bab i koreksi junaidi

13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kepercayaan diri pada individu mempunyai peranan yang sangat besar dalam menunjukkan kemampuannya mengerjakan suatu tugas. Kepercayaan diri mengacu pada persepsi tentang kemampuan individu untuk mengorganisasi dan mengimplementasi tindakan pada yang akan dibutuhkan untuk kecakapan tertentu yang ada di dalam diri individu itu sendiri (Daradjat, 2005, hal. 24). Percaya diri sangat bermanfaat dalam setiap keadaan, percaya diri juga menyatakan seseorang bertanggung jawab atas pekerjaannya. Karena kehilangan suatu kepercayaan diri pada individu akan membuatnya semakin sulit untuk memutuskan apa yang terbaik yang harus dilakukan pada dirinya. Sikap percaya diri dapat dibentuk dengan belajar terus, 1

Upload: julia-fatmi

Post on 26-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Koreksi Junaidi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini kepercayaan diri pada individu mempunyai peranan yang

sangat besar dalam menunjukkan kemampuannya mengerjakan suatu tugas.

Kepercayaan diri mengacu pada persepsi tentang kemampuan individu untuk

mengorganisasi dan mengimplementasi tindakan pada yang akan dibutuhkan

untuk kecakapan tertentu yang ada di dalam diri individu itu sendiri

(Daradjat, 2005, hal. 24).

Percaya diri sangat bermanfaat dalam setiap keadaan, percaya diri

juga menyatakan seseorang bertanggung jawab atas pekerjaannya. Karena

kehilangan suatu kepercayaan diri pada individu akan membuatnya semakin

sulit untuk memutuskan apa yang terbaik yang harus dilakukan pada dirinya.

Sikap percaya diri dapat dibentuk dengan belajar terus, tidak takut untuk

berbuat salah dan menerapkan pengetahuan yang sudah dipelajari.

Kepercayaan diri merupakan faktor yang penting bagi individu karena

sikap percaya diri akan membuat setiap individu merasa optimis dan mampu

untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan sosialnya. Dalam Islam

sendiri mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa memupuk kepercayaan

terhadap diri sendiri agar mencapai kesuksesan. Hal ini seperti yang sudah

difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

Artinya:

1

Page 2: BAB I Koreksi Junaidi

2

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin, 95:4)

Berdasarkan ayat di atas Allah SWT telah menyatakan bahwa setiap

individu harus yakin bahwasanya manusia merupakan makhluk yang paling

sempurna yang telah diciptakan Allah di muka bumi ini.

Kepercayaan diri menurut Daradjat (2005, hal. 25) adalah percaya

kepada diri sendiri yang ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang

dilalui sejak kecil. Oleh karena itu orang tua sangat berperan untuk

menanamkan nilai-nilai agama dalam pembentukan kepercayaan diri kepada

anaknya sejak kecil. Orang yang percaya pada dirinya sendiri dapat mengatasi

segala faktor-faktor dan situasi frustasi, bahkan mungkin frustasi ringan tidak

akan terasa sama sekali. Tapi sebaliknya orang yang kurang percaya diri akan

sangat peka terhadap bermacam-macam situasi yang menekan.

Menurut ahli psikologi Sigmund Freud (Dalam Zeviera, 2007,

hal. 97) kepercayaan diri adalah sesuatu tingkatan rasa sugesti tertentu yang

berkembang dalam diri seseorang sehingga merasa yakin dalam berbuat

sesuatu. Orang yang tidak memiliki kepercayaan diri akan sangat mudah

diserang oleh kecemasan, gelisah dan sifat-sifat lemah lainnya.

Iswidharmanjaya (2005, hal. 27) mengatakan dengan kepercayaan diri

yang cukup, seseorang individu akan dapat mengaktualisasikan potensi yang

dimilikinya dengan yakin dan mantap. Kepercayaan yang tinggi sangat

berperan dalam memberikan sumbangan yang bermakna dalam proses

kehidupan seseorang, karena apabila individu percaya dirinya mampu untuk

Page 3: BAB I Koreksi Junaidi

3

melakukan sesuatu, maka akan timbul motivasi pada diri individu untuk

melakukan hal-hal yang bermanfaat dalam hidupnya.

Berdasarkan penelitian sebelumnya dilakukan Alsa (2006, hal. 50)

diperoleh bahwa untuk membentuk kepercayaan diri dari setiap individu

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu Faktor Fisik, Mental dan Sosial dalam

hal ini faktor sosial yang paling berpengaruh yaitu keadaan keluarga dari

setiap individu yang merupakan lingkungan hidup yang pertama dan utama

dalam pembentukan kepercayaan diri dari individu.

Jadi menurut peneliti kepercayaan diri merupakan keyakinan akan

kemampuan setiap individu untuk bertingkah laku sesuai dengan yang

diharapkannya sebagai suatu perasaan yang yakin pada tindakannya,

bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak terpengaruh oleh orang

lain. Orang yang memiliki kepercayaan diri biasanya bersikap toleransi, taat

beragama, tidak memerlukan dukungan orang lain dalam setiap mengambil

keputusan atau mengerjakan tugas, selalu bersikap optimis dan dinamis, serta

memiliki dorongan prestasi yang kuat untuk mengaktualisasikan dirinya di

dalam masyarakat.

Goleman (2001, hal. 27), mengungkapkan ada lima faktor pedoman

atau sebagai faktor pendukung bagi remaja untuk mengaktualisasikan

dirinya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: Kepercayaan Diri, Pengaturan

Diri, Motivasi Diri, Empati dan Keterampilan Sosial. Aktualisasi diri adalah

kemampuan seseorang untuk menemukan dan mengembangkan potensi yang

dimiliki dalam dirinya. Aktualisasi diri merupakan salah satu hal terpenting

Page 4: BAB I Koreksi Junaidi

4

dalam kehidupan seseorang. Aktualisasi diri juga merupakan salah satu

kebutuhan yang diharapkan dapat terpenuhi oleh setiap orang.

Djaali (2007, hal. 5) mengungkapkan bahwa kebutuhan dasar hidup

manusia terbagi atas lima tingkatan, yaitu kebutuhan fisiologis seperti

kebutuhan untuk makan, minum, berpakaian dan tempat tinggal, kebutuhan

keamanan seperti kebutuhan untuk memperoleh keselamatan, keamanan, dan

mendapatkan jaminan hidup, kebutuhan sosial seperti kebutuhan untuk

disukai dan menyukai, dicintai dan mencintai, bergaul, berkelompok,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, kebutuhan akan harga diri seperti

kebutuhan memperoleh kehormatan, penghormatan, pujian, prestasi,

penghargaan, dan pengakuan, serta kebutuhan akan aktualisasi diri seperti

kebutuhan untuk memperoleh kebanggaan dan kekaguman.

Menurut Maslow (2004, hal. 17) aktualisasi diri adalah sebuah

keadaan dimana seorang manusia telah merasa menjadi dirinya sendiri, ia

mengerjakan sesuatu yang bermanfaat dan ia mengerjakannya dengan

gembira dan senang hati. Aktualisasi diri merupakan aspek yang sangat

penting bagi seseorang dalam mengembangkan potensinya. 

Jadi peneliti menyimpulkan aktualisasi diri diperlukan setiap individu

untuk mengeluarkan potensi yang dimilikinya. Aktualisasi diri juga

merupakan tahap pencapaian oleh seorang manusia terhadap apa yang mulai

disadarinya ada dalam dirinya yang berarti ia akan mengembangkan potensi

yang dimiliki secara optimal.

Page 5: BAB I Koreksi Junaidi

5

Menurut Peneliti dalam mengaktualisasikan dirinya individu

memerlukan kepercayaan diri agar mempunyai sikap yakin akan

kemampuannya sendiri dan bertingkah laku sesuai dengan yang

diharapkannya, sebagai suatu perasaan yang yakin pada tindakannya,

bertanggung jawab atas tindakannya, dan tidak terpengaruh oleh orang lain.

Jadi hubungan antara kepercayaan diri dengan aktualisasi diri sangat erat

karena dampaknya seseorang baru dapat mengembangkan potensi yang ada di

dalam dirinya atau mengaktualisasikan diri apabila ia telah memiliki

kepercayaan dalam dirinya dengan baik sehingga ia akan dengan mudah

bersosialisasi dalam kehidupannya di dalam masyarakat agar dapat

memperoleh kesuksesan hidup pada masa depannya.

Kepercayaan diri dan aktualisasi diri sering kali tumbuh dan

berkembang pada saat individu memasuki masa remaja. Masa remaja adalah

masa yang paling membutuhkan kepercayaan diri untuk dapat

mengaktualisasikan dirinya di dalam kehidupan karena pada masa remaja

individu senantiasa hadir sebagai sosok yang penuh dengan inovatif, kreatif

dengan sejumlah prestasi yang membanggakan dan kelemahan generasi muda

dewasa ini adalah kurangnya rasa percaya diri sehingga ia tidak dapat

mengaktualisasikan dirinya dengan baik. Pada masa remaja individu mulai

belajar melakukan penyesuaian diri. Dalam proses penyesuaian diri menuju

kedewasaan, ada tiga (3) tahap perkembangan remaja, yaitu: remaja awal (10-

12 tahun), remaja madya (13-15 tahun) dan remaja akhir (16-19 tahun)

(Desmita, 2006, hal. 53).

Page 6: BAB I Koreksi Junaidi

6

Peneliti melakukan survey awal di Desa Kuta Meligoe Kecamatan

Sawang Kabupaten Aceh Utara pada bulan Mei 2013. Adapun alasan peneliti

memilih desa ini karena merupakan tempat tinggal peneliti sehingga

memudahkan penelitian disamping karena di dessa ini para remajanya terlibat

dalam kenakalan remaja dan kurang berprestasi serta karena desa ini juga

merupakan salah satu dari desa tertinggal sehingga menarik untuk diteliti.

Berdasarkan data yang diperoleh dari kepala desa diketahui jumlah

penduduk sebanyak 1.100 jiwa dengan tiga dusun sebagai berikut:

No Nama DusunJumlah

Penduduk

Jumlah Remaja Awal(10-12 Tahun)

Jumlah Remaja Madya(13-15 Tahun)

Jumlah Remaja Akhir(16-19 Tahun)

Jumlah Total

Remaja

1.

2.

3.

Dusun I Tgk. Di CeukokDusun II Bukit SelamatDusun III Teupin Batee

325

486

289

78

115

41

67

96

82

65

102

28

210

313

151

1.100 234 245 195 674(Sumber: Data Penduduk 2013)

Dalam penelitian ini peneliti mengambil jumlah dari remaja akhir

sebanyak 195 orang untuk dijadikan populasi penelitian. Berdasarkan data

awal mereka menyatakan kebanyakan remaja akhir dewasa ini tidak dapat

mengaktualisasikan dirinya disebabkan karena rendahnya kepercayaan

terhadap dirinya sendiri dan kebanyakan remaja akhir yang memiliki

kepercayaan diri yang tinggi dapat memperoleh kesuksesan hidup.

Page 7: BAB I Koreksi Junaidi

7

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka peneliti tertarik

untuk mengadakan penelitian mengenai “Hubungan Kepercayaan Diri

dengan Aktualisasi Diri Pada Remaja Akhir di Desa Kuta Meligoe

Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013”.

B. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimanakah Hubungan

antara Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi Diri Pada Remaja Akhir di Desa

Kuta Meligoe Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi

Diri Pada Remaja Akhir di Desa Kuta Meligoe Kecamatan Sawang

Kabupaten Aceh Utara.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan antara faktor fisik dengan aktualisasi diri

pada remaja akhir di Desa Kuta Meligoe Kecamatan Sawang

Kabupaten Aceh Utara.

b. Untuk mengetahui hubungan antara faktor mental dengan aktualisasi

diri pada remaja akhir di Desa Kuta Meligoe Kecamatan Sawang

Kabupaten Aceh Utara.

Page 8: BAB I Koreksi Junaidi

8

c. Untuk mengetahui hubungan antara faktor sosial dengan aktualisasi

diri pada remaja akhir di Desa Kuta Meligoe Kecamatan Sawang

Kabupaten Aceh Utara.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi responden

a. Sebagai bahan masukan kepada remaja akhir di Desa Kuta Meligoe

Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara.

b. Sebagai bahan informasi bagi para pembaca khususnya para remaja.

c. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi lintas sektor terkait (orang

tua, masyarakat) dalam memberikan motivasi demi menumbuhkan

kepercayaan diri pada remaja akhir untuk meningkatkan aktualisasi diri.

2. Manfaat bagi institusi pendidikan

Sebagai tambahan referensi dalam perpustakaan untuk

memperkaya ilmu khusunya di bidang keperawatan

3. Manfaat bagi peneliti

Memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menambah

pengalaman dan pengetahuan baru dalam melakukan aplikasi ilmu yang

telah dipelajari.

4. Manfaat bagi penelitian lanjutan

Penelitian ini berguna sebagai pengembangan dasar dalam aplikasi

ilmu keperawatan khusunya ilmu keperawatan yang dapat dipergunakan

User, 09/13/13,
User, 09/13/13,
. untuk mengethu tingkat kpercayaan diri pada…………….Untuk mengetahui tingkat aktualisaisi Untuk mengetahui hubungan tingkat kepercayaan diri dengan aktualiasai diri pada
Page 9: BAB I Koreksi Junaidi

9

seperlunya. Dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelirian lanjutan,

khususnya mengenai hubungan kepercayaan diri dengan aktualisasi diri.