bab i pendahuluan 1.1 gambaran umum objek penelitian · bank danamon, bank rakyat indonesia (bri)...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Perbankan menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu
yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara
dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahannya. Bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/ atau bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat (Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan). Dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan,
yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan (giro, tabungan
dan deposito), menyaluran dana dalam bentuk kredit dan memberikan jasa bank
lainnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia dalam website bi.go.id (Rabu, 14 Januari
2015) jumlah bank umum di Indonesia baik bank milik pemerintah, swasta atau
asing berjumlah 119 bank dan bank perkreditan rakyat sejumlah 1798 bank. Oleh
karena itu industri perbankan di Indonesia bersaing dengan sangat ketat baik dalam
jenis layanan yang disediakan maupun kualitas pelayanan. Dengan adanya
kemajuan yang dicapai dalam bidang teknologi informasi menuntut manajemen
bank untuk menyesuaikan kebijakan yang tepat dalam mengelola bank agar dapat
memenangkan persaingan. Salah satu perkembangan teknologi yang digunakan
oleh bank adalah Internet.
Industri perbankan memanfaatkan teknologi internet untuk menyediakan
fasilitas layanan baru yaitu internet banking. Internet Banking didefinisikan sebagai
penggunaan teknologi internet untuk melakukan jasa keuangan perbankan dan juga
didefinisikan sebagai aktivitas transaksi keuangan jarak jauh dengan menggunakan
internet melalui website bank khusus (Shao, 2007; dalam Sabi, 2014). Saat ini
tercatat terdapat 17 Bank yang menggunakan internet banking di Indonesia yaitu,
Bank Internasional Indonesia (BII), CIMB Niaga, Bank Bukopin, Bank Central
Asia (BCA), Bank Mandiri, Bank Ekonomi, HSBC, Bank Permata, Bank Panin,
2
Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Sinarmas, Bank Mega, Standard Chartered,
Bank Danamon, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Commonwealth.
1.2 Latar Belakang
Kemajuan dalam teknologi dan informasi megakibatkan perubahan yang
besar bagi kehidupan masyarakat dalam segala bidang. Dari mulai yang sederhana
hingga rumit penggunaan teknolgi informasi sudah banyak dimanfaatkan. Begitu
pula dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia baik swasta maupun pemerintah
yang memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi. Salah satu kemajuan
dalam teknologi dan informasi adalah internet. Internet adalah sebuah jaringan yang
menghubungkan antara komputer satu dengan yang lainnya.
Keberadaan internet bisa mempermudah atau mempercepat suatu pekerjaan
dan mampu memberikan manfaat komunikasi tanpa batasan tempat dan waktu.
Munculnya internet membawa perubahan dalam cara berbisnis, salah satunya
dalam industri perbankan. Dengan adanya internet industri perbankan mengalami
perubahan dalam menjalankan bisnisnya. Persaingan pada sektor ini sudah semakin
meningkat, ditandai dengan munculnya bank-bank asing yang masuk ke Indonesia.
Berdasarkan data Bank Indonesia yang diperoleh dari situs www.bi.go.id
(Kamis, 15 Janurari 2015) mengenai rekapitulasi institusi perbankan di Indonesia,
sampai dengan Oktober 2014 di Indonesia terdapat 120 bank umum dan 1837 bank
perkreditan rakyat. Berikut adalah gambaran mengenai jumlah perbankan di
Indonesia:
Tabel 1.1 Rekapitulasi Bank di Indonesia
Institusi Perbankan
Indonesia Jenis Bank Jumlah
Bank Umum Bank Pemerintah 4
120 Bank Swasta 116
Bank Perkreditan
Rakyat
BPR Konvensional 1683 1837
BPR Syariah 154
Total 1957
Sumber: Rekapitulasi Institusi Perbankan di Indonesia
Data jumlah bank di Indonesia pada tabel 1.1 di atas dapat memberikan
gambaran persaingan industri perbankan di Indonesia, dengan persaingan yang
3
sedemikian ketat, setiap bank di Indonesia berlomba untuk memberikan pelayanan
terbaik kepada nasabahnya.
Meningkatnya persaingan dan usaha untuk menekan biaya operasional
seefisien mungkin dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang menuntut untuk
melakukan transaksi yang lebih cepat, aman, dimana saja, dan tidak terikat waktu
mendorong bank-bank untuk memanfaatkan teknologi internet dalam menjalankan
bisnisnya. Dalam situs kompas.com (Sabtu,10 Januari 2015) dikatakan bahwa
fleksibilitas dan mobilitas masyarakat yang semakin cepat dan hadirnya pelayanan
internet menuntut pelayanan perbankan yang lebih mudah dan cepat.
Menurut Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama
Badan Pusat Statistik (BPS) yang di kutip dalam situs apjii.or.id (Rabu, 02
Desember 2014) pengguna internet di tahun 2013 sudah mencapai 71,9 juta orang
meningkat 13 persen dibanding tahun 2012 yang mencapai sekitar 63 juta orang,
setara dengan 28 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang sebanyak 248 juta
orang. Hal ini mendorong industri perbankan untuk membuat suatu inovasi dalam
pelayanan terhadap nasabahnya. Salah satunya adalah internet banking.
Pearce dan Robinson (2009) dalam jurnal “The Impact of Trust Antecedents
in Acceptance Internet Banking in Nigeria”, menyebutkan internet banking
didefinisikan sebagai transaksi bank seperti transfer dana antar bank, cek saldo,
pembayaran tagihan, dan pengelolaan aset seperti saham online. Internet Banking
sendiri pertama kali diperkenalkan di New York, Amerika Serikat pada pertengahan
1981. Perkembangan internet banking di Indonesia diawali pada tahun 1998 dengan
Bank International Indonesia (BII) sebagai pelopornya.
Tabel 1.2 menunjukan bank-bank di Indonesia yang memiliki fasilitas
internet baking beserta tahun pertama kali memiliki layanan tersebut dan alamat
situs :
Tabel 1.2 Bank Penyedia Layanan Internet Banking
Tahun Nama Bank Alamat Situs
1998 BII https://www.bankbii.com/
2000 CIMB Niaga https://ibank.cimbniaga.com/
2001 Bank Bukopin https://secure.bank2home.com/appbukopin/
2001 BCA https://ibank.klikbca.com/
2003 Bank Mandiri https://ib.bankmandiri.co.id/
(bersambung)
4
Tahun Nama Bank Alamat Situs
2004 Bank Ekonomi http://www.ekonominet.com/
2004 HSBC http://www.hsbc.co.id
2005 Bank Permata https://www.permatanet.com/
2006 Bank Panin https://www.bankpanin.com/
2007 BNI https://ibank.bni.co.id/
2007 Bank Sinarmas https://www.banksinarmas.com
2008 Bank Mega https://ibank.bankmega.com/
2008 Standard Chartered https://id.online.standardchartered.com/
2008 OCBC NISP https://ibank.ocbcnisp.com/
2009 Bank Danamon https://www.danamonline.com/
2009 BRI https://ib.bri.co.id/
2009 Bank Commonwealth https://commaccess.commbank.co.id/
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Sebagai salah satu perkembangan teknologi, internet banking menjawab
tuntunan nasabah yang menginginkan service cepat, aman, nyaman, murah, tersedia
setiap dan dapat diakses dimana saja, baik melalui telepon seluler, komputer,
laptop/notebook, dsb. Internet Banking memberikan manfaat kepada pengguna
maupun kepada pihak bank.
Dari sudut pengguna, internet banking memungkinkan nasabah untuk
melakukan berbagai transaksi perbankan secara elektronik melalui situs web bank
dimana saja. Layanan ini disediakan perusahaan perbankan melalui benda
elektronik seperti handphone dan komputer yang memiliki akses ke internet.
Nasabah dapat menghemat waktu dan tidak perlu mengantri lama di bank untuk
berinteraksi dan tidak terbatas pada saat jam kerja (Widjana, 2010).
Dari sudut pandang bank, internet banking memungkinkan bank untuk
mengurangi biaya operasi melalui pengurangan sumber daya fisik seperti membuka
kantor-kantor cabang baru dan merekrut karyawan baru. Keuntungan yang
diperoleh dari penyedia fasilitas internet banking adalah bank dapat memiliki
keunggulan kompetitif jika dibandingkan dengan bank lain yang tidak memiliki
internet banking (Widjana, 2010).
Semakin banyaknya bank yang menyediakan fasilitas layanan internet
banking, maka bank yang digunakan dalam penelitian dipilih berdasarkan data
keuangan bank yang memiliki total aset terbesar.
(sambungan)
5
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
0
100,000,000
200,000,000
300,000,000
400,000,000
500,000,000
600,000,000
700,000,000
800,000,000
Total Aset % Accumulative
Tabel 1.3 Sepuluh Bank Terbesar Berdasarkan Aset Tahun 2013
Nama Bank Total Aset (dlm triliun) Persentase % Accumulative
Bank Mandiri 733,009 22,58% 22,58%
BRI 626,182 19,28% 41,86%
BCA 496,304 15,29% 57,15%
BNI 386,654 11,91% 69,06%
CIMB Niaga 218,866 6,74% 75,80%
Bank Danamon 184,237 5,67% 81,47%
Bank Permata 165,833 5,11% 86,58%
Bank Panin 164,055 5,05% 91,63%
BII 140,546 4,33% 95,96%
BTN 131,169 4,04% 100,00%
Total 3.246,855 100.00%
Sumber : Laporan tahunan 2013 setiap bank
Pada tabel 1.3 diatas menunjukan 10 bank terbesar berdasarkan total aset yang
diperoleh dari laporan tahunan setiap bank tahun 2013. Dari 10 bank diatas dipilih
bank terbesar yang akan mewakili sejumlah bank di Indonesia untuk diteliti dengan
menggukan konsep Pareto Chart. Konsep ini digunakan untuk memilih bank yang
akan digunakan untuk penelitian, sehingga tidak semua bank akan diteliti tetapi
hanya bank-bank yang terwakil. Bank diurutkan berdasarkan aset yang paling besar
hingga yang terkecil. Berdasarkan konsep Pareto Chart maka diperoleh gambar
seperti di bawah ini:
Gambar 1.1 Pareto Chart 10 Bank Indonesia
Sumber : Data yang telah diolah
6
Konsep Pareto menjelaskan bagaimana menerapkan prinsip skala prioritas
atau mendahulukan yang penting. Konsep Pareto (pembagian 80/20) digunakan
dalam rangka memilih prioritas masalah yang dampaknya paling besar, yaitu
kurang lebih 80% yang disebabkan oleh kurang lebih 20% faktor penyebab
(Mutiara dan Kuswadi, 2004:49).
Dikutip dari salah satu situs www.ibm.com (Sabtu, 07 Februari 2015)
dikatakan bahwa terkadang konsep Pareto pembagian 80/20 harus sedikit dirubah.
Misalnya, suatu konsep Pareto 80/20 diterapkan untuk sebuah proyek pendukung
aplikasi dan hasilnya menunjukan hanya 60% masalah dilaporkan berasal dari
aplikasi. Maka, aturan tersebut dapat dimodifikasi menjadi 70/30 atau 60/40 yang
akan mengidentifikasi permasalahan lebih sedikit. Oleh karena itu, konsep Pareto
yang digunakan dalam penelitian ini adalah presentase 70/30.
Garis horizontal mewakili kategori, yaitu nama-nama 10 bank terbesar di
Indonesia dan garis vertikal mewakili total aset untuk setiap bank. Garis
melengkung keatas merupakan presentase kumulatif untuk setiap bank yang
dinamakan sebagai Pareto. Berdasarkan gambar 1.1 didapatkan hasil 69,09% atau
dibulatkan menjadi 70% dari total aset beposisi pada Bank BNI, maka bank yang
akan mewakili untuk penelitian internet banking ini adalah bank yang berada di
urutan pertama hingga urutan keempat yaitu, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BCA,
dan Bank BNI.
Tabel 1.4 Daftar 4 Bank Terbesar Berdasarkan Jumlah Nasabah
No Nama Bank Jumlah Nasabah
2012
Jumlah Nasabah
2013
1 BRI 33,4 juta 48 juta
2 BNI 11,7 juta 13,7 juta
3 Bank Mandiri 11,3 juta 13 juta
4 BCA 9,7 juta 12 juta
Sumber: Rekapitulasi laporan tahunan setiap bank
Pada tabel 1.4 menunjukan jumlah nasabah dari empat bank terbesar
berdasarkan jumlah nasabah meningkat dari tahun sebelumnya. Pada peringkat
pertama Bank Rakyat Indonesia (BRI) memiliki jumlah nasabah sebanyak 33,4 juta
orang pada tahun 2012, kemudian pada tahun 2013 jumlah nasabah meningkat
mencapai 48 juta orang. Setelah Bank BRI sebagai peringkat pertama terdapat Bank
Negara Indonesia (BNI) dengan jumlah nasabah sebanyak 11,7 juta orang pada
7
tahun 2012 dan meningkat pada tahun 2013 sebesar 13,7 juta orang. Pada peringkat
ke tiga terdapat Bank Mandiri dengan jumlah nasabah 11,3 juta orang pada tahun
2012 dan 13 juta orang pada tahun 2013. Dan terakhir Bank Central Asia (BCA)
dengan jumlah nasabah sebanyak 9,7 juta orang pada tahun 2012 dan 12 juta orang
pada tahun 2013. Walaupun nasabah yang dimiliki setiap bank terhitung banyak
akan tetapi pengguna internet banking masih terbilang sedikit.
Tabel 1.5 Perbandingan Jumlah Nasabah dengan Pengguna Internet Banking
No Nama Bank Jumlah Nasabah
2013
Jumlah Pengguna
Internet Banking
Persentase
(jml user/jlm
nasabah*100%)
1 BRI 48 juta 1,64 juta 3,41%
2 BNI 13,7 juta 618.000 4,51%
3 Bank Mandiri 13 juta 783.356 6,02%
4 BCA 12 juta 3,6 juta 30%
Sumber: Rekapitulasi laporan tahunan setiap bank
Berikut grafik perbandingan antara jumlah nasabah keseluruhan dari setiap
bank dengan jumlah nasabah dari pengguna internet banking.
Gambar 1.2 Perbandingan Jumlah Nasabah dan Pengguna Internet Banking
Sumber: Laporan tahunan setiap bank
Pada situs finansial.bisnis.com (Minggu, 11 Januari 2015) dikatakan bahwa
Bank BRI memiliki pemegang kartu ATM sebanyak 27,3 juta pengguna, SMS
Banking 6,72 juta dan 1,64 juta pengguna internet banking. Bank BNI memiliki
0
10,000,000
20,000,000
30,000,000
40,000,000
50,000,000
60,000,000
BRI BNI Bank Mandiri BCA
Nasabah Bank Nasabah Internet Banking
8
sekitar 9 juta nasabah kartu ATM, 3,25 juta SMS Banking dan 618.000 pengguna
BNI internet banking dikutip dari salah satu situs prudential.co.id (Senin, 12 Januari
2015). Pada salah satu situs bankmandiri.co.id (Minggu, 11 Januari 2015) Bank
Mandiri mempunyai 8,3 juta pemegang kartu ATM, 3,2 juta pengguna SMS
Banking dan 783.356 pengguna internet banking. Sedangkan untuk Bank BCA di
dalam laporan keuangan dijelaskan Bank BCA memiliki nasabah internet banking
KlikBCA sebesar 3,6 juta orang.
Total rekening nasabah yang tercatat di industri perbankan hingga Juli 2014
mencapai 152,8 juta rekening, tumbuh 19% dari periode yang sama tahun
sebelumnya yaitu 123,8 juta rekening. Hal ini sangat berbanding jauh antara jumlah
rekening di perbankan dengan jumlah pengguna internet banking.
Tabel 1.6 Jumlah Transaksi dari 4 Bank Indonesia (dalam jutaan)
Nama Bank Tahun ATM Internet Banking
BRI
2011 482,7 6,9
2012 523,9 9,8
2013 823,2 16,1
MANDIRI
2011 695,38 197,99
2012 828 310,8
2013 912 314,6
BCA
2011 1.004,8 607,7
2012 1.212,2 888,4
2013 1.461,5 895,9
BNI
2011 390,1 3,7
2012 483,4 5,5
2013 573,4 8,9
Sumber : Laporan tahunan setiap bank
Berdasarkan tabel 1.6 diatas jumlah transaksi ATM tahun 2013 dari Bank BRI
yaitu sebesar 823,2 juta transaksi sedangkan untuk internet banking sebesar 16,1
juta transaksi. Begitu pula dengan jumlah transaksi ATM tahun 2013 dari Bank
Mandiri pada tahun 2013 yaitu sebesar 912 juta transaksi dan internet banking
sebesar 314,6 juta transaksi. Pada tahun 2013 Bank BCA memiliki jumlah transaksi
ATM sebesar 1.461,5 juta transaksi dan 895,9 juta transaksi untuk internet banking.
Bank BNI memiliki jumlah transaksi ATM pada tahun 2013 sebesar 573,4 juta
transaksi dan 8,9 juta transaksi untuk internet banking. Dari setiap tahunnya total
9
transaksi terbanyak adalah layanan ATM. Pada tahun 2013 total transaksi ATM
mencapai 3.770,1 juta transaksi sedangkan internet banking 1.235,5 juta transaksi.
Menurut tabel 1.6 jumlah transaksi diatas dapat simpulkan bahwa ATM masih
banyak diminati para nasabah dalam melakukan transaksi, berbeda dengan internet
banking yang peminatnya masih terbilang sedikit.
Gambar 1.3 Perbandingan Jumlah Transaksi
ATM dengan Internet Banking Tahun 2013
Sumber: Laporan tahunan 2013 dari setiap bank
Banyak kemudahan yang ditawarkan dari layanan intenet banking akan tetapi
fasilitas ini kurang diminati oleh nasabah bank di Indonesia. Sebagian besar
nasabah masih terikat dengan cara-cara konvensional dalam melakukan transaksi
yaitu melalui ATM atau melalui teller dengan mengantri di bank. Banyak hal yang
mempengaruhi kondisi tersebut seperti dalam gambar 1.3 yang menunjukan
perbandingan jumlah transaksi ATM dan internet banking. Berdasarkan gambar
diatas, Bank BCA yang memiliki jumlah transaksi internet banking paling banyak
yaitu 895,9 juta traksaksi. Kemudian diikuti oleh Bank Mandiri sebesar 314,6 juta
transaksi, Bank BRI 16,1 juta transaksi dan Bank BNI 8,9 juta transaksi. Namun
jika dibandingkan dengan transaksi melalui ATM, Bank BCA memikiki transaksi
ATM sebanyak 1.461,5 juta, kemudian Bank Mandiri memiliki transaksi 912 juta,
BCA Mandiri BRI BNI
ATM 1461.5 912 823.2 573.4
Internet Banking 895.9 314.6 16.1 8.9
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10
bank BRI memiliki transaksi 823,2 juta transaksi dan Bank BNI memiliki 573,4
juta transaksi.
Dikutip dari salah satu situs kompas.com (Senin, 12 Januari 2012) terdapat
hal-hal yang dapat mempengaruhi kondisi tersebut, diantaranya kualitas layanan
yang belum merata dari setiap bank membuat nasabah seringkali menemui
kegagalan transaksi. Kemudian keandalan dan keamanan seperti website froging
(modus kejahatan dimana pelaku membuat tampilan dan alamat domain website
persis dengan website bank asli agar nasabah terkecoh dan pelaku dengan mudah
memperoleh username dan password). Dan seperti halnya SMS banking dan mobile
banking, internet banking juga belum memiliki regulasi khusus. Semuanya masih
dinaungi peraturan yang bersifat umum sehingga ketentuan soal proteksi nasabah
kurang dibidik.
Gambar 1.4 Jumlah Transaksi Internet Banking setiap Tahun
(dalam jutaan)
Sumber: Laporan tahunan dari setiap bank
Berdasarkan gambar 1.4 menunjukan terdapat peningkatan jumlah transaksi
melalui internet banking setiap tahunnya dari setiap bank. Tahun 2011 Bank BNI
memiliki jumlah transaksi internet banking sebesar 3,7 juta, tahun 2012 sebesar 5,5
BNI BRI MANDIRI BCA
2011 3.7 6.9 197.99 607.7
2012 5.5 9.8 310.8 888.4
2013 8.9 16.1 314.6 895.9
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
2011 2012 2013
11
juta dan tahun 2013 sebesar 8,9 juta. Bank BRI memiliki jumlah transaksi internet
banking pada tahun 2011 sebesar 3,7 juta, tahun 2012 sebesar 9,8 juta dan tahun
2013 sebesar 16,1 juta. Bank Mandiri memiliki jumlah transaksi internet banking
pada tahun 2011 sebesar 197,99 juta, tahun 2012 sebesar 310,8 juta dan tahun 2013
sebesar 314,6 juta. Dan Bank BCA memiliki jumlah transaksi terbanyak setiap
tahunnya dengan perolehan tahun 2011 sebesar 607,7 juta, tahun 2012 sebesar
888,4 juta dan tahun 2013 sebesar 895,9 juta. Dengan meningkatnya jumlah
transaksi internet banking menandakan bahwa layanan tersebut sudah banyak
digunakan di masyarakat.
Salah satu teori dan model yang dapat digunakan untuk menggambarkan
tingkat penggunaan terhadap teknologi informasi adalah TAM (Technology
Acceptance Model) (Davis, 1989). TAM berfokus pada sikap terhadap pemakaian
teknologi informasi oleh pemakai dengan mengembangkannya berdasarkan
presepsi terhadap manfaat yang diperoleh (perceived usefulness) dan presepsi
kemudahan penggunaan (perceived ease of use). Kedua faktor tersebut
mempengaruhi niatan untuk menggunakan teknologi informasi (intention to use)
sebelum akhirnya tercipta penggunaan secara aktual dalam keseharian (actual
usage) (Davis, 1989; dalam Widjana, 2010).
Beberapa penelitian telah dilakukan terhadap internet banking dengan
menggunakan model penelitian TAM. Dari berbagai penelitian tersebut terdapat
beberapa yang memasukan faktor – faktor baru sebagai bahan modifikasi dari TAM
awal yang dikembangkan oleh Davis (1989).
Layanan internet banking di Indonesia yang ditawarkan oleh perbankan
sudah semakin berkembang. Walaupun jumlah pengguna internet banking masih
terbilang sedikit dan jumlah transaksi ATM lebih banyak dibandingkan dengan
transaksi internet banking, data-data di atas pada gambar 1.4 menunjukan bahwa
dengan meningkatnya angka transaksi dari layanan internet banking setiap
tahunnya tingkat penerimaan terhadap layanan tersebut telah mengalami
peningkatan dan telah diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
masyarakat sudah mulai beralih dan menggunakan dari cara offline ke layanan
secara online yaitu internet banking. Perubahan tersebut dapat dikatakan sebagai
switching.
12
Dalam salah satu jurnal Electronic Commerce Research and Applications,
Lee et al. (2011) melakukan penelitian untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap dan niat nasabah perbankan terhadap peralihan atau
perubahan (switching) layanan perbankan dari offline ke online. Lee et al. (2011)
melakukan penelitian tersebut di Taiwan. Dengan jumlah penduduk sebanyak
23.359.928 juta dan persentase penetrasi internet sebanyak 80%
(www.internetworldstats.com), Lee el al. (2011) meneliti apa saja yang dapat
mempengaruhi masyarakat Taiwan untuk beralih dari layanan offline ke layanan
online.
Dengan melihat model penelitian milik Lee et al. (2011) dapat dijadikan
sebagai referensi dalam penelitian ini. Dengan adanya kesamaan tujuan, penelitian
yang akan dilakukan menggunakan model modifikasi TAM milik Lee et al.(2011)
sebagai acuannya.
Karena penelitian ini menggunakan model yang telah dibuat pada penelitian
sebelumnya, maka penelitian ini termasuk kedalam penerapan model modifikasi
TAM. Penerapaan model modifikasi TAM pada sistem tertentu kemudian diuji
kekuatan prediksi model tersebut di salah satu sisi dan membuktikan penerapannya
di sisi lain (Marangunic dan Granic, 2014). Penerapan model Lee et al. (2011)
tersebut akan diuji di Jawa Barat, Indonesia.
Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah penduduk sebanyak
262.430.000 (apjii.com), dengan beberapa pulau besar yaitu Sumatra, Jawa dan
Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Setiap pulau
memiliki jumlah penduduk yang berbeda. Sumatra memiliki jumlah penduduk
sebanyak 57,14 juta orang, Jawa dan Bali memiliki jumlah penduduk sebanyak
152,83 juta orang, Kalimantan memiliki jumlah penduduk 15,72 juta orang,
Sulawesi 19,42 juta orang, dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua jumlah
penduduk 17,32 juta orang. Diantara pulau-pulau besar tersebut Jawa dan Bali yang
memiliki jumlah penduduk paling banyak. Dengan melihat banyaknya penduduk,
hal tersebut dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh penulis.
Jawa dan Bali adalah Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk
terbanyak. Pulau Jawa memiliki beberapa provinsi di dalamnya yang akan
ditunjukan pada gambar 1.5. Gambar tersebut menunjukan bahwa dari ketujuh
13
provinsi, pada tahun 2013 Provinsi Jawa Barat yang memiliki jumlah penduduk
terbanyak yaitu 48,37 juta orang dengan pengguna internet sebanyak 13,24 juta
pengguna. Jika dilihat dari persentase penetrasi internet, Provinsi Jawa Barat
memiliki penetrasi internet sebesar 27,4%. Berbeda dengan Provinsi DKI Jakarta,
DI Yogyakarta dan Bali yang memiliki penetrasi internet lebih besar dibandingkan
dengan Jawa Barat. Padahal dilihat dari letak geografis Jawa Barat lebih dekat
dengan Ibu Kota yaitu DKI Jakarta.
Gambar 1.5 Penetrasi Pengguna Internet di Pulau Jawa dan Bali
Tahun 2013 (dalam jutaan)
Sumber : APJII, 2013
Menurut Asosiasi Penyelenggaraan Internet Indonesia (APJII) dalam
Laporan Internet Sektor Bisnis 2013 tujuan dari penggunaan internet di Jawa Barat
4.55
13.24
8.64
1.59
9.79
2.651.62
10.64
48.37
35.44
3.38
40.9
12.23
1.87
0
10
20
30
40
50
60
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DIYogyakarta
Jawa Timur Banten Bali
Pengguna Internet Jumlah Penduduk
PENETRASI
42,8%
DKI JAKARTA
24,4%
JAWA
23,9%
JAWA TIMUR
27,4%
JAWA BARAT
41,5%
DI YOGYAKARTA
21,7%
BANTEN
37,5%
BALI
14
sekitar 40,4% nya adalah internet banking. Itu berarti internet banking sudah mulai
banyak digunakan di masyarakat Jawa Barat. Dengan melihat banyaknya jumlah
penduduk yang berada di Jawa Barat, hal tersebut dapat dijadikan sebagai potensi
dan mendorong masyarakat khususnya pengguna internet dan nasabah bank untuk
beralih (switching) dari layanan offline perbankan ke layanan online (internet
banking).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan suatu penelitian yang berkaitan dengan internet banking dan
mengadopsi penelitian yang telah dilakukan oleh Lee et al. (2011). Sehingga
penelitian ini memiliki judul “Analisis Peralihan Layanan Internet Banking
terhadap Nasabah Perbankan di Jawa Barat dengan Pendekatan Technology
Acceptance Model (TAM)”
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan dan mengacu pada model
penelitian maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu :
1. Apakah perceived usefulness (PU) dan perceived ease of use (PEOU)
berpengaruh secara signifikan terhadap attitude toward switching (ATT)?
2. Apakah faktor physical banking (offline trust, offline loyalty dan switching
cost) berpengaruh secara signifikan terhadap attitude toward switching
(ATT)?
3. Apakah attitude toward switching (ATT) memiliki pengaruh secara
signifikan tehadap behavior intention to switch (BI)?
4. Apakah hubungan computer self-efficacy (CSE) dengan attitude toward
switching (ATT) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap behavior
intention to switch (BI) pada internet banking?
5. Apakah hubungan perceived risk (PR) dengan attitude toward switching
(ATT) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap behavior intention to
switch (BI) pada internet banking?
15
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji pengaruh perceived usefulness (PU) dan perceived ease of
use (PEOU) terhadap attitude toward switching (ATT).
2. Untuk menguji pengaruh faktor physical banking (offline trust, offline
loyalty dan switching cost) terhadap attitude toward switching (ATT).
3. Untuk menguji pengaruh attitude toward switching (ATT) tehadap behavior
intention to switch (BI).
4. Untuk menguji pengaruh computer self-efficacy (CSE) dengan attitude
toward switching terhadap behavior intention to switch (BI) pada internet
banking.
5. Untuk menguji pengaruh perceived risk (PR) dengan attitude toward
switching (ATT) terhadap behavior intention to switch (BI) pada internet
banking.
1.5 Batasan Penelitian
Batasan masalah bertujuan agar penelitian ini lebih terfokus dan tidak meluas
dari pembahasan yang dimaksud. Karena penelitian ini merupakan penelitian awal
yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan selanjutnya. Kemudian
masalah yang menjadi obyek penelitian dibatasi hanya pada Analisis Peralihan
Layanan Internet Banking terhadap Nasabah Perbankan di Jawa Barat dengan
Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM). Pembatasan masalah ini
mengandung konsep sebagai berikut:
a. Analisis Peralihan (switching) menjelaskan faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi seseorang untuk melakukan peralihan dari layanan offline
terhadap layanan online perbankan. Layanan online yang dimaksud adalah
layanan internet banking.
b. Nasabah Perbankan di Jawa Barat terbatas pada nasabah bank-bank yang sudah
ditentukan untuk menjadi obyek penelitian yaitu, Bank BCA, Bank Mandiri,
Bank BNI dan Bank BRI.
16
c. Teori dan pemodelan yang digunakan menggunakan model Technology
Acceptance Model (TAM) yang telah dimodifikasi.
d. Analisis yang dilakukan lebih berfokus kepada user dan non-user perbankan
yang berkaitan dengan internet banking.
1.6 Kegunaan Penelitian
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan hasil dan kegunaan kepada
pihak-pihak yang membutukannya. Kegunaan penelitian ini diantaranya :
1. Aspek Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan
yang lebih mendetail lagi tentang internet banking dan dapat dijadikan
pedoman untuk masa akan datang, sehingga lebih memahami internet
banking sebagai salah satu e-channel atau layanan jasa berbasis elektronik
di industri perbankan.
2. Aspek Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan suatu dasar pertimbangan bagi
perusahaan perbankan dalam menyusun strategi dalam rangka
meningkatkan daya saing.
b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman awal untuk menentukan
suatu ide baru guna mengembangkan penelitian ini dengan metode
analisis baru.
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam memberikan arah dalam penulisan penelitian ini,
maka penulis menyusun sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi penjelasan gambaran umum objek penelitian, latar
belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Dalam bab ini berisi landasan teori yang berkaitan dengan pokok
permasalahan yang dipilih yang akan dijadikan landasan dalam penulisan skripsi
17
ini. Teori-teori tersebut dikutip dari beberapa literatur seperti buku teks, jurnal, tesis
atau skripsi.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini secara garis besar diuraikan mengenai metode yang akan
digunakan untuk penelitian ini yang meliputi rancangan penelitian, batasan
penelitian, model analisis, identifikasi variabel, definisi operasional dan
pengukuran variabel, instrumen penelitian, populasi sampel dan teknik
pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data, serta teknik analisis data
yang digunakan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelasakan mengenai deskripsi objek penelitian, hasil analisis dan
pengolahan data beserta pembahasannya, yang disajikan secara sistematis sesuai
dengan lingkup penelitian serta sesuai dengan tujuan penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan menjelaskan kesimpulan hasil yang didapat dari penelitian
disertai dengan saran dan rekomendasi.