bab i pendahuluanrepository.podomorouniversity.ac.id/37/11/21160026_ta_11_bab1_1... · 1 bab i...

28
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Persentase Populasi Kota di Dunia Sumber: United Nations, 2018 Menurut United Nations, pada tahun 2018, kawasan di Indonesia sebesar 40-60% merupakan kawasan perkotaan (urban) dengan total penduduk kurang lebih 10.000.000 (sepuluh juta) penduduk pada kawasan ibukota dan juga Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi). Pada kawasan lain (rural), total penduduk berkisar 1.000.000 (satu juta) hingga 5.000.000 (lima juta) penduduk. (United Nations, 2018). Maka dari itu, ibukota Jakarta adalah kota dengan populasi terpadat juga kawasan sekitarnya (yaitu; Bodetabek) yang berperan sebagai pendukung juga memiliki populasi padat. Pada akhir tahun 2019, setelah dikaji bertahun-tahun, akhirnya Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, menetapkan perihal pemindahan ibukota negara dari DKI Jakarta ke salah satu kawasan di Kalimantan Timur. Kalimantan Timur secara koordinat, terletak di tengah-tengah Indonesia. Ibukota baru, nantinya akan terletak di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan satunya lagi di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Upload: others

Post on 21-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Gambar 1.1 Persentase Populasi Kota di Dunia

    Sumber: United Nations, 2018

    Menurut United Nations, pada tahun 2018, kawasan di Indonesia

    sebesar 40-60% merupakan kawasan perkotaan (urban) dengan total

    penduduk kurang lebih 10.000.000 (sepuluh juta) penduduk pada kawasan

    ibukota dan juga Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi). Pada

    kawasan lain (rural), total penduduk berkisar 1.000.000 (satu juta) hingga

    5.000.000 (lima juta) penduduk. (United Nations, 2018).

    Maka dari itu, ibukota Jakarta adalah kota dengan populasi terpadat

    juga kawasan sekitarnya (yaitu; Bodetabek) yang berperan sebagai

    pendukung juga memiliki populasi padat.

    Pada akhir tahun 2019, setelah dikaji bertahun-tahun, akhirnya Presiden

    Republik Indonesia Joko Widodo, menetapkan perihal pemindahan ibukota

    negara dari DKI Jakarta ke salah satu kawasan di Kalimantan Timur.

    Kalimantan Timur secara koordinat, terletak di tengah-tengah Indonesia.

    Ibukota baru, nantinya akan terletak di sebagian Kabupaten Penajam Paser

    Utara dan satunya lagi di Kabupaten Kutai Kartanegara.

  • 2

    Gambar 1.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Indonesia per Pulau

    Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

    Gambar 1.3 Persentase Luas Wilayah berdasarkan Pulau Terbesar Tahun 2016

    Sumber: Buku Informasi Statistik,2017

    Hal tersebut diputuskan presiden oleh karena pulau Jawa memiliki

    penduduk sebesar 56% pada proyeksi tahun 2020 sementara luasnya sangat

    kecil sebesar 6.76%. Hal tersebut dinilai sangat tidak imbang jika di

    bandingkan dengan (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,

    2017) jumlah penduduk dan luas pulau pada Pulau Sumatera, Kalimantan,

    Sulawesi, Maluku dan Papua. Maka dari itu, khususnya ibukota DKI Jakarta,

    22%23% 24%

    25%

    56%59%

    60%62%

    6% 6% 6% 6%6% 7%7% 7%

    0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    70%

    2020 2025 2030 2035

    Pre

    sen

    tase P

    en

    du

    du

    k

    Pulau Sumatera Pulau Jawa Bali dan Kep. Nusa Tenggara

    Pulau Kalimantan Pulau Sulawesi Kep. Maluku

    Pulau Papua

    Sumatera25.13%

    Jawa6.76%

    Bali-Nusa Tenggara

    3.82%

    Kalimantan28.44%

    Sulawesi9.85%

    Kep. Maluku4.12%

    Papua21.88%

    Sumatera

    Jawa

    Bali-Nusa Tenggara

    Kalimantan

    Sulawesi

    Kep. Maluku

    Papua

  • 3

    sudah tidak kuat lagi menanggung beban Indonesia pada sektor pemerintahan,

    bisnis, ekonomi, keuangan, jasa dan perdagangan (Kompas, 2019).

    Setelah di telusuri lebih lanjut, Indonesia dalam beberapa dekade

    terakhir tidak mengalami perkembangan yang cukup signifikan jika

    dibandingkan dengan negara sekitar, misalnya negara-negara di kawasan

    ASEAN. Hal tersebut, disebabkan oleh krisis moneter yang pernah terjadi

    pada tahun 1997 yang puncaknya terjadi pada tahun 1998 yang berdampak

    pada naiknya valuta dolar ($) hingga Rp 16.650,- sehingga menjadi mata uang

    dengan inflasi terburuk se-Asia. Sebelumnya, nilai tukar dolar ($) hanya

    berkisar Rp 2.000,- (catatan: titik terendah pada tahun 1991 adalah Rp 1.977,-

    ) (Detik Finance, 2018).

    Pertumbuhan ekonomi Indonesia, juga Jakarta, mulai naik meningkat

    kembali dengan naiknya nilai tukar mata uang sekarang di kisaran Rp.

    14.000,- (per Februari 2020). Maka perencanaan dan perancangan

    infrastruktur kota dan daerah mulai diimplementasikan. Para investor juga

    mulai masif melakukan investasi misalnya dengan pembangunan apartemen,

    kantor di kawasan pinggiran kota dan sebagainya.

    Sayangnya, pertumbuhan kawasan pemukiman dan perkantoran tidak

    diimbangi langsung dengan pertumbuhan infrastruktur dan fasilitas kota

    seperti fasilitas transportasi publik yang mumpuni dan mutakhir sebagai

    solusi atas kemacetan. Hal tersebut, menimbulkan polemik baru yaitu

    penggunaan transportasi privat meningkat drastis sehingga volume jalan dan

    kendaraan tidak sebanding. Akhirnya, semua itu berdampak secara tidak

    langsung pada turunnya angka produktivitas ekonomi masyarakat

    (Republika, 2015).

    Laju ekonomi Indonesia yang sudah mulai membaik dan meningkat

    dinilai belum terlalu berdampak secara signifikan pada masyarakat. Hal

    tersebut dikarenakan investor asing dan tenaga kerja asing yang mendominasi

    sektor perekonomian sehingga pemberdayaan masyarakat lokal kurang di

    Indonesia, khususnya Jakarta (Detik Finance, 2015).

    Berikut adalah salah satu fasilitas publik transportasi berbasis jalan

    (terminal bus AKAP dan AKDP) yang menjadi topik pembahasan riset. Dan

  • 4

    berikut ini adalah deskripsi tapak, peta lokasi yang di ambil pada situs web

    Google Maps, tanggal 11 November 2019;

    Gambar 1.4 Lokasi Letak Terminal Bus Kalideres

    Sumber: Google Maps,2019

    Gambar 1.5 Lokasi Tapak Terminal Bus Kalideres

    Sumber: Google Maps,2019

    Titik merah bergaris kuning merupakan lokasi tapak Terminal Bus

    Kalideres, Jakarta Barat dengan luasan 35344 m2 (data dari Terminal Bus

    Kalideres) (lih. Gambar I.4). Garis kuning merupakan pembatas kaveling

    (property lines) untuk Terminal Bus Kalideres (lih. Gambar I.5).

    Gambar 1.6 Analisa Kawasan; Sirkulasi Jalan Arteri

    Sumber: Google Maps & Analisa Pribadi, 2020

  • 5

    Untuk sistem sirkulasi/lajur untuk penumpang, pelayanan, dll. dinilai

    kurang baik sehingga tidak efisien. Jarak dari terminal untuk ke arah

    Tangerang harus melakukan putar-balik sejauh 620 m dengan total jarak

    bersih putar-balik hingga 1240 m (1,2 km). dan untuk kendaraan pribadi yang

    ingin masuk terminal dari arah Cengkareng harus putar-balik hingga 590 m

    dengan total jarak bersih putar-balik hingga 1180 m (1,2 km).

    Gambar 1.7 Analisa Kawasan; Fungsi Sekitar dan Masa Depan

    Sumber: Google Maps & Analisa Pribadi, 2020

    Pada radius kawasan sekitar Terminal Bus Kalideres juga terdapat

    perkembangan pemukiman penduduk, banyak apartemen akan dan telah

    dibangun.

    Gambar 1.8 Terminal Bus Kalideres dilihat lewat Satelit View

    Sumber: Google Maps,2020

  • 6

    Gambar 1.9 Terminal Bus Kalideres dilihat lewat Diagram

    Sumber: Terminal Bus Kalideres,2019

    Berikut adalah data Terminal Bus Kalideres (existing) yang

    bersumber dari Terminal Bus Kalideres;

    • Tanggal Dibangun : 5 April 1985

    • Luas Gedung Kantor : 1.481 m2

    • Luas Taman : 162 m2

    • Luas Trotoar : 844 m2

    • Luas Emplasemen :16,48 m2

    • Jumlah Kios : 49 kios

    • Jumlah Toilet : 6 toilet

    • Jumlah Loket : 125 loket

    • Daya Tampung Emplasemen : 144 kendaraan

    • Daya Tampung Emplasemen Pool : 20 kendaraan

    Maka dari itu, penataan ulang dalam rancangan pada simpul penting

    kota berbasis publik, seperti terminal bus menjadi sangat penting dan genting.

    Penulis memilih Terminal Bus Kalideres yang terletak di Jakarta Barat, dan

    berbatasan dekat dan langsung dengan Tangerang, Banten. Setelah diamati

    lebih dalam, Terminal Bus Kalideres, memiliki banyak faktor yang membuat

    terminal ini perlu segera dilakukan redesain (perancangan ulang), faktor itu

    di antaranya ada 6 (enam) yaitu;

  • 7

    Gambar 1.10 6 (enam) Faktor Utama Redesain Terminal Bus Kalideres

    Sumber: Analisa Pribadi,2019

    1. Simpul Kawasan

    a. Makro

    Gambar 1.11 Peta Arah Penyebaran Simpul Makro Terminal Bus

    Sumber: Analisa Pribadi dari Google Maps, 2020

    Terminal Bus Kalideres merupakan simpul utama

    penghubung antara provinsi-provinsi yang berada di Pulau

    Sumatera, juga provinsi-provinsi yang ada di Pulau Jawa.

    Maka, dengan adanya sistem pelayanan Antar Kota Antar

    Provinsi (AKAP) serta Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP)

    yang berada di dalam terminal, membuat kapasitas pelayanan

    angkutan penumpang menjadi melebihi kapasitasnya. Dalam

    wawancara dengan Bapak Revi Zulkarnaen (Kepala Terminal

    Bus Kalideres) dan Bapak R. Supono (Kepala Regu AKAP);

    menyatakan bahwa saat musim mudik, seperti Lebaran dan

    Nataru (Natal dan Tahun Baru) sehingga menjadikan terminal ini

    didapati lonjakan penumpang hingga 25% (Redaksi24, 2019),

    bahkan perlu penambahan ruang tunggu pada ruang outdoor.

    Simpul Kawasan

    Terminal Strategis

    Pengembangan

    Terminal

    Integrasi Intermoda

    Kriminaliltas

    Fasilitas yang

    Kurang Memadai

  • 8

    Menurut Wartakota, dalam 7 (tujuh) hari arus mudik, 15.811

    penumpang berangkat dari Terminal Bus Kalideres, yang

    puncaknya terjadi hari Rabu, tanggal 22 Desember 2019 yang

    berjumlah 3.488 penumpang, sementara pada Natal hari Rabu, 25

    Desember 2019, berjumlah 2.344 penumpang. (Wartakota, 2019).

    Gambar 1.12 Ruang Tunggu Tambahan pada Outdoor saat Mudik Nataru

    Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

    Gambar 1.13 Suasana Loket dan Ruang Tunggu saat Mudik Nataru (kiri),

    saat hari terakhir Mudik Nataru (Selasa, 7 Januari 2020)(kanan)

    Sumber: Wartakota, 2019 (kiri) Dokumen Pribadi, 2020 (kanan)

    b. Mikro

    Gambar 1.14 Lokasi Seluruh Terminal Bus di DKI Jakarta

    Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta,2020

  • 9

    Terminal Kalideres merupakan terminal salah satu terminal

    dalam kota strategis yang menghubungkan dalam kota Jakarta

    dengan kota Tangerang (lih. Gambar I.14). Kota Jakarta sekarang

    mulai bergeser dari sistem konvensional menjadi sistem integrasi

    (modern) dengan adanya TransJakarta (bus) sejak 2006 dan

    JakLingko (pengumpan) sejak 2018 (lih. Gambar I.15).

    Gambar 1.15 Rute TransJakarta, Bus, Bus Sedang dan Angkot via Kalideres di DKI Jakarta

    Sumber: Trafi,2020

  • 10

    Gambar 1.16 Rute BRT Integrasi TransJakarta

    Sumber: TransJakarta, 2020

    2. Terminal Strategis

    a. Sejarah

    Tabel 1.1 Terminal di Provinsi DKI Jakarta

    No Nama Terminal Jenis Tipe Lokasi Dires

    mikan

    1 Kampung Rambutan Antar Kota A Jl. TB Simatupang 1992

    2 Kampung Rambutan Dalam Kota A Jl. TB Simatupang 1992

    3 Kalideres Antar Kota A Jl. Daan Mogot 1984

    4 Kalideres Dalam Kota A Jl. Daan Mogot 1984

    5 Pulogadung Dalam Kota B Jl. Raya Bekasi 1976

    6 Lebak Bulus Dalam Kota B Jl. Lebak Bulus 1990

    7 Blok M Dalam Kota B Jl. Hasanudin 1968

    8 Grogol Dalam Kota B Jl. Kyai Tapa 1970

    9 Senen Dalam Kota B Jl. Senen Raya 1974

    10 Pinang Ranti Dalam Kota B Jl. Pd. Gede Raya 1995

    11 Tanjung Priuk Antar Kota A Jl. Enggano 1969

    12 Klender Dalam Kota B Jl. Bunga Rampai 1981

    13 Rawamangun Dalam Kota B Jl. Perserikatan 1972

    14 Manggarai Dalam Kota B Jl. Minangkabau 1971

    15 Pasar Minggu Dalam Kota B Jl. Ps. Minggu 1988

    16 Muara Angke Dalam Kota B Jl. Pluit 1991

    17 Cililitan Dalam Kota B Jl. Letjen Sutoyo 1998

    18 Ragunan Dalam Kota B Jl. Margasatwa 1991

    19 Kampung Melayu Dalam Kota B Jl. Jatinegara

    Barat 1968

    Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta,2020

  • 11

    Menurut, data dari Terminal Bus Kalideres, ukurannya

    yang cukup besar membuatnya cukup terkenal di Kawasan

    ataupun lingkungannya. Terminal Kalideres sudah sejak tahun

    1984, yang sudah mengalami pergantian pimpinan terminal

    hingga 12 kali, hingga 2019.

    Tabel 1.2 Kepala Terminal di Terminal Kalideres sejak 1985

    No. Nama Kepala

    Terminal Tahun

    1 Nawawi Ali 1985 - 1988

    2 M. Tahir 1988 - 1990

    3 Revol Damanik 1990 - 1993

    4 Djafar Sidik 1993 - 1996

    5 Djumaka 1996 - 1998

    6 Beny Simatupang 1998 - 2001

    7 Darjiman 2001 - 2002

    8 Johny Hutasoit 2002 - 2006

    9 Akh. Rustham 2006 - 2009

    10 Hengki Sitorus 2009 - 2013

    11 Djoko Soekarno 2013 - 2015

    12 Revi Zulkarnain 2015 - sekarang

    Sumber: Terminal Bus Kalideres,2019

    Sejak berdiri di atas tanah yang ada namun belum ada

    peningkatan yang signifikan secara fasilitas, ataupun rancangan

    yang tepat dan efisien. Seperti peningkatan mayor hanya adanya

    pembangunan fitur pelayanan baru dalam AKDP (Antar Kota

    Dalam Provinsi); yaitu TransJakarta, pada tahun 2006 (dulu Rest

    Area).

    b. Pelayanan (AKAP dan AKDP)

    Gambar 1.17 Lokasi Emplasemen AKAP di Terminal Bus Kalideres

    Sumber: Terminal Bus Kalideres, 2019

    Untuk AKAP, dirancang dengan sistem emplasemen sehingga

    beroperasi di atas tanah lapang, dan belum di atur secara sistem yang

  • 12

    lebih baik dan efisien, sehingga terjadi persilangan antara kebutuhan

    AKAP dan AKDP, bahkan hingga pergerakan manusia, kendaraan

    pribadi yang ingin menuju Park & Ride ataupun kendaraan yang ingin

    melakukan drop-off (penurunan) penumpang saja.

    Gambar 1.18 View pada Emplasemen AKAP di Terminal Bus Kalideres

    Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

    Terlebih lagi, Terminal Kalideres merupakan terminal yang

    cukup padat, yang mana puncaknya terjadi pada saat Mudik Lebaran

    dan Nataru (Natal dan Tahun Baru) yang kurang lebih hingga 25%

    (Redaksi24, 2019). Lalu menurut wawancara dengan Kepala AKAP,

    Terminal Kalideres, selalu dikembangkan lebih pengelola (manajemen)

    sendiri sesuai kebutuhan di lapangan secara langsung. Maka dari itu,

    konsep berkelanjutan kurang diimplementasikan dapat rancangan

    terminal ini dalam jangka panjang.

  • 13

    Gambar 1.19 Lokasi Halte TransJakarta Koridor 3

    Sumber: Terminal Bus Kalideres, 2019

    Gambar 1.20 View Halte Keberangkatan TransJakarta Koridor 3

    Sumber: Terminal Bus Kalideres, 2019

    Untuk bagian AKDP lainnya, semuanya hanya menggunakan

    emplasemen, seperti pelayanan bus kota dan angkot JakLingko

    (pengumpan) dengan rancangan darurat, sehingga disisi lain, tidak

    mempermudah pengguna dalam melakukan perpindahan moda,

    misalnya; masalah sirkulasi yang bersilangan dan cuaca hujan (tidak

    ada atap).

  • 14

    Gambar 1.21 Lokasi Halte JakLingko (angkutan pengumpan)

    Sumber: Terminal Bus Kalideres, 2019

    Gambar 1.22 View Halte JakLingko (angkutan pengumpan) tanpa Atap

    Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

    3. Pengembangan Terminal

    Gambar 1.23 Analisa Titik Rawan oleh Tim Terminal Bus Kalideres

    Sumber: Terminal Bus Kalideres, 2019

    Menurut analisa yang dilakukan oleh Tim Terminal Bus

    Kalideres, dan penulis, angkot (angkutan kota/AK) dan mikrobus yang

  • 15

    melanggar dan tidak masuk ke dalam terminal. Mereka lebih memilih

    menaik-turunkan penumpang di luar jalan dan itu bukan tanpa sebab,

    penumpangnya juga lebih memilih seperti itu, sehingga menimbulkan

    penyempitan ruas jalan dari 3 (tiga) menjadi 2 (dua) bahkan 1 (satu)

    lajur. Itu semua disebabkan jarak masuk ke dalam fasilitas, terutama

    AKDP cukup jauh dan tidak mudah di akses, bagi pejalan kaki.

    Gambar 1.24 Diagram Sirkulasi Kendaraan dalam Terminal Bus Kalideres

    Sumber: Terminal Bus Kalideres, 2019

    Gambar 1-25 View Sirkulasi Pejalan Kaki menuju dan atau dari Terminal (1)

    Sumber: Dokumen Pribadi & Google Maps, 2020

    Bahkan di dalam tapak, sirkulasinya pun tidak di rancangan

    dengan rancangan universal, yang mana mengakomodasi para lansia

    dan difabel, misalnya menggunakan bidang miring (ramp) ataupun

    jalur pemandu (guilding block).

  • 16

    Gambar 1.26 View Sirkulasi Kendaraan di dalam Terminal

    Sumber: Google Maps, 2020

    Selain itu, kemacetan dalam tapak juga sering terjadi, menurut

    wawancara dengan Kepala AKAP dan Staf TU, kemacetan dalam tapak

    (terminal) terjadi karena percampuran segala jenis moda dan kendaraan

    pribadi yang memiliki kepentingan yang berbeda-beda, sehingga

    menimbulkan penumpukan secara sirkulasi dalam tapak. Hal tersebut

    dinyatakan oleh Pengelola Terminal Bus Kalideres yang sudah

    membuat jalur rekayasa sementara untuk mengurai penumpukan dalam

    tapak.

    Gambar 1.27 Jalur Rekayasa Sementara di Jalur Keberangkatan (kiri),

    Kanal Berita: Satu Harapan Dishub DKI Berlakukan Sanksi Tegas Angkutan Melanggar (kanan)

    Sumber: Terminal Bus Kalideres, 2019 (kiri), Satu Harapan, 2015 (kanan)

    Menurut kanal berita Satu Harapan, angkutan berhenti tidak pada

    halte melainkan berhenti termasuk “mangkal/mengetem” disembarang

    titik jalan (lih. Gambar I.27), hal ini terjadi karena umumnya

    penumpang malas naik angkutan umum lewat terminal, sehingga awak

    bus pun mau tidak mau dan terpicu mengikuti situasi di lapangan, yang

    mengakibatkan budaya/perilaku masyarakat pengguna dan awak

  • 17

    angkutan umum menjadi buruk, yang akhirnya berimbas pada

    penumpukan kendaraan pada titik jalan tertentu dilaur terminal (Satu

    Harapan, 2015).

    Hal itu disebabkan oleh karena tidak adanya jalur ataupun

    sirkulasi yang efisien dan ringkas, membuat cukup banyak angkutan

    yang melakukan pelanggaran demi mengejar target sewa harian

    (setoran), yang mana berimbas kemacetan pada jalan utama, Jl. Daan

    Mogot.

    Gambar 1.28 Titik Macet Tipikal di Jl. Daan Mogot

    Sumber: Google Maps, 2020

    Gambar 1.29 Angkot yang mengetem

    Sumber: Pasang Mata, 2015

    Berikut adalah gambar yang diambil oleh salah satu pengendara

    yang di unggah ke situs web Pasang Mata, dari sana dapat kita lihat

  • 18

    angkot mengambil 2 lajur dari total 3 lajur yang ada, sehingga

    menimbulkan kemacetan pada Jl. Daan Mogot (lih. Gambar I.28).

    Gambar 1.30 Penindakan Angkot yang Mengetem oleh Dishub

    Sumber: Sudinhub Jakarta Barat, 2018

    Tindakan tegas juga telah di tegakan, sehingga para pelanggar

    mendapatkan efek jera, yang harapannya dapat membuat wilayah

    Terminal Bus Kalideres menjadi lebih tertib dalam lalu lintas.

    Walaupun demikian, ternyata tindakan tegas juga belum memberikan

    efek jera yang signifikan, karena mereka tetap melanggar saat tak ada

    petugas, buktinya dalam pencatatan 15 November hingga 13 Desember

    2019 (kurang lebih 1 bulan), pelanggaran yang terciduk dan tercatat

    hingga 12 kasus penindakan. (catatan: belum termasuk yang tidak

    tercatat, misalnya hanya ditegur dan pengimbauan).

    Tabel 1.3 Penertiban Hasil Operasi pada Bulan November 2019

    Sumber: Terminal Bus Kalideres, 2020

    4. Integrasi Intermoda

    Secara fitur, Terminal Bus Kalideres sudah memiliki integrasi

    yang cukup beragam, mulai dari AKAP, AKDP, AK, juga memiliki

    31%

    15%23%

    8%

    8%

    15% Tidak masuk terminal

    Tidak memakai seragam

    Berhenti di sembarang tempat

    Menyimpang Trayek

    Menurunkan penumpangsembarangan

    Tidak dapat menunjukkan KPS

  • 19

    sistem Park & Ride dan tempat angkut Ojek Daring/Online “ojol”.

    Namun secara operasional dan sistem perpindahan belum di rancang

    dengan baik, sehingga terdapat “disintegrasi perpindahan” antar moda,

    sehingga membutuhkan perjalanan yang bersilangan dengan moda lain,

    misalnya: kendaraan yang melintas. Area Park & Ride juga tidak

    terhubung langsung dengan fitur AKAP, AKDP, AK (termasuk

    TransJakarta) sehingga setiap penumpang harus berjalan di

    emplasemen. Maka dari itu, terminal ini belum dapat terintegrasi secara

    operasional dalam rancangannya pada tapak secara fungsi antar moda,

    sehingga menyulitkan para pengguna (masyarakat) dalam perpindahan

    moda.

    Gambar 1.31 Disintegrasi Fungsi antara Park & Ride dan Fitur Transportasi

    Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

    Gambar 1.32 Disintegrasi Fungsi antar AKAP, AKDP, AK (termasuk TransJakarta)

    Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

  • 20

    Gambar 1.33 Titik Terminal dan Stasiun dengan radius 500 meter

    Sumber: Google Maps & Analisa Pribadi, 2020

    5. Kriminalitas

    Aksi Premanisme (misalnya: pemalakan dan pencopetan) dan

    calo kerap terjadi di dalam dan luar kawasan Terminal Bus Kalideres,

    sehingga kenyamanan dan rasa aman pengguna sangat rendah, dan

    tidak menumbuhkan rasa “ingin naik transportasi publik” pada

    khalayak. Hal itu, timbul karena mudahnya akses bagi orang yang tidak

    berkepentingan untuk hilir-mudik “keluar-masuk” dan pada terminal.

    Ditambah lagi ruang tunggu dan loket dan kios berada dititik yang

    dekat, ramai dan terkesan padat, sehingga menambah kemungkinan

    tindak kriminal misalnya, pencopetan. Maka dari itu, munculnya jasa

    calo juga disebabkan karena adanya sistem yang terkesan tidak taktis

    dan rumit pada fungsi terminal. Namun menurut wawancara kepada

    Kepala Regu AKAP, kriminalitas mulai menurun hingga sekarang

    (awal Januari 2020).

  • 21

    Gambar 1.34 Penangkapan 30 Preman di lingkungan Terminal Bus Kalideres

    Sumber: Gridmotorid, 2019

    Di atas ini adalah sebuah kanal berita yang membahas tindak

    Premanisme yang tercatat media, misalnya terdapat 30 preman per

    bulan November 2019, hingga “pak ogah” orang yang mengatur jalan

    secara tidak resmi dan mengharapkan uang pada tiap pengemudi (lih.

    Gambar I.34) (GridMotor.id, 2019), hal tersebut “rasa ingin naik

    transportasi” menjadi turun karena adanya “rasa tidak aman”.

    6. Fasilitas yang Kurang Memadai

    Dilansir dari Tribunnews, pada saat musim mudik Nataru (Natal

    dan Tahun Baru) lonjakan penumpang terjadi pada terminal, sehingga

    membuat para penumpang menumpuk di area depan loket tiket, hingga

    keluar batas menuju lajur bus AKAP itu sendiri (Tribun Jakarta, 2019).

  • 22

    Gambar 1.35 Suasana saat Penumpang melebihi kapasitas Ruang Tunggu

    Sumber: Inilah.com, 2018

    Pada gambar di atas (lih. Gambar I.35), ruang tunggu tidak dapat

    menampung para penumpang saat ingin melakukan mudik lebaran pada

    tahun 2018, sehingga menyebabkan ketidaknyamanan bagi para

    penumpang harus menunggu waktu keberangkatan di luar ruang dan

    panas.

    Gambar 1.36 Ruang Loket Tiket dan Ruang Tunggu yang berjauhan dengan Fasilitas Park & Ride

    Sumber Google Maps, 2019 & Dokumen Pribadi, 2020

    https://foto.inilah.com/read/detail/88363/puncak-arus-mudik-terminal-kalideres

  • 23

    Pada gambar di atas (Gambar I.36), adanya peletakan motor yang

    terparkir bukan pada tempatnya, yang seharusnya diparkirkan di Park

    & Ride, hal ini disebabkan karena lokasinya yang cukup jauh membuat

    kecenderungan pelanggaran parkir sementara terjadi.

    Gambar 1.37 Suasana Loket Tiket dan Ruang Tunggu yang Padat dan Panas

    Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

    Pada ruang loket tiket dan ruang tunggu juga terletak sangat dekat

    dan kapasitasnya juga sudah melebihi batas walaupun ruang tunggu

    tambahan sudah di sediakan (yang jaraknya agak jauh), sehingga

    menyebabkan penumpang, sehingga mereka menunggu hingga duduk

    di lantai, bahkan hingga di luar ruangan. Kenyamanannya juga kurang,

    karena tidak ada fitur pendingin ruangan karena hanya mengandalkan

    udara alami

    Gambar 1.38 Ruang Tunggu Tambahan

    Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

    Pada fasilitas AKDP, JakLingko terletak pada lahan terbuka

    sehingga punya permasalahan iklim (misalnya: hujan dan panas terik

    siang hari) sehingga menyulitkan para pengguna. TransJakarta

  • 24

    memiliki ruang yang cukup standar dan cenderung sempit (kurang luas)

    sehingga pada pagi hari selalu dibanjir penumpang yang menumpuk

    hingga keluar gerbang “tap-in & out” dan juga pada area kedatangan;

    railing pada halte juga rusak parah yang berimbas pada penumpang

    yang melanggar (melompat ke bawah langsung). Hubungan antara

    JakLingko dan TransJakarta memang sudah terintegrasi secara sistem,

    namun secara operasional masih ada ketidaksinambungan yang

    mengakibatkan kesulitan akses bagi para pengguna transportasi publik.

    Gambar 1.39 Lokasi JakLingko yang jauh dari halte TransJakarta

    Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

    Gambar 1.40 Keadaan Halte Keberangkatan TransJakarta pada pagi hari (hari kerja)

    Sumber: Dokumen Pribadi, 2019

    Gambar 1.41 Halte Kedatangan TransJakarta dengan Kerusakan pada Railing

    Sumber: Dokumen Pribadi, 2019

  • 25

    Maka dari itu perlu solusi Terminal Terpadu dengan pendekatan

    berkelanjutan (sustainable) sangat di perlukan di diterapkan pada lokasi tapak

    ini karena dengan adanya sistem terpadu pada terminal dalam peningkatan

    aspek sosial, ekonomi yang dapat berdampak hingga ke lingkungan

    sekitarnya ditambah lagi dengan konsep berkelanjutan (sustainable) yang

    menambah nilai pada tapak sehingga lebih merespons aspek sosial, ekonomi

    dan lingkungan dengan tingkatan yang lebih lanjut di mana pendekatan

    berkelanjutan (sustainable) masih sangat kurang di terapkan pada sebagian

    besar bangunan di Jakarta.

    1.2. Perumusan Masalah

    1. Bagaimana kondisi eksisting Terminal Bus Kalideres, apakah sudah

    memenuhi standar Terminal Terpadu?

    2. Bagaimana desain Terminal Terpadu Bus Kalideres dengan konsep

    arsitektur berkelanjutan/sustainable architecture?

    1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

    1. Mengetahui kondisi eksisting dan penerapan sistem terminal terpadu

    pada Terminal Bus Kalideres.

    2. Membuat desain Terminal Terpadu Bus Kalideres dengan konsep

    arsitektur berkelanjutan/sustainable architecture.

    1.4. Metode Penelitian

    Peneliti menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dalam riset

    penelitiannya. Maka dari itu, dengan menggunakan metode ini, penulis dapat

    melihat dan mengukur fenomena yang terjadi secara menyeluruh/holistik,

    seperti manusia, hubungan dengan kota, fungsi sekitar dan lanskap – dengan

    tahapan sebagai berikut:

    1. Kualitatif

    • Observasi/Studi Lapangan

    • Wawancara Narasumber

    • Preseden Tipologi

  • 26

    • Kajian Teori

    2. Kuantitatif

    • Penilaian Arsitektur Berkelanjutan

    1.5. Manfaat Penelitian

    Dengan adanya redesain Terminal Terpadu Bus Kalideres memberikan

    manfaat dari penelitian ini, yaitu;

    1.5.1. Bagi Penulis

    Mengetahui segala fungsi, aturan, dan lain hal yang terkait dalam

    aspek dan kriteria sebuah terminal bus terpadu sehingga sebuah

    terminal bus dapat beroperasional secara baik dan efisien. Kemudian,

    menyelesaikan masalah pada terminal eksisting dengan strategi, konsep

    dan ide yang kontekstual.

    1.5.2. Bagi Pemerintah

    Memberi masukan visi perihal; terminal terpadu bus, melalui

    strategi redesain pada Terminal Terpadu Bus Kalideres sehingga dapat

    menjadi visi awal meningkatkan mutu terminal bus di Jakarta juga di

    seluruh Indonesia.

    1.5.3. Bagi Pembaca

    Memberi pengetahuan dan pola pikir tentang pentingnya

    perancangan terminal terpadu bus yang terintegrasi dengan bermacam

    moda, dan pentingnya pengaturan sirkulasi dan zonasi pada sebuah

    terminal bus.

    1.6. Batasan Masalah

    Penelitian dilakukan di tapak eksisting Terminal Bus Kalideres, Jakarta.

    Kemudian, penelitian dilakukan guna mengetahui masalah inti dan penting

    dan esensial dari Terminal Bus Kalideres dan mencoba untuk menyelesaikan

    dengan pendekatan arsitektur yang berkelanjutan (sustainable architecture)

    berasaskan ekonomi, sosial dan lingkungan sehingga akhirnya dapat menjadi

    acuan dasar ataupun metode baru dalam mengubah wajah kota, dalam

  • 27

    meningkatkan penggunaan transportasi publik terintegrasi berbasis bus dan

    dalam perekonomian lingkungan di berdayakan.

    Lokasi : Terminal Bus Kalideres

    Alamat : Jl. Daan Mogot, RT.4/RW.1, Kalideres, Kec. Kalideres,

    Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11840

    1.7. Nilai Kebaruan

    Dengan injeksi konsep sistem terminal terpadu bus dan arsitektur

    berkelanjutan (sustainable architecture), maka tipologi dasar dari terminal

    biasa (mainstream) akan secara dinamis meningkat, secara ekonomi, sosial

    dan budaya kota.

    1.8. Sistematika Penelitian

    BAB 1 – PENDAHULUAN ; Membahas latar belakang,

    masalah, tujuan manfaat penelitian hingga ruang lingkup dan metode

    penelitian terkait.

    BAB 2 - TINJAUAN PUSTAKA ; Mengkaji teori arsitektur

    (juga meliputi standarisasi tipologi) dan non-arsitektur terkait masalah

    penelitian terkait.

    BAB 3 - METODE PENELITIAN ; Mengkaji tentang

    metodologi penelitian lewat kualitatif dan studi kasus untuk menyelesaikan

    masalah penelitian terkait

    BAB 4 – ANALISA ; Membahas preseden fungsi

    terkait dan kriteria perancangan yang terkait masalah penelitian.

    BAB 5 - SIMULASI PERANCANGAN ; Membahas konsep

    perancangan, solusi dan detail perancangan arsitektur.

    BAB 6 – KESIMPULAN ; Memuat kesimpulan dari penelitian.

  • 28

    Tabel 1.4 Sistematika Penelitian

    Sumber: Dokumen Pribadi,2019

    Latar Belakang

    • Simpul Kawasan

    • Terminal Strategis

    • Pengembangan Terminal

    • Integrasi Intermoda

    • Kriminalitas

    • Fasilitas yang Kurang Memadai

    Perumusan Masalah 1. Bagaimana kondisi eksisting Terminal Bus

    Kalideres, apakah sudah memenuhi standar

    Terminal Terpadu?

    2. Bagaimana desain Terminal Terpadu Bus

    Kalideres dengan konsep arsitektur

    keberlanjutan/sustainable architecture?

    Metodologi Penelitian

    1.Kualitatif

    • Observasi/Studi Lapangan

    • Wawancara Narasumber

    • Preseden Tipologi

    • Kajian Teori

    2.Kuantitatif

    • Penilaian Arsitektur Keberlanjutan

    Teori

    • Non-Arsitektur

    ❖ Elemen Kota

    ❖ Transportasi

    ❖ Intermoda

    ❖ Jenis moda

    • Arsitektur

    ❖ Terminal Bus

    ❖ Keberlanjutan

    ➢Kota

    ➢Arsitektur

    ➢Transportasi

    ❖ Tipologi

    ➢ Architect’’s Data

    ➢ Permenhub

    ➢ Time Saver for Building Types

    ➢ Bus Terminal Design & Guidelines

    ➢ Planning & Design Manual: Public Transport

    Manfaat & Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kondisi eksisting dan penerapan

    sistem terminal terpadu pada Terminal Bus

    Kalideres.

    2. Membuat desain Terminal Terpadu Bus

    Kalideres dengan konsep arsitektur

    keberlanjutan/sustainable architecture.

    Wawancara

    Tapak Terminal Eksisting(Terminal Bus

    Kalideres)

    Preseden

    • Indonesia

    ❖ Terminal Terpadu Pulo Gebang (Studi

    Kasus)

    • Luar Negeri

    ❖ Terminal Bus Osijek

    ❖ Terminal Bus Lüleburgaz

    Pengamatan

    Tapak Terminal Eksisting (Terminal Bus

    Kalideres)

    Kriteria Perancangan

    Strategi Perancangan

    Analisa

    • Konsep

    • Program Ruang

    • Sirkulasi

    • Zonasi dalam Terminal