bab i pendahuluan 1.1. latar...
TRANSCRIPT
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gas Rumah Kaca (GRK) adalah jenis gas –gas yang dihasilkan oleh
aktivitas manusia maupun secara alami jika terakumulasi di atmosfer akan
mengakibatkan bumi semakin panas. Panas yang terjadi mengakibatkan
terjadinya perubahan iklim global. Pencairan es dikutub utara sebagai awal
terjadinya peningkatan tinggi permukaan laut sehingga jika dibiarkan, luas
permukaan bumi akan berkurang dari waktu ke waktu. Dampak lain dari
pemanasan global berupa terjadinya bencana alam seperti : perubahan siklus
udara dan air, yang bisa mengganggu keberadaan manusia dimuka bumi.
Untuk mengurangi laju kecepatan perubahan iklim global dapat
dilakukan dengan mengurangi sumber emisi GRK, terutama yang dihasilkan
oleh aktivitas manusia dan mengurangi penyebab pelepasan GRK yang
tersimpan secara alami di alam, seperti halnya Clorathidrat yang tersimpan di
pegunungan es dalam jumlah giga ton sehingga menjadi terlepas ke
atmosfer.
Untuk mengurangi laju kecepatan perubahan iklim ini tidak dapat
dilakukan oleh sebagian manusia yang menghuni permukaan bumi,
melainkan harus oleh seluruh penduduk yang menghuni belahan bumi
manapun. Untuk itu sebagai bentuk kepedulian dunia terhadap perubahan
iklim ini maka pada pertemuan Komisi Tingkat Tinggi ke 20 disepakati untuk
mengurangi emisi yang diakibatkan oleh aktivitas manusia dengan
menurunkan emisi dari sumbernya. Pada pertemuan tersebut Indonesia
berkomitmen untuk menurunkan emisi sebesar 26 % dengan kemampuan
sendiri dan 41 % dengan bantuan pihak luar.
Tindak lanjut dari komitmen Indonesia tersebut ditindaklanjuti dengan
gerakan Rencana Aksi Nasional Penurunan Gas Rumah Kaca (RAN GRK), pada
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
2
tahun 2011 keluar Peraturan Presiden no.61 tahun 2011 memberi panduan
bagi daerah untuk menindaklanjuti penyusunan Rencana Aksi Daerah
Penurunan Gas Rumah Kaca (RAD GRK). RAN GRK maupun RAD GRK
merupakan penjabaran komitmen kepada kegiatan konkrit secara nasional
maupun daerah melalui 5 sektor yang berpotensi sebagai sumber emisi yakni
: kehutanan, pertanian, industry, Energi dan pengelolaan limbah.
Penyusunan RAD GRK mengutamakan pelaksanaan pembangunan
ekonomi dengan target mampu menurunkan emisi Karbon disetiap sektor
tanpa mengganggu dari arah pembangunan itu sendiri. Paradigma yang
digunakan dalam pembangunan rendah karbon adalah pembangunan
berkelanjutan berdasarkan pendekatan cross sektoral serta mengutamakan
kebijakan dan kegiatan mitigasi perubahan iklim ke dalam perencanaan
pembangunan daerah.
Provinsi Jambi dengan bentang alam yang terdiri dari dataran tinggi,
rendah serta lahan gambut, dengan kondisi ini memiliki potensi sebagai
penyimpan Karbon (Stok Karbon) maupun sebagai penghasil Karbon (Emitter
Karbon). Aktivitas perekonomian masyarakat Jambi juga menjadi peluang
sebagai sumber emisi Karbon, dominasi sektor perkebunan, pertanian dapat
mempengaruhi alih fungsi lahan hutan menjadi sub sektor tersebut, tata
guna lahan dan perubahan tata guna lahan menjadi penyebab utama emisi
karbon di Negara-negaraberkembang. Aktivitas pemukiman, sektor industry
menghasilkan limbah cair, padat, maupun gas. Semua limbah tersebut
berpotensi sebagai penghasil emisi Karbon. Penghitungan semua aktivitas
perekonomian pada setiap sektor yang menghasilkan emisi Karbon akan
menentukan perhitungan mitigasi yang akan diambil. Kegiatan mitigasi ini
selanjutnya akan dijabarkan kedalam Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi
Gas Rumah Kaca Provinsi Jambi. Pada tahun 2015 melalui kegiatan mitigasi
perubahan iklim maka diadakan kegiatan untuk menunjang implementasi
RAD GRK di Provinsi Jambi. Kegiatan yang di lakukan adalah untuk
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
3
mengkoordinir pelaksanaan mitigasi, dan penghitungan besaran emisi khusus
untuk sektor limbah.
1.2. Tujuan
Tujuan umum kegiatan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim adalah:
1. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait untuk pembentukan
kelembagaan/sekretariat Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK)
di 11 kabupaten /kota.
2. Melaksanakan sosialisasi / aksi mitigasi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) di 4
kabupaten /kota .
3. Melaksanakan Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) Rencana Aksi
Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) di 11 kabupaten/kota.
4. Melaksanakan FGD Perubahan Iklim sebanyak 3 kali.
1.3.Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
1. Terlaksananya pembentukkan kelembagaan/sekretariat Rencana Aksi
Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK)di 11 kabupaten /kota.
2. Tersosialisasinya dan terlaksananya aksi mitigasi Gas Rumah Kaca
(RAD-GRK)di 4 kabupaten /kota.
3. Tersedianya data Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) Rencana
Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK)di 11 kabupaten /kota.
4. Terlaksananya FGD Perubahan Iklimsebanyak 3 kali.
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
4
BAB II
INPUT KEGIATAN
2.1. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan selama jangka waktu 1 (satu) tahun anggaran
terhitung dari tanggal 1 Januari s/d 31 Desember 2015.
2.2 Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan tersebar di Kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi
2.3 Target
Target kegiatan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim
a) Terlaksananya pembentukkan kelembagaan/sekretariat Rencana Aksi
Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK)di 11 kabupaten /kota.
b) Tersosialisasinya dan terlaksananya aksi mitigasi Gas Rumah Kaca
(RAD-GRK)di 4 kabupaten /kota.
c) Tersedianya data Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) Rencana Aksi
Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK)di 11 kabupaten /kota.
d) Terlaksananya FGD Perubahan Iklimsebanyak 3 kali.
2.4 Tim Pelaksana
Tim pelaksana kegiatan adalah aparatur pemerintah di lingkungan Badan
Lingkungan Hidup Provinsi Jambi.
2.5 Anggaran
Sumber dana atau anggaran berasal dari Dana Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD) Provinsi Jambi Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp. 256.182.000,-
(dua ratus lima puluh enam juta seratus delapan puluh dua ribu rupiah)
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
5
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1. Koordinasi Pembentukkan Kelembagaan/ Sekretariat RAD GRK
Koordinasi pembentukkan kelembagaan/sekretariat RAD GRKdilakukan di 11
kabupate/kota. Kegiatan ini dimulai dengan berkoordinasi dengan Bappeda
Provinsi Jambi. Langkah selanjutnya adalah mengaktifkan Pokja RAD GRK
Provinsi Jambi, yakni Pokja Limbah yang dikoordinir oleh BLHD, Pokja Berbasis
Lahan yang dikoordinir oleh Dinas Kehutanan dan terdiri dari anggota Dinas
Perkebunan dan Dinas Pertanian, serta Pokja Energi yang terdiri dari Dinas ESDM
dan Dinas Perhubungan. Setiap pokja membuat perhitungan sendiri dengan
berkoordinasi dengan SKPD terkait dengan kabupaten/kota. Melalui
peningkatan koordinasi sekretariat ini dapat dilakukan perbaikan Pemantauan
Evaluasi dan Pelaporan (PEP) RAD GRK Provinsi Jambi.
Pada tahun 2015 ini, telah terbentuk kelembagaan/ sekretariat RAD GRK
sebagai berikut :
No Kabupaten
/Kota
Status Pembentukkan Sekretariat RAD GRK
SK.Bupati/walikota Pokja RAD GRK Dok.RAD GRK
1. Kerinci Ada Ada Proses
2. Sungai penuh Proses Proses Proses
3. Bungo - - -
4. Tebo - - -
5. Merangin SK
108/Bappeda/2015
tentang Tim
Koordinasi dan Pokja
Penyusunan RAD
GRK
SK no
151/Bappeda/2015
tentang
pembentukkan tim
pelaksanan
penyusunan RAD
GRK
-
6. Sarolangun - - -
7. Batanghari - - -
8. Muaro Jambi Ada Ada Proses
9. Tanjabtim - - -
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
6
10. Tanjabbar - - -
11. Kota Jambi - - -
Tabel 3.1. kelembagaan/ sekretariat RAD GRK
3.2. Sosialisasi / Aksi Mitigasi Dampak Perubahan Iklim
Sosialisasi / Aksi Mitigasi Dampak Perubahan Iklim dilakukan pada
sekolah dasar di 4 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh,
Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Batang Hari. Materi sosialisasi adalah
emisi gas rumah kaca dan bahan perusak ozon serta dampak terhadap
lingkungan. Sosialisasi kepada dunia usaha terutama industri Crude Palm Oil
(CPO) yang menimbulkan emisi GRK dilaksanakan di PT.Dasa Anugrah Sejahtera
(DAS). Alasan memilih industri CPO karena limbah cair CPO merupakan sumber
emisi gas methan yang cukup besar di Provinsi Jambi dibanding industri lainnya.
Besaran emisi gas methan dari industri CPO adalah 182 juta tonmethan M3 atau
4,3 milyar CO2. Antisipasi yang dapat dilakukan oleh dunia usaha adalah
melakukan penangkapan gas methan (methan capture) dan mengubahnya
menjadi energi listrik sebesar 547.459 MW. Untuk menunjang pembiayaan
penangkapan gas methan maka Millenium Compact Account for Indonesai
(MCAI) diundang sebagai narasumber untuk mendanai pembangunan
pembangkit tenaga listrik dari gas methan. MCAI adalah sumber pembiayaan
dari pemerintah Amerika Serikat yang bertujuan untuk membangun
kesejahteraan hijau (Green Prosperity) bagi negara –negara berkembang.
3.3. Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan (PEP) RAD GRK Sektor Limbah
3.3.1. Emisi dan Mitigasi Gas Rumah Kaca Provinsi Jambi
Jumlah penduduk sangat mempengaruhi jumlah emisi gas rumah kaca
disuatu wilayah. Provinsi Jambi termasuk provinsi yang sedang tumbuh
dengan jumlah pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Peningkatan
jumlah penduduk meningkatkan jumlah limbah yang pada akhirnya
menambah jumlah emisi gas CO2 dan Methan (CH4).Pengukuran dilakukan
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
7
dengan metode Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan (PEP) terhadap
penurunan emisi GRK di Provinsi Jambi melalui identifikasi kegiatan-kegiatan
yang menurunkan emisi disetiap SKPD terkait di seluruh kabupaten /kota.
Berdasarkan hasil perhitungan maka dapat dibedakan 2 kegiatan
yang dapat menurunkan emisi secara langsung maupun tidak langsung.
Penurunan emisi secara langsung dilakukan melalui kegiatan inti, berupa
pembangunan Tempat Pengolahan Akhir (TPA) untuk limbah kota/kabupaten.
Tipe pengelolaan langsung ini dengan meningkatkan TPA open dumping
menjadi TPA sanitari landfill. Untuk mengetahui tingkat penurunan emisi
pertahun dari tahun 2013 sampai 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2. Penurunan Emisi GRK Tahun 2013
Bidang Kegiatan Mitigasi
2013
Jumlah Aksi
Mitigasi
Emisi BAU (Tco2e)
Penurunan Emisi
(ton CO2e)
Pengelolaan Limbah
Kegiatan Inti 9 3.901,66 1.505,30
Terjadi penurunan sebesar 1.505,30 CO2e dari emisi BAU sebesar
3.901,66 Ton CO2e Dengan persentase sebesar 38,58 % dengan 9 aksi
mitigasi.
Tabel 3.3. Penurunan Emisi GRK Tahun 2014
Bidang Kegiatan Mitigasi
2014
Jumlah Aksi
Mitigasi
Emisi BAU (Tco2e)
Penurunan Emisi (ton
CO2e)
Pengelolaan Limbah
Kegiatan Inti 16 919,3 (-2.758,1)
Terjadi penurunan sebesar (-2.758,1) CO2e dari emisi BAU sebesar
919,3 Ton CO2e Dengan persentase sebesar 0 % dengan 16 aksi mitigasi.
Penurunan emisi bernilai negative (-) dikarenakan aksi mitigasi belum
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
8
dilakukan penangkapan gas metan CH4. Nilai negative (-) akan berubah
menjadi positif (+) apabila telah dilakukan penangkapan gas metan.
Tabel 3.4. Penurunan Emisi GRK Tahun 2015
Bidang Kegiatan Mitigasi
2015
Jumlah Aksi Mitigasi
Emisi BAU (Tco2e)
Penurunan Emisi (ton
CO2e)
Pengelolaan Limbah
Kegiatan Inti 7 21.5 (- 322,16)
Terjadi penurunan sebesar (-322,1) CO2e dari emisi BAU sebesar 21,5
Ton CO2e Dengan persentase sebesar 0 % dengan 7 aksi mitigasi. Penurunan
emisi bernilai negative (-) dikarenakan aksi mitigasi belum dilakukan
penangkapan gas metan CH4. Nilai negative (-) akan berubah menjadi positif
(+) apabila telah dilakukan penangkapan gas metan.
3.3.2. Jenis Kegiatan Mitigasi di Provinsi Jambi
Kegiatan yang menurunkan emisi GRK di Provinsi Jambi mayoritas dalam
bentuk peningkatan TPA dan pembuatan IPAL komunal dan pembuatan MCK
sanimas. Sumber dana yang digunakan berasal dari APBN dan APBD
kabupaten/kota. Untuk melihat bentuk kegiatan tersebut dapat dilihat pada
tabel 3.5 dibawah ini :
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
9
Tabel 3.5. Kegiatan Mitigasi GRK Provinsi Jambi Tahun 2013
Kode
Aksi Mitigasi
Pelaksana/ Penanggun
g Jawab
Lokasi Pelaksana Emisi GRK
RAD
LPJ/LAKIP/Dokume
n Pelaporan
Lain
Kategori Kegiatan
Kab/Kota/Kec/Des
Target Realisasi
% Jumlah Unit Satuan Jumlah Unit Satuan
Emisi BAU (Tco2e)
Penurunan Emisi
(Tco2e)
1 2a 2b 2c 3 4 5a1 5a2 5b1 5b2 5c
2.13.15.6.1.62
TPS 3R TPS 3R Inti BLHD/
Kebersihan Kab. Merangin
42,88 Jumlah sampah Ton/ Thn
42,88 Jumlah sampah Ton/ Thn
1.684,16 1.505,3
2.13.15.6.1.62
TPS 3R TPS 3R Inti BLHD/
Kebersihan Kab. Tebo 428,55
Jumlah sampah Ton/ Thn
428,55 Jumlah sampah Ton/ Thn
2.13.15.6.1.62
TPS 3R TPS 3R Inti BLHD/
Kebersihan Kab. Batanghari
428,55 Jumlah sampah Ton/ Thn
428,55 Jumlah sampah Ton/ Thn
2.13.15.6.1.62
TPS 3R TPS 3R Inti BLHD/
Kebersihan Kota Sungai Penuh
85,76 Jumlah sampah Ton/ Thn
85,76 Jumlah sampah Ton/ Thn
2.13.15.6.1.66
Sanimas/ MCK ++
Sanimas/ MCK ++
Inti DPU Kab. Kerinci
1000 KK 1000 KK
2.217,5
0
2.13.15.6.1.66
Sanimas/ MCK ++
Sanimas/ MCK ++
Inti DPU Kab. Bungo 400 KK 400 KK
2.13.15.6.1.66
Sanimas/ MCK ++
Sanimas/ MCK ++
Inti DPU Kab. Tebo 500 KK 500 KK
2.13.15.6.1.66
Sanimas/ MCK ++
Sanimas/ MCK ++
Inti DPU Kab. Muaro Jambi
280 KK 280 KK
2.13.15.6.1.66
Sanimas/ MCK ++
Sanimas/ MCK ++
Inti DPU Kota Sungai Penuh
231 KK 231 KK
JUMLAH 3.901,66 1.505,30
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
10
Tabel 3.6. Kegiatan Mitigasi GRK Provinsi Jambi Tahun 2014
Kode
Aksi Mitigasi
Pelaksana/ Penanggung
Jawab
Lokasi Pelaksana
Emisi GRK
RAD
LPJ/LAKIP/Dokume
n Pelaporan
Lain
Kategori Kegiatan
Kab/Kota/Kec/Des
Realisasi
%
Jumlah Unit
Satuan Jumlah Unit Satuan
Emisi BAU (Tco2e)
Penurunan Emisi
(Tco2e)
1 2a 2b 2c 3 4 5a1 5a2 5b1 5b2 5c
2.13.15.6.1.66
Sanimas/ MCK ++
Sanimas/ MCK ++
Inti DPU Kerinci
4 Unit 4 Unit
919,3 (-2.758,1)
2.13.15.6.1.66
Sanimas/ MCK ++
Sanimas/ MCK ++
Inti DPU Bungo 2 Unit 2 Unit
2.13.15.6.1.66
Sanimas/ MCK ++
Sanimas/ MCK ++
Inti DPU Tebo 3 Unit 3 Unit
2.13.15.6.1.66
Sanimas/ MCK ++
Sanimas/ MCK ++
Inti DPU Muaro Jambi 4 Jumlah 4 Jumlah
2.13.15.6.1.66
Sanimas/ MCK ++
Sanimas/ MCK ++
Inti DPU Sungai Penuh 3 Jumlah 3 Jumlah
JUMLAH 919,3 (-2.758,1)
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
11
Tabel 3.7. Kegiatan Mitigasi GRK Provinsi Jambi Tahun 2015
Kode
Aksi Mitigasi
Pelaksanaan/
Penanggung Jawab
Lokasi Pelaksana
Emisi GRK
RAD
LPJ/LAKIP/Dokumen
Pelaporan Lain
Kategori Kegiatan
Kab/Kota/Kec/Des
Realisasi
%
Jumlah Unit Satuan Jumlah Unit Satuan Emisi BAU
(Tco2e)
Penurunan Emisi
(Tco2e)
1 2a 2b 2c 3 4 5a1 5a2 5b1 5b2 5c
2.13.15.6.1.66
Sanimas/ MCK ++
Sanimas/ MCK ++
Inti DPU Kab. Kerinci 200 KK Tertangani 200 KK Tertangani
21.5
(-322,16)
2.13.15.6.1.66
Sanimas/ MCK ++
Sanimas/ MCK ++
Inti DPU Kab. Muaro
Jambi 40 KK Tertangani 40 KK Tertangani
2.13.15.6.1.66
Sanimas/ MCK ++
Sanimas/ MCK ++
Inti DPU Kab. Muaro
Jambi 50 KK Tertangani 50 KK Tertangani
2.13.15.6.1.66
Sanimas/ MCK ++
Sanimas/ MCK ++
Inti DPU Kab. Muaro
Jambi 40 KK Tertangani 40 KK Tertangani
2.13.15.6.1.66
Sanimas/ MCK ++
Sanimas/ MCK ++
Inti DPU Kab. Muaro
Jambi 50 KK Tertangani 50 KK Tertangani
2.13.15.6.1.66
Sanimas/ MCK ++
Sanimas/ MCK ++
Inti DPU Kab. Muaro
Jambi 40 KK Tertangani 40 KK Tertangani
2.13.15.6.1.66
Sanimas/ MCK ++
Sanimas/ MCK ++
Inti DPU Kab. Muaro
Jambi 40 KK Tertangani 40 KK Tertangani
JUMLAH 21.5 (-322,16)
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
12
Dapat dilihat dari tabel diatas terdapat aksi mitigasi yang penurunan
emisinya bernilai negatif (-). Hal ini dikarenakan jenis aksi mitigasi limban cair berupa
pembangunan sanimas/ MCK ++ belum melakukan penangkapan gas metan (CH4)
pada sumber emisi. Dalam artian pembangunan sarana prasarana sanimas/ MCK ++
yang dilakukan pihak pemerintah atau swasta hanya sebatas untuk sanitasi
lingkungan dan estetika lingkungan, belum melakukan pembangunan yang berbasis
pengendallian dampak perubahan iklim berupa pengurangan emisi gas rumah kaca.
Untuk itu diharapkan kepada pihak terkait untuk kedepannya merencanakan
pembangunan yang berbasis penurunan emisi gas rumah kaca.
3.3.3. Pelaksanaan Sosialisasi Sistem Inventarisasi GRK dengan Aplikasi
SIGNSMART di Provinsi Jambi
Kenaikan suhu bumi merupakan dampak dari pemanasan global
akibat peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang memerangkap panas.
Kenaikan suhu tersebut mengakibatkan perubahan iklim. Tiga GRK utama
yaitu CO2, CH4, dan N2O.
Peraturan Presiden Nomor 71 tahun 2011 tentang Penyelenggaran
Inventarisasi GRK Nasional mengamanatkan untuk menginventarisasi GRK di
tiap Provinsi. Inventarisasi GRK secara berkala diharapkan dapat digunakan
sebagai dasar untuk mengukur pencapaian penurunan emisi GRK dari
berbagai aksi kegiatan mitigasi perubahan iklim di Indonesi dalam pencapaian
ketahanan iklim dan keberlanjutan pembangunan nasional. Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah membuat aplikasi SIGN SMART
(Sistem Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional Sederhana, Mudah, Akurat,
Ringkas dan Transparan) untuk memperkecil resiko human error dalam
pelaksanaan inventarisasi, kuantitas dan kualitas data yang beragam,
ketidakberlanjutan dan penyebaran data yang perlu dikumpulkan. Aplikasi ini
bersifat on line sehingga bisa terpantau langsung oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
13
Total Emisi GRK Provinsi Jambi dengan metode perhitungan menggunakan
aplikasi SIGNSmart Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dapat
dilihat pada Tabel dan diagram dibawah ini :
Tabel 3.8. Total Emisi (Ton CO2) tahun 2013-2014
Tahun Sektor Total Emisi ( Ton CO2)
2013 Limbah
Pertanian
Lahan
470.719
623.993
52.475.802
Jumlah 584.414
2014 Limbah
Pertanian
461.406
227.011
Jumlah 688.417
Gambar 3.1 Emisi dari Semua Sektor Sampai Tahun 2014
Kabupaten/ Kota yang telah memasukan data pada aplikasi SIGN
Smart adalah sebagai berikut :
1. Kota Jambi
2. Batang Hari
3. Kerinci
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
14
4. Kerinci
5. Tebo
6. Tanjab Barat
7. Sungai Penuh
3.4. Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD)
Kegiatan ini dilakukan sebanyak 3 kali yaitu ;
1. FGD sosialisasi hasil kegiatan PEP tahun 2010-2012.
Jumlah penduduk sangat mempengaruhi jumlah emisi gas rumah
kaca di suatu wilayah.Provinsi Jambi termasuk provinsi yang sedang
tumbuh dengan jumlah pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi.
Peningkatan jumlah penduduk meningkatkan jumlah limbah yang pada
akhirnya menambah jumlah emisi gas CO2 dan Methan (CH4).
Pengukuran dilakukan dengan metode Pemantauan Evaluasi dan
Pelaporan (PEP) terhadap penurunan emisi GRK di Provinsi Jambi
melalui identifikasi kegiatan-kegiatan yang menurunkan emisi di setiap
SKPD terkait di seluruh kabupaten /kota.
Berdasarkan hasil perhitungan maka dapat dibedakan 2
kegiatan yang dapat menurunkan emisi secara langsung maupun tidak
langsung. Penurunan emisi secara langsung dilakukan melalui kegiatan
inti, berupa pembangunan Tempat Pengolahan Akhir (TPA) untuk
limbah kota/kabupaten. Tipe pengelolaan langsung ini dengan
meningkatkan TPA open dumping menjadi TPA sanitari landfill. Untuk
mengetahui tingkat penurunan emisi pertahun dari tahun 2010 sampai
2012 dapat dilihat pada tabel berikut :
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
15
Tabel 3.9. Penurunan Emisi GRK Tahun 2010
Bidang Kegiatan Mitigasi
2010
Jumlah Aksi Mitigasi
Anggaran (Rp)
Penurunan Emisi
(ton CO2e)
Pengelolaan Limbah
Kegiatan Inti 16
8.608.706.300 355.320
Kegiatan Pendukung
9 7.093.014.000
Tabel 3.10. Penurunan Emisi GRK Tahun 2011
Bidang Kegiatan Mitigasi
2011
Jumlah Aksi Mitigasi
Anggaran (Rp)
Penurunan Emisi (ton
CO2e)
Pengelolaan Limbah
Kegiatan Inti 21 9.378.347.460
364.477
Kegiatan Pendukung
14 2.625.201.500
Tabel 3.11. Penurunan Emisi GRK Tahun 2012
Bidang Kegiatan Mitigasi
2012
Jumlah Aksi Mitigasi
Anggaran (Rp)
Penurunan Emisi (ton
CO2e)
Pengelolaan Limbah
Kegiatan Inti 23 22.567.663.050 375.009
Kegiatan Pendukung
27 12.200.711.142
Berdasarkan ketiga tabel tersebut dapat dilihat bahwa
penuranan emisi mengalami tren penurunan. Penurunan terbesar
terjadi pada tahun 2012. Seluruh kegiatan tersebut dapat menurunkan
emisi dari baseline Business As Ussual (BAU). Penurunan emisi dapat
pada baseline data berikut :
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
16
Tabel 3.12. Business As Ussual dan Mitigasi GRK Provinsi Jambi Tahun 2010-2020
Tahun BAU Mitigasi Penurunan
ton eCO2 %
2010 434.692 434.691 0 0,0%
2011 447.418 446.178 1.240 0,3%
2012 460.343 458.877 1.466 0,3%
2013 473.510 470.483 3.027 0,6%
2014 486.953 483.414 3.539 0,7%
2015 500.699 496.761 3.938 0,8%
2016 514.775 510.513 4.262 0,8%
2017 529.201 524.665 4.536 0,9%
2018 543.997 539.223 4.774 0,9%
2019 559.183 554.194 4.989 0,9%
2020 574.777 569.587 5.190 0,9%
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa penurunan emisi sampai
tahun 2012 adalah 0,3 % atau sebesar 1.466 ton CO2 eq. penurunan
emisi juga disajikan dalam bentuk grafik dibawah ini :
Gambar 3.2. Grafik Penurunan Emisi GRK Provinsi Jambi
2. Pemantauan Bahan Perusak Ozon
400,000
450,000
500,000
550,000
600,000
2010 2012 2014 2016 2018 2020
BAU
Mitigasi
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
17
Kegiatan ini dilakukan melalui koordinasi dengan distributor BPO
Provinsi dan mengiventaris distributor sampai ke kabupaten/kota. Melalui
kegiatan ini maka akan terhitung jumlah BPO yang digunakan di Provinsi
Jambi serta pengguna /konsumen BPO. Dengan diketahui jumlah yang
terpakai di Provinsi Jambi maka dapat diketahui jumlah yang berasal BPO
dengan mengkalikan jumlah yang dipakai dengan faktor emisi BPO tersebut.
Tabel 3.13. Jumlah Bahan Perusak Ozon Di Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi
NO KABUPATEN/KOTA JENIS JUMLAH PER JENIS JUMLAH BPO
% BPO KG/TAHUN KG/TAHUN
1 Merangin
R22 7.833,6
24.153,6 23,51 R134a 13.708,8
R410 1.305,6
R600 1.305,6
2 Sarolangun R22 5.875,2
11.913,6 11,60 R134a 6.038,4
3 Tanjung Jabung Barat
R12 2,0
557,0 0,54 R22 326,4
R134a 65,4
R410 163,2
4 Tanjung Jabung Timur
R134a 4.243,2 4.243,2 4,13
5 Batang Hari
R12 652,8
1.199,8 1,17 R22 163,2
R134a 383,8
6 Bungo
R22 16.320,0
56.917,2 55,40 R134a 10.405,2
R 410 816,0
R 123 29.376,0
7
163,2 163,2 0,16
Sambungan tabel 3.13
NO KABUPATEN/KOTA JENIS JUMLAH PER JENIS JUMLAH BPO %
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
18
BPO KG/TAHUN KG/TAHUN
8 Kerinci
R22 163,2
331,1 0,32 R134a 163,2
R600 4,68
9 Sungai Penuh
R22 163,2
3100,8 3,02 R134a 1632
R12 1305,6
10 Muaro Jambi R22 163,2 163,2 0,16
11 Kota Jambi Distributor ke Kabupaten/Kota se Provinsi Jambi
JUMLAH TOTAL 102.742,6 100,00
Berdasarkan hasil survei 10 Kabupaten/kota terhadap Pemakaian
bahan perusak ozon pada pengguna atau bengkel service di Provinsi Jambi
sebanyak 102.742,6 kg yang terbesar adalah di Kabupaten Bungo sebanyak
56.917,2 kg atau 55, 40 %. Sementara Kota Jambi adalah distributor bagi
kabupaen/kota lainnya. Adapun jenis bahan perusak ozon yang digunakan di
Provinsi Jambi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.14 Jumlah Konsumsi Bahan Perusak Ozon (BPO) Berdasarkan Jenisnya
JENIS BPO JUMLAH PER JENIS
% KG/TAHUN
R22 31.008,0 30,18
R134a 36.803,2 35,82
R12 1.960,4 1,91
R410 2.284,8 2,22
R123 29.376,0 28,59
R600 1.305,6 1,27
Total 102.738,0 100,00
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
19
Gambar 3.3 Persentase Penggunaan Bahan Perusak Ozon (BPO) di Provinsi Jambi Tahun 2014
Berdasarkan kekuatan merusak ozon maka jenis yang digunakan di
Provinsi Jambi sebagian termasuk yang merusak dan sebagian adalah jenis
pengganti bahan perusak ozon yang diperbolehkan. Adapun jenis tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.15 Jenis Bahan Perusak Ozon Berdasarkan Daya Rusak Ozon dan Daya Emisi Gas Rumah Kaca
No Jenis BPO
Daya Rusak Ozon
(Ozone Depletion
Potensial /ODP)
Daya Emisi Gas Rumah Kaca
(Global Warning Potensial/GWP)
Jenis Bahan pengganti BPO
1. R22 Rendah sedang HC 22
2. R134a Rendah Sangat Rendah MC134
3. R12 Sangat tinggi Sangat tinggi HC12
4. R410 Bukan bahan perusak ozon
Bukan merupakan gas rumah kaca
Tergolong aman
5. R123 Sangat rendah Sangat rendah Tidak ada pengganti
6. R600 Sangat tinggi Sangat tinggi HC 600
R22 30%
R134a 36% R12
2%
R410 2%
R123 29%
R600 1%
Persentase Penggunaan BPO Provinsi Jambi 2014
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
20
3. FGD Pencegahan Kebakaran Lahan dan Hutan
Brigade Pegendalian Kebakaran Hutan (Brigdalkar) adalah suatu lembaga
yang dilengkapi dengan sumber daya tenaga, peralatan dan dana yang
memadai untuk melakukan tugas-tugas dan fungsi pencegahan,
pemadaman dan penanganan pasca kebakaran hutan.
Landasan hukum dalam melaksanakan tugas dan fungsi:
1. UU Nomor 5 Tahun 1990 ttg KSDAH & E
2. UU Nomor 23 Tahun 1997 ttg Pengelolaan LH
3. UU Nomor 32 Tahun 1999 ttg Pemerintah Daerah
4. UU Nomor 41 Tahun 1999 ttg Kehutanan
5. PP Nomor 28 Tahun 1985 ttg Perlindungan Hutan
6. Permenhut Nomor : P12/Menhut/2009 ttg Pengendalian Kebakaran
Hutan
7. SK Dirjen PHKA Nomor : 21/Kpts/Dj-IV/2002 ttg Pedoman
Pembentukan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan di Indonesia
8. Keputusan Dirjen PHKA Nomor: 22/Kpts/Dj-IV/2002 tentang
Pembentukan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan di Provinsi
Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kalimantan Barat dan Kalimantan
Tengah
9. Perdirjen PHKA Nomor : P2/IV-Set/2014 ttg Pembentukan dan
pembinaan Masyarakat Peduli Api
10. Perdirjen PHKA Nomor : P4/IV-Set/2015 ttg Pedoman Patroli
Manggala Agni bersama Masyarakat Dalam Pengendalian Kebakaran
Hutan Dan Lahan
Prioriotas utama kegiatan Brigdalkarhut Manggala Agni adalah
kawasan konservasi karena kawasan tersebut ditunjuk dan ditetapkan
untuk tujuan konservasi yaitu sebagai kawasan pelestarian plasma nutfah,
keperwakilan ekosistem dan merupakan benteng terakhir bagi pelestarian
alam, sehingga harus diselamatkan dari kepunahan. Berbagai bentuk
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
21
gangguan dan ancaman, khususnya kebakaran harus dikendalikan atau
hilang dari kawasan ini. Prioritas berikutnya adalah kawasan hutan lindung
atau hutan yang tidak dibebani hak/ijin.
WILAYAH KEGIATAN BRIGDALKARHUT MANGGALA AGNI
BERDASARKAN SK DIRJEN PHKA NOMOR 21/Kpts/Dj-IV/2002
Kawasan Konservasi merupakan kawasan prioritas utama bagi Brigdalkar
karena kawasan tersebut merupakan benteng terakhir perlindungan
plasma nutfah. Oleh karenanya harus diselamatkan dari berbagai bentuk
gangguan dan ancaman, khususnya kebakaran.
Pada Kawasan Hutan Lainnya, Brigdalkar memberikan bantuan
kepada satuan tugas pemadaman yang ada, baik bantuan teknis, sarana,
tenaga maupun operasional pemadaman. Pada lahan, Brigdalkar
memberikan bantuan kepada satuan tugas pemadaman yang ada atau
pemilik/pengelola lahan dalam bentuk bantuan teknis dan bersama-sama
satuan tugas lain melalui koordinasi Pemerintah Daerah melakukan
bantuan pemadaman.
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
22
Gambar. 3.4. STRUKTUR ORGANISASI BRIGDALKARHUT
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
23
Gambar. 3.5. MEKANISME KOORDINASI DAN KEGIATAN PENGENDALIAN
KEBAKARAN HUTAN
MEKANISME KOORDINASI DAN PERBANTUAN BRIGDALKARHUT
MANGGALA AGNI
Kawasan Konservasi
Untuk pengendalian kebakaran di dalam kawasan hutan, khususnya
kawasan konservasi, Brigdalkarhut Manggala Agni bertindak paling awal
dan paling depan sesuai dengan lingkup tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya. Dalam keadaan di mana Brigdalkar tidak mampu lagi
menjalankan tugasnya dan memerlukan dukungan dari luar, Brigdalkar
dapat meminta bantuan kepada lembaga atau instansi lain secara
berjenjang dalam garis komandonya, yaitu Daops, Brigdalkar Propinsi dan
Pusdalops.
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
24
Kawasan Hutan Lainnya
Untuk pengendalian kebakaran hutan di luar kawasan konservasi, maka
sesuai dengan prioritas wilayah kerjanya, Brigdalkar dapat memenuhi
permintaan bantuan apabila sedang tidak ada kebakaran di dalam kawasan
konservasi.
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
25
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
Dari uraian di atas diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Kelembagaan RAD GRK dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Pokja RAD GRK telah terbentuk di 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Kerinci,
Batang Hari dan Muaro Jambi.
b. Dakumen RAD GRK baru dilakukan proses penyusunan oleh Kabupaten
Kerinci, Batang Hari dan Muaro Jambi.
2. Sosialisasi / aksi mitigasi telah dilaksanakan di 3 Kabupaten/ Kota dalam
Provinsi Jambi.
a. Kabupaten kerinci dilaksanakan di MAN Kemantan Kerinci
b. Kota Sungai Penuh dilakukan di SMP Negeri 4 Sungai Penuh
c. Kabupaten Muaro Jambi dilakukan di SMP Negeri 17 Muaro Jambi
3. Data mitigasi RAD GRK Provinsi Jambi tahun 2013 s/d 2015 yaitu :
a. Pada tahun 2015 Terjadi penurunan sebesar 1.505,30 CO2e dari emisi BAU
sebesar 3.901,66 Ton CO2e Dengan persentase sebesar 38,58 % dengan 9
aksi mitigasi
b. Pada tahun 2014 Terjadi penurunan sebesar (-2.758,1) CO2e dari emisi
BAU sebesar 919,3 Ton CO2e Dengan persentase sebesar 0 % dengan 16
aksi mitigasi. Penurunan emisi bernilai negative (-) dikarenakan aksi
mitigasi belum dilakukan penangkapan gas metan CH4. Nilai negative (-)
akan berubah menjadi positif (+) apabila telah dilakukan penangkapan gas
metan.
c. Pada tahun 2015 Terjadi penurunan sebesar (-322,1) CO2e dari emisi BAU
sebesar 21,5 Ton CO2e Dengan persentase sebesar 0 % dengan 7 aksi
mitigasi. Penurunan emisi bernilai negative (-) dikarenakan aksi mitigasi
belum dilakukan penangkapan gas metan CH4. Nilai negative (-) akan
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
26
berubah menjadi positif (+) apabila telah dilakukan penangkapan gas
metan.
4. Sosialisasi dan pelatihan aplikasi program SIGNSMART telah dilakukan di 11
kabupaten/ kota Se-Provinsi Jambi, dan jumlah kabupaten yang telah
menginput data SIGNSMART yaitu Kota Jambi, Batang Hari, Kerinci, Tebo,
Tanjab Barat, Sungai Penuh
5. Anggaran yang telah diserap pada Kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan
Iklim sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp. 255.958.644,- atau
sebesar 99,9 %.
4.2. SARAN
Setelah melaksanakan kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim tahun
anggaran 2015 dapat disarankan sebagai berikut :
1. Sulitnya mendapatkan data dari kabupaten/ kota dikarenakan kurangnya
sumber daya manusia yang berkompetensi di instansi terkait kabupaten/
kota sehingga disarankan adanya peningkatan kompetensi sumber daya
manusia dimaksud.
2. Terdapatnya penurunan emisi bernilai negatife (-) dengan persentase di
anggap 0 % dikarenakan kegiatan aksi mitigasi tidak dilakukan gas metan
hanya sebatas sanitasi, sehingga diharapkan kepada pemerintah daerah atau
pihak terkait agar merencanakan pembangunan sanitasi bukan hanya
berbasis kesehatan lingkungan tetapi juga harus berbasis pengendalian
dampak perubahan iklim di antaranya penangkapan gas metan sehingga
menurunkan emisi gas rumah kaca menjadi signifikan dan mencapai target
penurunan 26 % pada tahun 2020.
L a p o r a n T a h u n a n S u b b i d K o n s e r v a s i
L i n g k u n g a n 2 0 1 5
27
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………
I
ii
I
II
III
IV
PENDAHULUAN ………………………………………………………………………….
1.1. Latar Belakang …………………………………………………………………
1.2. Tujuan ……………………………………………………………………
1.3. Manfaat ………………………………………………………….
INPUT KEGIATAN …………………………………………………………………….
2.1. Waktu Pelaksanaan ……………………………………………….
2.2. Lokasi Kegiatan …………..........................................…
2.3. Target ……………………………………………………………….
2.4 Tim Pelaksana ………………………………………………………………
2.5 Anggaran ………………………………………………………………
PELAKSANAAN KEGIATAN ………………………………………………………
3.1. Koordinasi Pembentukan Kelembagaan Sekretariat RAD
GRK ………………………………………………………………………………….
3.2. Sosialisasi / Aksi Mitigasi Dampak Perubahan Iklim ………
3.3. Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan RAD GRK Sektor
Limbah ……………………..………….…………………………………………
3.4.Pelaksanaan Fokus Group Discussion
(FGD)……………………………………………………………………………..…
PENUTUP
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………
4.2 Saran …………………………………………………………………………………
1
1
3
3
4
4
4
4
4
4
5
5
6
6
12
25
26