bab i pendahuluan 1.1 gambaran umum objek penelitian...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
1.1.1 Profil Perusahaan
CV Wahana Putra Ideas (WPI) didirikan sejak 24 Oktober 2012 di Bandung
oleh Wahono Handoko dan Randy Ariaputra. CV WPI merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang riset dan pengembangan energi terbaru berbasis kelistrikan
dengan arus kecil dan menengah. Keberadaan CV WPI adalah untuk menjadi
pelopor dan pionir industri kecil dan menengah yang bergerak di bidang energi baru
dan terbarukan guna mendukung program dan cita-cita pemerintah Indonesia yang
tertuang dalam visi 2525.
“Sesuai Peraturan Presiden No 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi
Nasional, target pangsa pasar energi baru dan terbarukan dalam konsumsi energi
nasional tahun 2025 ditargetkan mencapai 17 %. Namun demikian, berkembang
wacana untuk mencapai target yang lebih tinggi yaitu 25% pada tahun 2025 atau
visi 2525.” (BPPT, 2010)
Saat ini CV WPI sedang menggiatkan penelitian dan pengaplikasian
teknologi energi bersih berbasis biomassa untuk keperluan rumah tangga seperti
bioetanol dan biogas dengan bahan baku yang mudah diperoleh disekitar kita
seperti tetes tebu, singkong, jagung, sorgum hingga limbah tahu dan kotoran ternak.
Diantara kegiatan usaha tersebut semua kegiatan usaha yang dilakukan oleh
CV WPI itu berkenaan dengan energi terbarukan sehingga produk yang diciptakan
oleh CV WPI menggunakan bahan – bahan yang masih kurang dilirik sebagai
energi seperti alang – alang, daun kering dan lain – lain.
Dengan menggunakan kompor gastrik yang diciptakan oleh CV WPI berarti
kita sama dengan sudah mengunakan enegi alernatif yang belum digunakan oleh
banyak orang serta menghidari resiko dari meledaknya tabung gas yang sering
terjadi pada kompor gas yang sering digunakan oleh rumah tangga bahkan industri,
karena kompor ini menggunakan baterai yang diubah energi nya menjadinya
pemantik api serta minyak yang terbuat dari alang – alang.
Sampai saat ini target konsumen CV WPI adalah masyarakat kalangan
menengah, seperti rumah tangga. Target ini menyesuaikan dengan harga dan
kualitas yang diberikan oleh CV WPI.
1.1.2 Logo Perusahaan
Gambar 1.1
Logo Perusahaan CV Wahana Putera Ideas
Sumber: www.komporgastrik.com, 2017
Makna dari logo CV Wahana Putera Ideas adalah:
1. Nama Wahana Putera Ideas diambil dari 3 Pendiri Perusahaan yaitu W yang
artinya Wahono Handoko, kemudian Putera yang berarti kepanjangan dari
Randy Arya Putera selaku rekan dari Wahono Handoko, kemudian Ideas yang
berarti nama perusahaan yang bergerak di bidang robotik di Maranatha dengan
pemilik nama Horison selaku rekan Wahono Handoko.
2. Warna biru, mengartikan bahwa CV Wahana Putera bergerak di bidang energy
karena warna biru melambangkan Energi.
3. Degradasi warna Biru Muda ke Biru Tua (dari kiri ke kanan) yang
melambangkan dari gelap ke terang yang mengartikan CV Wahana Putera
Ideas ingin menjadi pionir tentang energi alternatif.
1.1.3 Tujuan Perusahaan
Untuk mencapai maksud dan cita-citanya, CV WPI melaksanakan kegiatan
usaha sebagai di antaranya sebagai berikut:
a) Inovator dari Kompor Gastrik, kompor ramah lingkungan berteknologi
modern berbahan bakar bioetanol, dengan nomer paten P00200900345.
b) Inovator dan produsen dari mesin destilator bioetanol metode fraksional dari
skala kecil, menengah sampai skala besar untuk kebutuhan UKM dan
industri skala besar.
c) Melayani jasa instalasi listrik untuk keperluan rumah tangga dan kantor
dengan cepat, aman, dan harga terjangkau.
d) Menawarkan jasa konsultasi penghematan listrik dalam skala kecil dan
skala menengah untuk menekan biaya listrik.
e) Melayani pemasangan panel surya, mikro hidro, instalasi biogas dari limbah
cair tahu atau kotoran ternak
f) Pembangkit listrik tenaga angin untuk skala kecil dan menengah dengan
harga terjangkau.
1.1.4 Visi dan Misi Perusahaan
Visi dari CV Wahana Putera Ideas adalah menjadi pionir dalam industri di
bidang energi baru terbarukan berbasis kerakyatan yang dapat dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.
Misi dari CV WPI adalah berkomitmen untuk terus melakukan dan
mengembangan riset-riset dan inovasi di bidang teknologi baru dan terbarukan serta
mendukung sepenuhnya kebijakan pemerintah di bidang pengembangan dan
penggalian potensi energi baru dan terbarukan.
1.1.5 Lokasi Perusahaan
Lokasi kantor serta Workshop dari CV Wahana Putera Ideas memiliki
alamat yang sama dengan kantor.
Kantor : Lingkungan Industri Kecil , Jalan Soekarno Hatta Km 12,5 Blok
E no
3 Gede Bage - Bandung
Telepon : 022-7808466(Kantor) - 087827774438 / 085258533733 (Seluler)
Email : [email protected] or [email protected]
Gambar 1.2
Lokasi CV Wahana Putera Ideas
Sumber: Google Maps, 2017
Gambar 1.4 menjelaskan bahwa titik lokasi CV Wahan Putera Ideas
terletak pada komplek Lingkungan Industri Kecil di Jalan Soekarno Hatta KM
12,5 Blok E no.3 yang tepatnya sebelah kantor Kecamatan Gede Bage.
1.1.6 Produk CV Wahana Putera Ideas
Ada beberapa produk yang dijual oleh CV Wahana Putera Ideas. Beberapa produk
yang dijual yaitu:
Tabel 1.1
Produk CV Wahana Putera Ideas
No. Nama Produk Deskripsi
1. Evindo EV 01
Evindo EFE 01 adalah
produk unggulan inovasi
teknologi penghemat BBM
yang diproduksi pabrikan
sendiri oleh perusahaan
Energi Inovasi Anak
Indonesia (EVINDO) serta
satu - satunya produk
penghemat BBM yang
mendapatkan sertifikasi dari
Kementrian Riset dan
Teknologi RI, memiliki
sertifikasi paten teknologi
dari Kementrian Hukum dan
HAM RI serta program
binaan yayasan Inotek.
(Bersambung)
2. EVINDO Power Fuel
EVINDO Power Fuel adalah
produk unggulan inovasi
teknologi penghemat BBM
yang dipakai untuk mobil dan
diproduksi oleh PT Energi
Inovasi Anak Indonesia
(EVINDO). Perbedaan
dengan EVINDO EFE 01
adalah ia meningkatkan
kualitas bahan bakar dengan
mengionisasi molekul.
3. ECO Gastrik
ECO GASTRIK, Kompor
Bioetanol 1 tungku dengan
keunggulannya yang mampu
beroperasi hanya dengan
baterai 9 Volt dan dilengkapi
dengan lampu indikator
bahan bakar dan lampu
indikator performa kompor
serta dilengkapi juga tabung
bahan bakar yang bahan
bakarnya bersumber dari
bahan berpati seperti ubi
kayu, jagung, atau biji
sorgum dan ditambahkan
dengan bahan bergula seperti
nira tebu, nira aren yang
kemudian menjadi etanol
dengan volume 850 mL,
nyala apinya yang biru, tidak
meninggalkan jelaga pada
panci/wajan dan sangat irit,
mampu bertahan selama 3-4
jam pemakaian nonstop
dengan api sedang.
4. Bio Gastrik
BIO GASTRIK, Kompor
Bioetanol 2 tungku dan
dilengkapi dengan lampu
indikator bahan bakar dan
lampu indikator performa
kompor serta dilengkapi juga
tabung bahan bakar yang
bahan bakarnya bersumber
dari bahan berpati seperti ubi
(Sambungan)
(Bersambung)
kayu, jagung, atau biji
sorgum dan ditambahkan
dengan bahan bergula seperti
nira tebu, nira aren yang
kemudian menjadi bio etanol
dengan volume 2 Liter, nyala
api yang biru, tidak
meninggalkan jelaga pada
panci/wajan dan sangat irit,
mampu bertahan selama 6-7
jam penggunaan nonstop.
Sumber: www.komporgastrik.com, 2017
1.1.7 Latar Belakang Penelitian
Pada saat ini Indonesia lebih kaya energi terbarukan, seperti batubara, gas,
gas metana batubara, panas bumi, dan air. Berdasarkan data, Menurut Widjajono,
tahun lalu produksi minyak 902 ribu barel per hari, produksi gas 1,5 juta barel
ekuivalen minyak, dan batu bara 3,4 juta barel per hari, sementara BBM 499 ribu,
gas 797 ribu, dan batu bara 2,4 juta barel. Cadangan gas tercatat 18,7 miliar,
sementara cadangan batu bara 67,8 miliar atau 18 kali lipat. Melimpahnya energi
terbarukan yang ada di Indonesia, kita juga perlu mengetahui seberapa banyak
manfaat dari energi terbarukan tersebut. Manfaat energi terbarukan antara lain:
a. Ramah lingkungan (rendah atau tidak ada limbah dan polusi)
b. Sumber energi bisa dimanfaatkan secara cuma-cuma dengan investasi
teknologi yang sesuai.
c. Tidak memerlukan perawatan yang banyak dibandingkan dengan sumber-
sumber energi konvensional dan mengurangi biaya operasi.
d. Membantu mendorong perekonomian dan menciptakan peluang kerja.
e. “Mandiri energi” – tidak perlu mengimpor bahan bakar fosil dari Negara
ketiga.
f. Lebih murah dibandingkan energi konvensional dalam jangka panjang,
bebas dari fluktuasi harga pasar terbuka bahan bakar fosil.
g. Beberapa teknologi mudah digunakan ditempat-tempat terpencil.
h. Distribusi, energi bias diproduksi diberbagai tempat tidak tersentralisir.
(Koran Jakarta, 2012, April 20).
(Sambungan)
Pemerintah melihat dengan manfaat energi terbarukan yang melimpah,
mereka tidak tinggal diam untuk memanfaatkan energi terbarukan tersebut. Mantan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) Sudirman Said pada pidato
nya di Bali, pada tanggal 11 Februari 2016 menyatakan bahwa “Pemerintah
membidik target 25 persen atau sekitar 8,8 gigawatt ( GW) pembangkit listrik yang
dibangun dalam proyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW) berasal dari
energi baru terbarukan”."Sampai dengan saat ini progress pembangunan
ketenagalistrikan 35.000 MW telah mencapai sebesar 17,3 GW dimana yang telah
terkontrak 2,7 GW diantaranya berasal dari energi baru terbarukan."
Dengan upaya mendorong pengembangan energi baru terbarukan
diantaranya membuat kebijakan - kebijakan fundamental untuk mendorong
realisasi energi bersih dari pemerintah yang sedang dilakukan antara lain dengan
menyiapkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dengan target
pengembangan energi baru terbarukan sebesar 46 GW pada tahun 2025.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Presiden (Wapres Jusuf Kalla)
mencermati banyak negara yang memiliki kemampuan, tetapi kurang memiliki
teknologi. Sementara banyak negara yang memiliki teknologi, tetapi tidak
mempunyai sumber daya alam yang memadai. Jusuf Kalla mengatakan Indonesia
dalam hal ini beruntung, bahwa komponennya lengkap dalam hal renewable atau
clean energy. Kemudian Jusuf Kalla juga mengatakan Indonesia memiliki sumber
gas yang cukup, bahkan untuk mengekspor ke luar negeri. "Untuk itu potensi gas
ini akan dengan mudah dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk masa yang akan
datang"(Ferial, 2012).
Hasil BPPT menunjukkan bahwa konsumsi energi final pada sektor rumah
tangga sebesar 1,59% per tahun, rendahnya pertumbuhan konsumsi energi final
sektor rumah tangga sangat tidak seimbang dengan sektor lainnya karena
berlangsungnya program substitusi minyak tanah dengan LPG untuk memasak,
penerapan teknologi dan peralatan hemat energi, seperti penggunaan lampu hemat
energi, penggunaan sel surya, serta penggunaan peralatan rumah tangga hemat
energi lainnya. Serta adanya teknologi terbaru berupa energi alternatif, khusus
untuk konsumsi rumah tangga, sebenarnya pemerintah Indonesia telah
menggalakkan program penghematan bahan bakar fosil dengan konversi dari
minyak tanah ke elpiji yang memiliki efisiensi lebih baik, hanya saja program
pemerintah ini masih belum berjalan dengan optimal karena umumnya tidak
mendapat respons yang baik dari masyarakat akibat faktor keselamatan yang masih
buruk menurut penilaian masyarakat jika menggunakan kompor berbahan bakar
elpiji. Tabung elpiji mudah sekali meledak jika terjadi kebocoran yang mengancam
keselamatan penggunanya.
Peneliti melihat ada keterkaitan antara teknologi dengan bisnis. Fenomena
terus berlanjut seiring mahalnya harga gas sekarang yang dijual oleh PT. Pertamina
dan jarang karena pertumbuhan kompor gas semakin meningkat. Mantan Menteri
ESDM Sudirman Said di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin (22/6)
menuturkan Tahun depan kami perkirakan ada 1,12 juta paket perdana konversi
minyak ke gas dengan asumsi pemakaian 3 tabung per bulan per rumah tangga
seperti tahun ini. Dengan demikian, pada tahun depan kami perkirakan peningkatan
volume elpiji 3 kg sebanyak 14,5 persen. Mahalnya harga gas dan jarangnya gas 3
kg, apalagi ditambah maraknya kasus meledaknya gas 3 kg yang membuat
masyarakat menjadi takut. Meskipun kompor gas LPG memiliki kelebihan lebih
praktis penggunaannya dari kompor minyak tanah, tetapi masih memiliki
kekurangan yaitu bahaya yang ditimbulkannya jika terjadi kebocoran gas yang
berakibat pada ledakan dan menimbulkan kebakaran bahkan korban jiwa.
Berdasarkan data BPKN (Badan Perlindungan Konsumen Nasional) hingga
bulan Juni 2010, kasus kecelakaan gas LPG terlihat melonjak dari tahun 2007
hingga tahun 2010.
Gambar 1.3
Data Kasus Ledakan Tabung Gas
Sumber: BPKN, Juni 2010
Pada gambar 1.3 dijelaskan bahwa terdapat 3 akibat dari kasus ledakan
tabung gas yaitu Jumlah Tewas, Jumlah Kasus Ledakan dan Jumlah Luka-luka.
Gambar tersebut menjelaskan bahwa tahun 2007 terdapat tidak ada yang tewas, 5
kasus ledakan dan 4 luka-luka kemudian tahun 2008 2 tewas, 27 kasus ledakan dan
35 luka-luka, tahun 2009 terdapat 12 tewas, 30 kasus ledakan dan 48 luka-luka dan
pada tahun 2010 8 tewas, 33 kasus ledakan dan 44 luka-luka, melihat dari data
tesebut terjadi peningkatan disetiap tahunnya baik dari segi jumlah tewas, jumlah
kasus dan jumlah luka-luka, hanya terdapat penurunan sedikit pada jumlah tewas
dari tahun 2009 ke tahun 2010.
Pusat Kebijakan Publik Indonesia (Puskepi) menemukan data yang
berisikan terdapat 190 kasus ledakan gas LPG di Indonesia pada tahun 2008 sampai
dengan tahun 2010.
Gambar 1.4
Data Kasus Ledakan Tabung Gas
Sumber: Pusat Kebijakan Publik Indonesia, 2010
Pada gambar 1.4 dijelaskan bahwa pada tahun 2008 terdapat 61 kasus
ledakan tabung gas LPG, kemudian pada tahun 2009 menurun pada 50 kasus
ledakan dan pada tahun 2010 terdapat peningkatan kasus ledakan gas LPG sebesar
79 kasus ledakan.
Peneliti melihat dari kedua data yang dikeluarkan oleh BPKN dan Puskepi
tentang data kasus ledakan tabung gas, data tersebt juga diperkuat dari artikel-
artikel yang menemukan bahwa terdapat kasus ledakan tabung gas LPG pada waktu
dekat ini.
0
50
100
2008 2009 2010
Data Kasus Ledakan Tabung
Gas
Kasus Ledakan
Gambar 1.5
Artikel Kasus Ledakan Tabung Gas
Sumber: nasional.tempo.co, diakses pada Januari 2017
Pada Gambar 1.5 dijelaskan bahwa terdapat ledakan Gas LPG yang terjadi
di sebuah rumah di Jalan Angke Barat, Gang Angke Barat I RT 06 RW 01 Nomor
16 Kelurahan Angke Tambora, Jakarta Barat pada hari Senin, 2 Januari 2017 sekitar
pukul 04.30.
Gambar 1.6
Artikel Ledakan Tabung Gas
Sumber: metro.tempo.co, diakses pada Januari 2017
Pada Gambar 1.6 dijelaskan bahwa sebuah ledakan terjadi di Jalan
Harimau, Makassar pada hari Minggu, 11 September 2016.
Bahwa selain banyaknya gas LPG yang meledak khususnya Gas LPG 3Kg,
peneliti mendapat informasi tentang kelangkaan pada gas LPG yang menyebabkan
masyarakat memilih untuk mencari energi alternatif yang terbarukan seperti yang
dikatakan oleh Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang, yang menjadi
penyebab kelangkaan gas LPG pertama adalah karena migrasi dari pengguna elpiji
12 kg ke 3 kg. Selanjutnya beliau mengatakan bahwa sejak awal Januari 2015,
Pertamina memang menaikan harga elpiji 12 kg, dengan tujuan mengurangi
kerugian di bisnis elpiji, karena selama ini menjual elpiji 12 kg di bawah harga
keekonomian. Kenaikan harga gas LPG 3Kg berakibat pada disparitas harga makin
lebar antara elpiji 12 kg dengan elpiji 3 kg. Karena elpiji 3 kg ini sejak 2007 tidak
pernah naik, maka terjadi migrasi yang menyebabkan pembelian elpiji 3 kg
meningkat. Selanjutnya Bambang mengatakan bahwa penyebab lain yang
mendorong masyarakat beralih dari gas LPG 12 kg ke gas LPG 3 kg ini karena
terjadi pembelian panik (panic buying), sehingga masyarakat membeli elpiji
melebihi kebutuhannya sehari-hari, dan terdapat permainan baik itu di agen maupun
di pangkalan elpiji, yang sengaja menahan penjualan elpiji 3 kg. (RRD, 2015)
Pemberitaan yang mengemukakan kelangkaan gas LPG 3Kg dapat dilihat
pada Gambar 1.7
Gambar 1.7
Artikel Kelangkaan Gas LPG 3Kg
Sumber: daerah.sindonews.com, diakses pada Januari 2017
Gambar 1.7 menjelaskan bahwa terdapat kelangkaan gas LPG 3Kg di
Kabupaten Purwakarta.
Pada saat ini masyarakat masih enggan dan takut menggunakan kompor
elpiji terutama masyarakat golongan ekonomi lemah yang masih belum memahami
betul cara pengunaan kompor elpiji yang baik dan aman. Selain itu, penghematan
bahan bakar fosil dengan cara konversi sebenarnya hanya memberikan pengaruh
yang kecil terhadap ketersediaan bahan bakar fosil. Karena tetap saja bahan bakar
fosil yang digunakan untuk menghemat bahan bakar fosil yang lain. Program
konversi ini juga justru menjadikan minyak tanah semakin langka dan harga gas
LPG yang terus merangkak naik sehingga pada akhirnya justru membebani
masyarakat. Oleh karena itulah diperlukan suatu sumber bahan bakar alternatif non
fosil yang mampu menggantikan kedudukan bahan bakar fosil dalam upaya
pelestarian bahan bakar fosil dan kompor berbahan bakar alternatif ini harganya
dapat terjangkau oleh masyarakat dan masyarakat memperoleh alternatif kompor
yang memiliki performa nyaris sama dengan kompor gas elpiji namun lebih aman
karena tabung bahan bakar diisi fluida inkompresible (bioetanol) dan lebih ramah
lingkungan karena bioetanol yang digunakan berasal dari saripati tumbuh-
tumbuhan.
Pada saat ini masyarakat mulai mencari alternatifnya untuk mencukupi
permintaan masyarakat akan gas murah serta menutupi ketakutan masyarakat akan
maraknya gas 3 kg yang meledak dan kelangkaan gas. Pengembangan teknologi
juga bisa memenuhi kebutuhan dan ketakutan masyarakat serta bisa menjadi
peluang bisnis yang sangat menarik. Penggabungan antara teknologi serta bisnis ini
sangat bagus. Penggabungan antara teknologi dengan bisnis atau wirausaha yang
kita kenal dengan technopreneurship. Sudah banyak dilingkungan kita, penggunaan
teknologi dalam berbisnis bahkan kita bisa berbisnis teknologi. Mereka
menggunakan teknologi sebagai unsur utama pengembangan produk suksesnya,
bukan sekedar jaringan, lobi, dan pemilihan pasar secara demografis. Mereka ini
disebut sebagai technopreneur, yaitu”entrepreneur moderen”yang berbasis
teknologi.
Peneliti mendapatkan usaha energi alternatif tepat guna yang berbasis
technopreneurship, yaitu CV Wahana Putera Ideas yang dalam hal ini digunakan
sebagai objek penelitian. Peneliti memilih CV Wahana Putera Ideas sebagai objek
penelitian karena CV Wahana Putera Ideas ini sering mengikuti perlombaan dalam
bidang kewirausahaan dan sering memenangkan juga. Berdasarkan artikel yang
ditemukan oleh peneliti, bahwa CV Wahana Putera Ideas mampu menciptakan
kompor serta bahan bakar yang mudah digunakan seperti kompor biasa serta aman
dan nyaman. Dari segi produk yang dijual juga berkenaan dengan kompor gastrik,
CV Wahana Putera Ideas juga akan menerima proyek dari Kementerian ESDM
berkenaan dengan Visi 2525 yang nantinya akan dijadikan proyek nasional. Itulah
yang menyebabkan peneliti mengambil CV Wahana Putera Ideas sebagai objek
penelitian supaya rasa penasaran peneliti dapat terwujud, ini juga merupakan alasan
mengapa CV Wahana Putera Ideas lebih baik dari perusahaan energi alternatif
dengan lainnya yang setara. CV Wahana Putera Ideas merupakan supplier dan
retailer kompor gastrik yang bisa memanfaatkan teknlogi didalam mengolah energi
tepat guna yang pertama di Indonesia. CV Wahana Putera Ideas menjual produk
energi alternatif yang dapat digunakan untuk memenuhi permintaan konsumen akan
mahalnya gas dan kecenderungan gas yang sering meledak. Dengan menggunakan
produk energi alternatif yang berkelanjutan, konsumen berpartisipasi menggunakan
teknologi dalam pemanfaatan energi terbarukan.
Berdasarkan wawancara awal sebagai penelitian pendahuluan yang
dilakukan peneliti dengan Direktur Utama CV Wahana Putera Ideas pada tanggal
15 Januari 2017, Wahono Handoko, untuk menjalani usaha pencarian sumber
energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk memasak.
Penelitian terus berlanjut hingga terciptalah suatu purwarupa yang bentuknya
semakin lama diperhalus sehingga menyerupai kompor. Gastrik Generasi ke-2 dan
ke-3 lahir di pertengahan tahun 2008. Bahan bakar bioetanol pun mulai digunakan
dengan membuat bioetanol sendiri dari ekstraksi dan fermentasi
singkong/molases/gula. Tampilan Gastrik semakin berkembang dengan mulai
digunakannya rangka dari kompor elpiji satu tungku. Sistem pembakaran
bertekanan pun mulai diterapkan sehingga api yang dihasilkan menyerupai api dari
kompor elpiji (biru dan bertekanan). Selain itu penambahan sistem elektronik dan
sensor otomasi pun mulai dilakukan dengan adanya lampu indikator, penggunaan
termo-indikator dan controller untuk mengatur suhu dan laju pembakaran bioetanol,
dll. Pada tahun 2009, tim Gastrik mendapat bantuan hibah dan mentoring dari
Yayasan INOTEK (Inovasi dan Teknologi), suatu Yayasan yang disokong oleh
Lemelson Foundation dari Amerika yang bergerak di bidang pengembangan
teknologi kerakyatan. Bentuk Gastrik semakin menyerupai kompor elpiji satu
tungku pada umumnya dan performa nya pun terus meningkat. Sejak tahun 2009
hingga saat ini Gastrik terus mengalami perkembangan dan semakin handal untuk
dijadikan alternatif kompor elpiji untuk rumah tangga. Bila dibandingkan dengan
teknologi-teknologi kompor bioetanol yang sudah ada, kelebihan Gastrik di
antaranya:
a. konsumsi bahan bakar yang lebih irit
b. modern dan dilengkapi sistem otomasi
c. cara pengoperasiannya yang mudah
d. portable, cocok untuk ditempatkan di berbagai meja
e. harga murah dan bersaing dengan kompor elpiji
f. tabung bahan bakar anti meledak karena hanya berisi bahan bakar cair tak
bertekanan
g. supply bahan bakar (bioetanol) yang melimpah karena tersedia di mana saja
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan tersebut, Peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian pada CV Wahana Putera Ideas. Peneliti menjadikan
CV Wahana Putera Ideas sebagai objek penelitian, yang terlebih khususnya peneliti
lebih menekankan ke produk kompor gastrik nya yang kemudian dianalisis dengan
menggunakan model technopreneurship.
Berdasarkan model technopreneurship tersebut, peneliti memberi judul
penelitian ini ANALISIS PENERAPAN TECHNOPRENEURSHIP PADA
PERUSAHAAN ENERGI ALTERNATIF (STUDI PADA CV WAHANA
PUTERA IDEAS BANDUNG).
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan technopreneurship pada CV Wahana Putera Ideas?
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui penerapan technopreneurship pada CV Wahana Putera Ideas.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang dapat diperoleh sehubungan dilakukannya penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Aspek teoritis
a. Bagi akademisi
Menambah pemahaman tentang techopreneurship sebagai keilmuan
yang sedang berkembang pesat.
b. Bagi peneliti berikutnya
Dapat digunakan sebagai tambahan referensi dan bahan masukan untuk
penelitian berikutnya, khususnya bagi peneliti lain yang berminat
mempelajari masalah – masalah yang berkaitan dengan
technopreneuship.
2. Aspek praktis
a. Pemerintah
Bahan masukan bagi para pengambil kebijakan (policy makers) dalam
merumuskan kebijakan untuk mengembangkan technopreneurship.
b. Perusahaan
Penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk mengembangkan bisnis bagi
CV Wahana Putera Ideas dan mengubah mindset para pebisnis dari
orientasi keuntungan menjadi orientasi ramah lingkungan.
1.5 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini, meliputi penerapan
technopreneurship pada CV Wahana Putera Ideas.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca dalam
memahami isi dari penelitian ini. Penelitian ini disusun dalam tiga bab dengan
perincian sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang landasan teori penunjang, penelitian terdahulu yang sejenis, kerangka
pemikiran teoritis dan ruang lingkup penelitian.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian serta sistematika penulisan.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang karakteristik informan, hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan dari hasil pembahasan yang disertai dengan saran bagi
perusahaan yang diteliti dan bagi yang melakukan penelitian selanjutnya.