bab i pendahuluan 1.1. latar belakang - badungkab.go.id 2014.pdfbab i pendahuluan 1.1. latar...
TRANSCRIPT
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
1
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemerintah Kabupaten Badung merupakan bagian integral dari pemerintah
pusat yang merupakan perpanjangan tangan dalam melaksanakan fungsi-fungsi
kepemerintahan termasuk didalamnya dalam pelaksanaan pembangunan secara
berkelanjutan dengan menggunakan sumber daya yang ada secara proforsional
sehingga dapat memberikan dampak yang optimal untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat dengan tetap mempertimbangkan dan menjaga kelestarian dan
keseimbangan alam secara bijaksana sehingga dapat mengurangi dampak atau ekses
yang bersifat negative yang ditimbulkan akibat pembangunan yang tidak
mempertimbangkan prinsip-prinsip keseimbangan sosial, ekonomi dan Budaya.
Dalam rangka melaksanakan proses pembangunan pemerintah Kabupaten
Badung tetap mengacu dan dilandasi oleh keberadaan historis, kearifan lokal dan
kondisi sosial masyarakat Kabupaten Badung yang tertuang dalam Motto Cura
Dharma Raksaka. Bertitik tolak dari motto tersebut Pemerintah Kabupaten Badung
menyepakati landasan-landasan yang dipakai sebagai acuan dalam pelaksanaan
pembangunan yang tertuang dalam Visi Melangkah Bersama Membangun Badung
Yang Shanti dan Jagadhita Berlandaskan Tri Hita Karana dan 9 Misi yang
dikelompokkan menjadi 3 fungsi antara lain 1. Fungsi Parahyangan, 2. Fungsi
Pawongan, 3. Fungsi Palemahan.
Dalam pelaksanaan fungsi kepemerintahan, Pemerintah Kabupaten Badung
dalam rangka mempercepat proses pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran
yang dinginkan ditopang oleh lembaga, instansi yang masing-masing mempunyai
fungsi yang diamanatkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kantor
Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung merupakan salah satu instansi yang
menjalankan fungsi pembangunan dalam bidang Pemberdayaan Perempuan yang
dalam pelaksanaan tetap mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dan Rencana Stratejik yang merupakan dokumen pembangunan
lima tahunan.
Pembangunan merupakan suatu proses berkelanjutan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menggunakan berbagai sumber daya
yang ada baik yang bersifat material dan non material sehingga membutuhkan adanya
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
2
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
kemampuan pengelolaan yang optimal demi terselenggaranya Clean Government
dan Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintah untuk
mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai
tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Sehubungan dengan hal tersebut
diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat,
jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, bersih dan bertanggungjawab
serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Pada zaman globalisasi dan era transparansi saat ini, pemerintah daerah
memiliki tanggungjawab yang sangat besar dan harus mampu menjadi derigen
pembangunan baik di sektor swasta dan segenap komponen masyarakat sehingga
dampak daripada pembangunan dapat dirasakan secara merata keberbagai lapisan
masyarakat. Untuk bisa mewujudkan hal tersebut suatu keharusan bagi pemerintah
untuk terus melakukan regulasi, deregulasi, debirokrasi, rekapitalisasi, reposisi,
relokasi dan restrukturisasi berbagai aspek penyelenggaraan pemerintahan untuk
mewujudkan iklim usaha yang lebih kondusif dan kehidupan masyarakat yang lebih
nyaman dan sejahtera.
Untuk menggerakkan segenap potensi pembangunan yang ada di daerah,
sesuai dengan kewenangan dan fungsi dalam penyelenggaraan otonomi daerah
hendaknya dilakukan secara terencana dan terukur. Oleh karena itu, diperlukan
perencanaan pembangunan terintegrasi melalui penjabaran tugas dan fungsi masing-
masing lembaga, yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah Kabupaten
Badung dalam melaksanakan visi, misi, program dan kegiatan sebagai suatu proses
untuk menentukan tindakan pemecahan permasalahan masa depan yang tepat,
sistimatis, terarah, terpadu, menyeluruh senantiasa tanggap terhadap perubahan dan
tantangan yang semakin berat.
Terwujudnya suatu tata pemerintahan yang baik dan akuntabel merupakan
harapan semua pihak. Berkenaan dengan harapan tersebut diperlukan pengembangan
dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur legitemate
sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara
berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN). Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor
28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme, maka di terbitkan INPRES Nomor 7 tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Salah satu pasal dalam undang-undang
tersebut menyatakan bahwa azas-azas umum penyelenggaraan negara meliputi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
3
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
kepastian hukum, azas tertib penyelenggaraan negara, azas kepentingan umum, azas
keterbukaan, azas proporsionalitas dan profesionalitas serta akuntabilitas. Azas
akuntabilitas adalah setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara
negara harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap Kepala SKPD Pemerintah
Daerah. diminta untuk menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) SKPD kepada Bupati, sebagai perwujudan kewajiban suatu
instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir tahun
anggaran.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) SKPD dibuat
dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
serta pengelolaan sumberdaya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada
setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Satuan Kerja Pemerintah
Daerah (LAKIP SKPD) juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai kinerja dan
alat pendorong terwujudnya good governance. Dalam perspektif yang lebih luas,
maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Satuan Kerja Pemerintah
Daerah (LAKIP SKPD) berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik.
Semua hal tersebut memerlukan dukungan dan peran aktif seluruh masyarakat.
Bertitik tolak dari RPJM Kabupaten Badung Tahun 2011–2015, Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Badung dan Inpres Nomor 7 Tahun
1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta memperhatikan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Nomor 29
Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, penyusunan LAKIP SKPD Tahun 2014
berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen
penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut disajikan
berupa informasi mengenai pencapaian sasaran RPJMD, realisasi pencapaian
indikator sasaran disertai dengan penjelasannya yang memadai atas kinerja dan
perbandingan capaian indikator kinerja. Dengan demikian, Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah Satuan Kerja Pemerintah Daerah (LAKIP SKPD) Kantor
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
4
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung yang menjadi bagian laporan
kemajuan penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Badung kepada Bupati ini telah
disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. Realisasi yang dilaporkan
dalam LAKIP SKPD ini merupakan hasil kegiatan Tahun 2014.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dan Dalam lampiran Instruksi Presiden
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 Tanggal 15 juni 1999 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah disebutkan bahwa Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah Satuan Kerja Pemerintah Daerah (LAKIP SKPD)
Tahunan disampaikan kepada Bupati sebagai bahan penyusunan LAKIP Pemerintah
Kabupaten Badung.
Pelaksanaan penyusunan LAKIP SKPD Kantor Pemberdayaan Perempuan
Kabupaten Badung Tahun 2014 dengan memperhatikan peraturan perundang-
undangan yang melandasi pelaksanaan LAKIP, yaitu :
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir , UU No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
7. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
5
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
10. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 perubahan atas Peraturan Daerah
Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Badung Tahun 2011-2015;
11. Peraturan Bupati Badung Nomor 54 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Bupati Badung Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Indikator Kinerja Utama
(IKU) di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Badung;
12. Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Badung Tahun Anggaran 2014.
1.2. Gambaran Umum Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung
Adapun visi Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung Tahun
2011–2015 sebagai berikut :
“Terwujudnya Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) Kesejahteraan dan
Perlindungan Anak (KPA) dalam Berkeluarga, Bermasyarakat, Berbangsa dan
Bernegara ”.
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, maka perlu dituangkan dalam
bentuk misi yang dapat memberikan arah, tujuan yang ingin dicapai dan
memberikan fokus terhadap program yang akan dilaksanakan serta untuk
menumbuhkan partisipasi semua pihak. Untuk dapat mengantisipasi kondisi dan
permasalahan yang ada serta memperhatikan tantangan kedepan dengan
mempertimbangkan peluang yang dimiliki untuk mewujudkan partisipasi
masyarakat serta memberikan pelayanan di bidang Pemberdayaan perempuan dan
Perlindungan Anak maka rumusan misi Kantor Pemberdayaan Perempuan
Kabupaten Badung dalam pencapaian misi 2014 ditetapkan, antara lain :
1. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian lembaga dan organisasi
perempuan.
2. Meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat di berbagai bidang
startegis.
3. Meningkatkan kesejahteraan, perlindungan anak dan perlindungan Perempuan.
4. Menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan dalam
rangka memberikan kepastian operasional dan keterkaitan terhadap peran masing-
masing misi adalah :
Terwujudnya peningkatan peranan perempuan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
6
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
Terwujudnya perlindungan perempuan dan anak
Menurunnya kesenjangan pembangungan antara laki-laki dan perempuan
Terwujudnya pemenuhan hak anak
Dalam hal ini Sasaran Program dan Kegiatan yang akan dicapai oleh Kantor
Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung :
Meningkatnya peranan perempuan
Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak
Menurunnya kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan
laki-laki
Meningkatnya pemenuhan hak anak
Untuk itu agar dapat mewujudkan kerangka pembangunan tersebut dalam kurun
waktu lima tahun kedepan, maka ditetapkan beberapa strategi yaitu :
1. Meningkatkan kemampuan dan kemadirian lembaga dan organisasi
perempuan.
2. Meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat di berbagai bidang
strategis.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak.
4. Menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan.
5. Menegakkan HAM bagi perempuan.
6. Meningkatkan Pemenuhan Hak Anak.
Adapun arah kebijakan Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung
periode 2011-2015, diarahkan pada beberapa sasaran pokok meliputi :
1. Terwujudnya peningkatan peranan perempuan
2. Terwujudnya kualitas hidup keluarga dan masyarakat.
3. Terwujudnya perlindungan perempuan dan anak
4. Terwujudnya pembangunan yang responsif gender
5. Terwujudnya penegakan HAM bagi perempuan.
6. Terwujudnya pemenuhan hak anak
Keberhasilan program yang dilakukan sangat erat kaitannya dengan kebijakan
instansi. Dalam rangka itu Program Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
Badung 5 (lima) tahun mendatang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
Kegiatan :
- Pembinaan dan Evaluasi GSI-B
- Lomba Pengelola Bina Keluarga Balita (BKB)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
7
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
- Pelatihan POKJA BKB tingkat Kecamatan dan Desa/Kelurahan.
- Lomba pengelola Bina Keluarga Balita (BKB).
- Peringatan hari Anak Nasional
- Pengembangan Kabupaten Layak Anak
- Sosialisasi HIV AIDS.
- Sosialisasi Penyelesaian Kasus dengan Pendekatan (Restorative ).
- Pembinaan Simulasi pola Asuh Anak Dalam Keluarga dan Penghapusan
Kekerasan dalam Rumah tangga di Kabupaten Badung.
- Sosialisasi Kabupaten Layak Anak (KLA).
- Pelatihan KHA Bagi Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak (KLA).
- Forum Anak Daerah Kabupaten Badung.
- Sosialisasi Telepon Sahabat Anak (TESA).
- Pengadaan Alat Permainan Edukatif (APE)
2. Program Penguatan Kelembagaan Pengahurusutamaan Gender (PUG)
Kegiatan :
- Seleksi Tokoh Perempuan.
- Penyusunan Statistik Analisis Gender
- Penilaian Perkembangan Kemajuan Pelaksanaan Program dan Kegiatan PP
dan PUG Anak di masing-masing Kabupaten/Kota
- Penyusunan Indeks Pembangunan Gender Kabupaten Badung.
- Fasilitasi Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan
dan Anak (P2TP2A)
- Pelatihan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender
- Sosialisasi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
3. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
Kegiatan :
- Sosialisasi Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga
- Sosialisasi Pencegahan Terjadinya Tindak Pidana Perdagangan Orang
(Trafiking)
- Peringatan Hari Ibu Tahun 2014
4. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan
Kegiatan :
- Pembinaan dan Evaluasi Kader P2WKSS
1.3. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
8
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
Sumber daya manusia merupakan salah satu kunci untuk mencapai
keberhasilan dalam melakukan Tugas Pokok dan Fungsi. Jumlah pegawai pada
Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung :
1. Kepala Kantor 1 (satu) orang
2. Ka. Sba Bag. Tata Usaha 1 (satu) orang
3. Kepala Seksi 3 (tiga) orang
4. Staf 27 (dua puluh tujuh) orang
Klasifikasi pendidikan Pegawai pada Kantor Pemberdayaan Perempuan
Kabupaten Badung :
1. Tingkat pendidikan S2 ada 2 (dua) orang
2. Tingkat pendidikan S1 ada 7 (tujuh) orang
3. Tingkat pendidikan Sarjana Muda ada 2 (dua) orang
4. Tingkat pendidikan SLTA/sederajat ada 21 (dua puluh satu) orang
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Pembentukan
Susunan dan Tata Kerja Perangkat Daerah serta diikuti dengan Peraturan Bupati
Nomor 39 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Lembaga Teknis Daerah yang
merupakan penjabaran dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 disebutkan
bahwa tugas pokok Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung adalah:
“Melayani Masyarakat Kabupaten Badung di Bidang Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak ”.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kantor Pemberdayaan Perempuan
mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :
1. Menyusun Rencana dan Program di bidang Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak serta peningkatan kesejahteraan berdasarkan Peraturan
Bupati Nomor 35 Tahun 2008, sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan
yang berlaku.
2. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi Program Peningkatan Kualitas
Hidup Perempuan (PKHP) di bidang Pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial
dan budaya serta lingkungan untuk mengetahui perkembangan, permasalahan
dan hambatan serta mencari jalan keluar pemecahannya.
3. Menyelenggarakan kerjasama di bidang Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak dengan instansi lain di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Badung.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
9
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
4. Menyiapkan bahan untuk mengadakan kerjasama dengan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Propinsi, Kabupaten/Kota, lembaga-lembaga sosial dan
organisasi wanita dalam rangka pelaksanaan penyuluhan dan pembinaan terhadap
kaum perempuan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
5. Pengelolaan barang milik/kekayaanNegara yang menjadi tanggungjawabnya.
6. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan
fungsinya kepada Bupati Kepala Daerah.
7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
8. Koordinasi merupakan segala usaha untuk mengadakan hubungan dan kerjasama
atas dasar hubungan fungsional dengan instansi/unit kerja terkait guna kelancaran
pelaksanaan tugasnya.
9. Pengawasan merupakan segala usaha dan kegiatan untuk melaksanakan
pengamanan, pengendalian teknis dan pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan
perencanaan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dengan tugas pokok dan fungsi sebagaimana tersebut di atas dan adanya
paradigma baru dalam perencanaan pembangunan yang sejalan dengan mandat
Instruksi Presiden nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, maka Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung menyusun
Rencana Strategis Unit Kerja Kabupaten Badung sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan - kegiatannya dalam rentang waktu 2011 – 2015.
Sesuai Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan
dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Badung, susunan organisasi Kantor
Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung, terdiri dari :
1. Kepala Kantor
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
3. Kepala Seksi Pengharusutamaan Gender
4. Kepala Seksi Penyuluhan dan Pembinaan
5. Kepala Seksi Bina Ketrampilan Perempuan
Selanjutnya Bagan dan Susunan Organisasi Kantor Pemberdayaan Perempuan
Kabupaten Badung dapat dilihat dalam gambar 1.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
10
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
Gambar 1
Bagan Susunan Organisasi Kantor Pemberdayaan Perempuan
SUB.BAGIAN
TATA USAHA
SEKSI BINA
KETRAMPILAN
PEREMPUAN
SEKSI
PENYULUHAN
DAN PEMBINAAN
SEKSI
PENGARUSUTAMAAN
GENDER
KEPALA KANTOR
PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
11
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis
Perencanaan merupakan salah satu komponen/unsur management yang
mempunyai peranan yang sangat menentukan keberhasilan dalam proses
pembangunan dan pelaksanaan program-program yang menjadi kebijakan
pemerintah. Dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dimana dalam Undang-
Undang tersebut ditetapkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan
rencana pembangunan dalam jangka panjang, menengah dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintahan di pusat dan daerah dengan
melibatkan masyarakat.
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis
merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar
mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional, global dan tetap
berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, instansi
pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang,
dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.
Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilaksanakan melalui
pembangunan secara berkelanjutan, optimalisasi sumber daya dan meningkatkan
peran serta masyarakat dalam pembangunan untuk menggerakkan potensi
pembangunan daerah sesuai dengan kewenangan dan kewajiban dalam
penyelenggaraan otonomi daerah hendaknya dilakukan secara terencana dan
terukur. Pembangunan yang berdaya guna dan berhasil guna akan dapat diwujudkan
apabila didahului oleh adanya perencanaan yang terpadu, baik perencanaan jangka
panjang, jangka menengah dan perencanaan tahunan.
Sebagai kerangka perencanaan jangka panjang dijabarkan dengan perencanaan
jangka menengah melalui penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) SKPD Kabupaten Badung Tahun 2011-2015 sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Perda Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2011 tentang RPJMD Kabupaten Badung
Tahun 2010-2015. Penjabaran lebih lanjut dalam perencanaan tahunan di tuangkan
dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2014.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
12
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Kabupaten Badung Tahun 2014 ini, mengacu pada Peraturan Daerah
Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Badung Tahun 2011–2015, Peraturan Bupati
Badung Nomor 54 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Badung
Nomor 1 Tahun 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Badung, Review Rencana Kinerja Tahun 2014, serta Review
Penetapan Kinerja Tahun 2014.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Badung Tahun 2011–2015 merupakan dokumen perencanaan strategis yang disusun
dan dirumuskan setiap 5 (lima) Tahun yang merupakan perencanaan jangka
menengah yang menggambarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan
Daerah. Dan secara sistematis mengedepankan isu–isu lokal, yang diterjemahkan
kedalam bentuk strategis kebijakan dan rencana pembangunan yang terarah, efektif
dan berkesinambungan sehingga dapat diimplementasikan secara bertahap sesuai
dengan skala prioritas dan kemampuan anggaran pembiayaan.
2.2. Rencana Kinerja
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai
penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis,
yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan.
Penyusunan rencana kinerja dilaksanakan seiring dengan agenda penyusunan dari
kebijakan anggaran serta merupakan komitmen instansi untuk mencapainya dalam
tahun tertentu.
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kantor Pemberdayaan
Perempuan (RPJM SKPD) Kabupaten Badung Tahun 2011-2015 merupakan
dokumen perencanaan tahunan sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang memuat informasi tentang sasaran yang
ingin dicapai oleh Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung dalam tahun
bersangkutan, indikator kinerja sasaran serta rencana capaian/target. Secara rinci
dapat dilihat pada tabel 2.1.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
13
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
Tabel 2.1
Rencana Kinerja Tahunan Kantor Pemberdayaan Perempuan
Kabupaten Badung Tahun 2014
No.
Sasaran Indikator Kinerja Target
1 Meningkatnya peranan
perempuan
- Persentase peningkatan jumlah
kelompok usaha perempuan
650 KK
2 Meningkatnya
perlindungann
perempuan dan anak
- Jumlah penanganan kasus KDRT 25 kasus
- Persentase penanganan kasusu
KDRT yang terselesaikan
800 orang
3 Menurunya
kesenjangan
pencapaian
pembangunan antara
perempuan dan laki-
laki
- Angka IPG 75.45
4 Meningkatnya
pemenuhan hak anak
- Predikat dalam evaluasi Kabupaten
Layak Anak (KLA)
Predikat
Tk
Nindya
2.3. Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan
kesepakatan/perjanjian, kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target
yang ingin dicapai berdasarkan rencana kerja yang dimiliki dengan memperhatikan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik. Perjanjian kinerja
yang ingin dicapai Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung Tahun 2014
ditetapkan dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif dan akuntabel.
Penyusunan Dokumen Perjanjian Kinerja agar memperhatikan : Kontrak Kinerja
antara Presiden dengan Menteri; Dokumen Perencanaan Jangka Menengah;
Dokumen Perencanaan Kinerja Tahunan; Dokumen Penganggaran dan atau
Pelaksanaan Anggaran.
Dokumen Perjanjian Kinerja dimanfaatkan oleh setiap pimpinan instansi
pemerintah untuk memantau atau mengendalikan pencapaian kinerja organisasi;
melaporkan capaian realisasi kinerja dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah menilai keberhasilan organisasi. Dokumen Perjanjian Kinerja
mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta target
kinerja dan anggaran. Dokumen Penetapan Kinerja Kantor Pemberdayaan Perempuan
Kabupaten Badung tahun 2014 dapat diuraikan dalam tabel 2,2 sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
14
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
Tabel 2.2
Perjanjian Kinerja Kantor Pemberdayaan Perempuan
Kabupaten Badung Tahun 2014
MISI 1 Meningkatkan kemapuan dan kemandirian lembaga dan organisasi perempuan
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target
1. Meningkatnya peranan
perempuan
Persentase peningkatan
jumlah kelompok usaha
perempuan
KK 650KK
MISI 2 Meningkatnya kualitas hidup keluarga dan masyarakat di berbagai bidang strategis
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target
1. Meningkatnya
perlindungan perempuan
dan anak
Persentase penanganan kasus
KDRT yang terselesaikan
kasus 25 kasus
MISI 3 Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target
1. Menurunnya kesenjangan
pencapian pembangunan
antara perempuan dan
laki-laki
Angka IPG - 75,45
MISI 4 Menghapus segala bentuk dsikriminasi terhadap perempuan
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target
1. Meningkatnya
pemenuhan hak anak
Predikat dalam evaluasi
Kabupaten Layak Anak
setahun Predikat Tk
Nindya
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
15
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA DAN KEUANGAN
Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial
dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada
tiap bidang yang mempunyai tugas dan fungsi sesuai amanat dari peraturan perundangan
yang menjadi dasar pelaksanaan. Masing-masing bidang atau individu pada setiap jajaran
aparatur bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan pada bidangnya yang telah
direncanakan dalam rencana kerja tahunan. Konsep inilah yang membedakan adanya
kegiatan yang terkendali dengan kegiatan yang tidak terkendali. Kegiatan-kegiatan yang
terkendali merupakan kegiatan yang secara nyata dapat dikendalikan oleh seseorang atau
suatu pihak. Ini berarti, kegiatan tersebut benar-benar direncanakan, dilaksanakan dan
dinilai hasilnya oleh pihak yang berwenang.
Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, melalui media pertanggungjawaban yang
dilaksanakan dalam dunia birokrasi, akuntabilitas instansi pemerintah merupakan
perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan
atau kegagalan misi instansi yang bersangkutan.
Sesuai amanat Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan dan Pemberantasan
Korupsi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang lebih menjamin
adanya keseimbangan dan wujud nyata akuntabilitas kepada masyarakat, selain itu juga
menunjukkan upaya pertanggungjawaban sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
Dengan demikian sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah khususnya
Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung perlu dilaksanakan sebagai alat ukur
untuk mengetahui kesinambungan dan kemampuan organisasi dalam pencapaian visi dan
misi serta tujuan organisasi tersebut. Dimana hasil yang dicapai tersebut akan menjadi
media evaluasi yang efektif bagi upaya dan sarana perbaikan kinerja Kantor Pemberdayaan
Perempuan Kabupaten Badung kedepan.
Hal itu sejalan pula dengan Agenda Penguatan Pengawasan yang mengacu pada
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) mewajibkan dilakukannya review atas pencapaian Kinerja Utama
Kantor Pemberdayaan Perempuan yang bertitik berat pada penilaian efektifitas dan
efisiensi pencapaian kinerja.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
16
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
Kantor Pemberdayaan Perempuan selaku pengemban amanah masyarakat
Kabupaten Badung, melaksanakan kewajiban dalam bidang Pemberdayaan Perempuan dan
perlindungan anak, penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dibuat sesuai
dengan ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2010 tentang
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target
kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan dan penilaian tingkat
pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan
dalam dokumen RPJM 2011-2015. Sesuai ketentuan tersebut, pengukuran kinerja
digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
program, sasaran, tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi
Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung.
Mengacu pada ketentuan yang berlaku dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun
1999, Keputusan Kepala LAN Nomor : 239/X/6/8/2003 Tanggal 25 Maret 2003 tentang
Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 25 Tahun 2010 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Kinerja Kantor
Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung diukur berdasarkan tingkat pencapaian
sasaran dan indikator sasaran serta menggambarkan tingkat pencapaian sasaran dan
program kegiatan dilakukan melalui media rencana kinerja yang dibandingkan dengan
realisasinya.
Pencapaian sasaran diperoleh dengan cara membandingkan target dengan realisasi
indikator kinerja. Kemudian atas hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi
untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis.
Untuk mempermudah interpretasi atas pencapaian sasaran dan program/kegiatan
serta indikator makro diberlakukan nilai disertai makna dari nilai tersebut yaitu :
No. Kategori Nilai Angka Interpretasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
AA
A
B
CC
C
D
> 85 - 100
> 75 - 85
> 65 - 75
> 50 - 65
> 30 - 50
0 - 30
Memuaskan
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Agak Kurang
Kurang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
17
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja
untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab – sebab tercapai atau
tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.
Secara umum Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung telah dapat
melaksanakan tugas dan fungsi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Badung Tahun 2011-2015. Telah
ditetapkan 4 sasaran dengan 5 indikator kinerja (out comes) sebagaimana tertuang pada
Peraturan Bupati Nomor 1 Tahun 2012 tentang Indikator Kinerja Utama di lingkungan
Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung:
Sasaran 1 terdiri dari 1 indikator
Sasaran 2 terdiri dari 2 indikator
Sasaran 3 terdiri dari 1 indikator
Sasaran 4 terdiri dari 1 indikator
3.1. Evaluasi Kinerja
Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan,
badan hukum atau pimpinan secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan
dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima
pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah.
Evaluasi kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kantor Pemberdayaan
Perempuan Kabupaten Badung.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
Badung yang dibuat sesuai dengan ketentuan yang diamanatkan dalam Instruksi
Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
Keputusan Kepala LAN Nomor 239/X/6/8/2003 Tanggal 25 Maret 2003 tentang
Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 25 Tahun 2010 tentang Penyusunan Perjanjian Kinerja dan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Secara umum Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung telah
dapat melaksanakan tugas dan fungsi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan dalam RPJM Kabupaten Badung Tahun 2011–2015. Empat
sasaran yang telah ditetapkan pada Tahun Anggaran 2014 sebagaimana telah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
18
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2011
tentang RPJM Kabupaten Badung Tahun 2011–2015, memiliki indikator kinerja
sebanyak 5 (lima).
Dari 4 (empat) sasaran dengan 5 (lima) indikator kinerja, pencapaian indikator
kinerja Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung lebih terinci dapat
dilihat pada table 3.1.
Tabel 3.1
Persentase Katagori Pencapaian Indikator Kinerja
No. Kategori Jumlah Indikator
kinerja Persentase
Misi I ( 1 Sasaran )
1 Baik Sekali 1 100%
2 Baik
3 Cukup
4 Kurang
Misi II ( 1 Sasaran )
1 Baik Sekali 2 100%
2 Baik
3 Cukup
4 Kurang
Misi III ( 1 Sasaran )
1 Baik Sekali
2 Baik 1 99,80 %
3 Cukup
4 Kurang
Misi IV ( 1 Sasaran )
1 Baik Sekali 1 100%
2 Baik
3 Cukup
4 Kurang
Akan tetapi kalau dilihat berdasarkan pencapaian sasaran-sasaran strategis Kantor
Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2
Pengukuran Kinerja Tahun 2014
No Sasaran Indikator Target Realisasi %
1 Meningkatnya
Peranan
Perempuan
- Persentase
peningkatan Jumlah
kelompok usaha
perempuan
650 KK
(13)
Klompok
650 KK
(13)
Klompok
100
2 Meningkatnya
perlindungan
perempuan
- Persentase
penanganan kasus
KDRT yang
terselesaikan
25 kasus 6 kasus 24
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
19
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
3 Menurunnya
kesenjangan
pencapaian
antaraperempuan
dan laki-laki
- Angka IPG 75,45 75,30 99.80
4 Meningkatnya
pemenuhan hak
anak
- Predikat dalam
evaluasi kabupaten
layak anak (KLA)
Predikat
Tk
Nindya
Predikat
Tk
Nindya
100
Dari analisa pengukuran kinerja pada table 3.2 dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Persentase peningkatan jumlah kelompok usaha perempuan
Program terpadu P2WKSS merupakan salah satu program peningkatan
peranan wanita dalam pembangunan, yang berupaya untuk mengembangkan
sumber daya manusia dan sumber daya alam dan lingkungan untuk mewujudkan
dan mengembangkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia dalam rangka
pembangunan masyarakat desa/kelurahan, dengan meningkatkan jumlah
kolompok usaha perempuan dimana perempuan sebagai penggeraknya. Hasil
pelaksanaan P2WKSS di Kabupaten Badung tahun 2014 Kantor Pemberdayaan
Perempuan Kabupaten Badung menargetkan sebanyak 650 KK atau
sebanyak 13 kelompok usaha perempuan yang mendapat pembinaan dan pelatihan
P2WKSS. Dalam pelaksanaannya telah mencapai 650 KK ( 13) kelompok yang
mendapat pelatihan dan pembinaan P2WKSS, artinya kegiatan ini telah berjalan
sesuai target yang diinginkan (100%).
Upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk mencapai target yang diinginkan yaitu :
1. Mempergunakan pola pendekatan lintas bidang pembangunan, melibatkan
beberpa SKPD terkait sebagai tim pembina, maka dibentuklah Tim Pembina
P2WKSS dari PKK Kabupaten Badung, dengan melibatkan dinas terkait
antara lain Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Badung, Dinas
Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Badung, Badan
Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pemerintahan Desa Kabupaten Badung,
Bagian Hukum dan HAM Setda. Kabupaten Badung, Dinas Koperasi,
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Badung untuk melakukan
pembinaan secara berkelanjutan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
20
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
2. Program disesuaikan dengan tetap mempertimbangan potensi dan
karakteristik kondisi daerah setempat memberikan ruang kepada kelompok
P2WKSS untuk membangun dirinya sendiri dalam upaya meningkatkan
kualitas hidup perempuan.
3. Melaksanakan evaluasi melalui lomba ke tingkat Provinsi untuk mendapatkan
jawaban terhadap efektivitas pelaksanaan, serta dampak program terhadap
kesetaraan dan keadilan gender, peran, akses dan kontrol serta manfaat yang
dirasakan perempuan serta penurunan jumlah keluarga miskin.
Upaya-upaya yang akan dilakukan untuk mencapai target yang diinginkan yaitu :
1. Memanfaatkan hasil pemetaan keluarga sejahtera yang rawan sosial ekonomi,
kesehatan dan pendidikan sebagai dasar pembentukan P2WKSS di
Desa/Kelurahan.
2. Memfasilitasi dan melakukan advokasi desa/kelurahan untuk membangun
kemandirian masyarakat khususnya kaum perempuan untuk membentuk
kelompok P2WKSS.
3. Melaksanakan pembinaan P2WKSS secara berkelanjutan.
4. Melaksanakan evaluasi/lomba ke tingkat Provinsi.
2. Persentase penanganan kasus KDRT yang terselesaikan
Hasil yang sudah dicapai :
- Untuk indikator kedua yaitu jumlah penanganan kasus KDRT yang
terselesaikan , dapat dilihat pada tabel di atas bahwa selama tahun 2014
terdapat 6 kasus yang masuk dan sudah dapat terselersaikan seluruhnya atau
100 % .
Upaya- upaya sudah dan akan yang dilakukan :
- Dengan mengadakan sosialisasi pencegahan dan penanganan kasus kekerasan
dalam rumah tangga serta sosialisasi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004
tentang PKDRT. Dan Undang –undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, dengan tujuan untuk menekan kasus KDRT.
Perlindungan Perempuan dan Anak Korban kekerasan baik terhadap anak-
anak SLTP dan SLTA maupun terhadap Tim Penggerak PKK di Kecamatan,
3.Angka IPG
IPG adalah salah satu indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan
pembangunan dengan memperhatikan ketimpangan gender melalui kondisi
penduduk yang sehat dan berumur panjang, berpendidikan dan
berketrampilan serta mempunyai pendapatan yang memungkinkan untuk
dapat hidup layak.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
21
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
Indikator IPG :
1. Pendidikan
Indikator pendidikan diambil dari :
- Angka melek huruf yaitu persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang
bisa membaca dan menulis huruf latin atau lainnya.
- Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang telah
dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas di seluruh jenjang
pendidikan yang pernah dijalani. Semakin lama orang itu bersekolah
diasumsikan semakin handal kemampuan orang tersebut.
2. Kesehatan (angka harapan hidup)
Secara umum kualitas kesehatan ditunjukkan dari Angka Harapan Hidup
(AHH) yang dibentuk dari variable Anak Lahir Hidup dan Anak yang Masih
Hidup. Dalam berbagai analisis demografi, angka harapan hidup merupakan
salah satu ukuran mortalitas yang penting. Angka Harapan Hidup adalah
umur rata-rata akan dicapai oleg seorang bayi yang baru lahir.
3. Ekonomi (Indeks Distribusi Pendapatan)
Selain pendidikan dan kesehatan, sebagai unsur dasar pembangunan
manusia/gender yang diakui secara luas adalah juga standar hidup layak.
Dimensi kehidupan yang layak dilihat dari indikator perkiraan pendapatan
perempuan dan perkiraan pendapatan laki-laki yang selanjutnya
menghasilkan indeks pendapatan perempuan dan indeks pendapatan laki-laki
agar mampu menghasilkan indeks pendapatan dengan sebaran merata sebagai
dasar perhitungan Indeks Pembangunan Gender (IPG).
Untuk indikator Indek Pembangunan Gender (IPG) didapatkan angka tahun
2012 sebanyak 75,27, sedangkan pada tahun 2013 IPG tidak dilaksanakan,
sehingga kegiatan pendukung untuk pencapaian angka IPG tidak ada.
Sedangkan untuk tahun 2014 angka IPG adalah 75,30 dari target 75,45 yang
merupakan hasil perhitungan riil dari data yang diperoleh tahun 2014 dengan
random di 6 (enam) kecamatan di Kabupaten Badung 75,30, angka tersebut belum
termasuk £ (tingkat kepercayaan) sebesar 5% sesuai dengan ketentuan penelitian
dalam sosial ekonomi, sehingga rentang nilai IPG setelah memasukkan £ (tingkat
kepercayaan), maka IPG Kabupaten Badung antara 74,8-75,8. Jika dilihat dari
trend peningkatan IPG di Kabupaten Badung dari tahun ke tahun dan
kemungkinan perkembangan IPG bulan Oktober- Desember 2014 (karena
penelitian hanya sampai September 2014) maka target 75,45 telah tercapai.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
22
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
4. Predikat dalam evaluasi Kabupaten Layak Anak (KLA)
BKB merupakan kegiatan berbasis masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan orang tua dan anggota keluarga lain
dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak melalui interaksi orang tua
dan anak secara optimal dan sedini mungkin yang dilaksanakan dalam kegiatan
kelompok. Pada indikator kelima dapat dilihat bahwa pada tahun anggaran 2014
jumlah kader BKB (Bina Keluarga Balita) yang memperoleh pembinaan dan
pelatihan sebanyak 75 kader. Hal ini telah sesuai dengan target pada awal tahun
yang telah ditetapkan, sehingga realisasinya mencapai 100%.
Upaya-upaya yang sudah dilakukan yaitu :
1. Memberikan pelatihan bagi Kader BKB tingkat Kecamatan, Desa/Kelurahan.
2. Pembinaan kepada Kelompok BKB Desa/Kelurahan.
3. Memberikan Panduan BKB bagi Kader BKB Kecamatan, Desa/Kelurahan.
Upaya-upaya yang akan dilakukan tahun 2014 yaitu :
1. Memberikan pelatihan bagi kader BKB Tingkat Kecamatan, Desa/Kelurahan
2. Pembinaan kepada Kelompok BKB Desa/Kelurahan
3. Memberikan panduan BKB bagi Kader BKB Kecamatan, Desa/Kelurahan
4. Pengintegrasian BKB dengan PAUD melalui pelatihan BKB kepada Guru
PAUD.
3.2. Analisa Pencapaian Kinerja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor
Pemberdayaan Kabupaten Badung Tahun 2014 berdasarkan data dan informasi yang
relevan dengan kebutuhan organisasi pembuat keputusan. Agar dapat
menginterpretasikan realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, banyak faktor-
faktor yang menjadi permasalahan dan perlu adanya solusi pemecahan masalah.
Untuk itu diperlukan analisis terhadap hasil pengukuran pencapaian sasaran.
Analisis atas pencapaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan selama
Tahun 2014, sesuai dengan perjanjian kinerja yang ditetapkan oleh Bupati Badung
berupa Dokumen Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Badung, Indikator
Kinerja Utama (IKU) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah tentang prioritas dan
sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2014 serta dalam rangka mewujudkan
Pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, secara
umum Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung telah dapat
melaksanakan tugas dengan baik dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran tersebut.
Untuk mencapai tujuan Kantor Pemberdayaan Perempuan menetapkan 4 (empat)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
23
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
sasaran, 4 (empat) indikator serta 4 (empat) misi sebagaimana telah ditetapkan dalam
Indikator Kinerja Utama (IKU) pada Peraturan Bupati Nomor 1 Tahun 2012 analisis
pencapaian kinerja dalam penyelenggaraan pemerintahan beserta Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) sebagai pelaksanaan program dan kegiatan dapat dilihat
pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
Ketercapaian Indikator pada masing-masing Sasaran terhadap Target
No. Sasaran Jumlah
Indikator
Ketercapaian
Target Keterangan
1 2 3 4 5
1 Meningkatnya
peranan
perempuan
1 650 KK (13
Kelompok ) Indikator pertama dapat
dilihat bahwa selama tahun
2014 Kantor Pemberdayaan
Perempuan Kabupaten
Badung menargetkan
sebanyak 650 KK yang
mendapat pembinaan dan
pelatihan P2WKSS. Dalam
pelaksanaannya telah
mencapai 650 KK yang
mendapat pelatihan dan
pembinaan P2WKSS, artinya
kegiatan ini telah berjalan
sesuai target yang diinginkan
(100%).
2 Meningkatnya
perlindungan
perempuan dan
anak
2 6 kasus Indikator kedua yaitu jumlah
penanganan kasus KDRT,
dapat dilihat pada tabel di
atas bahwa selama tahun
berjalan 2014 terdapat 6
kasus yang masuk dari target
25 kasus terjadi penurunan
angka kasus KDRT dan dari
6 kasus yang masuk
semuanya sudah dapat
ditangani.Penurunan kasus
yang terjadi karena adanya
sosialisasi UU Nomor 23
tahun 2004tentang PKDRT
dan Sosialisasi UU Nomor 23
Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
24
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
3 Menurunnya
kesenjangan
pencapaian
antaraperempuan
dan laki-laki
1 75,30 Indikator Indek Pembangunan
Gender (IPG) pada tahun 2014
angka IPG adalah 75,30 dari
target 75,45 yang merupakan
hasil perhitungan riil dari data
yang diperoleh tahun 2014
dengan random di 6 (enam)
kecamatan di Kabupaten
Badung 75,30, angka tersebut
belum termasuk £ (tingkat
kepercayaan) sebesar 5%
sesuai dengan ketentuan
penelitian dalam sosial
ekonomi, sehingga rentang
nilai IPG setelah memasukkan
£ (tingkat kepercayaan), maka
IPG Kabupaten Badung antara
74,8-75,8. Jika dilihat dari
trend peningkatan IPG di
Kabupaten Badung dari tahun
ke tahun dan kemungkinan
perkembangan IPG bulan
Oktober- Desember 2014
(karena penelitian hanya
sampai September 2014) maka
target 75,45 telah tercapai.
4 Meningkatnya
pemenuhan hak
anak
1 Predikat Tk
Nindya
Indikator keempat dapat dilihat
bahwa pada tahun anggaran
2014 predikat yang diraih
adalah tk Nindya . Hal ini telah
sesuai dengan target pada awal
tahun yang telah ditetapkan,
sehingga realisasinya mencapai
100%.
Berdasarkan hasil Analisis Pencapaian Target terhadap masing-masing sasaran secara
rinci dapat diperoleh gambaran pada tabel 3.4 sebagai berikut :
Tabel 3.4
Analisis Pencapaian Target Sasaran Kantor Pemberdayaan Perempuan
Kabupaten Badung Dari Tahun 2012-2014
No Indikator
Kinerja Satuan
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
Tahun
2013
Tahun 2014 Capaian
Kinerja
Tahun
2014 Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Persentase
peningkata
n jumlah
usaha
kelompok
KK/Kel
ompok
100
KK/
klp
100 KK/
klp
100 % 650
KK/klp
650
KK/klp
100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
25
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
perempua
n
2 Jumlah
penangana
n kasus
KDRT yg
terselesaik
an
kasus 25
kasus
11 kasus
100%
Dari
kasus yg
masuk
25
kasus
6 kasus
100%
Dari
kasus yg
masuk
3 Angka
IPG
Data- - - - 75,45 75,30 99,8%
4 Jumlah
kader
BKB yang
mendapat
pelatihan
kader 75
kader
75 kader 100% 75
kader
75 kader 100%
Dari analisis pencapaian target sasaran Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
Badung dari tahun 2012-2014 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Persentase peningkatan jumlah kelompok usaha perempuan
Untuk merealisasikan indikator pertama tersebut dicanangkan program dan
kegiatan antara lain :
Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan.
Kegiatan :
- Pembinaan dan evaluasi kader P2WKSS
Dari tabel 3.4 di atas dapat dilihat bahwa untuk tahun anggaran 2012 terdapat
100 KK( 2) kelompok dan tahun 2013 terdapat 100 KK (2) Keleompok, tahun
2014 terdapat 650 KK ( 13 ) kelompok yang memperoleh pelatihan dan
pembinaan pada setiap kecamatan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ini
sudah sesuai dengan target yang ditetapkan pada awal tahun 2012, 2013 dan
tahun 2014. Adapun keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah
terlaksananya pembinaan kader P2WKSS pada 6 (enam) kecamatan di
Kabupaten Badung. Sedangkan hasilnya adalah mewujudkan keluarga sehat
sejahtera di Kabupaten Badung.
2. Persentase penanganan kasus KDRT yang terselesaikan
Untuk merealisasikan indikator tersebut telah dicanangkan program dan kegiatan
antara lain penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
26
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
Kegiatan :
- Fasilitasi Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu, secara analisa sesuai
tabel di atas dapat dilihat bahwa selama tahun berjalan tahun 2012 kasus
yang masuk sebanyak 12 kasus, tahun 2013sebanyak 11 kasus dan tahun
2014 sebanyak 6 kasus kekerasan yang masuk/diterima, dan sudah dapat
terlayani seluruhnya. Kalau dilihat perbandingan angka dari tahun ketahun
terjadi penurunan kasus dari terget setiap tahun.Keluaran dari kegiatan ini
adalah terlaksananya sosialisasi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004
tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah tangga (PKDRT), dan
Sosialisasi Undang-undang nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak,
sedangkan hasil kegiatan ini adalah terwujudnya sosialisasi UU Nomor 23
Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.dan UU
Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.
3. Angka IPG (Indek Pembangunan Gender)
Dengan beberapa program kegiatan antara lain :
-Penyusunan Indeks Pembangunan Gender
Sesuai dengan tabel di atas dapat dilihat pada tahun 2012 realisasi Angka IPG
75,27 dan pada tahun 2013 belum terealisasi karena kegiatan IPG tahun 2013
tidak dilaksanakan. Tahun 2014 Angka IPG 75,45 realisasinya 75,30 angka IPG
ini merupakan hasil perhitungan riil dari data yang diperoleh tahun 2014 dengan
random di 6 (enam) kecamatan di Kabupaten Badung 75,30, namun hal itu belum
termasuk £ tingkat kepercayaan sebesar 5% sesuai dengan ketentuan penelitian
dalam sosial ekonomi, sehingga rentan hasil perhitungan IPG setelah
memasukkan £ tingkat kepercayaan terhadap data, maka IPG Kabupaten Badung
antara 74,8-75,8. Jika dilihat dari trend peningkatan IPG di Kabupaten Badung
dan kemungkinan perkembangan IPG (karena penelitian hanya sampai
September 2014) maka target 75,45 telah tercapai. Keluaran kegiatan ini adalah
terlaksananya penyusunan buku indek pembangunan gender, sedangkan hasil dari
kegiatan ini adalah tersedianya data Indek Pembangunan Gender (IPG).
4. Predikat dalam evaluasi kabupaten layak anak (KLA)
Program yang sudah ditetapkan adalah Program keserasian kebijakan
peningkatan kualitas anak dan perempuan.
Kegiatannya :
- Pelatihan Pokja BKB tingkat kecamatan dan desa/kelurahan
Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa pada tahun 2012 predikat yang diraih
adalah predikat tingkat nindya sesuai dengan yang ditargetkan ( 100 % ) .
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
27
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
Sedangkan pada tahun 2013 realisasi yang dicapai yaitu predikat tingkat nindya
sesuai dengan target ( 100 % ) pada awal tahun yang telah ditetapkan, sehingga
realisasinya mencapai 100%.
Sedangkan tahun 2014 ditargetkan predikat tingkat nindya namun pada tahun
yang bersangkutan tidak ada penilaian dari pusat sehingga realisasinya tidak
tercapai , adapun keluaran dari kegiatan ini adalah terlaksananya pelatihan Pokja
BKB tingkat kecamatan dan kelurahan, sedangkan hasil dari kegiatan ini adalah
meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan kader BKB.
3.2.1. Analisis Pencapaian Sasaran 1 (Pertama)
Meningkatnya peranan perempuan. Secara rinci mengenai analisis
pencapaian sasaran pertama sesuai dengan tugas dan fungsi Kantor Pemberdayaan
Perempuan dalam bidang pemberdayaan perempuan dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5
Analisis Pencapaian Sasaran Pertama
Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung
No Indikator
Kinerja Satuan
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
Tahun
2013
Tahun 2014 Capaian
Kinerja
Tahun
2014 Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Persentase
peningkatan
Jumlah
kelompok
usaha
perempuan
KK/kl
plp
100
KK/2
klp
100
KK/2
klp
100% 650
KK/
13 klp
650 KK/
13 klp
100%
Berdasarkan hasil analisis pencapaian sasaran pertama yang terdiri dari
1 (satu) indikator kinerja tersebut diatas diperoleh gambaran sebagai berikut :
Secara umum Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung telah dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya dalam bidang pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
dalam RPJM SKPD Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung Tahun
2011-2015, dari sasaran pertama terhadap 1 (satu) indikator kinerja dalam kurun
waktu 2 (dua) tahun sudah sesuai dengan target yang diharapkan, dilihat dari
perbandingan realisasi tahun 2013 dengan tahun 2014 secara capaian kinerja sudah
mencapai target yang ditetapkan pada awal tahun, berdasarkan hal tersebut
disimpulkan bahwa kinerja Kantor Pemberdayaan Perempuan sesuai sasaran pertama
dengan satu indikator yang sudah ditetapkan bisa mendukung visi dan misi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
28
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
diselesaikan dengan terlaksananya berbagai program kegiatan yang sudah
dicanangkan.
Kantor Pemberdayaan Perempuan sebagai salah satu SKPD di pemerintah
Kabupaten Badung memiliki sasaran yang jelas dituangkan dalam beberapa
indikator- indikator utama sebagai bentuk sasaran yang ingin dicapai, sesuai dengan
visi dan misi yang sudah ditetapkan yaitu “Terwujudnya Kesetaraan dan Keadilan
Gender (KKG) Kesejahteraan dan Perlindungan Anak (KPA) dalam Berkelurga,
Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara”.
Dilihat realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun 2014
dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RENSTRA SKPD dapat dilihat
pada tabel 3.6.
Tabel 3.6
Realisasi Akumulasi Pencapaian Sasaran Kedua
Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung
No. Indikator
Kinerja Satuan
Realisasi
Akumulasi s/d.
Tahun 2014
Rencana sesuai
dengan RENSTRA
SKPD Tahun 2015
Persentase
Capaian
Kinerja
%
1 2 3 4 5 6
1 Persentase
peningkatan
jumlah kelompok
usaha perempuan
KK/
2 klp
950 KK/19
klp
1550 KK/31
klp
61,29%
Berdasarkan hasil analisis realisasi akumulasi pencapaian sasaran pertama
terhadap indikator jumlah keluarga yang mendapat pembinaan P2WKSS, persentase
pencapaiannya masih sangat jauh dari yang ditargetkan sesuai dengan RENSTRA
SKPD tahun 2015, hal ini dikarenakan jumlah KK/kelompok yang ditargetkan akan
semakin banyak dari tahun ke tahun sehingga mencapai sebanyak 1.550 KK pada
akhir tahun 2015 atau sebesar 100%.
3.2.2 Analisis Pencapaian Sasaran 2 (Kedua)
Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak. Secara rinci mengenai
analisis pencapaian sasaran pertama sesuai dengan tugas dan fungsi Kantor
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
29
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
Pemberdayaan Perempuan dalam bidang pemberdayaan perempuan dapat dilihat
pada tabel 3.7 berikut :
Tabel 3.7
Analisis Pencapaian Sasaran Kedua
Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung
No Indikator
Kinerja Satuan
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
Tahun
2013
Tahun 2014 Capaian
Kinerja
Tahun
2014 Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Persentase
penanganan
kasus
KDRT yg
terselesaikan
kasus 25
kasus
11 kasus 100%
Dari
kasus
yg
masuk
25
kasus
6 kasus 100%
Dari
kasus
yg
masuk
Dalam rangka mewujudkan sasaran Kantor Pemberdayaan Perempuan di
dukung oleh 2 (dua) indikator untuk mendukung dalam mewujudkan visi dan misi
yang sudah ditetapkan. Untuk mendukung pencapaian sasaran yang berkaitan dengan
bidang pemberdayaan perempuan sesuai dengan tabel 3.7 terlihat bahwa capaian
kinerja untuk sasaran kedua yang terdiri dari 2 (dua) indikator, tahun 2013 dan tahun
2014 indikator pertama dari 2 (dua) indikator sudah tercapai sesuai dengan yang
diharapkan karena dari sebanyak 11 kasus pada tahun 2013 dan 6 kasus pada tahun
2014 yang masuk sudah dapat ditangani seluruhnya, sedangkan sasaran kedua dari
indikator kedua tercapai sesuai dengan target indikator 2 (dua) pada tahun 2013
sebanyak 1456 orang dan tahun 2014 sebanyak 1440 orang yang ditargetkan
mendapat pembinaan GSI-B pada tiap-tiap kelurahan/desa sudah melebihi target yang
telah ditetapkana pada awal tahun. Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan dalam RPJMD SKPD Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
30
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
Badung, dari sasaran kedua di tahun 2014 terdapat 2 (dua) indikator yang mana
seluruhnya sudah memenuhi target yang telah ditetapkan.
Realisasi akumulasi pencapaian kinerja sampai dengan tahun 2014
dibandingkan dengan RENSTRA SKPD, dapat dilihat pada tabel 3.8.
Tabel 3.8
Realisasi Akumulasi Pencapaian Sasaran Kedua
Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung
No. Indikator
Kinerja Satuan
Realisasi
Akumulasi s/d.
Tahun 2014
Rencana sesuai
dengan RENSTRA
SKPD Tahun 2015
Persentase
Capaian
Kinerja
%
1 2 3 4 5 6
1 Jumlah
penanganan
kasus KDRT
Kasus 29 kasus 125 kasus 23,2%
Berdasarkan hasil analisis realisasi akumulasi pencapaian sasaran kedua
terhadap 2 (dua ) indikator sasaran tersebut diperoleh gambaran sebagai berikut :
1. Persentase penanganan kasus KDRT yang terselesaikan sudah mencapai target
yang ditetapkan, artinya seluruh kasus KDRT yang masuk sudah dapat
terselesaikan seluruhnya.
3.2.3 Analisis Pencapaian Sasaran 3 (Ketiga)
Menurunnya kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-
laki. Percepatan terwujudnya pembangunan yang responsif gender dengan
melaksanakan program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
sesuai Visi Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung yaitu Terwujudnya
Kesetaraan dan Keadilan Gender Kesejahjteraan dan Perlindungan Anak dalam
berkeluarga, Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara.
Misi Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung
1. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian perempuan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
31
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
2. Terjaminnya perlindungan anak dan perempuan.
3. Meningkatkan pemberdayaan perempuan.
4. Menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan.
Sebagai salah satu indikator untuk menuju percepatan Pengarusutamaan dan
keadilan gender, analisis pencapaian sasaran ketiga dilihat pada tabel 3.9
Tabel 3.9
Analisis Pencapaian Sasaran Ketiga
Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung
No Indikator
Kinerja Satuan
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
Tahun
2013
Tahun 2014 Capaian
Kinerja
Tahun
2014 Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Angka
IPG
(Indeks
pembang
unan
gender)
Data- - - - 75,45 75,30 99,8%
Dalam rangka mewujudkan sasaran Kantor Pemberdayaan Perempuan di
dukung oleh 1 (satu) indikator untuk mendukung dalam mewujudkan visi dan misi
yang sudah ditetapkan. Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam RPJMD SKPD Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
Badung, dari sasaran ketiga di tahun 2014 terdapat 1 (satu) indikator, dilihat dari tabel
di atas dapat dilihat tahun 2013 angka realisasi IPG mencapai 0 karena untuk tahun
2013 IPG tidak terealisasi karena kegiatan ini tidak dilaksanakan.
Realisasi akumulasi pencapaian kinerja sampai dengan tahun 2014
dibandingkan dengan RENSTRA SKPD, dapat dilihat pada tabel 3.10
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
32
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
Tabel 3.10
Realisasi Akumulasi Pencapaian Sasaran Ketiga
Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung
No. Indikator Kinerja Satuan
Realisasi
Akumulasi
s/d. Tahun
2014
Rencana sesuai
dengan
RENSTRA
SKPD Tahun
2015
Persentase
Capaian
Kinerja
%
1 2 3 4 5 6
1 Angka IPG data 75,45 75,50 99,93
Berdasarkan hasil analisis realisasi akumulasi pencapaian sasaran ketiga
terhadap indikator angka IPG, persentase pencapaiannya mendekati dari target
RENSTRA SKPD tahun 2015 target 75,50 dan angaka IPG tahun 2014 tercapai
75,30. Artinya mencapai 99,93 %.
3.2.4 Analisis Pencapaian Sasaran 4 (Keempat)
Meningkatnya pemenuhan hak anak. Secara rinci mengenai analisis pencapaian
sasaran pertama sesuai dengan tugas dan fungsi Kantor Pemberdayaan Perempuan
Kabupaten Badung dalam bidang pemberdayaan perempuan dapat dilihat pada
tabel 3.11
Tabel 3.11
Analisis Pencapaian Sasaran Keempat
Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung
No Indikator
Kinerja Satuan
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
Tahun
2013
Tahun 2014 Capaian
Kinerja
Tahun
2014 Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
Predikat
dalam
evaluasi
kabupaten
layak
anak
setahun
Predikat
tk
nindyar
Predikat
tk
nindya
100%
Predikat
tk
nindya
-
-
Dalam rangka mewujudkan sasaran Kantor Pemberdayaan Perempuan di
tabel 3.11 dapat dilihat bahwa predikat dalam evaluasi kabupaten layak tahun 2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
33
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
capaiannya sangat baik sepeti yang ditargetkan yitu predikat tingkat nindya
sedangkan untuk tahun 2014 predikat tingkat nindya dibisa terealisasi karen atidak
ada penilaian dari pusat sehingga realisasinya tidak ada (nihil ).
Realisasi akumulasi pencapaian kinerja sampai dengan tahun 2014
dibandingkan dengan RENSTRA SKPD, dapat dilihat pada tabel 3.12
Tabel 3.12
Realisasi Akumulasi Pencapaian Sasaran Keempat
Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung
No. Indikator Kinerja Satuan
Realisasi
Akumulasi
s/d. Tahun
2014
Rencana sesuai
dengan
RENSTRA SKPD
Tahun 2015
Persentase
Capaian
Kinerja
%
1 2 3 4 5 6
1 Predikat tk
nindya
setahun Predikat tk
nindya
Predikat tk nindya 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada indikator predikat dalam
penilaian kabupaten layak anak pada akhir tahun 2014 tidak tercapai . Hal ini
dikarenakan tahun 2014 tidak diadakan penilaian kabupaten layak anak maka
capaiannya menjadi nihil (tidak ada ).
3.3 Akuntabilitas Keuangan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Dokumen Anggaran Perubahan
(DPAP) Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung pada Tahun Anggaran
2014 sebesar Rp 5.043.099.339 dengan rincian Realisasi Anggaran Belanja sebesar
Rp 4.478.270.701 sehingga dana yang terserap 88,80 %, adapun Realisasi Belanja
Langsung sebesar Rp 1.597.867.488 sedangkan Realisasi Belanja Tidak Langsung
sebesar Rp 2.880.403.213 sehingga sisa anggaran tahun 2014 sebesar
Rp 564.828.638.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
34
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
3.3.1. Belanja Tidak Langsung
Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja tidak langsung
meliputi Belanja Pegawai, dalam bentuk gaji dan tunjangan, tambahan penghasilan
PNS, insentif pemungutan retribusi.
3.3.2 Belanja Langsung
Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung
dengan program dan kegiatan meliputi :
1) Belanja Pegawai, dipergunakan untuk pengeluaran honorarium PNS,
honorarium non PNS dan uang lembur.
2) Belanja Barang dan Jasa, dipergunakan untuk pengeluaran bahan habis pakai,
bahan material, jasa kantor, perawatan kendaraan, cetak dan penggandaan, sewa
alat berat, sewa perlengkapan dan alat kantor, makanan dan minuman, pakaian
kerja, perjalanan dinas, dan sosialisasi.
3) Belanja Modal, dipergunakan untuk pengeluaran pengadaan kendaraan dinas,
peralatan gedung kantor, meubelair, perbaikan senderan, pengadaan alat-alat
kebersihan, sarana dan prasarana kebersihan.
3.3.3 Target dan Realisasi Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
Badung 2014
Anggaran (DPA) Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung pada
Tahun 2014 sebesar Rp 5.043.099.339,- dengan rincian realisasi anggaran sebesar
Rp 4.478.270.701,- atau Surplus sebesar Rp 564.828.638.
Sesuai standar akuntansi Pemerintahan belanja terinci atas :
1. Belanja Tidak Langsung, belanja yang dipergunakan untuk Belanja Pegawai,
dalam bentuk gaji dan tunjangan, tambahan penghasilan PNS,
Rp 3 224.578.597,- terealisasi menjadi Rp 2.880.403.213,- atau atau 89,33%.
2. Belanja Langsung, belanja yang dipergunakan untuk Belanja Pegawai
dipergunakan untuk pengeluaran honorarium PNS, honorarium non PNS ,
Penyediaan Jasa Pegawai Tidak tetap anggaran semula 1.818.520.742,-
terealisasi menjadi Rp 1.597.867.488,- atau 87,87%, belanja langsung
merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung dengan program dan
kegiatan meliputi :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
35
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
Belanja Pegawai dipergunakan untuk pengeluaran honorarium PNS,
honorarium non PNS , dengan Pagu Anggaran Rp 3.265.378.597,-
Anggaran yang terealisasi sebesar Rp 2.919.503.213,- atau 89,41%.
Belanja Barang dan Jasa, dengan Pagu Anggaran sebesar
Rp 1.405.629.700,- dengan anggaran yang terealisasi menjadi
Rp 1.220.959.488,- atau 86,86%.
Belanja Modal dengan Pagu Anggaran Rp 372.091.042 dengan anggaran
yang terealisasi sebesar Rp 337.808.000 atau 90,79%.
3.4 Capaian Prestasi dan Penghargaan
1. Diraihnya prestasi Anugerah Parahita Ekapraya yaitu prestasi yang diberikan oleh
Pemerintah Pusat kepada Kepala Daerah yang memiliki komitmen dalam upaya
mewujudkan kesetaraan gender dan perlindungan anak. Prestasi tersebut sudah diraih
dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2014 dengan katagori sebagai berikut :
- Tahun 2008 Anugrah Parahita Ekapraya Tingkat Madya
- Tahun 2009 Anugrah Parahita Ekapraya Tingkat Madya
- Tahun 2010 Anugrah Parahita Ekapraya Tingkat Utama
- Tahun 2011 Anugrah Parahita Ekapraya Tingkat Madya
- Tahun 2012 Anugrah Parahita Ekapraya Tingkat Utama
- Tahun 2013 Anugrah Parahita Ekapraya Tingkat Utama
- Tahun 2014 Anugrah Parahita Ekapraya Tingkat Utama
2. Dalam Evaluasi ke Tingkat Provinsi Bali, P2WKSS Kabupaten Badung meraih
katagori juara sebagai berikut :
- Tahun 2008 Terbaik II Tingkat Provinsi Bali
- Tahun 2009 Terbaik VII Tingkat Provinsi Bali
- Tahun 2010 Terbaik II Tingkat Provinsi Bali
- Tahun 2011 Terbaik I Tingkat Provinsi Bali
- Tahun 2012 Terbaik IV Tingkat Provinsi Bali
- Tahun 2013 Terbaik III Tingkat Provinsi Bali
- Tahun 2014 Terbaik II Tingkat Provinsi Bali
3. Gerakan Sayang Ibu Baru Lahir (GSI-B) Kabupaten Badung meraih katagori juara
sebagai berikut :
- Tahun 2009 Terbaik I Tingkat Provinsi Bali
- Tahun 2010 Terbaik III Tingkat Provinsi Bali
- Tahun 2012 Terbaik IV Tingkat Provinsi Bali
- Tahun 2013 Terbaik VI Tingkat Provinsi Bali
- Tahun 2014 Harapan III Tingkat Provinsi Bali
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
36
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
4. Bina Keluarga Balita (BKB) meraih penghargaan sebagai berikut :
- Tahun 2011 Terbaik IV Tingkat Provinsi Bali
- Tahun 2012 Terbaik V Tingkat Provinsi Bali
- Tahun 2013 Terbaik V Tingkat Provinsi Bali
- Tidak dinilai karena ada acara berbarengan di Kabupaten Badung.
5. Kota menuju layak anak meraih penghargaan sebagai berikut :
- Tahun 2011 Peringkat I Kategori Nindya
- Tahun 2012 Peringkat I Kategori Nindya
- Tahun 2013 Peringkat Utama Kategori Nindya
- Tahun 2014 Peringkat Utama Katagori Nindya
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
37
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sebagai penutup dari Laporan Akuntanbilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung Tahun 2014, dapat
disimpulkan bahwa secara umum Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
Badung telah melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan amanah yang tertuang
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Strategis
(RENSTRA) terlihat dalam pengukuran pencapaian kinerja yang sesuai dengan
sasaran strategis yang telah dirancang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam
bidang Pemberdayaan Perempuan. Terhadap dua sasaran strategisnya sebagimana
yang telah tertuang dalam Peraturan Bupati Badung Nomor 1 Tahun 2012 sebagian
besar/hampir seluruhnya telah dapat direalisasikan dengan baik. Tujuan penyusunan
laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun
tujuan SKPD Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung, sebagai langkah-
langkah pencapaian visi dan misi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang
ditetapkan.
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik pada hakekatnya adalah proses
terintegrasi dalam pengelolaan sumber daya yang ada melalui pelaksanaan kebijakan
publik berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, partisipatif, adanya
kepastian hukum, kesetaraan, efektif dan efisien. Prinsip-prinsip penyelenggaraan
pemerintahan demikian merupakan landasan bagi penerapan kebijakan yang
demokratis yang ditandai dengan menguatnya kontrol dari masyarakat terhadap
kinerja pelayanan publik.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 4 empat) imdikator, 4 (empat)
sasaran dan 4 (empat) misi dapat disimpulkan bahwa indikator 1 (satu) telah
mencapai realisasi 100% atau intepretasi sangat baik (>85%-100%), indikator 2 (dua)
mencapai target 6 kasus atau intepretasi sangat baik (>85%-100%) dan indikator 3
(tiga) mencapai target 100% atau intepretasi sangat memuaskan (>100%). Pada
indikator keempat untuk tahun 2014 tidak ada penilaian sehingga capaiannya nihil .
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
38
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
Sedangkan kalau dilihat berdasarkan pencapaian masing-masing indikator
kinerja dapat disimpulkan bahwa 4 (empat) indikator sudah mencapai 100% dari
capian keseluruhan sampai akhir tahun 2015. Untuk indikator yang keempat untuk
tahun 2014 angka IPG adalah 75,30 dari target 75,45 yang merupakan hasil
perhitungan riil dari data yang diperoleh tahun 2014 dengan random di 6 (enam)
kecamatan di Kabupaten Badung 75,30, angka tersebut belum termasuk £ (tingkat
kepercayaan) sebesar 5% sesuai dengan ketentuan penelitian dalam sosial
ekonomi, sehingga rentang nilai IPG setelah memasukkan £ (tingkat kepercayaan),
maka IPG Kabupaten Badung antara 74,8-75,8. Jika dilihat dari trend peningkatan
IPG di Kabupaten Badung dari tahun ke tahun dan kemungkinan perkembangan
IPG bulan Oktober- Desember 2014 (karena penelitian hanya sampai September
2014) maka target 75,45 telah tercapai.
Serapan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Rp 5.043.099.339,- dari
jumlah anggaran yang telah ditetapkan Rp 4.478.270.701,-. Dengan demikian
disimpulkan, capaian Kinerja Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
badung pada tahun 2014 dapat dikatakan mencapai sasaran interpretasi baik.
Terhadap beberapa indikator yang capiannya belum mencapai target seperti
yang diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan untuk melakukan
perbaikan atau pembenahan yang komprehensif baik dari proses perencanaan
maupun pelaksanaannya sehingga akan memberikan nilai yang lebih baik pada
tahun berikutnya. Adapun indikator yang belum mencapai target sesuai dengan
sasaran yaitu :
1. Angka IPG
Untuk menyikapi permasalahan tersebut upaya yang ditempuh antara lain :
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pencapian target terhadap beberapa
indikator yang dicantumkan dalam RPJMD SKPD Kantor Pemberdayaaan
Perempuan Kabupaten Badung Tashun 2011-2015, khususnya untuk tahun
anggaran 2014 sebagaimana dituangkan dalam Peraturan bupati Nomor 1 Tahun
2013 tentang indikator Kinerja Utama Kantor Pemberdayaan perempuan
Kabupaten Badung dapat dipenuhi sesuai dengan harapan. Kegiatan IPG tersebut
dilasanakan melalui pengkajian serta penelitian yang dilakukan oleh Tim dengan
tujuan menghasilkan data IPG dilengkapi dengan memperhitungkan tingkat
kepercayaan sesuai dengan ketentuan penelitian sosial ekonomi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014
39
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG
4.2 Saran
1. Mengadakan sosialisasi tentang keberadaan P2TP2A di masyarakat, di sekolah-
sekolah di Kabupaten Badung baik secara langsung maupun melalui media cetak.
2. Mensosialisasikan tentang pencegahan KDRT dan tata cara pelaporan kekerasan,
program kerja P2TP2A dan proses penanganan sampai kepada pendampingan
korban.
3. Memaksimalkan peran Desa kepada kelompok P2W-KSS setempat untuk
bersama-sama memajukan kelompok P2W-KSS agar tercapainya keluarga sehat
dan sejahtera.
4. Diharapkan pelaksanaan penilaian Kabupaten Layak Anak tetap dalaksanakan
sehingga anggaran yang telah tersedia dapat dimanfaatkan dengan baik mancapai
hasil yang sangat memeuaskan.
5. Agar perhitungan IPG dilengkapi dengan memperhitungkan tingkat kepercayaan
sesuai dengan ketentuan penelitian sosial ekonomi.
Mangupura, 16 Januari 2015
Kepala Kantor Pemberdayaan
Perempuan Kabupaten Badung
Ida Ayu Yutri Indahgustari, SE.MM.
Pembina Tingkat I
NIP. 19713108 199703 2 007