terhadap pertumbuhan ekonomi, …/analisis... · malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia...

86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS DAMPAK LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2004 2010 Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh : IRA AMANDA HIRBASARI F0108077 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: phungduong

Post on 06-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS DAMPAK LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

DESENTRALISASI FISKAL

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI,

PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN

KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2004 – 2010

SKRIPSI

Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh :

IRA AMANDA HIRBASARI

F0108077

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

ABSTRAK

ANALISIS DAMPAK LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

DESENTRALISASI FISKAL

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI,

PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN

KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2004– 2010

IRA AMANDA HIRBASARI

F0108077

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh langsung dan tidak langsung

desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan

jumlah penduduk miskin kabupaten/kota di propinsi Jawa Tengah. Penelitian

terdiridari 29 kabupaten dan 6 kota, menggunakan data sekunder dari Badan Pusat

Statistik Jawa Tengah periode 2004 sampai dengan 2010. Variabel-variabel yang

diteliti adalah desentralisasi fiskal, pertumbuhan ekonomi, penduduk miskin, dan

tenaga kerja dari 35 kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah. Analisis data dilakukan

dengan menggunakan analisis jalur yang dikomputasi dengan menggunakan software

AMOS 4.0.1.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, desentralisasi fiskal

berdampak positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dampak

langsungnya sebesar 0.171, sedangkan dampak tidak langsungnya sebesar 0.000.

Kedua, desentralisasi fiskal berdampak positif namun tidak signifikan terhadap

penyerapan tenaga kerja. Dampak langsungnya sebesar 0.0241, sedangkan dampak

tidak langsungnya sebesar 0.0127. Ketiga, pertumbuhan ekonomi berdampak positif

namun tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Dampak langsungnya

sebesar 0.074, sedangkan dampak tidak langsungnya sebesar 0.000. Keempat,

desentralisasi fiskal berdampak positif namun tidak signifikan terhadap jumlah

penduduk miskin. Dampak langsungnya sebesar -0.0438, sedangkan dampak tidak

langsungnya sebesar -0.0139. Kelima, pertumbuhan ekonomi berdampak positif dan

signifikan terhadap jumlah penduduk miskin. Dampak langsungnya sebesar -0.081,

sedangkan dampak tidak langsungnya sebesar 0.000.

Kata-Kata Kunci : Desentralisasi Fiskal, Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, Tenaga

Kerja

Page 3: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan Judul:

ANALISIS DAMPAK LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

DESENTRALISASI FISKAL

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI,

PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN

KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2004– 2010

Surakarta, Juni 2012

Disetujui dan diterima

Pembimbing

Malik Cahyadin, SE, M.Si

NIP. 19810729 200812 1 002

Page 4: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas

dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi Jurusan

Ekonomi Pembangunan .

Surakarta, Juni 2012

Tim Penguji Skripsi

1. Dr. J.J. Sarungu, MS Ketua (……………………….)

NIP. 19510701 198010 1 001

2. Izza Mafruhah, S.E, M.Si Anggota (……………………….)

NIP. 19720323 200212 2 001

3. Malik Cahyadin, S.E, M.Si Pembimbing (……………………….)

NIP. 19810729 200812 1 002

Page 5: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

Malaikat tak bersayapku : Mama dan Papa tercinta yang tak lelah memberikan

do’a, kasih sayang, dukungan moral, spiritual, dan material yang takkan pernah

ternilai. Tak cukup banyak kata untuk mengungkap rasa terima kasihku. Ini

semua special untuk kalian. (<3)

Teman-teman terdekat yang telah banyak membantu dan selalu memberikan

dukungan semangat Dimas Aryo Sugandi, Ratna Tanjung, Chibie, Ridwan N,

Junius Nanda, Bayu AS, Mas Andry, Ari H, Arya S dan Hanafi A.

Seluruh teman EP angkatan 2008 yang telah mewarnai hari-hariku selama aku

kuliah disolo.

Kakak-kakak dan adik-adik tingkat EP

Bapak Junaedi

Dan semua pihak yang tidak bisa disebut satu per satu yang telah mengisi

hari-hariku selama kuliah di Solo.

Page 6: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

MOTTO

“Perbaikan (improvement) di mulai dengan huruf “I” (aku)”

“ Kalau saja manusia memang diciptakan untuk berbicara dua kali lebih banyak

daripada mendengar, tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu telinga.”

“Orang hebat bicara tentang ide, orang kerdil sibuk membicarakan orang

lain.”

“Orang pintar percaya setengah dari apa yang dia dengar, orang yang lebih pintar

tahu setengah bagian mana yang harus dipercaya”

“ Kritikan bagai pupuk bagai rumput di halaman. Kadar yang tepat akan

menyuburkannya, terlalu banyak akan mematikan rumputnya.”

“Masa-masa terbaik dalam hidup adalah saat kita mampu menyelesaikan masalah

sendiri. Masa-masa suram kehidupan adalah saat kita menyalahkan orang lain

atas masalah yang kita hadapi.”

Page 7: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Analisis Dampak Langsung dan Tidak Langsung Desentralisasi

Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Penyerapan Tenaga Kerja dan

Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah Tahun 2004-

2010”.

Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S-1) pada program studi Ekonomi Pembangunan,

Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu

dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Wisnu M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2. Drs. Supriyono selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Izza Mafruhah, S.E, M.Si selaku Sekretaris Jurusan yang telah memberi arahan,

masukan dan solusi bagi skripsi penulis.

4. Malik Cahyadin, SE, M.Si selaku Pembimbing Skripsi yang telah memberi

bimbingan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Pengampu serta seluruh staff Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta atas segala bantuan selama masa

perkuliahan penulis.

6. Kedua Orang Tua penulis Ir. Sumantri, M.P dan Sri Mardani, S.Pd.

7. Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan, UMKM dan Koperasi

(DISPERINDAGKOP & UMKM) Kabupaten Karanganyar sebagai pembimbing

institusi mitra saat kuliah magang kerja.

Page 8: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

8. Kantor Badan Pusat Statistik Surakarta yang telah membantu dalam penyediaan

data-data yang dibutuhkan penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Semoga

penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 9: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

DAFTAR ISI

HALAMANAN………………………………………….…………….……... i

ABSTRAKSI……………………………………………….………………… ii

HALAMAN PERSETUJUAN……….……………………..……………….. iii

HALAMAN PENGESAHAN..……………………………….……………… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN……………….………………….…………. v

HALAMAN MOTTO……………………...................................................... vi

KATA PENGANTAR……….……………..……………………….……….. vii

DAFTAR ISI…..……………………………………………………..…….… ix

DAFTAR TABEL…….………….………………………………….………. xii

DAFTAR GAMBAR……………………………………….…………..……. xiii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1

A. Latar Belakang………………………………………………………. 1

B. Perumusan Masalah……………………………………………..….… 5

C. Tujuan Penelitian……………….…………………………………… 6

D. Manfaat Penelitian…..…………………………….…………..…….. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….. 8

A. Landasan Teori………………………………………………………. 8

1. Desentralisasi Fiskal……………………………………………... 8

2. Pertumbuhan Ekonomi………………..………….……………… 21

3. Desentralisasi Fiskal dan Pertumbuhan Ekonomi…..……………. 27

4. Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan…………………...…….. 28

B. Penelitian Terdahulu……………..…………………………………… 29

C. Kerangka Pemikiran….………………………………………….……. 31

D. Hipotesis………………..……………………………………….…..… 33

Page 10: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………….………………….. 35

A. Ruang Lingkup Penelitian………………………………...…………… 35

B. Jenis dan Sumber Penelitian…………………………………….…….. 35

C. Definisi Operasional Variable………………………………….……… 36

1. Desentralisasi Fiskal……………………………………………….. 36

2. Pertumbuhan Ekonomi……………………..……………..……..… 36

3. Tenaga Kerja Terserap…………………………..……....………… 36

4. Penduduk Miskin…………………….………………….……….… 37

5. Pengaruh Langsung………………………………………………... 38

6. Pengaruh Tidak Langsung ………………………………………… 38

7. Pengaruh Total ……………………………………………………. 38

D. Metode Analisis Data…………………………………………………… 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………….… 44

A. Gambaran Umum…………………….………………………………… 44

B. Deskripsi Data……..…………………………………………………… 47

C. Analisis Data……..……………………..……………………………… 48

1. Uji Normalitas……………………..……………………………….. 48

2. Uji Multikolinearitas……….………………………………………. 49

3. Uji Goodness of Fit…………………………………………………. 49

a. Chi Square……………...……………………………………….. 50

b. RMSEA………………………..……………………………….. 50

c. GFI……………………………………………………………… 51

d. AGFI……….…………………………………………………… 51

e. CMIN/DF………………………………………………………. 51

f. TLI……………………………………………………………… 52

g. CFI…..………………………………………………………….. 52

4. Uji Hipotesis………….…………………………………………….. 52

5. Pengaruh Langsung……..………………….…………..…………... 54

Page 11: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

6. Pengaruh Tak Langsung……………………….……………….……. 56

7. Pengaruh Total……………………...………………………….……. 58

D. Pembahasan………………………………………..………………….…. 60

1. Pengaruh Desentralisasi Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi..… 60

2. Pengaruh Desentralisasi Fiskal terhadap Tenaga KerjaTerserap……. 62

3. Pengaruh Desentralisasi Fiskal terhadap Jumlah Penduduk Miskin... 65

BAB V KESIMPULAN……………..………………………….………….…… 68

A. Kesimpulan……………….…………………….………………….…… 68

B. Saran……..…………………………….…………………………….…. 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Jawa Tengah ADHK 2000.….… 2

Tabel 1.2 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan di

Jawa Tengah, Tahun 2005-2009………………………………….. 3

Tabel 1.3 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Tengah

menurut Daerah Tahun 2004 – 2010……………………………… 3

Tabel 2.1 Jumlah Pengangguran Terbuka di Jawa TengahTahun 2004-2010.. 3

Tabel 4.1 Deskripsi Statistik…………………………………………….…… 47

Tabel 4.2 Uji Normalitas………………………………………………….…. 48

Tabel 4.3 Goodness of Fit Indices………………….……………………...... 50

Tabel 4.4 Standardized Regression Weight Structural Equation Modeling.... 53

Tabel 4.5 Pengaruh Langsung……………………………………………….. 55

Tabel 4.6 Pengaruh Tidak Langsung ………………………….…….…..….. 57

Tabel 4.7 Pengaruh Total……………………………….……………………. 59

Page 13: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran………………………………………... 33

Gambar 3.1 Model Analisis Jalur..…………………………………….... 39

Gambar 4.1 Peta Propinsi Jawa Tengah……………………………..….. 44

Page 14: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Penelitian

2. Output Analisis

Jalur (Amos 4.0.1)

Page 15: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

ANALISIS DAMPAK LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

DESENTRALISASI FISKAL

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI,

PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN

KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2004– 2010

IRA AMANDA HIRBASARI

F0108077

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh langsung dan tidak langsung

desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan jumlah

penduduk miskin kabupaten/kota di propinsi Jawa Tengah. Penelitian terdiridari 29 kabupaten

dan 6 kota, menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik Jawa Tengah periode 2004

sampai dengan 2010. Variabel-variabel yang diteliti adalah desentralisasi fiskal, pertumbuhan

ekonomi, penduduk miskin, dan tenaga kerja dari 35 kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis jalur yang dikomputasi dengan

menggunakan software AMOS 4.0.1.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, desentralisasi fiskal berdampak positif

dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dampak langsungnya sebesar 0.171, sedangkan

dampak tidak langsungnya sebesar 0.000. Kedua, desentralisasi fiskal berdampak positif namun

tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Dampak langsungnya sebesar 0.0241,

sedangkan dampak tidak langsungnya sebesar 0.0127. Ketiga, pertumbuhan ekonomi berdampak

positif namun tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Dampak langsungnya sebesar

0.074, sedangkan dampak tidak langsungnya sebesar 0.000. Keempat, desentralisasi fiskal

berdampak positif namun tidak signifikan terhadap jumlah penduduk miskin. Dampak

langsungnya sebesar -0.0438, sedangkan dampak tidak langsungnya sebesar -0.0139. Kelima,

pertumbuhan ekonomi berdampak positif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin.

Dampak langsungnya sebesar -0.081, sedangkan dampak tidak langsungnya sebesar 0.000.

Kata-Kata Kunci : Desentralisasi Fiskal, Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, Tenaga Kerja

Page 16: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

ANALYSIS DIRECT AND INDIRECT EFFECTS

FROM FISCAL DECENTRALIZATION TO ECONOMIC GROWTH,

LABOR ABSORBED, AND POVERTY

REGENCIES / MUNICIPALITIES ON PROVINCE IN CENTRAL JAVA

YEAR 2004 – 2010

IRA AMANDA HIRBASARI

F0108077

This study aims to examine the direct and indirect effects from fiscal decentralization to

economic growth, labor absorbed, and poverty on regencies/municipalities in Central Java

province. Research population consist of 29 regencies and 6 municipalities, using secondary data

from The Central Bureau of Statistic of Central Java Province and regencies/municipalities level

in Central Java Province within the period of 2004 up to 2010. The variables studied were the

fiscal decentralization, economic growth, labor absorbed, and poverty of 35 districts / cities in

Central Java Province. Data analysis conducted by using path analysis which computed by

AMOS 4.0.1 program software.

These results indicate that : First, fiscal decentralization has positive and significant

effect on economic growth. The direct effect of both is 0.171, the indirect effect of both is 0.000.

Second, fiscal decentralization has positive effect but not significant on labor absorbed. The

direct effect of both is 0.0241, the indirect effect of both is 0.0127. Third, economic growth has

positive effect but not significant on labor absorbed. The direct effect of both is 0.074, the

indirect effect of both is 0.000. Fourth, fiscal decentralization has positive effect, but not

significant on poverty. The direct effect of both is -0.0438, the indirect effect of both is -0.0139.

Fifth, economic growth has positive effect but not significant on poverty. The direct effect of

both is -0081, the indirect effect of both is 0.000.

Keywords : Fiscal Decentralization, Economic Growth, Poverty, Labor

Page 17: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan desentralisasi fiskal di Indonesia sudah dilakukan sejak

tanggal 1 Januari 2001. Dengan berlakunya otonomi daerah dan desentralisasi

fiskal, pemerintahan daerah memiliki wewenang untuk menggali pendapatan

dan melakukan peran alokasi secara mandiri dalam menetapkan prioritas

pembangunan. Diharapkan dengan adanya otonomi dan desentralisasi fiskal

dapat lebih memeratakan pembangunan sesuai dengan keinginan daerah untuk

mengembangkan wilayah menurut potensi masing-masing.

Desentralisasi fiskal akan memberikan manfaat yang optimal jika

diikuti oleh kemampuan finansial yang memadai oleh daerah otonom.

Menurut UU No. 33 Tahun 2004 sumber penerimaan yang digunakan untuk

pendanaan pemerintah daerah dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal adalah:

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi

Khusus (DAK), dana bagi hasil, pinjaman daerah, dan lain-lain penerimaan

yang sah.

Dampak pelaksanaan desentralisasi fiskal di kabupaten/kota Propinsi

Jawa Tengah terhadap kondisi makro ekonomi dan sosial menunjukkan hasil

yang relatif baik meskipun belum optimal. Terdapat beberapa indikator untuk

melihat kinerja pembangunan daerah. Pertama, dilihat dari hasil output

pembangunan daerah yang tercermin dalam Produk Domestik Regional Bruto

Page 18: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

(PDRB). Data realisasi menunjukkan bahwa pertumbuhan PDRB riil di

kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah selama tujuh tahun terakhir

menunjukkan kecenderungan selalu meningkat. Laju pertumbuhan ekonomi

kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2004 sampai 2010

mengalami pertumbuhan cukup positif, tetapi belum mampu memecahkan

permasalahan dasar di masing-masing daerah, yaitu besarnya angka

pengangguran dan kemiskinan. Hampir di semua daerah di Jawa Tengah

perekonomiannya cenderung meningkat, tetapi pertumbuhan tersebut belum

mampu menyerap jumlah pengangguran yang cukup besar di wilayah ini,

sehingga diperlukan laju pertumbuhan yang lebih besar lagi untuk mendorong

kinerja pembangunan daerah.

Tabel 1.1

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000

Tahun Laju Pertumbuhan Ekonomi PDRB per Kapita

2004 5.13 4,172,657

2005 5.35 4,488,099

2006 5.33 4,689,985

2007 5.59 4,913,801

2008 5.46 5,142,781

2009 4.71 5,345,736

2010 5.8 5,774,610

Rerata 5.34 4,932,524

Sumber : BPS Jawa Tengah 2004-2010

Kedua, dilihat dari indikator sosial (tenaga kerja), pada tahun 2005

hingga tahun 2009, jumlah pengangguran di Provinsi Jawa Tengah mengalami

penurunan namun jumlah tenaga kerja terserap di Propinsi Jawa Tengah hanya

sedikit mengalami kenaikan. Jawa Tengah pun hanya menyumbang 15%

Page 19: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

tenaga terserap dari keseluruhan tenaga kerja terserap di Pulau Jawa pada

tahun 2010. Itu artinya pengangguran di Jawa Tengah masih cukup besar

walaupun pertumbuhan tingkat pengangguran terbukanya mengalami

penurunan.

Tabel 1.2

Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan di Jawa Tengah,

Tahun 2005-2009

No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009

1 Angkatan Kerja

a. Bekerja 15.568.090 15.567.335 16.304.058 15.463.658 15.835.382

b. Pengangguran 1.641.569 1.356.909 1.360.219 1.227.308 1.252.267

Total 17.209.659 16.924.244 17664.277 16.690.966 17.087.649

2 Tingkat

pengangguran

terbuka (TPT) 9.54 8.02 7.7 7.35 7.33

Sumber : BPS Jawa Tengah (2006-2010)

Ketiga, dilihat dari aspek kemiskinan menunjukkan bahwa jumlah

penduduk miskin di kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah masih cukup

besar walaupun sudah mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

Tabel 1.3

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin

di Provinsi Jawa Tengah menurut Daerah Tahun 1996 – 2010

Tahun Jumlah Penduduk Miskin (ribu org) Persen Penduduk Miskin

Kota+Desa Kota+Desa

2004 6.843,8 21,11

2005 6.533,5 20,49

2006 7.100,6 22,19

2007 6.557,2 20,43

2008 6.189,6 19,23

2009 5.725,7 17,72

2010 5.369,2 16,56

Sumber : Diolah dari data BPS

Page 20: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Peningkatan penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah dari Pebruari

2005 ke Maret 2006 disebabkan karena kenaikan harga Bahan Bakar Minyak

pada 1 September 2005, yang kemudian memacu kenaikan harga-harga barang

kebutuhan lainnya..

Kemiskinan akan berpengaruh terhadap penurunan indikator-indikator

yang ada dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) seperti pendidikan,

kesehatan dan pendapatan, karena dengan kemiskinan maka seseorang akan

mengeluarkan pendapatannya hanya untuk kebutuhan pangan atau makanan

saja dan akan mengabaikan kebutuhan yang lain seperti pendidikan dan

kesehatan, sehingga tidak akan merasakan kehidupan yang layak.

Dilihat dari variabel-variabel makro ekonomi dan sosial, selama

pelaksanaan desentralisasi fiskal belum mampu mengatasi permasalahan

mendasar yang dihadapi daerah kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah.

Padahal seharusnya dengan dilaksanakannya desentralisasi fiskal, diharapkan

akan membawa kesejahteraan dengan asumsi daerah tingkat II lebih mengerti

potensi daerahnya dibandingkan pusat. Daerah juga dapat memanfaatkan

dengan sebaik-baiknya sumber-sumber penerimaan daerah yang dimiliki.

Melalui sumber-sumber tersebut, daerah dapat meningkatkan pertumbuhan

ekonomi di Propinsi Jawa Tengah. Namun pada kenyataannya, pertumbuhan

ekonomi masih saja relatif rendah, jumlah pengangguran masih cukup banyak,

pendapatan masyarakat rendah, tingginya jumlah penduduk miskin, serta

kinerja pembangunan manusia yang belum optimal, sehingga proses

pembangunan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat belum

Page 21: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

dapat tercapai dan diperlukan laju pertumbuhan yang lebih besar lagi untuk

mendorong kinerja ekonomi makro daerah.

Berdasarkan deskripsi di atas, maka judul penelitian ini adalah

“Analisis Dampak Langsung dan Tidak Langsung Desentralisasi Fiskal

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Penyerapan Tenaga Kerja dan Jumlah

Penduduk Miskin di Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah Tahun 2004-2010”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana dampak langsung pelaksanaan desentralisasi fiskal terhadap

pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah pada

periode Tahun 2004-2010?

2. Bagaimana dampak langsung pelaksanaan desentralisasi fiskal terhadap

tenaga kerja terserap kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah pada

periode Tahun 2004-2010?

3. Bagaimana dampak tidak langsung desentralisasi fiskal (melalui

pertumbuhan ekonomi) terhadap tenaga kerja terserap kabupaten/kota di

Propinsi Jawa Tengah pada periode Tahun 2004-2010?

4. Bagaimana dampak langsung pelaksanaan desentralisasi fiskal terhadap

jumlah penduduk miskin kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah pada

periode Tahun 2004-2010?

Page 22: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

5. Bagaimana dampak tidak langsung desentralisasi fiskal (melalui

pertumbuhan ekonomi) terhadap jumlah penduduk miskin kabupaten/kota

di Propinsi Jawa Tengah pada periode Tahun 2004-2010?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis dampak langsung desentralisasi fiskal terhadap

pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun

2004-2010.

2. Untuk menganalisis dampak langsung desentralisasi fiskal terhadap tenaga

kerja terserap kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2004-2010.

3. Untuk menganalisis dampak tidak langsung desentralisasi fiskal (melalui

pertumbuhan ekonomi) terhadap tenaga kerja terserap kabupaten/kota di

Propinsi Jawa Tengah pada periode Tahun 2004-2010.

4. Untuk menganalisis dampak langsung desentralisasi fiskal terhadap

jumlah penduduk miskin kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun

2004-2010.

5. Untuk menganalisis dampak tidak langsung desentralisasi fiskal (melalui

pertumbuhan ekonomi) terhadap jumlah penduduk miskin kabupaten/kota

di Propinsi Jawa Tengah pada periode Tahun 2004-2010

Page 23: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Teoritis

Dapat dijadikan sebagai informasi dasar bagi semua pihak yang ingin

mengkaji pelaksanaan desentralisasi fiskal.

2. Praktis

Dapat dijadikan acuan bagi semua pihak terkait dalam melihat pengaruh

desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja terserap,

dan jumlah penduduk miskin kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah

tahun 2004-2010.

Page 24: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Dalam menganalisis Dampak Pelaksanaan Desentralisasi Fiskal

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (studi kasus kabupaten/kota Propinsi

Jawa Tengah Tahun 2004-2010), penelitian ini mendasarkan pada teori-teori

yang relevan sehingga mendukung bagi tercapainya hasil penelitian yang

ilmiah. Dasar teori yang digunakan sebagai landasan teori dalam penelitian

ini adalah teori tentang pertumbuhan ekonomi, desentralisasi fiskal, serta

desentralisasi fiskal dan pertumbuhan ekonomi. Teori-teori ini yang akan

dijadikan peneliti sebagai dasar pemikiran dan menjadi acuan dalam

melakukan penelitian.

1. Desentralisasi Fiskal

Di Indonesia, sebagaimana dinyatakan dalam UU Nomor 33 tahun

2004, pengertian desentralisasi dinyatakan sebagai penyerahan wewenang

oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus urusan pemerintahan dalam kerangka Negara Kesatuan

Republik Indonesia (Kuncoro, 2009). Ini artinya desentralisasi merupakan

pelimpahan kewenangan dan tanggung jawab (akan fungsi-fungsi publik)

dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.

Page 25: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Dalam arti luas, desentralisasi mencakup beberapa konsep sebagai berikut:

1. Dekonsentrasi

Adalah penyerahan sejumlah kewenangan administrasi dari pemerintah

pusat kepada tingkatan yang lebuh rendah dalam kementrian atau badan

pemerintahan yang lain.

2. Devolusi

Adalah pembentukan dan penguatan unit-unit pemerintahan sub

nasional dengan aktivitas yang secara substansial berada di luar kontrol

pemerintah pusat.

3. Delegasi

Adalah perpindahan tanggung jawab fungsi-fungsi tertentu kepada

organisasi di luar struktur birokrasi reguler dan hanya dikontrol oleh

pemerintah pusat secara tidak langsung.

4. Deregulasi

Adalah proses penghapusan peraturan tertentu.

5. Privatisasi

Adalah pemberian semua tanggung jawab atas fungsi-fungsi kepada

organisasi non pemerintahan atau perusahaan swasta yang independen

dari pemerintah.

Page 26: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Litvack dalam Zulyanto (2010) menjelaskan bahwa secara garis

besar, kebijakan desentralisasi dibedakan atas 3 jenis :

1. Desentralisasi politik

Yaitu pelimpahkan kewenangan yang lebih besar kepada daerah yang

menyangkut berbagai aspek pengambilan keputusan, termasuk

penetapan standar dan berbagai peraturan.

2. Desentralisasi administrasi

Yaitu pelimpahan kewenangan, tanggung jawab, dan sumber daya

antar berbagai tingkat pemerintahan

3. Desentralisasi fiskal

Yaitu pemberian kewenangan kepada daerah untuk menggali sumber-

sumber pendapatan, hak untuk menerima transfer dari pemerintahan

yang lebih tinggi, dan menentukan belanja rutin maupun investasi.

Ketiga jenis desentralisasi ini memiliki keterkaitan satu dengan yang

lainnya dan merupakan prasyarat untuk mencapai tujuan dilaksanakannya

desentralisasi, yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Mardiasmo dalam Zulyanto (2010) menjelaskan bahwa desentralisasi

politik merupakan ujung tombak terwujudnya demokratisasi dan

peningkatan partisipasi rakyat dalam tataran pemerintahan. Sementara itu,

desentralisasi administrasi merupakan instrumen untuk melaksanakan

pelayanan kepada masyarakat, dan desentralisasi fiskal memiliki fungsi

Page 27: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

untuk mewujudkan pelaksanaan desentralisasi politik dan administratif

melalui pemberian kewenangan di bidang keuangan.

Berdasarkan prinsip money follow function Mahi (2002) menjelaskan

bahwa kajian dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal pada dasarnya dapat

menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan expenditure assignment dan

revenue assigment. Pendekatan expenditure assigment menyatakan bahwa

terjadi perubahan tanggung jawab pelayanan publik dari pemerintah pusat ke

pemerintah daerah, sehingga peran lokal public goods meningkat.

Sedangkan dalam pendekatan revenue assignment dijelaskan peningkatan

kemampuan keuangan melalui alih sumber pembiayaan pusat kepada

daerah, dalam rangka membiayai fungsi yang didesentralisasikan.

Ada dua keuntungan yang dapat dicapai dari penerapan desentralisasi

fiskal (Ebel dan Yilmaz, 2002), antara lain:

1. Efisiensi dan alokasi sumber-sumber ekonomi

Desentralisasi akan meningkatkan efisiensi karena pemerintah daerah

mampu memperoleh informasi yang lebih baik (dibandingkan dengan

pemerintah pusat) mengenai kebutuhan rakyat yang ada di daerahnya.

Oleh karena itu, pengeluaran pemerintah daerah lebih mampu

merefleksikan kebutuhan/pilihan masyadguirakat di wilayah tersebut

dibandingkan bila dilakukan oleh pemerintah pusat.

2. Persaingan antara pemerintah daerah

Penyediaan barang publik yang dibiayai oleh pajak daerah akan

mengakibatkan pemerintah daerah berkompetisi dalam menyediakan

Page 28: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

fasilitas publik yang lebih baik. Karena dalam sistem desentralisasi

fiskal, warga negara menggunakan metode “vote by feet” dalam

menentukan barang publik di wilayah mana, yang akan dimanfaatkan.

Untuk mengukur desentralisasi fiskal di suatu wilayah, terdapat dua

variabel umum yang sering digunakan, yaitu pengeluaran dan penerimaan

daerah. Namun dalam penelitian ini akan menggunakan share penerimaan

daerah (Penerimaan Asli Daerah, PAD) terhadap total penerimaan daerah

(TPD) untuk mengukur kemandirian fiskal daerah (derajat desentralisasi

daerah). Pemilihan sisi penerimaaan sebagai indikator untuk mengukur

desentralisasi fiskal dikarenakan keterbatasan data yang tersedia dari sisi

pengeluaran.

a.Penerimaan Daerah

Penerimaan daerah adalah uang yang masuk ke dalam kas daerah.

Penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri atas

Pendapatan dan Pembiayaan. Pendapatan daerah adalah hak pemerintah

daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode

tahun bersangkutan. Pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu di

bayarkan kembali dan atau pengeluaran yang akan di terima kembali, baik

pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun

anggaran berikutnya.

Page 29: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Pendapatan daerah menurut Pasal 5 Ayat (2) Undang-Undang

Nomor 33 Tahun 2004 bersumber dari :

1) Pendapatan asli Daerah

2) Dana Perimbangan

3) Lain-Lain Pendapatan

Pembiayaan menurut Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang Nomor 33

Tahun 2004 bersumber dari :

1) Sisa lebih perhitungan anggaran daerah (SILPA)

2) Penerimaan pinjaman daerah

3) Dana cadangan daerah

4) Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan asli Daerah (PAD) adalah Pendapatan yang

diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Pendapatan asli daerah yang merupakan sumber penerimaan

daerah sendiri perlu terus ditingkatkan untuk penyelenggaraan

pemerintahan dan kegiatan pembangunan yang setiap tahun meningkat

sehingga kemandirian otonomi daerah yang luas, nyata, dan

bertanggung jawab, dapat dilaksanakan.

Page 30: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Sebagaimana diatur dalam pasal 6 Undang-Undang Nomor 33

Tahun 2004, sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri

dari :

a. Pajak daerah

b. Retribusi Daerah

c. Hasil Pengelolaan kekayaan yang dipisahkan

d. Lain-Lain Pendapatan asli Daerah Yang Sah

Menurut Pasal 1 ayat 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 65

tahun 2001 tentang pajak daerah, yang dimaksud dengan pajak daerah

adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan

kepada daerah tanpa Imbalan langsung yang seimbang yang dapat

dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah

dan pembangunan daerah.

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran

atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan atau

diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi

atau badan.

Hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan adalah hasil

penyertaan pemerintah daerah kepada Badan Usaha Milik

Negara/Daerah/Swasta dan Kelompok Usaha Masyarakat.

Lain-Lain Pendapatan asli Daerah Yang Sah adalah pendapatan

asli daerah yang tidak termasuk pada kelompok diatas : pajak

Page 31: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

daerah,retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan yang

dipisahkan.

Menurut Halim dalam Erlangga A. Landiyanto dalam Siregar

(2011), ciri utama suatu daerah mampu melaksanakan suatu otonomi

adalah (1) kemampuan keuangan daerah, yang berarti daerah tersebut

memiliki kemampuan dan kewenangan untuk menggali sumber-

sumber keuangan, mengelola dan menggunakan keuangannya sendiri

untuk mengelolah pemerintahan; (2) ketergantungan kepada bantuan

pusat harus seminimal mungkin, oleh karena itu, Pendapatan Asli

Daerah (PAD) harus menjadi sumber keuangan terbesar yang

didukung oleh kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah.

PAD mencerminkan local taxing power yang “cukup” sebagai

necessary condition bagi terwujudnya otonomi daerah yang luas. Jadi

keinginan daerah untuk meningakatkan penerimaan dari pajak dan

retribusi adalah legal dengan tetap memenuhi prinsip keuangan negara

(perpajakan) agar pajak dan retribusi daerah tidak distortif dan

menyebabkan inefisiensi ekonomi.

Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan aspek pendapatan

yang paling utama dalam PAD karena nilai dan proporsinya yang

cukup dominan.

Page 32: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari

pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai

kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi bertujuan

untuk menciptakan keseimbangan keuangna antara Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah dan antara Pemerintah Daerah.

Sebagaimana diatur dalam Pasal 10 Undang-Undang Nomor 33

Tahun 2004 Dana perimbangan terdiri atas :

a. Dana Bagi Hasil

b. Dana Alokasi Umum

c. Dana Alokasi Khusus

Dana Bagi Hasil (DBH) adalah dana yang bersumber dari

APBN yang dibagi hasilkan kepada daerah berdasarkan angka

presentase tertentu dengan memperhatikan potensi daerah penghasil.

Dana bagi hasil terdiri dari Dana Bagi Hasil bersumber dari Pajak dan

Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam.

Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari

pendapatan APBN yang di alokasikan untuk Provinsi dan

Kabupaten/Kota dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan

antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi.

Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah Dana yang bersumber dari

pendapatan APBN yang di alokasikan kepada daerah tertentu dengan

Page 33: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan

urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional sesuai dengan

fungsi yang telah ditetapkan dalam APBN. Daerah tertentu disini

adalah daerah yang memenuhi kriteria yang ditetapkan setiap tahun

untuk mendapatkan alokasi DAK. Sedangkan yang dimaksud dengan

fungsi dalam rincian belanja negara antara lain terdiri atas layanan

umum, pertahanan, ketertiban, dan keamanan, ekonomi dan

lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan,

pariwisata, budaya, agama, pendidikan, dan perlindungan sosial.

Dana perimbangan merupakan hasil kebijakan pemerintah

pusat di bidang desentralisasi fiskal demi keseimbangan fiskal antara

pusat dan daerah.

3. Lain-lain Pendapatan

Salah satu sumber penerimaan daerah sebagaimana diatur

dalam Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yaitu

Lain-lain Pendapatan selanjutnya pada Pasal 43 menyatakan Lain-Lain

pendapatan terdiri atas Hibah dan Pendapatan Darurat.

Hibah adalah Penerimaan Daerah yang berasal dari pemerintah

negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional,

pemerintah, badan/lembaga dalam negeri atau perorangan, baik dalam

bentuk devisa, rupiah, maupun barang/jasa, termasuk tenaga ahli dan

pelatihan yang tidak perlu di bayar kembali.

Page 34: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Pertanggung jawaban pengelolaan hibah dilakukan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku pada APBD. Pertanggungjawaban

hibah dalam bentuk barang/jasa dilaporkan melalui mekanisme

pelaporan keuangan daerah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Dana darurat adalah dana yang berasal dari APBN yang

dialokasikan kepada daerah yang mengalami bencana nasional,

peristiwa luar biasa, dan atau krisis solvabilitas yang tidak dapat

ditanggulangi oleh daerah dengan menggunakan sumber APBD.

Krisis solvabilitas adalah krisis keuangan yang berkepanjangan

yang dialami daerah selama 2 tahun anggaran dan tidak dapat diatasi

melalui APBD.

b. Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah terdiri dari :

1. Pengeluaran rutin

Pengeluaran rutin yaitu pengeluaran yang digunakan untuk

pemeliharaan dan penyelenggaraan pemerintah yang meliputi belanja

pegawai, belanja barang, pembayaran bunga utang, subsidi dan

pengeluaran rutin lainnya. Melalui pengeluaran rutin, pemerintah dapat

menjalankan misinya dalam rangka menjaga kelancaran penyelenggaraan

pemerintah, kegiatan operasional dan pemeliharaan aset negara,

pemenuhan kewajiban pemerintah kepada pihak ketiga, perlindungan

Page 35: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

kepada masyarakat miskin dan kurang mampu serta menjaga stabilitas

perekonomian. (Mangkoesoebroto, 1994).

Anggaran belanja rutin memegang peranan penting untuk

menunjang kelancaran mekanisme sistem pemerintahan serta upaya

peningkatan efisiensi dan produktivitas yang pada gilirannya akan

menunjang tercapainya sasaran dan tujuan setiap tahap pembangunan.

Besarnya dipengaruhi oleh berbagai langkah kebijakan yang ditempuh

pemerintah dalam rangka pengelolaan keuangan negara dan stabilitas

perekonomian seperti perbaikan pendapatan aparatur pemerintah,

penghematan pembayaran bunga utang dan pengalihan subsidi agar lebih

tepat sasaran. Kenaikan pengeluaran pemerintah biasanya dari pos belanja

pegawai yang dialokasikan untuk menaikan gaji pegawai dan pensiunan.

2. Pengeluaran Pembangunan

Pengeluaran pembangunan yaitu pengeluaran yang digunakan

untuk membiayai pembangunan di bidang ekonomi, sosial dan umum dan

yang bersifat menambah modal masyarakat dalam bentuk pembangunan

baik prasarana fisik maupun non fisik yang dilaksanakan dalam periode

tertentu. Anggaran pembangunan secara fisik maupun nonfisik selalu

disesuaikan dengan dana yang dimobilisasi. Dana ini kemudian

dialokasikan pada berbagai bidang sesuai dengan prioritas yang telah

direncanakan. Peranan anggaran pembangunan lebih ditekankan pada

upaya penciptaan kondisi yang stabil dan kondusif bagi berlangsungnya

Page 36: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

proses pemulihan ekonomi dengan tetap memberikan stimulus bagi

pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut M. Suparmoko (1994), pengeluaran pemerintah dapat

dibedakan menjadi dua berdasarkan tujuannya, yaitu: (1) exhaustive,

yaitu pengeluaran yang bertujuan untuk mengalihkan sector-sektor

produksi dari sektor swasta ke sektor pemerintah (berupa pembelian

barang dan jasa dalam perekonomian yang dapat langsung dikonsumsi

maupun untuk menghasilkan barang lain); (2) transfer payment, yaitu

pengeluaran yang bertujuan untuk memindahkan daya beli dari unit

ekonimi yang satu ke unit ekonomi yang lain, dan menyerahkan

keputusan penggunaan daya beli tersebut pada unit terakhir (dapat berupa

pemindahan daya beli pada individu untuk kepentingan sosial, pada

perusahaan sebagai subsidi, maupun pada pemerintah sebagai

hibah/grants).

c. Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah

Dalam mengalokasikan pembelanjaan atas sumber-sumber

penerimaannya terkait dengan funsi desentralisasi, daerah memiliki

kebijakan penuh untuk menentukan besaran dan sektor apa yang akan

dibelanjakan (kecuali transfer DAK yang digunakan untuk kebutuhan

khusus) yang dituangkan dalam APBD. APBD pada dasarnya memuat

rancangan keuangan yang diperoleh dan dipergunakan oleh pemerintah

Page 37: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

daerah dalam melaksanakan kewenangannya untuk penyelenggaraan urusan

pemerintahan dan pelayanan umum selama satu tahun anggaran.

2. Pertumbuhan Ekonomi

Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan

ekonomi sebagai target ekonomi. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi

faktor yang paling penting dalam keberhasilan perekonomian suatu negara

untuk jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi sangat dibutuhkan dan

dianggap sebagai sumber peningkatan standar hidup (standar of living)

penduduk yang jumlahnya terus meningkat.

Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan ekonomi

dari waktu ke waktu dan menyebabkan pendapatan nasional riil berubah.

Tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukkan presentase kenaikan

pendapatan nasional riil pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan

pendapatan nasional riil pada tahun sebelumnya (Sukirno,2004).

Sementara Todaro (2006) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi

sebagai suatu proses peningkatan kapasitas produktif dalam suatu

perekonomian secara terus menerus atau berkesinambungan sepanjang

waktu sehingga menghasilkan tingkat pendapatan dan nilai output nasional

yang semakin lama semakin besar.

Ukuran yang sering digunakan untuk menghitung pertumbuhan

ekonomi adalah Produk Domestik Bruto (PDB). PDB adalah nilai barang

dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara dalam satu tahun tertentu

Page 38: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dengan menggunakan faktor-faktor produksi milik warga negaranya dan

penduduk di negara-negara lain (Sadono, 2004).

Ada tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan

ekonomi dari setiap bangsa (Todaro, 2006). Ketiga faktor tersebut adalah:

a. Akumulasi modal

Akumulasi modal (capital accumulation) terjadi apabila sebagian dari

pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan

memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. Pengadaan

pabrik baru, mesinmesin dan peralatan dan bahan baku meningkatkan

stok modal (capital stock) fisik suatu Negara yakni total nilai riil netto

atas seluruh barang modal produktif secara fisik dan hal itu jelas

memungkinkan terjadinya peningkatan output di masa-masa yang akan

datang.

b. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja

Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja secara

tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang dapat

memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar

berarti akan meningkatkan tenaga kerja produktif, sedangkan

pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti meningkatkan ukuran

pasar domestiknya.

c. Kemajuan Tehnologi

Kemajuan tehnologi bagi kebanyakan ekonom merupakan sumber

pertumbuhan ekonomi yang terpenting. Dalam pengertiannya yang

Page 39: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

paling sederhana, kemajuan tehnologi terjadi karena ditemukannya cara

baru atau perbaikan atas cara-cara lama dalam menangani pekerjaan-

pekerjaan tradisional. Kemajuan tehnologi tersebut dapat beragam

sifatnya, yaitu ; pertama, tehnologi yang bersifat netral. Kemajuan

tehnologi yang netral terjadi apabila tehnologi tersebut memungkinkan

kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan

jumlah dan kombinasi faktor input yang sama. Kedua, kemajuan

tehnologi yang hemat tenaga kerja, dan ketiga, kemajuan tehnologi

hemat modal. Di Negara-negara Dunia Ketiga yang melimpah tenaga

kerja tetapi langka modal, kemajuan tehnologi hemat modal merupakan

sesuatu yang amat diperlukan. Kemajuan tehnologi ini akan

menghasilkan metode produksi padat karya yang lebih efisien,kemajuan

tehnologi yang meningkatkan pekerja.

Todaro dan Smith (2003) menjelaskan beberapa pendekatan teori

klasik pembangunan ekonomi, yaitu: teori tahapan linier dan

pembangunan sebagai pertumbuhan; model perubahan struktural; revolusi

ketergantungan internasional.

a. Teori Tahapan Linier dan Pembangunan Sebagai Pertumbuhan

Ada dua teori yang dapat dikelompokkan dalam teori tahapan

linier dan pembangunan sebagai pertumbuhan, yaitu teori pertumbuhan

Rostow, dan teori pertumbuhan Harrod-Domar.

Page 40: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

1. Teori Pertumbuhan Rostow

Teori ini bertolak dari lingkungan intelektual yang masih

steril dan dipacu oleh politik Perang Dingin yang berkobar pada

masa tersebut. Model pembangunan tahap pertumbuhan (stages-of-

growth model development) merupakan hasil pemikiran dari

seorang ahli sejarah ekonomi dai Amerika Serikat yaitu Walt W.

Rostow. Menurut ajaran Rostow, perubahan dari keterbelakangan

menuju kemajuan ekonomi dapat dijelaskan dalam satu seri

tahapan yang harus dilaului oleh setiap negara. Adapun tahapan

tersebut adalah: (1) Tahapan perekonomian tradisional; (2)

Tahapan pra kondisi tinggal landas; (3) Tahapan tinggal landas; (4)

Tahapan menuju kedewasaan; (5) Tahapan konsumsi massa tinggi.

2. Teori Pertumbuhan Harrod Domar

Setiap perekonomian pada dasarnya harus mencadangkan

atau menabung sebagian tertentu dari pendapatan nasionalanya

untuk menambah atau menggantikan barang-barang modal

(gedung,alat-alat, dan bahan baku) yang telah susut atau rusak.

Namun, untuk memacu pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan

investasi baru yang merupakan tambahan neto atau stok modal

(capital stock).

Adapun asumsi yang digunakan dalam teori ini adalah:

1. Perekonomian dalam keadaan full employment dan barang

barang modal yang ada di masyarakat digunakan secara penuh.

Page 41: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

2. Berlangsung dalam dua perekonomian sektor (sektor rumah

tangga dan sektor perusahaan).

3. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan

besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai

dari titik origin (nol).

4. Kecenderungan untuk menabung (Marginal Prosperity to Save,

MPS) besarnya tetap, demikian juga rasio antar modal dan

output (Incremental Capital Output Ratio).

Diasumsikan juga terdapat hubungan ekonomi langsung

antara besarnya total stok modal (K), dengan GNP total (Y). setiap

tambahan neto terhadap stok modal dalam bentuk investasi baru

akan menghasilkan kenaikan arus output nasional atau GNP

(Todaro dan Smith, 2003).

Persamaan tersebut merupakan bentuk sederhana dari teori

pertumbuhan Harrod-Domar. Persamaan tersebut menjelaskan

secara jelas bahwa tingkat pertumbuhan GNP (ΔY/Y) ditentukan

bersama-sama oleh rasio tabungan nasional (s), serta rasio modal

output nasional (k). secara lebih spesifik , persamaan tersebut

mentakan bahwa tanpa adaya intervensi pemerintah, tingkat

pertumbuhan pendapatan nasional berbanding lurus dengan rasio

tabungan (semakin besar bagian GNP yang ditabung atau

Page 42: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

diinvestasikan, mK pertumbuhan GNP yang akan dihasilkan

menjadi lebih besar), dan berbanding terbalik dengan rasio modal

output di suatu perekonomian (semakin besar rasio modal-output

nasional (k), maka tingkat pertumbuhan ekonomi semakin rendah).

Jadi berdasarkan teori Harrod-Domar agar dapat tumbuh dengan

pesat, maka setiap perekonomian harus menabung dan

menginvestasikan sebanyak mungkin GNP-nya. Akan tetapi

tingkat pertumbuhan aktiva yang dapat dijangkau pada tiap tingkat

tabungan dan investasi juga bergantung pad produktivitas investasi

tersebut.

b. Model Perubahan Struktural

Teori ini memusatkan pada mekanisme yang memungkinkan

negara-negara yang masih terbelakang untuk mentransformasikan

struktur perekonomian dalam negeri mereka dari pola perekonomian

pertanian subsisten tradisional ke perekonomian yang lebih modern.

Salah satu model teori perubahan struktural yang paling terkenal

adalah Model-dua-Sektor, yang dicetuskan oleh Arthur Lewis. Ia

membagi perekonomian menjadi dua sektor, yaitu sektor tradisional

dan sektor industri dan menyatakan bahwa sektor industri akan

menyerap surplus tenaga kerja di sektor tenaga kerja, sehingga akan

terjadi keseimbangan (equilibrium) di kedua sektor, dan terjadi

peningkatan upah riil di sektor tradisional.

Page 43: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

c. Revolusi Ketergantungan Internasional

Pada intinya teori ini memandang Negara-negara di dunia

ketiga sebagai korban kekakuan aneka faktor kelembagaan, politik dan

ekonomi, baik yang berskala domestik maupun internsional. Ada tiga

aliran pemikiran dari model ini, yaitu: model ketergantungan neo

kolonial, model paradigma palsu, dan tesis pembangunan dualistik.

3. Desentralisasi Fiskal Dan Pertumbuhan Ekonomi

World Bank (1997) menyatakan desentralisasi dapat

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara tidak langsung. Ada tiga cara

desentralisai fiskal mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara tidak

langsung. Argumen pertama adalah desentralisasi akan meningkatkan

efisiensi pengeluaran publik, sehingga efek dinamisnya akan

mempengaruhi pertubuhan ekonomi. Oleh karena itu terdapat hubungan

positif antara pertumbuhan ekonomi dan desentralisasi. Selanjutnya bahwa

desentralisasi dapat mempengaruhi stabilitas makroekonomi, yang mana

akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, sehingga didapat hubungan

yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dan desentralisasi. Argumen

yang berikutnya adalah bahawa negara sedang berkembang (NSB)

memiliki sitem kelembagaan dan perekonomian yang berbeda dengan

negara berkembang (NB), sehingga negara sedang berkembang tidak akan

mendapat keuntungan dari desentralisasi. Hal ini terjadi karena susunan

kelembagaan di negara-negara sedang berkembang tidak perlu

Page 44: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

memberikan sub insentif kepada pemerintah untuk menggunakan

keuntungan informasi dalam merespon tindakan yang dilakukan. Alasan

lain adalah karena pemerintah daerah di negara-negara sedang

berkembang tidak memiliki sumber daya ekonomi yang cukup, seperti

misalnya pegawai pemerintah yang terlatih dalam mengelola anggaran

yang lebih besar.

4. Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan

Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang

mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap

masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar

akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan,

serta pengentasan kemiskinan. Pembangunan harus mencerminkan

perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara

keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan

keinginan individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di

dalamnya untuk bergerak maju menuju suatru kondisi kehidupan yang

serba lebih baik, secara material maupun spiritual (Todaro, 2003).

Distribusi pendapatan yang baik adalah yang makin merata. Tetapi

tanpa adanya pertumbuhan ekonomi, yang terjadi adalah pemerataan

kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi hanya akan menghasilkan perbaikan

distribusi pendapatan bila memenuhi setidak-tidaknya dua syarat, yaitu

memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan produktivitas. Dengan

Page 45: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

meluasnya kesempatan kerja, akses rakyat untuk memperoleh penghasilan

makin besar.

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu berkaitan dengan pengaruh

desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi memang telah banyak

ditemukan, akan tetapi sebagaimana dikemukakan pada bagian awal,

kesimpulan yang diperoleh ternyata tidaklah sama, bahkan cenderung bertolak

belakang. Beberapa ahli berpendapat bahwa desentralisasi fiskal ini akan

berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, sebagaimana hasil studi

Zhang dan Zou (1998) yang memberikan gambaran betapa desentralisasi

fiskal justru menjadi penghambat roda perekonomian di daerah. Zhang dan

Zou (1998) mengobservasi pertumbuhan ekonomi propinsi (regional

economic growth) di China. Berdasarkan hasil analisisnya atas indikator

ekonomi dalam kurun waktu tahun 1980 hingga 1992, mereka berkesimpulan

bahwa desentralisasi fiskal yang dilaksanakan di negeri tirai bambu tersebut

telah menggerus pertumbuhan ekonomi daerah. Hasil riset mereka

membuktikan bahwa desentralisasi fiskal kurang menguntungkan bagi

pembangunan. Ketidak berhasilan riset tersebut dalam membuktikan

kontribusi positif desentralisasi fiskal terhadap kinerja ekonomi mungkin

disebabkan oleh kelemahan metodologi penelitian yang digunakan.

Akai dan Sakata (2002) mengkritisi hasil penelitian yang dilakukan

Zhang dan Zou (1998). Cakupan waktu yang digunakan dalam penelitian

Page 46: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

mereka telah memasukkan periode pertumbuhan ekonomi yang sangat luar

biasa (remarkable economic growth) yang pernah terjadi di China dan

Amerika Serikat. Dalam periode booming perekonomian tersebut sangat

dimungkinkan adanya intervensi pemerintah pusat yang di luar batas

kewajaran guna meredam eksternalitas dalam tahap-tahap awal pembangunan.

Dengan demikian, bukan merupakan hal yang mengejutkan apabila hubungan

antara desentralisasi fiskal dan pertumbuhan ekonomi adalah negatif di dua

negara tersebut.

Dilatarbelakangi oleh beberapa kelemahan metode di atas, Akai dan

Sakata (2002) mengembangkan kerangka penelitian dengan

mengesampingkan periode booming ekonomi, memfokuskan pada satu negara,

dan menggunakan data terkini kinerja ekonomi. Dengan kata lain, cakupan

waktu yang digunakan lebih pendek daripada penelitian-penelitian

sebelumnya. Studi yang mereka lakukan adalah meneliti hubungan antara

desentralisasi fiskal dengan pertumbuhan ekonomi di tiap-tiap negara bagian

di Amerika Serikat pada tahun 1992. Hasil riset ini menegaskan bahwa

terdapat kontribusi positif desentralisasi fiskal di Amerika Serikat terhadap

perbaikan ekonomi negara bagian.

Adapaun perbedaan utama studi ini dengan penelitian sebelumnya

adalah bahwa fokus perhatian akan dilakukan terhadap daerah kabupaten/kota

di provinsi Jawa Tengah, sementara penelitian lainnya kebanyakan

berorientasi pada wilayah Provinsi dalam suatu negara. Pertimbangan

utamanya adalah bahwa daerah kabupaten/kota sesungguhnya merupakan

Page 47: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

ujung tombak pelaksanaan desentralisasi fiskal di Indonesia. Daerah

kabupaten/kota secara langsung mengetahui preferensi masyarakat lokal dan

potensi sumber daya daerah. Hal ini juga dapat disinyalir dari perkembangan

jumlah daerah kabupaten/kota yang terus meningkat tajam, dibandingkan

dengan perkembangan jumlah provinsi di Indonesia. Selain itu penelitian ini

menggunakan analisis jalur dan software AMOS 4.0.1 yang masih jarang

digunakan dalam skripsi pada jurusan Ekonomi Pembangunan.

C. Kerangka Pemikiran Teoritis

Pelaksanaan desentralisasi fiskal memfokuskan tiap-tiap pemerintah

daerah agar meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan pendapatan

daerahnya melalui pemberian wewenang dan tanggung jawab penuh kepada

pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerahnya masing-masing.

Karena, pemerintah daerah dianggap sebagai pihak yang lebih mengerti

potensi-potensi pendapatan daerahnya dan kebutuhan fiskal daerahnya. Itu

merupakan suatu keuntungan bagi daerah karena daerah dapat mengexplorasi

pendapatan melalui sumber-sumber penerimaan dan memanagemen

pengeluaran daerah dengan baik, agar dapat lebih meningkatkan

kesejahteraan masyarakat pada umumnya melalui peningkatan fasilitas publik.

Desentralisasi fiskal telah meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di

beberapa daerah. PDRB mengalami peningkatan yang cukup tinggi sejak

diberlakukannya UU No. 33 Tahun 2004. Alokasi dana dari desentralisasi

fiskal untuk investasi langsung dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang

Page 48: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dapat mengurangi pengangguran. Bank daerah dapat memberikan kredit

dengan bunga yang rendah agar merangsang kegiatan perekonomian.

Pemerintah daerah dapat melakukan program pelatihan-pelatihan

kewirausahaan dan pelatihan keterampilan. Kesinergisan program-program

pengentasan kemiskinan dan akses modal yang mudah maka diharapkan

kesejahteraan masyarakat dan penduduk miskin akan berkurang.

Penelitian kali ini akan menganalisis pengaruh langsung dan tidak

langsung dari desentralisasi fiskal (X1) terhadap pertumbuhan ekonomi (Y1),

tenaga kerja (Y2), dan penduduk miskin (Y3).

Pengaruh langsung ditunjukan dengan pengaruh desentralisasi fiskal

(X1) terhadap pertumbuhan ekonomi (Y1), desentralisasi fiskal (X1) terhadap

tenaga kerja (Y2), dan desentralisasi fiskal (X1) terhadap penduduk miskin

(Y3). Sedangkan pengaruh tidak langsung ditunjukan dengan pengaruh

desentralisasi fiskal (X1) melalui pertumbuhan ekonomi (Y1) terhadap tenaga

kerja (Y2) dan pengaruh desentralisasi fiskal (X1) melalui pertumbuhan

ekonomi (Y1) terhadap penduduk miskin (Y3).

Melalui analisis tersebut diharapkan akan diperoleh informasi yang

nantinya dapat digunakan pemerintah untuk mengambil kebijakan. Dengan

diberlakukannya desentralisasi fiskal jalur manakah yang lebih efisien untuk

meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan penurunan jumlah penduduk

miskin.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diilustrasikan melalui gambar

kerangka pemikiran berikut :

Page 49: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang bersifat sementara, tentang

adanya suatu hubungan tertentu antara variabel-variabel yang digunakan,

dalam arti hipotesis dapat diubah, diganti dengan hipotesis lain yang yang

lebih tepat. Hal ini dimungkinkan karena hipotesis yang diperoleh tergantung

pada masalah yang diteliti dan konsep yang digunakan. Maka hipotesis untuk

penelitian ini dapat diajukan sebagai berikut:

Hipotesis 1 : Diduga desentralisasi fiskal (X1) berpengaruh positif,

signifikan, serta memiliki dampak langsung terhadap

pertumbuhan ekonomi (Y1) kabupaten/kota di Provinsi

Jawa Tengah.

Hipotesis 2 : Diduga desentralisasi fiskal (X1) berpengaruh positif, tidak

signifikan, memiliki dampak langsung terhadap tenaga

Page 50: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

kerja terserap (Y2) kabupaten/kota di Provinsi Jawa

Tengah.

Hipotesis 3 : Diduga desentralisasi fiskal (X1) melalui pertumbuhan

ekonomi (Y1) berpengaruh positif, tidak signifikan, dan

desentralisasi fiskal (X1) memiliki dampak tidak langsung

terhadap tenaga kerja terserap (Y2) kabupaten/kota di

Provinsi Jawa Tengah melalui pertumbuhan ekonomi

(Y1).

Hipotesis 4 : Diduga desentralisasi fiskal (X1) berpengaruh positif, tidak

signifikan, memiliki dampak langsung terhadap jumlah

penduduk miskin (Y3) kabupaten/kota di Provinsi Jawa

Tengah.

Hipotesis 5 : Diduga desentralisasi fiskal (X1) melalui pertumbuhan

ekonomi (Y1) berpengaruh positif, tidak signifikan, dan

desentralisasi fiskal (X1) memiliki dampak tidak langsung

terhadap jumlah penduduk miskin (Y3) kabupaten/kota di

Provinsi Jawa Tengah melalui pertumbuhan ekonomi

(Y1).

Page 51: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, daerah yang akan dijadikan objek penelitian adalah

seluruh kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah. Populasi penelitian adalah

29 kabupaten dan 6 kota dalam Propinsi Jawa Tengah dengan periode waktu

dari tahun 2004 sampai 2010.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

yaitu data yang tidak dihimpun secara langsung, tetapi diperoleh dari pihak

kedua. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa

sumber, antara lain:

1. PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 pada kurun waktu tahun 2004-

2010 bersumber dari kantor BPS Propinsi Jawa Tengah.

2. Pendapatan Asli Daerah pada kurun waktu tahun 2004-2010 bersumber

dari kantor BPS Propinsi Jawa Tengah.

3. Total Penerimaan Daerah pada kurun waktu tahun 2004-2010 bersumber

dari kantor BPS Propinsi Jawa Tengah.

4. Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Selama Seminggu

berdasarkan jam kerja pada kurun waktu tahun 2004-2010 bersumber dari

kantor BPS Propinsi Jawa Tengah.

Page 52: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

5. Jumlah Penduduk Miskin pada kurun waktu tahun 2004-2010 bersumber

dari kantor BPS Propinsi Jawa Tengah.

Jenis data adalah data panel, yaitu gabungan antara data cross section

(antar daerah) dan data time series (runtun waktu).

C. Definisi Operasional Variabel

Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabel-

variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

definisi operasional sebagai berikut :

1. Desentralisasi Fiskal (X1)

Dalam studi ini, desentralisasi fiskal menggunakan indikator penerimaan ,

yaitu mengukur derajat desentralisasi fiskal dari share penerimaan daerah

terhadap total penerimaan daerah dalam satuan desimal.

2. Pertumbuhan Ekonomi (Y1)

Pertumbuhan ekonomi adalah perubahan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) per tahun menurut harga konstan tahun 2000, yang dinyatakan

dalam satuan persen (%).

3. Tenaga Kerja Terserap (Y2)

Tenaga kerja terserap dalam penelitian ini menggunakan dan

menyesuaikan data BPS yang terdiri dari 2 kelompok. Untuk tahun 2004-

2006 adalah jumlah penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melakukan

pekerjaan dengan maksud memperoleh upah atau membantu memperoleh

pendapatan atau keuntungan, dengan lama bekerja paling sedikit satu jam

Page 53: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

secara kontinyu dalam seminggu yang lalu saat pendataan dilakukan, di

masing-masing kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah dalam satuan orang.

Sedangkan untuk tahun 2007-2010 menggunakan jumlah penduduk

berumur 15 tahun ke atas. Pendekatan ini mengacu pada Jurnal Hadi

Sasana (2009) dengan judul Peran Desentralisasi Fiskal Terhadap Kinerja

Ekonomi Di kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Namun pada

penelitian ini, data akan di nyatakan dalam satuan persen (%) dengan

rumus (

∑ ) .

4. Penduduk Miskin (Y3)

Penduduk miskin dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk miskin

absolut dengan menggunakan kriteria dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Jumlah penduduk miskin adalah total penduduk miskin absolut yang

berada di setiap kabupaten/kota dalam satuan orang/jiwa. Pendekatan ini

mengacu pada Jurnal Hadi Sasana (2009) dengan judul Peran

Desentralisasi Fiskal Terhadap Kinerja Ekonomi Di kabupaten/Kota

Provinsi Jawa Tengah. Namun pada penelitian ini, data akan di nyatakan

dalam satuan persen (%) dengan rumus (

∑ ) .

Page 54: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

5. Pengaruh Langsung

Pengaruh langsung dalam penelitian ini adalah hubungan langsung yang

terjadi antara variabel eksogen Desentralisasi Fiskal dengan variabel

endogen penengah/mediasi Pertumbuhan Ekonomi, variabel endogen

Tenaga Kerja Terserap dan Jumlah Penduduk Miskin.

6. Pengaruh Tidak Langsung

Pengaruh tidak langsung dalam penelitian ini adalah hubungan tidak

langsung yang terjadi antara variabel eksogen Desentralisasi Fiskal dengan

variabel endogen penengah/mediasi Pertumbuhan Ekonomi, variabel

endogen Tenaga Kerja Terserap, dan Jumlah Penduduk Miskin.

7. Pengaruh Total

Pengaruh Total merupakan penjumlahan dari pengaruh langsung dan

pengaruh tidak langsung.

D. Metode Analisis Data

Alat analisis serta model persamaan dalam penelitian ini mengacu pada

jurnal Hadi Sasana (2009) dengan judul Dampak desentralisasi Fiskal

Terhadap Kinerja Ekonomi Di Kabupaten Kota Propinsi Jawa Tengah tahun

2001-2005, yaitu dengan menggunakan analisis jalur atau path analysis.

Analisis ini dikembangkan oleh Sewall Wright (1934). Analisis jalur

merupakan alat analisis yang digunakan untuk menganalisis hubungan sebab

akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel eksogennya

mempengaruhi variabel endogen tidak hanya secara langsung tetapi juga

Page 55: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

secara tidak langsung. Melalui analisis jalur ini akan dapat ditemukan jalur

mana yang paling tepat dan efisien suatu variabel independen (dalam hal ini

disebut variabel eksogen) menuju variabel dependen (indogen) yang terakhir.

Berdasarkan kerangka pemikiran dan hipotesis, maka hubungan kausal

antar variabel penelitian dapat digambarkan secara lengkap dalam struktur

model penelitian sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.1 berikut :

Gambar 3.1

Model Analisis Jalur

Model persamaan dalam penelitian ini sebagai berikut :

dimana :

adalah Desentralisasi Fiskal

Page 56: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

adalah Pertumbuhan Ekonomi

adalah Tenaga Kerja Terserap

adalah Jumlah Penduduk Miskin

adalah Disturbance Term

Bentuk hubungan sebab-akibat muncul dengan menggunakan model

yang cukup kompleks, yaitu adanya variabel yang berperan ganda sebagai

variabel independen pada suatu hubungan, tetapi menjadi variabel dependen

pada hubungan yang lain. Dalam penelitian ini, X1 sebagai variabel eksogen

mempengaruhi Y1 (variabel endogen). Lalu Y1 akan beralih fungsi menjadi

variabel eksogen ketika mempengaruhi variabel endogen Y2 dan Y3. Bentuk

hubungan seperti ini membutuhkan alat analisis yang mampu menjelaskan

secara simultan, untuk itu digunakan analisis jalur (path analysis).

Proses perhitungan koefisien dalam analisis jalur didekati melalui

analisis regresi dengan variabel yang dibakukan (standardise regression).

Komputasi dilakukan dengan software AMOS 4.0.1 for window.

Beberapa prasyarat yang harus dipenuhi dalam analisis jalur :

1. Uji Normalitas

Normalitas dari data merupakan salah satu syarat dalam pemodelan

Analisis Jalur. Pengujian normalitas ditekankan pada data multivariat

dengan melihat nilai skewness, kurtosis, dan secara statistik dapat dilihat

dari nilai Critical Rasio (CR). Jika digunakan tingkat signifikansi sebesar

5 persen, maka nilai CR yang berada di antara -1,96 sampai dengan 1,96

Page 57: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

univariat maupun multivariat.

2. Uji multikolinearitas atau singularitas

Multikolinearitas dapat dilihat melalui determinan matriks

kovarians. Nilai determinan yang sangat kecil atau mendekati nol

menunjukkan indikasi terdapatnya masalah multikolinearitas atau

singularitas, sehingga tidak dapat digunakan untuk penelitian.

3. Uji Goodness Of Fit

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap kesesuaian model

terhadap berbagai kriteria goodness of fit. Beberapa indeks kesesuaian dan

cut of value untuk menguji apakah sebuah model dapat diterima atau

ditolak antara lain:

a. Chi-Square statistik, di mana model dipandang baik atau memuaskan

bila nilai Chi-Square-nya rendah. Semakin kecil nilai Chi-Square,

semakin baik model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan

cutoff value sebesar p>0.05 atau p>0.10.

b. RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation), yang

menunjukkan goodness of fit yang diharapkan bila model diestimasi

dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08

merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan

close fit dari model itu berdasarkan degrees of freedom.

c. GFI (Goodness of fit Index), adalah ukuran non statistikal yang

mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0 (perfect

Page 58: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better

fit”.

d. AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index), di mana tingkat penerimaan

yang direkomendasiakan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama

dengan atau lebih besar dari 0.90.

e. CMIN/DF, adalah The Minimum Sample Discrepancy Function yang

dibagi dengan Degree of Freedom. CMIN/DF tidak lain adalah

statistik Chi-Square, X² dibagi DF-nya, disebut X² relatif. Bila nilai X²

relatif kurang dari 2.0 atau 3.0 adalah indikasi dari acceptable fit antara

model dan data.

f. TLI (Tucker Lewis Index), merupakan incremental index yang

membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah base line

model, di mana nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk

diterimanya sebuah model adalah ≥0.95 dan nilai yang mendekati 1.

g. CFI (Comparative Fit Index), di mana mendekati 1, mengindikasikan

tingkat fit yan paling tinggi. Nilai yang direkomendasikan adalah CFI

≥0.95

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan program

AMOS 4.01, ketentuan yang terdapat dalam penjelasan apabila parameter

yang dihasilkan oleh Critical Ratio dalam perhitungan lebih besar

daripada Critical Ratio dalam variabel laten yang besarnya 1,960

Page 59: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

(sama dengan nilai t hitung) dengan tingkat signifikan 5% dengan

demikian hipotesis dapat diterima.

5. Pengaruh Langsung

Hubungan langsung terjadi antara variabel eksogen Desentralisasi

(X1) dengan variabel endogen Pertumbuhan Ekonomi (Y1), Tenaga Kerja

Terserap (Y2), dan Jumlah Penduduk Miskin (Y3).

6. Pengaruh Tidak Langsung

Hubungan tidak langsung terjadi antara variabel eksogen

Desentralisasi Fiskal dengan variabel endogen Pertumbuhan Ekonomi,

Tenaga Kerja Terserap, dan Jumlah Penduduk Miskin.

7. Pengaruh Total

Pengaruh total merupakan penjumlahan pengaruh langsung dan

tidak langsung variabel, yaitu variabel dan variabel endogen

Page 60: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Kondisi Geografis dan Luas Wilayah

Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di

bagian tengah Pulau Jawa. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa

Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di

sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah

utara. Luas wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau

Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di

sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan

Karimun Jawa di Laut Jawa.

Gambar 4.1

Peta provinsi Jawa Tengah

Page 61: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2. Pemerintahan

Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 29 kabupaten

dan 6 kota. Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri atas

545 kecamatan dan 8.490 desa/kelurahan. Sebelum diberlakukannya

Undang-undang Nomor 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah, Jawa

Tengah juga terdiri atas 4 kota administratif, yaitu Purwokerto,

Purbalingga, Cilacap, dan Klaten. Namun sejak diberlakukannya Otonomi

Daerah tahun 2001 kota-kota administratif tersebut dihapus dan menjadi

bagian dalam wilayah kabupaten.

Menyusul otonomi daerah, 3 kabupaten memindahkan pusat

pemerintahan ke wilayahnya sendiri, yaitu Kabupaten Magelang (dari Kota

Magelang ke Mungkid), Kabupaten Tegal (dari Kota Tegal ke Slawi), serta

Kabupaten Pekalongan (dari Kota Pekalongan ke Kajen).

3. Demografi

Jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah adalah 32.380.687 jiwa

terdiri atas 16.081.140 laki-laki dan 16.299.547 perempuan.

Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbesar adalah Kabupaten

Brebes (1,732 juta jiwa), Kabupaten Cilacap (1,644 juta jiwa), dan

Kabupaten Banyumas (1,553 juta jiwa). Sebaran penduduk umumnya

terkonsentrasi di pusat-pusat kota, baik kabupaten ataupun kota. Kawasan

permukiman yang cukup padat berada di daerah Semarang Raya (termasuk

Ungaran dan sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kendal), Solo Raya

Page 62: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

(termasuk sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, dan

Boyolali), serta Tegal-Brebes-Slawi.

Pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,67% per

tahun. Pertumbuhan penduduk tertinggi berada di Kabupaten Demak (1,5%

per tahun), sedang yang terendah adalah Kota Pekalongan (0,09% per

tahun). Dari jumlah penduduk ini, 47% di antaranya merupakan angkatan

kerja. Mata pencaharian paling banyak adalah di sektor pertanian (42,34%),

diikuti dengan perdagangan (20,91%), industri (15,71%), dan jasa

(10,98%).

4. Perekonomian

Pertanian merupakan sektor utama perekonomian Jawa Tengah,

dimana mata pencaharian di bidang ini digeluti hampir separuh dari

angkatan kerja terserap. Kawasan hutan meliputi 20% wilayah provinsi,

terutama di bagian utara dan selatan. Daerah Blora-Grobogan merupakan

penghasil kayu jati. Jawa Tengah juga terdapat sejumlah industri besar dan

menengah. Daerah Semarang-Ungaran-Demak-Kudus merupakan kawasan

industri utama di Jawa Tengah. Kudus dikenal sebagai pusat industri rokok.

Cilacap terdapat industri semen. Blok Cepu di pinggiran Kabupaten Blora

(perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah) terdapat cadangan minyak bumi

yang cukup signifikan, dan kawasan ini sejak zaman Hindia Belanda telah

lama dikenal sebagai daerah tambang minyak.

Page 63: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

B. Deskripsi Data

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data yang digunakan untuk

menguji hipotesis, adapun secara deskriptive data tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut :

Tabel 4.1

Deskripsi Statistik

Variabel Minimum Maksimum Mean Std Dev

Desentralisasi Fiskal (DF) 0.05 0.24 0.09 0.04

Pertumbuhan Ekonomi (PE) 1.73 7.43 4.6 0.87

Tenaga Kerja (TK) 53719 849566 448946.4 1.70E+05

Penduduk Miskin (PM) 12.4 533.1 177.08 105.49

Sumber : BPS. Provinsi Jawa Tengah 2004-2010, diolah

Pada Tabel 4.1 diketahui bahwa untuk variabel desentralisasi fiskal

mempunyai nilai tertinggi sebesar 0,24 dicapai oleh Kota Semarang pada

tahun 2005. Hal ini menunjukkan bahwa share penerimaan pajak daerah dari

total penerimaan daerah sebesar 24%. Nilai terendah 0,05 atau 5% dicapai

oleh Kabupaten Brebes pada tahun 2004. Nilai rata-rata desentralisasi fiskal

sebesar 0,09 atau 9%.

Variabel pertumbuhan ekonomi mempunyai nilai tertinggi sebesar

7,43% yang dicapai oleh Kabupaten Kendal pada tahun 2010, sedangkan nilai

terendah dicapai oleh Kabupaten Klaten sebesar 1,73% pada tahun 2010.

Rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 4,60%.

Variabel tenaga kerja yang dicapai Kabupaten Brebes pada tahun 2005

mempunyai nilai tertinggi yaitu 849.566 orang, sedangkan yang terendah

Page 64: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

sejumlah 53.719 orang yang dicapai Kota Magelang pada tahun 2010. Rata-

rata tenaga kerja terserap di Propinsi Jawa Tengah sebesar 448.946.

Variabel jumlah penduduk miskin mempunyai nilai tertinggi sebesar

533,10 yang terjadi di Kabupaten Brebes pada tahun 2006. Yang terendah

adalah 12,40 terjadi di Kota Magelang pada tahun 2010. Rata-rata jumlah

penduduk miskin di kota/kabupaten di Provinsi Jawa Tengah sebesar 177,08.

C. Analisis Data

1. Uji Normalitas

Normalitas dari data merupakan salah satu syarat dalam pemodelan

Analisis Jalur. Pengujian normalitas ditekankan pada data multivariat

dengan melihat nilai skewness, kurtosis, dan secara statistik dapat dilihat

dari nilai Critical Rasio (CR). Jika digunakan tingkat signifikansi sebesar 5

persen, maka nilai CR yang berada di antara -1,96 sampai dengan 1,96

k secara

univariat maupun multivariat. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.2

Uji Normalitas

Variable Skewness C.R. Kurtosis C.R

DF 1.723 11.012 3.210 10.258

PE --0.723 -4.619 0.100 0.319

TK -0.482 -3.077 -0.032 -0.102

PM 0.575 3.673 0.255 0.815

Multivariate 7.409 8.369

Sumber : data diolah, 2012

Page 65: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Pada Table 4.2 di atas diketahui bahwa nilai C.R kurtosis untuk

variabel DF sebesar 10.258 atau lebih besar dari 1.96 berarti secara

univariat data DF berdistribusi tidak normal. Sedangkan untuk PE, TK,

dan PM sebesar 0.319, -0.102, dan 0.815, nilai tersebut berada di antara -

1.96 hingga 1.96 berarti secara univariat data variables PE, TK, PM,

berdistribusi normal. Hasil analisis multivariate menunjukkan nilai C.R

sebesar 8.369, hal in menunjukkan bahwa secar multivariate data tidak

berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas dapat dilihat melalui determinan matriks kovarians.

Nilai determinan yang sangat kecil atau mendekati nol menunjukkan

indikasi terdapatnya masalah multikolinearitas atau singularitas, sehingga

tidak dapat digunakan untuk penelitian. Hasil uji multikolinearitas

diperoleh nilai Determinant of sample covariance matrix = 2.2323e-003,

nilai tersebut sangat jauh dari 0 (nol), sehingga dapat disimpulkan bebas

multikolinearitas dari model tersebut.

3. Uji Goodness of Fit

Hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan bantuan

program AMOS 4.01, dapat melakukan Interpretasi terhadap hasil

perhitungan untuk menguji hipotesis yang dilakukan. Namun sebelum

menguji hipotesis dilakukan uji Goodness-of-fit terhadap model yang

digunakan.

Page 66: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Uji Goodness-of-fit terhadap model menunjukkan indeks-indeks

berikut ini:

Tabel 4.3

Goodness-of-fit Indices

Goodness of fit index Cut-off

Value

Hasil

Model

Keterangan

2 Chi-Square 230.012 Kurang Baik

Derajat bebas, DF 1

Significance Probability 0.05 0.000 Kurang Baik

RMSEA 0.08 0.969 Kurang Baik

GFI 0.90 0.766 Kurang Baik

AGFI 0.90 -1.388 Kurang Baik

Relative CMIN/DF 2.00 230.012 Kurang Baik

TLI 0.90 -3.641 Kurang Baik

CFI 0.95 0.226 Kurang Baik

Sumber : data diolah, 2012

a. Chi Square

Hasil uji Chi Square diperoleh nilai sebesar 230.012 dengan

probabilitas 0,000. Hal ini berarti secara statistik tidak signifikan,

sehingga model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

yang kurang sesuai dan tidak fit terhadap data atau dengan kata lain

menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara matrik

kovarians yang diobservasi dan yang diestimasi.

b. The road mean square error of approximation (RMSEA)

Nilai RMSEA menunjukkan goodness of fit yang dapat

diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang

lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan index yang diterima.

Hasil analisis menunjukkan nilai RMSEA sebesar 0.969, hal ini

menunjukkan goodness of fit yang tidak diharapkan.

Page 67: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

c. Goodness of fit index (GFI)

Adalah alat untuk menghitung proporsi tertimbang dari varian

dalam matrik kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarian

yang terestimasikan, dengan memiliki rentang nilai antara 0 (poor fit)

sampai dengan 1.0 (perfect fit). Nilai yang tinggi menunjukkan

sebuah better fit. Hasil analisis diperoleh nilai GFI sebesar 0.766

berarti < 0.90. Hal ini menunjukkan bahwa model kurang baik (poor

fit).

d. Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)

Adalah analog dari R2 dalam AGFI Fit index ini dapat diadjust

terhadap degree freedom yang tersedia untuk menguji diterima atau

ditolak model. Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah

apabila AGFI memiliki nilai sama dengan atau lebih besar dari 0.90.

Hasil analisis diperoleh nilai AGFI sebesar -1.388, hal ini

menunjukkan model kurang baik.

e. CMIN/DF

Salah satu indikator untuk mengukur tingkat fit sebuah model,

nilai CMIN/DF kurang dari 2.0 atau kurang dari 3.0 adalah indikasi

acceptable fit antara model dan data. Hasil analisis diperoleh nilai

CMIN/DF sebesar 230.012, karena nilai 230.012 > 2, maka dapat

disimpulkan model dan data tidak memiliki kesesuaian yang dapat

diterima/kurang baik.

Page 68: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

f. Tucker Lewis Index (TLI)

Adalah sebuah model alternatif incremental fit index yang

membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline

model nilai yang direkomendasikan untuk dapat diterima sebuah

model 0.95. Hasil analisis diperoleh nilai TLI sebesar -3.641,

karena nilai TLI < 0.95, maka dapat disimpulkan bahwa model yang

diuji terhadap sebuah baseline model tidak dapat diterima atau model

kurang baik.

g. Comparative Fit Index (CFI)

Besaran nilai dari index ini adalah antara 0-1 dimana semakin

mendekati angka 1 mengidentifikasikan nilai fitnya lebih tinggi dan

besarnya tidak dipengaruhi sampel. Nilai yang direkomendasikan

0.95. Hasil analisis diperoleh nilai CFI sebesar 0.226 < 0.95, hal ini

berarti model tidak fit dan besarnya dipengaruhi oleh sampel.

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan program

AMOS 4.01, ketentuan yang terdapat dalam penjelasan apabila parameter

yang dihasilkan oleh Critical Ratio dalam perhitungan lebih besar

daripada Critical Ratio dalam variabel laten yang besarnya 1,960

(sama dengan nilai t hitung) dengan tingkat signifikan 5% dengan

demikian hipotesis dapat diterima dan hasil pengujian hipotesis dengan

bantuan AMOS 4.01 adalah sebagai berikut :

Page 69: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel 4.4

Standardized Regression Weight Structural Equation Modeling

Regression Weight Stand.

Estimate

Estimate S.E. C.R.

PE DF

TK DF

TK PE

PM DF

PM PE

0.171

-0.241

0.074

-0.438

0.081

6.179

-7.539

0.064

-20.284

0.104

2.284

1.974

0.055

2.712

0.075

2.705

-3.820

1.180

-7.478

1.388

Sumber : BPS. Provinsi Jawa Tengah 2004-2010, diolah

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Desentralisasi Fiskal berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditunjukkan dari nilai

CR = 2.705 > 1.960 dengan taraf signifikan 5 % atau 0.005. Dengan

demikian hipotesis pertama dapat diterima. Pengaruh positif

menunjukkan semakin tinggi desentralisasi fiskal akan semakin

meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

2. Desentralisasi Fiskal berpengaruh positif namun tidak signifikan

terhadap tenaga kerja terserap . Hal ini ditunjukkan dari nilai CR = -

3.820 < 1.960 dengan taraf signifikan 5 % atau 0.005. Dengan

demikian hipotesis kedua dapat diterima. Pengaruh positif

menunjukkan semakin tinggi desentralisasi fiskal akan semakin

meningkatkan tenaga kerja terserap.

3. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif namun tidak signifikan

terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja. Hal ini ditunjukkan dari

nilai CR = 1.180 < 1.960 dengan taraf signifikan 5 % atau 0.005.

Dengan demikian hipotesis ketiga dapat diterima. Pengaruh positif

Page 70: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

menunjukkan semakin baik pertumbuhan ekonomi daerah akan

semakin banyak menyerap tenaga kerja .

4. Desentralisasi Fiskal berpengaruh positif namun tidak signifikan

terhadap jumlah penduduk miskin . Hal ini ditunjukkan dari nilai CR =

-7.478 < 1.960 dengan taraf signifikan 5 % atau 0.005. Dengan

demikian hipotesis keempat dapat diterima. Pengaruh positif

menunjukkan semakin tinggi desentralisasi fiskal maka akan semakin

menurunkan jumlah penduduk miskin.

5. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif namun tidak signifikan

terhadap jumlah penduduk miskin, hal ini ditunjukkan dari nilai

CR = 1.388 < 1.960 dengan taraf signifikan 5 % atau 0.005. Dengan

demikian, hipotesis kelima dapat diterima. Pengaruh positif

menunjukkan semakin baik pertumbuhan ekonomi, akan menurunkan

jumlah penduduk miskin.

5. Pengaruh Langsung

Hubungan langsung terjadi antara variabel eksogen Desentralisasi

Fiskal (X1) dengan variabel endogen penengah Pertumbuhan Ekonomi

(Y1), dan variabel endogen [Tenaga Kerja Terserap (Y2), dan Jumlah

Penduduk Miskin (Y3)].

Ketentuan yang terdapat dalam penjelasan apabila parameter yang

dihasilkan oleh koefisien estimate jalur dalam perhitungan lebih besar

daripada nilai probabilitas yang besarnya 0.000 , dengan demikian variabel

Page 71: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

tersebut memiliki pengaruh langsung yang positif, yang artinya variabel

eksogen secara langsung akan menambah/meningkatkan variabel

endogennya.

Tabel 4.5 menyajikan hasil standardized direct mengenai

hubungan langsung yang terjadi di antara variabel-variabel laten eksogen

dan endogen:

Table 4.5

Pengaruh Langsung

Pengaruh Langsung Variabel Eksogen

DF PE PM TK

Variabel

Endogen

PE 0.171 0.000 0.000 0.000

TK 0.241 0.074 0.000 0.000

PM -0.438 -0.081 0.000 0.000

Sumber : BPS. Provinsi Jawa Tengah 2004-2010, diolah

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Desentralisasi fiskal memiliki dampak secara langsung terhadap

pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien jalur

sebesar 0.171 > 0.000 (probabilitas) yang artinya desentralisasi fiskal

secara langsung akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

di Propinsi Jawa Tengah.

2. Desentralisasi fiskal memiliki dampak secara langsung terhadap tenaga

kerja terserap. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien jalur sebesar

0.241 > 0.000 (probabilitas) yang artinya desentralisasi fiskal secara

langsung akan meningkatkankan jumlah penyerapan tenaga kerja

kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah.

Page 72: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

3. Pertumbuhan Ekonomi memiliki dampak secara langsung terhadap tenaga

kerja terserap. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien jalur sebesar 0.074 >

0.000 (probabilitas) yang artinya pertumbuhan ekonomi secara langsung

akan meningkatkan jumlah penyerapan tenaga kerja kabupaten/kota di

Propinsi Jawa Tengah.

4. Desentralisasi fiskal memiliki dampak secara langsung terhadap jumlah

penduduk miskin. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien jalur -0.438 <

0.000 yang artinya pertumbuhan ekonomi secara langsung akan

mengurangi jumlah penduduk miskin kabupaten/kota di Propinsi Jawa

Tengah.

5. Pertumbuhan Ekonomi memiliki dampak secara langsung terhadap jumlah

penduduk miskin. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien jalur -0.081 <

0.000 yang artinya pertumbuhan ekonomi secara langsung akan

mengurangi jumlah penduduk miskin kabupaten/kota di Propinsi Jawa

Tengah.

6. Pengaruh Tidak Langsung

Hubungan tidak langsung terjadi antara variabel eksogen

(Desentralisasi Fiskal) dengan variabel endogen penengah atau mediasi

(Pertumbuhan Ekonomi), dan variabel endogen (Tenaga Kerja Terserap,

Jumlah Penduduk Miskin).

Ketentuan yang terdapat dalam penjelasan apabila parameter yang

dihasilkan oleh koefisien jalur dalam perhitungan lebih besar daripada

Page 73: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

nilai probabilitas yang besarnya 0.000 , dengan demikian variabel tersebut

memiliki pengaruh tidak langsung yang positif, yang artinya variabel

eksogen secara tidak langsung akan menambah/meningkatkan variabel

endogennya.

Tabel berikut ini menyajikan hasil standardized indirect mengenai

hubungan tidak langsung yang terjadi di antara variabel-variabel Eksogen

dan endogen:

Table 4.6

Pengaruh Tidak Langsung

Pengaruh

Tidak Langsung

Variabel Eksogen

DF PE PM TK

Variabel

Endogen

PE 0.000 0.000 0.000 0.000

TK 0.0127 0.000 0.000 0.000

PM -0.0139 0.000 0.000 0.000

Sumber : BPS. Provinsi Jawa Tengah 2004-2010, diolah

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Desentralisasi fiskal tidak memiliki dampak secara tidak langsung

terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien

jalur sebesar 0.000 = 0.000 yang artinya desentralisasi fiskal tidak

meningkatkan maupun menurunkan pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

di Propinsi Jawa Tengah.

2. Desentralisasi fiskal memiliki dampak secara tidak langsung terhadap

tenaga kerja terserap. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien jalur sebesar

0.0127 > 0.000 yang artinya desentralisasi fiskal secara tidak langsung

akan menaikkan jumlah penyerapan tenaga kerja kabupaten/kota di

Propinsi Jawa Tengah.

Page 74: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

3. Pertumbuhan Ekonomi tidak memiliki dampak secara tidak langsung

terhadap tenaga kerja terserap. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien jalur

sebesar 0.000 = 0.000 yang artinya pertumbuhan ekonomi tidak

meningkatkan maupun menurunkan jumlah tenaga kerja terserap

kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah.

4. Desentralisasi fiskal memiliki dampak secara tidak langsung terhadap

jumlah penduduk miskin. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien jalur

sebesar -0.0139 > 0.000 yang artinya desentralisasi fiskal secara tidak

langsung akan menurunkan jumlah penduduk miskin kabupaten/kota di

Propinsi Jawa Tengah.

5. Pertumbuhan Ekonomi tidak memiliki dampak secara tidak langsung

terhadap jumlah penduduk miskin. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien

jalur sebesar 0.000 = 0.000 yang artinya pertumbuhan ekonomi tidak

meningkatkan maupun menurunkan jumlah penduduk miskin

kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah.

7. Pengaruh Total

Pengaruh total merupakan penjumlahan pengaruh langsung dan

tidak langsung antar variabel, yaitu variabel eksogen dan variabel

endogen. Tabel 4.7 menyajikan hasil standardized total effect yang terjadi

di antara variabel- variabel laten eksogen dan endogen.

Page 75: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Table 4.7

Pengaruh Total

Pengaruh Total Variabel Eksogen

DF PE PM TK

Variabel

Endogen

PE 0.171 0.000 0.000 0.000

TK 0.228 0.081 0.000 0.000

PM -0.424 -0.074 0.000 0.000

Sumber : BPS. Provinsi Jawa Tengah 2004-2010, diolah

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Desentralisasi fiskal memiliki pengaruh total terhadap pertumbuhan

ekonomi. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien jalur sebesar 0.171 (lebih

besar dari 0.000 dan positif) yang artinya dengan pelaksanaan

desentralisasi fiskal, secara total akan meningkatkan pertumbuhan

ekonomi kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah.

2. Desentralisasi fiskal memiliki pengaruh total terhadap tenaga kerja

terserap. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien jalur sebesar 0.1228 (lebih

besar dari 0.000 dan positif) yang artinya dengan pelaksanaan

desentralisasi fiskal, secara total akan meningkatkan jumlah tenaga kerja

terserap kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah.

3. Pertumbuhan Ekonomi memiliki pengaruh total terhadap tenaga kerja

terserap. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien jalur sebesar 0.081 (lebih

besar dari 0.000 dan positif) yang artinya pertumbuhan ekonomi secara

total akan meningkatkan jumlah tenaga kerja terserap kabupaten/kota di

Propinsi Jawa Tengah.

4. Desentralisasi fiskal memiliki pengaruh total terhadap jumlah penduduk

miskin. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien jalur sebesar -0.424 (lebih

Page 76: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

kecil dari 0.000 dan negatif) yang artinya dengan pelaksanaan

desentralisasi fiskal, secara total akan menurunkan jumlah penduduk

miskin kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah.

5. Pertumbuhan Ekonomi memiliki pengaruh total terhadap jumlah penduduk

miskin sebesar -0.074 (lebih kecil dari 0.000 dan negatif) yang artinya

pertumbuhan ekonomi secara total akan menurunkan jumlah penduduk

miskin kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah.

D. Pembahasan

1. Pengaruh Desentralisasi Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan ekonomi

dari waktu ke waktu dan menyebabkan pendapatan nasional riil berubah.

Tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukkan presentase kenaikan

pendapatan nasional riil pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan

pendapatan nasional riil pada tahun sebelumnya (Sukirno,2004).

Berdasarkan hasil analisis, desentralisasi fiskal memiliki dampak

secara langsung dan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di

Propinsi Jawa Tengah. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan

desentralisasi fiskal terbukti secara langsung dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi. Disamping itu, dari hasil estimasi antara

desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota

Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa desentralisasi fiskal

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Page 77: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Semakin tinggi desentralisasi fiskal maka pertumbuhan ekonomi

meningkat secara signifikan. Pengaruh positif menunjukkan bahwa

semakin besar penerimaan daerah akan semakin meningkatkan

pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Karena dengan semakin

besarnya share penerimaan daerah akan memudahkan bagi pemerintahan

daerah untuk melaksanakan pembangunan-pembangunan ekonomi yang

dapat meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, sehingga pertumbuhan

ekonomi pun akan semakin meningkat. Hasil studi ini mendukung temuan

empiris Akai dan Sakata (2002), dan Hadi (2009) yang menyimpulkan

bahwa Desentralisasi Fiskal mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi.

Selanjutnya, teori lain menunjukan bahwa desentralisasi dapat

mempengaruhi stabilitas makroekonomi, yang mana akan mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi, sehingga didapat hubungan yang negatif antara

pertumbuhan ekonomi dan desentralisasi. Negara sedang berkembang

(NSB) memiliki sitem kelembagaan dan perekonomian yang berbeda

dengan negara berkembang (NB), sehingga negara sedang berkembang

tidak akan mendapat keuntungan dari desentralisasi. Hal ini terjadi karena

susunan kelembagaan di negara-negara sedang berkembang tidak perlu

memberikan sub insentif kepada pemerintah untuk menggunakan

keuntungan informasi dalam merespon tindakan yang dilakukan. Alasan

lain adalah karena pemerintah daerah di negara-negara sedang

berkembang tidak memiliki sumber daya ekonomi yang cukup, seperti

Page 78: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

misalnya pegawai pemerintah yang terlatih dalam mengelola anggaran

yang lebih besar.

2. Pengaruh Desentralisasi Fiskal terhadap Tenaga Kerja Terserap

Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja adalah

faktor positif yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga

kerja yang lebih besar berarti akan meningkatkan tenaga kerja produktif,

sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti meningkatkan

ukuran pasar domestiknya. Peningkatan jumlah angkatan kerja dan

penduduk bukan berarti tanpa masalah. Pengangguran dan kemiskinan

menjadi masalah utama kependudukan. Pemerintah pusat melalui

desentralisasi fiskal memiliki tujuan agar pemerintah daerah memiliki

motivasi dan fokus dalam penuntasan masalah pengangguran.

Berdasarkan hasil estimasi penelitian, desentralisasi fiskal

berpengaruh positif, memiliki efek langsung terhadap tenaga kerja

terserap, namun tidak signifikan. Desentralisasi terbukti meningkatkan

penyerapan tenaga kerja dan mengurangi pengangguran di Jawa Tengah,

akan tetapi pengurangan pengangguran tidak signifikan. Artinya walau

pengangguran di Jawa Tengah telah berkurang, namun jumlah

pengangguran di Jawa tengah masih saja tinggi. Investasi langsung yang

dilakukan pemerintah daerah belum sepenuhnya tepat sasaran.

Desentralisasi fiskal harusnya meningkatkan pengeluaran pemerintah.

Pengeluaran pemerintah tersebut digunakan untuk membangun proyek-

Page 79: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

proyek yang bersifat padat karya dan meningkatkan kualitas sumber daya

manusia. Namun kenyataannya hingga kini masih tersedia banyak sumber

daya manusia yang berkualitas rendah di Jawa Tengah.

Investasi pemerintah daerah termasuk dalam alokasi belanja APBD

yang berpengaruh langsung terhadap tenaga kerja terserap. Investasi

terhadap pendidikan dan kesehatan dapat memperbaiki kualitas pendidikan

dan pelayanan kesehatan sehingga seharusnya meningkatkan penyerapan

tenaga kerja. Investasi pendidikan dapat berupa sekolah gratis, pelatihan-

pelatihan keterampilan dan seminar-seminar. Investasi kesehatan dapat

berupa perbaikan pelayanan-pelayanan kesehatan di rumah sakit daerah

dan puskesmas-puskesmas.

Pemerintah daerah dapat membantu pemilik usaha kecil dan

menengah (UKM) untuk mengembangkan usahanya melalui Bank

Perkreditan Rakyat (BPR). UKM yang berkembang menjadi besar

membutuhkan lebih banyak tenaga kerja dan juga terampil. BPR selama

dikenal memiliki bunga kredit yang tinggi. Desentralisasi fiskal

memotivasi pemerintah daerah untuk mengeluarkan kebijakan untuk

menurunkan tingkat suku bunga kredit.

Efek tidak langsung desentralisasi fiskal terhadap tenaga kerja

terserap adalah dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan stabilitas perekonomian yang

akan mendorong investasi swasta. Dari hasil estimasi antara pertumbuhan

ekonomi terhadap tenaga kerja teserap di kabupaten/kota Provinsi Jawa

Page 80: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tengah menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif

namun tidak signifikan terhadap tenaga kerja teserap. Hal ini menunjukkan

bahwa semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, maka akan semakin banyak

tenaga kerja teserap di berbagai sektor/lapangan usaha, namun

penyerapannya tidak signifikan.

Tidak signifikannya pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap

tenaga kerja teserap dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain

masih terbatasnya sumber daya manusia yang ber-skill, serta aktifitas

ekonomi yang masih berfokus pada sektor-sektor tertentu, misalnya sektor

industri. Pada prinsipsinya sebuah perusahaan tidak mau mengambil

resiko rugi dengan menerima SDM yang tidak berkompeten. Namun

berdasarkan data BPS, rasio penyenyam pendidikan tinggi (sarjana)

jumlahnya masih sangat sedikit apabila dibandingkan dengan penyenyam

pendidikan rendah (putus sekolah). Keterbatasan jumlah perusahan

dibanding dengan jumlah pencari kerja yang tidak seimbang, di dukung

dengan masih banyaknya SDM yang kurang berkompreten, tentulah akan

menciptakan pengangguran.

Faktor lain yang menyebabkan desentralisasi fiskal melalui

pertumbuhan ekonomi tidak signifikan menyerap tenaga kerja adalah

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah ini lebih rendah dari

pertumbuhan jumlah tenaga kerja per tahunnya. PDRB di Provinisi Jawa

Tengah ini dapat diasumsikan lebih banyak diserap untuk belanja rutin

daripada untuk di investasikan atau digunakan untuk pembangunan.

Page 81: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Hasil studi ini tidak mendukung studi Hadi (2009). Dari hasil

studinya disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang dipicu oleh

pengeluaran pemerintah dan swasta, berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kesempatan kerja. Untuk menyerap besarnya laju pertumbuhan

tenaga kerja yang cenderung meningkat diperlukan upaya-upaya yang

mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi, baik oleh

pemerintah daerah maupun pihak swasta.

3. Pengaruh Desentralisasi Fiskal terhadap Jumlah Penduduk Miskin

Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang

mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap

masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar

akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan,

serta pengentasan kemiskinan. Pembangunan harus mencerminkan

perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara

keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan

keinginan individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di

dalamnya untuk bergerak maju menuju suatru kondisi kehidupan yang

serba lebih baik, secara material maupun spiritual (Todaro, 2003).

Distribusi pendapatan yang baik adalah yang makin merata. Tetapi

tanpa adanya pertumbuhan ekonomi, yang terjadi adalah pemerataan

kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi hanya akan menghasilkan perbaikan

distribusi pendapatan bila memenuhi setidak-tidaknya dua syarat, yaitu

Page 82: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan produktivitas. Dengan

meluasnya kesempatan kerja, akses rakyat untuk memperoleh penghasilan

makin besar.

Berdasarkan hasil analisis, desentralisasi fiskal berpengaruh positif

namun tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pelaksanaan

desentralisasi fiskal akan dapat mengurangi jumlah penduduk miskin.

Desentralisasi fiskal dapat mempengaruhi kemiskinan secara langsung

yaitu penyediaan berbagai fasilitas pelayanan publik.

Peningkatan pelayanan publik akan menentukan dinamika aktivitas

sektor tersier, meningkatnya kualitas sumber daya manusianya, dan

keunggulan lokasi (punya daya saing). Jika kota didorong memiliki daya

saing dan warganya berkualitas, maka pelayanan publik merupakan

komponen penting dalam menata kota. Salah satu aspek utama dari

kemiskinan adalah kurangnya keamanan, yang dapat berhubungan dengan

keuangan atau keamanan politik. Orang yang miskin identik dengan

ketidak mampuan memenuhi kebutuhan hidup wajar dan tidak memiliki

lahan untuk usaha. Desentralisasi fiskal dengan arah kebijakan fiskal

daerah yang jelas dapat diarahkan langsung untuk menyentuh bagian-

bagian dari kemiskinan.

Estimasi antara pertumbuhan ekonomi terhadap jumlah penduduk

miskin di kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah memberikan hasil yang

menunjukkan bahwa pelaksanaan desentralisasi fiskal melalui peningkatan

aktivitas pertumbuhan ekonomi (variabel mediasi) berpengaruh positif

Page 83: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

namun tidak signifikan terhadap pengurangan jumlah penduduk miskin.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, maka

akan dapat mengurangi jumlah penduduk miskin, namun pengurangannya

tidak signifikan.

Pengaruh pertumbuhan ekonomi yang tidak signifikan terhadap

jumlah penduduk miskin dapat disebabkan karena belum optimalnya

pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh daerah-daerah di Jawa Tengah

serta masih banyaknya pengangguran. Orang yang menganggur tidak

memiliki pendapatan, namun terus melakukan pengeluaran untuk bertahan

hidup seperti makan,dll. Itulah sebabnya penguragan penduduk miskin

tidak signifikan. Hasil studi ini kurang mendukung temuan studi yang

dilakukan oleh Hadi (2009) yang menyimpulkan bahwa pertumbuhan

ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah penduduk

miskin di Jawa Tengah.

Page 84: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil studi dan pembahasan tentang pengaruh

desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk miskin

serta penyerapan tenaga kerja di kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Desentralisasi fiskal memiliki hubungan yang positif dan signifikan

terhadap laju pertumbuhan ekonomi di daerah kabupaten/kota di Propinsi

Jawa Tengah. Dampak langsung antara desentralisasi fiskal dan

pertumbuhan ekonomi sebesar 0.171, sedangkan dampak tidak

langsungnya sebesar 0.000.

2. Desentralisasi fiskal memiliki hubungan positif namun tidak signifikan

terhadap tenaga kerja terserap kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah.

Dampak langsung antara desentralisasi fiskal dan tenaga kerja terserap

sebesar 0.0241, sedangkan dampak tidak langsungnya sebesar 0.0127.

3. Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan positif namun tidak signifikan

terhadap tenaga kerja terserap kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah.

Dampak langsung antara pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja terserap

sebesar 0.074, sedangkan dampak tidak langsungnya sebesar 0.000.

4. Desentralisasi fiskal memiliki hubungan positif namun tidak signifikan

terhadap jumlah penduduk miskin kabupaten/kota di Propinsi Jawa

Page 85: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tengah. Dampak langsung antara desentralisasi fiskal dan jumlah

penduduk miskin sebesar -0.438, sedangkan dampak tidak langsungnya

sebesar -0.0139.

5. Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan positif namun tidak signifikan

terhadap jumlah penduduk miskin kabupaten/kota di Propinsi Jawa

Tengah. Dampak langsung antara Pertumbuhan ekonomi dan jumlah

penduduk miskin sebesar -0.081, sedangkan dampak tidak langsungnya

sebesar 0.000.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dihasilkan dalam studi ini, maka

disampaikan beberapa saran yang diharapkan berguna untuk kepentingan

praktis dan penelitiaan selanjutnya, yaitu:

1. Pemerintah Daerah masing-masing kabupaten/kota di Propinsi Jawa

Tengah harus memaksimalkan peranan desentralisasi fiskal untuk

dapat lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya masing-

masing. Dalam era desentralisasi fiskal, daerah dapat melakukan

fungsinya secara lebih efektif dan efisien, jadi diharapkan pemerintah

daerah mampu meningkatkan kapasitas fiskalnya melalui

pengembangan aktivitas ekonomi berbasis komoditi unggulan daerah,

serta melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan asli

daerah.

Page 86: TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, …/Analisis... · Malaikat tak bersayapku : ... tentu manusia dikaruniai dua mulut dan satu ... Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

2. Pemerintah Daerah masing-masing kabupaten/kota di Propinsi Jawa

Tengah, harus menumbuhkan lapangan kerja yang baru agar

penyerapan jumlah tenaga kerja dapat terus meningkat tiap tahunnya,

dan produktifitas marjinal tenaga kerja tidak menurun bahkan sampai

mencapai titik negatif. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah

dapat mengadakan program-program pelatihan/penyuluhan skill untuk

mencetak sumber daya manusia yang lebih berkualitas.

3. Untuk mengurangi kemiskinan, pemerintah dapat memfokuskan arah

pembangunan. Yang pertama, menjaga stabilitas harga bahan

kebutuhan pokok. Kedua, mendorong pertumbuhan yang berpihak

pada rakyat miskin. Ketiga, menyempurnakan dan memperluas

cakupan program pembangunan berbasis masyarakat. Keempat,

meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar. Dan

kelima, membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial

pada rakyat miskin.

Peneliti labih lanjut terkait dengan tema ini, diharapkan dapat memperluas

daerah penelitian serta periode waktu yang lebih lama, serta teori-teori yang lebih

baru, sehingga akan memperluas dalam kajian analisis dan ketajaman

implikasinya.