bab i kplk

6
2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Kementrian Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, dengan misi membuat masyarakat sehat melalui beberapa strategi yaitu menggerakkan dan membudayakan masyarakat hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, meningkatkan sistem monitoring dan informasi kesehatan, serta mening katkan pembiayaan kesehatan (Yulifah, 2009). Menurut UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan merupakan hak azasi dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini perlu dilakukan karena kesehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah saja,namun

Upload: bayudianpratama

Post on 25-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jjj

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I KPLK

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Visi Kementrian Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri untuk

hidup sehat, dengan misi membuat masyarakat sehat melalui beberapa strategi

yaitu menggerakkan dan membudayakan masyarakat hidup sehat, meningkatkan

akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, meningkatkan

sistem monitoring dan informasi kesehatan, serta mening katkan pembiayaan

kesehatan (Yulifah, 2009).

Menurut UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan, kesehatan merupakan hak azasi dan sekaligus sebagai investasi,

sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu

dan oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup

sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang

optimal. Hal ini perlu dilakukan karena kesehatan bukanlah tanggung jawab

pemerintah saja,namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan

masyarakat, termasuk swasta (Depkes RI,2011)

Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau

investasi dalam pembangunan kesehatan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indonesia tahun 2011 yaitu sebesar 0,617 dan menduduki peringkat 124 dari 187

negara (Depkes RI,2011).

Salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat adalah

dengan memberdayakan masyarakat untuk ikut serta secara sukarela menangani

Page 2: BAB I KPLK

3

masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat yaitu melalui kegiatan pos

pelayanan terpadu (posyandu) (Yulifah R dalam Syafari 2010)

Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat

yang diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam penyelenggaraan

pembangunan kesehatan guna mempercepat penurunaan angka kematian

ibu,bayi dan balita (Dirjen Binkesmas Depkes RI, 2008)

Kegiatan Posyandu diasumsikan sebagai salah satu pendekatan yang tepat untuk

menurunkan angka kematian dan kesakitan balita serta dapat meningkatkan

status gizi balita (Depkes RI,2011).

Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan di desa memudahkan

masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama ibu hamil

dan anak balita. Keaktifan keluarga pada setiap kegiatan posyandu tentu akan

berpengaruh pada keadaan status gizi anak balitanya, karena salah satu tujuan

posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak

balita dan ibu hamil (Meilani,2009).

Posyandu menjadi pelayanan kesehatan penting untuk bayi dan balita yang

paling awal. Namun pada kenyataannya di posyandu warga masyarakat sendiri

banyak yang tidak memanfaatkan posyandu untuk memantau tumbuh kembang

anaknya dengan alasan sibuk kerja atau tidak sempat membawa anak balitanya

ke posyandu dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemantauan

tumbuh dan kembang pada anak balita (Yulifah & Johan,2009).

Dalam pelaksanaannya, pelayanan posyandu memiliki lima program prioritas

yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, Gizi

dan Penanggulangan diare (Ambarwati,2009). Kegiatan posyandu peKnting

Page 3: BAB I KPLK

4

untuk bayi dan balita, karena tidak terbatas hanya pemberian imunisasi saja,

tetapi juga memonitor tumbuh kembang bayi dan balita melalui kegiatan

penimbangan dan pemberian makanan tambahan. Pencegahan dan penanganan

gizi buruk juga dapat segera ditangani sedini mungkin, karena pada dasaranya

anak balita bergizi buruk tidak semua lahir dalam keadaan berat badan tidak

normal (Suhardjo,2003).

B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi rumusan masalah adalah “

Bagaimanakah Gambaran Kepatuhan Ibu Balita Terhadap Kunjungan Balita Ke

Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Panjang Tahun 2015?”.

C. Tujuan Penelitian

1.   Tujuan Umum

Mengetahui Gambaran Kepatuhan Ibu Balita Terhadap Kunjungan Balita

Ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Panjang Tahun 2015.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai Gambaran Kepatuhan

Ibu Balita Terhadap Kunjungan Balita Ke Posyandu di Wilayah Kerja

Puskesmas Panjang Tahun 2015, serta merupakan penerapan ilmu dan aplikasi

karya tulis

Page 4: BAB I KPLK

5

2. Bagi Poltekkes Tanjung Karang Jurusan Keperawatan

Sebagai bahan masukan dan sumber referensi untuk menambah pengetahuan

bagi mahasiswa/mahasiswi dan sebagai sumber data penelitian berikutnya.

3. Bagi ibu

Sebagai bahan masukan dalam peningkatan pengetahuan keluarga untuk

mengetahui kondisi berat badan balita, dan cara pemberian nutrisi yang benar.

4. Bagi Puskesmas Rawat Inap Panjang Bandar Lampung

Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan setempat  untuk memberitahu

ibu yang memiliki balita agar meningkatkan makanan bergizi untuk

mencegah  berat badan balita di bawah garis merah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Desain penelitian ini bersifat deskriptif dan adapun ruang lingkup

penelitian adalah dibidang Ilmu Keperawatan Anak. Responden yang dipilih

adalah ibu yang mempunyai balita di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap

Panjang, Kota Bandar Lampung.