bab i pendahuluan 1.1 latar belakangrepository.unjani.ac.id/repository/788420a6fc35738c...1 bab i...

37
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak lahirnya negara-negara di dunia, semenjak itu pula berkembang prinsip-prinsip hubungan internasional, hukum internasional, dan diplomasi. Sebagai entitas yang merdeka dan berdaulat, negara-negara saling mengirim wakilnya ke ibu kota negara lain, merundingkan yang hal-hal yang merupakan kepentingan bersama, mengembangkan hubungan, mencegah kesalahpahaman ataupun menghindari terjadinya sengketa. Perundingan-perundingan ini biasanya dipimpin oleh seorang utusan yang dinamakan duta besar. 1 Hukum internasional tidak mengharuskan suatu negara membuka hubungan diplomatik dengan negara lain, seperti juga tidak ada keharusan untuk menerima misi diplomatik asing di suatu negara, demikian juga suatu negara tidak mempunyai hak meminta negara lain untuk menerima wakil-wakilnya. Pasal 2 Konvensi Wina 1961 menegaskan: ”Pembukaan hubungan diplomatik antara negara-negara dan pembukaan perwakilan tetap diplomatik dilakukan atas dasar saling kesepakatan”. Pembukaan hubungan diplomatik dan permbukaan perwakilan tetap merupakan dua hal yang berbeda. Negara dapat saja membuka hubungan diplomatik tetapi tidak langsung membuka perwakilan tetap. 2 1 Boer Mauna, Hukum Internasional Pengertian, Peranan dan Fungsi Dalam era Dinamika Global, (Bandung: Alumni, 2011) 510. 2 Ibid, 521

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Semenjak lahirnya negara-negara di dunia, semenjak itu pula berkembang

    prinsip-prinsip hubungan internasional, hukum internasional, dan diplomasi. Sebagai

    entitas yang merdeka dan berdaulat, negara-negara saling mengirim wakilnya ke ibu

    kota negara lain, merundingkan yang hal-hal yang merupakan kepentingan bersama,

    mengembangkan hubungan, mencegah kesalahpahaman ataupun menghindari

    terjadinya sengketa. Perundingan-perundingan ini biasanya dipimpin oleh seorang

    utusan yang dinamakan duta besar.1

    Hukum internasional tidak mengharuskan suatu negara membuka hubungan

    diplomatik dengan negara lain, seperti juga tidak ada keharusan untuk menerima misi

    diplomatik asing di suatu negara, demikian juga suatu negara tidak mempunyai hak

    meminta negara lain untuk menerima wakil-wakilnya. Pasal 2 Konvensi Wina 1961

    menegaskan: ”Pembukaan hubungan diplomatik antara negara-negara dan

    pembukaan perwakilan tetap diplomatik dilakukan atas dasar saling kesepakatan”.

    Pembukaan hubungan diplomatik dan permbukaan perwakilan tetap merupakan dua

    hal yang berbeda. Negara dapat saja membuka hubungan diplomatik tetapi tidak

    langsung membuka perwakilan tetap.2

    1 Boer Mauna, Hukum Internasional Pengertian, Peranan dan Fungsi Dalam era Dinamika Global,(Bandung: Alumni, 2011) 510. 2 Ibid, 521

  • 2

    Telah menjadi bagian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bahwa setiap

    bangsa-bangsa di dunia ini akan melakukan interaksi antar-bangsa yang mana

    terselenggaranya suatu hubungan internasional baik melalui berbagai kriteria seperti

    terselengaranya suatu hubungan yang bersifat bilateral, regional, maupun multilateral.

    Hubungan bilateral merupakan suatu bentuk kerjasama diantara negara-negara yang

    berdeketan secara geografis ataupun yang jauh diseberang lautan dengan sasaran

    utama untuk menciptakan perdamaian dengan memperhatikan kesamaan

    politik kebudayaan dan struktur ekonomi.3 Terselenggaranya hubungan bilateral juga

    tidak terlepas dari tercapainya beberapa kesepahaman antara dua negara yang

    melakukan hubungan yang mana mereka mengabdi pada kepentingan nasionalnya

    dalam usaha untuk menyelenggarakan politik luar negerinya masing-masing. Dengan

    tujuan nasional yang ingin dicapai suatu bangsa dapat terlihat dari kepentingan

    nasional yang dirumuskan oleh elit suatu negara.4

    Kepentingan nasional dari suatu negara memiliki tujuan untuk membangun

    negaranya, salah satu sektor dalam membangun suatunegara adalah sektor industri.

    Industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan ekonomi yang dianggap

    penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi

    merupakan proses perubahan struktur ekonomi dari struktur ekonomi pertanian atau

    agraris ke struktur ekonomi industri. Tidak dapat dipungkiri bahwa industrialisasi

    3 Budiono Kusumohamidjojo,. Hubungan Internasional: Kerangka Studi Analisis. (Jakarta: Bina Cipta,1987) 3

    4 Roy Olton dan Jack C. Plano. Internasional Relations Dictionary. Diterjemahkan oleh Wawan Juanda.(Jakarta: Putra A. Bardhin CV. Cetakan Kedua, 1999) 201.

  • 3

    memberikan dampak yang positif bagi perekonomian di Indonesia, dengan kata lain

    sektor industri manufaktur muncul menjadi penyumbang nilai tambah yang dominan

    dan telah tumbuh pesat mengimbangi laju pertumbuhan sektor pertanian.5

    Selain dari sektor industrialisasi, sebuah negara juga harus memiliki sebuah

    sumber daya energi agar dapat memenuhi kebutuhan energi dari negaranya. Sumber

    daya energi adalah aset untuk pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia. Selain itu

    sesuatu dapat dikatakan sebagai sumber daya harus memiliki 2 kriteria, yaitu: Harus

    ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan (skill) untuk memanfaatkannya.

    Sumber daya energi di sisi lain merupakan sumber daya yang digunakan untuk

    kebutuhan menggerakan energi melalui proses transformasi panas maupun

    transformasi energi lainnya. Sumber daya energi terdiri dari sumber daya mineral,

    yaitu minyak bumi dan gas bumi, mineral seperti batubara dan uranium. Sumber daya

    energi di luar air dan minyak/gas bumi, seperti panas bumi, surya, angin, arus laut,

    pasang surut, panas laut serta sumber daya alam hayati seperti kayu bakar. Energi itu

    sendiri dapat berupa energi kimiawi, listrik, gelombang, nuklir, mekanis, dan panas.6

    Energi merupakan salah satu aspek penting yang mempengaruhi perekonomian

    nasional Indonesia.7 Pentingnya penyediaan energi yang memadai bagi pembangunan

    5 Wulan Hanum, “Pentingnya Industrialisasi Bagi Kemajuan Negara”, Universitas Sumatra Utara (2010) internet, 12 Mei 2016, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18003/5/Chapter%20I.pdf6 Universitas Sumatera Utara. 2011. “Sumber Daya Alam dan Energi DalamPembangunan”,(online),(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30130/4/Chapter%20II.pdf), diakses 19 April 2015).7 Cristanto, “Ekonomi Energi Untuk Penyelesaian Permasalahan Ekonomi dan Kebijakan Nasional”, Institut Teknologi Bandung (7 November 2010) internet, 2 Mei 2016, https://www.itb.ac.id/news/3018.xhtml

  • 4

    ekonomi nasional, dikarenakan saat ini tidakada satu pun peran negara yang terlepas

    dari energi.8 Negara memiliki kekayaan masing-masing, tidak semua negara memiliki

    kekayaan di bidang yang sama. Sebagian negara memiliki sumber energi yang

    melimpah tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan energi negaranya karena

    kurangnya teknologi canggih yang dimiliki oleh negaranya, dan sebagian lainnya

    memiliki sumber daya energi tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan energi

    negaranya dikarenakan kebutuhan energi negara yang sangat besar, tidak sebanding

    dengan sumber energi yang dimiliki. Ketahanan energi menurut kedudukan dan

    kepentingan suatu negara dibedakan menjadi dua, yaitu ketahanan energi negara

    pengekspor dan pengimpor energi. Bagi negara pengekspor energi, ketahanan energi

    dapat diartikan sebagai bagaimana cara mengamankan pasokan energi mereka untuk

    menjamin pendapatan finansial sehingga keberlangsungan negara dapat terjamin.

    Negara pengimpor, menjadi negara maju dan berkembang. Keuntungan bagi

    negara maju ketahanan energi dapat terjamin melalui diversifikasi energi, trading dan

    investasi di wilayah penghasil energi. Sementara untuk negara berkembang ketahanan

    energi didefinisikan sebagai bagaimana cara mencari penyelesaian untuk menyikapi

    perubahan energi yang dapat berdampak pada perekonomian negara.9

    8 Egenius Soda, “Ketersediaan Energi Penting Bagi Pembangunan Ekonomi Nasional”, Tambang (24 November 2015) internet, 1 Mei 2015. http://www.tambang.co.id/ketersediaan-energi-penting-untuk-pembangunan-ekonomi-nasional-8858/9 Noname,”Pentingnya Ketahanan Energi Nasional”, Rubik (20 Juni 2013) internet,1 Mei 2016, http://rubik.okezone.com/read/10779/pentingnya-ketahanan-energi-nasional

  • 5

    Salah satu negara pengekspor adalah Indonesia. Indonesia adalah negara yang

    memiliki potensi sumber energi yang melimpah, namun terkadang masih terdengar

    suara keluh kesah masyarakat yang mengalami krisis energi di sudut negeri tercinta

    ini. Oleh karena itu diperlukan upaya optimalisasi sumber energi yang diharapkan

    dapat meningkatkan kapasitas produksi, serta melakukan optimasi pembangkit untuk

    mempertahankan efisiensi dan instrumentasi pembangkit agar tetap handal sehingga

    produksi tetap dapat dipertahankan.10

    Wilayah Indonesia yang demikian luas, terkandung sumber daya alam dan

    potensi energi yang melimpah, baik didalam permukaan tanah maupun diatas

    permukaan tanah. Indonesia merupakan negara yang kaya dengan berbagai potensi

    sumber daya alam. Keberadaan sumber daya alam ini memiliki peranan penting

    dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Energi adalah modal dasar dalam

    melakukan pembangunan nasional. Setiap kegiatan di era modern ini memerlukan

    energi untuk melakukannya. Ketersediaan sumber energi mutlak diperlukan untuk

    menjalankan berbagai aktivitas dalam kehidupan kita.11 Indonesia merupakan negara

    berkembang yang sangat membutuhkan investasi yang besar untuk mengelola sumber

    daya alamnya yang sangat melimpah, meskipun Indonesia merupakan negara yang

    memiliki sumber energi melimpah, tetapi Indonesia masih belum mampu memenuhi

    10 Administrator, “Optimalisasi Sumber Energi Dan Optimasi Pembangkit Untuk Mendukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Nasional”, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (2 Mei 2016) internet, 2 Mei 2016, http://esdm.go.id/berita/56-artikel/4383-optimalisasi-sumber-energi-dan-optimasi-pembangkit-untuk-mendukung-percepatan-pertumbuhan-ekonomi-nasional.html11 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2015, Ilmu Pengetahuan Sosial. (Kemendikbud, 2015) hal.69

  • 6

    kebutuhan energi dari negaranya karena kurangnya teknologi canggih yang dimiliki

    oleh Indonesia, sehingga membuat Indonesia belum mampu mengolah enegi secara

    maksimal.

    Berbeda dengan negara Indonesia yang memiliki cadangan energi, China

    membutuhkan energi dalam jumlah besar demi memacu pertumbuhan ekonominya.

    Ambisi menjadi kekuatan besar dalam geopolitik dan militer global juga menjadi

    alasan negara ini harus memproduksi dan menyimpan energi dalam jumlah sangat

    besar. Global Energy Statistical Year book 2015 menyebutkan, China sudah menjadi

    konsumen energi terbesar dunia, dengan total konsumsi mencapai 3.034 Mtoe pada

    2015. AS berada pada posisi kedua dengan jumlah konsumsi 2.224 Mtoe.

    Menurut The Energy Collective, emisi karbon dioksida (CO2) per kapita dari

    China masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan Jerman, Uni Eropa, dan Inggris.

    Total emisi yang disumbang Italia dan Spanyol saja nyaris sama dengan China. Emisi

    ini bisa menjadi cermin penggunaan energi, terutama yang berasal dari fosil. Fakta

    tersebut menunjukkan, selama ini negara-negara maju, terutama AS dan Eropa,

    melakukan propaganda negatif terhadap negara-negara berkembang. China yang

    dianggap sebagai ancaman tentu menjadi salah satu sasaran mereka. Jumlah CO2 ini

    sebanding dengan konsumsi energinya. Tercatat konsumsi minyak per kapita di China

    jauh lebih rendah dibandingkan dengan Inggris, Prancis, Jerman, Jepang, Amerika

    Serikat, dan Kanada. Demi mengamankan kepentingan internasionalnya, China

    menginvestasikan proyek energi di lebih dari 50 negara. Dengan strategi ini, China

  • 7

    mampu mengimpor tak kurang dari 60 persen minyak pada 2015 serta 32 per sen gas

    alam dari beberapa negara.12 China merupakan negara yang memiliki sumber energi

    yang melimpah, tetapi belum mampu memenuhi kebutuhan negaranya dikarenakan

    kebutuhan negaranya terhadap energi yang begitu banyak.

    Cadangan batubara Indonesia sebesar 28 miliar ton atau hanya 3,3% dari

    cadangan batubara dunia yang mencapai 826 miliar ton. Ironisnya pada 1998

    produksi batubara Indonesia yang hanya 61.3 juta ton telah meningkat secara

    spektakuler menjadi 240 juta ton dalam kurun waktu sepuluh tahun.

    Menurut Handbook of Energy & Economic Statistic Indonesia 2012, yang disiapkan

    oleh ESDM, menampilkan total produksi batubara Indonesia mencapai 353 juta ton.

    Fakta lainnya, sekitar 78% batubara Indonesia diekspor. Tahun 2011, ekspor batubara

    mencapai 272 juta ton. Menurut data Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia (APBI)

    mayoritas ekspor ke China dan India, yang mencapai 80 juta ton. Indonesia menjadi

    negara pemasok batubara terbesar dengan prosentase 33% dari kebutuhan batubara

    negara tersebut.13

    Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber energi yang melimpah,

    tetapi membutuhkan teknologi canggih agar dapat mengolah sumber energinya secara

    12 No name, “Cina Mulai Mengancam”, Rebuplika Online (11 November 2015) internet, 18 April 2016, http://www.republika.co.id/berita/koran/teraju/15/11/11/nxna2j1-cina-mulai-mengancam13 Nurahman, “Artikel Khusus 07: Renewable Energy Power Plant Contribution In The National Electricity System”, Manajemen Energi (17 Desember 2013) internet, 18 April 2016, http://www.manajemenenergi.org/2013/12/artikel-khusus-07-renewable-energy_17.html

    http://www.manajemenenergi.org/2013/12/artikel-khusus-07-renewable-energy_17.htmlhttp://www.manajemenenergi.org/2013/12/artikel-khusus-07-renewable-energy_17.html

  • 8

    maksimal sehingga dapat memenuhi keutuhan dari negaranya, sedangnya China

    merupakan negara yang memiliki teknologi canggih dan sumber energi yang banyak,

    tetapi belum mampu memenuhi kebutuhan negaranya karena kebutuhan energi

    negaranya yang begitu besar, sehingga akhirnya kedua negara memutuskan untuk

    melakukan kerjasama dibidang energi dan sumber daya mineral guna memenuhi

    kebutuhan negaranya masing-masing, dan mendapatkan win-win solution dari

    kerjasama ini. Dalam memenuhi kebutuhan pasokan energi minyak dalam negeri

    yang terus meningkat, China melakukan kerjasama energi dengan Indonesia. Hal ini

    terbukti dari terbentuknya Indonesia-China Energy Forum (ICEF) pada 24 Maret

    2002 di Beijing-China melalui sebuah Memorandum of Understanding (MoU) antara

    pemerintah Indonesia dan pemerintah China. Hubungan yang dijalin Indonesia

    dengan China merupakan komitmen nyata kebijakan luar negeri Indonesia yang

    bebas dan aktif, dalam konstelasi perang dingin kala itu. Era Soekarno menjadi

    tonggak penting hubungan persahabatan Indonesia-China. Liu Hong, dalam China

    and the Shaping of Indonesia, 1949-1965,mengungkap pada masa itu China bagaikan

    mercusuar, penunjuk ke arah mana dan bagaimana Indonesia harus dibangun.14

    Ekspor Indonesia ke China saat ini paling banyak adalah produk industri,

    diikuti sektor pertambangan, dan sektor pertanian, meskipun pertumbuhan ekspor

    paling besar selama periode 1999-2009 adalah sektor pertambangan. Hal ini tentu

    14 Rini Utami, “Hubungan Indonesia-China: dari Soekarno hingga Jokowi”, Antara News (13 April 2015) internet, 2 Mei 2016, http://www.antaranews.com/berita/490460/hubungan-indonesia-China-dari-soekarno-hingga-jokowi

  • 9

    terkait dengan kebutuhan China akan energi yang semakin besar seiring

    dengan booming perekonomiannya, terutama minyak, dan adanya kerjasama energi

    antara China dan Indonesia dalam bentuk forum energi yang dibentuk sejak 2002

    sebagai payung investasi China di Indonesia dalam bidang energi. Sejak 1993 China

    telah menjadi importir minyak dan sangat tergantung pada minyak dan gas yang

    diimpor untuk keperluan industri dan transportasinya. Tahun 2003, China bahkan

    telah melampaui Jepang menjadi konsumen minyak terbesar kedua di dunia setelah

    Amerika Serikat. Sementara Indonesia termasuk negara penghasil minyak terbesar di

    kawasan Asia Tenggara dan produsen LNG terbesar kedua di dunia setelah Qatar.15

    China disamping merupakan mitra Indonesia yang terbesar, China juga

    meruapakan pasar terbesar bagi komoditasi mineral dan batubara Indonesia.Grafik di

    atas menunjukan kondisi perdagangan Indonesia-China dari tahun 2008 sampai tahun

    2013 yang membedakan anatara sektor migas dan non migas. Surplus perdagangan

    Indonesia terhadap China hanya disumbangkan oleh sektor migas, sedangkan sektor

    non migas selalu membukukan defisit. Terjadi trend penurunan surplus sektor migas

    dari perdagangan dengan China. Ekspor non migas mengalami peningkatan defisit

    dari pada periode Januari-Oktober sebesar 851,630 ribu dolar AS atau sekitar 12 %

    dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2012. Kondisi ini diakibatkan

    15 Lidya Christin Sinaga,”Satu Dekade Forum Energi Indonesia-China”, Pusat Penelitian Politik, (30 Maret 2012) internet, 10 April 2016, http://www.politik.lipi.go.id/index.php/kolom/politik-internasional/603-satu-dekade-forum-energi-indonesia-china

    http://www.politik.lipi.go.id/kolom/kolom-1/politik-internasional/603-satu-dekade-forum-energi-indonesia-china

  • 10

    oleh penurunan ekspor komoditas non migas ke beberapa negara seperti China,

    Singapura dan Korea Selatan.16

    Tahun 2006 Indonesia dan China menendatangani MoU mengenai kerjasama

    Indonesia-China di bidang energi dan sumber daya mineral, kerjasama ini dilakukan

    setelah sebelumnya Indonesia-China bekerjasama dibidang energi melalui sebuah

    forum yang MoU nya ditandatangani pada tahun 2002, dan merujuk pada perjanjian

    antara pemerintah Indonesia dan China mengenai kerjasama ekonomi dan taknik

    yang ditandatangani pada tahun 1965, juga deklarasi bersama antara pemerintah

    Indonesia dan pemerintah China mengenai kemitraan strategis yang ditandatangani

    pada tahun 2005. Antara kedua negara tertulis bahwa kedua negara menyepakati akan

    saling mendukung kegiatan kerjasama dalam bidang energi, yang meliputi bidang

    pembangunan, investasi dan perdagangan, bidang teknologi, dan kebijakan-kebijakan

    pada bidang energi.

    China memerlukan banyak pasokan energi yang lebih banyak akibat industri

    China yang makin berkembang pesat dari tahun ke tahun. Dari semua negara yang

    berada di kawasan Asia Tenggara, Indonesia menjadi salah satu negara di dunia

    dengan sumber daya alam yang melimpah bahkan Indonesia adalah negara dengan

    cadangan minyak dan gas bumi terbesar di Asia Tenggara.17

    16 Arya Swarnata,”Mawaspadai Perlambatan Ekonomi China”,Himpunan mahasiawa Ilmu Ekonomi UGM (9 Desember 2015) internet, 18 April 2016, http://himiespa.feb.ugm.ac.id/mewaspadai-perlambatan-ekonomi-china/17 Kholid Syeirazi. 2009. Di Bawah Bendera Asing: Liberalisasi Industri Migas di Indonesia. Jakarta: Pustaka LP3ES.

  • 11

    Dari latar belakang tersebut diatas, maka peneliti mengambil judul penelitian

    sebagai berikut: “Implementasi Kerjasama Indonesia-China dalam Bidang Energi”.

    1.2 Fokus Masalah

    Mengingat luasnya permasalahan yang ada, maka agar penulisannya terfokus

    pada satu pokok permasalahan, ditetapkan fokus masalah atau pembatasana ruang

    lingkup masalah sebagai berikut: peneliti membatasi bidang penelitian pada

    implementasi kerjasama Indonesia – China dalam bidang energi. Pada saat ini

    Indonesia dan China telah menyepakati banyak perjanjian di dalam Indonesia –

    China Energy Forum, sejauh ini kedua negara telah melakukan 4 pertemuan dalam

    forum yang berlangsung di Indonesia dan China. Peneliti membatasi penelitian pada

    perjanjian kesepakatan ICEF III yang berlangsung pada tahun 2008 di Jakarta sampai

    tahun 2015.

    1.3 Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya maka peneliti

    merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana implementasi

    kerjasama Indonesia-China dalam bidang energi, berdasarkan ICEF III ?”

    1.4 Tujuan Penelitian

  • 12

    Tujuan dari penulisan skripsi ini mencakup dua maksud, yaitu tujuan umum

    dan tujuan khusus:

    1.4.1 Tujuan Umum

    Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi hubungan

    bilateral antara Indonesia dan China dalam bidang energi.

    1.4.2 Tujuan Khusus

    Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menganalisa implementasi

    kerjasama energi antara Indonesia dan China dalam bidang energi. Sebagaimana

    tertulis pada MoU dan kesepakatan antara kedua negara, apakah semua berjalan

    sesuai perjanjian yang disetujui oleh kedua negara.

    1.5 Tinjauan Pustaka

    Bahan perbandingan bagi penulis untuk mengkaji implementasi kerjasama

    Indonesia-China dalam bidang energi, maka peneliti meninjau referensi dari peneliti

    terdahulu yang penulis anggap cukup relevan dengan permasalahan yang akan diteliti.

  • 13

    1.5.1 Kerjasama Indonesia-Norwegia Dalam Pengembangan Energi Terbarukan

    (Renewable Energy) Tahun 2007-2012.18

    Skripsi ini menggambarkan bagaimana banyaknya cadangan energi yang ada

    di Indonesia, terutama di bagian timur Indonesia, tetapi hal itu tidak dengan mudah

    dapat membuat Indonesia memiliki energi yang telah diolah dengan mudah.

    Minimnya tekhnologi yang dimiliki oleh Indonesia, membuat negara ini kesulitan

    mengolah energi yang berlimpah. Bahkan, dengan melimpahnya energi pun tidak

    dapat membuat Indonesia menjadi negara yang dapat memenuhi kebutuhan energi

    yang dibutuhkan, bahkan di beberapa daerah masih banyak yang belum mendapat

    aliran listrik dikarenakan minimnya teknologi dan sulitnya perjalanan yang harus

    dilalui untuk dapat sampai ke bagian timur Indonesia. Kemudian, Indonesia

    menggandeng Norwegia sebagai rekan untuk mendapatkan teknologi yang dapat

    digunakan Indonesia untuk dapat mengolah energinya tersebut. Teori yang digunakan

    dalam skripsi ini adalah teori efektifitas, teori kepentingan nasional, dan konsep

    kerjasama. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif analitik

    yaitu menjelaskan dan menganalisis implementasi dan efektivitas kerjasama yang

    terjalin antara Indonesia dan Norwegia di bidang Energi Terbarukan tahun 2007-

    2012.

    18 Janne Agnes Charisma,”Kerjasama Indonesia-Norwegia Dalam Pengembangan Energi Terbarukan (Renewable Energy) tahun 2007-2012,”Skripsi.,Universitas Mulawarman, 2013

  • 14

    Hasil pembahasan dari skripsi ini dapat disimpulkan bahwa implementasi

    kerjasama Indonesia–Norwegia dilakukan dengan cara penganekaragaman sumber

    energi terbarukan dari energi matahari, bioenergi, serta energi gelombang laut.

    Implementasi kerjasama kedua negara berjalan cukup efektif. Kedua negara saling

    tergantung untuk memenuhi kepentingan masing–masing. Karena itu terjadi

    efektivitas antarnegara untuk kembali meningkatkan kerjasama di bidang energi

    dalam jangka waktu yang relatif lama, yaitu dimulai lagi dari tahun 2012– 2017.

    Kelebihan dari skripsi ini adalah penelitiannya yang menurut saya adalah dengan

    peneliti yang menggunakan kalimat yang efektif, mulai dari menjelaskan apa

    kelemahan dari Indonesia hingga bagaimana caranya agar Indonesia dapat menjadi

    lebih baik dan menutupi kekurangannya tanpa harus merugikan negara. Perbedaan

    yang penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan skripsi ini adalah pada konsep,

    dan periodenya. Skripsi ini telah memberikan gambaran pada peneliti mengenai

    bagaimana keadaan Indonesia dengan energinya yang sangat melimpah.

    1.5.2 Kerjasama Bilateral Indonesia-Arab Saudi Dalam Bidang Perminyakan.19

    Skripsi ini menjelaskan mengenai bagaimana meningkatnya hubungan

    bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi pada bidang perminyakan, dikarenakan

    kerjasama yang dilakukan oleh PT. Pertamina dengan Aramco (Arabian-American

    Oil Company), sebagai pengembangan industry perminyakan sehingga Indonesia

    19 Muhamad Nasrun, “Kerjasama Bilateral Indonesia-Arab Saudi Dalam Bidang Perminyakan,” Skripsi.,Universitas Hasanudin, 2011

    http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/189

  • 15

    berharap Aramco dapat tetap menjadi pemasok minyak bagi Indonesia. Skripsi ini

    menjelaskan bagaimana sepak terjang kedua Negara ini dalam politik di bidang

    perminyakan, mulai dari pentingnya energi ini sampai dengan rumitnya politik yang

    ada di dalamnya. Penelitian ini menggunakan konsep hubungan bilateral dan konsep

    ekonomi politik internasional dan teknik analisis data yang digunakan dalam

    penulisan ini adalah teknik analisis data kuantitatif. Hasil dari pembahasan skripsi ini

    adalah : Pertama, hubungan kerjasama perminyakan antara Indonesia dengan Arab

    Saudi mempengaruhi keamanan energi Indonesia mengingat kebutuhan energi

    Indonesia semakin meningkat sementara produksi dalam negeri tidak memenuhi,

    sehingga kerjasama ini diharapkan langgeng dan lancer. Kedua, hambatan-hambatan

    yang dihadapi Indonesia menjalin kerjasama perminyakan ini yakni terdapat

    brokerminyak dalam kerjasama perminyakan ini yang menyebabkan harga yang

    diperoleh sedikit mengalami peningkatan, disamping itu pula kondisi-kondisi politik

    di Timur Tengah kadang mengganggu hanya dari segi harga minyak akan

    terpengaruh. Ketiga, peluang-peluang yang dimiliki Indonesia, masih besar untuk

    kerjasama ini, karena produksi minyak Arab Saudi masih stabil, bahkan ada rencana

    untuk meningkatkan produksi kilangnya, sehingga Indonesia harus pandai-pandai

    melihat peluang ini.

    Kelebihan yang ada pada tulisan ini adalah penulisan yang detail sehingga

    pembaca mendapatkan informasi yang dicari. Perbedaan yang terdapat dalam skripsi

    ini dengan penelitian yang akan peneliti teliti ada pada perbedaan konsep yang

  • 16

    dipakai, juga pada pembatasan periode. Skripsi ini memberikan gambaran pada

    peneliti bagaimana banyaknya energi yang ada di Indonesia dan bagaimana

    bergantungnya Indonesia dengan negara lain meskipun Indonesia memiliki cadangan

    minyak yang melimpah.

    1.6 Manfaat Hasil Penelitian

    1.6.1 Manfaat Teoritis

    Sebagai sumbangan bagi pengembangan studi hubungan internasional

    pada umumnya dan sebagai referensi dan bahan kajian bagi pihak lain yang

    tertarik untuk mempelajari ataupun meneliti lebih lanjut mengenai kerjasama

    Indonesia-China dalam bidang energi.

    1.6.2 Manfaat Praktis

    Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai syarat pembuatan

    tugas akhir dalam menempuh ujian sidang Sarjana Strata Satu (S1) pada

    Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    Universitas Jenderal Achmad Yani. Selain itu, penelitian ini juga dapat

    dijadikan sebagai pertimbangan bagi pembuat kebijakan khususnya berkaitan

    dengan kebijakan tentang kerjasama energi di Indonesia. Peneliti berharap

    agar penelitian ini bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat dan membantu

    menyajikan pandangan baru pada pihak-pihak yang terkait, juga berharap agar

    ada yang dapat meneruskan penelitian ini lebih lanjut.

  • 17

    1.7 Kerangka TeoritisGuna mempermudah proses penelitian dan memperkuat landasan

    untuk menganalisis, maka peneliti menggunakan pendekatan yang sesuai

    dengan masalah yang ada untuk dijadikan sebagai pedoman. Pendekatan

    dalam arti sederhana adalah suatu cara untuk melihat dan kemudian

    menjelaskan sebuah fenomena tertentu.20 Dalam penelitian ini peneliti

    mengunakan pendekatan NeoLiberalisme.

    1.7.1 Neo Liberalisme

    Neoliberal merupakan penyempurnaan dari teori liberal, dimana kaum

    neoliberal muncul dengan membawa pendekatan baru yaitu lewat pendekatan

    ekonomi. Neoliberal memunculkan anggapan baru bahwa sistem ekonomi yang

    digagasnya adalah yang paling ideal karena mengedepankan kebebasan individu

    baik dalam menciptakan produksinya sendiri maupun memasarkan barang –

    barang produksinya. teori neoliberalisme juga menetapkan kebebasan individu

    sebagai agenda utamanya. Liberalisme dalam hal ini lebih menekankan individu

    sebagai aktor utama dalam meningkatkan kesejahteraannya sendiri dan menolak

    anggapan kaum realis tentang negara sebagai aktor utama. Liberalisme

    menganggap negara sebagai aktor yang tidak begitu penting, sedangkan dalam

    neoliberalisme negara dianggap sebagai aktor yang sangat penting. Karena jika

    negara sebagai institusi tidak dianggap penting sebagai aktor, maka kerjasama

    antarnegara akan sulit tercapai. Kerjasama Indonesia dan China pada bidang

    20 J.C. Johari, International Relations and Politics. (New Delhi : Streling Publisher, 1985).

  • 18

    energi dapat terjadi dengan adanya negara sebagai aktor yang penting di dalam

    berlangsungnya kerjasama dua negara, meskipun didalamnya tidak semua

    kegiatan melibatkan campur tangan negara dan dikelola oleh pihak swasta.

    Neoliberalisme bertujuan mengembalikan kepercayaan pada kekuasaan

    pasar atau perdagangan bebas (pasar bebas), dengan pembenaran mengacu pada

    kebebasan. Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu

    kepada penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan

    perdagangan lainnya.21 NAFTA adalah salah satu produk dari neoliberal, dimana

    terjadi sebuah perdagangan bebas, yang menjual produk antar Negara tanpa

    pajak atau hambatan perdagangan lainnya. NAFTA adalah sebuah Perjanjian

    Perdagangan Bebas Amerika Utara, yaitu sebuah organisasi yang terdiri dari

    negara-negara Amerika Utara. Organisasi ini didirikan pada 1994 oleh tiga

    negara, yaitu Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Piagamnya menyatakan

    bahwa NAFTA bertugas mengkoordinasikan kegiatan ekonomi, termasuk

    hubungan niaga, komunikasi, kegiatan kebudayaan, kewarganegaraan, paspor,

    dan visa, kegiatan social, dan kegiatan kesehatan.

    Neoliberalisme lebih banyak dipandang sebagai konsep ekonomi pasar

    berdasarkan Konsensus Washington yang dirumuskan oleh John Williamson

    (1989). Konsensus Washington yang berisi 10 item liberalisasi ekonomi seperti

    21 Haryo Prasodjo, “Pengertian Neoliberalisme”, Ilmu Hubungan Internasional, internet, 20 Juli 2016, http://www.haryoprasodjo.com/2013/04/pengertian-neo-liberalisme.html

    https://id.wikipedia.org/wiki/Meksikohttps://id.wikipedia.org/wiki/Kanadahttps://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttps://id.wikipedia.org/wiki/1994https://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Utarahttps://id.wikipedia.org/wiki/Organisasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_bebashttp://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_bebas

  • 19

    disiplin fiskal, deregulasi, privatisasi, liberalisasi perdagangan, liberalisasi

    investasi, dan liberalisasi sektor finansial menjadi standar paket reformasi

    ekonomi yang ditawarkan IMF, Bank Dunia, dan Amerika Serikat kepada dunia

    ketiga.22

    1.7.2 Kerangka Konsep

    1.7.2.1 Implementasi

    Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya

    dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah

    atau keputusan-keputusan eksekutif-legislatif yang paling penting atau

    keputusan badan peradilan.23 Lazimnya, keputusan tersebut

    mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi, disebutkan secara tegas

    tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk menstruktur

    atau mengatur proses implementasinya. Kebijakan tersebut menyebabkan

    pemerintah menganbil langkah-langkah peraturan kegiatan untuk

    melaksanakan kepentingan publik dengan menyiapkan berbagai sarana dan

    prasarana, fasilitas dari berbagai kebutuhan masyarakat.24

    22 Hidayatullah Muttaqin, SE, MSI, “Jejak Neoliberalisme di Indonesia”, Jurnal Ekonomi Ideologis (22 Juni 2009) internet, 20 Juli 2016, http://jurnal-ekonomi.org/jejak-neoliberalisme-di-indonesia/23 Muslimin M.A Makassau. Pengaruh Implementasi Kebijakan Publik Upah Minimum Terhadap Hubungan Kerja Perusahaan-Pekerja/Buruh. (Cimahi: Pustaka Bina Iqra, 2007) 1624 Ibid, hal 17

  • 20

    Implementasi juga bias diartikan sebagai sesuatu yang bermuara pada

    aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi

    bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk

    mencapai tujuan kegiatan.25 Menurut Guntur Setiawan implementasi bisa

    diartikan sebagai perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses antara

    tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana,

    birokrasi yang efektif.26

    1.7.2.2 Kerjasama Internasional

    Konsep kerjasama internasional adalah hubungan antar bangsa yang

    memiliki tujuan berlandaskan kepentingan nasional. Kerjasama internasional

    terdiri dari, seperangkat aturan, prinsip-prinsip, norma-norma, dan prosedur

    pembuat keputusan yang mengatur jalannya rezim internasional.27 Selain itu,

    negara-negara yang melakukan kerjasama internasional mempunyai tujuan

    bersama atau kepentingan bersama, karena ketidakberadaan kepentingan

    bersama di dalam kerjasama merupakan suatu hal yang mustahil.28

    Thomas Bernauer berpendapat bahwa:

    25 Nurdin Usman. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002) 70.26 Guntur Setiawan. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004) 39.27 Lisa L. Martin, “Neo Liberalism in International Relation Theories : Disciplane And Diversity”, 2007, 11.28 Robert O Keohane,”Neoliberal institusionalism : a Perspektif in World Politics, in international institusion and State Power” 1989, 3.

  • 21

    “Change the behavior or state and other actors in direction intended by thecooperating parties, solve the environmental problem they are designed tosolve and do so in an efficient and equitable manner”

    “Dalam kerjasama internasional negara akan cenderung mengubahsikapnya sesuai dengan kesepakatan yang diambil dalam institusi kerjasamatersebut, kemudian para aktor akan memfokuskan masalah apa yang akanmereka hadapi dan merencanakan skema penyelesaian masalah yang dianggappaling efektif”29

    Kerjasama internasional merupakan dari dampak adanya globalisasi.

    integrasi ekonomi yang muncul ketika halangan perdagangan dikurangi atau

    bahkan dihapuskan untuk meningkatkan perdagangan internasional dan

    investasi dari luar negeri. Hal ini muncul sejalan dengan ditandatanganinya

    perjanjian antar negara yang mempromosikan perdagangan bebas. Integrasi

    ekonomi juga tercipta melalui standarisasi produk dan jasa yang dipasarkan.

    Globalisasi pun ikut berkontribusi dalam perkembangan teori

    liberalisme ini, dimana liberalism meresponnya melalui tiga hal. Pertama,

    globalisasi merupakan arena yang memperkuat dan memperluas

    ketergantungan ini menjadi lading untung menjalin pengertian dan

    membangun perdamaian, dari hal ini fenomena globalisasi seakan mendorong

    negara untuk memainkan perana yang sangat luas namun adapula beberapa

    peran yang mustahil dilakukan oleh negara diambil alih oleh perusahaan

    multinasional, organisasi internasional, maupun institusi internasional. Kedua,

    gloalisasi menjadi perangkat paling penting untuk menyebar nilai-nilai dasar

    demokrasi yakni kebebasan individu, pengakuan hak asasi dan perdamaian.

    29 Kate O’Naill, The Environment and International Relations,2009. Hal.106

  • 22

    Ketiga, globalisasi mengakibatkan negara sulit sekali menghindari kerjasama,

    kerjasama akan selalu terjadi pada level minimal meskipun sistem

    internasional bersifat anarki dan konfliktual. Adanya globalisasi dan adanya

    teeori liberalism semakin mendukung adanya kerjasama bilateral yang

    dilakukang oleh berbagai negara, salah satunya adalah Indonesia dan China

    yang saat ini melakukan kerjasama di bidang energi.

    1.7.2.3 Keamanan Energi (Energy Security)

    Michael Wesley dalam esainya menyebutkan bahwa konsep dari

    energy security meliputi beberapa parameter. Pertama, berbagai ancaman

    terhadap energy security meliputi geopolitik, ekonomi, teknis, psikologi dan

    lingkungan. Kedua, definisi dari “security” mencakup unsur “harga” atau

    mencapai negara, dimana fluktuasi yang cepat dan intens dari harga yang

    dikurangi atau dihilangkan. Ketiga, harga memiliki dampak yang kuat pada

    ketersediaan dari dana-dana untuk berinvestasi dalam eksplorasi dan

    pengembangan sumber daya minyak. Keamanan energi bergantung pada level

    investasi yang cukup dalam mengembangkan sumber daya, menghasilkan

    kapasitas dan infrastruktur untuk memenuhi pertumbuhan permintaan.

    Keempat, kapasitas senggang secara tradisional memainkan peran yang

    signifikan dalam gangguan pasokan minyak sementara. Kelima, pasokan

    keamanan dapat ditingkatkan dengan sebuah diversifikasi pasokan secara

  • 23

    keseluruhan. Dengan kata lain, semakin banyak wilayah yang melakukan

    produksi maka akan semakin stabil pasar minyak internasional.30

    Sumber energi adalah segala sesuatu di sekitar kita yang mampu

    menghasilkan energi. Di sekitar kita banyak sekali macam macam sumber

    energi yang bisa menghasilkan berbagai macam energi. Energi merupakan

    kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya adalah suatu barang

    atau mesin yang ketika dialiri oleh energi listrik yang kemudian akan

    memiliki kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan. Energi juga dapat

    diartikan sebagai daya atau kekuatan yang dapat merupakam bagian suatu

    bahan ataupun yang tidak terikat pada bahan (seperti matahari). Energi juga

    dapat dikatakan sebagai sesuatu yang memiliki tenaga.31

    1.7.3 Asumsi

    Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, maka peneliti dapat

    mengasumsikan sebagai berikut:1.7.3.1 Liberalisme menganggap negara sebagai aktor yang tidak begitu

    penting, sedangkan dalam neoliberalisme negara dianggap sebagai

    aktor yang sangat penting.

    30 Angga Reja Fadlie, “Respon Pemerintah Indonesia Terhadap Isu Keamanan Energi Global”, eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (4): 975 – 988, ejournal.hi.fisip-unmul.org31 Kamus Besar Bahasa Indonesia, ”Energi”, internet, 20 Juli 2016, http://kamusbahasaindonesia.org/energi

  • 24

    1.7.3.2 Energi adalah sumber daya alam yang sangat penting bagi setiap

    negara untuk membangun negaranya masing-masing.1.7.3.3 Keamanan energi bergantung pada level investasi yang cukup dalam

    mengembangkan sumber daya, menghasilkan kapasitas dan

    infrastruktur untuk memenuhi pertumbuhan permintaan.1.7.3.4 Kerjasama ekonomi menciptakan saling ketergantungan ( perang

    akan merugikan kedua belah pihak ).1.7.3.5 Negara China adalah negara yang sedang berkembang dengan pesat

    sehingga membutuhkan banyak pasokan energi untuk memenuhi

    kebutuhan negaranya.1.7.3.6 Indonesia merupakan negara yamg memiliki cadangan energi

    terbesar di Asia Tenggara, tetapi tidak memiliki teknologi yang cukup

    canggih untuk mengolah energi yang dimilikinya.

    1.8 Alur Pemikiran

    Alur pemikiran merupakan bagan alur pemikiran dari kerangka teori dan

    konsep yang relevan dengan masalah yang diteliti dalam hal ini adalah

    Kerjasama Indonesia dan China dalam bidang energi. Sehingga dapat

    mencerminkan alur pemikiran keseluruhan dari penelitian ini. Berikut alur

    pemikiran peneliti yang digambarkan dalam bagan di bawah ini:

  • 25

    Grafik 1.2 Alur Pemikiran

    Kepentingan Indonesia Kepentingan China

    1. Butuh teknologi canggih untukmengekploitasi cadangan energi

    2. Butuh Investor

    1. membutuhkan energi yang lebih banyakdikarenakan industri yang meningkat cepat

    2. Butuh tempat untuk berinvestasi

    Implementasi Kerjasama Bidang Energi

  • 26

    1.9 Metode Penelitian Kualitatif

    Peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

    Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena

    penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga

    sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan

    untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena

    data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian

    kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

    postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai

    Pembangunan bidang energi Investasi dan Perdagangan bidangenergi

    1. PLTU Pelabuhan Ratu2. PLTU Pacitan3. PLTU Adipala4. PLTU Muara Enim

    1. Madura Srait2. Kerjasama Pertambangan

    PT Huadian Bukit AsamPower

    3. Pengembangan KuasaPertambangan diKalimantan Timur

  • 27

    lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai intrumen kunci, teknik

    pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

    induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada

    generalisasi.32

    Metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

    berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Dalam penelitian kualitatif realitas sosial

    dianggap sebagai suatu yang holistik, kompleks, dinamis, penuh makna, serta adanya

    hubungan gejala yang bersifat interaktif. Metode penelitian kualitatif dilakukan dalam

    kondisi alamiah dan lebih bersifat deskriptif. Metode penelitian kualitatif mencoba

    mengeksplorasi dan memaknai fenomena tersebut dan bukan hasil akhirnya.33

    Penulis menggunakan penelitian kualitatif karena masalah yang akan diteliti

    oleh peneliti merupakan masalah yang kompleks dan dinamis, sehingga masalah dari

    penelitian ini masih bersifat sementara dan masih akan berkembang ketika penelitian

    berlangsung.34 Peneliti ingin mengetahui bagaimana implementasi dari kerjasama

    yang dilakukan oleh Indonesia dan China dalam bidang energi, apa yang didapatkan

    oleh Indonesia dan apa yang didapatkan oleh China dalam kerjasama ini.

    1.9.1Tipe Penelitian

    1.9.1.1 Deskriptif Analisis

    32 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods),cetakan ke-7, (Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 13-1433 Ibid, hal. 15-1634 Ibid, hal. 285

  • 28

    Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis.

    Penelitian deskriptif analisis berusaha untuk menggambarkan suatu gejala sosial,

    penelitian bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran atau lukisan secara

    sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antar

    fenomena yang dimiliki. Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan

    adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian,

    laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran

    penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah

    wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan

    dokumen resmi lainnya. Lalu, peneliti menganalisis data yang sangat kaya

    tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya.35 Tujuan penelitian ini

    kemudian ialah untuk meneliti implementasi dari kerjasama yang dilakukan

    antara Indonesia dan China dalam bidang energi yang difokuskan padaperiode

    2008 – 2015, yaitu saat kedua negara menyepakati perjanjian yang dilakukan

    dalam ICEF III di Jakarta pada tahun 2008.

    1.10 Lokasi dan Waktu Penelitian

    1.10.1 Lokasi Penelitian

    Peneliti guna mendapatkan sumber informasi yang relevan dan

    dapat dipertanggungjawabkan, peneliti mengadakan penelitian

    35Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung:Remaja Rosdakarya,2006 Hlm.11.

  • 29

    diberbagai tempat. Adapun lokasi penelitian yang dilakukan oleh

    peneliti rinciannya sebagai berikut.

    Tabel 1.1 Sumber Data

    N

    o

    Lokasi Penelitian Teknik

    Pengumpulan

    Data

    Informan Data yang

    Dikumpulkan

    1 Kementrian Luar NegeriRI. Direktorat AsiaTimur dan Pasifik.Jl.Taman pejambon NoJakarta Pusat10110.Indonesia

    Wawancara Deny Tri Basuki,Kasubdit

    Ekubang 2 Direktorat

    Asia Timur dan Pasifik

    1. Sejarah dan Perkembangan Hubungan BilateralIndonesia-China

    2 Kementrian Energi danSumber Daya Mineral/JL. Medan MerdekaSelatan No.18, DKIJakarta 10110

    Wawancara Atena Falahti, S.Kom,

    M.A., Kepala Bagian

    Kerjasama Bilateral

    1. Hubungan BilateralIndonesia-Chinadibidang energi

    2. ImplementasiKerjasamaIndonesia-China dibidang energi

    3 Perpustakaan FakultasIlmu Sosial dan Ilmu

    Studi Literatur 1. Karya IlmiahSkripsi Jurusan

  • 30

    Politik HubunganInternasionalUNJANI

    2. Buku Teori-TeoriHubunganInternasional

    Buku Penelitian

    Kualitatif4 Perpustakaan Pusat

    Universitas JenderalAchmad Yani. Jl.TerusanJenderal SudirmanPo.Box 148,Cimahi

    Studi Literatur Karya Ilmiah SkripsiJurusan HubunganInternasional UNJANI

    1.10.2 Waktu Penelitian

    Waktu dalam melakukan penelitian ni, peneliti memulai penelitian

    pada Maret 2016 sampai September 2016, seperti terperinci dalam tabel

    berikut:

    Tabel 1.2 Waktu Penelitian

    N

    oKegiatan

    Tahun 2016Fe

    b

    Ma

    r

    Ap

    l

    Me

    i

    Ju

    n

    Ju

    l

    Ag

    t

    Se

    p1 Pengajuan Judul2 Penyusunan Data3 Proses Bimbingan

    4 Seminar Usulan Penelitian(UP)5 Penyusunan Skripsi6 Bimbingan Skripsi7 Seminar Draft8 Sidang Skripsi9 Revisi Skripsi

  • 31

    1.10.3 Instrumen Penelitian

    Instrumen atau alat penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu

    sendiri. Peneliti ebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti

    kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Peneliti

    kualitatif sebagai human instrument,berfungsi menetapkan fokus penelitian, memlih

    informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,

    analisis data, menafsirkan data dan membuat kesiampulan atas temuannya. Segala

    sesuatu yang akan dicari dalam penelitian kualitatif dari obyek penelitian belum jelas

    dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semua belum jelas.

    Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti

    memasuki obyek penelitian.36

    1.10.4 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah penggunaan teknik data

    primer dan sekunder.Dalam melakukan pengumpulan data salah satu teknik yang

    dilakukan peneliti adalah teknik primer yaitu melakukan korespondensi dengan

    36 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods),cetakan ke-7, (Bandung: Alfabeta, 2015),hal. 305-306

  • 32

    pihak-pihak terkait, untuk memperoleh data yang berkaitan dengan masalah ini

    melalui wawancara terstruktur dengan menggunakan pedoman-pedoman pertanyaan

    yang akan diberikan kepada narasumber. Selain itu, wawancara terstruktur juga lebih

    memudahkan peneliti karena jawaban dari narasumber telah terarahkan dari pedoman

    pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.

    Selanjutnya, pengumpulan data sekunder melalui studi kepustakaan, teknik ini

    dilakukan dengan mempelajari dan meneliti dokumen yang berhubungan dengan

    objek yang diteliti dan diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap data yang

    diperoleh. Misalnya mempelajari buku, jurnal, dokumen pemerintah atau data-data

    yang bersumber dari media massa seperti informasi yang diakses melalui internet.

    1.10.5 Teknik Analisa Data

    Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam

    pola, kategori dan satuan uraian dasar sedemikian rupa sehingga dapat ditentukan

    tema. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam menganalisis data kualitatif ialah

    dengan mengikuti langkah-langkah berikut, yakni:

    1.10.5.1 Reduksi data adalah data yang diperoleh di lapangan

    dalam bentuk uraian atau laporan yang terinci.

    Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

    yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

    dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang

  • 33

    telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

    jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan

    data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukam.1.10.5.2 Display data, setelah data direduksi, maka langkah

    selanjutnya adalah mendisplaykan data sehingga data

    terorganisasikan, tersusun pola hubungan dan mudah

    dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data

    yang paling sering digunakan adalah teks yang bersifat

    naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan

    mempermudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

    merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

    telah dipahami tersebut.371.10.5.3 Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah

    penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal

    yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

    berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat

    yang mendukung pada tahap pengumpulan data

    berikutnya.38 Kesimpulan dalam penelitian kualitatif

    adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum

    pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi, hubungan

    kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

    37Ibid 249.38Ibid 253.

  • 34

    1.10.6 Pengujian Keabsahan Data

    Pemeriksaan keabsahan data sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif

    demi kesasihan dan keandalan serta tingkat kepercayaan data yang telah terkumpul.

    Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Menurut

    Sugiyono, keabsahan data dapat ditentukan dengan banyak hal, dalam penelitian ini

    peneliti menggunakan dua hal, yaitu:

    1.10.6.1 Diskusi dengan teman sejawatPemeriksaan yang dilakukan dengan jalan melakukan

    diskusi dengan rekan-rekan sejawat yang memiliki

    pengetahuan umum yang sama.1.10.6.1 Menggunakan bahan referensi

    Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah

    pendukung untuk membuktikan data yang telah

    ditemukan peneliti.Pendukung tersebut dapat berupa

    hasil foto, buku-buku literatur, atau dokumen autentik

    sehingga dapat memperkecil kemungkinan adanya

    kekeliruan”.

    1.10.6.2 Mengadakan Member checkMember rcheck adalah proses pengecekan data yang

    diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member

  • 35

    check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang

    diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh

    pemberi data. Apabila data yang ditemukan desepakati

    oleh para pemberi data berarti data tersebut valid,

    sehingga semakin terpercaya, tetapi apabila data yang

    ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak

    disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu

    melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila

    perbedaannya tajam, maka peneliti harus mengubah

    temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang

    diberikan oleh pemberi data.

    Dari penjelasan diatas, pengujian keabsahan data dalam melakukan penelitian

    ini, maka peneliti akan melakukan diskusi dengan rekan-rekan sejawat yang memiliki

    pengetahuan umum yang sama dan menggunakan referensi buku-buku literatur, foto,

    dokumen sebagai bahan acuan untuk proses penelitian.

    1.11 Sistematika Penulisan

    Dalam melakukan penyusunan skripsi ini, peneliti akan membagi sistematika

    penelitian ke dalam lima bab yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian ini.

    Berikut ini adalah sistematika penulisannya antara lain:

  • 36

    BAB 1: PENDAHULUAN

    Bab ini merupakan pendahuluan yang melandasi penyusunan skripsi ini yang

    berisi antara lain : Latar Belakang Penelitian, Fokus Masalah, Tinjauan Pustaka,

    Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kerangka Teoritis, Asumsi, Alur Pemikiran,

    Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

    BAB II: SEJARAH HUBUNGAN KERJASAMA BILATERAL INDONESIA

    DAN CHINA

    Bab ini berisi pemaparan gambaran umum tentang sejarah hubungan bilateral

    antara Indonesia dan China serta awal diadakannya kerjasama diantara kedua negara.

    Kerjasama bilateral apasaja yang sudah terjalin diantara kedua negara, dan bagaiman

    awal disepakatinya kerjasama bidang energi pada dua negara.

    BAB III: PERTUMBUHAN EKONOMI CHINA

    Bab ini berisikan deskripsi mengenai bagaimana Negara China yang memiliki

    kekuatan ekonomi rendah, dapat tumbuh pesat dengan menjadi Negara dengan

    pertumbuhan ekonomi yang tinggi sehingga membutuhkan impor energi dari negara

    lain. Alasan mengapa China memilih Indonesia dalam bekerjasama dalam bidang

    energi, juga bagaimana kebijakan energi yang dikeluarkan oleh China.

    BAB IV: KERJASAMA INDONESIA – CHINA DALAM BIDANG ENERGI

  • 37

    Bab ini merupakan analisis dan pembahasan yang berisi tentang gambaran

    umum mengenai kerjasama Indonesia – China dalam bidang energi, kespakatan

    apasaja yang disepakati kedua negara dalam ICEF III, apakah terimplementasi semua

    atau masih ada yang belum terimplementasi.

    BAB V: PENUTUP

    Pada bab ini merupakan bab penutup yang berisikan mengenai kesimpulan

    dari hasil penelitian dan semua pembahasan yang telah dibahas dan juga terdapat

    saran bagi para pihak yang terkait maupun bagi peneliti selanjutnya.