi langsung tatap.muka.satu.calon pembeli atau

lebih dimana.mereka memberikan.umpan balik segera.terhadap

sumber.pesan dalam.bentuk presentasi.

Dari beberapa teori yang telah disebutkan di atas, dapat diketahui

bahwa peranan kegiatan promosi adalah kegiatan yang sangat penting

dan harus dapat diperlihatkan dengan cara yang tepat, sehingga

informasi yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti oleh

masyarakat yang diharapkan dapat menjadi konsumen bagi perusahaan.

Untuk itu, promosi sangatlah dibutuhkan dalam upaya

menginformasikan objek wisata Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan

ini kepada target audience.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

17

1.9.7 Tujuan Promosi

Kegiatan promosi dilakukan dengan tujuan meningkatkan suatu

penjualan produk atau jasa, yang dilakukan dengan cara

mengkomunikasikan/menginformasikan secara efektif kepada audience

(konsumen) atau pasar.

Menurut Fandi Tjiptono (TT:221) tujuan kegiatan promosi yakni

sebagai berikut:

1. Menginformasikan, dapat berupa:

a. Menginformasikan suatu produk atau jasa baru dalam suatu

pasar.

b. Menginformasikan cara kerja suatu prduk atau jasa.

c. Membangun suatu citra/image perusahaan.

d. Mengurangi rasa kehawatiran/ketakutan dari konsumen.

2. Membujuk sasaran target (pelanggan):

a. Membentuk pilihan terhadap merk produk.

b. Mengalihkan dari suatu merk produk tertentu.

c. Mengubah persepsi pelanggan/konsumen terhadap atribut

dari produk tersebut.

d. Mendorong minat pelanggan/konsumen.

3. Mengingatkan, dapat terdiri atas:

a. Mengingatkan atau menginformasikan bahwa produk yang

bersangkutan akan sangat berguna.

b. Membuat konsumen tetap ingat walaupun tidak terdapat

sebuah kampanye iklan dari produk/jasa yang ada.

Dari tujuan promosi pada perancangan ini adalah untuk

memperkenalkan, memberitahukan, dan membujuk kepada sasaran

target/audience mengenai keberadaan objek wisata Kampoeng Batik

Pesindon Pekalongan.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

18

1.9.8 Teori Media Promosi

Kata “media" berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk

jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti pengantar atau

perantara. Menurut Robert Heinich (1985:6), mengemukakan definisi

medium sebagai sesuatu yang membawa sebuah informasi antara

sumber (source) dan penerima (receiver) informasi. Masih dari sudut

pandang yang sama, menurut Kemp dan Dayton (1985:3),

mengemukakan bahwa peran media dalam proses komunikasi adalah

sebagai alat pengirim (transfer) yang mentransmisikan pesan dari

pengirim (sender) kepada penerima pesan atau informasi.

Dari teori media yang disebutkan di atas, kata media dengan kata

promosi atau disebut dengan “media promosi”, berarti suatu media

yang memiliki tujuan dan fungsi untuk mengkomunikasikan suatu

produk atau jasa pada sebuah media informasi. Media promosi yang

berperan sebagai media penyampai informasi ini harus memenuhi

syarat penyampaian strategi komunikasi, yaitu sebuah tujuan apa yang

hendak dicapai dari penyampaian informasi tersebut, tujuan informasi

tersebut hanya agar produk diketahui konsumen atau bahkan agar

konsumen menjadi yakin, berminat, dan melakukan perubahan tingkah

laku dari informasi yang disampaikan, tujuan penetapan bentuk seperti

apa yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut, dan tujuan jenis seperti

apa yang sesuai untuk menyalurkan informasi kepada konsumen.

Menurut Howard Stephenson dalam Kusumasari (2009:55), media

promosi adalah tempat pada salah satu media informasi dan

komunikasi, dimana suatu perusahaan akan menginformasikan atau

memperkenalkan hasil produksi barang atau jasa yang baru dari

perusahaan itu kepada masyarakat/audience terhadap produk atau jasa

tersebut.

Media promosi menurut Djajakusumah dalam Kusumasari

(2009:55) adalah suatu ruang atau waktu untuk menginformasikan atau

memperkenalkan suatu barang atau jasa, dimana ruang tersebut adalah

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

19

tempat atau kolom pada media massa, majalah, surat kabar/koran atau

waktu siaran baik itu televisi ataupun radio.

Menurut Berkhouver dalam Kusumasari (2009:56), media promosi

adalah media yang memuat setiap pernyataan yang ditujukan kepada

audience/masyarakatnya dalam bentuk apapun, dan juga yang

dilakukan oleh seorang pengusaha yang diarahkan ke arah sasaran

memperbesar penjualan produk atau jasa yang dimasukkan, oleh pihak

yang berkepentingan dalam perdagangan.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sebuah media

merupakan salah satu komunikasi untuk mengatur hubungan yang

efektif antara dua pihak utama yang digunakan sebagai penyampai

informasi sesuai dengan keadaan dan kondisi. Untuk itulah media

promosi diperlukan agar membantu sebuah promosi tentang objek

wisata Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan ini.

1.9.9 Elemen/Anatomi Media Promosi

Menurut Cenadi (1995:5) untuk dapat berkomunikasi secara visual,

seorang desainer menggunakan elemen-elemen untuk menunjang

desain. Elemen-elemen yang sering digunakan sebagai berikut:

1. Tipografi

Tipografi secara umum merupakan ilmu yang mempelajari

tentang jenis-jenis huruf yang diaplikasikan ke dalam suatu

media. Cenadi (1995:5) menyebutkan bahwa tipografi

digunakan sebagai metode . untuk . menerjemahkan kata-kata

kedalam bentuk visual dan berfungsi.untuk menerjemahkan ide,

cerita, dan komunikasi kedalam semua media. Tipografi

memiliki . fungsi sebagai salah satu elemen desain dimana

tipografi mampu.memvisualisasikan sebuah informasi secara

komunikatif berupa huruf yang tertulis. Selain itu tipografi

didefinisikan sebagai sebuah proses seni.untuk menyusun suatu

bahan publikasi menggunakan huruf cetak.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

20

2. Simbolisme

Cenadi (1999:6), menyebutkan bahwa simbol sangat efektif

untuk digunakan sebagai.saran informasi untuk.menjembatani

perbedaannbahasa yang digunakan. Halttersebut memiliki arti

bahwa bila dibandingkan bahasa,ppenggunaan simbol memiliki

sifat yangguniversal dan luas,ssehingga akan lebih mudah

dipahami oleh komunikan.

3. Gambar

Gambar adalah suatu hal yang bisa kita lihat dan kita kenali

dari lingkungan serta pengalaman. Terdapat dua jenis gambar,

yaitu:

a. Ilustrasi

Menurut Sarjono (1989:9) Ilustrasi dapat diartikan

sebagai gambar-gambar atau lukisan yang mampu

memperjelas ataupun menerangkan suatu isi pesan, serta

mampu menumbuhkan sebuah daya tarik. Ilustrasi

merupakan sebuaheelemen yang.sangattkreatif, fleksibel

dan sangat penting ketika seorang illustrator mengalami

kesulitan dalam usahanya untukmmengkomunikasikan

suatu pesan. (Cenadi, 1999:7)

b. Fotografi

Menurut Pusat Grafika Indonesia (1982:11),

menyebutkan tentang fotografi adalah teknik

untukkmembuat gambar yang tetap . dengan

menggunakan sebuah cahaya. Dalammmakna yang lebih

luas fotografi.dapat diartikan semua cara yang memakai

cahaya sebagai alat untuk membuat gambar tetap.

Menurut Sugianto (Sarjono, 2005:1), fotografi

adalah seni atau proses untuk mendapatkan.representasi

yang akurat dari suatu objek, dengan menggunakan

reaksi kimia antara cahaya, serta sebagai macam .energi

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

21

yang memancarkan dengan . permukaan yang sudah .

dipersiapkan secara kimiawi. Dapat disimpulkan bahwa

fotografi adalah proses menangkap gambar sebuah objek

dengan . menggunakan reaksi kimia, hasil . dari fotografi

sangat bergantung pada kapasitas cahaya yang ada.

Menurut Madjadikara (2004:25) unsur-unsur utama yang

digunakan dalam media iklan cetak antara lain:

1. Headline atau judul harus berkaitan dengan bodycopy.

2. Visual yaitu sebuah gambar, ilustrasi atau, foto objek yang

berkaitan dengan konsep kreatif.

3. Bodycopy merupakan teks untuk menginformasikan secara rinci

tentang produk atau jasa yang diiklankan.

4. Product Shot atau foto produk yang ditampilkan, dapat berupa

sebuah nama merk yang merupakan main visual atau ilustrasi

utama.

5. Baseline terletak dibagian paling bawah layout iklan yang biasa

diisi dengan slogan, tagline, atau nama dan alamat perusahaan

pengiklan.

Elemen-elemen media promosi diatas akan digunakan penulis

dalam perancangan media promosi ini. Tipografi digunakan dalam

penulisan isi pesan media promosi, baik pada bagian headline maupun

bagian bodycopy sebuah media promosi. Simbol dan gambar akan

digunakan pula pada media promosi dalam membantu menjelaskan

secara visual tentang objek wisata Kampoeng Batik Pesindon

Pekalongan.

1.9.10 Teori Warna

Dalam bukunya “Pengantar Desain Komunikasi Visual”, Kusrianto

(2007: 48), menjelaskan tentang warna, yang merupakan pelengkap

suatu gambar untuk mewakili kejiwaan pelukisnya dalam

mengkomunikasikan suatu pesan yang ingin disampaikan. Suatu warna

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

22

mampu menyentuh atau mimbulkan suatu rangsangan untuk

memunculkan suatu kesan atau perasaan gembira, ceria, semangat,

sedih, haru, hampa, dan lain sebagainya, sehingga warna dapat

dikatakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh atau

mempengaruhi kepekaan visual seseorang yang melihatnya.

Secara visual, warna memiliki kemampuan untuk mempengaruhi

citra seseorang yang melihatnya. Masing-masing warna mampu

memberikan alasan secara psikologis tersendiri. Menurut Molly E.

Holzchlag, seorang pakar tentang warna, dalam tulisannya "Creating

Color Scheme" membuat daftar mengenai kemampuan masing-masing

warna ketika memberikan respon secara psikologis kepada pemirsanya,

sebagai berikut:

Merah : Marah, kekuatan, cinta, kehangatan, nafsu, bertenaga,

bahaya, agresifitas, larangan.

Biru : Dingin, intelektual, kepercayaan, teknologi, keamanan,

konservatif, kebersihan, perintah.

Hijau : Alami, sejuk, kesehatan, perlindungan, pandangan

yang enak, kecemburuan, pembaruan.

Kuning : Terang, harapan, filosofi, ketidak jujuran, optimis,

pengecut, pengkhianatan.

Ungu : Misteri, spiritual, keagungan, perubahan, galak,

arogan.

Jingga : Semangat, energi, segar, keseimbangan, kehangatan.

Cokelat : Bumi, dapat dipercaya, nyaman, bertahan, bosan,

kuno.

Abu-abu : Padat, mesin, intelek, futuristik, modis, kesenduan,

merusak.

Putih : Kemurnian, suci, bersih, kehematan, steril, kematian.

Hitam : Kokoh, kuat, kemewahan, kotor, misteri, ketakutan,

ketidak bahagiaan, keanggunan.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

23

Menurut Sir Isaac Newton (1642-1727), disimpulkan bahwa

apabila dilakukan sebuah pemecahan suatu warna spektrum dari sinar

matahari, akan terbentuk suatu warna-warna yang beraneka ragam

jenisnya, meliputi merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu,

warna-warna ini sering disebut dengan warna pelangi (“mejikuhibiniu”).

Warna-warna tersebut dapat terlihat ketika muncul sebuah pelangi di

langit setelah hujan reda jika terdapat cahaya matahari (tidak tertutup

oleh awan).

Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto menyebutkan dalam jurnalnya “Dasar-

Dasar Tata Rupa dan Desain”, bahwa "dari sekian banyak warna, dapat

dibagi kedalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan sistem

warna atau dikenal dengan istilan “Prang System”, yang telah

ditemukan oleh Louis Prang pada 1876, meliputi:

1. Hue merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk

menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, kuning,

hijau, biru, ungu, dan sebagainya.

2. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai nilai terang

gelapnya sebuah warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari

putih hingga hitam.

3. Intensity, sergkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang

berhubungan dengan intensitas cerah atau suramnya sebuah

warna.

Selain Prang System terdapat beberapa sistem lain yakni, CMYK

(Cyan, Magenta, Yellow, Black) atau Ostwald Color System, Munsell

Color System, Process Color System, Schopenhauer/Goethe Weighted

Color System, Substractive Color System serta Additive Color/RGB

Color System (Red, Green, Blue).

Diantara berbagai sistem warna yang disebutkan diatas, sistem

warna yang banyak digunakan dalam media visual cetak adalah CMYK

yang membagi warna dasarnya menjadi Cyan, Magenta, Yellow, dan

Black. Sedangkan RGB Color System dipergunakan dalam industri

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

24

media visual elektronika, dibagi kedalam warna dasar menjadi Red,

Green, dan Blue. (Sadjiman:2005)

Menurut teori Brewster (1831), telah disebutkan mengenai teori

tentang menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4

(empat) kelompok warna, yakni warna primer, sekunder, tersier, dan

warna netral. Kelompok warna ini sering kali disusun kedalam suatu

lingkaran warna brewster. Lingkaran warna brewster ini mampu

menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer,

triad, dan tetrad.

Gambar 1.2 Lingkaran warna oleh Brewster

Sumber: www.nhsdesigns.com

1. Warna primer

Warna primer merupakan warna dasar yang tidak terdapat

suatu campuran dari warna-warna lainnya. Warna yang

termasuk kedalam golongan warna primer yaitu warna merah,

biru, dan kuning.

2. Warna sekunder

Warna sekunder merupakan hasil pencampuran warna dari

warna-warna primer dengan proporsi 1 banding 1. Misalnya

warna ungu merupakan hasil pencampuran warna biru dengan

warna merah, warna jingga adalah pencampuran warna merah

dengan warna kuning, dan warna hijau adalah pencampuran

warna biru dengan warna kuning.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

25

3. Warna tersier

Warna tersier merupakan pencampuran salah satu warna

primer dengan warna sekunder. Misalnya warna hijau laut

merupakan pencampuran antara warna primer biru dengan

warna sekunder hijau, warna jingga kemerahan merupakan

pencampuran antara warna primer merah dengan warna

sekunder jingga, sehingga dapat disimpulkan pula pencampuran

ini dengan proporsi 1 banding 2.

4. Warna netral

Warna netral merupakan hasil pencampuran ketiga warna

dasar (primer) dengan proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul

untuk menyeimbangkan warna-warna kontras di alam. Pada

warna CMYK (warna/pigmen tinta) pencampuran warna biru

muda (Cyan), merah muda (Magenta), dan kuning (Yellow) akan

menjadi warna hitam (Black), sedangkan pada warna RGB

(warna/emulsi cahaya) pencampuran warna merah (Red), hijau

(Green), dan biru (Blue) akan menjadi warna putih (White).

Dari Teori warna yang telah dikembangkan oleh Brewster, oleh

Herbert Ives disempurnakan kembali menjadi skema lingkaran/roda

warna. Sampai sekarang ini skema lingkaran/roda warna banyak

digunakan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam dunia seni

rupa/desain.

Gambar 1.3 Lingkaran warna oleh Herbert Ives

Sumber: hdimagegallery.net

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

26

Munsell (1858) menyelidiki warna dengan standar warna untuk

aspek fisik dan aspek psikis. Berbeda dengan teori Sir Isaac Newton

dan teori Brewster, Munsell mengemukakan warna pokok terdiri dari

merah, kuning, hijau, biru dan jingga. Sementara warna sekunder terdiri

dari warna jingga, hijau muda, hijau tua, biru tua dan nila.

Warna merupakan suatu elemen yang paling penting dalam semua

lingkup disiplin dunia seni rupa dan desain, bahkan secara umum warna

dapat pula merupakan bagian terpenting dari segala aspek kehidupan

manusia. Hal tersebut dapat kita lihat dari semua benda yang dikenakan

oleh manusia, semua pakaian, peralatan, bahkan alam dan makhluk

hidup disekeliling kita merupakan benda yang memiliki warna. Oleh

karena itu, warna begitu penting bagi manusia, untuk dapat dijadikan

sebagai elemen dan nilai estetis, sebagai representasi dari alam, sebagai

komunikasi, dan sebagai ekspresi atau perasaan.

1. Warna sebagai elemen estetika, warna disini memerankan

dirinya yang berfungsi untuk membentuk sebuah keindahan.

Keindahan disini tidak hanya dapat dikatakan sebagai keindahan

visual semata saja, namun sebagai eksistensial terhadap benda-

benda yang terdapat disekitar kita. Karena dengan adanya

sebuah warna, dapat memudahkan pengelihatan dan mengenali

suatu benda.

2. Warna sebagai representasi dari alam, warna disini berperan

untuk menggambarkan suatu sifat objek secara nyata. Sebagai

contoh warna biru untuk menggambarkan langit, laut, air; warna

hijau menggambarkan daun, rumput, tanaman; dan sebagainya.

Oleh karena itu, dalam hal ini warna berperan sebagai acuan

pada sifat-sifat alami dari objek nyata yang ada.

3. Warna sebagai alat/sarana/media komunikasi (fungsi

representasi), warna berfungsi pula merepresentasikan suatu

informasi, dalam hal ini warna merupakan lambang atau simbol

tertentu. Seringkali dapat ditemui objek-objek seperti logo suatu

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

27

perusahaan, merk produk, bendera, rambu-rambu, dan lain

sebagainya. Sehingga warna dapat mewakili sebuah objek

pengganti bahasa formal dalam mengkomunikasikan

informasinya. Misalnya warna hijau dapat melambangkan alam,

bersih, tanaman, kesehatan, kesejukan, dan perlindungan; warna

merah dapat melambangkan kemarahan, patriotisme, kekuatan,

semangat, bahaya, dan larangan.

Warna tidak terlepas dipergunakan pada sebuah media promosi,

oleh karena itu penulis menggunakan warna agar menjelaskan

bagaimana tampak atau citra pada sebuah media promosi tentang objek

wisata Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan dalam halnya

gambar/ilustrasi, foto maupun tipografi yang akan digunakan untuk

mendukung informasi yang akan disampaikan kepada target audience.

1.9.11 Teori Tata Letak (Layout)

Sebuah desain terdiri atas elemen-elemen grafis seperti

gambar/ilustrasi, foto, tipografi, warna, bentuk, garis, dan tekstur.

Untuk memunculkan suatu desain yang tepat dari semua elemen-

elemen tersebut, dilakukan suatu penataan yang sesuai dengan

segmentasi penerima pesan grafis, proses ini sering kali disebut dengan

tata leta (layout).

Menurut Rustan (2008), layout merupakan tata letak material-

material suatu halaman atau dapat pula disebut bagaimana

mengorganisasikan sebuah material atau elemen-elemen suatu desain

pada sebuah media/ruang kosong. Ruang-ruang yang akan dibuat

sebuah layout dapat berbeda-beda sifat dan jenisnya. Terdapat ruang

formal, ruang informal, ruang statik, dan ruang dinamik.

Menurut Frank Jefkins (1997:245) prinsip dasar desain yang

diterapkan pada media adalah hukum layout desain, antara lain:

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

28

1. Hukum Kesatuan

Hukum kesatuan merupakan suatu layout dimana dapat

membentuk suatu kesatuan dari elemen-elemen desain yang

terdapat. Misalnya pada elemen tipografi, jenis huruf (font) yang

digunakan harus satu kesatuan/sejenis, terlalu banyak jenis huruf

yang digunakan akan dapat mengganggu kesatuan tipografi

sehingga informasi yang ditampilkan terasa semarak,

membingungkan, dan tidak enak dilihat, begitu pula dengan

elemen desain lainnya.

2. Hukum Keseragaman

Keseragaman dalam layout harus memiliki suatu perubahan

atau pengontrasan, seperti pada elemen tipografi digunakan jenis

huruf tebal (bold) dan medium, atau juga memanfaatkan ruang

kosong dalam keseluruhan layout, dapat pula keseragaman

dihasilkan dengan memanfaatkan gambar yang dibutuhkan.

Sehingga media yang dibuat tidak menimbulkan kesan monoton.

3. Hukum Keseimbangan

Menampilkan keseimbangan dalam layout sangatlah

mendasar sekali. Keseimbangan dapat berupa keseimbangan

optis, merupakan sepertiga bagian bawah suatu ruang media,

dan bukan setengahnya. Jadi, suatu gambar atau headline dapat

pula memakan tempat sepertiga bagian, dan naskah dua

pertiganya, sehingga memenuhi syarat keseimbangan optis ini.

Terdapat pula keseimbangan simetris, yang dapat dicapai

dengan cara pembagian yang sama rata, yakni dua bagian yang

sama, setengah bagian satu dan lainnya, atau pula seperempat

bagian dan seterusnya.

4. Hukum Ritme/Irama

Media cetak memang bersifat statis, tidak bergerak/diam,

namun masih dapat memungkinkan untuk menimbulkan kesan

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

29

gerakan sehingga mata pembaca dapat dibawa atau diarahkan ke

seluruh bagian pada suatu media tersebut.

5. Hukum Proporsi

Pada hukum proporsi ini khususnya berkenaan dengan

ukuran dan jenis huruf yang digunakan untuk lebarnya naskah.

Makin lebar suatu naskah (atau ukuran ruang) makin besar pula

ukuran huruf yang harus digunakan, dan demikian pula

sebaliknya.

6. Hukum Skala

Jarak penglihatan (visibility) tergantung pada skala tone dan

warna, beberapa tampak kurang menyolok, sementara yang lain

terlalu tampak menyolok. Warna-warna pucat pastel, merupakan

warna yang kurang mencolok ditampakkan pada warna primer.

Warna hitam dengan kombinasi warna hijau atau kuning akan

tampak mencolok dibanding warna hijau atau kuning dengan

warna putih yang terkesan tidak mencolok. Hukum skala dapat

digunakan dalam desain tipografi ketika headline dan sub-

headline dibuat kontras dengan area abu-abu dari huruf-huruf

pada teks.

7. Hukum Penekanan

Hukum ini menunjukkan bila semua ditonjolkan maka yang

terjadi adalah tidak ada hal yang ditonjolkan, sesuatu yang

ditonjolkan dapat berupa tipografi teks, gambar, atau elemen

lainnya. Seperti yang terjadi bila terlalu banyak huruf kapital

yang digunakan, maka tidak akan ada sesuatu yang ditonjolkan

dari teks yang disebutkan, semuanya sama. Hukum penekanan

ini berkaitan erat dengan hukum lainnya, terutama berkaitan

dengan hukum keseragaman dan hukum skala.

Proses me-layout inilah menjadi salah satu proses/tahapan kerja

dalam dunia desain. Namun dalam perkembangannya yang telah meluas

sampai saat ini, seringkali definisi mengenai layout sendiri telah

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.dinus.ac.ideprints.dinus.ac.id/18796/9/bab1_17806.pdf · Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki ... mempunyai

30

membaur dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang

mengatakan bahwa proses layout itu adalah sama halnya dengan proses

mendesain.

Teori ini akan dipakai sebagai acuan merancang media promosi

mengenai objek wisata Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan sehingga

media promosi nantinya dapat terlihat komunikatif, efektif, menarik,

dan audience dapat tertarik untuk datang berwisata.