bab i internal control
DESCRIPTION
Internal controlTRANSCRIPT
I n t e r n a l C o n t r o l | 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengendalian intern (Internal Control) atau disebut juga pengendalian internal
dapat mempunyai arti sempit atau luas. Dalam artian yang sempit, pengendalian intern
merupakan pengecekan penjumlahan, baik penjumlahan mendatar (cross footing) maupun
penjumlahan menurun (footing). Dalam artian luas, pengawasan tidak hanya mekanisme
saling uji antara berbagai petugas yang terutama petugas yang bertugas dibidang pembukuan
saja, tetapi meliputi semua alat yang digunakan manajemen untuk melakukan
pengawasan aktivitas perusahaan. (Stiady, 2010)
Adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan perusahaan dapat
menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen, para pemilik atau
pemegang saham,kreditur dan para pemakai laporan keuangan (stakeholder) lain yang
dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. Sistem tersebut dapat digunakan oleh
manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Lebih rinci lagi,
kebijakan dan prosedur yang digunakan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai
sasaran dan menjamin atau menyediakan laporan keuangan yang tepat serta menjamin
ditaatinya atau dipatuhinya hukum dan peraturan, hal ini disebut Pengendalian Intern,
atau dengan kata lain bahwa pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur
yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi keuangan yang
handal serta menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku. (Indrabex, 2009)
1.2 Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu :
1. Memahami apa yang dimaksud dengan pengendalian internal dalam berbagai
kerangka kerja.
2. Mengidentifikasi komponen kerangka kerja pengendalian internal yang efektif.
3. Mengetahui peran dan tanggung jawab masing-masing kelompok dalam suatu
organisasi telah mengenai pengendalian internal.
4. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Audit Internal.
I n t e r n a l C o n t r o l | 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Internal Control
Melalui Statement of Auditing Standar (SAS), AICPA mendefinisikan Internal
Control sama dengan definisi COSO, yaitu suatu proses yang dipengaruhi oleh aktivitas
Dewan Komisaris, Manajemen dan Pegawai, yang dirancang untuk memberikan keyakinan
yang wajar atas (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan
(c) ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Berbeda dengan definisi pertama
yang hanya mengaitkan pengendalian hanya dengan perencanaan, metode dan pengukuran,
pada definisi berikutnya terkait dengan “proses yang dipengaruhi oleh aktivitas seluruh
komponen organisasi”. Definisi ini mengandung makna yang lebih luas dari definisi
sebelumnya.
Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau internal control
didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem
teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau
objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi,
dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan
mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud
(seperti mesin dan lahan) maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti
merek dagang).
Untuk menjaga agar sistem internal control ini benar-benar dapat dilaksanakan, maka
sangat diperlukan adanya internal auditor atau bagian pemeriksaan intern. Fungsi
pemeriksaan ini merupakan upaya tindakan pencegahan, penemuan penyimpangan-
penyimpangan melalui pembinaan dan pemantauan internal control secara
berkesinambungan. Bagian ini harus membuat suatu program yang sistematis dengan
mengadakan observasi langsung, pemeriksaan dan penilaian atas pelaksanaan kebijakan
pimpinan serta pengawasan sistem informasi akuntansi dan keuangan lainnya.
Tujuan Internal Control
Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern adalah sbb:
• Menjaga kekayaan organisasi.
• Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
I n t e r n a l C o n t r o l | 3
• Mendorong efisiensi.
• Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
2.2 Sistem Internal Control
Sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu :
Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls)
Pengendalian Intern Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang
tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data
akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit
organisasi.
Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls)
Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (dikerjakan setelah adanya
pengendalian akuntansi). Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan
yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.
2.3 Komponen Internal Control
Menurut COSO framework, Internal control terdiri dari 5 komponen yang saling
terkait, yaitu:
Control Environment
Risk Assessment
Control Activities
Information and communication
Monitoring
I n t e r n a l C o n t r o l | 4
Pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling berkaitan sebagai
berikut:
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,
mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern,
menyediakan disiplin dan struktur.
Lingkungan pengendalian menyediakan arahan bagi organisasi dan
mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-orang yang ada di dalam
organisasi tersebut. Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam lingkungan
pengendalian antara lain integritas dan nilai etik, komitmen terhadap
kompetensi, dewan direksi dan komite audit, gaya manajemen dan gaya
operasi, struktur organisasi, pemberian wewenang dan tanggung jawab,
praktik dan kebijkan SDM.
I n t e r n a l C o n t r o l | 5
Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang lingkungan
pengendalian untuk memahami sikap, kesadaran, dan tindakan manajemen,
dan dewan komisaris terhadap lingkungan pengendalian intern, dengan
mempertimbangkan baik substansi pengendalian maupun dampaknya
secarakolektif.
Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko
yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk
menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Penentuan risiko tujuan
laporan keuangan adalah identifkasi organisasi, analisis, dan manajemen
risiko yang berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan yang disajikan
sesuai dengan PABU.
Manajemen risiko menganalisis hubungan risiko asersi spesifik laporan
keuangan dengan aktivitas seperti pencatatan, pemrosesan, pengikhtisaran,
dan pelaporan data-data keuangan. Risiko yang relevan dengan pelaporan
keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang
dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk
mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan konsisten
dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan.
Risiko dapat timbul atau berubah karena berbagai keadaan, antara lain
perubahan dalam lingkungan operasi, personel baru, sistem informasi yang
baru atau yang diperbaiki, teknologi baru, lini produk, produk, atau aktivitas
baru, restrukturisasi korporasi, operasi luar negeri, dan standar akuntansi
baru.
I n t e r n a l C o n t r o l | 6
Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
menjamin bahwaarahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut
membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk
menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas. Aktivitas
pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai tingkat
organisasi dan fungsi.
Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit
dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan
review terhadap kinerja, pengolahan informasi, pengendalian fisik, dan
pemisahan tugas. Aktivitas pengendalian dapat dikategorikan sebagai
berikut :
a) Pengendalian Pemrosesan Informasi
pengendalian umum
pengendalian aplikasi
otorisasi yang tepat
pencatatan dan dokumentasi
pemeriksaan independen
b) Pemisahan tugas
c) Pengendalian fisik
d) Telaah kinerja
Informasi Dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan
orang melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan
dalam pelaporan keuangan yang meliputi sistem akuntansi yang berisi
I n t e r n a l C o n t r o l | 7
metode untuk mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa,
mengklasikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi serta menjaga
akuntabilitas asset dan kewajiban.
Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi tugas individu dan tanggung
jawab berkaitan dengan struktur pengendalian intern dalam pelaporan
keuangan. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem
informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami :
a) Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan
Keuangan
b) Bagaimana transaksi tersebut dimulai
c) Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dala
laporan keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan
transaksi
d) Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai
dengan dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat
elektronik yang digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara,
dan mengakses informasi.
Pemantauan / Monitoring
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja
pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan
desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan
koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara
terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari
keduanya. Di berbagai entitas, auditor intern atau personel yang melakukan
pekerjaan serupa memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas.
Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dan
komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan pelanggan dan respon dari
badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau
I n t e r n a l C o n t r o l | 8
bidang yang memerlukan perbaikan. Komponen pengendalian intern
tersebut berlaku dalam audit setiap entitas. Komponen tersebut harus
dipertimbangkan dalam hubungannya dengan ukuran entitas, karakteristik
kepemilikan dan organisasi entitas, sifat bisnis entitas, keberagaman dan
kompleksitas operasi entitas, metode yang digunakan oleh entitas untuk
mengirimkan, mengolah, memelihara, dan mengakses informasi, serta
penerapan persyaratan hukum dan peraturan
2.4 Peran dan Tanggung Jawab Internal Control
Peran dan Tanggung Jawab Pengendalian Internal setiap orang dalam organisasi memiliki
tanggung jawab untuk pengendalian intern :
Manajemen
CEO bertanggung jawab utama untuk sistem pengendalian internal. Di organisasi
kecil, CEO sangat langsung berpengaruh terhadap sistem pengendalian internal.
Dalam organisasi yang lebih besar, CEO memiliki dampak terbesar pada manajemen
senior yang pada gilirannya mempengaruhi bawahannya.
Direksi
Dewan direksi mengawasi manajemen dan memberikan arahan mengenai
pengendalian internal. anggota dewan yang efektif sangat penting untuk suatu sistem
yang efektif pengendalian internal karena manajemen memiliki kemampuan untuk
mengesampingkan kontrol dan menekan bukti perilaku tidak etis atau penipuan.
Internal auditor
Fungsi audit internal memberikan keyakinan memadai bahwa sistem pengendalian
intern dirancang edequately dan beroperasi secara efektif, meningkatkan
kemungkinan bahwa tujuan bisnis dan tujuan organisasi akan terpenuhi.
2.5 Keterbatasan Pengendalian Intern
Pengendalian internal diimplementasikan untuk mengurangi risiko yang mengancam
pencapaian tujuan organisasi atau untuk memungkinkan suatu organisasi untuk berhasil
I n t e r n a l C o n t r o l | 9
mengejar peluang. Dengan demikian adalah karena keterbatasan pengendalian internal.
Secara khusus, COSO poin keterbatasan berikut sebagai melekat pada pengendalian internal:
penilaian manusia dalam pengambilan keputusan bisa rusak
kerusakan dapat terjadi karena kegagalan manusia seperti kesalahan sederhana atau
kesalahan
kontrol dapat dielakkan oleh kolusi dua orang atau lebih
manajemen memiliki kemampuan untuk averride sistem pengendalian intern
kontrol harus dipertimbangkan dalam hal biaya mereka dibandingkan dengan
manfaatnya
Manajemen harus fokus dengan hati-hati pada risiko di semua tingkat entitas dan
mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengelola mereka
Risiko Audit (Audit Risk)
Bukankah hampir semua yang dilakukan oleh seseorang itu memiliki risiko,
begitu juga dengan proses audit yang dilakukan oleh auditor, tentu saja memiliki
risiko tersendiri. Untuk menjelaskan apa sih risiko audit ini ? Kita sebaiknya melihat
dahulu apa tujuan auditor melakukan proses audit, bukankah tujuan auditor
melakukan proses audit adalah untuk menyatakan pendapatnya secara tepat atas
laporan keuangan klien yang diaudit yang mengandung salah saji material, sesuai
dengan keyakinan yang memadai yang dimiliki oleh auditor, jika tujuan audit seperti
diatas, mungkin kita dapat mengatakan bahwa risiko audit adalah risiko kemungkinan
auditor dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien yang mengandung
salah saji material tanpa sengaja telah gagal dilakukan dengan tepat.
Risiko Bawaan (Inherent Risk)
Mungkin beberapa hal didalam laporan keuangan rentan untuk salah saji material,
seperti halnya kas yang mungkin rentan untuk salah saji material karena mudahnya
kas untuk disalahgunakan. Berkaitan dengan risiko, kerentanan salah saji material
suatu asersi itulah yang dimaksud dengan risiko bawaan, bisa kita sebut risiko
bawaan merupakan risiko yang melekat pada suatu akun.
Risiko Pengendalian (Controllable Risk)
Pengendalian berkaitan dengan sistem pengendalian internal suatu entitas, tujuan
adanya sistem pengendalian internal adalah untuk mencegah salah saji material yang
mungkin terjadi dalam suatu asersi dengan tepat waktu, jika pengendalian internal
I n t e r n a l C o n t r o l | 10
bertujuan untuk itu, maka yang dimaksud dengan risiko pengendalian adalah risiko
terjadi kegagalan pengendalian internal yang tidak bisa mencegah salah saji material
yang mungkin terjadi di suatu asersi dengan tepat waktu.
Ingat bahwa risiko pengendalian melibatkan sistem pengendalian internal suatu
entitas, ketika sistem pengendalian internal suatu entitas itu baik (efektif) maka risiko
pengendalian akan rendah, sebaliknya jika sistem pengendalian suatu entitas tersebut
tidak bagus atau jelek (tidak efektif) maka risiko pengendalian akan tinggi.
Risiko Deteksi (Residual Risk)
Ketika seorang auditor melakukan audit terhadap suatu asersi pun terdapat risiko
tersendiri, auditor melakukan audit terhadap suatu asersi tersebut untuk mendeteksi
salah saji material yang terjadi terhadap asersi tersebut, maka yang dimaksud dengan
risiko deteksi adalah risiko auditor tidak dapat mendeteksinya. Risiko deteksi terbagi
menjadi dua, yaitu risiko prosedur analitis dan risiko pengujian terinci.
2.6 Melihat pengendalian internal dari perspektif yang berbeda
Karena manajemen dalam suatu organisasi memiliki beberapa tanggung jawab atas
pengendalian internal, pengendalian internal berkaitan dengan tujuan entitas, dan kelompok-
kelompok yang berbeda tertarik pada tujuan yang berbeda untuk alasan yang berbeda,
misalnya :
Management
Karena manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan tujuan organisasi, mereka
secara alami melihat pengendalian internal dari perspektif. Manajemen harus
mempertimbangkan pengendalian internal dalam hal biaya dan manfaat yang terkait
dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Internal Auditors
Audit internal adalah katalis untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan efisiensi
dengan memberikan wawasan dan rekomendasi berdasarkan analisis dan penilaian
data dan proses bisnis. Dengan komitmen untuk integritas dan akuntabilitas, audit
internal yang memberikan nilai kepada mengatur badan dan manajemen senior
sebagai sumber tujuan saran independen. Profesional yang disebut auditor internal
yang digunakan oleh organisasi untuk melakukan kegiatan audit internal.
I n t e r n a l C o n t r o l | 11
Independent Outside Auditors
adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh
perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan terbuka, yaitu perusahaan
yang go public, perusahaan-perusahaan besar dan juga perusahaan kecil serta
organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Praktik akuntan publik harus
dilakukan melalui suatu Kantor Akuntan Publik (KAP).
2.7 Type of Control
Entity-Level Controls
Tujuan mendapatkan pemahaman awal dari setiap komponen pengendalian
internal,Sementara mengevaluasi entitas tingkat kontrol, auditor mungkin mengidentifikasi
kontrol yang mampu mencegah atau mendeteksi salah saji dalam laporan keuangan. Itu
periode-end proses pelaporan keuangan dan pemantauan manajemen terhadap hasil operasi
merupakan sumber potensial dari kontrol tersebut.
Proses identifikasi yang relevan entitas-tingkat kontrol dapat dimulai dengan
pemantauan, dan informasi dan komunikasi).diskusi antara auditor dan karyawan yang sesuai
untuk atas pelaporan keuangan (yaitu, lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas
pengendalian,pemantauan, dan informasi dan komunikasi).
Sementara mengevaluasi entitas tingkat kontrol, auditor mungkin mengidentifikasi
kontrol yang mampu mencegah atau mendeteksi salah saji dalam laporan keuangan. Itu
periode-end proses pelaporan keuangan dan pemantauan manajemen terhadap hasil operasi
merupakan sumber potensial dari kontrol tersebut.
Pengaruh Entity-Level Controls pada Pengujian Kontrol Lain
Evaluasi auditor entitas tingkat kontrol dapat menghasilkan peningkatan
ataumengurangi pengujian bahwa auditor jika tidak mungkin dilakukan pada
lainkontrol. Sebagai contoh, jika auditor telah merancang pendekatan audit dengan harapan
tertentu entitas tingkat kontrol (misalnya, kontrol dalam lingkungan pengendalian) akan
efektif dan mereka kontrol tidak efektif, auditor dapat mengevaluasi kembali merencanakan
pendekatan audit dan memutuskan untuk memperluas prosedur audit nya.
I n t e r n a l C o n t r o l | 12
Di sisi lain, evaluasi auditor dari beberapa entitas tingkat kontrol dapat menghasilkan
pengurangan nya atau pengujian nya kontrol lain, seperti kontrol lebih sesuai pernyataan
yang relevan. Tingkat dimana auditor mungkin dapat mengurangi pengujian kontrol atas
pernyataan yang relevan dalam kasus tersebut tergantung padapresisi dari entitas-tingkat
kontrol
I n t e r n a l C o n t r o l | 13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan
mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan
mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud
(seperti mesin dan lahan) maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti
merek dagang).
Untuk menjaga agar sistem internal control ini benar-benar dapat dilaksanakan, maka
sangat diperlukan adanya internal auditor atau bagian pemeriksaan intern. Fungsi
pemeriksaan ini merupakan upaya tindakan pencegahan, penemuan penyimpangan-
penyimpangan melalui pembinaan dan pemantauan internal control secara
berkesinambungan. Bagian ini harus membuat suatu program yang sistematis dengan
mengadakan observasi langsung, pemeriksaan dan penilaian atas pelaksanaan kebijakan
pimpinan serta pengawasan sistem informasi akuntansi dan keuangan lainnya.
Sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu :
• Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls)
•Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls)
I n t e r n a l C o n t r o l | 14
DAFTAR PUSTAKA
fajarmarthanugraha.blogspot.com/.../internal-control-menurut-coso.html diunduh
tanggal 17 Oktober 2013 pkl 22.00
pakdheomerwin.blogspot.com/2012/12/internal-control.html diunduh tanggal 17
Oktober 2013 pkl 22.00
elib.unikom.ac.id/download.php?id=144622 diunduh tanggal 17 Oktober 2013 pkl
22.09