bab i man

17
MAKALAH AL-QUR’AN HADITS Manusia Sebagai Hamba Allah dan Khalifah Di Bumi Di susun oleh : Juhro Sofi Pangestuti Arina husna Nafisah Rosma maghfiroh Seti umayiroh Siti kheiriyah Khamdan Ahmad fauzi Kelas : X MIA 2

Upload: cahyono-orra-neckonecko

Post on 14-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

2

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I man

MAKALAH

AL-QUR’AN HADITSManusia Sebagai Hamba Allah dan Khalifah Di

Bumi

Di susun oleh :

JuhroSofi Pangestuti

Arina husna NafisahRosma maghfiroh

Seti umayirohSiti kheiriyah

KhamdanAhmad fauzi

Kelas : X MIA 2

MAN KALIMUKTIKec. Pabedilan Kab. Cirebon

Page 2: BAB I man

Tahun 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata?ala, karena berkat

rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Manusia Sebagai

Hamba Allah dan Khalifah Di Bumi. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas

mata pelajaran Al-Qur’an Hadits

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga

makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami

harapkan demi sempurnanya makalah ini. 

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk

pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Page 3: BAB I man

BAB IPENDAHULUAN

       LATAR BELAKANG

Dalam surat al baqarah30, ad-dzariyat:56,al mukminun:12-14,an

nahl:78.

Allah menyampaikan keputusan-Nya kepada para malaikat tentang

rencana-Nya menciptakan manusia di bumi. Penyampaian kepada para

malaikat penting, karena merekalah akan dibebani sekian tugas yang

menyangkut manusia, seperti memelihara, membimbing, dan lain

sebagainya. Penyampainnya itu juga kelak akan diketahui manusia,

akan mengantarnya bersyukur kepada Allah atas anugerah yang

tersimpul dalam dialog antara Allah dn para malaikat.

Allah berfirman yang artinya “Aku hendak menjadikan

khalifah di muka bumi”. Penyampaian ayat ini bias jadi setelah proses

penciptaan alam raya dan kesiapannya untuk di huni manusia pertama

(Adam) dengan nyaman.

Dengan adanya makalh ini, diharapkan kepada kita

yang membacanya, agar dapat mengetahui kedudukan manusia di

muka bumi ini, juga dapat memahami tugasnya dan kewajibannya

sebagai khalifah di bumi ini. Dengan demikian, kita dapat mempelajari

apa saja tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.

        RUMUSAN MASALAH

1. Makna Allah menjadikan mausia sebagai khalifah di muka bumi

2.  2 hadis dan 4 ayat mengenai manusia di jaikan khalifah di muka bumi

Page 4: BAB I man

BAB II

PEMBAHASAN

       Makna allah menjadikaan manusia sebagai khalifah di muka

bumi

Yang dimaksud dengan khalifah ialah bahwa manusia

diciptakan untuk menjadi penguasa yang mengatur apa-apa yang ada

di bumi, seperti tumbuhannya, hewannya, hutannya, airnya, sungainya,

gunungnya, lautnya, perikanannya dan seyogyanya manusia harus

mampu memanfaatkan segala apa yang ada di bumi untuk

kemaslahatannya. Jika manusia telah mampu menjalankan itu

semuanya maka sunatullah yang menjadikan manusia sebagai khalifah

di bumi benar-benar dijalankan dengan baik oleh manusia tersebut,

terutama manusia yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SWT.

Tugas utama manusia sebagai khalifah di bumi ini,yaitu

beribadah kepada Allah,manusia Allah turunkan dengan segala fasilitas

yang telah disediakan,tentunya bukan hanya untuk dipergunakan

begitu saja,melainkan juga untuk dijaga,dirawat,dilestarikan,dan

dimanfaatkan keberadaannya.

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna dibanding

makhluk ciptaan Allah lainnya.Karena manusia diberikan Allah pikiran

dan dapat memikir dengan akal.Karena itu Allah mempercayakan

manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.Tidak ada yang dapat

manusia lakukan tanpa adanya campur tangan dari Allah swt,karena itu

beribadah adalah satu wujud bakti sebagai hamba Allah.

Allah tidak akan menyulitkan hambanya,telah ia berikan umat

Islam pedoman berupa Al-qur’an untuk kita ikuti petunjuk yang ada di

dalamnya,dan juga telah Allah kirimkan Rasulullah sebagai pemimpin

Page 5: BAB I man

bagi umat Islam,yaitu nabi Muhammad SAW.Menyembah hanya kepada

Allah dan beribadah kepadanya adalah sebuah kewajiban kita sebagai

khalifah,kita hanya harus menyembah dan berserah diri

kepadanya.Mengikuti aturannya dan menjauhi larangannya.

Berikut ini tugas manusia lainnya di bumi ini selain menyembah

kepada Allah SWT.

Manusia Sebagai Khalifah di bumi-Pemimpin Dirinya Sendiri

Manusia sebagai khalifah di bumi artinya setiap manusia adalah

khalifah,pemimpin dirinya sendiri sebelum memimpin saudaranya yang

lain.Dengan belajar mengontrol apa yang dipikirkan kita,hati

kita,tingkah laku kita,perasaan kita,dan sikap yang seharusnya

bagaimanaharus ditampilkan,tanpa kita sadari bahwa kita sedang

memimpin diri kita sendiri.Kita hidup di dunia ini akan selalu

dihadapkan pada dua pilihan,yaitu dengan berujung denganbaik atau

buruk.Itulah kelebihan kita lainnya yaitu diberi pilihan.

Tugas Manusia Sebagai Khalifah di Bumi-menjaga alam dan saling

menyayangi

Selain tugas manusia sebagai khalifah di bumi ini yaitu beribadah

kepada Sang Maha Pencipta,tugas lain manusia di bumi ini yaitu

menjaga alam dan isinya.Alam yang memberikan kita keberadaan

hidup,oleh karena itu kita harus menjaga dan melestarikannya.Dengan

cara menggunakan apa yang ada di alam ini dengan secukupnya tanpa

berlebihan.Tidak merusak apa yang ada di alam ini,karena itu akan

merugikan diri kita sendiri.

Tugas lain manusia sebagai khalifah di bumi ini yaitu saling

menyayangi dan menjaga setiap sesama umat manusia,menolong

sesama saudaranya.Allah menciptakan umat manusia beragam bukan

untuk saling menjatuhkan,atau saling bermusuhan,melainkan untuk

saling mengenal,supaya kita bisa belajar satu sama lainnya.Karena itu

jangan jadikan perbedaan untuk kita saling menjatuhkan dan

perpecahan.Manusia hidup di bumi ini butuh orang lain,antara satu

sama lainnya saling ketergantungan,karena pada hakikatnya kita ini

Page 6: BAB I man

satu turunan,,yaitu turunan nabi Adam.Tanamkan rasa toleransi dan

menyayangi ,senantiasa tolong menolong,serta selalu mengingatkan

dalam perbaikan.

Manusia Sebagai Khalifah di Bumi-memakmurkan dan memelihara

bumi.

Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi ini

artinya,maksudnya manusia di ciptakan untuk menjadi penguasa dan

pengatur segala yang ada di bumi ini yaitu menjaga tumbuh-

tumbuhan,hewan,hutan,laut,gunung,perikana,dan lain-lain.Manusia

sebagai khalifah di bumi ini harus bisa memanfaatkan semua yang ada

di bumi ini demi kemaslahatannya.

Manusia sebagai khalifah di bumi memiliki kewajiban bersama yang

dibebankan Allah yaitu mengekplorisasi kekayaan bumi untuk

kemaslahatan umat manusia.Selain itu tugasnya yaitu memelihara

bumi dan memelihara akidah yang ada di dalamnya.

Allah berfirman kepada para malaikat ketika akan menciptakan

Adam, ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di

muka bumi''. (Al-Baqarah:30). Banyak kaum muslimin yang keliru dalam

memahami ayat ini, yakni sebagai wakil/pengganti Allah dalam

mengurus bumi. Makna khalifah yang benar adalah kaum yang akan

menggantikan satu sama lain, kurun demi kurun, dan generasi demi

generasi, demikian penjelasan dalam ringkasan Tafsir Ibnu Katsier

''Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:

''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka

bumi.'' Mereka berkata: ''Mengapa Engkau hendak menjadikan

(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya

dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan

memuji Engkau dan mensucikan Engkau?''. Tuhan berfirman:

''Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui''(Al-

Baqarah:30)

Allah Ta'ala memberitahukan ihwal pemberian karunia kepada Bani

Adam dan penghormatan kepada mereka dengan membicarakan

mereka di al-Mala'ul Ala, sebelum mereka diadakan. Maka Allah

Page 7: BAB I man

berfirman, ''Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para

malaikat''. Maksudnya, Hai Muhammad, ceritakanlah hal itu kepada

kaummu'', ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi'',

yakni suatu kaum yang akan menggantikan satu sama lain, kurun demi

kurun, dan generasi demi generasi, sebagaimana Allah Ta'ala

berfirman, ''Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di

bumi'' (Fathir: 39). Itulah penafsiran khalifah yang benar, bukan

pendapat orang yang mengatakan bahwa Adam merupakan khalifah

Allah di bumi dengan berdalihkan firman Allah, ''Sesungguhnya Aku

hendak menjadikan khalifah di bumi.''

Abdur Razaq, dari Muammar, dan dari Qatadah berkata berkaitan

dengan firman Allah, ''Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi

orang yang akan membuat kerusakan padanya'', Seolah-olah malaikat

memberitahukan kepada Allah bahwa apabila di bumi ada makhluk,

maka mereka akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di

sana. Perkataan malaikat ini bukanlah sebagai bantahan kepada Allah

sebagaimana diduga orang, karena malaikat disifati Allah sebagai

makhluk yang tidak dapat menanyakan apa pun yang tidak diizinkan-

Nya.

Ibnu Juraij berkata bahwa sesungguhnya para malaikat itu berkata

menurut apa yang telah diberitahukan Allah kepadanya ihwal keadaan

penciptaan Adam. Maka malaikat berkata, ''Mengapa Engkau hendak

menjadikan di bumi itu oranig yang akan membuat kerusakan

padanya?''.

Ibnu Jarir berkata, ''Sebagian ulama mengatakan, 'Sesungguhnya

malaikat mengatakan hal seperti itu, karena Allah mengizinkan mereka

untuk bertanya ihwal hal itu setelah dibentahukan kepada mereka

bahwa khalifah itu terdiri atas keturunan Adam. Mereka berkata,

''Mengapa Engkau hendak menjadikan orang yang akan membuat

kerusakan padanya?'' Sesungguhnya mereka bermaksud mengatakan

bahwa di antara keturunan Adam itu ada yang melakukan kerusakan.

Pertanyaan itu bersifat meminta informasi dan mencari tahu ihwal

hikmah. Maka Allah berfirman sebagai jawaban atas mereka, Allah

Page 8: BAB I man

berkata, ''Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu

ketahui,'' yakni Aku mengetahui kemaslahatan yang baik dalam

penciptaan spesies yang suka melakukan kerusakan seperti yang kamu

sebutkan, dan kemaslahatan itu tidak kamu ketahui, karena Aku akan

menjadikan di antara mereka para nabi, rasul, orang-prang saleh, dan

para wali.

Syaikh Muhammad Nasib Ar-Rifa�i berkata dalam ringkasan Tafsir Ibnu

Katsiernya :

Saya berpendapat bahwa konsep khalifah mengharuskan secara pasti

tiadanya pihak yang digantikan, baik tiadanya itu secara total atau

hanya sebagian, baik tiadanya itu karena kematian, perpindahan,

dicopot, mengundurkan diri, atau karena sebab lain yang membuat

pihak yang digantikan tidak dapat melanjutkan aktivitasnya. Misalnya

Anda berkata: ''Abu Bakar merupakan khalifah Rasulullah shalallahu

wa�alaihi wa sallam'' yakni setelah Rasul meninggal. Atau Anda

berkata: ''Rasulullah menjadikan Ali sebagai khalifah di Madinah,'' yaitu

ketika Nabi shalallahu wa�alaihi wa sallam pergi dari Madinah untuk

melakukan salah satu perang. Bila konsep ini telah jelas dan melahirkan

kepuasan, maka orang yang merasa puas tadi akan menemukan

kekeliruan pendapat orang yang mengatakan bahwa Adam dijadikan

Allah sebagai khalifah-Nya di bumi. Kekeliruan itu disebabkan oleh hal-

hal berikut ini.

1. Adalah mustahil tiadanya Allah dari kerajaan-Nya, baik secara

total maupun sebagian. Dia senantiasa mengurus langit dan bumi dan

tidak ada suatu perkara seberat Dzarrah pun yang ada di langit dan di

bumi yang terlepas dari pengetahuan-Nya. Jadi, Dia tidak membutuhkan

khalifah, wakil, pengganti, dan tidak pula butuh kepada pihak yang ada

di dekat-Nya. Dia Mahakaya dari semesta alam.

2. Jika keberadaan Adam atau jenis manusia itu layak untuk

menggantikan Allah, maka dia harus memiliki sifat-sifat yang

menyerupai sifat-sifat Allah Ta'ala, dan Mahasuci Allah dari sifat-sifat

yang dapat diserupai manusia. Jika manusia, sebagaimana seluruh

makhluk lainnya, tidak menyandang sifat-sifat yang menyerupai sifat-

Page 9: BAB I man

sifat Allah, bahkan makhluk tidak memilikinya, sedangkan Allah Maha

Sempurna pada seluruh sifat-Nya, maka terjadilah ketidaksamaan

secara total. Maka bagaimana mungkin orang yang berkekurangan

menggantikan pihak Yang Mahas Sempurna? Maha Suci Allah dari

adanya pihak yang menandingi dan menyerupai. ''Tidak ada sesuatu

pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi

Maha Melihat.'' (asy-Syuura: 11)

3. Adalah sudah pasti bahwa manusia tidak layak menjadi khalifah

atau wakil Allah, bahkan hal sebaliknyalah yang benar, yaitu Allah

sebagai khalifah dan wakil. Simaklah beberapa firman berikut ini.

''Cukuplah Allah menjadi Wakil (Penolong) kami dan Allah adalah

sebaik-baik Pelindung''(Ali Imran: 173). ''Dan Allah Maha Mewakili

segala sesuatu.''(Hud: 12). ''Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah,

niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.''(At-Thalaq: 3). ''Dan

cukuplah Allah sebagai Wakil''(An-Nisa': 81) Dalam hadits mengenai doa

bepergian, Nabi shalallahu wa�alaihi wa sallam bersabda, ''Ya Allah,

Engkaulah yang menyertai perjalanan dan yang menggantikan dalam

mengurus keluarga (yang ditinggalkan)''

4. Tidak ada satu dalil pun, baik yang eksplisit, implisit, maupun

hasil inferensi, baik di dalam Al-Qur'an maupun Sunnah yang

menyatakan bahwa manusia merupakan khalifah Allah di burni, karena

Dia berfirman, ''Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah

di bumi''. Ayat ini jangan dipahami bahwa Adam �alaihis salam adalah

khalifah Allah di bumi, sebab Dia bertirman, ''Sesungguhnya Aku akan

menjadikan khalifah di bumi.'' Allah mengatakannya demikian, dan

tidak mengatakan, ''Sesungguhnya Aku akan menjadikan, untuk-Ku,

seorang khalifah di bumi'', atau Dia mengatakan, ''Sesungguhnya Aku

akan menjadikan seorang khalifah bagi-Ku di bumi'', atau ''menjadikan

khalifah-Ku''. Dari mana kita menyimpulkan bahwa Adam atau spesies

manusia sebagai khalifah Allah di bumi? Ketahuilah, sesungguhnya

urusan Allah itu lebih mulia dan lebih agung daripada itu, dan Maha

Tinggi Allah dari perbuatan itu. Namun, mayoritas mufasirin

mengatakan, ''Yakni, suatu kaum menggantikan kaum yang lain, kurun

Page 10: BAB I man

demi kurun, dan generasi demi generasi.''

Ulama lain menafsirkan ayat di atas dengan ''menjadikan sebagai

khalifah bagi makhluk sebelumnya yang terdiri atas jin atau makhluk

lain yang mungkin berada di muka bumi yang ada sebelum spesies

manusia.

Penafsiran yang pertama adalah lebih jelas karena dikuatkan

dengan AlQur'an dan Sunnah. Adapun orang yang berpandangan bahwa

yang dimaksud dengan khilafah ialah khilafah dalam penetapan hukum

semata, maka pandangan ini tidak dapat diterima. Karena hukum yang

valid ialah yang bersumber dari wahyu yang telah ditetapkan Allah,

bukan hukum si khalifah, namun hukum Allah, dan hukum itu

merupakan sarana penghambaan kepada Allah. Alangkah jauhnya jarak

antara ibadah dengan perwakilan dan kekhilafahan. Jadi, jelaslah bahwa

orang yang menghukumi itu tiada lain hanyalah menetapkan hukum

Allah, bukan inenggantikan-Nya.

        Hadis dan ayat tentang manusia di jadikan khalifah dimuka

bumi

: GةIوK ل Mح Iا Kي الدRن VنX إ IالIق وسلم عليه الله صلى cىX Vب الن XنIع MهK عIن Mالله IىXض Iر cيXرKدMالخ kدK عXي Iس XبىI أ KنIع

, , , IلVوI أ VنX فIإ Iاء Iسc الن VقMوا وIات Iا Kي الدRن VقMوا فIات IونMلIمKعI ت IفK Iي ك IرMظK Iن فIي KهIا فXي KمM XفMك ل KخI ت KسMم Iالله VنX وIا Gة IرXضIخ

مسلم . رواه اء Iسc الن فXي KتI Iان ك IيلX ئ ا Iر KسX إ Xى Iن ب XةI Kن فXت

Dari Abu Sa’id Al-Khudlriy - IىXض Iالله ر MهK عIن -, Rasulullah - وسل�م عليه الله صل�ى -

bersabda: “Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau, dan sesungguhnya

Allah menjadikanmu khalifah di dunia, maka (Allah) akan melihat

bagaimana kamu melaksanakannya. Maka takutlah kamu akan dunia

dan takutlah akan (fitnah karena) wanita, sesungguhnya fitnah yang

pertama kali menimpa Bani Israil adalah dalam (masalah) wanita.” (HR

Muslim) 

فقالوا : : , KمMاهIقK Iت أ IالIق ؟ XاسV الن Mم IرK كI أ KنIم الله رIسول Iا ي IلK قXي IالIق MهK عIن Mالله IىXض Iر Iة IرK ي IرMه Xى ب

I أ KنIع

, :Xالله cنبي Mابن الله RبيI ن MفMسKوM فIي IالIق IكMلI أ KسI ن هIذIا KنIع IسKيI اللهX  ل cنبي Xابن , Xالله XيلX ل Iخ XنK اب

Page 11: BAB I man

Iا : , : ي Xخ XةV Xي الجIاهXل فXى KمMه Iر Iا ي Xخ ؟ XنىKوM لI أ KسI ت Xاب IرIعK ال XنXادIعIم KنIعIف IالIق IكMلI أ KسI ن هIذIا KنIع IسKيI ل قالوا

Kه . Iي عIل GقIفV مMت فIقMهMوا XذIا إ Kم Iال KسX Kاال فXى KمMه Iر

Dari Abu Hurairah - IىXض Iالله ر MهK عIن -, ditanyakan (kepada Rasulullah الله صل�ى

وسل�م عليه ): “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling mulia?”

Rasulullah menjawab: “Yang paling taqwa di antara mereka”, mereka

berkata, “Bukan tentang ini kami bertanya”, Rasulullah bersabda,

“Yusuf - هK Iي م عIل Iال Vالس - adalah Nabiyyullah, putra Nabiyyullah, putra

Nabiyyullah, putra Khalilullah Ibrahim - Kهم Iي م عIل Iال Vالس -. Mereka berkata,

“Bukan tentang ini kami bertanya”, Rasulullah bersabda, “Maka, apakah

kalian bertanya padaku tentang bangsa Arab? Orang yang terbaik di

masa jahiliyyah adalah yang terbaik dalam Islam jika mereka berilmu”.

(Muttafaqun ‘alaihi)

        Ayat tentang manusia sebagai khalifah dimuka bumi

1.        Q.S Al-Baqarah Ayat 30

2.        Surat Al-Mu’min Ayat 67

3.   Surat Adz Dzariyat ayat 56

4.      Surat Al Hajj ayat 5

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Manusia yang diciptakan Allah di muka bumi ini sebagai khalifah

yang harus bisa bertanggung jawab terhadap tugasnya, karena

Page 12: BAB I man

manusia sejak lahir sudah mempunyai potensi-potensi (fitrah), maka

dari itu, manusia harus dapat mengaktualisasikan segala potensi yang

dimilikinya dengan baik agar dapat di pertanggungjawabkan, karena

manusia sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah di bumi. hendaknya

manusia berperilaku yang mencerminkan :

Untuk Kesadaran akan tugas hidupnya sebagai pengatur bumi.

Untuk  Perbuatan yang baik kepada sesama manusia maupun terhadap

makhluk yang lain.

Untuk Usaha semaksimal mungkin untuk menghindari perbuatan yang

dapat menimbulkan kerusakan bagi siapapun.

Untuk  Usaha utuk mewujudkan islah atau perdamaian di bumi dan

menghindari pertikaian yang akan membawa kerusakan.

SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman-teman yang

bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Maraghi, Musthafa. Tafsir Al-Maraghi (Terj.) (Semarang: Thoha Putra, 1985)

Dawamraharjo, M. Ensiklopedia Al-Qur’an (Jakarta: Paramadina, 1996)

Hamka, Tafsir Al-Azhar (Juz.1) (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1982)

Page 13: BAB I man

Langgulung, Hasan. Manusia dan Pendidikan, Suatu Analisa Psikolgi dan Pendidikan (Jakarta,: Pusaka Al Husna,1989),

Madjid, Nurcholis. Islam, Dokrin dan Peradaban (jakarta:Paramadina, 1992)

Munawwir, Ahmad Warson. Al munawwir, Kamus Arab-Indonesia,(Yogyakara,    Tampa Tahun)

Hasbullah, Muzaidi. Manhaj Tarbiyah Ibnu Qoyyim (Terj) (Jakarta: Pustaka Al-     Kautsar, 2002)

Jalaludin, Teologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000)

Nasution, Harun. Islam Rasional (Bandung: Mizan, 1995) Tedi Priatna,      Reaktualisasi Paradigma Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Bani           Quraisy, 2004)