bab i metpen.pdf

17
IMPLEMENTASI CASE-BASED REASONING SEBAGAI PENDUKUNG TENAGA MEDIS NONDOKTER DALAM MENDIAGNOSIS PENYAKIT PADA BABI PROPOSAL Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat S1 Program Studi Ilmu Komputer Diajukan oleh Deodatus Hemadano Ganggur 1106082005 JURUSAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2015

Upload: deoaburame27

Post on 18-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • IMPLEMENTASI CASE-BASED REASONING

    SEBAGAI PENDUKUNG TENAGA MEDIS NONDOKTER

    DALAM MENDIAGNOSIS PENYAKIT PADA BABI

    PROPOSAL

    Untuk memenuhi sebagian persyaratan

    Mencapai derajat S1

    Program Studi Ilmu Komputer

    Diajukan oleh

    Deodatus Hemadano Ganggur

    1106082005

    JURUSAN ILMU KOMPUTER

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

    UNIVERSITAS NUSA CENDANA

    KUPANG

    2015

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Seiring dengan perkembangan teknologi komputer dan kebutuhan manusia

    akan informasi yang cepat dan akurat, maka dibuatlah sistem komputer yang

    mampu melakukan hal-hal seperti yang dapat dilakukan oleh manusia, salah

    satunya sistem Case-Based Reasoning (CBR) atau sistem penalaran berbasis

    kasus.

    Sistem CBR merupakan sistem yang menerapkan kemampuan penalaran

    berdasarkan catatan penangan kasus yang pernah dilakukan oleh seorang ahli

    atau pakar. Sistem CBR bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan baru

    dengan cara mengadaptasi solusi-solusi yang terdapat pada kasus-kasus

    sebelumnya yang sama atau mirip dengan kasus baru. Implementasi sistem CBR

    dapat digunakan dalam berbagai bidang yaitu kesehatan, pendidikan, pemasaran

    dan lain-lain.

    Implementasi CBR dalam bidang kesehatan khususnya pada kesehatan

    hewan dimana sistem ini dibuat untuk mampu mendiagnosis penyakit pada hewan

    berdasarkan pada kasus-kasus yang sama atau mirip yang telah disimpan

    sebelumnya dalam database penyimpanan kasus dan menganjurkan solusi sesuai

    dengan kasus yang mirip. Penyakit pada hewan merupakan suatu masalah

    kesehatan hewan di Indonesia khususnya di Pulau Timor yang terletak di Provinsi

  • 3

    Nusa Tenggara Timur (NTT). Salah satu masalah kesehatan hewan yang terdapat

    di Pulau Timor yaitu kesehatan pada babi.

    Kesehatan pada babi di Pulau Timor telah mengalami beberapa gangguan

    penyakit pada umumnya seperti penyakit Agalactia, Septichaemia Epizootica

    (SE), Hog Cholera, Enteritis, Distokia, Pneumonia, Arthritis, Vulnus,

    Gastroenteritis, Helminthiasis, Collibacilosis, Rhinitis, Gastritis, Streptococcus

    Dan Vaginitis (Sumber: Rumah Sakit Hewan UPT Veteriner Dinas Peternakan

    Provinsi NTT). Terdapat jumlah data dari penyakit-penyakit tersebut yang

    menyerang pada 3 (tiga) tahun terakhir (2012 2014) yang dapat dilihat pada

    tabel 1.1

    Tabel 1.1 Jumlah Data Penyakit Tahun 2012 2014

    No Nama

    Penyakit

    Tahun

    2012 2013 2014

    1 Agalactia 26 35 17

    2 Septichaemia

    Epizootica

    21 33 39

    3 Hog Cholera 19 41 54

    4 Enteritis 163 170 184

    5 Distokia 2 9 9

    6 Pneumonia 45 37 41

    7 Arthritis 19 14 11

    8 Vulnus 31 58 63

    9 Gastroenteritis 12 26 25

    10 Collibacilosis 66 24 24

    11 Helminthiasis 87 93 121

    12 Rhinitis 6 28 11

    13 Gastritis 2 6 11

    14 Streptococcus 1 3 3

    15 Vaginitis 1 7 5

    Jumlah Seluruh

    Penyakit per Tahun

    501 584 618

    Jumlah Keseluruhan 1703

    Sumber: Rumah Sakit Hewan UPT Veteriner

    Dinas Peternakan Provinsi NTT

  • 4

    Dari tabel 1.1 terlihat peningkatan pada penyakit Hog Cholera, Enteritis dan

    Helminthiasis setiap tahunnya. Keberadaan penyakit-penyakit tersebut membuat

    masyarakat setempat untuk cepat mengatasi dengan berkonsultasi dengan para

    tenaga medis. Kebiasaan yang sering terjadi yaitu masyarakat berkonsultasi

    dengan para tenaga medis yang berada di Rumah Sakit Hewan (RSH) UPT

    Veteriner Dinas Peternakan Provinsi NTT yang terletak di Kota Kupang.

    RSH UPT Veteriner mampu menangani gangguan kesehatan pada babi.

    Proses penanganan kesehatan babi pada RSH dapat dilakukan dengan dua cara.

    Yang pertama, dapat langsung berkunjung ke RSH. Yang kedua, dapat langsung

    menghubungi dokter hewan pada RSH tersebut untuk melakukan ambolatoir

    (turun ke lokasi). RSH ini hanya memiliki 8 tenaga medis yang terdiri dari 4

    dokter hewan dan 4 perawat (tenaga medis nondokter).

    Minimnya tenaga dokter pada RSH tersebut cenderung menimbulkan

    permasalahan. Yang pertama, jika terdapat banyak keluhan dari masyarakat dari

    berbeda tempat yang akan dilakukan ambolatoir, maka dokter terasa sulit dalam

    mengatasi masalah tersebut. Yang kedua, akan membutuhkan waktu yang lama

    untuk berkonsultasi. Disamping itu, para perawat hanya bekerja untuk

    menyiapkan dan melakukan proses pemeriksaan, mereka tidak dapat melakukan

    diagnosis penyakit layaknya seorang dokter hewan.

    Kebiasaan lain yang sering terjadi yaitu masyarakat setempat berkonsultasi

    dengan para tenaga medis nondokter seperti mantri hewan atau tenaga medis

    lainnya yang berada disekitar, dikarenakan biaya berkonsultasi ke dokter hewan

    sangat mahal atau sulitnya berkonsultasi dengan dokter hewan bagi daerah-daerah

  • 5

    yang jauh. Disamping itu, cenderungnya keterbatasan pengetahuan para tenaga

    medis nondokter sehingga memungkinkan terjadi kelalaian dalam mendiagnosis

    penyakit pada babi, seperti pemberian jumlah dosis obat, cara perawatan dan lain

    sebagainya, berbeda dengan dokter hewan yang mempunyai wawasan yang cukup

    luas sehingga dapat meminimalisir kelalaian dalam mendiagnosis penyakit.

    Untuk mengatasi hal tersebut, dengan keberadaan sistem ini diharapkan

    dapat membantu tenaga medis nondokter (perawat/mantri hewan/tenaga medis

    lainnya) setempat selayaknya seorang pakar dan dapat mempercepat proses

    konsultasi. Sistem ini akan bekerja dalam mendiagnosis penyakit pada babi

    berdasarkan catatan penangan kasus yang pernah dilakukan oleh dokter hewan

    mengenai gejala-gejala yang sesuai dengan penyakit serta solusi yang sesuai

    dengan penyakit yang diderita. Oleh karena itu, penulis mengambil judul

    Implementasi Case-Based Reasoning Sebagai Pendukung Tenaga Medis

    Nondokter Dalam Mendiagnosis Penyakit Pada Babi

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang terjadi adalah

    bagaimana membangun suatu sistem aplikasi penalaran berbasis kasus sebagai

    pendukung tenaga medis nondokter untuk mendiagnosis penyakit pada babi.

  • 6

    1.3 Batasan Masalah

    Batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian adalah:

    a. Sistem hanya digunakan untuk mendiagnosis penyakit pada babi khususnya

    penyakit Agalactia, Septichaemia Epizootica (SE), Hog Cholera, Enteritis,

    Distokia, Pneumonia, Arthritis, Vulnus, Gastroenteritis, Collibacilosis,

    Helminthiasis, Rhinitis, Gastritis, Streptococcus dan Vaginitis.

    b. Data rekam medis yang digunakan merupakan data penyakit pada babi tiga

    tahun terakhir (2012-2014) yang terdapat di Rumah Sakit Hewan UPT

    Veteriner Dinas Peternakan Provinsi NTT yang terletak di Kota Kupang.

    c. Metode yang digunakan yaitu algoritma k-Nearest Neighbor.

    d. Sistem tidak menggunakan jaringan komputer dan tidak berbasis web.

    e. Sistem akan mendiagnosis penyakit berdasarkan gejala yang dimasukan.

    f. Sistem akan menghasilkan keluaran (output) berupa diagnosis penyakit dan

    solusi berupa penanganan medis yang harus diberikan untuk mengatasi

    penyakit tersebut.

    g. Sistem akan digunakan oleh tenaga medis nondokter.

    1.4 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan aplikasi penalaran

    berbasis kasus untuk mendiagnosis penyakit pada babi berdasarkan gejala-gejala

    yang dimasukan.

    .

  • 7

    1.5 Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian ini yang pertama memberikan kemudahan dalam

    pengobatan penyakit pada babi. Manfaat kedua, membantu tenaga medis

    nondokter dalam mendiagnosis penyakit.

    1.6 Tinjauan Pustaka

    Tinjauan pustaka memiliki fungsi untuk membantu pemilihan prosedur

    penelitian, mendalami dasar teori yang berkaitan dengan permasalahan,

    menghindari duplikasi penelitian dan menunjang perumusan masalah. Pencarian

    dari macam penelitian terdahulu dilakukan sebagai upaya membedakan penelitian

    ini dengan penelitian sebelumnya.

    Penelitian mengenai sistem Case-Based Reasoning dalam mendiagnosis

    penyakit telah banyak dilakukan sebelumnya, diantaranya:

    1. Penerapan Case-Based Reasoning pada Sistem Cerdas untuk Pendekteksian

    dan Penangan Dini Penyakit Sapi (Oleh: Irlando Moggi Prakoso, Wiwik

    Anggreani dan Ahmad Mukhlason - 2012)

    Penelitian ini Prakoso, dkk menjelaskan bahwa sistem Case-Based

    Reasoning mampu mendekteksi penyakit dan melakukan penangan dini terhadap

    sapi. Sistem Case-Based Reasoning tersebut menerapkan algoritma k-Nearest

    Neighbor dalam melakukan pencocokan kasus yang mirip untuk menghasilkan solusi

    yang diharapkan. Dalam sistem Case-Based Reasoning yang dibuat, tahapan revisi

    dalam sistem tersebut dilakukan oleh para ahli/pakar yaitu dokter hewan.

  • 8

    Gambaran umum alur sistem Case-Based Reasoning dalam mendekteksi penyakit

    dan melakukan penangan dini terhadap sapi dapat dilihat pada gambar 1.1

    Mulai

    Inputkan Case dengan

    mengisi seluruh pertanyaan

    Cari case yang paling mirip

    dari database beserta

    solusinya

    Tampilkan solusi bagi case

    input

    Fase Retrieval

    Apakah solusi case

    berhasil?

    Gunakan solusi tersebut

    untuk case inputYa

    Fase Reuse

    Perbaiki case lama serta

    solusinya

    Tidak

    Apakah case & solusi

    tersebut sudah ada di dalam

    database?

    Ya

    Apakah hasil modifikasi perlu

    disimpan sebagai kasus baru?

    Sisipkan ID baru pada

    case & solusi

    Simpan case & solusi ke

    dalam database

    Tidak

    Tidak

    End

    Ya

    Case di dalam

    database

    Fase Revise

    Fase Retain

    (1)

    (2)

    (3)

    (4)(5)

    (6)

    (7)

    (8)

    (9)

    (10)

    Gambar 1.1 Alur Sistem Case-Based Reasoning Mendekteksi Penyakit dan

    Melakukan Penanganan Dini Terhadap Sapi (Prakoso, dkk -

    2012)

  • 9

    Dari gambar 1.1 menjelaskan:

    1) Pengguna menginputkan gejala penyakit pada sistem cerdas.

    2) Sistem cerdas menghitung kemiripan antara case yang diinputkan dengan

    case yang ada di case memory menggunakan NN matching.

    3) Sistem cerdas menampilkan case paling mirip beserta hasil diagnosa

    berdasarkan tingkat kemiripan tertinggi.

    4) Pengguna mengecek kebenaran hasil diagnosa di dunia nyata dan

    mengkonfirmasi kebenaran hasil diagnosa. Jika hasil benar, proses berlanjut

    pada langkah (5). Jika hasil diagnosa salah maka case dan hasil diagnosa

    tersebut akan ditandai dan dilanjutkan pada proses (7)

    5) Jika hasil diagnosa benar, hasil diagnosa yang diusulkan tersebut

    dipasangkan dengan case yang baru diinputkan pengguna. Namun belum

    disimpan kedalam case memory.

    6) Sistem cerdas memeriksa apakah kombinasi case yang dinputkan, dan

    diagnosa yang diusulkan sudah ada di dalam case memory.Jika sudah ada,

    kombinasi case dan solusi tersebut tidak disimpan. Namun jika belum ada

    lanjut pada proses (9) & (10).

    7) Case beserta hasil diagnosa yang dilaporkan salah dan telah ditandai akan

    diperbaiki oleh pakar.

    8) Setelah case dan usulan solusi diperbaiki, apabila case tersebut memiliki

    kemiripan identik maka langsung masuk proses (10), namun jika tidak

    identik maka masuk pada proses(9) dilanjutkan dengan proses (10).

    9) Menyisipkan ID baru pada case yang tidak terdapat dalam case memory.

  • 10

    10) Melakukan proses penyimpanan case & solusi kedalam database.

    Setelah sistem ini dibuat, maka dilakukan pengujian terhadap sistem.

    Pengujian dilakukan dengan tiga skenario pengujian yang dijabarkan sebagai

    berikut :

    Pengujian menggunakan case yang terdapat di dalam case memory.

    Pengujian menggunakan case diluar case memory.

    Pengujian menggunakan case dengan gejala parsial dari case memory.

    Ketiga skenario pengujian yang telah disebutkan bertujuan untuk

    mengetahui kemampuan sistem cerdas dalam memberikan hasil diagnosa yang

    akurat ketika sistem cerdas menghadapi situasi dimana case yang dimasukkan

    sudah ada di case memory, case yang dimasukkan belum ada di case memory,

    maupun case yang dimasukkan memiliki kesamaan secara parsial dengan case

    yang terdapat di case memory. Pengujian pada ketiga skenario dilakukan

    menggunakan 20 case. Case uji coba tersebut dimasukkan kedalam sistem cerdas

    dan dicatat hasil diagnosa yang muncul. Hal ini dilakukan pada keseluruhan case

    uji coba, dilanjutkan dengan perhitungan nilai precision, recall, serta accuration

    pada masing-masing skenario uji coba. Hasil perhitungan nilai precision, recall,

    serta accuration pada masing-masing skenario dapat dilihat pada tabel 1.2

    Tabel 1.2 Hasil perhitungan nilai precision, recall, dan accuration

    No Skenario Precision Recall Accuration 1 Skenario 1 100% 100% 100%

    2 Skenario 2 59.31% 40% 71.25%

    3 Skenario 3 95.83% 95% 97.50%

  • 11

    2. Implementasi Case-Based Reasoning Untuk Pendukung Dokter Jaga Dalam

    Mendiagnosa Penyakit Pada RSU PKU Muhammadiyah Delanggu (Oleh: Ardian

    dan Nur Romadhan 2013)

    Penelitian ini Ardian dan Romadhan menjelaskan bahwa sistem Case-Based

    Reasoning mampu mediagnosa penyakit pada manusia. Sistem Case-Based

    Reasoning tersebut digunakan sebagai pendukung dokter jaga pada RSU PKU

    Muhammadiyah Delanggu, dikarenakan rumah sakit tersebut hanya memiliki 9

    (sembilan) dokter jaga tetap dan 3 (tiga) perawat.

    Sistem Case-Based Reasoning yang diterapkan menggunakan algoritma k-

    Nearest Neighbor dalam melakukan pencocokan kasus yang mirip untuk menghasilkan

    solusi yang diharapkan. Dalam sistem Case-Based Reasoning yang dibuat, tahapan

    revisi dalam sistem tersebut dilakukan oleh para ahli/pakar yaitu dokter.

    Sistem ini memberikan hasil yang akurat berdasarkan gejala yang

    dimasukkan. Jika banyak gejala yang dimasukkan memungkinkan sistem akan

    menghasilkan suatu penyakit dengan nilai kemiripan yang akurat.

    3. Case-Based Reasoning System for Diagnosis of Neuropsychiatric Abnormality

    (Oleh: Shabeeha Khatoon dan Kavita Agarwal - 2014)

    Penelitian ini Khatoon dan Agarwal menjelaskan bahwa sistem Case-Based

    Reasoning mampu mediagnosa penyakit pada manusia khususnya penyakit pada

    kelainan neuropsikiatri. Kelainan neuropsikiatri merupakan penyakit pada

    gangguan syaraf. Keberadaan sistem Case-Based Reasoning dengan

    menggunakan algoritma k-Nearest Neighbor diharapkan menghasilkan solusi

    pengobatan bagi pasien yang menderita kelainan neuropsikiatri. Dalam sistem Case-

  • 12

    Based Reasoning yang dibuat, tahapan revisi dalam sistem tersebut dilakukan oleh

    para ahli/pakar yaitu dokter.

    Sistem ini memberikan hasil yang akurat berdasarkan gejala yang

    dimasukkan. Jika banyak gejala yang dimasukkan memungkinkan sistem akan

    menghasilkan suatu penyakit dengan nilai kemiripan yang akurat.

    4. Case-Based Reasoning Diagnosis Penyakit Mata (Oleh: Edi Faizal - 2012)

    Penelitian ini Faizal menjelaskan bahwa sistem Case-Based Reasoning

    mampu mediagnosa penyakit pada mata manusia. Keberadaan sistem Case-Based

    Reasoning dengan menggunakan teknik similarity dapat melakukan pencarian

    kasus yang mirip dan dapat menghasilkan solusi pengobatan bagi pasien yang

    menderita. Dalam sistem Case-Based Reasoning yang dibuat, tahapan revisi dalam

    sistem tersebut dilakukan oleh para ahli/pakar yaitu dokter.

    Adapun penelitian yang mirip dengan sistem Case-Based Reasoning yang

    berkaitan dengan mendiagnosis penyakit pada babi. Penelitian tersebut

    menggunakan sistem pakar, yaitu:

    1. Pembangunan Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Babi Berbasis Web

    Menggunakan Metode Certainty Faktor (Oleh: Hartati Naibaho 2013)

    Penelitian ini Naibaho menjelaskan bahwa sistem pakar mampu mediagnosa

    penyakit pada babi. Sistem pakar yang dibuat berbasis web dan menerapkan

    metode certainty faktor untuk mengadaptasikan aturan-aturan dan dapat menghasilkan

    solusi yang diharapkan.

  • 13

    1.7 Keaslian Penelitian

    Berdasarkan tinjauan pustaka, tidak terdapat karya yang pernah diajukan

    atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain mengenai

    penelitian untuk mendiagnosis penyakit pada babi berdasarkan penalaran berbasis

    kasus.

    1.8 Metodologi Penelitian

    Metodologi merupakan kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur,

    konsep-konsep pekerjaan dan aturan-aturan yang digunakan oleh suatu ilmu

    pengetahuan, seni atau disiplin ilmu lainnya. Metodologi penulisan dan

    perancangan memuat tentang sistem yang dibangun, yaitu:

    a. Studi Pustaka

    Studi Pustaka merupakan tahap mempelajari laporan-laporan penelitian yang

    sudah pernah dibuat dan mendalamai materi, identifikasi permasalahan dan

    pemahaman teori yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian.

    b. Studi Lapangan

    Wawancara

    Wawancara dilakukan untuk mengetahui masalah yang ada. Dalam

    wawancara ini diajukan pertanyaan lisan pada dokter hewan dan usaha untuk

    melengkapi data-data yang akan diperoleh.

  • 14

    Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dimana data diambil dari lokasi penelitian Rumah Sakit

    Hewan UPT Veteriner Kota Kupang berupa catatan rekam medis khususnya

    rekam medis penyakit pada babi.

    Koreksi Data

    Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap data yang telah dikumpulkan.

    Proses koreksi tersebut melibatkan dokter hewan untuk perbaikan data.

    c. Metode Pengembangan Perangkat Lunak

    Teknik pengembangan dalam pembuatan perangkat lunak meliputi

    beberapa proses diantaranya:

    Analisis Data

    Merupakan tahap menganalisis data-data yang telah dikumpulkan dari

    lokasi penelitian. Analisis data mempunyai tahap-tahap sebagai berikut:

    - Pemberian simbol atau code terhadap jenis data yang dikumpulkan.

    - Tabulasi atau pengalihan data yang telah diolah ke dalam tabel-

    tabel atau form-form sesuai dengan kebutuhan untuk aplikasi

    dalam implementasi program.

    Implementasi program aplikasi

    Bertujuan untuk melakukan implementasi metode pada program

    aplikasi sesuai dengan perancangan yang telah dilakukan.

  • 15

    Pengujian

    Merupakan tahap dimana dilakukan pengujian sistem, apakah hasil

    penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian dan

    menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan atau belum.

    Pengambilan kesimpulan, bertujuan untuk menarik kesimpulan setelah

    melakukan pengujian.

    1.9 Sistematika Penulisan

    Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh masalah yang akan

    dibahas dalam tugas akhir ini, maka sistematika penulisan dibagi dalam 6 (enam)

    bab sebagai berikut :

    Bab I Pendahuluan

    Bab ini menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,

    tujuan, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, keaslian penelitian,

    metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

    Bab II Landasan Teori

    Bab ini berisi tentang pokok bahasan yang menguraikan teori-teori yang

    mendasari pembahasan secara detail, dapat berupa definisi-definisi yang

    langsung berkaitan dengan ilmu atau masalah yang diteliti.

    Bab III Analisis Dan Perancangan Sistem

    Bab ini menguraikan tentang analisis terhadap permasalahan yang

    terdapat pada kasus yang sedang diteliti meliputi analisis terhadap

    masalah sistem yang sedang berjalan dan analisis sistem yang akan

  • 16

    dikembangkan. Analisis sistem yang akan dikembangkan meliputi

    identifikasi masukan dan keluaran data. Perancangan sistem berisikan

    model-model penyelesaian masalah sistem lama dengan membuat

    rancangan untuk sistem baru yang diusulkan.

    Bab IV Implementasi

    Bab ini menjelaskan tentang implementasi atau penerapan dari sistem

    Penalaran Berbasis Kasus Untuk Mendiagnosis Penyakit Pada Babi

    Menggunakan Algoritma k-Nearest Neighbor

    Bab V Hasil dan Pembahasan

    Bab ini menjelaskan tentang hasil dan pembahasan dari sistem Penalaran

    Berbasis Kasus Untuk Mediagnosis Penyakit Pada Babi Menggunakan

    Algoritma k-Nearest Neighbor yang telah dibuat.

    Bab VI Penutup

    Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

    Kesimpulan memuat secara singkat dan jelas tentang hasil penelitian

    yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian. Kesimpulan didasarkan

    atas pengujian dan analisis yang dilakukan di dalam proses penelitian.

    Kesimpulan harus memiliki korelasi dengan rumusan masalah. Saran

    digunakan untuk menyampaikan masalah yang dimungkinkan untuk

    penelitian lebih lanjut. Saran berisi hal-hal yang diperlukan dalam rangka

    pengembangan topik skripsi selanjutnya maupun perbaikan yang harus

    dilakukan sesuai dengan kesimpulan yang didapatkan

  • 17

    Daftar Pustaka

    Bab ini berisi mengenai daftar pustaka yang digunakan dalam penulisan

    tugas akhir.

    Lampiran

    Pada bab ini berisikan data-data yang telah dikumpulkan dari lokasi

    penelitian yang dijadikan sebagai lampiran.