bab i line balancing.docx
TRANSCRIPT
BAB I
POKOK BAHASAN
KESEIMBANGAN LINI LINTASAN PERAKITAN
(LINE BALANCING)
Oleh : Ir. Rudy Yulianto, M.T
1.1. PengertianLine Balancing adalah Proses pembagian pekerjaan kepada
stasiun-stasiun atau pusat kerja (work station) sedemikian rupa sehingga diperoleh keseimbangan setiap work station.
Pengertian Pusat kerja (work station) adalah Kumpulan beberapa elemen kerja
yang merupakan satu kesatuan.
Elemen kerja adalah Satuan kerja terkecil dari suatu proses
produksi, misalnya pengecekan kualitas barang jadi.
Tujuan akhir dari line balancing adalah Meminimasi waktu menganggur
di tiap stasiun kerja, sehingga dicapai efisiensi kerja yang tinggi.
1-1
MATA KULIAH
PERENCANAAN PROSES MANUFAKTUR
Materi : Pengertian, Permasalahan Keseimbangan Lintasan, Data Masukan, dan Langkah-Langkah Yang Diperlukan Dalam Line Balancing
1.2. Permasalahan Keseimbangan LintasanPengelompokkan tugas-tugas yang akan menghasilkan
keseimbangan lintasan produksi akan memberikan informasi tentang
kinerja waktu dari tugas-tugas tersebut, kebutuhan-kebutuhan
pendahulu yang menentukan urutan-urutan yang fleksibel, dan
tingkatan keluaran (output) yang diinginkan atau siklus waktu per
menit. Gambar utama dari permasalahan keseimbangan lini lintasan
perakitan ditunjukkan gambar 1.1.
Masukan Keluaran
Kinerja Waktu dari tugas pengelompokkan tugas-
tugas pada stasiun-
Kebutuhan pendahuluan stasiun dengan
kapasitas/tingkatan
Tingkatan output Tingkatan output yang
sama
Gambar 1.1. Elemen-Elemen Utama Permasalahan Keseimbangan Lini Lintasan perakitan.
Permasalahan keseimbangan lini lintasan perakitan paling
banyak terjadi pada proses perakitan dibandingkan pada proses
produksi. Pabrikasi dari sub komponen-komponen biasanya
memerlukan mesin-mesin berat dengan siklus panjang. Ketika
beberapa operasi dengan peralatan yang berbeda dibutuhkan secara
proses seri, maka terjadilah kesulitan dalam menyeimbangkan
panjangnya siklus-siklus mesin, sehingga utilisasi kapasitas menjadi
mudah. Pergerakkan yang terus-menerus kemungkinan besar dicapai
dengan operas-operasi perakitan yang dibentuk secara manual ketika
beberapa operasi dapat dibagi-bagi menjadi tugas-tugas kecil dengan
durasi waktu yang pendek. Semakin besar fleksibilitas dalam
mengkombinasikan beberapa tugas, maka semakin tinggi pula
tingkatan keseimbangan yang dapat dicapai. Hal ini akan membuat
aliran yang mulus dengan utilisasi tenaga kerja dan perakitan.
1-2
KESEIMBANGAN
LINI LINTASAN
PERAKITAN
Proses pabrikasi biasanya dioperasikan sebagai system aliran
proses yang terputus (intermitten flow) ataupun jenis batch. Bila
volume produksi sangat besar dan spesifikasi-spesifikasi produk tetap,
suatu susunan berupa aliran yang kontinyu menjadi memungkinkan
dengan operasi-operasi otomatis yang dibutuhkan sehingga
keseluruhan lintasan produksi berfungsi sebagai satu mesin raksasa.
1.3. Data MasukanData masukan yang harus dimiliki dalam merencanakan
keseimbangan lintasan perakitan adalah sebagai berikut :
1. Suatu Jaringan KerjaTerdiri dari rangkaian simpul dan anak panah yang
menggambarkan urutan perakitan. Urutan perakitan ini dimulai dan
berakhir dari suatu simpul. Suatu contoh jaringan kerja dapat dilihat
pada gambar 1.2 berikut ini. Tiap simpul menggambarkan operasi
yang dilakukan, sementara anak panah menunjukkan kelanjutan
operasi tersebut ke simpul lainnya.
Gambar 1.2. Contoh Suatu Jaringan Kerja Yang Menggambarkan Urutan Perakitan.
1-3
1
2 6
3
4
7 9 10
5 8
2. Data Waktu Baku Pekerjaan Tiap OperasiData waktu yang diturunkan dari perhitungan waktu baku pekerjaan
operasi perakitan.
3. Waktu Siklus Yang DiinginkanWaktu siklus yang diinginkan diperoleh dari kecepatan produksi
lintasan perakitan tersebut atau dari waktu operasi terpanjanng jika
waktu siklus yang diinginkan lebih kecil dari waktu operasi
terpanjang.
1.4. Langkah-Langkah Yang Diperlukan Dalam Line Balancing Langkah 1 : Mencari Pekerjaan
Pekerjaan dirinci sesuai dengan elemen-elemen kerja
yang ada.
Langkah 2 : Mencari Waktu Setiap Elemen KerjaWaktu yang diperlukan oleh setiap elemen kerja untuk
membuat satu buah atau satuan barang harus
ditentukan terlebih dahulu. Cara menentukannya
dapat menggunakan standar yang ada. Apabila mesin
biasanya sudah diketahui standarnya secara teknis.
Langkah 3 : Menyusun Precedence DiagramUntuk memudahkan analisis, maka hubungan-
hubungan kerja disusun dalam suatu diagram jaringan
kerja yang disebut sebagai Precedence Diagram.
Dalam diagram ini elemen kerja diberi symbol
lingkaran dan hubungan kerja yang terdahulu diberi
nomor lebih kecil dari elemen kerja yang
mengikutinya.
1-4
Langkah 4 : Menghitung Waktu Siklus (cycle time)Cycle time adalah Maksimum waktu untuk mengerjakan satu buah atau satuan barang pada setiap stasiun kerja (work station), dirumuskan sebagai berikut :
Ct = 1/r (3600 detik) (1-1)
Dimana :Ct = Cycle timer = Hasil produksi setiap jam
Langkah 5 : Menghitung Jumlah Minimum Work StationJumlah minimum work station (sering disebut juga
Theoritical Minimum), dirumuskan sebagai berikut :
Tm = n = t/Ct (1-2)
Dimana :Tm = n = Jumlah minimum work stationT = Jumlah jam kerja dari semua elemen kerja
yang ada Ct = Cycle time
Langkah 6 : Menentukan Alternatif Pengelompokkan Anggota Station
Tentukan alternative-alternatif pengelompokkan
mesin-mesin atau elemen-elemen kerja yang ada,
yang memungkinkan dibentuknya work station.
Banyaknya work station sesuai dengan jumlah stasiun
minimum.
1-5
Langkah 7 : Menghitung Waktu Komulatif Setiap alternatif Hitung waktu komulatif setiap alternative work station.
Waktu alternative tersebut jangan sampai melebihi
cycle time.
Langkah 8 : Menentukan Work StationPilihlah kelompok elemen-elemen kerja yang
membentuk work station dengan waktu komulatif tidak
melebihi cycle time, tetapi meminimumkan waktu
menganggur.
Langkah 9 : Menghitung Total Waktu Mengganggur, Persentase Waktu Mengganggur, dan Efisiensi
line balancinga). Total waktu menganggur dalam suatu work station
(idle time) dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut : Cycle time dikurangi dengan waktu komulatif semua elemen kerja.
b). Persentase waktu menganggur dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
i% Waktu Mengganggur = (1-3)
n . CtDimana :i = Total waktu menganggur n = Jumlah minimum work station
b). Tingkat efisiensi line balancing dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
t% Efisiensi line balancing = (1-4)
n . CtDimana :t = Jumlah jam kerja dari semua elemen kerja yang ada
Contoh Kasus :
1-6
(1). Suatu perusahaan menghasilkan suatu barang melalui suatu Departemen
Perakitan. Dimana kita akan merencanakan layout bagian perakitan ini.
Hasil produksi setiap jam dari Departemen Perakitan adalah 10 Buah Barang Setiap Jam. Data mengenai elemen-elemen kerja (hasil langkah
1) dan waktu kerja (hasil langkah 2), serta kegiatan prasyarat seperti
terlihat pada table 1.1.
Tabel 1.1. Elemen Kerja, Waktu Kerja, dan Prasyarat
Elemen Kerja Waktu Kerja (menit) Elemen Kerja Prasyarat
A 3.2 ------
B 0.8 1
C 3.0 2
D 3.0 1
E 1.6 1
F 1.2 5
G 1.8 2
H 3.0 3
I 2.8 4
J 2.8 6, 7
K 0.8 8
L 2.0 10
M 1.6 9, 11, 12
Jumlah 27.6
Penyelesaian :
1-7
Langkah 3 : Menyusun Precedence Diagram 3.0 2.8
3.2 1.6 1.2
0.8 1.8 2.8 2.0 1.6
3.0 3.0 0.8
Langkah 4 : Menghitung Cycle Time
Ct = 1/10 (3600 detik)
= 360 detik
= 6 menit
Langkah 5 : Menghitung Jumlah Minimum Work Station
Tm = n = t/Ct
= 27.6 menit/6 menit
= 4.6
Dibulatkan = 5 Work Station
Langkah 6 : Menentukan Alternatif Pengelompokkan Anggota Station
1-8
1
4
2
9
5 6
710 12
3
13
118
Tabel 1.2. Pemilihan Work Station
Stations Alternatif Elemen Kerja
Elemen Kerja
Terpilih
Waktu Kerja
Waktu Komulatif
Idle Time
S1
1, 2, 3 1 3.2 3.2 2.81, 5, 6 5 1.6 4.8 1.2
5, 6, 10 6 1.2 6.0 0
S2
2, 7, 10 2 0.8 0.8 5.22, 7, 3 7 1.8 2.6 3.42, 3, 8 3 3.0 5.6 0.4
S3
4, 9 4 3.0 3.0 3.04, 9, 13 9 2.8 5.8 0.2
S4
6, 10, 12 10 2.8 2.8 3.210, 12 12 2.0 4.8 1.2
S5
8, 11, 13 8 3.0 3.0 3.011, 13 11 0.8 3.8 2.212, 13 13 1.6 5.4 0.6
Keterangan :
Kolom pertama pada table 1.2 adalah “Station yang akan dibentuk” dan kolom kedua adalah “Alternatif anggota station yang mungkin terpilih”, serta pilihan alternative didasarkan atas waktu komulatifnya.
Langkah 7 : Menghitung Waktu Komulatif Setiap Alternatif Alternatif elemen-elemen kerja yang membentuk S1 adalah (1, 2,
3); (1, 5, 6) dan (5, 6, 10)
Hitung dahulu waktu komulatif setiap alternative, yaitu Jumlah
waktu dari semua elemen kerja yang menjadi anggota alternative
itu.
Waktu komulatif alternative (1, 5, 6) = (3.2 + 1.6 + 1.2) menit = 6
menit, berarti Alternatif ini baik sekali karena tepat sama dengan
cycle time. Hal ini berarti Tidak ada waktu menganggur (idle time).
Alternatif (1, 2, 3) memiliki waktu komulatif = 7 menit, berarti ini
Melebihi cyle time sehingga tidak mungkin dipilih.
Alternatif (5, 6, 10) memiliki waktu komulatif = 5.6 menit, berarti
Ada waktu mengganggur sebesar 0.4 menit.
Langkah 8 : Menentukan Work Station
1-9
Dari ketiga alternative work station S1 dipilih dengan waktu komulatifnya tidak
melebihi cycle time dan paling mendekati cycle time. Hal ini berarti kita pilih
alternative (1, 5, 6).
Untuk work station S2 adalah alternative (2, 7, 10) memiliki waktu komulatif =
5.4 menit dan alternative (2, 7, 3) memiliki waktu komulatif = 5.6 menit, maka
kita pilih alternative (2, 7, 3).
Untuk work station S3 memiliki dua alternative yaitu (4, 9) memiliki waktu
komulatif = 5.8 menit dan (4, 9, 13) memiliki waktu komulatif = 7.2 menit dan ini
tidak boleh dipilih karena melebihi cycle time, sehingga dipilih alternative (4, 9).
Untuk work station S4 memiliki dua alternative yaitu (6, 10, 12) memiliki waktu
komulatif = 6 menit dan (10, 12) memiliki waktu komulatif = 4.8 menit, sehingga
dipilih alternative (6, 10, 12).
Untuk work station S5 memiliki tiga alternative yaitu (8, 11, 13) memiliki waktu
komulatif = 5.4 menit, (11, 13) memiliki waktu komulatif = 2.4 menit, dan (12,
13) memiliki waktu komulatif = 3.6 menit, sehingga dipilih alternative (8, 11, 13).
Hasil pengelompokkan work station dapat dilihat gambar 1.3.
3.0 2.8
S3
3.2 1.6 1.2 S1
0.8 1.8 2.8 2.0 S4 1.6
S2
3.0 3.0 0.8
S5
Gambar 1.3. Precedence Diagram Departemen Perakitan.
Langkah 9 : Menghitung Total Waktu Menganggur, Persentase
1-10
1
4
2
9
5 6
710 12
3
13
118
Menganggur, dan Efisiensi line balancing Total waktu menganggur komulatif setiap station (idle time = i)
adalah :
i = S1 + S2 + S3 + S4 + S5 = (0 + 0.4 + 0.2 + 1.2 + 0.6) menit = 2.4 menit i
Persentase mengganggur = N . Ct
2.4 menit =
5 (6 menit)
= 8%
t Efisiensi line balancing =
N . Ct
27.6 menit =
5 (6 menit)
= 92%
Kesimpulan :
Dengan merencanakan layout menggunakan line balancing di atas, maka kita dapat membuat 5 work station dengan persentase menganggur 8% dan efisiensi line balancing 92%.
Latihan Soal :
1-11
(1). Suatu perusahaan menghasilkan suatu barang melalui suatu departemen
perakitan. Kita akan merencanakan layout bagian perakitan ini. Hasil
produksi setiap jam dari Departemen Perakitan adalah 40 Buah Barang Setiap Jam. Data mengenai elemen-elemen kerja (hasil langkah 1) dan
waktu kerja (hasil langkah 2), serta kegiatan prasyarat seperti terlihat
pada table 1.2.
Tabel 1.2. Elemen Kerja, Waktu Kerja, dan Prasyarat
Elemen Kerja Waktu Kerja (detik) Elemen Kerja Prasyarat
A 50 ------
B 30 1
C 60 2
D 30 1
E 50 4
F 40 3, 5
G 10 6
H 40 6
I 40 8
J 60 5, 6
K 20 10
L 70 7, 9, 11
Jumlah 500
Tentukan : a). Precedence diagram-nya ?
b). Waktu siklus-nya ?
c). Jumlah minimum work station-nya ?
d). Total waktu mengganggur komulatif, Persentase
mengganggur, dan Efisiensi line balancing ?
Daftar Pustaka
1-12
[1]. Ariyoto, Kresnohadi, “Feasibility Study”, Penerbit Mutiara, 2009, Jakarta.
[2]. Herjanto, Eddy, “Analisa Kelayakan Pabrik”, PT. Erlangga, 2010, Jakarta.
[3]. Soeharto, Iman, “Manajemen Proyek”, PT. Erlangga, 2007, Jakarta.
1-13