bab i nina ikm edit
DESCRIPTION
ikmTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data dari laporan program pemberantasan penyakit menular Puskesmas Mlonggo
sampai bulan Oktober 2010 menunjukkan bahwa tersangka baru Tuberkulosis yang diketemukan
baru 159 dari target untuk tahun 2010 yaitu sebanyak 825 tersangka baru. Sedangkan untuk BTA
(+) sampai bulan Oktober 2010 baru ditemukan sebanyak 21 orang dari target untuk tahun 2010
ssebanyak 83 orang. Di Desa Jambu periode Januari sampai Oktober 2010 diketahui terdapat 4
orang menderita Tuberkulosis paru dengan BTA (+)
Berdasarkan data tersebut perlu dilakukan monitoring dan case detection untuk
mencari tersangka baru Tuberkulosis paru dan BTA (+) dalam hal ini akan dilakukan di Desa
Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara.
B. Batasan Judul
1. Monitoring Kasus TB Paru
Penilaian yang terus-menerus terhadap kasus TB paru yang meliputi
penilaian lingkungan, pengobatan dan perilaku pasien.
2. Case Detection TB Paru
Pencarian kasus baru TB paru berdasarkan penderita TB paru yang berobat di
Puskesmas Mlonggo tahun 2009 sampai Oktober 2010.
3. TB
Penyakit menular disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang bersifat
menahun. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lainnya.
4. Desa Jambu, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara
Desa yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Mlonggo dimana akan
dilaksanakan monitoring dan case detection TB paru berdasarkan warganya yang
menjadi pasien TB paru dan berobat di Puskesmas Mlonggo tahun 2009 sampai Oktober
2010.
5. Periode 28 Oktober – 6 November 2010
Periode dilaksanakan monitoring dan case detection TB Paru.
C. Batasan Operasional
1. Monitoring kasus TB paru adalah dengan menilai lingkungan, kepatuhan terhadap
pengobatan dan perilaku warga desa Jambu yang menjadi pasien TB paru Puskesmas
Mlonggo tahun 2009 sampai Oktober 2010.
2. Case Detection TB Paru adalah dengan mencari suspek TB dan BTA (+) baru yaitu
dengan cara mencari warga Desa Jambu yang sering kontak dengan pasien TB paru
Puskesmas Mlonggo tahun 2009 sampai Oktober 2010 kemudian dicari suspek TB
kemudian diperiksa untuk mengetahui apakah sputumnya BTA (+).
3. Suspek TB adalah orang yang mempunyai gejala batuk terus menerus dan berdahak
selama 2 minggu atau lebih, dahak bercampur darah, sesak nafas dan nyeri dada, badan
lemah, kurang nafsu makan, berat badan turun, badan terasa kurang enak (malaise),
berkeringat yang tidak wajar dan demam meriang lebih dari sebulan
4. BTA (+) adalah seorang tersangka TB yang hasil pemeriksaan mikroskopis sputum
SPS (sewaktu-pagi-sewaktu) dengan pengecatan Zeihl Neilsen didapatkan basil tahan
asam berwarna merah (Mycobacterium tuberculosis).
5. Baru adalah sasaran yang akan diperiksa adalah orang yang belum pernah diperiksa
dahaknya.
6. Sputum adalah dahak yang berasal dari bronkus yang berwarna kuning kehijauan yang
digunakan sebagai bahan pembuatan preparat untuk melihat adanya Kuman TB (BTA).
7. Proporsi penderita BTA (+) diantara tersangka adalah presentase penderita yang ditemukan
BTA (+) diantara seluruh suspek yang diperiksa sputumnya
Rumus = Jumlah penderita BTA (+)
X 100 %Jumlah seluruh suspek yang diperiksa
Biasanya ditemukan angka sekitar 10 %
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan monitoring dan case detection TB paru dalam rangka peningkatan
pencapaian target tersangka baru penderita TB dan target BTA (+) tahun 2010 di
wilayah kerja Puskesmas Mlonggo pada umumnya dan di desa Jambu kecamatan
Mlonggo kabupaten Jepara pada khususnya.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan monitoring dan case detection TB paru dalam rangka upaya peningkatan
pencapaian target tersangka baru penderita TB bulan Oktober tahun 2010 di desa
Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara.
b. Melakukan monitoring dan case detection TB paru dalam rangka upaya peningkatan
pencapaian target BTA (+) bulan Oktober tahun 2010 di desa Jambu Kecamatan
Mlonggo Kabupaten Jepara.
c. Mampu menganalisis penyebab masalah yang ditemukan selama kegiatan
monitoring dan case detection TB paru di Desa Jambu, Kecamatan Mlonggo,
Kabupaten Jepara.
d. Menyusun rencana program pemecahan masalah yang ditemukan selama kegiatan
monitoring dan case detection TB paru di Desa Jambu, Kecamatan Mlonggo,
Kabupaten Jepara.
f. Melakukan program pemecahan masalah yang ditemukan selama kegiatan
monitoring dan case detection TB paru di Desa Jambu, Kecamatan Mlonggo,
Kabupaten Jepara.
E. Ruang Lingkup
1. Tempat/Lokasi : Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara.
2. Waktu : 28 Oktober–6 November 2010.
3. Sasaran : Warga Desa Jambu yang menjadi pasien TB paru Puskesmas
Mlonggo dan orang-orang yang sering kontak dengan
pasien tersebut.
4. Metode : Wawancara, pencatatan, pengamatan dan pelaporan.
5. Materi : Monitoring dan case detection TB paru.
F. Tinjauan Pustaka
Tuberculosis (TB) merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Penularan melaui udara (melalui percikan dahak penderita) karena itu penyakit ini
mudah menular kepada orang disekitarnya, sehingga disalah artikan sebagai penyakit keturunan.
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat
diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
Untuk mendiagnosis TB paru semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu
2 hari, yaitu sewaktu - pagi -sewaktu (SPS). Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan
dengan ditemukannya kuman TB (BTA). Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan
pemeriksaan foto toraks saja.
Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien tuberkulosis meliputi empat hal , yaitu:
1. Lokasi atau organ tubuh yang sakit: paru atau ekstra paru
2. Bakteriologi (hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis) : BTA (+) atau BTA (-)
3. Tingkat keparahan penyakit: ringan atau berat.
4. Riwayat pengobatan TB sebelumnya: baru atau sudah pernah diobati.
Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, yaitu pada TB Paru:
1. Tuberkulosis paru BTA positif.: sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya
BTA (+), 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (+) dan foto toraks dada menunjukkan
gambaran tuberkulosis, 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (+) dan biakan kuman TB (+), 1
atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan
sebelumnya hasilnya BTA (-) dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non
OAT.
2. Tuberkulosis paru BTA negatif : kasus yang tidak memenuhi definisi pada TB paru BTA (+)
Kriteria diagnostik TB paru BTA negatif harus meliputi:
1. Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif
2. Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran tuberkulosis.
3. Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.
3. Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk diberi pengobatan.
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah
kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap
OAT. Seseorang yang sakit TB dapat disembuhkan dengan minum obat secara lengkap dan
teratur selama 6 bulan.
Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan. Pada tahap
intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk
mencegah terjadinya resistensi obat. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara
tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian
besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan. Sedangakan pada
tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih
lama. Tahap penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya
kekambuhan. Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis di Indonesia:
- Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
- Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.
Disamping kedua kategori ini, disediakan paduan obat sisipan (HRZE)
- Kategori Anak: 2HRZ/4HR
Hasil Pengobatan
• Sembuh: Pasien telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap dan pemeriksaan ulang
dahak (follow-up) hasilnya negatif pada AP dan pada satu pemeriksaan follow-up
sebelumnya
• Pengobatan Lengkap :Adalah pasien yang telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap
tetapi tidak memenuhi persyaratan sembuh atau gagal.
• Meninggal : Adalah pasien yang meninggal dalam masa pengobatan karena sebab apapun.
• Pindah :Adalah pasien yang pindah berobat ke unit dengan register TB 03 yang lain dan hasil
pengobatannya tidak diketahui.
• Default (Putus berobat) :Adalah pasien yang tidak berobat 2 bulan berturut-turut atau lebih
sebelum masa pengobatannya selesai.
• Gagal :Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada
bulan kelima atau lebih selama pengobatan.