bab i, ii, iii.doc

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bimbingan kelompok merupakan suatu bimbingan kepada individu-individu melalui prosedur kelompok. Dalam hal ini, kelompok merupakan wadah dimana di dalamnya diadakan upaya bimbingan dalam rangka membantu individu-individu yang memerlukan bantuan. Cara ini dilakukan untuk membantu siswa (klien) memecahkan masalah melalui kegiatan kelompok. Masalah yang dipecahkan bersifat kelompok, yaitu yang disarankan bersama oleh kelompok (beberapa orang siswa) atau bersifat individual atau perorangan, yaitu masalah yang disarankan oleh individu (seorang siswa) sebagai anggota kelompok. Penyelenggaraan bimbingan kelompok antara lain dimaksudkan untuk mengatasi masalah bersama atau individu yang menghadapi masalah dengan menempatkanya dalaam kehidupan kelompok. Dalam pemberian bantuan berupa bimbingan kelompok seorang guru BK menggunakan teknik dalam pemberian layanan BKP. Penggunaan teknik dalam kegiatan bimbingan kelompok mempunyai banyak fungsi selain dapat lebih memfokuskan kegaiatan bimbingan kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai tetapi juga dapat membuat suasana yang terbangun dalam kegiatan bimbingan 1

Upload: aristia-siie-mput-put

Post on 01-Oct-2015

243 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Bimbingan kelompok merupakan suatu bimbingan kepada individu-individu melalui prosedur kelompok. Dalam hal ini, kelompok merupakan wadah dimana di dalamnya diadakan upaya bimbingan dalam rangka membantu individu-individu yang memerlukan bantuan. Cara ini dilakukan untuk membantu siswa (klien) memecahkan masalah melalui kegiatan kelompok. Masalah yang dipecahkan bersifat kelompok, yaitu yang disarankan bersama oleh kelompok (beberapa orang siswa) atau bersifat individual atau perorangan, yaitu masalah yang disarankan oleh individu (seorang siswa) sebagai anggota kelompok. Penyelenggaraan bimbingan kelompok antara lain dimaksudkan untuk mengatasi masalah bersama atau individu yang menghadapi masalah dengan menempatkanya dalaam kehidupan kelompok.Dalam pemberian bantuan berupa bimbingan kelompok seorang guru BK menggunakan teknik dalam pemberian layanan BKP. Penggunaan teknik dalam kegiatan bimbingan kelompok mempunyai banyak fungsi selain dapat lebih memfokuskan kegaiatan bimbingan kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai tetapi juga dapat membuat suasana yang terbangun dalam kegiatan bimbingan kelompok agar lebih bergairah dan tidak cepat membuat siswa jenuh mengikutinya, seperti yang dikemukakan oleh Tatiek Romlah (2001: 86) Bahwa teknik bukan merupakan tujuan tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan. 1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam makalah ini yaitu bagaiman tekink- teknik konseling kelompok dan bimbingan kelompok dalam prosedur pelaksanaan Bimbingan konseling kelompok.1.3 TujuanBerdasarkan permasalahan yang muncul, maka tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah Untuk mengetahui gambaran tentang teknik teknik layanan Bimbingan konseling kelompok dan Konseling Kelompok.

BAB II

PEMBAHASAN2.1 Teknik Teknik Bimbingan Konseling KelompokPenggunaan teknik dalam kegiatan bimbingan kelompok mempunyai banyak fungsi selain dapat lebih memfokuskan kegaiatan bimbingan kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai tetapi juga dapat membuat suasana yang terbangun dalam kegiatan bimbingan kelompok agar lebih bergairah dan tidak cepat membuat siswa jenuh mengikutinya, seperti yang dikemukakan oleh Ahmadi dan Supriyono (2004:121), bahwa teknik dipergunakan dalam membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh beberapa orang murid. Pemilihan dan penggunaan masing-masing teknik tidak dapat lepas dari kepribadian konselor, guru atau pemimpin kelompok. Jadi jelas bahwa selain sebagai alat untuk mencapai tujuan, teknik penggunaan dan pemilihan juga harus disesuaikan dengan karakteristik konselor atau pemimpin kelompok. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam bimbingan kelompok, seperti yang disebutkan oleh Ahmadi dan Supriyono (2004 : 119). Beberapa teknik yang biasa digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu, antara lain : Home room (penciptaan suasana rumah), field drip (karya wisata), group discussion (diskusi kelompok), kegiatan kelompok, organisasi murid, sosiodrama, psikodrama, upacara, dan papan bimbingan. a. Home roomHome room adalah bimbingan dilakukan oleh guru bersama murid didalam rungan kelas diluar jam pelajaran. Kegiatan home room dapat dilakukan secara periodik, misalnya seminggu sekali. Dalam kegiatan ini oleh pembimbing/konselor sekolah dan murid dapat lebih dekat, seperti situasi rumah.Jumlah anggota kelompok dapat berupa kelompok kecil, maupun kelompok besar dalam satu kelas. Home room dilaksanakan berdasarkan suatu jadwal tertentu dalam ruangan yang sudah ditentukan. Kegiatan home rome ini dilakukan dalam suatu situasi dan suasana bebas tanpa adanya tekanan sehingga memungkinkan siswa-siswa untuk melepaskan perasaannya dan mmengutarakan pendapatnya yang tidak mungkin tercetuskan pada pertemuan-pertemuan formal. Program home room dapat dilakukan secara periodik dapat pula secara insidental sesuai kebutuhan.Yang perlu diperhatikan dalam home room ini adalah membuat suasana kelas seperti suasana rumah. Hubungan antara anak dengan pembimbing dapat diupayakan seperti hubungan antara anak dan orang tua. Dengan hubungan semacam ini diharapkan para siswa secara bebas mengemukakan isi hati kepada pembimbing. Pembimbing hendaknya memposisikan sebagai orang tua yang penuh kasih sayang menampung keluhan, usulan, dan kegiatan siswa.

Tujuan dari teknik home room adalah:

1) Mengidentifikasi masalah dan dapat membantu siswa mampu mengatasi mengatasi masalahnya.

2) Menjadikan peserta didik akrab dengan lingkungan baru

3) Untuk memahami diri sendiri (mampu menerima kekurangan dan kelebihan diri sendiri) dan memeahami orang lain dengan lebih baik.

4) Untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.5) Untuk mengembangkan sikap positif dan kebiasaan belajar.

6) Untuk menjaga hubungan sehat dengan orang lain.

b. Fiel trip (karya wisata)Dengan karya wisata murid-murid dapat mengenal dan mengamati secara langsung dari dekat objek situasi yang menarik perhatiannya, dan hubungannya dengan topik yang akan dibahas. Dengan karya wisata murid-murid mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, berorganisasi, kerjasama, dan tanggung jawab. Sebelum karya wisata dilaksanakan hendaknya guru telah memberikan orientasi umum mengenai objek yang akan dikunjungi dan mengadakan perencanaan yang matang mengenai pemilihan objek yang menarik dan ada hubungannya dengan pelajaran di sekolah.Pelaksanaan karyawisata dapat ditujukan untuk mencapai beberapa tujuan seperti : 1) Untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah atau di kelas dengan hal-hal yang lebih praktis dan realistis.

2) Untuk menanamkan nilai moral pada siswa serta mengembangkan rasa sosial diantara siswa dengan teman-temannya maupun orang lain.

3) Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya.4) Dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum.5) Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya,agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.Fungsi dari teknik karya wisata adalah dengan mengunjungi obyek-obyek menarik yang berkaitan dengan pelajaran atau tujuan tertentu untuk mengetahui lingkungan dan masalahnya sehingga memupuk rasa tanggung jawab, kerjasama, kepercayaan diri, mengembangkan bakat dan cita-cita peserta didik.

Selain fungsi, karyawisata juga memiliki manfaat. Manfaat dari teknik karyawisata, antara lain sebagai berikut :

1) Siswa akan memperoleh pengalaman langsung. Pengalaman ini dapat memperdalam pengetahuan dan pengertian siswa karena akan lebih banyak menarik perhatian siswa.

2) Dengan karya wisata dapat mengumpulkan bahan-bahan untuk pelajaran, misalnya dengan cara observasi, wawancara dan sebagainya, serta dapat mengumpulkan benda-benda untuk alat peraga.

3) Memperluas atau memperbesar minat dan perhatian anak. Misalnya dengan kunjungan ke pabrik, perindustrian, kesenian dan lain-lain.

4) Memperkaya pengajaran di dalam kelas.

5) Membuktikan benar tidaknya pengertian yang diperoleh di dalam kelas. Sumber di luar kelas merupakan laboratorium tempat anak-anak mengadakan observasi, eksperimen dan lain-lain.

c. Diskusi kelompok (group discussion)Dalam diskusi kelompok sebaiknya dibentuk kelompok-kelompok kecil yang lebih kurang terdiri dari 4-5 orang. Murid-murid yang telah bergabung dalam kelompok-kelompok itu mendiskusikan bersama sebagai permasalahan termasuk didalamnya masalah harga diri. Masalah-masalah yang mungkin dapat didiskusikan dalam kelompok misalnya: 1. masalah pergaulan dengan orang tua. 2. Kesukaran dalam belajar. 3. kesiapan memasuki perguruan tinggi. 4. masalah mengisi waktu luang. 5. masalah-masalah hubungan persahabatan. 6. masalah harga diri dan lain-lain. Beberapa masalah yang hendak didiskusikan hendaknya ditentukan oleh pembimbing itu sendiri, dengan merumuskan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh masing-masing individu dalam kelompok diskusi.

Menurut Wina Sanjaya (2006: 157) macam-macam jenis diskusi kelompok antara lain :

1) Diskusi Kelas, dusebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini pertama, guru membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi, siapa yang akan menjadi moderator dan penulis. Kedua, sumber masalah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan masalah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit. Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator. Keempat, sumber masalah memberi tanggapan dan kelima, moderator menyimpulkan hasil diskusi.

2) Diskusi Kelompok Kecil, dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaannya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi kedalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.

3) Simposium, adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium dilakukan untuk memberikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah para penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka simposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya.

4) Diskusi Panel, adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang di hadapan audiens. Diskusi panel berbeda dengan jenis diskusi lainnya. Dalam diskusi panel audiens tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan hanya sekedar peninjau para penelis yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu, agar diskusi panel efektip perlu digabungkan dengan metode lain, misalnya dengan metode penugasan. Siswa disuruh untuk merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.

d. Kegiatan bersamaKegiatan bersama merupakan teknik bimbingan yang baik, karena dengan melakukan kegiatan bersama mendorong anak saling membantu sehingga relasi sosial positif dapat dikembangkan dengan baik. Kegiatan kelompok yang bisa digunakan oleh anak misalnya bermain bersama, melaksanakan kebersihan bersama, rekreasi bersama, dan piket bersama dan lain-lain. Kegiatan kelompok dapat menjadi suatu teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok dapat memberikan kesempatan pada individu (para siswa) untuk berpartisipasi secara baik. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil apabila dilakukan secara kelompok. Melalui kegiatan kelompok dapat mengembangkan bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan tertentu dan siswa dapat menyumbangkan pemikirannya. Dengan demikian muncul tanggung jawab dan rasa percaya diri.e. Organisasi muridOrganisasi siswa khususnya di lingkungan sekolah dan madrasah dapat menjadi salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. Melalui organisasi siswa banyak masalah-masalah siswa yang baik sifatnya individual maupun kelompok dapat dipecahkan. Melalui organisasi siswa, para siswa memperoleh kesempatan mengenal berbagai aspek kehidupan sosial. Mengaktifkan siswa dalam organisasi siswa dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan memupuk rasa tanggung jawab serta harga diri siswa.

Kegiatan organisasi siswa misalnya OSIS sangat membantu proses pembentukan anak, baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan organisasi asas keseimbangan dapat dikembangkan dalam pembentukan pribadi. Kemampuan pribadi dapat dikembangkan dengan baik, kesiapan sebagai anggota kelompok atau masyarakat dapat dikembangkan dengan baik pula.f. Sosiodrama Sosiodrama adalah suatu cara dalam bimbingan yang memberikan kesempatan pada murid-murid untuk mendramatisasikan sikap, tingkah laku atau penghayatan seseorang seperti yang dilakukan dalam hubungan sosial sehari-hari dimasyarakat. Maka dari itu sosiodrama dipergunakan dalam pemecahan masalah-masalah sosial yang mengganggu belajar dengan kegiatan drama sosial. Tujuan penggunaan sosiodrama dalam teknik bimbingan adalah sebagai berikut.

1) Menggambarkan bagaimana seseorang atau beberapa orang dalam menghadapi situasi sosial.2) Bagaimana menggambarkan cara memecahkan suatu masalah sosial.3) Menumbuhkan dan mengembangkan sikap kritis terhadap tingkah laku yang harus atau jangan sampai diambil dalam situasi sosial tertentu saja.4) Memberikan pengalaman atau pengahayatan situasi tertentu.5) Memberikan kesempatan untuk meninjau situasi sosial dari berbagai sudut pandang.g. UpacaraUpacara adalah kegiatan upacara bendera merupakan kesempatan yang sangat baik bagi anak-anak dalam melatih disiplin, melatih keterampilan, membentuk diri untuk dapat menghormati pahlawan, cinta bangsa dan tanah air. Upacara bendera merupakan rangakaian kegiatan sekolah untuk menanamkan, membina dan meningkatkan penghayatan serta mengamalkan nilai-nilai dan cita-cita bangsa Indonesia. h. Papan bimbingan Papan Bimbingan adalah papan tulis yang dipasang diluar ruangan kelas dapat menjadi suatu teknik bimbingan dan menjadi tempat persinggahan murid-murid di waktu senggang. Pada bimbingan tersebut secara berkala dapat dilukiskan atau ditempelkan banyak hal misalnya, pengumuman penting, peristiwa yang hangat, berita keluarga, tugas atau bahan latihan, berita daerah, berita pembangunan, dan lain-lain.BAB III

PENUTUP

3.1 SimpulanTeknik-teknik bimbingan kelompok adalah cara-cara bagaimana kegiatan bimbingan kelompok dilaksanakan. Teknik bukan merupakan tujuan tetapi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan bimbingan. Pemilihan dan penggunaan masing-masing teknik tidak dapat lepas dari kepribadian konselor, guru atau pemimpin kelompok Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam bimbingan kelompok, seperti Home room (penciptaan suasana rumah), field drip (karya wisata), group discussion (diskusi kelompok), kegiatan kelompok, organisasi murid, sosiodrama, psikodrama, upacara, dan papan bimbingan.3.2 SaranPara konselor diharapkan dapat memahami teknik-teknik bimbingan kelompok. Teknik-teknik tersebut dapat digunakan untuk mencapai tujuan bimbingan kelompok. Teknik dalam bimbingan kelompok dapat dipergunakan dalam membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh beberapa orang murid, dan dapat juga dipergunakan untuk membantu memecahkan masalah-masalah yang dialami oleh seorang individu.DAFTAR PUSTAKAPrayitno. 2004. Layanan L.1-L.9. Padang : Universitas Negeri Padang.Romlah, Tatik. 2001. Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang : Universitas Negeri MalangWibowo, Mungin Edi. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: UNNES Press.

Jurnal UNIMED-Undergraduate-23892-9. BAB IIhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&uact=8&ved=0CEwQFjAI&url=http%3A%2F%2Frepository.uksw.edu%2Fjspui%2Fbitstream%2F123456789%2F1806%2F3%2FT1_132008022_BAB%2520II.pdf&ei=oHx9VOnzD8O0uATwgIKABg&usg=AFQjCNE1v3q_JJmWS2Q76Z5oZ0q_i9Qazg&sig2=XAhEaxechYLiaTckAmXcdg&bvm=bv.80642063,d.c2E (diakses pada 30 November 2014)11