bab i pendahuluan 1.1. latar belakang - badungkab.go.id 2014.pdfbab i pendahuluan 1.1. latar...

39
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014 1 KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Badung merupakan bagian integral dari pemerintah pusat yang merupakan perpanjangan tangan dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemerintahan termasuk didalamnya dalam pelaksanaan pembangunan secara berkelanjutan dengan menggunakan sumber daya yang ada secara proforsional sehingga dapat memberikan dampak yang optimal untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan tetap mempertimbangkan dan menjaga kelestarian dan keseimbangan alam secara bijaksana sehingga dapat mengurangi dampak atau ekses yang bersifat negative yang ditimbulkan akibat pembangunan yang tidak mempertimbangkan prinsip-prinsip keseimbangan sosial, ekonomi dan Budaya. Dalam rangka melaksanakan proses pembangunan pemerintah Kabupaten Badung tetap mengacu dan dilandasi oleh keberadaan historis, kearifan lokal dan kondisi sosial masyarakat Kabupaten Badung yang tertuang dalam Motto Cura Dharma Raksaka. Bertitik tolak dari motto tersebut Pemerintah Kabupaten Badung menyepakati landasan-landasan yang dipakai sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan yang tertuang dalam Visi Melangkah Bersama Membangun Badung Yang Shanti dan Jagadhita Berlandaskan Tri Hita Karana dan 9 Misi yang dikelompokkan menjadi 3 fungsi antara lain 1. Fungsi Parahyangan, 2. Fungsi Pawongan, 3. Fungsi Palemahan. Dalam pelaksanaan fungsi kepemerintahan, Pemerintah Kabupaten Badung dalam rangka mempercepat proses pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang dinginkan ditopang oleh lembaga, instansi yang masing-masing mempunyai fungsi yang diamanatkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung merupakan salah satu instansi yang menjalankan fungsi pembangunan dalam bidang Pemberdayaan Perempuan yang dalam pelaksanaan tetap mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Stratejik yang merupakan dokumen pembangunan lima tahunan. Pembangunan merupakan suatu proses berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menggunakan berbagai sumber daya yang ada baik yang bersifat material dan non material sehingga membutuhkan adanya

Upload: hakhanh

Post on 31-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

1

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemerintah Kabupaten Badung merupakan bagian integral dari pemerintah

pusat yang merupakan perpanjangan tangan dalam melaksanakan fungsi-fungsi

kepemerintahan termasuk didalamnya dalam pelaksanaan pembangunan secara

berkelanjutan dengan menggunakan sumber daya yang ada secara proforsional

sehingga dapat memberikan dampak yang optimal untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat dengan tetap mempertimbangkan dan menjaga kelestarian dan

keseimbangan alam secara bijaksana sehingga dapat mengurangi dampak atau ekses

yang bersifat negative yang ditimbulkan akibat pembangunan yang tidak

mempertimbangkan prinsip-prinsip keseimbangan sosial, ekonomi dan Budaya.

Dalam rangka melaksanakan proses pembangunan pemerintah Kabupaten

Badung tetap mengacu dan dilandasi oleh keberadaan historis, kearifan lokal dan

kondisi sosial masyarakat Kabupaten Badung yang tertuang dalam Motto Cura

Dharma Raksaka. Bertitik tolak dari motto tersebut Pemerintah Kabupaten Badung

menyepakati landasan-landasan yang dipakai sebagai acuan dalam pelaksanaan

pembangunan yang tertuang dalam Visi Melangkah Bersama Membangun Badung

Yang Shanti dan Jagadhita Berlandaskan Tri Hita Karana dan 9 Misi yang

dikelompokkan menjadi 3 fungsi antara lain 1. Fungsi Parahyangan, 2. Fungsi

Pawongan, 3. Fungsi Palemahan.

Dalam pelaksanaan fungsi kepemerintahan, Pemerintah Kabupaten Badung

dalam rangka mempercepat proses pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran

yang dinginkan ditopang oleh lembaga, instansi yang masing-masing mempunyai

fungsi yang diamanatkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kantor

Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung merupakan salah satu instansi yang

menjalankan fungsi pembangunan dalam bidang Pemberdayaan Perempuan yang

dalam pelaksanaan tetap mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) dan Rencana Stratejik yang merupakan dokumen pembangunan

lima tahunan.

Pembangunan merupakan suatu proses berkelanjutan yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menggunakan berbagai sumber daya

yang ada baik yang bersifat material dan non material sehingga membutuhkan adanya

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

2

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

kemampuan pengelolaan yang optimal demi terselenggaranya Clean Government

dan Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintah untuk

mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai

tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Sehubungan dengan hal tersebut

diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat,

jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, bersih dan bertanggungjawab

serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Pada zaman globalisasi dan era transparansi saat ini, pemerintah daerah

memiliki tanggungjawab yang sangat besar dan harus mampu menjadi derigen

pembangunan baik di sektor swasta dan segenap komponen masyarakat sehingga

dampak daripada pembangunan dapat dirasakan secara merata keberbagai lapisan

masyarakat. Untuk bisa mewujudkan hal tersebut suatu keharusan bagi pemerintah

untuk terus melakukan regulasi, deregulasi, debirokrasi, rekapitalisasi, reposisi,

relokasi dan restrukturisasi berbagai aspek penyelenggaraan pemerintahan untuk

mewujudkan iklim usaha yang lebih kondusif dan kehidupan masyarakat yang lebih

nyaman dan sejahtera.

Untuk menggerakkan segenap potensi pembangunan yang ada di daerah,

sesuai dengan kewenangan dan fungsi dalam penyelenggaraan otonomi daerah

hendaknya dilakukan secara terencana dan terukur. Oleh karena itu, diperlukan

perencanaan pembangunan terintegrasi melalui penjabaran tugas dan fungsi masing-

masing lembaga, yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah Kabupaten

Badung dalam melaksanakan visi, misi, program dan kegiatan sebagai suatu proses

untuk menentukan tindakan pemecahan permasalahan masa depan yang tepat,

sistimatis, terarah, terpadu, menyeluruh senantiasa tanggap terhadap perubahan dan

tantangan yang semakin berat.

Terwujudnya suatu tata pemerintahan yang baik dan akuntabel merupakan

harapan semua pihak. Berkenaan dengan harapan tersebut diperlukan pengembangan

dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur legitemate

sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara

berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi,

kolusi dan nepotisme (KKN). Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor

28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi,

kolusi dan nepotisme, maka di terbitkan INPRES Nomor 7 tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Salah satu pasal dalam undang-undang

tersebut menyatakan bahwa azas-azas umum penyelenggaraan negara meliputi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

3

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

kepastian hukum, azas tertib penyelenggaraan negara, azas kepentingan umum, azas

keterbukaan, azas proporsionalitas dan profesionalitas serta akuntabilitas. Azas

akuntabilitas adalah setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara

negara harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai

pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999

tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap Kepala SKPD Pemerintah

Daerah. diminta untuk menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) SKPD kepada Bupati, sebagai perwujudan kewajiban suatu

instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan

pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir tahun

anggaran.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) SKPD dibuat

dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

serta pengelolaan sumberdaya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada

setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Satuan Kerja Pemerintah

Daerah (LAKIP SKPD) juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai kinerja dan

alat pendorong terwujudnya good governance. Dalam perspektif yang lebih luas,

maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Satuan Kerja Pemerintah

Daerah (LAKIP SKPD) berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik.

Semua hal tersebut memerlukan dukungan dan peran aktif seluruh masyarakat.

Bertitik tolak dari RPJM Kabupaten Badung Tahun 2011–2015, Rencana

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Badung dan Inpres Nomor 7 Tahun

1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta memperhatikan

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Nomor 29

Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, penyusunan LAKIP SKPD Tahun 2014

berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen

penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut disajikan

berupa informasi mengenai pencapaian sasaran RPJMD, realisasi pencapaian

indikator sasaran disertai dengan penjelasannya yang memadai atas kinerja dan

perbandingan capaian indikator kinerja. Dengan demikian, Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah Satuan Kerja Pemerintah Daerah (LAKIP SKPD) Kantor

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

4

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung yang menjadi bagian laporan

kemajuan penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Badung kepada Bupati ini telah

disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. Realisasi yang dilaporkan

dalam LAKIP SKPD ini merupakan hasil kegiatan Tahun 2014.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dan Dalam lampiran Instruksi Presiden

Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 Tanggal 15 juni 1999 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah disebutkan bahwa Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah Satuan Kerja Pemerintah Daerah (LAKIP SKPD)

Tahunan disampaikan kepada Bupati sebagai bahan penyusunan LAKIP Pemerintah

Kabupaten Badung.

Pelaksanaan penyusunan LAKIP SKPD Kantor Pemberdayaan Perempuan

Kabupaten Badung Tahun 2014 dengan memperhatikan peraturan perundang-

undangan yang melandasi pelaksanaan LAKIP, yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang

Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir , UU No. 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah;

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota;

6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

7. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

5

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

10. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 perubahan atas Peraturan Daerah

Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Badung Tahun 2011-2015;

11. Peraturan Bupati Badung Nomor 54 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas

Peraturan Bupati Badung Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Indikator Kinerja Utama

(IKU) di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Badung;

12. Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Badung Tahun Anggaran 2014.

1.2. Gambaran Umum Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung

Adapun visi Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung Tahun

2011–2015 sebagai berikut :

“Terwujudnya Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) Kesejahteraan dan

Perlindungan Anak (KPA) dalam Berkeluarga, Bermasyarakat, Berbangsa dan

Bernegara ”.

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, maka perlu dituangkan dalam

bentuk misi yang dapat memberikan arah, tujuan yang ingin dicapai dan

memberikan fokus terhadap program yang akan dilaksanakan serta untuk

menumbuhkan partisipasi semua pihak. Untuk dapat mengantisipasi kondisi dan

permasalahan yang ada serta memperhatikan tantangan kedepan dengan

mempertimbangkan peluang yang dimiliki untuk mewujudkan partisipasi

masyarakat serta memberikan pelayanan di bidang Pemberdayaan perempuan dan

Perlindungan Anak maka rumusan misi Kantor Pemberdayaan Perempuan

Kabupaten Badung dalam pencapaian misi 2014 ditetapkan, antara lain :

1. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian lembaga dan organisasi

perempuan.

2. Meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat di berbagai bidang

startegis.

3. Meningkatkan kesejahteraan, perlindungan anak dan perlindungan Perempuan.

4. Menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan.

Tujuan yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan dalam

rangka memberikan kepastian operasional dan keterkaitan terhadap peran masing-

masing misi adalah :

Terwujudnya peningkatan peranan perempuan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

6

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

Terwujudnya perlindungan perempuan dan anak

Menurunnya kesenjangan pembangungan antara laki-laki dan perempuan

Terwujudnya pemenuhan hak anak

Dalam hal ini Sasaran Program dan Kegiatan yang akan dicapai oleh Kantor

Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung :

Meningkatnya peranan perempuan

Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak

Menurunnya kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan

laki-laki

Meningkatnya pemenuhan hak anak

Untuk itu agar dapat mewujudkan kerangka pembangunan tersebut dalam kurun

waktu lima tahun kedepan, maka ditetapkan beberapa strategi yaitu :

1. Meningkatkan kemampuan dan kemadirian lembaga dan organisasi

perempuan.

2. Meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat di berbagai bidang

strategis.

3. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak.

4. Menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan.

5. Menegakkan HAM bagi perempuan.

6. Meningkatkan Pemenuhan Hak Anak.

Adapun arah kebijakan Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung

periode 2011-2015, diarahkan pada beberapa sasaran pokok meliputi :

1. Terwujudnya peningkatan peranan perempuan

2. Terwujudnya kualitas hidup keluarga dan masyarakat.

3. Terwujudnya perlindungan perempuan dan anak

4. Terwujudnya pembangunan yang responsif gender

5. Terwujudnya penegakan HAM bagi perempuan.

6. Terwujudnya pemenuhan hak anak

Keberhasilan program yang dilakukan sangat erat kaitannya dengan kebijakan

instansi. Dalam rangka itu Program Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten

Badung 5 (lima) tahun mendatang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan

Kegiatan :

- Pembinaan dan Evaluasi GSI-B

- Lomba Pengelola Bina Keluarga Balita (BKB)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

7

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

- Pelatihan POKJA BKB tingkat Kecamatan dan Desa/Kelurahan.

- Lomba pengelola Bina Keluarga Balita (BKB).

- Peringatan hari Anak Nasional

- Pengembangan Kabupaten Layak Anak

- Sosialisasi HIV AIDS.

- Sosialisasi Penyelesaian Kasus dengan Pendekatan (Restorative ).

- Pembinaan Simulasi pola Asuh Anak Dalam Keluarga dan Penghapusan

Kekerasan dalam Rumah tangga di Kabupaten Badung.

- Sosialisasi Kabupaten Layak Anak (KLA).

- Pelatihan KHA Bagi Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak (KLA).

- Forum Anak Daerah Kabupaten Badung.

- Sosialisasi Telepon Sahabat Anak (TESA).

- Pengadaan Alat Permainan Edukatif (APE)

2. Program Penguatan Kelembagaan Pengahurusutamaan Gender (PUG)

Kegiatan :

- Seleksi Tokoh Perempuan.

- Penyusunan Statistik Analisis Gender

- Penilaian Perkembangan Kemajuan Pelaksanaan Program dan Kegiatan PP

dan PUG Anak di masing-masing Kabupaten/Kota

- Penyusunan Indeks Pembangunan Gender Kabupaten Badung.

- Fasilitasi Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan

dan Anak (P2TP2A)

- Pelatihan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender

- Sosialisasi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak

3. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

Kegiatan :

- Sosialisasi Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Kekerasan Dalam

Rumah Tangga

- Sosialisasi Pencegahan Terjadinya Tindak Pidana Perdagangan Orang

(Trafiking)

- Peringatan Hari Ibu Tahun 2014

4. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan

Kegiatan :

- Pembinaan dan Evaluasi Kader P2WKSS

1.3. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

8

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

Sumber daya manusia merupakan salah satu kunci untuk mencapai

keberhasilan dalam melakukan Tugas Pokok dan Fungsi. Jumlah pegawai pada

Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung :

1. Kepala Kantor 1 (satu) orang

2. Ka. Sba Bag. Tata Usaha 1 (satu) orang

3. Kepala Seksi 3 (tiga) orang

4. Staf 27 (dua puluh tujuh) orang

Klasifikasi pendidikan Pegawai pada Kantor Pemberdayaan Perempuan

Kabupaten Badung :

1. Tingkat pendidikan S2 ada 2 (dua) orang

2. Tingkat pendidikan S1 ada 7 (tujuh) orang

3. Tingkat pendidikan Sarjana Muda ada 2 (dua) orang

4. Tingkat pendidikan SLTA/sederajat ada 21 (dua puluh satu) orang

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Pembentukan

Susunan dan Tata Kerja Perangkat Daerah serta diikuti dengan Peraturan Bupati

Nomor 39 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Lembaga Teknis Daerah yang

merupakan penjabaran dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 disebutkan

bahwa tugas pokok Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung adalah:

“Melayani Masyarakat Kabupaten Badung di Bidang Pemberdayaan Perempuan

dan Perlindungan Anak ”.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kantor Pemberdayaan Perempuan

mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

1. Menyusun Rencana dan Program di bidang Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak serta peningkatan kesejahteraan berdasarkan Peraturan

Bupati Nomor 35 Tahun 2008, sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan

yang berlaku.

2. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi Program Peningkatan Kualitas

Hidup Perempuan (PKHP) di bidang Pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial

dan budaya serta lingkungan untuk mengetahui perkembangan, permasalahan

dan hambatan serta mencari jalan keluar pemecahannya.

3. Menyelenggarakan kerjasama di bidang Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak dengan instansi lain di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Badung.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

9

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

4. Menyiapkan bahan untuk mengadakan kerjasama dengan Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) Propinsi, Kabupaten/Kota, lembaga-lembaga sosial dan

organisasi wanita dalam rangka pelaksanaan penyuluhan dan pembinaan terhadap

kaum perempuan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

5. Pengelolaan barang milik/kekayaanNegara yang menjadi tanggungjawabnya.

6. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan

fungsinya kepada Bupati Kepala Daerah.

7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

8. Koordinasi merupakan segala usaha untuk mengadakan hubungan dan kerjasama

atas dasar hubungan fungsional dengan instansi/unit kerja terkait guna kelancaran

pelaksanaan tugasnya.

9. Pengawasan merupakan segala usaha dan kegiatan untuk melaksanakan

pengamanan, pengendalian teknis dan pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan

perencanaan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dengan tugas pokok dan fungsi sebagaimana tersebut di atas dan adanya

paradigma baru dalam perencanaan pembangunan yang sejalan dengan mandat

Instruksi Presiden nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, maka Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung menyusun

Rencana Strategis Unit Kerja Kabupaten Badung sebagai pedoman pelaksanaan

kegiatan - kegiatannya dalam rentang waktu 2011 – 2015.

Sesuai Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan

dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Badung, susunan organisasi Kantor

Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung, terdiri dari :

1. Kepala Kantor

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

3. Kepala Seksi Pengharusutamaan Gender

4. Kepala Seksi Penyuluhan dan Pembinaan

5. Kepala Seksi Bina Ketrampilan Perempuan

Selanjutnya Bagan dan Susunan Organisasi Kantor Pemberdayaan Perempuan

Kabupaten Badung dapat dilihat dalam gambar 1.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

10

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

Gambar 1

Bagan Susunan Organisasi Kantor Pemberdayaan Perempuan

SUB.BAGIAN

TATA USAHA

SEKSI BINA

KETRAMPILAN

PEREMPUAN

SEKSI

PENYULUHAN

DAN PEMBINAAN

SEKSI

PENGARUSUTAMAAN

GENDER

KEPALA KANTOR

PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

11

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis

Perencanaan merupakan salah satu komponen/unsur management yang

mempunyai peranan yang sangat menentukan keberhasilan dalam proses

pembangunan dan pelaksanaan program-program yang menjadi kebijakan

pemerintah. Dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dimana dalam Undang-

Undang tersebut ditetapkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan

rencana pembangunan dalam jangka panjang, menengah dan tahunan yang

dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintahan di pusat dan daerah dengan

melibatkan masyarakat.

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis

merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar

mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional, global dan tetap

berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dengan pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, instansi

pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang,

dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.

Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilaksanakan melalui

pembangunan secara berkelanjutan, optimalisasi sumber daya dan meningkatkan

peran serta masyarakat dalam pembangunan untuk menggerakkan potensi

pembangunan daerah sesuai dengan kewenangan dan kewajiban dalam

penyelenggaraan otonomi daerah hendaknya dilakukan secara terencana dan

terukur. Pembangunan yang berdaya guna dan berhasil guna akan dapat diwujudkan

apabila didahului oleh adanya perencanaan yang terpadu, baik perencanaan jangka

panjang, jangka menengah dan perencanaan tahunan.

Sebagai kerangka perencanaan jangka panjang dijabarkan dengan perencanaan

jangka menengah melalui penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) SKPD Kabupaten Badung Tahun 2011-2015 sesuai dengan

Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan atas

Perda Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2011 tentang RPJMD Kabupaten Badung

Tahun 2010-2015. Penjabaran lebih lanjut dalam perencanaan tahunan di tuangkan

dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2014.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

12

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Pemerintah Kabupaten Badung Tahun 2014 ini, mengacu pada Peraturan Daerah

Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Badung Tahun 2011–2015, Peraturan Bupati

Badung Nomor 54 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Badung

Nomor 1 Tahun 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Badung, Review Rencana Kinerja Tahun 2014, serta Review

Penetapan Kinerja Tahun 2014.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Badung Tahun 2011–2015 merupakan dokumen perencanaan strategis yang disusun

dan dirumuskan setiap 5 (lima) Tahun yang merupakan perencanaan jangka

menengah yang menggambarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan

Daerah. Dan secara sistematis mengedepankan isu–isu lokal, yang diterjemahkan

kedalam bentuk strategis kebijakan dan rencana pembangunan yang terarah, efektif

dan berkesinambungan sehingga dapat diimplementasikan secara bertahap sesuai

dengan skala prioritas dan kemampuan anggaran pembiayaan.

2.2. Rencana Kinerja

Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai

penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis,

yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan.

Penyusunan rencana kinerja dilaksanakan seiring dengan agenda penyusunan dari

kebijakan anggaran serta merupakan komitmen instansi untuk mencapainya dalam

tahun tertentu.

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kantor Pemberdayaan

Perempuan (RPJM SKPD) Kabupaten Badung Tahun 2011-2015 merupakan

dokumen perencanaan tahunan sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang memuat informasi tentang sasaran yang

ingin dicapai oleh Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung dalam tahun

bersangkutan, indikator kinerja sasaran serta rencana capaian/target. Secara rinci

dapat dilihat pada tabel 2.1.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

13

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

Tabel 2.1

Rencana Kinerja Tahunan Kantor Pemberdayaan Perempuan

Kabupaten Badung Tahun 2014

No.

Sasaran Indikator Kinerja Target

1 Meningkatnya peranan

perempuan

- Persentase peningkatan jumlah

kelompok usaha perempuan

650 KK

2 Meningkatnya

perlindungann

perempuan dan anak

- Jumlah penanganan kasus KDRT 25 kasus

- Persentase penanganan kasusu

KDRT yang terselesaikan

800 orang

3 Menurunya

kesenjangan

pencapaian

pembangunan antara

perempuan dan laki-

laki

- Angka IPG 75.45

4 Meningkatnya

pemenuhan hak anak

- Predikat dalam evaluasi Kabupaten

Layak Anak (KLA)

Predikat

Tk

Nindya

2.3. Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan

kesepakatan/perjanjian, kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target

yang ingin dicapai berdasarkan rencana kerja yang dimiliki dengan memperhatikan

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik. Perjanjian kinerja

yang ingin dicapai Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung Tahun 2014

ditetapkan dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif dan akuntabel.

Penyusunan Dokumen Perjanjian Kinerja agar memperhatikan : Kontrak Kinerja

antara Presiden dengan Menteri; Dokumen Perencanaan Jangka Menengah;

Dokumen Perencanaan Kinerja Tahunan; Dokumen Penganggaran dan atau

Pelaksanaan Anggaran.

Dokumen Perjanjian Kinerja dimanfaatkan oleh setiap pimpinan instansi

pemerintah untuk memantau atau mengendalikan pencapaian kinerja organisasi;

melaporkan capaian realisasi kinerja dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah menilai keberhasilan organisasi. Dokumen Perjanjian Kinerja

mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta target

kinerja dan anggaran. Dokumen Penetapan Kinerja Kantor Pemberdayaan Perempuan

Kabupaten Badung tahun 2014 dapat diuraikan dalam tabel 2,2 sebagai berikut :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

14

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

Tabel 2.2

Perjanjian Kinerja Kantor Pemberdayaan Perempuan

Kabupaten Badung Tahun 2014

MISI 1 Meningkatkan kemapuan dan kemandirian lembaga dan organisasi perempuan

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target

1. Meningkatnya peranan

perempuan

Persentase peningkatan

jumlah kelompok usaha

perempuan

KK 650KK

MISI 2 Meningkatnya kualitas hidup keluarga dan masyarakat di berbagai bidang strategis

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target

1. Meningkatnya

perlindungan perempuan

dan anak

Persentase penanganan kasus

KDRT yang terselesaikan

kasus 25 kasus

MISI 3 Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target

1. Menurunnya kesenjangan

pencapian pembangunan

antara perempuan dan

laki-laki

Angka IPG - 75,45

MISI 4 Menghapus segala bentuk dsikriminasi terhadap perempuan

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target

1. Meningkatnya

pemenuhan hak anak

Predikat dalam evaluasi

Kabupaten Layak Anak

setahun Predikat Tk

Nindya

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

15

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA DAN KEUANGAN

Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial

dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada

tiap bidang yang mempunyai tugas dan fungsi sesuai amanat dari peraturan perundangan

yang menjadi dasar pelaksanaan. Masing-masing bidang atau individu pada setiap jajaran

aparatur bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan pada bidangnya yang telah

direncanakan dalam rencana kerja tahunan. Konsep inilah yang membedakan adanya

kegiatan yang terkendali dengan kegiatan yang tidak terkendali. Kegiatan-kegiatan yang

terkendali merupakan kegiatan yang secara nyata dapat dikendalikan oleh seseorang atau

suatu pihak. Ini berarti, kegiatan tersebut benar-benar direncanakan, dilaksanakan dan

dinilai hasilnya oleh pihak yang berwenang.

Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, melalui media pertanggungjawaban yang

dilaksanakan dalam dunia birokrasi, akuntabilitas instansi pemerintah merupakan

perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan

atau kegagalan misi instansi yang bersangkutan.

Sesuai amanat Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah dan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan dan Pemberantasan

Korupsi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang lebih menjamin

adanya keseimbangan dan wujud nyata akuntabilitas kepada masyarakat, selain itu juga

menunjukkan upaya pertanggungjawaban sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8

Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

Dengan demikian sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah khususnya

Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung perlu dilaksanakan sebagai alat ukur

untuk mengetahui kesinambungan dan kemampuan organisasi dalam pencapaian visi dan

misi serta tujuan organisasi tersebut. Dimana hasil yang dicapai tersebut akan menjadi

media evaluasi yang efektif bagi upaya dan sarana perbaikan kinerja Kantor Pemberdayaan

Perempuan Kabupaten Badung kedepan.

Hal itu sejalan pula dengan Agenda Penguatan Pengawasan yang mengacu pada

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP) mewajibkan dilakukannya review atas pencapaian Kinerja Utama

Kantor Pemberdayaan Perempuan yang bertitik berat pada penilaian efektifitas dan

efisiensi pencapaian kinerja.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

16

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

Kantor Pemberdayaan Perempuan selaku pengemban amanah masyarakat

Kabupaten Badung, melaksanakan kewajiban dalam bidang Pemberdayaan Perempuan dan

perlindungan anak, penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dibuat sesuai

dengan ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2010 tentang

Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target

kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan dan penilaian tingkat

pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan

dalam dokumen RPJM 2011-2015. Sesuai ketentuan tersebut, pengukuran kinerja

digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

program, sasaran, tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi

Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung.

Mengacu pada ketentuan yang berlaku dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun

1999, Keputusan Kepala LAN Nomor : 239/X/6/8/2003 Tanggal 25 Maret 2003 tentang

Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 25 Tahun 2010 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun

2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Kinerja Kantor

Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung diukur berdasarkan tingkat pencapaian

sasaran dan indikator sasaran serta menggambarkan tingkat pencapaian sasaran dan

program kegiatan dilakukan melalui media rencana kinerja yang dibandingkan dengan

realisasinya.

Pencapaian sasaran diperoleh dengan cara membandingkan target dengan realisasi

indikator kinerja. Kemudian atas hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi

untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis.

Untuk mempermudah interpretasi atas pencapaian sasaran dan program/kegiatan

serta indikator makro diberlakukan nilai disertai makna dari nilai tersebut yaitu :

No. Kategori Nilai Angka Interpretasi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

AA

A

B

CC

C

D

> 85 - 100

> 75 - 85

> 65 - 75

> 50 - 65

> 30 - 50

0 - 30

Memuaskan

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Agak Kurang

Kurang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

17

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja

untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab – sebab tercapai atau

tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.

Secara umum Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung telah dapat

melaksanakan tugas dan fungsi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Badung Tahun 2011-2015. Telah

ditetapkan 4 sasaran dengan 5 indikator kinerja (out comes) sebagaimana tertuang pada

Peraturan Bupati Nomor 1 Tahun 2012 tentang Indikator Kinerja Utama di lingkungan

Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung:

Sasaran 1 terdiri dari 1 indikator

Sasaran 2 terdiri dari 2 indikator

Sasaran 3 terdiri dari 1 indikator

Sasaran 4 terdiri dari 1 indikator

3.1. Evaluasi Kinerja

Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan,

badan hukum atau pimpinan secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan

dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima

pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah.

Evaluasi kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah

ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kantor Pemberdayaan

Perempuan Kabupaten Badung.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten

Badung yang dibuat sesuai dengan ketentuan yang diamanatkan dalam Instruksi

Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

Keputusan Kepala LAN Nomor 239/X/6/8/2003 Tanggal 25 Maret 2003 tentang

Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 25 Tahun 2010 tentang Penyusunan Perjanjian Kinerja dan Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Secara umum Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung telah

dapat melaksanakan tugas dan fungsi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran

yang telah ditetapkan dalam RPJM Kabupaten Badung Tahun 2011–2015. Empat

sasaran yang telah ditetapkan pada Tahun Anggaran 2014 sebagaimana telah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

18

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2011

tentang RPJM Kabupaten Badung Tahun 2011–2015, memiliki indikator kinerja

sebanyak 5 (lima).

Dari 4 (empat) sasaran dengan 5 (lima) indikator kinerja, pencapaian indikator

kinerja Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung lebih terinci dapat

dilihat pada table 3.1.

Tabel 3.1

Persentase Katagori Pencapaian Indikator Kinerja

No. Kategori Jumlah Indikator

kinerja Persentase

Misi I ( 1 Sasaran )

1 Baik Sekali 1 100%

2 Baik

3 Cukup

4 Kurang

Misi II ( 1 Sasaran )

1 Baik Sekali 2 100%

2 Baik

3 Cukup

4 Kurang

Misi III ( 1 Sasaran )

1 Baik Sekali

2 Baik 1 99,80 %

3 Cukup

4 Kurang

Misi IV ( 1 Sasaran )

1 Baik Sekali 1 100%

2 Baik

3 Cukup

4 Kurang

Akan tetapi kalau dilihat berdasarkan pencapaian sasaran-sasaran strategis Kantor

Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Pengukuran Kinerja Tahun 2014

No Sasaran Indikator Target Realisasi %

1 Meningkatnya

Peranan

Perempuan

- Persentase

peningkatan Jumlah

kelompok usaha

perempuan

650 KK

(13)

Klompok

650 KK

(13)

Klompok

100

2 Meningkatnya

perlindungan

perempuan

- Persentase

penanganan kasus

KDRT yang

terselesaikan

25 kasus 6 kasus 24

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

19

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

3 Menurunnya

kesenjangan

pencapaian

antaraperempuan

dan laki-laki

- Angka IPG 75,45 75,30 99.80

4 Meningkatnya

pemenuhan hak

anak

- Predikat dalam

evaluasi kabupaten

layak anak (KLA)

Predikat

Tk

Nindya

Predikat

Tk

Nindya

100

Dari analisa pengukuran kinerja pada table 3.2 dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Persentase peningkatan jumlah kelompok usaha perempuan

Program terpadu P2WKSS merupakan salah satu program peningkatan

peranan wanita dalam pembangunan, yang berupaya untuk mengembangkan

sumber daya manusia dan sumber daya alam dan lingkungan untuk mewujudkan

dan mengembangkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia dalam rangka

pembangunan masyarakat desa/kelurahan, dengan meningkatkan jumlah

kolompok usaha perempuan dimana perempuan sebagai penggeraknya. Hasil

pelaksanaan P2WKSS di Kabupaten Badung tahun 2014 Kantor Pemberdayaan

Perempuan Kabupaten Badung menargetkan sebanyak 650 KK atau

sebanyak 13 kelompok usaha perempuan yang mendapat pembinaan dan pelatihan

P2WKSS. Dalam pelaksanaannya telah mencapai 650 KK ( 13) kelompok yang

mendapat pelatihan dan pembinaan P2WKSS, artinya kegiatan ini telah berjalan

sesuai target yang diinginkan (100%).

Upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk mencapai target yang diinginkan yaitu :

1. Mempergunakan pola pendekatan lintas bidang pembangunan, melibatkan

beberpa SKPD terkait sebagai tim pembina, maka dibentuklah Tim Pembina

P2WKSS dari PKK Kabupaten Badung, dengan melibatkan dinas terkait

antara lain Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Badung, Dinas

Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Badung, Badan

Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pemerintahan Desa Kabupaten Badung,

Bagian Hukum dan HAM Setda. Kabupaten Badung, Dinas Koperasi,

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Badung untuk melakukan

pembinaan secara berkelanjutan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

20

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

2. Program disesuaikan dengan tetap mempertimbangan potensi dan

karakteristik kondisi daerah setempat memberikan ruang kepada kelompok

P2WKSS untuk membangun dirinya sendiri dalam upaya meningkatkan

kualitas hidup perempuan.

3. Melaksanakan evaluasi melalui lomba ke tingkat Provinsi untuk mendapatkan

jawaban terhadap efektivitas pelaksanaan, serta dampak program terhadap

kesetaraan dan keadilan gender, peran, akses dan kontrol serta manfaat yang

dirasakan perempuan serta penurunan jumlah keluarga miskin.

Upaya-upaya yang akan dilakukan untuk mencapai target yang diinginkan yaitu :

1. Memanfaatkan hasil pemetaan keluarga sejahtera yang rawan sosial ekonomi,

kesehatan dan pendidikan sebagai dasar pembentukan P2WKSS di

Desa/Kelurahan.

2. Memfasilitasi dan melakukan advokasi desa/kelurahan untuk membangun

kemandirian masyarakat khususnya kaum perempuan untuk membentuk

kelompok P2WKSS.

3. Melaksanakan pembinaan P2WKSS secara berkelanjutan.

4. Melaksanakan evaluasi/lomba ke tingkat Provinsi.

2. Persentase penanganan kasus KDRT yang terselesaikan

Hasil yang sudah dicapai :

- Untuk indikator kedua yaitu jumlah penanganan kasus KDRT yang

terselesaikan , dapat dilihat pada tabel di atas bahwa selama tahun 2014

terdapat 6 kasus yang masuk dan sudah dapat terselersaikan seluruhnya atau

100 % .

Upaya- upaya sudah dan akan yang dilakukan :

- Dengan mengadakan sosialisasi pencegahan dan penanganan kasus kekerasan

dalam rumah tangga serta sosialisasi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004

tentang PKDRT. Dan Undang –undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak, dengan tujuan untuk menekan kasus KDRT.

Perlindungan Perempuan dan Anak Korban kekerasan baik terhadap anak-

anak SLTP dan SLTA maupun terhadap Tim Penggerak PKK di Kecamatan,

3.Angka IPG

IPG adalah salah satu indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan

pembangunan dengan memperhatikan ketimpangan gender melalui kondisi

penduduk yang sehat dan berumur panjang, berpendidikan dan

berketrampilan serta mempunyai pendapatan yang memungkinkan untuk

dapat hidup layak.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

21

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

Indikator IPG :

1. Pendidikan

Indikator pendidikan diambil dari :

- Angka melek huruf yaitu persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang

bisa membaca dan menulis huruf latin atau lainnya.

- Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang telah

dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas di seluruh jenjang

pendidikan yang pernah dijalani. Semakin lama orang itu bersekolah

diasumsikan semakin handal kemampuan orang tersebut.

2. Kesehatan (angka harapan hidup)

Secara umum kualitas kesehatan ditunjukkan dari Angka Harapan Hidup

(AHH) yang dibentuk dari variable Anak Lahir Hidup dan Anak yang Masih

Hidup. Dalam berbagai analisis demografi, angka harapan hidup merupakan

salah satu ukuran mortalitas yang penting. Angka Harapan Hidup adalah

umur rata-rata akan dicapai oleg seorang bayi yang baru lahir.

3. Ekonomi (Indeks Distribusi Pendapatan)

Selain pendidikan dan kesehatan, sebagai unsur dasar pembangunan

manusia/gender yang diakui secara luas adalah juga standar hidup layak.

Dimensi kehidupan yang layak dilihat dari indikator perkiraan pendapatan

perempuan dan perkiraan pendapatan laki-laki yang selanjutnya

menghasilkan indeks pendapatan perempuan dan indeks pendapatan laki-laki

agar mampu menghasilkan indeks pendapatan dengan sebaran merata sebagai

dasar perhitungan Indeks Pembangunan Gender (IPG).

Untuk indikator Indek Pembangunan Gender (IPG) didapatkan angka tahun

2012 sebanyak 75,27, sedangkan pada tahun 2013 IPG tidak dilaksanakan,

sehingga kegiatan pendukung untuk pencapaian angka IPG tidak ada.

Sedangkan untuk tahun 2014 angka IPG adalah 75,30 dari target 75,45 yang

merupakan hasil perhitungan riil dari data yang diperoleh tahun 2014 dengan

random di 6 (enam) kecamatan di Kabupaten Badung 75,30, angka tersebut belum

termasuk £ (tingkat kepercayaan) sebesar 5% sesuai dengan ketentuan penelitian

dalam sosial ekonomi, sehingga rentang nilai IPG setelah memasukkan £ (tingkat

kepercayaan), maka IPG Kabupaten Badung antara 74,8-75,8. Jika dilihat dari

trend peningkatan IPG di Kabupaten Badung dari tahun ke tahun dan

kemungkinan perkembangan IPG bulan Oktober- Desember 2014 (karena

penelitian hanya sampai September 2014) maka target 75,45 telah tercapai.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

22

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

4. Predikat dalam evaluasi Kabupaten Layak Anak (KLA)

BKB merupakan kegiatan berbasis masyarakat yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan orang tua dan anggota keluarga lain

dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak melalui interaksi orang tua

dan anak secara optimal dan sedini mungkin yang dilaksanakan dalam kegiatan

kelompok. Pada indikator kelima dapat dilihat bahwa pada tahun anggaran 2014

jumlah kader BKB (Bina Keluarga Balita) yang memperoleh pembinaan dan

pelatihan sebanyak 75 kader. Hal ini telah sesuai dengan target pada awal tahun

yang telah ditetapkan, sehingga realisasinya mencapai 100%.

Upaya-upaya yang sudah dilakukan yaitu :

1. Memberikan pelatihan bagi Kader BKB tingkat Kecamatan, Desa/Kelurahan.

2. Pembinaan kepada Kelompok BKB Desa/Kelurahan.

3. Memberikan Panduan BKB bagi Kader BKB Kecamatan, Desa/Kelurahan.

Upaya-upaya yang akan dilakukan tahun 2014 yaitu :

1. Memberikan pelatihan bagi kader BKB Tingkat Kecamatan, Desa/Kelurahan

2. Pembinaan kepada Kelompok BKB Desa/Kelurahan

3. Memberikan panduan BKB bagi Kader BKB Kecamatan, Desa/Kelurahan

4. Pengintegrasian BKB dengan PAUD melalui pelatihan BKB kepada Guru

PAUD.

3.2. Analisa Pencapaian Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor

Pemberdayaan Kabupaten Badung Tahun 2014 berdasarkan data dan informasi yang

relevan dengan kebutuhan organisasi pembuat keputusan. Agar dapat

menginterpretasikan realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, banyak faktor-

faktor yang menjadi permasalahan dan perlu adanya solusi pemecahan masalah.

Untuk itu diperlukan analisis terhadap hasil pengukuran pencapaian sasaran.

Analisis atas pencapaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan selama

Tahun 2014, sesuai dengan perjanjian kinerja yang ditetapkan oleh Bupati Badung

berupa Dokumen Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Badung, Indikator

Kinerja Utama (IKU) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah tentang prioritas dan

sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2014 serta dalam rangka mewujudkan

Pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, secara

umum Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung telah dapat

melaksanakan tugas dengan baik dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran tersebut.

Untuk mencapai tujuan Kantor Pemberdayaan Perempuan menetapkan 4 (empat)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

23

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

sasaran, 4 (empat) indikator serta 4 (empat) misi sebagaimana telah ditetapkan dalam

Indikator Kinerja Utama (IKU) pada Peraturan Bupati Nomor 1 Tahun 2012 analisis

pencapaian kinerja dalam penyelenggaraan pemerintahan beserta Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) sebagai pelaksanaan program dan kegiatan dapat dilihat

pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Ketercapaian Indikator pada masing-masing Sasaran terhadap Target

No. Sasaran Jumlah

Indikator

Ketercapaian

Target Keterangan

1 2 3 4 5

1 Meningkatnya

peranan

perempuan

1 650 KK (13

Kelompok ) Indikator pertama dapat

dilihat bahwa selama tahun

2014 Kantor Pemberdayaan

Perempuan Kabupaten

Badung menargetkan

sebanyak 650 KK yang

mendapat pembinaan dan

pelatihan P2WKSS. Dalam

pelaksanaannya telah

mencapai 650 KK yang

mendapat pelatihan dan

pembinaan P2WKSS, artinya

kegiatan ini telah berjalan

sesuai target yang diinginkan

(100%).

2 Meningkatnya

perlindungan

perempuan dan

anak

2 6 kasus Indikator kedua yaitu jumlah

penanganan kasus KDRT,

dapat dilihat pada tabel di

atas bahwa selama tahun

berjalan 2014 terdapat 6

kasus yang masuk dari target

25 kasus terjadi penurunan

angka kasus KDRT dan dari

6 kasus yang masuk

semuanya sudah dapat

ditangani.Penurunan kasus

yang terjadi karena adanya

sosialisasi UU Nomor 23

tahun 2004tentang PKDRT

dan Sosialisasi UU Nomor 23

Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

24

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

3 Menurunnya

kesenjangan

pencapaian

antaraperempuan

dan laki-laki

1 75,30 Indikator Indek Pembangunan

Gender (IPG) pada tahun 2014

angka IPG adalah 75,30 dari

target 75,45 yang merupakan

hasil perhitungan riil dari data

yang diperoleh tahun 2014

dengan random di 6 (enam)

kecamatan di Kabupaten

Badung 75,30, angka tersebut

belum termasuk £ (tingkat

kepercayaan) sebesar 5%

sesuai dengan ketentuan

penelitian dalam sosial

ekonomi, sehingga rentang

nilai IPG setelah memasukkan

£ (tingkat kepercayaan), maka

IPG Kabupaten Badung antara

74,8-75,8. Jika dilihat dari

trend peningkatan IPG di

Kabupaten Badung dari tahun

ke tahun dan kemungkinan

perkembangan IPG bulan

Oktober- Desember 2014

(karena penelitian hanya

sampai September 2014) maka

target 75,45 telah tercapai.

4 Meningkatnya

pemenuhan hak

anak

1 Predikat Tk

Nindya

Indikator keempat dapat dilihat

bahwa pada tahun anggaran

2014 predikat yang diraih

adalah tk Nindya . Hal ini telah

sesuai dengan target pada awal

tahun yang telah ditetapkan,

sehingga realisasinya mencapai

100%.

Berdasarkan hasil Analisis Pencapaian Target terhadap masing-masing sasaran secara

rinci dapat diperoleh gambaran pada tabel 3.4 sebagai berikut :

Tabel 3.4

Analisis Pencapaian Target Sasaran Kantor Pemberdayaan Perempuan

Kabupaten Badung Dari Tahun 2012-2014

No Indikator

Kinerja Satuan

Tahun 2013 Capaian

Kinerja

Tahun

2013

Tahun 2014 Capaian

Kinerja

Tahun

2014 Target Realisasi Target Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Persentase

peningkata

n jumlah

usaha

kelompok

KK/Kel

ompok

100

KK/

klp

100 KK/

klp

100 % 650

KK/klp

650

KK/klp

100%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

25

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

perempua

n

2 Jumlah

penangana

n kasus

KDRT yg

terselesaik

an

kasus 25

kasus

11 kasus

100%

Dari

kasus yg

masuk

25

kasus

6 kasus

100%

Dari

kasus yg

masuk

3 Angka

IPG

Data- - - - 75,45 75,30 99,8%

4 Jumlah

kader

BKB yang

mendapat

pelatihan

kader 75

kader

75 kader 100% 75

kader

75 kader 100%

Dari analisis pencapaian target sasaran Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten

Badung dari tahun 2012-2014 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Persentase peningkatan jumlah kelompok usaha perempuan

Untuk merealisasikan indikator pertama tersebut dicanangkan program dan

kegiatan antara lain :

Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan.

Kegiatan :

- Pembinaan dan evaluasi kader P2WKSS

Dari tabel 3.4 di atas dapat dilihat bahwa untuk tahun anggaran 2012 terdapat

100 KK( 2) kelompok dan tahun 2013 terdapat 100 KK (2) Keleompok, tahun

2014 terdapat 650 KK ( 13 ) kelompok yang memperoleh pelatihan dan

pembinaan pada setiap kecamatan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ini

sudah sesuai dengan target yang ditetapkan pada awal tahun 2012, 2013 dan

tahun 2014. Adapun keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah

terlaksananya pembinaan kader P2WKSS pada 6 (enam) kecamatan di

Kabupaten Badung. Sedangkan hasilnya adalah mewujudkan keluarga sehat

sejahtera di Kabupaten Badung.

2. Persentase penanganan kasus KDRT yang terselesaikan

Untuk merealisasikan indikator tersebut telah dicanangkan program dan kegiatan

antara lain penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

26

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

Kegiatan :

- Fasilitasi Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu, secara analisa sesuai

tabel di atas dapat dilihat bahwa selama tahun berjalan tahun 2012 kasus

yang masuk sebanyak 12 kasus, tahun 2013sebanyak 11 kasus dan tahun

2014 sebanyak 6 kasus kekerasan yang masuk/diterima, dan sudah dapat

terlayani seluruhnya. Kalau dilihat perbandingan angka dari tahun ketahun

terjadi penurunan kasus dari terget setiap tahun.Keluaran dari kegiatan ini

adalah terlaksananya sosialisasi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004

tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah tangga (PKDRT), dan

Sosialisasi Undang-undang nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak,

sedangkan hasil kegiatan ini adalah terwujudnya sosialisasi UU Nomor 23

Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.dan UU

Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.

3. Angka IPG (Indek Pembangunan Gender)

Dengan beberapa program kegiatan antara lain :

-Penyusunan Indeks Pembangunan Gender

Sesuai dengan tabel di atas dapat dilihat pada tahun 2012 realisasi Angka IPG

75,27 dan pada tahun 2013 belum terealisasi karena kegiatan IPG tahun 2013

tidak dilaksanakan. Tahun 2014 Angka IPG 75,45 realisasinya 75,30 angka IPG

ini merupakan hasil perhitungan riil dari data yang diperoleh tahun 2014 dengan

random di 6 (enam) kecamatan di Kabupaten Badung 75,30, namun hal itu belum

termasuk £ tingkat kepercayaan sebesar 5% sesuai dengan ketentuan penelitian

dalam sosial ekonomi, sehingga rentan hasil perhitungan IPG setelah

memasukkan £ tingkat kepercayaan terhadap data, maka IPG Kabupaten Badung

antara 74,8-75,8. Jika dilihat dari trend peningkatan IPG di Kabupaten Badung

dan kemungkinan perkembangan IPG (karena penelitian hanya sampai

September 2014) maka target 75,45 telah tercapai. Keluaran kegiatan ini adalah

terlaksananya penyusunan buku indek pembangunan gender, sedangkan hasil dari

kegiatan ini adalah tersedianya data Indek Pembangunan Gender (IPG).

4. Predikat dalam evaluasi kabupaten layak anak (KLA)

Program yang sudah ditetapkan adalah Program keserasian kebijakan

peningkatan kualitas anak dan perempuan.

Kegiatannya :

- Pelatihan Pokja BKB tingkat kecamatan dan desa/kelurahan

Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa pada tahun 2012 predikat yang diraih

adalah predikat tingkat nindya sesuai dengan yang ditargetkan ( 100 % ) .

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

27

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

Sedangkan pada tahun 2013 realisasi yang dicapai yaitu predikat tingkat nindya

sesuai dengan target ( 100 % ) pada awal tahun yang telah ditetapkan, sehingga

realisasinya mencapai 100%.

Sedangkan tahun 2014 ditargetkan predikat tingkat nindya namun pada tahun

yang bersangkutan tidak ada penilaian dari pusat sehingga realisasinya tidak

tercapai , adapun keluaran dari kegiatan ini adalah terlaksananya pelatihan Pokja

BKB tingkat kecamatan dan kelurahan, sedangkan hasil dari kegiatan ini adalah

meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan kader BKB.

3.2.1. Analisis Pencapaian Sasaran 1 (Pertama)

Meningkatnya peranan perempuan. Secara rinci mengenai analisis

pencapaian sasaran pertama sesuai dengan tugas dan fungsi Kantor Pemberdayaan

Perempuan dalam bidang pemberdayaan perempuan dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Analisis Pencapaian Sasaran Pertama

Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung

No Indikator

Kinerja Satuan

Tahun 2013 Capaian

Kinerja

Tahun

2013

Tahun 2014 Capaian

Kinerja

Tahun

2014 Target Realisasi Target Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Persentase

peningkatan

Jumlah

kelompok

usaha

perempuan

KK/kl

plp

100

KK/2

klp

100

KK/2

klp

100% 650

KK/

13 klp

650 KK/

13 klp

100%

Berdasarkan hasil analisis pencapaian sasaran pertama yang terdiri dari

1 (satu) indikator kinerja tersebut diatas diperoleh gambaran sebagai berikut :

Secara umum Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung telah dapat

melaksanakan tugas dan fungsinya dalam bidang pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

dalam RPJM SKPD Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung Tahun

2011-2015, dari sasaran pertama terhadap 1 (satu) indikator kinerja dalam kurun

waktu 2 (dua) tahun sudah sesuai dengan target yang diharapkan, dilihat dari

perbandingan realisasi tahun 2013 dengan tahun 2014 secara capaian kinerja sudah

mencapai target yang ditetapkan pada awal tahun, berdasarkan hal tersebut

disimpulkan bahwa kinerja Kantor Pemberdayaan Perempuan sesuai sasaran pertama

dengan satu indikator yang sudah ditetapkan bisa mendukung visi dan misi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

28

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

diselesaikan dengan terlaksananya berbagai program kegiatan yang sudah

dicanangkan.

Kantor Pemberdayaan Perempuan sebagai salah satu SKPD di pemerintah

Kabupaten Badung memiliki sasaran yang jelas dituangkan dalam beberapa

indikator- indikator utama sebagai bentuk sasaran yang ingin dicapai, sesuai dengan

visi dan misi yang sudah ditetapkan yaitu “Terwujudnya Kesetaraan dan Keadilan

Gender (KKG) Kesejahteraan dan Perlindungan Anak (KPA) dalam Berkelurga,

Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara”.

Dilihat realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun 2014

dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RENSTRA SKPD dapat dilihat

pada tabel 3.6.

Tabel 3.6

Realisasi Akumulasi Pencapaian Sasaran Kedua

Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung

No. Indikator

Kinerja Satuan

Realisasi

Akumulasi s/d.

Tahun 2014

Rencana sesuai

dengan RENSTRA

SKPD Tahun 2015

Persentase

Capaian

Kinerja

%

1 2 3 4 5 6

1 Persentase

peningkatan

jumlah kelompok

usaha perempuan

KK/

2 klp

950 KK/19

klp

1550 KK/31

klp

61,29%

Berdasarkan hasil analisis realisasi akumulasi pencapaian sasaran pertama

terhadap indikator jumlah keluarga yang mendapat pembinaan P2WKSS, persentase

pencapaiannya masih sangat jauh dari yang ditargetkan sesuai dengan RENSTRA

SKPD tahun 2015, hal ini dikarenakan jumlah KK/kelompok yang ditargetkan akan

semakin banyak dari tahun ke tahun sehingga mencapai sebanyak 1.550 KK pada

akhir tahun 2015 atau sebesar 100%.

3.2.2 Analisis Pencapaian Sasaran 2 (Kedua)

Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak. Secara rinci mengenai

analisis pencapaian sasaran pertama sesuai dengan tugas dan fungsi Kantor

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

29

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

Pemberdayaan Perempuan dalam bidang pemberdayaan perempuan dapat dilihat

pada tabel 3.7 berikut :

Tabel 3.7

Analisis Pencapaian Sasaran Kedua

Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung

No Indikator

Kinerja Satuan

Tahun 2013 Capaian

Kinerja

Tahun

2013

Tahun 2014 Capaian

Kinerja

Tahun

2014 Target Realisasi Target Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Persentase

penanganan

kasus

KDRT yg

terselesaikan

kasus 25

kasus

11 kasus 100%

Dari

kasus

yg

masuk

25

kasus

6 kasus 100%

Dari

kasus

yg

masuk

Dalam rangka mewujudkan sasaran Kantor Pemberdayaan Perempuan di

dukung oleh 2 (dua) indikator untuk mendukung dalam mewujudkan visi dan misi

yang sudah ditetapkan. Untuk mendukung pencapaian sasaran yang berkaitan dengan

bidang pemberdayaan perempuan sesuai dengan tabel 3.7 terlihat bahwa capaian

kinerja untuk sasaran kedua yang terdiri dari 2 (dua) indikator, tahun 2013 dan tahun

2014 indikator pertama dari 2 (dua) indikator sudah tercapai sesuai dengan yang

diharapkan karena dari sebanyak 11 kasus pada tahun 2013 dan 6 kasus pada tahun

2014 yang masuk sudah dapat ditangani seluruhnya, sedangkan sasaran kedua dari

indikator kedua tercapai sesuai dengan target indikator 2 (dua) pada tahun 2013

sebanyak 1456 orang dan tahun 2014 sebanyak 1440 orang yang ditargetkan

mendapat pembinaan GSI-B pada tiap-tiap kelurahan/desa sudah melebihi target yang

telah ditetapkana pada awal tahun. Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan dalam RPJMD SKPD Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

30

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

Badung, dari sasaran kedua di tahun 2014 terdapat 2 (dua) indikator yang mana

seluruhnya sudah memenuhi target yang telah ditetapkan.

Realisasi akumulasi pencapaian kinerja sampai dengan tahun 2014

dibandingkan dengan RENSTRA SKPD, dapat dilihat pada tabel 3.8.

Tabel 3.8

Realisasi Akumulasi Pencapaian Sasaran Kedua

Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung

No. Indikator

Kinerja Satuan

Realisasi

Akumulasi s/d.

Tahun 2014

Rencana sesuai

dengan RENSTRA

SKPD Tahun 2015

Persentase

Capaian

Kinerja

%

1 2 3 4 5 6

1 Jumlah

penanganan

kasus KDRT

Kasus 29 kasus 125 kasus 23,2%

Berdasarkan hasil analisis realisasi akumulasi pencapaian sasaran kedua

terhadap 2 (dua ) indikator sasaran tersebut diperoleh gambaran sebagai berikut :

1. Persentase penanganan kasus KDRT yang terselesaikan sudah mencapai target

yang ditetapkan, artinya seluruh kasus KDRT yang masuk sudah dapat

terselesaikan seluruhnya.

3.2.3 Analisis Pencapaian Sasaran 3 (Ketiga)

Menurunnya kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-

laki. Percepatan terwujudnya pembangunan yang responsif gender dengan

melaksanakan program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

sesuai Visi Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung yaitu Terwujudnya

Kesetaraan dan Keadilan Gender Kesejahjteraan dan Perlindungan Anak dalam

berkeluarga, Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara.

Misi Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung

1. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian perempuan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

31

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

2. Terjaminnya perlindungan anak dan perempuan.

3. Meningkatkan pemberdayaan perempuan.

4. Menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan.

Sebagai salah satu indikator untuk menuju percepatan Pengarusutamaan dan

keadilan gender, analisis pencapaian sasaran ketiga dilihat pada tabel 3.9

Tabel 3.9

Analisis Pencapaian Sasaran Ketiga

Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung

No Indikator

Kinerja Satuan

Tahun 2013 Capaian

Kinerja

Tahun

2013

Tahun 2014 Capaian

Kinerja

Tahun

2014 Target Realisasi Target Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Angka

IPG

(Indeks

pembang

unan

gender)

Data- - - - 75,45 75,30 99,8%

Dalam rangka mewujudkan sasaran Kantor Pemberdayaan Perempuan di

dukung oleh 1 (satu) indikator untuk mendukung dalam mewujudkan visi dan misi

yang sudah ditetapkan. Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan dalam RPJMD SKPD Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten

Badung, dari sasaran ketiga di tahun 2014 terdapat 1 (satu) indikator, dilihat dari tabel

di atas dapat dilihat tahun 2013 angka realisasi IPG mencapai 0 karena untuk tahun

2013 IPG tidak terealisasi karena kegiatan ini tidak dilaksanakan.

Realisasi akumulasi pencapaian kinerja sampai dengan tahun 2014

dibandingkan dengan RENSTRA SKPD, dapat dilihat pada tabel 3.10

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

32

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

Tabel 3.10

Realisasi Akumulasi Pencapaian Sasaran Ketiga

Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung

No. Indikator Kinerja Satuan

Realisasi

Akumulasi

s/d. Tahun

2014

Rencana sesuai

dengan

RENSTRA

SKPD Tahun

2015

Persentase

Capaian

Kinerja

%

1 2 3 4 5 6

1 Angka IPG data 75,45 75,50 99,93

Berdasarkan hasil analisis realisasi akumulasi pencapaian sasaran ketiga

terhadap indikator angka IPG, persentase pencapaiannya mendekati dari target

RENSTRA SKPD tahun 2015 target 75,50 dan angaka IPG tahun 2014 tercapai

75,30. Artinya mencapai 99,93 %.

3.2.4 Analisis Pencapaian Sasaran 4 (Keempat)

Meningkatnya pemenuhan hak anak. Secara rinci mengenai analisis pencapaian

sasaran pertama sesuai dengan tugas dan fungsi Kantor Pemberdayaan Perempuan

Kabupaten Badung dalam bidang pemberdayaan perempuan dapat dilihat pada

tabel 3.11

Tabel 3.11

Analisis Pencapaian Sasaran Keempat

Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung

No Indikator

Kinerja Satuan

Tahun 2013 Capaian

Kinerja

Tahun

2013

Tahun 2014 Capaian

Kinerja

Tahun

2014 Target Realisasi Target Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

Predikat

dalam

evaluasi

kabupaten

layak

anak

setahun

Predikat

tk

nindyar

Predikat

tk

nindya

100%

Predikat

tk

nindya

-

-

Dalam rangka mewujudkan sasaran Kantor Pemberdayaan Perempuan di

tabel 3.11 dapat dilihat bahwa predikat dalam evaluasi kabupaten layak tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

33

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

capaiannya sangat baik sepeti yang ditargetkan yitu predikat tingkat nindya

sedangkan untuk tahun 2014 predikat tingkat nindya dibisa terealisasi karen atidak

ada penilaian dari pusat sehingga realisasinya tidak ada (nihil ).

Realisasi akumulasi pencapaian kinerja sampai dengan tahun 2014

dibandingkan dengan RENSTRA SKPD, dapat dilihat pada tabel 3.12

Tabel 3.12

Realisasi Akumulasi Pencapaian Sasaran Keempat

Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung

No. Indikator Kinerja Satuan

Realisasi

Akumulasi

s/d. Tahun

2014

Rencana sesuai

dengan

RENSTRA SKPD

Tahun 2015

Persentase

Capaian

Kinerja

%

1 2 3 4 5 6

1 Predikat tk

nindya

setahun Predikat tk

nindya

Predikat tk nindya 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada indikator predikat dalam

penilaian kabupaten layak anak pada akhir tahun 2014 tidak tercapai . Hal ini

dikarenakan tahun 2014 tidak diadakan penilaian kabupaten layak anak maka

capaiannya menjadi nihil (tidak ada ).

3.3 Akuntabilitas Keuangan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Dokumen Anggaran Perubahan

(DPAP) Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung pada Tahun Anggaran

2014 sebesar Rp 5.043.099.339 dengan rincian Realisasi Anggaran Belanja sebesar

Rp 4.478.270.701 sehingga dana yang terserap 88,80 %, adapun Realisasi Belanja

Langsung sebesar Rp 1.597.867.488 sedangkan Realisasi Belanja Tidak Langsung

sebesar Rp 2.880.403.213 sehingga sisa anggaran tahun 2014 sebesar

Rp 564.828.638.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

34

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

3.3.1. Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait

secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja tidak langsung

meliputi Belanja Pegawai, dalam bentuk gaji dan tunjangan, tambahan penghasilan

PNS, insentif pemungutan retribusi.

3.3.2 Belanja Langsung

Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung

dengan program dan kegiatan meliputi :

1) Belanja Pegawai, dipergunakan untuk pengeluaran honorarium PNS,

honorarium non PNS dan uang lembur.

2) Belanja Barang dan Jasa, dipergunakan untuk pengeluaran bahan habis pakai,

bahan material, jasa kantor, perawatan kendaraan, cetak dan penggandaan, sewa

alat berat, sewa perlengkapan dan alat kantor, makanan dan minuman, pakaian

kerja, perjalanan dinas, dan sosialisasi.

3) Belanja Modal, dipergunakan untuk pengeluaran pengadaan kendaraan dinas,

peralatan gedung kantor, meubelair, perbaikan senderan, pengadaan alat-alat

kebersihan, sarana dan prasarana kebersihan.

3.3.3 Target dan Realisasi Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten

Badung 2014

Anggaran (DPA) Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung pada

Tahun 2014 sebesar Rp 5.043.099.339,- dengan rincian realisasi anggaran sebesar

Rp 4.478.270.701,- atau Surplus sebesar Rp 564.828.638.

Sesuai standar akuntansi Pemerintahan belanja terinci atas :

1. Belanja Tidak Langsung, belanja yang dipergunakan untuk Belanja Pegawai,

dalam bentuk gaji dan tunjangan, tambahan penghasilan PNS,

Rp 3 224.578.597,- terealisasi menjadi Rp 2.880.403.213,- atau atau 89,33%.

2. Belanja Langsung, belanja yang dipergunakan untuk Belanja Pegawai

dipergunakan untuk pengeluaran honorarium PNS, honorarium non PNS ,

Penyediaan Jasa Pegawai Tidak tetap anggaran semula 1.818.520.742,-

terealisasi menjadi Rp 1.597.867.488,- atau 87,87%, belanja langsung

merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung dengan program dan

kegiatan meliputi :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

35

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

Belanja Pegawai dipergunakan untuk pengeluaran honorarium PNS,

honorarium non PNS , dengan Pagu Anggaran Rp 3.265.378.597,-

Anggaran yang terealisasi sebesar Rp 2.919.503.213,- atau 89,41%.

Belanja Barang dan Jasa, dengan Pagu Anggaran sebesar

Rp 1.405.629.700,- dengan anggaran yang terealisasi menjadi

Rp 1.220.959.488,- atau 86,86%.

Belanja Modal dengan Pagu Anggaran Rp 372.091.042 dengan anggaran

yang terealisasi sebesar Rp 337.808.000 atau 90,79%.

3.4 Capaian Prestasi dan Penghargaan

1. Diraihnya prestasi Anugerah Parahita Ekapraya yaitu prestasi yang diberikan oleh

Pemerintah Pusat kepada Kepala Daerah yang memiliki komitmen dalam upaya

mewujudkan kesetaraan gender dan perlindungan anak. Prestasi tersebut sudah diraih

dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2014 dengan katagori sebagai berikut :

- Tahun 2008 Anugrah Parahita Ekapraya Tingkat Madya

- Tahun 2009 Anugrah Parahita Ekapraya Tingkat Madya

- Tahun 2010 Anugrah Parahita Ekapraya Tingkat Utama

- Tahun 2011 Anugrah Parahita Ekapraya Tingkat Madya

- Tahun 2012 Anugrah Parahita Ekapraya Tingkat Utama

- Tahun 2013 Anugrah Parahita Ekapraya Tingkat Utama

- Tahun 2014 Anugrah Parahita Ekapraya Tingkat Utama

2. Dalam Evaluasi ke Tingkat Provinsi Bali, P2WKSS Kabupaten Badung meraih

katagori juara sebagai berikut :

- Tahun 2008 Terbaik II Tingkat Provinsi Bali

- Tahun 2009 Terbaik VII Tingkat Provinsi Bali

- Tahun 2010 Terbaik II Tingkat Provinsi Bali

- Tahun 2011 Terbaik I Tingkat Provinsi Bali

- Tahun 2012 Terbaik IV Tingkat Provinsi Bali

- Tahun 2013 Terbaik III Tingkat Provinsi Bali

- Tahun 2014 Terbaik II Tingkat Provinsi Bali

3. Gerakan Sayang Ibu Baru Lahir (GSI-B) Kabupaten Badung meraih katagori juara

sebagai berikut :

- Tahun 2009 Terbaik I Tingkat Provinsi Bali

- Tahun 2010 Terbaik III Tingkat Provinsi Bali

- Tahun 2012 Terbaik IV Tingkat Provinsi Bali

- Tahun 2013 Terbaik VI Tingkat Provinsi Bali

- Tahun 2014 Harapan III Tingkat Provinsi Bali

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

36

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

4. Bina Keluarga Balita (BKB) meraih penghargaan sebagai berikut :

- Tahun 2011 Terbaik IV Tingkat Provinsi Bali

- Tahun 2012 Terbaik V Tingkat Provinsi Bali

- Tahun 2013 Terbaik V Tingkat Provinsi Bali

- Tidak dinilai karena ada acara berbarengan di Kabupaten Badung.

5. Kota menuju layak anak meraih penghargaan sebagai berikut :

- Tahun 2011 Peringkat I Kategori Nindya

- Tahun 2012 Peringkat I Kategori Nindya

- Tahun 2013 Peringkat Utama Kategori Nindya

- Tahun 2014 Peringkat Utama Katagori Nindya

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

37

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sebagai penutup dari Laporan Akuntanbilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung Tahun 2014, dapat

disimpulkan bahwa secara umum Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten

Badung telah melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan amanah yang tertuang

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Strategis

(RENSTRA) terlihat dalam pengukuran pencapaian kinerja yang sesuai dengan

sasaran strategis yang telah dirancang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam

bidang Pemberdayaan Perempuan. Terhadap dua sasaran strategisnya sebagimana

yang telah tertuang dalam Peraturan Bupati Badung Nomor 1 Tahun 2012 sebagian

besar/hampir seluruhnya telah dapat direalisasikan dengan baik. Tujuan penyusunan

laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun

tujuan SKPD Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung, sebagai langkah-

langkah pencapaian visi dan misi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang

ditetapkan.

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik pada hakekatnya adalah proses

terintegrasi dalam pengelolaan sumber daya yang ada melalui pelaksanaan kebijakan

publik berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, partisipatif, adanya

kepastian hukum, kesetaraan, efektif dan efisien. Prinsip-prinsip penyelenggaraan

pemerintahan demikian merupakan landasan bagi penerapan kebijakan yang

demokratis yang ditandai dengan menguatnya kontrol dari masyarakat terhadap

kinerja pelayanan publik.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 4 empat) imdikator, 4 (empat)

sasaran dan 4 (empat) misi dapat disimpulkan bahwa indikator 1 (satu) telah

mencapai realisasi 100% atau intepretasi sangat baik (>85%-100%), indikator 2 (dua)

mencapai target 6 kasus atau intepretasi sangat baik (>85%-100%) dan indikator 3

(tiga) mencapai target 100% atau intepretasi sangat memuaskan (>100%). Pada

indikator keempat untuk tahun 2014 tidak ada penilaian sehingga capaiannya nihil .

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

38

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

Sedangkan kalau dilihat berdasarkan pencapaian masing-masing indikator

kinerja dapat disimpulkan bahwa 4 (empat) indikator sudah mencapai 100% dari

capian keseluruhan sampai akhir tahun 2015. Untuk indikator yang keempat untuk

tahun 2014 angka IPG adalah 75,30 dari target 75,45 yang merupakan hasil

perhitungan riil dari data yang diperoleh tahun 2014 dengan random di 6 (enam)

kecamatan di Kabupaten Badung 75,30, angka tersebut belum termasuk £ (tingkat

kepercayaan) sebesar 5% sesuai dengan ketentuan penelitian dalam sosial

ekonomi, sehingga rentang nilai IPG setelah memasukkan £ (tingkat kepercayaan),

maka IPG Kabupaten Badung antara 74,8-75,8. Jika dilihat dari trend peningkatan

IPG di Kabupaten Badung dari tahun ke tahun dan kemungkinan perkembangan

IPG bulan Oktober- Desember 2014 (karena penelitian hanya sampai September

2014) maka target 75,45 telah tercapai.

Serapan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Rp 5.043.099.339,- dari

jumlah anggaran yang telah ditetapkan Rp 4.478.270.701,-. Dengan demikian

disimpulkan, capaian Kinerja Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten

badung pada tahun 2014 dapat dikatakan mencapai sasaran interpretasi baik.

Terhadap beberapa indikator yang capiannya belum mencapai target seperti

yang diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan untuk melakukan

perbaikan atau pembenahan yang komprehensif baik dari proses perencanaan

maupun pelaksanaannya sehingga akan memberikan nilai yang lebih baik pada

tahun berikutnya. Adapun indikator yang belum mencapai target sesuai dengan

sasaran yaitu :

1. Angka IPG

Untuk menyikapi permasalahan tersebut upaya yang ditempuh antara lain :

Secara umum dapat disimpulkan bahwa pencapian target terhadap beberapa

indikator yang dicantumkan dalam RPJMD SKPD Kantor Pemberdayaaan

Perempuan Kabupaten Badung Tashun 2011-2015, khususnya untuk tahun

anggaran 2014 sebagaimana dituangkan dalam Peraturan bupati Nomor 1 Tahun

2013 tentang indikator Kinerja Utama Kantor Pemberdayaan perempuan

Kabupaten Badung dapat dipenuhi sesuai dengan harapan. Kegiatan IPG tersebut

dilasanakan melalui pengkajian serta penelitian yang dilakukan oleh Tim dengan

tujuan menghasilkan data IPG dilengkapi dengan memperhitungkan tingkat

kepercayaan sesuai dengan ketentuan penelitian sosial ekonomi.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

39

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

4.2 Saran

1. Mengadakan sosialisasi tentang keberadaan P2TP2A di masyarakat, di sekolah-

sekolah di Kabupaten Badung baik secara langsung maupun melalui media cetak.

2. Mensosialisasikan tentang pencegahan KDRT dan tata cara pelaporan kekerasan,

program kerja P2TP2A dan proses penanganan sampai kepada pendampingan

korban.

3. Memaksimalkan peran Desa kepada kelompok P2W-KSS setempat untuk

bersama-sama memajukan kelompok P2W-KSS agar tercapainya keluarga sehat

dan sejahtera.

4. Diharapkan pelaksanaan penilaian Kabupaten Layak Anak tetap dalaksanakan

sehingga anggaran yang telah tersedia dapat dimanfaatkan dengan baik mancapai

hasil yang sangat memeuaskan.

5. Agar perhitungan IPG dilengkapi dengan memperhitungkan tingkat kepercayaan

sesuai dengan ketentuan penelitian sosial ekonomi.

Mangupura, 16 Januari 2015

Kepala Kantor Pemberdayaan

Perempuan Kabupaten Badung

Ida Ayu Yutri Indahgustari, SE.MM.

Pembina Tingkat I

NIP. 19713108 199703 2 007