bab i mudlog

Upload: siddhi-saputro

Post on 19-Jul-2015

123 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I SENSOR DAN PARAMETER DRILLING

1.1. SENSOR PIT Sensor pit ada 2 macam yaitu delaval dan potensio meter. Pit sensor delaval bekerja dengan rangkaian IC yang dipengaruhi oleh naik turunnya pelampung sensor. Pit sensor potensio bekerja dengan berdasarkan perubahan resistivity pada potensio meter yang digerakkan ( diputar ) oleh naik-turunnya pelampung sensor. Pergerakan bola sensor terjadi oleh naik turunnya permukaan Lumpur di pit dimana sensor tersebut di pasang. Parameter yang dihasilkan/dipengaruhi oleh sensor Pit adalah 1 2 3 4 5 Pit Volume ( Pit 1 , Pit 2, Pit 3 dst ) Pit G/L Total Pit Volume Trip Tank Volume Trip Tank G/L

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada sensor Pit / Pit Volume 1 Pasang sensor agak jauh/aman dari putaran agitator Lumpur. Sensor terpasang dengan kuat menggunakan C claim 2 Sensor dikalibrasi ulang tiap 7 hari sekali ( atau cek nilai volume/signal max dan min pada saat TSK/WOC ) 3 Catat nilai signal/volume min dan max tiap-tiap sensor pada kalibrasi pertama kali ( tabel ) 4 Cek setiap saat kondisi sensor pastikan dalam keadaan baik. Bola sensor dapat bergerak bebas/tanpa hambatan, posisi sensor lurus vertical ( tidak miring ), Jbox sensor tertutup rapat, rangkaian kabel terpasang aman (di bawah lantai ) sampai J-box utama (main J-box) 5 Bersihkan sensor saat tank Lumpur di kuras dan saat rig down. 6 Bila terjadi penurunan volume pit active, kemungkinan ada transfer kebocoran tangki Lumpur, atau Pit drill. Bila terjadi loss akan disertai penurunan SPP 7 Bila terjadi penaikan volume pit active, kemungkinan ada transfer atau kick ( gain ) perhatikan gas dan cek degasser pastikan dalam kondisi bagus.

1.2 SENSOR DENSITY LUMPUR Sensor ini ada dua buah terpasang di possum belly untuk MW out dan di pit aktiv untuk MW in. Cara kerja sensor ini berdasarkan pengaruh Lumpur terhadap membrane yang terpasang di sensor dan di record dalam bentuk satuan arus listrik (mA). Parapeter yang dihasilkan adalah : MW in /out Hydrolika ( Hyd press, Dc-exp, Press loss, ECD, Surge press, Swab press ) Hal-hal yang perlu diperhatikan 1 Sensor terpasang dengan kuat menggunakan C claim 2 Bersihkan sensor saat possum belly atau pit active kosong.

1.3 SENSOR TEMPERATUR Sensor ini ada dua buah terpasang di possum belly untuk Temp out dan pit aktiv untuk Temp in. Cara kerja sensor ini berdasarkan pengaruh temp lumpur terhadap sensor yang terpasang dan di record dalam bentuk satuan arus listrik (mA). Parameter yang dihasilkan adalah Temp in /out Hal-hal yang perlu diperhatikan 2 Sensor terpasang dengan kuat menggunakan C claim 3 Bersihkan sensor saat possum belly atau pit active kosong. 4 Posisi sensor diusahakan tidak terbenam oleh tumpukan cutting di possum belly

1.4. GAS TRAP ( DEGASSER ) Degasser dipasang di possum belly. Prinsip kerja degasser ini pada dasarnya mengaduk Lumpur dengan agitator agar gas dalam Lumpur keluar dan diisap oleh vacuum pump untuk dianalisa oleh Chromatograph. Ada dua macam degasser berdasarkan tenaga penggerak/pemutar agitator yaitu degasser dengan tenaga listrik ( electric ) dan degasser dengan tenaga angin (air degasser ). Untuk degasser electric jarang hamper tidak pernah digunakan. Kecuali untuk rig yang tidak menyediakan angin compressor. Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1 Sensor terpasang dengan kuat menggunakan C claim dan posisi tegak 2 Bersihkan degasser saat possum belly kosong, atau setelah penyemenan. 3 Posisi degasser dan putaran agitator bagus dalam keadaan drilling/sirkulasi.

Lumpur keluar dari corong degasser setengah penuh. 1 Cek selalu oli pelumas pada regulator atau suntikkan oli pelumas ke slang angin tiap 1 jam sekali.

2 Cek sekali-sekali kondisi agitator saat stop sirkulasi. Jika sudah goyah, segera dikencangkan/perbaiki atau ganti dengan degasser spare. 3 Pelankan putaran agitator bila degasser tidak digunakan. 4 Tekanan angin 20-30 psi ( kondisi degasser bagus )untuk memutar agitator guna memecah Lumpur. 5 Cek posisi degasser bila terjadi perubahan Flow Rate ( gpm )

1.5. SENSOR POMPA ( SPM ) Sensor pompa dipasang di atas liner pompa rig. Prinsip kerja sensor ini berdasarkan system electromagnetic yang ditransfer ke dalam arus listrik. Sensor akan mengirimkan signal digital ke DAU jika tersentuh/didekati oleh logam. Bila proximity sensor tersentuh/dekat logam ( jarak +/- 0.5 cm ) LED pada card sensor akan menyala. Parameter yang dihasilkan/dipengaruhi oleh sensor pompa : 1 SPM 2 Total Stroke 3 Lag / Down Stroke 4 Lag Depth 5 Lag / Down time 6 Flow in/Pump rate ( gpm ) 7 Hydorolika pemboran Hal-hal yang perlu diperhatikan dari SPM 1 Sensor terpasang dengan kuat menggunakan C claim 2 Cek posisi sensor terutama setelah perbaikan pompa 3 Pastikan posisi sensor dalam keadaan baik bila akan mulai drilling, slow pump rate, displace sement bila pakai pompa rig, spot LCM, spot black magic, dan saat sangat diperlukan perhitungan stroke pompa/spm. 4 Lindungi proximity dari semprotan air. 5 Pastikan kabel tersambung dengan baik ( + dan jangan terbalik ) dan tidak basah. 6 Pasang card sensor pada tongkat sensor agar mudah melihat/memastikan nyala lamp LED saat sensor active.

1.6 SENSOR HOOK LOAD Sensor hook load di pasang di pancake. Prinsip kerja sensor dengan pressure tranducer, yang mendapat tekanan saat drilling line mendapat beban dan tekanan tersebut akan ditransfer ke DAU sebagai arus listrik ( 0 24 mA).

Parameter yang dihasilkan/dipengaruhi adalah : 1. Hook Load 2. Slip status : in/out ( out:bila hook load melebihi jumlah beban Kelly dan hook. In: bila hook load lebih kecil dari jumlah beban Kelly dan hook ) lihat Slip Threshold 3. WOB ( Weigh On Bit ) 4. Bit depth dan Depth Hal-hal yang perlu diperhatikan: 1 Pastikan sensor terpasang dengan kuat, quick coupling sesuai ukuran dengan rig biasanya . Pasang sensor pada saat hook tidak ada beban. 2 Bila pressure tranducer baru, isi dengan martin decker fluid setelah dipasang male /male quick coupling 3 Pastikan kabel tersambung dengan baik ( + dan jangan terbalik ) dan tidak basah. 4 Perhatikan hook load saat cabut/angkat pipa bila melebihi 5-10 klbs dari berat string terbouyancy itu normal karena pengaruh drag dan gravity ( apalagi pada sumur berarah /directional ) jika sampai melebihi 30 40 Klbs berarti ada over pull. ( catat berapa over pull /selisih dari berat normal string) 5 Bila Hook load berkurang pada saat masuk pipa dari berat string normal (saat bergerak turun / sluck off ) berarti tight hole/ fill (duduk).

1.7. SENSOR STAND PIPE PRESSURE Sensor dipasang di stand pipe pressure, prinsip kerja sensor dengan pressure tranducer yang mendapat tekanan saat pemompaan melewati stand pipe. tekanan tersebut akan ditransfer ke DAU sebagai arus listrik ( 0 24 mA). Parameter yang dihasilkan/dipengaruhi adalah: Stand pipe pressure ( SPP )

Hal-hal yang perlu diperhatikan dengan sensor SPP/SPP: 1 Pastikan sensor terpasang dengan kuat, quick coupling sesuai ukuran dengan rig biasanya . Pasang sensor pada saat hook tidak ada beban. 2 Bila pressure tranducer baru, isi dengan martin decker fluid setelah dipasang male/male quick coupling 3 Pastikan kabel tersambung dengan baik ( + dan jangan terbalik ) dan tidak basah. 4 Bila SPP berkurang sampai lebih 100 psi dengan rate pompa SPM tetap, kemungkinan wash pipe, problem pompa, atau loss (flow out & vol pit berkurang ).

5 Bila SPP bertambah lebih 100 psi dengan SPM tetap, kemungkinan ada line buntu,nozzle plug atau pack off ( annulus penuh cutting ) perhatikan torsi biasanya besar.

1.8. SENSOR CASING PRESSURE Sensor dipasang di BPM ( Back Pressure Manifold), prinsip kerja sensor dengan pressure tranducer yang mendapat tekanan saat Pipe ram ditutup dan ada pressure melewati BPM. tekanan tersebut akan ditransfer ke DAU sebagai arus listrik ( 0 24 mA). Parameter yang dihasilkan/dipengaruhi adalah: Casing pressure ( CSP ) Hal-hal yang perlu diperhatikan: 1 Pastikan sensor terpasang dengan kuat, quick coupling sesuai ukuran dengan rig biasanya . Pasang sensor pada saat hook tidak ada beban. 2 Kalibrasi setelah dipasang, dengan signal min nilai 0 psi dan signal max: 4020 dengan nilai 10000/5000 psi ( sesuai ukuran tranducer, biasanya 10000 psi ) 3 Bila pressure tranducer baru, isi dengan martin decker fluid setelah dipasang male /male quick coupling 4 Pastikan kabel tersambung dengan baik ( + dan jangan terbalik ) dan tidak basah 5 Casing pressure diamati pada saat shut in well atau saat Leak off test / integrity test.

1.9. SENSOR TORQUE Sensor berupa press tranducer 5000 psi dipasang di Drilling console atau di T connector torque Top drive, prinsip kerja sensor dengan pressure tranducer yang mendapat tekanan saat pipa diputar. tekanan tersebut akan ditransfer ke DAU sebagai arus listrik ( 0 24 mA). Parameter yang dihasilkan/dipengaruhi adalah: -. Torque / Relatif Torque ( bila di drilling console tidak ada satuan ) Hal-hal yang perlu diperhatikan pada Sensor dan Torque: 1 Pastikan sensor terpasang dengan kuat, quick coupling sesuai ukuran dengan rig biasanya . 2 Bila pressure tranducer baru, isi dengan martin decker fluid setelah dipasang male /female quick coupling

3 Pastikan kabel tersambung dengan baik ( + dan jangan terbalik ) dan tidak basah. 4 Bila torque bartambah significant pada RPM tetap , kemungkinan ada perubahan formasi misal dari shale ke Limestone ( F.Baturaja atau F.Kujung ) 5 Bila torque/relative torque berubah ubah (eratic) dengen RPM tetap, dan bit hours sudah tinggi, kemungkinan factor bit yang sudah aus/dull, biasanya disertai munculnya gram-gram (metal) pada cutting. 6 Bila torque tiba-tiba tinggi kemungkinan pack off ( SPP juga membesar), pipa terjepit (stuck pipe), ada benda logam jatuh ke lobang ( ada gram/metal pada cutting) atau pengaruh geometri lobang ( directional well).

1.10. SENSOR RPM Sensor dan target dipasang di motor penggerak rantai pemutar Kelly terletak di depan drilling console/dekat drawwork. Bila dengan Top drive, ada fasilitas untuk RPM mud logging dengan menggunakan connector 5 kaki, atau bila rusak/short, sensor dan target dipasang di motor pemutar pipa Top drive. Prinsip kerja pada dasarnya sama dengan sensor pompa. Parameter yang dihasilkan/dipengaruhi adalah: -. RPM -. D-exp Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1 Sensor dan target terpasang dengan kencang menggunakan C claim kecil bila memungkinkan. 2 Jika dipasang di motor Top drive, harus menggunakan kabel yang besar dan kuat. Kabel ditarik mengikuti hose hitam/engine fluid top drive. 3 Kalibrasi dengan menyamakan RPM rig/top drive. Caranya dengan mengisikan angka pada realtimecontrol --- equipment -- F2 --- RPM gear ratio diisi dengan angka berapapun sampai sesuai dengan RPM rig flor/top drive/ atau manual.

1.11. SENSOR FLOW OUT Sensor flow out dipasang di flow line. Prinsip kerja dengan menggunakan potensio meter. Potensio meter tersambung dengan pedal. Pedal akan bergerak naik/turun memutar potensio meter bila ada aliran Lumpur melewati flow line. Pemutaran potensio meter akan menghasilkan perubahan resistivity dan arus listrik ( 0 24 mA). Parameter yang dihasilkan/dipengaruhi adalah: 1 Flow out 2 Flow G/L

Hal yang perlu diperhatikan dari Flow Out: 1 Sensor terpasang kuat dan tidak ada kebocoran Lumpur pada dudukan sensor 2 Pemasangan kabel potensio meter ke card sensor harus benar (tidak terbalik) 3 Pastikan pemasangan pedal ke potensio terpasang dengan bagus. Bila pedal digerakkan, potensio ikut berputar. 4 Bila flow out tiba-tiba membesar sedangkan SPM tetap, kemungkinan ada kick/gain perhatikan gas dan cek degasser. 5 Demikian pula sebaliknya bila flow out mengecil disertai SPP mengecil, dan SPM tetap, kemungkinan terjadi loss

1.12. SENSOR DEPTH dan ROP Sensor depth dipasang di crown block. Terdiri dari dua proximity yang dipasang sejajar miring +/- 45 derajat. Dua sensor proximity ini akan dilewati 4-6 target ( sesuai diameter crown block ) dalam satu putaran crown block. Depth akan bertambah atau berkurang sesuai dengan arah putaran target yang mengenai proximity. Target berupa stereofoam dengan ukuran 25 x 25 cm tebal +/- 3 cm yang permukaannya dilapisi alluminium tape. jarak antar target usahakan sama. Posisi target terhadap proximity adalah sebagai berikut : crown berputar dan target bergerak mengenai proximity no1 tapi belum mengenai proximity no2 ( no1 nyala dan no2 padam), target terus bergerak dan mengenai kedua proximity ( 1 dan 2 nyala semua ), terus bergerak dan melewati proximity no1 tapi masih mengenai proximity no2 (no1 padam dan no2 nyala ), target terus bergerak melewati proximity no2 (no1 padam no2 juga padam ). Jika dinyatakan : + nyala - padam maka : +- ++ -+ -Parameter yang dihasilkan/dipengaruhi adalah 1 Depth 2 Bit Depth 3 ROP ( tiap perubahan depth 1 m ) 4 ROP instant ( ROP tiap perubahan depth 10 cm ) 5 Hook position Hal yang perlu diperhatikan Depth dan ROP: 1 Sebelum di pasang di crown block, Cek sensor di bawah pastikan sensor bekerja dengan baik . Pasang kabel sensor ke J-box dimana kabel multi core sudah terpasang dan ada power. Coba dengan target secara manual . 2 Sensor terpasang dengan kuat menggunakan C claim 3 Jarak ujung proximity dengan permukaan target max -/+ 0.5 cm 4 Permukaan target rata dan tebal target satu dengan lainnya harus sama -/+ 3 cm 5 Pastikan kondisi sambungan kabel bagus dan posisi kabel dalam keadaan

aman. 6 Amati dalam keadaan block bergerak naik turun, 7 ROP mengecil/cepat ( 0.1-0.3 dari ROP sebelumnya ) terjadi drilling break, kemungkinan ada perubahan formasi. Dianjurkan untuk spot sample dan perhatikan ada loss atau kick, tunggu bottom up perhatikan gas. 8 ROP membesar/lambat-sangat lambat, kemungkinan perubahan formasi atau kondisi bit ( cek bit hours ) atau bit tidak cocok.

-. Hub ROP ft/hrs max terhadap diameter lobang Diameter Lobang inclination 26 0 35 35 - 55 > 55 17-1/2 16 12-1/4 8-1/2

60 40 --

110 75 60

165 85 75

240 125 100

1.13 GAS CHROMATOGRAPH M200 Detektor gas yang dapat mendeteksi gas sampai pentane (C5H12) dan menganalisa tiap 30 detik. Gas carrier berupa gas He bertekanan max 80 psi. Install M200: Siapkan M200, buka semua plug yang ada di sisi belakang dan depan Pasang Connector IO dari CPU ke Chromatograp Pasang kabel power supley 12 V ke Chromatograph Pasang Regulator Gas helium dan pasang stailess tubing 1/16 ke regulator Gas Helium. Buka valve gas Helium dan regulator sehingga gas keluar lewat stainless tubing 1/16 diamkan selama 0.5-1 menit, untuk flushing agar kotoran dan gas CO2 di dalam tubing keluar , kemudian tutup valve gas helium dan regulator. Bila gas tidak keluar, tutup valve, coba ganti filter 0.5 micron yang ada di stain less tubing, lanjutkan ulangi step sebelumnya. Pasang ujung tubing stainless 1/16 ke Chromatograph M200, sampai kencang. Regulator dan Gas Helium masih dalam keadaan tertutup Buka valve utama Gas Helium ( pastikan press He masih cukup 500 2000 psi ) Buka valve regulator pelan-pelan hingga pressure menunjukkan 70-75 psi Cek valve regulator dengan air sabun ada kebocoran atau tidak. tekan tombol depan ( lampu hijau menyala ) untuk Hidupkan Chromatograph.

diamkan selama +/- 3 4 jam, cek pressure He turun atau tetap. Jika turun berarti ada kebocoran. Cari kebocoran dan perbaiki.

Aktifkan m200 Chromatograph m200admin & cd /datalog/config rm m200admn.cfg Setelah hidupkan m200 chromat, m200admn.cfg otomatis terbentuk kembali Masuk Q-log menu Control Chromatograph Setup F8, ganti port : null menjadi port: $mdm F7 Pada menu chromat tertera M200:**NEW** Tekan F7, tekan lagi F7

Bila M200 : Unplugged ( jangan coba-coba tekan F7 hang !!! ) F4 ( keluar ), matikan power m200 $ dau_kill m200admn $ M200admin & Hidupkan power m200 Q-log menu, control, chromatograph, set up Biasanya m200:**NEW** ( jika masih unplugged, matikan power m200, hidupkan kembali, biasanya diulang 2 4 kali baru tertera **NEW** ) Diamkan, tak lama **NEW** berubah menjadi --off line-- diiringi bunyi teklek, berubah lagi menjadi idle- dan akhirnya --running Jika didiamkan tak berubah, Tekan F7, tekan lagi F7. ( baru dapat berubah ) Cocokkan semua parameter setup dengan sheet kalibrasi yang ditempel di Chromat. Untuk mengubah setup method, tekan F7 setelah selesai tekan lagi F7 Untuk mengubah configurasi tekan F6 setelah selesai tekan F7 Kalibrasi m200 Chromatograph. Siapkan test gas. Masuk windows menu Q-log--- control---chromatograph---setup--- F2, F2 ( m200: running ), F4 (keluar) masukkan polyflow dari test gas ke M200, harus lewat filter Mg perchlorat dan finite filter

Lihat komposisi gas dari C1 hingga C5 + CO2 biasanya komposisinya masih kurang bagus. Pilih menu chromatograph--- calib Pilih record , muncul current_sample ganti dengan tgl calibrasi missal 27nov, enter Tunggu sampai 2x bunyi teklek Pilih selectpilih file 27nov Lihat grafiknya , apa peak-peak gas sudah lengkap jika belum, Ulangi lagi pilih record ketik 27nov Tunggu bunyi teklek Pilih select27nov Lihat grafik gas, bila sudah bagus, pilih define Pilih C1 Bklik batas kiri kemudian kanan grafik parabola pertama ( sebagai grafik (C1 ) beri nilai 1.00, ok Pilih define --- CO2---Bklik batas kiri kemudian kanan pada grafik parabola kedua. Lakukan hal yang sama untuk C2 pada parabola ke tiga beri nilai 0.2 ok Pilih define--- C3---A--- klik batas kiri kemudian kanan pada grafik parabola pertama. Beri nilai 0.2 ok Lakukan hal yang sama untuk C4 sampai iC5 grafik parabolanya juga urut sampai terakhir , semua beri nilai 0.2 ok Lihat hasil calibrasi dari C1 hingga CO2 bagaimana composisinya bila sudah sesuai, atau paling tidak mendekati : C1 : C2 : C3 : iC4 : nC4 : iC5 : nC5 : CO2 : 10000 ppm 2000 ppm 2000 ppm 2000 ppm 2000 ppm 2000 ppm 2000 ppm 2000 ppm

Print hasil kalibrasi dan catat file kalibrasi 27nov juga hasil set-upnya dan temple di atas chromat. ---- selesai -----

*** bila susah set up atau susah running, jangan segan-segan call office atau minta datang teknisi/service engineer, dari pada rusak makin parah *** Hal yang perlu diperhatikan dari M200 1 Tempatkan M200 Chromat di ruangan ber AC dan dingin. 2 Jika akan mematikan m200, matikan dulu vacuum pump baru matikan m200 3 Ganti Finite Filter bila sudah/hamper jenuh ( warna agak kusam ). 4 Ganti Calcium Chloride bila sudah mengkristal/berair 5 Ganti Magnesium Chloride bila ujungnya sudah tampak berair. 6 Poliflow magnesium perchlorat panjang min 15 cm .

7 Cek selalu tekanan pada helium pastikan stabil. 8 Sekali-sekali cek dengan korek gas dari slang yang tersambung dengan degasser ( gas korek api sempat melewati CaCO2 dan Glicol. kira-kira 1-3 menit, muncul gas C3, iC4 dan nC4 ), jika munculnya agak lama, kemungkinan poliflow terlalu panjang bergulung-gulung. 9 Bila total gas besar mis: 300 unit tapi pada monitor tampil C1 C5 +CO2 hanya kecil mis: 11 unit. Dalam hal ini ada gas lain yang ikut terhitung oleh total gas Windows buka chroamograph--- calib --- undefined--- klik SO2 , klik H, klik CO (pokoknya klik semua selain hidrokarbon dan CO2 ) oke. Biasanya di database gas-gas selain hidrikarbon muncul nilai 2%, walaupun tampilan di monitor jumlah total gas sudah sesuai. Keluar dari q-log dau-kill semua, / matikan CPU kemudian nyalakan lagi.

PROGRAM MTI M200 CHROMATOGRAPH dau_kill m200adm ( Helium dan power 200 tetap hidup ) copot kabel RS232 yang nyambung ke node 1 dari m200, sambungkan ke computer off line (tersambung m200 dan computer off line melalui kabel RS232 ) klik START( sudut kiri bawah monitor off line ) klik RUN ----> pilih C:/MTI/UTILITY/Check.exe ada pertanyaan Is The GC connected ? klik yes akan dijawab GC was connected, jika Tanya ID, klik quite Keluar dari menu Check.exe Klik START ( sudut kiri bawah monitor ) Klik RUN ----> pilih C:/MTI/UTILITY/Gcsetup.exe Lihat memori eror ada tanda X atau tidak ? Jika tidak, klik Reset CHP offset Ikuti petunjuknya ( lepas Helium, putar regulator colom A & B ada di belakang M200 ke arah zero, tunggu +/- 10 menit Klik OK, akan keluar hitungan 0,1,2,3,4 dst Jika melewati angka 12, keluar dari menu. Klik START ( sudut kiri bawah monitor ) Klik RUN ----> pilih C:/MTI/EZCHROM/200/Ezchrom.exe (kilk ok klik cancel) Klik menu Instrument Klik Status Sambungkan kembali Helium dengan press 70 psi Set Colom A dan B sesuai dengan print out setup m200 kalibrasi terakhir, klik ok Klik menu method Klik instrument setup, sesuaikan semua parameter dengan print out kalibrasi terakhir, jika sudah sama klik ok. Klik menu instrument Klik send current method, ok

Check lagi status dan enstrument setup, jika semua telah sesuai dengan print out kalibrasi terakhir, klik ok. Klik START pada menu ezrom data system Juka running bagus, lepas kabel RS232 yang connect ke computer offline dan connect kembali ke computer Node 1. Di komp node 1 , ketik m200admin & enter Masuk ke menu qlog system realtimechromat-- setup Pres F8, ganti port :null dengan port: $mdm, press F7 Keluar m200: NEW, press F7 dua kali ( baca bismillah ) Ok bunyi .teklek.. running .