bab i pendahuluan 1.1. gambaran umum · bandung sebagai kepala daerah sekaligus pemilik rumah sakit...

32
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Soreang selanjutnya disebut RSUD Soreang merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung yang memiliki tupoksi utama memberikan pelayanan kesehatan rujukan di Kabupaten Bandung. RSUD Soreang berada di Ibukota Kabupaten Bandung yaitu di Kota Kecamatan Soreang Jln. Alun-alun Utara No. 1 Soreang Kabupaten Bandung. Secara geografis letak Kabupaten Bandung berada pada 6°,41’ – 7°,19’ Lintang Selatan dan diantara107°22’ – 108°5’ Bujur Timur dengan luas wilayah 176.239 Ha. Batas Utara Kabupaten Bandung Barat; Sebelah Timur Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut; Sebelah Selatan Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur sebelah Barat Kabupaten Bandung Barat; di bagian Tengah Kota Bandung dan Kota Cimahi. Kabupaten Bandung terdiri atas 31 kecamatan, 266 Desa dan 9 Kelurahan. Dengan jumlah penduduk sebesar 3.943.283 jiwa (Hasil Analisis 2013) dengan mata pencaharian yaitu di sektor industri, pertanian, pertambangan, perdagangan dan jasa. Semula luas tanah RSUD Soreang sebesar 5.097 M 2 , pada tahun 2002 Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung telah menyelesaikan perluasan tanah sehingga luas tanah RSUD Soreang menjadi 7.398 M 2 dengan luas bangunan fisik RSUD Soreang yang berdiri diatas lahan tersebut adalah 7381 M 2 . Wilayah cakupan RSUD Soreang meliputi beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung yaitu : Soreang, Ciwidey, Rancabali, Pasir Jambu, Cimaung, Pangalengan, Kertasari, Baleendah, Arjasari, Banjaran, Pameungpeuk, Katapang, Margahayu, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang, disamping menerima kunjungan pasien dari luar Kabupaten Bandung antara lain Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur Bagian Selatan dan Garut Selatan. 1.2 Kondisi RSUD Soreang RSUD Soreang adalah salah satu Rumah Sakit Pemerintah yang berada di wilayah Kabupaten Bandung yang berdiri pada tahun 1996 dan merupakan pengembangan dari Puskesmas DTP Soreang dengan dasar Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah TK. II Bandung Nomor: 445/4056/Tapra tahun 1996 perihal Persetujuan Prinsip Peningkatan Puskesmas DTP Soreang menjadi Rumah Sakit Kelas D. Pada tahun 1997, RSUD Soreang ditetapkan menjadi Rumah Sakit Daerah Kelas C berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1409/MENKES/SK/XII/1997.

Upload: trantuyen

Post on 02-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum

Rumah Sakit Umum Daerah Soreang selanjutnya disebut RSUD Soreang

merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Daerah

Kabupaten Bandung yang memiliki tupoksi utama memberikan pelayanan kesehatan

rujukan di Kabupaten Bandung. RSUD Soreang berada di Ibukota Kabupaten

Bandung yaitu di Kota Kecamatan Soreang Jln. Alun-alun Utara No. 1 Soreang

Kabupaten Bandung.

Secara geografis letak Kabupaten Bandung berada pada 6°,41’ – 7°,19’

Lintang Selatan dan diantara107°22’ – 108°5’ Bujur Timur dengan luas wilayah

176.239 Ha. Batas Utara Kabupaten Bandung Barat; Sebelah Timur Kabupaten

Sumedang dan Kabupaten Garut; Sebelah Selatan Kabupaten Garut dan Kabupaten

Cianjur sebelah Barat Kabupaten Bandung Barat; di bagian Tengah Kota Bandung

dan Kota Cimahi. Kabupaten Bandung terdiri atas 31 kecamatan, 266 Desa dan 9

Kelurahan. Dengan jumlah penduduk sebesar 3.943.283 jiwa (Hasil Analisis 2013)

dengan mata pencaharian yaitu di sektor industri, pertanian, pertambangan,

perdagangan dan jasa.

Semula luas tanah RSUD Soreang sebesar 5.097 M2, pada tahun 2002

Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung telah menyelesaikan perluasan tanah

sehingga luas tanah RSUD Soreang menjadi 7.398 M2 dengan luas bangunan fisik

RSUD Soreang yang berdiri diatas lahan tersebut adalah 7381 M2. Wilayah cakupan

RSUD Soreang meliputi beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung yaitu :

Soreang, Ciwidey, Rancabali, Pasir Jambu, Cimaung, Pangalengan, Kertasari,

Baleendah, Arjasari, Banjaran, Pameungpeuk, Katapang, Margahayu, Dayeuhkolot,

dan Bojongsoang, disamping menerima kunjungan pasien dari luar Kabupaten

Bandung antara lain Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur Bagian Selatan

dan Garut Selatan.

1.2 Kondisi RSUD Soreang

RSUD Soreang adalah salah satu Rumah Sakit Pemerintah yang berada di

wilayah Kabupaten Bandung yang berdiri pada tahun 1996 dan merupakan

pengembangan dari Puskesmas DTP Soreang dengan dasar Surat Keputusan

Bupati Kepala Daerah TK. II Bandung Nomor: 445/4056/Tapra tahun 1996 perihal

Persetujuan Prinsip Peningkatan Puskesmas DTP Soreang menjadi Rumah Sakit

Kelas D. Pada tahun 1997, RSUD Soreang ditetapkan menjadi Rumah Sakit Daerah

Kelas C berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:

1409/MENKES/SK/XII/1997.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

2

Penetapan susunan organisasi serta pengisian jabatan dilakukan pada bulan Maret

tahun 1999 dan bulan Agustus 2001 berdasarkan Perda No. 13/1998 dan Perda No.

7/2001 serta pada tahun 2002 dirubah kembali dengan kenaikan eselon menurut

Perda No. 10/2002. Pada tahun 2008 melalui Perda No. 5 Tahun 2008 terdapat

perubahan atas susunan organisasi serta pengisian jabatan di seluruh Rumah Sakit

Umum Daerah milik Pemerintah Kabupaten Bandung. Berdasarkan Perda No. 5

Tahun 2008 tersebut maka kedudukan RSUD Soreang merupakan SKPD di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung yang bertanggungjawab kepada Bupati

Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang

pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya

penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya

peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, melaksanakan

pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

Sarana fisik/gedung RSUD Soreang terdiri dari (1) Gedung Perawatan

Terpadu yang digunakan untuk kegiatan Kamar Operasi, Intensive Care Unit,

Instalasi Gizi, Ruang Laundry, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Farmasi, Instalasi

Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, Unit Bank Darah, (2) Gedung Manajemen

dengan lantai I digunakan untuk Instalasi Radiologi dan Instalasi Laboratorium serta

lantai dasar yang digunakan untuk IGD sedangkan lantai II dan III untuk kantor serta

(3) Gedung Pelayanan Kesehatan terpadu Terpadu untuk Pelayanan Kesehatan

Rawat Jalan.

Kegiatan pelayanan RSUD Soreang sesuai dilaksanakan melalui instalasi-

instalasi. Instalasi pelayanan kesehatan rujukan yang tersedia saat ini adalah :

1. Pelayanan Rawat Jalan :

Klinik kesehatan yang tersedia di RSUD Soreang meliputi :

Klinik Penyakit Dalam

Klinik Kesehatan Anak

Klinik Bedah

Klinik Obgyn (Kandungan dan Kebidananan)

Klinik Penyakit Saraf

Klinik Penyakit Kulit dan Kelamin

Klinik Rehabilitasi Medik

Klinik Mata

Klinik THT

Klinik Psikiatri

Klinik Gigi Mulut

Klinik DOTS

Klinik Khusus (Klinik Aster)

Klinik Umum

2. Pelayanan Rawat Inap

Instalasi Rawat Inap semula hanya berjumlah 72 buah tempat tidur terdiri dari

kelas II 28 buah dan kelas III 44 buah, dengan pembangunan ruang VIP dan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

3

kelas I pada tahun 2002,dioperasionalkannya Ruang ICU pada tahun 2004 serta

penambahan kapasitas unit rawat inap kelas III secara kontinyu sejak tahun

2009 maka jumlah tempat tidur yang dapat dioperasikan sampai akhir tahun

2014 adalah 225 tempat tidur dengan rincian dibawah ini :

Tabel 1.1. Jumlah dan Fungsi Tempat Tidur Perawatan RSUD Soreang per SMF

No Jenis Pelayanan / Ruang

Rawat Inap Jml TT

Perincian Tempat Tidur Per-Kelas Ruang

Tindakan Kelas Utama

Kls I Kls II Kls III Non

Kelas

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Penyakit Dalam 50 1 7 20 22

2 B e d a h 15 1 2 4 8

3 Kesehatan Anak 41 1 2 12 26

4 Obstetrik 13 1 1 1 10

7

5 Ginekologi 6 1

1 4

3

6 S a r a f 14 1 2 4 7

7 T H T 5 1 1

3

8 M a t a 3

3

9 Pelayanan Rawat Darurat 12

12 1

10 Isolasi 13

2 6 5

11 Wing IGD 25

25

SUB TOTAL 200 7 17 48 113 15 10

11 Perinatologi/Bayi 25

25

TOTAL 225 7 17 73 113 15 10

3. Pelayanan Gawat Darurat (IGD)

Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Soreang merupakan pintu gerbang utama

pelayanan kesehatan RS untuk melayani pasien dalam kasus-kasus yang

bersifat darurat dengan didukung oleh dokter dan perawat yang profesional

bersertifikasi di biang penangananan kegawatdaruratan. Namun sampai saat ini

pelayanan yang diberikan belum optimal karena keterbatasan lahan yang

tersedia untuk penanganan pasien gawat darurat.

4. Pelayanan Penunjang

Pelayanan ini belum sepenuhnya dilengkapi dengan fasilitas sesuai standar

namun secara bertahap terus dilakukan perbaikan-perbaikan guna melengkapi

sarana prasarana penunjang kesehatan di RSUD Soreang. Pelayanan

penunjang yang ada di RSUD Soreang baik medis maupun non medis adalah

sebagai berikut.

a. Intensive Care Unit (ICU)

b. Instalasi Bedah Sentral

c. Instalasi Radiologi

d. Instalasi Patologi klinik (Laboratorium)

e. Instalasi Farmasi

f. Instalasi Unit Bank Darah

g. IPSRS

h. Unit SIM-RS

i. Unit Laundry

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

4

1.2.1 Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai RSUD Soreang yang pada awal berdirinya tahun 1996

hanya 47 orang, namun sampai dengan akhir tahun 2014 jumlahnya menjadi 408

orang dengan berbagai macam latar belakang profesi seperti dokter umum, dokter

gigi, dokter spesialis, paramedis keperawatan /non keperawatan, tenaga kesehatan

lainnya serta tenaga non kesehatan. Berdasarkan status kepegawaian terdiri atas

308 orang PNS dan 100 orang Pegawai Tidak Tetap Rumah Sakit. Uraian jumlah

SDM RSUD Soreang berdasarkan kelompok jabatan dapat dilihat dalam tabel

dibawah ini :

Tabel 1.2. Jumlah SDM RSUD Soreang berdasarkan Kelompok Jabatan

No Nama Jabatan

Jumlah

PNS TKK Total

1 Tenaga Struktural 14 14

2 Tenaga Dokter Spesialis 19 1 20

3 Tenaga Dokter Umum 7 7

4 Tenaga Dokter Gigi 3 3

5 Tenaga Keperawatan 122 49 171

6 Tenaga Kebidanan 16 9 25

7 Tenaga Gizi 18 3 21

8 Tenaga Farmasi 8 3 11

9 Tenaga Laboratorium 7 5 12

10 Tenaga Bank Darah 4 4

11 Tenaga Radiologi 3 2 5

12 Tenaga IPSRS 9 1 10

13 Tenaga Fisioterapi 1 1 2

14 Tenaga Administrasi dan Teknis 72 25 97

15 Tenaga Laundry 6 1 7

Jumlah 309 100 409

1.2.2 Tugas pokok dan Fungsi RSUD Soreang

Penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi RSUD Soreang yang

diberlakukan saat ini berdasarkan PERDA Kabupaten Bandung No. 5 Tahun 2008

adalah sebagai berikut .

Tugas Pokok RSUD Soreang

Melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan

mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi,

terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya

rujukan, melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan

rumah sakit.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

5

Fungsi RSUD Soreang

Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, RSUD Soreang mempunyai fungsi

sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan pelayanan medis dan penunjang medik serta non medis;

b. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan serta pelayanan

rujukan;

c. Pelaksanaan pelayanan teknis administratif ketatausahaan;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Kondisi sosial budaya yang menjadi indikator makro sosial pembangunan

bidang kesehatan adalah Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kematian Ibu (AKI)

dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Kebijakan pengembangan RSUD diarahkan agar sesuai dengan kebijakan

pembangunan yang ditetapkan Pemerintah baik Pusat maupun Daerah.

Implementasi kebijakan pengembangan RSUD Soreang diselaraskan pada :

1. Prioritas RPJMD Kabupaten Bandung 2011 - 2015 di bidang kesehatan yaitu

aksesibilitas dan pelayanan kesehatan masyarakat di 16 kecamatan memiliki

nilai IPM diatas rata-rata kabupaten Bandung. IPM Kabupaten Bandung tahun

2014 mencapai : 75,46.

2. Prioritas RPJPD Kabupaten Bandung 2005-2025 di bidang kesehatan yaitu

peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan serta pengembangan

Jamkesmas, dengan indikator dan target :

- Tercapainya angka harapan hidup (AHH) sebesar 75,56

- Menurunnya angka kematian bayi (AKB) sebesar 31,09.

- Menurunnya angka kekurangan gizi (AKG) buruk dan kurang menjadi 25.000

orang

- Terpenuhinya standar pelayanan minimal kesehatan terhadap masyarakat

miskin.

Prioritas RPJMD Kabupaten Bandung 2011-2015 di bidang kesehatan yaitu

peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan. Dalam RPJMD fungsi

kesehatan yang dijadikan indikator pembangunan bidang kesehatan adalah:

Sub Fungsi Obat dan Perbekalan Kesehatan.

Sub Fungsi Pelayanan Kesehatan Perorangan.

Sub Fungsi Pelayanan Kesehatan Masyarakat.

KB (Keluarga Berencana).

Sub Fungsi Kesehatan lain.

Sub Fungsi Pembinaan Penerbitan dan Penyiaran.

Sedangkan yang dilaksanakan oleh RSUD Soreang adalah :

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

6

Sub fungsi obat dan perbekalan kesehatan yang berhubungan dengan

penyediaan alat kedokteran, keperawatan dan sarana prasarana lainnya dalam

upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan rujukan di RSUD Soreang.

Sub fungsi pelayanan kesehatan perorangan yang berhubungan dengan

pengembangan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan dan non kesehatan

yang bekerja di RSUD Soreang.

Sub fungsi kesehatan lainnya terutama dalam hal penyebarluasan informasi

kesehatan dan penyusunan program kesehatan.

Fungsi dan sub fungsi RSUD Soreang dalam melaksanakan fungsi kesehatan

tersebut dilaksanakan melalui program dan kegiatan baik dalam lokalitas

kewenangan, lintas SKPD dan kewilayahan.

1.2.3. Struktur Organisasi RSUD Soreang

Berdasarkan Perda Nomor 5 Tahun 2008 tentang Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Bandung, susunan Organisasi RSUD Soreang, terdiri dari :

1. Direktur;

2. Bagian Tata Usaha, yang dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya

membawahi :

a. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan;

b. Sub Bagian Kepegawaian dan Pengembangan SDM;

c. Sub Bagian Program dan Kehumasan.

3. Bidang Kemedikan, yang dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya

membawahi:

a. Seksi Pelayanan dan Penunjang Medik;

b. Seksi Rekam Medik.

4. Bidang Keperawatan, yang dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya

membawahi :

a. Seksi Perawatan Rawat Inap;

b. Seksi Perawatan Rawat Jalan dan Khusus.

5. Bidang Keuangan, yang dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya

membawahi:

a. Seksi Mobilisasi Dana;

b. Seksi Pengeluaran dan Akuntansi.

6. Satuan Pengawas Intern (SPI);

7. Kelompok Jabatan Fungsional, yang meliputi :

a. Komite Medik;

b. Staf Medik Fungsional;

c. Komite Keperawatan;

d. Staf Keperawatan Fungsional;

e. Instalasi.

f. Jabatan Fungsional Lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Bagan struktur organisasi RSUD Soreang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

7

Gambar 1.1. Struktur Organisasi RSUD Soreang Kabupaten Bandung

DIREKTUR

dr.H. Iping Suripto W, Sp.A,MH.Kes

BAGIAN TATA USAHA

Dedi Ruswandi, SH,MM

SUB.BAGIAN UMUM & PERLENGKAPAN

H. Asep Juanda, S.Sos

SUB.BAGIAN KEPEG & PENGEMBANGAN SDM

Yofans Dwiaprihandijat, S.Sos,M.Si

SUB.BAGIAN PROGRAM & KEHUMASAN

Mahendrawan Ismono, BSc

BIDANG KEMEDIKAN

Drg. Gina Permatasari

SEKSI YANMED & JANGMED

dr. Deni Jaeni

SEKSI

REKAM MEDIK

dr. Luh Putu Yunita Anggreni

BIDANG KEPERAWATAN

Hj.E. Susilawati, SKM,SKep,MSi

SEKSI

PERAWATAN RAWAT INAP

Nuh Ali Azkia, S.Kep

SEKSI

PERAWATAN RAJAL & RAKHUS

Jajat Sudrajat, AMK.An

BIDANG KEUANGAN

Sukirwan, SE.AK

SEKSI MOBILISASI DANA

Ika Sartika, BSc

SEKSI

PENGELUARAN & AKUNTANSI

Sofyan Setiawan

BERDASARKAN : Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 25 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun

2008 tentang Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bandung

Ka. Inst. Ranap

dr. Diantinia, SpM

Ka. Inst. Lab

dr.Hj. Jenny SW, SpPK

Ka. Inst. Radiologi

dr. Yulia Halim, SpR

Ka. IBS

dr.Henry Moesfairil, Sp.B

Ka. Inst. Farmasi

Dra. Utari Kamawati

Ka. Inst. Gizi

Ade Sri Tita,SKM

Ka. IPSRS

Koswara, BE

Ka. Inst. Rajal

Dian Verdiani, S.Kep

Ka. IGD

dr.Dik Adi Nugraha, Sp.B

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

KOMITE MEDIK

dr.H. Seno M.Kamil, SpPD

KOMITE KEPERAWATAN

Leobinus Irawan W, S.Kep,NERS

Ka. Unit SIM RS

drg. Cahya Kustiawan

Ka. Unit Bank Darah

dr. Irvan Agusta

SATUAN PENGAWASAN INTERN

Ketua : dr.H. Marsudi, SpKJ Sekretaris : Siti Mulyani, SE Anggota : 1. Cece Rachmat M, SKM

2. Dori Mustopa

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

8

1.3 Dasar Hukum

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) adalah sebuah laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan program yang telah dilaksanakan pada tahun

2013 di RSUD Soreang. Tujuan dari LAKIP ini adalah: (1) Memberikan gambaran

hasil kegiatan RSUD Soreang tahun 2014 dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan

Fungsinya berdasarkan Perencanaan Strategis, dan (2) Tersedianya bahan kajian

untuk pemantauan, evaluasi dan monitoring dalam satu tahun kegiatan yang dapat

digunakan untuk menyusun rencana kegiatan tahun berikutnya. Adapun dasar

hukum dalam penyusunan LAKIP RSUD Soreang Tahun 2014 adalah:

1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945

2. Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1988 tentang Penyelenggara Negara yang

Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

4. Keputusan Presiden RI Nomor 228/M/2001 tentang Pembentukan Kabinet

Gotong Royong.

5. Keputusan Presiden Nomor 163/M/1998 tentang Pengangkatan Kepala

Lembaga Administrasi Negara.

6. Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,

Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah dua kali dirubah, terakhir

dengan keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 2002.

7. Keputusan Presiden RI Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan

Tugas Eselon I Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagai mana telah

dua kali dirubah, terakhir dengan Keppres No. 48 Tahun 2002.

8. Instruksi Presiden RI No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintahan.

9. Instruksi Presiden RI No. 9 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan

Pendayagunaan Aparatur Negara.

10. Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah.

11. Keputusan Kepala LAN Nomor 1049A/IX/6/4/2001 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Lembaga Administrasi Negara sebagaimana telah dirubah dengan

keputusan Kepala LAN Nomor 171/IX/6/4/2001.

12. Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman

Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Sebagai salah satu Instansi perangkat pemerintahan yang dalam

kegiatannya dibiayai dari anggaran negara maka RSUD Soreang diwajibkan untuk

menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai

laporan yang memuat tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

9

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan Lakip RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

disesuaikan dengan berbagai ketentuan perundang-undangan yang berlaku dalam

penyusunan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dengan sistematika

penulisan di bawah ini.

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum

1.2. Kondisi RSUD Soreang

1.2.1. Sumber Daya Manusia

1.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi

1.3. Dasar Hukum

1.4. Sistematika Penulisan

BAB II. RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

2.1. Visi dan Misi

2.2. Rencana Strategis 2011-2015

2.3. Tujuan Dan Sasaran Strategis RSUD Soreang

2.3.1. Indikator Kinerja Tujuan dan Target Jangka Menengah

2.3.2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran

2.3.3. Penetapan Kinerja 2014

BAB III.AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Pengukuran Capaian Kinerja tahun 2014

3.2. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2014

3.3. Akuntabilitas Keuangan

BAB IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

4.2. Permasalahan

4.3. Tindak lanjut

Lampiran

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

10

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

2.1. VISI DAN MISI

Dalam melaksanakan kegiatannya RSUD Soreang berpedoman pada Visi

dan Misi yang telah disesuaikan dengan Visi dan Misi Pemerintah Daerah

Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015. Arah pengembangan RSUD Soreang yang

ingin dicapai RSUD Soreang mengacu pada Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten

Bandung yaitu :

a. Visi Kabupaten bandung :

“Terwujudnya Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui

Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Pedesaan,

Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”.

b. Misi Kabupaten Bandung :

1. Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah

2. Meningkatkan profesionalisme birokrasi

3. Memulihkan keseimbangan lingkungan dan menerapkan pembangunan

berkelanjutan.

4. Meningkatkan kualitas SDM (pendidikan dan kesehatan) yang berlandaskan

Iman dan takwa serta melestarikan budaya sunda

5. Memantapkan pembangunan pedesaan

6. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah.

7. Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing.

Implementasi arah kebijakan, strategi, sasaran serta berbagai program dan

kegiatan yang akan dilaksanakan RSUD Soreang pada kurun waktu 2011-2015 ,

disusun untuk dapat mendukung arah kebijakan pembangunan Bidang Kesehatan

di Kabupaten Bandung yang menjadi perwujudan dari cita-cita Misi Pembangunan

dari Pemerintah Kabupaten Bandung yang berkaitan dengan tupoksi RSUD Soreang

sebagai lembaga penyedia jasa kesehatan. Berdasarkan Visi dan Misi Pemerintah

Kabupaten Bandung diatas maka dirumuskanlah Visi dan Misi RSUD Soreang Tahun

2011 -2015 sebagai berikut.

Visi RSUD Soreang:

Mewujudkan Rumah Sakit Umum Daerah Soreang yang maju, unggul, madiri,

berdaya saing serta amanah.

Misi RSUD Soreang :

Berdasarkan Visi diatas maka ditetapkan Misi RSUD Soreang sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya manusia

b. Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan paripurna.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

11

c. Meningkatkan pengelolaan manajemen RS secara professional

d. Meningkatkan kemitraan dengan institusi terkait dibidang pelayanan dan

pendidikan kesehatan

2.2. RENCANA STRATEGIS 2011-2015

RPJMD Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015 mengintegrasikan rancangan

RPJMD dengan rancangan Renstra-SKPD, serta masukan dan komitmen dari

seluruh pemangku kepentingan pembangunan melalui konsultasi publik dan

Musyawarah Perencanaan Pembangunan serta mempertimbangkan

RPJMD/Renstra Provinsi Jawa Barat, dan sumber daya yang tersedia di Kabupaten

Bandung.

Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan RSUD Soreang pada kurun

waktu 2011-2015 disesuaikan dengan prioritas Pembangunan dalam RPJMD

Kabupaten Bandung tahun 2010-2015 yang disusun berdasarkan capaian hasil

pembangunan tahun 2005-2009 dan rencana capaian tahun 2010-2015.

Keterkaitan prioritas pembangunan RPJMD Kabupaten Bandung dengan

RPJMN, RPJMD Provinsi Jawa Barat, RPJP Tahap II Kabupaten Bandung.

Renstra RSUD Soreang 2011-2015 disusun berdasarkan prioritas

pembangunan Kabupaten Bandung ke 3 (bidang kesehatan) yaitu “Peningkatan

cakupan pelayanan dan kualitas kesehatan”,yang dimaksudkan untuk

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, merata di setiap

wilayah, berkeadilan di setiap strata sosial ekonomi masyarakat, yang dilakukan

dengan pendekatan kuratif, preventif, dan promotif. Prioritas ini selaras dengan

prioritas dalam RPJPD Kabupaten Bandung Tahun 2005 -2025 Tahap II yaitu

peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta pengembangan

jamkesmas, dan selaras dengan RPJMD Provinsi yaitu aksesibilitas dan pelayanan

kesehatan masyarakat, juga selaras dengan RPJMN. Selain memperhatikan RPJP

dan RPJMD dan Dokumen RPJPD Kabupaten Bandung, juga memperhatikan

dokumen perencanaan lainnya seperti RUTR Provinsi maupun RDTR-RTRW

Kabupaten Bandung, Tata Guna Lahan, Lingkungan Hidup dan Sumber Daya yang

terdapat di Kabupaten Bandung.. Hal ini dilakukan agar dalam perencanaan maupun

pelaksanaannya dapat sinkron sinergis dengan arah kebijakan Nasional, Propinsi

dan Kabupaten. Berikut ini beberapa arah kebijakan pada RPJM Nasional Rencana

Strategis Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta RPJMD Kabupaten Bandung yang

berhubungan dengan Renstra RSUD Soreang. Hal ini dilakukan agar dalam

perencanaan maupun pelaksanaannya dapat sinkron sinergis dengan arah

kebijakan Nasional, Propinsi dan Kabupaten/Kota.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

12

2.3. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS RSUD SOREANG

Kinerja pelayanan kesehatan seperti halnya di RSUD Soreang Kabupaten

Bandung menjadi isu kebijakan yang makin strategis karena perbaikan kinerja

pelayanan kesehatan memiliki implikasi yang luas dalam kehidupan ekonomi dan

politik. Dalam kehidupan ekonomi, perbaikan kinerja pelayanan kesehatan akan bisa

memperbaiki iklim investasi yang diperlukan untuk bisa segera keluar dari krisis

ekonomi yang berkepanjangan.

Tuntutan masyarakat akan perbaikan kinerja birokrasi pelayanan publik

memiliki implikasi yang luas terutama dalam memperbaiki tingkat kepercayaan

masyarakat kepada pemerintah. Buruknya kinerja birokrasi selama ini menjadi salah

satu faktor penting yang mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat

kepada pemerintah. Perbaikan kinerja birokrasi pelayanan kesehatan di RSUD

Soreang diharapkan akan memperbaiki citra RSUD Soreang di mata masyarakat

karena dengan kualitas pelayanan yang semakin baik, maka kepuasan dan

kepercayaan masyarakat bisa dibangun.

Dalam rangka mewujudkan perbaikan kinerja RSUD Soreang sebagaimana

yang diharapkan, pada tataran implementasinya dilakukan melalui tujuan-tujuan,

sasaran-sasaran, dan strategi yang direncanakan dengan cermat sehingga akan

memberikan arahan yang jelas kepada setiap anggota organisasi untuk dapat

mencapai kinerja pelayanan kesehatan secara efisien dan efektif.

Berdasarkan analisis pencapaian kinerja RSUD Soreang pada kurun waktu

2011-2015 yang dipadukan dengan berbagai faktor eksternal yang

mempengaruhinya serta dalam upaya menjunjung Visi dan Misi Pemerintah

Kabupaten Bandung yang terkait dengan pembangunan kesehatan dan Visi dan Misi

RSUD maka tujuan dan sasaran jangka menengah RSUD Soreang yang ingin

dicapai dalam sebagai perwujudan visi, misi, RSUD Soreang 2011-2015 adalah

sebagai berikut,

a. Meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan rujukan.

Sasaran :

1. Pengembangan produk pelayanan kesehatan yang tersedia

2. Pencapaian target kinerja pelayanan

3. Pengembangan kualitas dan kuantitas pelayanan

b. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan

yang berkualitas.

Sasaran :

Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pelayanan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

13

Dibawah ini dijabarkan implementasi dari Tujuan dan Sasaran Jangka

Menengah Pelayanan RSUD Soreang tahun 2011-2015.

Tabel 2.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan RSUD Soreang

No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Target Kinerja Sasaran

2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Meningkat-kan kualitas SDM yang berbudi pekerti luhur, berbudaya sunda dan berlandaskan iman dan takwa

Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat

BOR LOS

TOI

Jumlah Pasien yang dirujuk ke RS lain

Persentase kunjungan pasien dengan rujukan (%)

(82,01) (3.73) (-0,33)

331

58,19

(85,91) (3.1)

(0,55)

475

61,21

(85,98) (3,31)

(0,53)

590

70,58

(86,48) (5,97)

(0,82)

633

89,39

(85,00) (3,00)

(0,55)

800

87,99

2 Meningkatkan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

Baku mutu Limbah cair BOD COD TSS PH

30,00 80,00 50 6-9

20,90 36,96 14 6,83

12,00 27,50 18 7,24

14,40 29,25 18 7,35

30,00 80,00 50 6-9

2.3.1. Indikator Kinerja Tujuan dan Target Jangka Menengah

Untuk mengukur sejauh mana Akuntabilitas Kinerja RSUD Soreang untuk

mencapai tujuan strategis yang telah ditetapkan pada masing-masing tujuan

strategis maka ditetapkan indikator kinerja dan target kinerja yang harus dicapai

pada akhir tahun ke lima (2015). Indikator kinerja masing-masing tujuan tersebut

merupakan Indikator Kinerja Utama RSUD Soreang. Indikator Kinerja Utama

berikut target yang hendak dicapai di tahun 2015 dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 2.2. Indikator Kinerja Utama RSUD Soreang No Tujuan Indikator Kinerja Utama (IKU) Target 2015

1

Meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan rujukan

Terpenuhinya sarana prasarana penunjang pelayanan kesehatan RS

100 %

Terpeliharanya sarana prasarana penunjang pelayanan kesehatan RS

100%

Bertambahnya jenis layanan spesialistik

13 jenis spesialistik

Tercapainya target pendapatan fungsional

Rp. 70.292.055.058

Terlayaninya pasien sesuai SPM 100%

Meningkatnya kemampuan SDM RS >20% dari jumlah SDM

Terlaksananya akreditasi RS tahap lanjutan

100%

Meningkatnya status RS menjadi tipe B 100%

2 Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas

Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pelayanan

100%

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

14

2.3.2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran

Sasaran strategis RSUD Soreang merupakan penjabaran dari tujuan yang

telah ditetapkan secara lebih spesifik dan terukur, yang menggambarkan sesuatu

yang akan dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan dalam 5

(lima) periode secara tahunan melalui serangkaian program dan kegiatan yang akan

dijabarkan lebih lanjut dalam suatu Rencana Kinerja (Performance Plan). Penetapan

sasaran strategis ini diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan program,

kegiatan, dan alokasi sumber daya SKPD dalam kegiatan atau operasional

organisasi tiap-tiap tahun dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.

Sasaran-sasaran yang ditetapkan sepenuhnya mendukung pencapaian

tujuan strategis yang terkait. Dengan demikian, apabila seluruh sasaran yang

ditetapkan telah dicapai diharapkan bahwa tujuan strategis terkait juga akan

tercapai. Berikut dijabarkan Sasaran strategis dan Indikator kinerja yang ingin

dicapai pada kurun waktu lima tahun sampai dengan tahun 2015.

Tujuan 1: Meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan rujukan

Penjabaran dari tujuan ini secara lebih spesifik adalah sebagai berikut :

Sasaran Indikator Kinerja Pengembangan produk pelayanan kesehatan yang tersedia

Terpenuhinya sarana prasarana penunjang pelayanan kesehatan Bertambahnya jenis layanan spesialistik

Pencapaian target kinerja pelayanan

Tercapainya target pendapatan fungsional Terlayaninya pasien sesuai SPM

Pengembangan kualitas dan kuantitas pelayanan

Meningkatnya kemampuan SDM RS Terlaksananya akreditasi RS tahap lanjutan Meningkatnya status RS menjadi tipe B

Tujuan 2 : Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan

kesehatan rujukan yang berkualitas

Penjabaran dari tujuan ini secara lebih spesifik adalah sebagai berikut :

Sasaran Indikator Kinerja

Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pelayanan

Terlaksananya kegiatan fisik pembangunan RS di lahan relokasi

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

15

2.3.3. Penetapan Kinerja 2014

Indikator kinerja RSUD Soreang pada tahun 2014 ditetapkan dalam Program dan Kegiatan sebagai berikut seperti tabel 2.3.

Tabel 2.3. Program dan Kegiatan RSUD Soreang Tahun 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 Urusan Pemerintahan Bidang Pemerintahan

Unit Organisasi

: 1 Urusan Wajib : 1 . 02 Kesehatan : 1 . 02 . 03 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOREANG

NO. URUT URAIAN ANGGARAN 2014 REALISASI 2014 (%) REALISASI 2013

1 PENDAPATAN 35.000.000.000,00 68.870.587.039,84 196,77 35.452.066.653,00

1 . 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 35.000.000.000,00 68.870.587.039,84 196,77 35.452.066.653,00 1 . 1 . 4 Lain – lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 35.000.000.000,00 68.870.587.039,84 196,77 35.452.066.653,00 2 BELANJA 70.292.055.058,00 82.667.301.914,00 117,61 61.053.477.907,00

2 . 1 BELANJA OPERASI 66.435.017.508,00 79.446.724.554,00 119,59 51.119.058.801,00

2 . 1 . 1 Belanja Pegawai 37.277.939.277,00 49.233.697.373,00 132,07 35.546.096.351,00

2 . 1 . 2 Belanja Barang 29.157.078.231,00 30.213.027.181,00 103,62 15.572.962.450,00

2 . 2 BELANJA MODAL 3.857.037.550,00 3.220.577.360,00 83,50 9.934.419.106,00

2 . 2 . 2 Belanja Peralatan dan Mesin 3.857.037.550,00 3.220.577.360,00 83,50 9.934.419.106,00

2 . 2 . 3 Belanja Bangunan dan Gedung 0,000 0,00 0,00 0,00

SURPLUS / (DEPISIT) (35.292.055.058,00) (13.796.714.874,00) 39,09 (25.601.411.254,00)

3 PEMBIAYAAN

3 . 1 PENERIMAAN DAERAH 0,00 9.181.900.339,00 0,00 10.013.327.420,00

3 . 1 . 1 Penggunaa Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) 0,00 9.181.900.339,00 0,00 10.013.327.420,00

PEMBIAYAAN NETTO 0,00 9.181.900.339,00 0,00 10.013.327.420,00

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA) (35.292.055.058,00) (4.614.814.535,16) 13,08 (15.588.083.834,00)

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

16

Tabel 2.4 Indikator Kinerja RSUD Soreang Tahun 2014

Uraian REALISASI

Belanja Operasi Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa

Rp. 49.233.697.373,00 Rp. 30.213.027.181,00

Sub Jumlah Rp. 79.446.724.554,00

Belanja Modal Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Modal BLUD

Rp. 1.909.164.500,00 Rp. 1.311.412.860,00

Sub Jumlah Rp. 3.220.557.360,00

Jumlah Rp. 82.667.301.914,00

Belanja Tidak Langsung Gaji dan Tunjangan PNS Tambahan Penghasilan PNS

Rp. 14.530.591.519,00

Rp. 2.871.136.100,00

Sub Jumlah Rp. 17.401.727.619,00

Belanja Langsung Belanja Pegawai dari APBD Belanja Pegawai dari BLUD

Rp. 12.000.000,00

Rp. 31.819.969.754,00

Sub Jumlah Rp. 31.819.969.754,00

Jumlah Rp. 49.233.697.373,00

Belanja Barang dan Jasa Belanja Jasa Kantor (SKTM dan Jamkesda) Belanja Perawat Kendaraan Bermotor Beasiswa Beasiswa Pendidikan PNS Belanja Barang & Jasa BLUD

Rp. 5.629.237.846,00

Rp. 164.344.112,00 Rp. 186.110.720,00 Rp. 24.233.334.503

Jumlah Rp. 30.213.027.181,00

Sumber Dana : APBD Belanja Modal Peralatan dan Mesin BM Pengadaan Peralatan Kantor BM Pengadaan Perlengkapan Kantor BM Pengadaan Mebeulair BM Pengadaan Peralatan Dapur BM Penghias Ruangan Rumah Tangga BM Alat-alat Studio BM Alat-alat Kedokteran Sumber Dana : BLUD Belanja Modal Peralatan dan Mesin BM Pengadaan Alat-alat Berat BM Pengadaan Kendaraan Bermotor BM Pengadaan Peralatan Kantor BM Pengadaan Komputer BM Pengadaan Alat-alat Kedokteran

Rp. 1.909.164.500,00

Rp. 28.600.000,00 Rp. 366.668.500,00 Rp. 256.276.000,00 Rp. 21.560.000,00

Rp. 7.260.000,00 Rp. 19.800.000,00

Rp. 1.200.000.000,00

Rp. 1.311.412.860,00 Rp. 433.125.000,00 Rp. 442.699.500,00 Rp. 27.315.000,00

Rp. 169.026.000,00 Rp. 239.247.360,00

Jumlah Rp. 3.220.557.360,00

Aset Saldo Bank BLUD Deposito Bank BRI Deposito Bank Mandiri Rekening Bank Mandiri

Rp. 14.665.260.419,00 Rp. 3.000.000.000,00 Rp. 3.000.000.000,00

Rp. 22.509.842,84

Jumlah Rp. 20.687.770.261,84

Alat Tulis Kantor (ATK) Barang Cetakan Barang Kuasi Alat Kebersihan Alat Listrik Makanan Pasien Bahan Penunjang Pasien Makanan Piket Pegawai Bahan Radiologi Bahan Laboratorium Obat-obatan (Farmasi)

Rp. 73.355.359,00 Rp. 215.130.540,00

Rp. 3.801.600,00 Rp. 42.200.667,00 Rp. 17.296.070,00 Rp. 17.604.470,00 Rp. 13.482.425,00

Rp. 1.325.555,00 Rp. 163.160.245,00 Rp. 249.517.974,00

Rp. 1.706.183.352,00

Jumlah Rp. 2.503.058.257,00

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

17

Peralatan dan Mesin Pengadaan Alat Besar Pengadaan Alat-alat Darat Bermotor Pengadaan Peralatan Kantor dan Rumah Tangga Pengadaan Alat Studio dan Alat Komunikasi Pengadaan Alat Kedokteran Pengadaan Alat Laboratorium Pengadaan Alat Persenjataan / Keamanan

Rp. 50.441.000,00 Rp. 1.265.914.500,00 Rp. 5.398.820.895,00

Rp. 138.885.072,00 Rp. 26.098.855.967,00 Rp. 3.951.527.592,00

Rp. 8.800.000,00

Jumlah Rp. 36.913.245.026,00

Program dan kegiatan yang dilaksanakan RSUD Soreang pada tahun 2013 merupakan

bagian dari upaya pencapaian tujuan kinerja RSUD Soreang pada tahun kedua Rencana Strategis

RSUD Soreang 2011-2015. Penetapan kinerja 2012 untuk RSUD Soreang adalah sebagai berikut.:

Tabel 2.5. Penetapan Kinerja RSUD Soreang Tahun 2014

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Pengembangan produk pelayanan kesehatan yang tersedia

Terpenuhinya sarana prasarana penunjang pelayanan kesehatan

20 unit / set

Terpeliharanya sarana prasarana penunjang pelayanan kesehatan RS

100%

Kinerja target pendapatan pelayanan terhadap realisasi

Target Pendapatan Fungsional Setelah Perubahan

Rp. 70.292.055.058

Tercapainya target pendapatan fungsional

Rp. 82.667.301.914 ( 117,61%)

Terlayaninya pasien sesuai SPM

100 %

Pengembangan kualitas dan kuantitas pelayanan

% SDM yang melaksanakan seminar/ pelatihan/ bimtek

>20% dari jumlah seluruh SDM yang

ada Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pelayanan

% capaian penetapan lahan untuk relokasi RS

100%

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

18

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Pengukuran kinerja dari kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2014

adalah dasar bagi RSUD Soreang dalam menilai keberhasilan dan kegagalan dari

tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Tahun 2014. Pengukuran

dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian secara sistematik yang didasarkan

kepada indikator-indikator kinerja yang telah dicapai RSUD Soreang pada tahun

2008 berupa kegiatan-kegiatan yang berpengaruh terhadap pencapaian sasaran

dan tujuan yang akan dicapai pada tahun 2014 serta sasaran dan tujuan yang akan

dicapai RSUD Soreang berdasarkan Renstra RSUD Soreang 2011-2015

3.1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014

Pengukuran tingkat capaian kinerja RSUD Soreang Tahun 2014 dilakukan

dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing

indikator kinerja sasaran. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator

tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.1. Pengukuran Kinerja RSUD Soreang Tahun 2014 Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Pengembangan produk pelayanan kesehatan yang tersedia

Terpenuhinya sarana prasarana penunjang pelayanan kesehatan

100%

100%

100%

Terpeliharanya sarana prasarana penunjang

pelayanan kesehatan RS

100% 100% 100%

Tercapainya target kinerja pelayanan Kesehatan RS

Tercapainya target pendapatan fungsional

Rp. 70.292.055.058 Rp. 82.667.301.914 117,61%

Terlayaninya pasien sesuai SPM

100% 99,42% 99,42%

Pengembangan kualitas dan kuantitas pelayanan

% SDM yang melaksanakan seminar/

pelatihan/ bimtek

>20% dari jumlah seluruh SDM yang

ada 34,37% 171,87%

Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pelayanan

% capaian penetapan lahan untuk relokasi RS

100% 100% 100%

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

19

3.2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014

Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2014 RSUD Soreang dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Sasaran Strategis I :

“Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Kesehatan Masyarakat”

Sasaran ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kualitas pelayanan dan

kinerja Rumah Sakit :

Indikator kinerja dari sasaran ini pada tahun 2014 :

1. Terpenuhinya Kualitas Pelayanan dan Kinerja Rumah Sakit

Pemakaian tempat tidur RSUD Soreang dari 2013 – 2014 mengalami sedikit

peningkatan dari 85,98 menjadi 86,48. Hal tersebut menunjukan terjadijya

peningkatan prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu

yaitu tahun 2014. LOS (Length Of Stay) di RSUD Soreang Tahun 2014

mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan Tahun 2013 tetapi masih

dalam angka standar. TOI (Turn Over Interval) di RSUD Soreang Tahun

2014 sebesar 0.82, berarti dibawah angka standar. Hal itu menunjukkan

rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari satu pasien ke pasien

yang lainnya kurang dari 1 hari, artinya tingkat daftar tunggu pasien yang

akan dirawat sangat tinggi sehingga belum 1 hari sudah terisi kembali.

Tabel 3.2 Tabel Hasil Kegiatan Rawat Inap 2011 - 2014

Indikator Tahun

Standar Normal Barber Johnson

2011 2012 2013 2014

BOR 82,01 85.91 85.98 86,48 > 70 %

LOS 3,73 3.17 3.31 5,97 3-6 hari

TOI -0,33 0.55 0.53 0.82 1-3 hari

Sumber : bidang kemedikan 2. Terpeliharanya sarana prasarana penunjang pelayanan kesehatan RS

Angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita yang keluar dari RSUD

Soreang masih dibawah angka standar yaitu 38,32. Demikian juga dengan

angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar

19,08 dibawah angka standar.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

20

Tabel 3.3 Tabel Hasil Kegiatan Rawat Inap 2011 - 2014

Indikator Tahun Standar Normal Barber

Johnson 2011 2012 2013 2014

GDR 23,41 24.36 24.87 38.32 < 50 ‰

NDR 12,02 9.13 20.95 19.08 < 20 ‰

BTO 80,58 93,75 96.14 60.18 60-65

TT 153 187 210 233

Hari Rawat 47.297 58797 66083 65973

Σ Pasien Masuk 12.746 17565 20018 16287

Σ Pasien Keluar 12.434 17.532 20189 15932

Sumber : bidang kemedikan

Jumlah total kunjungan rawat jalan dan IGD tahun 2014 mengalami penurunan

dibandingkan tahun 2013. Hal ini berkaitan dengan sistem rujukan berjenjang yang

mulai diterapkan januari tahun 2014.

Tabel 3.4 Hasil Kegiatan Rawat Jalan dan IGD RSUD Soreang 2010 - 2014

KLINIK 2010 2011 2012 2013 2014

Penyakit dalam 17.620 18.721 22.932 28898 27484

Anak 10.129 8.345 8.192 9211 6706

Bedah 5.499 5.398 6.966 11633 11519

Obsgyn 3.885 4.578 5.392 6283 6923

Mata 3.406 4.564 5.124 7232 6862

Gigi 3.633 4.248 4.234 4649 4562

THT 3.788 3.879 4.092 4485 4252

DOTS 2.016 1.840 2.074 2538 1813

Saraf 2.913 3.675 4.305 5093 6514

Psikiatri 587 891 1.725 2592 3069

Kulit dan Kelamin 3.040 2.910 3.140 2892 2861

Umum 1.183 1.134 997 1309 1318

Rehab Medik 491 1.048 1.410 2582 3364

Total Kunjungan Rawat Jalan 58.190 61.231 70.583 89397 87247

IGD 18.395 18.490 18.890 19322 19044

Total Kunjungan Rawat Jalan dan IGD 76.585 79.721 89.743 108719 106291

Sumber : bidang kemedikan

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

21

Sasaran Strategis II :

“Tercapainya Kualitas Kesehatan Rumah Sakit”

Tujuan dari sasaran strategis ini adalah capaian tingkat kinerja pelayanan kesehatan

RSUD Soreang pada kurun waktu satu tahun dengan indikator kinerja yaitu :

Nilai BOD dan COD pada Tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014 hasilnya masih

dibawah nilai yang ditentukan oleh SKMen.Neg.Lingkungan Hidup No. KEP-

58/MENLH/1995 Lampiran 4 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah

Sakit, termasuk TSS dan PH masih dalam batas normal.

Tabel 3.5 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan RSUD Soreang

No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Target Kinerja Sasaran

2011 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Meningkatkan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

Baku mutu Limbah cair BOD COD TSS PH

30,00 80,00 50 6-9

20,90 36,96 14 6,83

12,00 27,50 18 7,24

14,40 29,25 18 7,35

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

22

Tabel 3.3. Target dan Realisasi Kinerja pelayanan RSUD Soreang TA. 2014 sesuai SPM

No Jenis layanan Indikator Standar Target Realisasi %

1 2 3 4 5 6 7

1 IGD 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

100 % 100 % 100 % 100%

2. Jam buka Pelayanan Gawat Darurat 24 jam 24 Jam 24 Jam 100%

3. Pemberian pelayanan kegawatdaruratan yang bersetifikat ATLS / BTLS / ACLS / PPGD

100 % 90 % 100 % 100%

4. Ketersediaan tim penanggulangan bencana Satu tim Satu tim Satu tim 100%

5. Waktu tanggap pelayanan Dokter di gawat darurat

≤ 5 menit terlayani, setelah pasien datang

≤ 5 menit terlayani, setelah pasien datang

+ 3 menit terlayani, setelah pasien datang

100%

6. Kematian pasien ≤ 24 jam < 2 per seribu (pindah ke pelayanan rawat inap setelah 8 jam)

< 3 per seribu (pindah ke pelayanan rawat inap setelah 8 jam)

< 3 per seribu (pindah ke pelayanan rawat inap setelah 8 jam)

100%

7. Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka

100 % 100 % 100 % 100%

2 Rawat Jalan 1. Dokter pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis 100 % Dokter Spesialis 95 % Dokter Spesialis 100 % Dokter Spesialis 105,26%

2. Ketersediaan Pelayanan Klinik Anak

Klinik Penyakit Dalam

Klinik Kebidanan

Klinik Bedah

Anak

Penyakit Dalam

Kebidanan

Bedah

THT

Mata

Saraf

Gigi & Mulut

Kulit & Kelamin

DOTS

Orthopedi

Rehabilitasi medik

Jiwa

Jantung

Tumbuh & kembang

Anak

Penyakit Dalam

Kebidanan

Bedah

THT

Mata

Saraf

Gigi & Mulut

Kulit & Kelamin

DOTS

Rehabilitasi medik

Jiwa

80%

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

23

No Jenis layanan Indikator Standar Target Realisasi %

1 2 3 4 5 6 7

3. Jam buka pelayanan 08.00 s/d 13.00 setiap hari kerja kecuali jumat 08.00 s/d 11.00

08.00 s/d 13.00 setiap hari kerja kecuali jumat 08.00 s/d 11.00

08.00 s/d 13.00 setiap hari kerja kecuali jumat 08.00 s/d 11.00

100%

4. Waktu tunggu di rawat jalan < 60 menit > 90 % waktu < 2 jam < 60 menit 100%

5. Jumlah kunjungan - 63.939 kunjungan 70.583 kunjungan 110,39%

3 Rawat Inap 1. Pemberi pelayanan di Rawat Inap dokter spesialis

perawat min pendidikan D3

dokter spesialis

dokter umum

perawat min.D3

dokter spesialis

dokter umum

perawat min.D3

100%

2. Ketersediaan pelayanan Rawat Inap Anak

Penyakit Dalam

Kebidanan

Bedah

Anak

Penyakit Dalam

Kebidanan

Bedah

Mata

THT

Saraf

Kulit dan kelamin

Orthopedi

Jiwa

Rehabilitasi medik

Jantung

Paru

Anak

Penyakit Dalam

Kebidanan

Bedah

Mata

THT

Saraf

Kulit dan kelamin

Rehabilitasi medik

69,23%

3. Jam Visite Dokter Spesialis 08.00 s/d 14.00 setiap hari kerja 08.00 s/d 14.00 setiap hari kerja 08.00 s/d 14.00 setiap hari kerja 100%

4. Kejadian infeksi pasca operasi ≤ 1,5 % ≤ 1,5 % ≤ 1,5 % 100%

5. Kejadian infeksi nosokomial ≤ 1,5 % ≤ 1,5 % ≤ 1,5 % 100%

6. Kematian pasien >48 jam ≤ 0,24 % ≤ 0,24 % ≤ 0,24 % 100%

7. Kejadian pulang paksa < 5 % < 25 % < 25 % 100%

8. Bed Occupancy Rate (BOR) 60-85% 60-85% 82,96 % 100%

9. Length of Stay (LOS) 6-9 hari 6-9 hari 3,06 hari 100%

10. Turn over internal (TOI) 1-3 hari 1-3 hari 0,67 100%

11. Neth Death Rate (NDR) < 25 / 1000 < 25 / 1000 9,13 100%

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

24

No Jenis layanan Indikator Standar Target Realisasi %

1 2 3 4 5 6 7

12. Gross Death Rate (GDR) > 45 / 1000 > 45 / 1000 24,36 100%

13. Bed Turn Over (BTO) 40 – 50 kali 40 – 50 kali 93,75 53,33%

14. Hari Rawat Inap - 51679 hari 56777 hari 109,86%

4 Bedah Sentral 1. Waktu tunggu operasi elektif ≤ 2 hari ≤ 2 hari ≤ 2 hari 100%

2. Kejadian kematian di meja operasi ≤ 1 % ≤ 1 % 0 100%

3. Tidak ada kejadian operasi salah sisi 100 % 100 % 100 % 100 %

4. Tidak ada kejadian operasi salah orang 100 % 100 % 100 % 100 %

5. Tidak ada kejadian salah tindakan pada operasi 100 % 100 % 100 % 100 %

6. Tidak ada kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi

100 % 100 % 100 % 100 %

7. Komplikasi anesthesi karena overdosis, reaksi anestesi & salah penempatan endotracheal tube

< 6 % < 6 % < 6 % 100 %

5 Persalinan dan perinatologi

1. Kejadian kematian ibu karena persalinan a. Pendarahan ≤ 1 % b. Pre-eksampsia ≤ 30% c. Sepsis ≤ 0,2 %

a. Pendarahan ≤ 1 % b. Pre-eksampsia ≤ 30% c. Sepsis ≤ 0,2 %

a. Pendarahan ≤ 1 % b. Pre-eksampsia ≤ 30% c. Sepsis ≤ 0,2 %

100%

2. Pemberian pelayanan persalinan normal Dokter Sp.OG, Dokter umum terlatih (asuhan persalinan normal), Bidan

Dokter Sp.OG, Dokter umum terlatih (asuhan persalinan normal), Bidan

Dokter Sp.OG, Dokter umum terlatih (asuhan persalinan normal), Bidan

100%

3. Pemberian pelayanan persalinan dengan penyulit (dokter Sp.OG)

Tim PONEK yang terlatih Tim PONEK yang terlatih Tim PONEK yang terlatih 100%

4. Pemberian pelayanan persalinan dengan tindakan operasi

Dokter Sp.OG, .Dokter Sp.A, Dokter Sp.An

Dokter Sp.OG, .Dokter Sp.A, Dokter Sp.An

Dokter Sp.OG, .Dokter Sp.A, Dokter Sp.An

100%

5. Kemampuan menangani BBLR <1500gr - 2500gr 100 % > 90 % 100 % 110%

6. Pertolongan Persalinan melalui seksio cesaria ≤ 20 % ≤ 20 % ≤ 20 % 100%

6 Intensif 1. Rata-rata Pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam

< 3 % < 3 % 0 % 100 %

2. Pemberian pelayanan Unit intensif a. dr Sp. An dan dr spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani

b. 100% perawat min D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU

a. dr Sp. An dan dr spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani

b. 50 % perawat min D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU

a. dr Sp. An dan dr spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani

b. 33,33 % perawat min D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU

a. 100% b. 33,3 %

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

25

No Jenis layanan Indikator Standar Target Realisasi %

1 2 3 4 5 6 7

7 Radiologi 1. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto < 3 jam < 3 jam < 3 jam 100%

2. Pelaksana ekspertisi Dokter Sp.Rad Dokter Sp.Rad Dokter Sp.Rad 100%

3. Kejadian kegagalan pelayanan Rontgen karena kerusakan foto

Kerusakan poto ≤ 2 % Kerusakan poto ≤ 2 % Kerusakan poto ≤ 2 % 100%

8 Lab. Patologi Klinik

1. Waktu tunggu hasil pelayanan Lab. ≤140 menit kimia darah & darah rutin ≤140 menit kimia darah & darah rutin ≤140 menit kimia darah & darah rutin 100%

2. Pelaksanaan ekstertisi (Dokter Sp.PK) Dokter Sp.PK Dokter Sp.PK Dokter Sp.PK 100%

3. Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium

100 % 100 % 100 % 100 %

10 Farmasi 1. Waktu tunggu pelayanan : a. Obat jadi

≤30 menit

≤30 menit

≤30 menit

100 %

b. Obat racikan ≤60 menit ≤60 menit ≤60 menit 100 %

2. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat 100% 100% 100% 100%

3. Penulisan resep sesuai formularium 100 % 95 % 95 % 100 %

11 Gizi 1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien

≥ 90 % ≥ 90 % ≥ 90 % 100 %

2. Sisa makanan yg tidak termakan pasien ≤ 20 % ≤ 20 % ≤ 20 % 100 %

3. Tidak ada kesalahan pemberian diet 100 % 100 % 100 % 100 %

12 Tranfusi Darah 1. Kebutuhan darah tranfusi 100 % terpenuhi 100 % terpenuhi 100 % terpenuhi 100 %

2. Kejadian Reaksi transfusi ≤ 0,01 % ≤ 0,01 % 0 % 100%

13 Pelayanan Gakin

Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan

100% terlayani 100% terlayani 100% terlayani 100%

14 Rekam Medik 1. Kelengkapan pengisian rekam medik 48 jam setelah selesai pelayanan

100 % 80 % 100 % 120 %

2. Kelengkapan Informed Concent setelah mendapat informasi yang jelas

100 % 100 % 100 % 100 %

3. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan

≤ 10 menit ≤ 10 menit ≤ 10 menit 100 %

4. Waktu penyelesaian dokumen rekam medik pelayanan rawat inap

≤ 15 menit ≤ 15 menit ≤ 15 menit 100 %

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

26

No Jenis layanan Indikator Standar Target Realisasi %

1 2 3 4 5 6 7

15 Pengolahan Limbah

1. Baku mutu limbah cair sesuai standar : a. BOD < 30 mg/I b. COD < 80 mg/I c. TSS < 30 mg/I d. PH 6-9

a. BOD < 30 mg/I b. COD < 80 mg/I c. TSS < 30 mg/I d. PH 6-9

a. 20,90 mg/l b. 36,96 mg/l c. 14 mg/l d. 6,83

a. 100% b. 100% c. 100% d. 100%

2. Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan aturan

100 % > 95 % 100 % 105 %

17 Ambulance / kereta jenazah

1. Waktu pelayanan ambulance / kereta Jenazah 24 jam 24 jam 24 jam 100%

2. Kecepatan memberikan pelayanan ambulance / Kereta Jenazah di RS

≤ 30 menit ≤ 30 menit ≤ 15 menit 150%

3. Response time pelayanan ambulance oleh masyarakat yang membutuhkan

Sesuai ketentuan daerah Sesuai ketentuan daerah Sesuai ketentuan daerah 100%

18 Pemulasaran Jenazah

Response time pelayanan pemulasaraan jenazah < 2 jam < 2 jam < 2 jam 100%

19 Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit

1. Ketepatan waktu menanggapi kerusakan alat < 80 % < 80 % < 80 % 100 %

2. Ketepatan waktu pemeliharaan alat 100 % > 80 % > 90 % 110 %

3. Peralatan Lab.dan alat ukur digunakan dalam pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi

100 % > 80 % > 80 % 100 %

20 Pelayanan laundry

1. Tidak adanya kejadian linen yang hilang 100 % 100 % 100 % 100 %

2. Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap

100 % 100 % 100 % 100 %

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

27

Sasaran Strategis III

“Pengembangan kualitas dan kuantitas pelayanan”

Tujuan dari sasaran strategis ini adalah untuk meningkatkan kompetensi

SDM di RSUD Soreang, sehingga dalam tugas dan fungsinya memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat diharapkan dapat sesuai dengan standar

pelayanan kesehatan rumah sakit. Dari target indikator kinerja tahun 2014 sebesar

>20% SDM RSUD Soreang mengikuti berbagai kegiatan peningkatan

kompetensi seperti seminar, pelatihan dan bimbingan teknis, tercapai realisasi

sebesar 34,37% atau dengan kata lain dari jumlah seluruh SDM RSUD Soreang

sebanyak 416 orang, yang mengikuti berbagai kegiatan seminar, pelatihan dan

bimbingan teknis terkait dengan tupoksi masing-masing adalah sejumlah 143 orang.

Capaian kinerja dari sasaran strategis ini adalah 171,87%.

Sasaran Strategis IV

“Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pelayanan”

Indikator kinerja sasaran strategis ini pada tahun 2013 adalah % capaian

penetapan lahan untuk relokasi RS. Indikator tersebut ditetapkan karena

permasalahan Lokasi RSUD Soreang saat ini yang berada di pusat kota kecamatan

tepatnya berada di Jl. Alun-Alun Utara No.1 Desa pamekaran Soreang dengan

kondisi :

1. Berada di tengah kota Soreang yaitu berseberangan dengan Alun-Alun Soreang

yang sudah padat akan pemukiman dan berdekatan dengan pusat komersil dan

terminal sehingga menyulitkan pihak RSUD Soreang melakukan pengelolaan

lingkungan yang lebih baik serta dikhawatirkan akan sangat mudah dalam

penyebaran penyakit.

2. Kedekatan RSUD Soreang dengan pusat komersil dan terminal membuat akses

menuju rumah sakit kadang terganggu. Tingkat kebisingan di sekitar RSUD

Soreang cukup tinggi sehingga mengganggu ketenangan dan kenyamanan

pasien padahal idealnya setiap rumah sakit harus berada di wilayah yang

tenang dan merupakan area bersih.

3. Area yang terbatas (kurang dari 1 hektar) membuat pihak rumah sakit sulit

melakukan pengelolaan dan pengembangan terutama untuk meningkatkan

kapasitas pelayanan maupun penyediaan lahan parkir.

4. Lokasi RSUD Soreang cukup jauh dengan lokasi badan air penerima namun

pembuangan limbah cair selama ini masih menggunakan riull kota dan saluran

drainase jalan.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, dapat disimpulkan bahwa

pengembangan lahan RSUD Soreang yang mengarah pada kebijakan relokasi lahan

baru merupakan isu strategis yang dipandang perlu untuk dikedepankan sebagai

bagian dari kebijakan pembangunan Pemerintah Kabupaten Bandung di bidang

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

28

kesehatan. Sebagai solusi dari masalah diatas, Pihak Manajemen RSUD Soreang

menetapkan kebijakan untuk mengajukan usulan relokasi lahan RSUD Soreang ke

lokasi baru yang lebih representatif, sesuai standar kebutuhan RS tipe B namun

tetap mudah diakses oleh masyarakat pengguna jasa RS. Tujuan dari usulan

relokasi lahan ini adalah :

1. Menyediakan lahan baru RSUD Soreang yang seuai dengan standar kebutuhan

pengembangan RS dan RDTR Kabupaten Bandung.

2. Tersedianya lahan RS yang sesuai dengan skala kebutuhan pelayanan namun

tetap mudah diakses oleh masyarakat

3. Tersedianya lahan yang mendukung manajemen RS untuk selalu

mengembangkan rumah sakit secara optimal sehingga tetap dapat bersaing

sehat dengan pesaing-pesaing disekitarnya.

4. Tersedianya lahan RS yang jauh dari pemukiman padat penduduk sehingga

pihak manajemen RS lebih mudah untuk melakukan pengelolaan limbah dan

lingkungannya serta dapat memberikan ketenangan bagi pasien.

5. Dalam rangka mempersiapkan RSUD Soreang menjadi RS Tipe B sebagai

bagian dari kebijakan manajemen RSUD Soreang untuk meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang lebih optimal dan berorientasi kepada

kepuasan pengguna jasa RS.

Bertitik tolak dari permasalahan dan kebijakan manajemen RS diatas maka

rencana kerja persiapan relokasi RSUD Soreang tahap I diarahkan pada pencapaian

output kegiatan yaitu Penetapan Lahan Baru Untuk lokasi RSUD Soreang.

Berdasarkan hasil Rapat Terpadu Rencana Pemindahan (Relokasi) RSUD

Soreang yang telah dilaksanakan antara pihak RSUD Soreang, Bappeda Kab.

Bandung, Dispertasih Kab. Bandung, Asisten III Bagian Administrasi Setda Kab

Bandung yang diwakili oleh Bagian Aset , Asisten I Bagian pemerintahan yang

diwakili Bagian Pemerintahan Umum, Bagian Hukum serta Dinas Kesehatan

disepakati bahwa RSUD Soreang akan direlokasi ke lahan milik Pemerintah

Kabupaten Bandung yaitu tanah persil 68/SV yang terletak di Desa Cingcin

Kecamatan Soreang dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :

1. Berdasarkan penilaian dari dinas Pertasih Kab. Bandung dapat diuraikan

beberapa kondisi tanah pada poin (2) diatas sebagai berikut :

Merupakan tanah datar yang beberapa bagiannya tedapat galian-galian bekas

usaha penduduk setempat namun pada prinsipnya lahan tersebut merupakan

lahan siap pakai.

Dari aspek kebutuhan, luas tanah tersebut sangat memadai untuk

pengembangan RS menjadi tipe B.

Tanah tersebut berada di area komplek perumahan, tidak bising, berada

disamping jalan utama sehingga sangat mudah diakses pengguna jasa

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

29

layanan RS maupun pihak RS sendiri dalam melaksanakan jasa tranportasi

kesehatan.

2. Berdasarkan RTRW tahun 2009 ditetapkan bahwa lahan tersebut digunakan

untuk kawasan pelayanan publik oleh karena itu kesepakatan untuk menetapkan

tanah persil 68/SV seluas 6,3, hektar yang terletak di Desa Cingcin Kecamatan

Soreang sebagai lahan relokasi dipandang cukup tepat karena RSUD Soreang

memiliki tupoksi sebagai lembaga penyedia jasa layanan publik di bidang

kesehatan.

3. Berdasarkan analisis yuridis dari Bagian Hukum Setda Kab. Bandung mengenai

status tanah pada poin (2) diatas disimpulkan bahwa tanah tersebut merupakan

tanah yang tercatat sebagai aset Pemerintah Kab. Bandung yang berbagai

prosedur kepemilikannya telah ditempuh sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Berdasarkan hasil penyusunan masterplan yang dilaksanakan Dinas Pertasih

Kab. Bandung tahun 2012 ditetapkan bahwa luas tanah yang disediakan untuk

relokasi RSUD Soreang di desa Cingcin tersebut adalah + 42.000 M2.

Pada akhir triwulan IV tahun 2012, Bupati Bandung menetapkan lahan untuk

relokasi RSUD Soreang dengan menerbitkan Keputusan Bupati Bandung No.

591.4/Kep.568-Pert/2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang Persetujuan

Penetapan Lokasi Pembangunan RSUD Soreang yang Terletak di Desa Cingcin

Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung Seluas + 42.000 M2 Atas Nama

Pemerintah Kabupaten Bandung CQ RSUD Soreang.

Pada tahun 2014 telah diselesaikan penyusunan detail engineering design

(DED) untuk bangunan A, B, T, C, D dan side development sebagai dasar

pelaksanaan pembangunan tahun berikutnya.

Dengan telah diterbitkannya Keputusan Bupati Bandung diatas maka tingkat

capaian kinerja dari sasaran strategis ini pada tahun 2014 adalah 100%.

3.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Gambaran umum mengenai realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2014 RSUD Soreang Pemerintah Kabupaten

Bandung sebelum diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI adalah

sebagai berikut :

a. Belanja Pegawai

Belanja pegawai tahun 2014 untuk membiayai 409 pegawai, yang terdiri dari:

307 orang PNS dan 102 orang TKK. Realisasi Belanja Pegawai RSUD Soreang

Tahun Anggaran 2014 dikelompokkan berdasarkan jenis Belanja Tidak Langsung

17.401.727.619 dan Belanja Langsung sebesar 31.831.969.754,- sehingga jumlah

keseluruhan sebesar Rp.44.233.697.373 atau 132,10% dari anggaran (setelah

perubahan) yang ditargetkan sebesar Rp.37.277.939.277,00

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

30

Belanja pegawai BLUD digunakan untuk membiayai: gaji dan tunjangan pegawai

Non PNS/TKK (Tenaga Kerja Kontrak), jasa pelayanan kesehatan, biaya honorarium

kepanitiaan, biaya lembur pegawai dan biaya makan minum pegawai. Realisasi

belanja pegawai melebihi anggarannya karena adanya biaya jasa pelayanan yang

melebihi pagu anggaran, hal ini karena adanya kenaikan realisasi pendapatan.

b. Belanja Barang dan Jasa

Realisasi Belanja Barang dan Jasa RSUD Soreang tahun anggaran 2014

sebesar Rp.30.213.027.181,00 Realisasi belanja barang dan jasa terdiri dari:

- Belanja Jasa Kantor (SKTM dan Jamkesmas) : Rp. 5.629.237.846,00 - - BelanjaPerawatan Kendaraan Bermotor : Rp. 164.344.112,00 - Beasiswa Pendidikan PNS : Rp. 186.110.720,00 - Belanja Barang dan Jasa BLUD :Rp. 24.233.334.503,00

-- -------------------------- Jumlah Belanja Barjas :Rp. 30.213.027.181,00

c. Belanja Modal

Realisasi Belanja Modal RSUD Soreang tahun anggaran 2014 sebesar

Rp.3.220.577.369,00 yang ditargetkan sebesar Rp.3.857.037.550,00

Realisasi belanja modal terdiri dari :

- Belanja Modal APBD : Rp. 1.909.164.500,00

- Belanja Modal BLUD : Rp. 1.311.412.860,00

---------------------------

Jumlah Belanja Modal : Rp. 3.220.577.360,00

d. Surplus / (Defisit)

RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014 mengalami Defisit sebesar

Rp.13.796.714.874,16 dari jumlah realisasi pendapatan sebesar

Rp.68.870.587.039,84 dan jumlah realisasi belanja sebesar Rp.82.667.301.914,00 .

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

31

BAB IV P E N U T U P

4.1. KESIMPULAN

Dari hasil analisis kinerja diperoleh capaian kinerja sasaran RSUD Soreang

Tahun 2014 secara umum, dapat digambarkan bahwa capaian kinerja dari seluruh

indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan pada tahun anggaran 2014

dipandang cukup berhasil dengan tingkat capaian rata-rata kinerja mencapai

126,61%.

Pencapaian kinerja tersebut tercapai karena ditunjang bertambahnya dan

pengadaan peralatan kesehatan di klinik rawat jalan terutama klinik kandungan dan

kebidanan serta instalasi Laboratorium sebagai layanan unggulan.

. 4.2. PERMASALAHAN

a. Secara garis besar permasalahan yang dihadapi RSUD Soreang

adalah adanya ketimpangan antara cakupan pelayanan RSUD

Soreang yang cukup luas dan banyaknya minat masyarakat yang

membutuhkan jasa pelayanan kesehatan ke RSUD Soreang namun

belum dapat diimbangi dengan kecukupan sarana prasarana serta

kapasitas ruangan yang memadai. dan sesuai dengan standar karena

keterbatasan lahan di yang tersedia saat ini.

b. Luas tanah RSUD Soreang yang hanya 7381 M2 (kurang dari satu

hektar) sehingga berimplikasi langsung terhadap kapasitas pelayanan

yang tersedia. Keterbatasan lahan tersebut membuat RSUD Soreang

sulit melakukan pengembangan layanan yang tersedia. Hal tersebut

berbanding terbalik dengan peningkatan jumlah kunjungan

masyarakat yang membutuhkan jasa pelayanan kesehatan ke RSUD

Soreang.

c. Kegiatan pengembangan dan relokasi di desa Cingcin kecamatan

Soreang telah menyelesaikan Dokumen Master Plan (2013) untuk

penyusunan dokumen Detail Engineering Design (DED) dan AMDAL

(2014).

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum · Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan

LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014

32

4.3. TINDAK LANJUT

Dalam memecahkan masalah yang muncul dalam pelaksanaan berbagai

program dan kegiatan tahun 2014 pihak manajemen RS telah melakukan koordinasi

dengan dinas teknis terkait ( Dispertasih, BPLH, Bappeda ) Berdasarkan uraian

permasalahan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan lahan RSUD

Soreang yang mengarah pada kebijakan relokasi lahan baru merupakan isu

strategis yang dipandang perlu untuk dikedepankan sebagai bagian dari kebijakan

pembangunan Pemerintah Kabupaten Bandung di bidang kesehatan. Sebagai

solusi dari masalah diatas, dengan langkah-langkah kebijakan yang akan

dilaksanakan pada tahun 2015 sebagai berikut :

1. Melanjutkan proses persiapan relokasi dengan melaksanakan kegiatan

Pematangan Lahan dan Pembangunan Pondasi Pagar sekaligus sebagai

batas area RSUD Soreang.

2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui kegiatan akreditasi tahap

lanjut dan kegiatan Pengembangan RS menjadi RS tipe B serta berbagai

kegiatan untuk meningkatkan kompetensi pegawai.

3. Melakukan pemenuhan sarana-prasarana penunjang pelayanan kesehatan

baik medis maupun non medis dalam upaya mengoptimalisasi pelayanan

kesehatan di RSUD Soreang eksisting.

4. Peningkatan kapasitas SDM Kesehatan seperti tenaga medis dan non medis

melalui seminar, diklat teknis aparatur serta penjenjangan pendidikan formal

dari kualifikasi Diploma ke jenjang Strata 1 dan seterusnya, terutama tenaga

keperawatan yang melayani langsung kepada masyarakat.

---------------------------------------------- mhd ---------------------------------------------