dewan perwakilan rakyat i republik...
TRANSCRIPT
I I I I
I I I
II II I
II II I I I I I I I I I I I I I
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
BELUM DIKOREKSI
CA'l'ATAN Pv\PAT
KOMISI I DPR RI (BIDANG : DEPLU, DEPHANKAM, DEPPEN, ABRI WANHANKAMNAS, BAKIN, DAN LEMBAGA SANDI NEGARA)
Tahttri" ·s i dang Masa Persidangan Rapat Ke Jenis Rapat s i f a t Hari, Tanggal W a k t u T e m P a t Ketua Rapat Sekretaris A c a r a
Undangan yang hadir
Anggota hadir
Anggota &Lmisi ~ DPR-Rl
1994-1995 I 3 Rapat Panitia Kerja Tertutup 3 Oktober 1994 09,00 WIB Wacanasabha I Gedung MPR/DPR-RI H.A.H. Sazi1i M. I Gusti Ayu Darsini, SH Pembicaraan Tingkat III atas RUU Tentang Pengesahan Pembentukan Organ i.sas i Pe.rdagangan (WTO). Dirjen Perdagangan Luar Negeri beserta Staf. 21 Orang dari 23 Anggota.
1. Drs. H.A.H. Sazili M., 2. Ny. Aisyah Aminy, SH., 3. Aminullah Ibrahim, 4. H. Soerjo Handjono, 5. B.N. Marbun, SH., 6. R. Mudjadi, 7. T. Tarigan Siber o, 8. Djoko Sasetijo, 9. Ny. Hj. Dwie Riawenny Nasution, BA., 10. Drs. Zamharir A.R., 11. Asep Ruchimat Sudjana, 12. Drs. Didiet Haryadi Priyohutmo, 13. Krissantono, 14. H. Asfori Purwosasmito, 15. Drs. Theo L. Sambuaga, 16. Ora. Iris Indira Murti, MA., 17. Ny. DR. Marwah Daud Ibrahim, 18. Rachman Arge, 19. H. Ircham Abdurrachim, 20. H. Muchsin, SH., 21 Sabam Sirait.
Pemerintah
1. Djoko Moeljono, 2. Bambang Kesowo, 3. Aidil Juzar. 4. T.L. Yousuf, 5. Halida Miljani, 6. Daeng Nazier, 7. Darry Salim, 8. RS. Djoemena, 9. Mayerfas, 10. H.S. Dillos, 11. Herrnj Soetanto, 12. Banudojo Hastjarjo, 13. Rifana Erni, 14. Rudy Ruhayat, 15. Tito Pranolo.
I I I I
I I I I
I I
I I
I I I I I ~--
1
Kaset ~ d Oktober 1994/WTO
Ketua Panja ...i..
Jadwal waktu sudah jam 09.05, tapi sebaiknya memang karena rapat kita skor kemarin itu, jadi pada hari Sabtu kemarin kita skor jadi pada prinsipnya dapat kita buka kembali, tapi adalah kurang afdol sebetulnya kalau ada dua Fraksi yang masih belum hadir, say~ iniin ~sulkan kita menunggu beberapa saat sampai rekan-rekan hadir, terima kasih.
Baik Saudara-saudara sekalian, saya pikir sudah bisa kita mulai, dengan ini skorsing kami cabut kembali.
Saudara-saudara yang saya hormati, pada tanggal 1 hari sabtu kemarin ada kita ~udah ~ampai didalam Konsiderans Menimbang ini sampai butir f, tapi ada beberapa hal yang memang masih kita pending untut~ita endapkan pada saat itu, saya bicarakan kembali pada pagi hari ini, yang pertama adalah tentang judul dimana sesuai dengan konsep itu di judul, dalam j~dulnya tentang Pengesahan Agreement Estblishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) yaitu ditulis dalam bahasa Inggrisnya dulu kemudian dalam kurung itu terjemahannya bahasa ·Indonesia. Ada dua pendapat kemarin, pendapat yeng pertama adalah karena Undang-undang kita ini akan kita buat adalah di dalam bahasa Indonesia, maka kita tulis judulnyepun didalam bahasa Indonesia dulu baru dalam bahasa Inggrisnya yaitu di dalam kurungnya. Dan kemudian ini juga akan memberikan akibat agar supaya penulisannya konsistensi, azas konsistensi itu kita berlakukan dimana di dalam seluruh katakata yang memuat kata-kata hal ini tentang judul ini itu juga konsisten di tulis bahasa Indonesia dulu atau bahasa Inggris dulu, kemudian terjemahannya di dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia atau, atau juga ditulis di dalam kurung tetapi atau, kata atau, jadi ini. Yang kedua tetap sebagaimana adanya yaitu bahasa Inggris dulu kemudian terjemahannya dalam kurung bahasa Indonesia, sehingga seterusnya juga nanti akan konsisten. Pendapat kemarin m~~ang_bahasa Indonesia dahulu itu diajukan oleh F KP kemudian juga didukung oleh beberapa Fraksi kemudian Pemerintah juga kemarin sudah menyatakan juga menyetujui hal ini, tetapi F ABRI minta agar supaya kita konsisten dengan apa yang sudah pernah k~ta lakukan yaitu didalam Undang-undang yang sudah dibahas, yang sudah diundangkan yaitu tentang .......... (bahasa Inggris) dan .......... (bahasa Inggris) yaitu bahasa Inggrisnya dulu baru baru bahasa Indonesianya~ nah dua hal ini yang pertama. Hal itu kemudian yang kedua pada butir ~ Konsiderans menimbang ini, itu di dalam kalimat yang kedua terakhir ada kata termasuk, ini ada usulan kata termasuk ini diganti dengan kata dan. Sehingga kalimatnya berubah dan persetujuan.
Jadi 2 hal itu, yang kemarin masih kita pendingkan. Saya merasa yakin bahwa setelah kita renungkan beberapa hari Sabtu, kita juga malarn Minggu sudah yang menikmati sambil berlibur melihat hari Minggu walaupun saya tahu ada juga yang masih tetap kerja, nah untuk itu s~belum kita, ~aya ingin mendapat kembalikan kepada fraksi-fraksi, saya ingin tanyakan kembali kepada
1
I I I I 1 ..
I I I I I I I I I I I I I
I I I
Pemerintah, penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini. setelah · itu saya ingin kembalikan kepada Fraksi-fraksi pendapat-pendapatnya. Kami persilakan Pemerintah.
Pemerintah .:...
Nanti untuk
Terima kasih Bapak Pimpinan, waktu hari Sabtu kita membahas Kbnsiderans Menimbang yang a yang ~~m~diwtmembahas judul daripada RUU ·ini~ memang pada awalnya kami tidak berkeberatan mengenai bahasa Inggrisnya dulu atau bahasa Indonesianya dulu, namun pada akhir pembahasan kami sampaikan mengapa judulnya itu dalam bahasa Inggris duJu, karena yang akan kita sahkan itu adalah dokumen yang berbahasa Inggris, Final Add yang berbahasa Inggris.
Namun demikian, disini hadir Bapak Bambang Kesowo dari Sejcub dart sebagai instansi terakhir yang menangani RUU sebelum dibawa ke DPR. At~s·kesediaan Bapak Pimpinan kami akan minta bantuan Bapak Bambang Kesowo untuk memberikan penjelasan.
Ketua Eania _;_ I
Silakan.
Pemerintah (Bpk. Bambang Kesowo) .:...
Bapak Pimpinan yang saya hormati, lbu-ibu/Bapak-bapak Komisi I yang terhormat. Masalah penggunaan istilah di dalam judul RUU ini, memang sebenarnya harus kita ikuti naskah yang kita sahkan. Apabila yang kita sahkan itu persetujuannya di dalam bahasa lnggris, maka pengesahan yang dilakukan dengan UU ini memang seharusnya mengacu pada naskah asli yang sudah kita sahkan itu t adi.
Oleh karenanya, apabila saya diijinkan untuk menyampaikan saran, saya ingin mengemukakan seyogyanya RUU tentang Pengesahan ini diajukan pada awalnya pada naskah atau dokumen asli yang kita sahkan sa j a. Un t uk kemudahan, ka rena ha 1 in i harus d i masyarakatkan dan· dip~hami oleh setiap rakyat Indonesia pada umumnya, kit a kemud ian menggunakan ~v~~~~~Ut:..l)' . .J.. da 1 am bahas a Indonesia.
Konsist~nsi sikap yang akan diwujudkan saya sangat sependapat bahwa sekali kalau seandainya akan kita gunakan pertama-tama judulnya aslinya dalam bahasa Inggris maka beikutnya harus diacu secara runtut pula dengan tatanan tadi. Apakah penulisannya itu akan digunakan dalam dengan tanda dalam kurung atau denga~ kata atau,. ini dapat kita timbang mana yang lebih baik karena tidak hanya fungsi tanda kurung sebenarnya sama dengan kata atau itu tadi. Saya kira demikian Bapak Pimpinan, ~bu-ibu/Bapak-bapak yang saya hormati. Pertimbangan yang saya ingin kemukakan dalam penetuan apakah judul ini akan menggunakan bahasa Inggrisnya terlebih dahulu ataukah bahasa Indonesianya terlebih dahulu. Saya ingat bahwa naskah asli ini nanti akan disertai terjemahan dalam bahasa Indonesianya dan terjemahan dalam bahasa Indonesia ini sifatnya untuk lebih membantu, namun agaknya tidak akan mengurangi makna bahwa sebenarnya yang, dokumen yang asli yang kita sahkan adalah dokumen yang dalam
2
I I I I I I I I I I 1·-I I I I I I I I I I I
'··
bahasa asing tadi. Terlma kasih.
K e t u a fit...D 1 a _
Terima kasih, demikianlah saudara-saudara sekalian penjelasan yang telah disampaikan oleh Pemerintah, untuk itu kami kembalikan kepada Fraksi-fraksi untuk dapat memberikan tanggapan mengenai hal ini. Kami persilakan, Siapa yang akan mulai, F KP.
.E.Kf.:
Terima kasih Pimpinan. Pada akhirnyi tentu yang kita harus kita ikuti per~imbangan yang selain itu merupakan satu kelajiman, juga sekaligus bahwa itu akan bisa mengacu kepada proye~si kemasa depan. Dan kalau ini memang sudah kita jadikan sebagai tolak ukur maka mest i~va. fo:r:um ini juga menyepakat i bersama agar supaya jangan berubah-rubah sikap seperti ini. Kita kalau F KP, maka di~alam batang tubuh ini samapi kepada penjelasan-penjelasannya itu juga tercermin disitu ketidak konsistenan, ka~ang-kadang ada terjemahannya. Kadang-kadang bahasa Indonesianya yang didahulukan kemudian diataukan· itu di Inggrisnya, sehingga di dalam kaQi menfasirkan batang tubuh sampai penjelasannya ya seperti kemarin itu. Bahwa kita bisa menafsirkan, bisa merubah dan bertolak daripada kebanggaan kita kepada bahasa persatuan ini, sehingga kita ingin awalnya dengan bahasa Indonesia. Tapi, namun demikian kalau ini memang merupakan disini merupakan kesepakatan bersama F KP tidak keberatan Pimpinan untuk dikembalikan kepada, mengacu kepada naskah aslinya. Saya begitu dari F KP.
K e t u a Pan j a .1.
Terima kasih. Dengan tetap mengacu kepada azas konsistensinya sehingga kepada keseluruhan batang tubuh apabila ditemukan kata-kata ini juga akan tetap kita konsisten. Dari F PP ada, silakan.
.E pp •
Terima kasih, saya bisa menerima bahwa penjelasan dari Pemerintah. Khusus yang kedua, memakai kata atau atau dalam kurung, saya cenderung memakai kurung, karena untuk memudahkan bahwa s~andainya mau jadi tidak terlalu sulit membaca atau memahaminya, itu yang kedua. Kemudian yang ketiga, barangkali nati sesudah hal ini disepakati tinggal kita lihat kembali. karena dari apa yang ditulis yang disini ternyata juga apa-apa yang sudah kita tetapkan ada yang tidak di lakukan sesuai dengan azas konsistensi tadi. Oleh karena itu mulai lagi dari atas sampai ke menim~ang s~mp'i yang sudah kita sepakati itu kita adakan, lihat kembali supaya menjadi konsistensi, terima kasih.
Ketua Pania ......
Terima kasih. Dari F ABRI silakan.
3
I I I I I I I I I
I I I I I ~--
I I I I I
~-
Teri.ma kasih. ·Kami ·akan me.mberikan sedikit tanggapan tentang yang kedua. Memang pengertian kurung atau atau itu secara umum memang sama. Tetapi kalau kita mengacu pada hal yang spesipik atau saya sebut dulu yang umum dulu, Pak. Kita tidak mengatakan ini atau itu, tetapi bisa mengacu pada benda yang lain atau alternatif itu. Tetapi disini bukan itu, jadi maksudnya lebih banyak pada pengertian atau terjemahannya itu. Dan yang berikut. kita konsi~tcn dengan yang dulu, ini juga dulu sudah kita bahas pada saat membahas rat~fikasi UU sebelumnya. Memang kita tempuh dengan kurung. Jadi kembali lagi, kami cenderung dari F ABRI dipakai kurung. Jadi bukan atau. terima kasih.
Ketua Pan ia _;_
Baik, i~~ima kasih. Jadi hal yang pertama, dari 2 hal yang kami angkat tadi, mengenai judul ini kita bisa setujui, bahwa penulisannya itu dilakukan aslinya didului atau dengan bahasa
• I
Inggrisnya kemudian bahasa Indonesianya ditulis didalam kurung. Bisa disetujui.
(Sidang Setuiy.J_
Kemudian yang kedua, nanti usul F PP setelah kita bahas masalah yang kedua··kita·memang lihat kembali apa yang sridah kita bicarakan pada Sabtu yaitu mengenai Konsiderans Menimbang ini. Kami ingin, kita melihat pada butir Q, yaitu ada usul kemarin yaitu k3ta-kata ~ermasuk setelah Putaran Uruguay tersebut koma termasuk ditul~sken dengan Persetujuan, diganti dengan GATT 1947 itu tidak kita tiadakan, kami ingin tanggapan kembali~ kami ingin dengarkan lebih dahulu dari Pemerintah baru nanti kita kembalikan kepada Fraksi-fraksi.
Pemerintah _;_
Terima kasih Bapak Pimpinan.
4
I I I
I 11 II II
I I
K.?. 3/10-94 WTO. ~-
PEMERINTAH (DJOKO MOELJONO) : Terima kasih pimpinan, kami dari Pemerintah
kemarin mendenqar diskusi Sabtu, antara dan termasuk masalah materi dan periode
maka kami menerima apakah itu termasuk atau tidak, itu tidak ada masalah yang prinsipil. Terima kasih.
F.KP (RAHMAN ARGE) Kami dapat memahami apa yanq dikemukakan oleh Pemerin-tah • tetapi barangkali Pemerintah kami harapkan menjelaskan bahwa menurut hemat Fraksi Karya, hasil putaran Uruguay ini kalau tidak salah mencakup 15 bidang dengan 3 pengelompokan mengenai akses casar, peraturan perdaganqan dan kemudian tentang hak milik intelektual dan jasa. Yang merupakan persetujuan utama di dalam putaran Uruguay ini terbentuknya WTO itu. WTO ini merupakan pelaksana daripada Sekretariat kerja jadi merupakan payung hasil-hasil putaran Uruguay. Maka dalam kaitan dengan ini, maka ada dua hal
yang cfiperja'fa~ .vang pertama mengenai WTO itu sendiri, bila mengelola hasil
hasil perundingan putaran Uruguay. Including apa-apa yanq telah diputuskan
pada putaran-outaran Uruguay dan kalau tidak salah ada 8 ~utaran. Putaran Uruguay ini o~taran terakhir, 7 putaran lainnya menghasilkan berbagai alat. Jadi saya kit·a disini termasuk persetujuan menqenai tarif dan perdagangan,
.saya kira perlu dieksklusif sedikit supaya jangan kita terlalu kaku kepada GATT 47 itu s~ja. Tetapi ·disana uraian sedikit tentang ada 7 putaran dengan hasil-hasilnya. Terima kasih.
KETUA PANJA ( DRS.H.A.H.SAZILI M.): Terima kasih. Nanti sebelum dijawab oleh Pemerintah perlu kita tinjau dahulu atau mungkin Fraksi-fraksi, jawab dulu.
PEMERINTAH ( DJOKO MOELJONO ) : Terima kasih bapak Pimpinan, kami akan minta
Bambang Kesowo menyampaikan penjelasan atas pertanyaan dari Fraksi Karya Pembangunan.
KETUA PANJA ( BAMBANG KESOWO ) : Bapak Pimpinan dan bapak-bapak yang saya hormati. Satu penjelasan awal terlebih dahulu yang ingin kami samoaikan, mohon sekiranya nanti Ibu-ibu dan Bapak-bapak akan mengambil kesimpulan sudah barang tentu akan kami bantu pengambilan kesimpulan tersebut. Memang sebelum terbentuknya WTO ini sebetu1nya tidak ada lembaganya. GATT itu hanya sebagai
mana disebut namanya memang hanya persetujuan umum, karena salah satu citacita untuk membentuk Organisasi Perdaqangan Internasional pada tahun 1947 yang lalu itu tidak tercapai, yanq tercapai hanya persetujuannya. Untuk mengelola persetujuan umum tentang tarif dan perdagangan itu kemudian
dibentuk Sekretariat~ ·Dalam perjalanannya Sekretariat ini berubah warna, berubah fungsi , seolah-olah itu yang dominan dan GATT menimbulkan kesan bahwa GATT itu lembaga. Dalam persetujuan demikian berlangsung keputaran berikutnya dan baru pada putaran Uruguay ini sebenarnya semula persetujuan pemben
tukan Badan Perdaganqan Dunia ini hanya menjadi salah satu item saja yang
dirundin~kan dalam kelompok kedua tentar.q aturan-aturan.
Namun dalam .....
I I I I I I
.. " . ~ .
I I I I I I I I I I I I I I I I
K. 2 3/10/94 WTO. '\.
6
Namun dalam perkembangannya kemudian menjadi lain kesadaran tiba-tiba dan
tekad keberaniari itu muncul, menqapa terus-terusan demikian, mengapa tidak diutamakan pembentukan organisasi, karena organisasi lembaga itulah nanti-nya justru·;akan ditumpukan untuk mengel ol a sel uruh persetujuan men~awasi pelaksanaannya. Oleh kare~anya memang pertama-tama sewaktu putaran Uruguay
kemudian dikahiri menempatkan kesepakatan untuk membentuk dan persetujuan dunia ini sebagai persetujuan ydnq paling pokok. Dimana persetujuan-persetujuan 1ainnya kemudian dilampirkan dari persetujuan pembentukan itu. Pertama-tama memanq ini, tetapi kemudian juga kalau hanya hasil~~asil per
undin~an persetujuan yang dihasilkan dari perundingan putaran Uruguay saja y~ didahalukan yang dikekola oleh Badan Perdagangan Dunia, baq~imana dengan persetujuan-persetujuan yang telah dicaoai sebelumnya, termasu~ persetujuan induknya. GATT itu sendiri sebagai General Agrement of triet, yang pasal
pasalnya suda-t~··l:Serulang kali dirubah terutama dalam perundingan putaran Uruguay ini. Tadi sudah singgung ada kelompok yang kedua tentang lulus
itu sebetulnya praktis aturan-aturan yang mengubah dan men,mbah gatt yang
asli. Tetapi tidak semua aturan GATT karena sifatnya juga penambahan jadi
yang asli masih hidup terutama kalau itu sifatnya penambahan. Maka persetujuan yang asli ini memanq perlu juga dipelihara, diadministrasikan yang se
mula hanya diadministrasikan oleh satu Sekretariat. Dengan adanya Badan Per
daqangan Dunia Sekretariat ini lebur dan nanti akan diganti oleh Badan Perdagangan Dunia. Dengan seat up seperti itu maka yang pertama akan diadministrasikan yang akan dikelola dan diawasi pelaksanaannya oleh Badan Perdagangan Dunia memang hasil-hasil perundinqan yang dicapai dalam putaran Uruguay. Selain hasil-hasil persetujuan yanq merupakan hasil putaran Uruguay juga peraturan induknya sendiri gatt-nya itu dan aturan-aturan yang lain yang dihasilkan dalam berbagai putaran berikutnya, itu yang akan dikelola. Itu sebabnya maka pertama di da1am Rancangan ini semula yang sudah diperbaiki termasuk per
setujuan umum menqenai tarif dan perdagangan tadi yang sudah diun9kap di da-1 am huruf sebel umnya: Ini 1 a·h penjel a san tambahan bagaimana duduk soal nya an tara
WTO dan persetujuan-persetujuan dalam rangka putaran Uruguay serta persetujuan umum tentang tarif dan perdagangan induknya yang menjadi induk yang dilahirkan
tahun 1947, demikian.
KETUA PANJA ( DRS:H.A.H. SAZILI M } : Terima kasih, Saudara-saudara sekalian sudah semakin jelas bagi kita mengenai bagaimana status daripada putaran Uruguay itu, induk daripada GATT itu sendiri pada tahun 1947. Oleh karena itu
kami kembalikan.
F.KP. (RAHMAN AR~~) : Saya tambahkan. jarli menyusuli pertanyaan dan sudah tergambar cui< up je·l as, maka seba i knya kal ima t : "termasuk persetujuan umum 1 ni
karena disitu seolah-olah terlalu mengacu kepada gatt dalam arti induk, perse
tujuan induk dan sesudahnya ada 7 putaran.
Jadi barang kal i .....
I I II il I
II II II II I I I I I I I I I I I I I I
Jadi barangkali sedikit dieksklusif indu~ ini juga persetujuan-persetujuan putaran lalnnya sebelum putaran terakhir itu. Sebab disini terlalu tumpul termasuk persetujuan umum menqenai tarif dan perdagangan tadi, yang dimaksud tadi yang sudah dibahas kemarin itu. Jadi Fraksi Karya mengusulkan agar supaya
secara eksklusif disini d{ungkap tentang persetujuan GATT itu dalam arti kata
persetujuan induknya itu sendiri. Kemudian sedikit tentang hasil-hasil dari putaran-putaran selanjutnya sebelum putaran Uruguay, yang diatas sudah dicantumkan, terima kasih.
KETUA PANJA ( DRS. H.A.H. SAZILI M ) : Terima kasih selanjutnya.
PEMERINTAH ( BAMBANG KESOWO ) : Saudara Pimpinan, kami semua memahami benar
apa yang dimaksudkan seperti juga diutarakan dalam menimbang baru hufuf £
itu juga ditegaskan pada bagian akhir kalimat huruf £ ;tu bahwa kata-kata mengenai pers~tujuan umum mengenai tarif dan perdaqangan tahun 1947 dida-
·~
hului dengan kata aslinya, ini disusuli dengan kata-kata .,berikut persetujuan
susulan yang dihasilkan sebelum perundingan tersebut puta~an Uruguay. Kalaupun itu akan diulangi lagi termasuk persetujuan umum mengenai tarif dan perdagangan beserta atau tambah berikut persetujuan yang dihasilkan tadi. Demikian.
KETUA PANJA DRS. H.A.H SAZILI M. ) : Terima kasih. Jadi memang kalau dili
hat dibutir c sebetulnya nuansa yang ada antara £dan~ ini sama. Oleh kare-na itu masalahnya supaya bagaimana agar menulis kalimatnya apakah kita juga
samakan pada butir ~ ini juga dimasukan sebagaimana di butir £ pada butir ~ ini
sehingga nuansa itu lebih jelas yang mana dimaksudkan, ada pendapat?
F.PP ( H.MUCHSIN, SH ) : Terima kasih. Tentang kata dan maupun termasuk saya c~nderung memakai ini 11 t~r~asuk''. Kemudian untuk menunjukan apa yang pernah dicapainya putaran-putaran itu, saya kira lebih baik dimasukan di dalam penjel~san umum yang nanti kita bahas. Jadi kalimatnya tidak akan terlalu panjang dan istilahnya itu rangkaian-rangkaian, seingat saya ada 7 putaran yang pernah dicapai, saya minta dimasukkan lebih jelas dalam penjelasan umum. Jadi konsepnya Pemerintah ini saya kira tidak terlalu banyak. Kemudian apa yanq telah dilakukan putaran itu dimasukan di dalam penjelasan umum nantinya,
terima kasih.
KETUA PANJA ( DRS. H.A.H. SAZILI M. ) : Jadi usulan F.PP tetap sebagaimana yang sudah ada di konsep in·i, hanya nanti di dalam penjelasan diberikan penjelasan mengenai seluruh putaran-outaran yang sudah dilakukan di dalam perundingan
perundinqan mengenai GATT tersebut, masih ada? silahkan.
F. ABRI (OJOKO SASETYO) : Terima kasih. Sebetulnya kalau kitamau baca penjelasannya disini sudah ada, jadi putaran-putaran apa saja itu sudah ada disini. Jadi kalau pengertian daripada putaran Uruguay itu sendiri, itu kita sudah
mengerti bahwa itu adalah kalau suatu perundinqan terus diakhiri dengan perun
dingan
Yanq namanya .....
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
K.2 3-10-94 WTO. '-
Yang namanya putaran Uruguay dan mencapai suatu persetujuan, saya kira ini
akan mencakup keseluruhannya, jadi rangkaian perundingan itu puncaknya ter
capai pada putaran Uruguay ini. Jadi kalau kita mengacu pada itu sebetulnya bisa disebutkan, kami ulangi pada kalimat terakhir itu; berbagai persetujuan yang dicapai dalam rangkaian putaran Uruguay tersebut. Sudah termasuk sebelumnya, dalam penjelasan sudah ada,
bahwa outaran Uruguay itu mencakup apa saja, sudah ada di dalam penjelasan ini. Saya kira 1ebih simple demikian kalau memang pengertiannya yang saya katakan tadi tanpa ada embel-embel dan termasuk GAlT 47. Ini barangkali pendapat dari kami sejauhmana bisa diterima kami lemparkam kembali pada forum, terima kasih.
~x:- .•
I I I I._
I I I I I I I I I I I I I I I I I I
• - • - I -.....,I .~ • fl I V •
'·
9
KETUA PANJA ( DRS. H.A.H. SAZIL! M. ) : Terima kasih.
Setelah kata termasuk itu dihilangkar., jadi selesai sampai putaran Uruguay tersebut. Ada tanggapan dalam hal ini, sebelum saya teruskan kepada Pemerintah.
F. POI ( SABAM SIRAIT ) : Saudara Ketua, kami juga sudah menyebutkan pada rapat.kita hari Sabtu, bahwa sebenarnya kalau menurut kebiasaan hal yang terakhirlah yang disebutkan apa yang dicapai terakhir. Jadi tidak perlu sebenarnya menyebutkan tahun 60, 47 lagi. Apalagi kalau ada dipenjelasan disebutkan. Kalau kita lihat laqi perjanjiannya itu, saya lihat bahkan ditegaskan yang 47 maupun 94 dua-duanya sudah dianggap anggota asli (original members }. Jadi secara sengaja, secara khusus tidak perlu
secara eksklusif lagi disebutkan 47 itu apalagi di batanq tubuh Undang Undangnya. Jadi sekian Saudara Ketua, saya men_vetujui bahwa itu dihapus. _, ... KETUA PANJA
s i1 ahkan. ORS. H.A.H. SAZILI M. ) Terima kasih, F.KP ada tangqapan
F.KP (RAHMAN ARGE ) : Pada dasarnya F.KP dapat menerima sampai kepada kata tersebut, walaupun sesungguhnya masih ada pemikiran tentanq hasilhasil persetujuan susulan. Jadi sebenarnya ada dua pemikiran F.KP teta
pi akhir kami dapat menerima pemikiran tentang kalimat itu sampai dikata
tersebut saja.
KETUA PANJA (DRS. H.A.H. SAZILI M. ) : F.KP kami tanyakan kembali.
F.PP. ( H.MUCHSI~, SH l Ada usulan dari ternan sebenarnya diskusi yang hari Sabtu itu mengapa muncul, kita sudah diskusikan itu sebabnya ada rangkaian mulai 86 sampai sekian. Tetapi kita ini musyawarah dan mufakat dan tidak mengurangi esiensi daripapda materi yang ada bagi
F.PP tidak a~a masalah yang prinsip disini, oleh karena itu sampai "tersebut" kami tidak keberatan, kemudian penjelasannya sudah jelas kalau per·lu ada nanti perbaikan-perbaikan disana-sini manakala diperlukan. Terima kasih.
KETUA PANJA ( nRS. H.A.H SAZILI M. } : Terima kasih, Pemerintah.
PEMERINTAH { DJOKO MOELJONO ) : Kami ingin minta bantuan kepada Bambang Kesowo memberikan penjel.asan mengenai baris ke dua dan terakhir.
PEMERINTAH ( BAMBANG KESOWO} : Ibu dan Bapak-bapak yang saya hormati. Ada kekeliruan paham, aoabila kita berhenti pada kata tersebut maka WTO itu nanti hanya mengelola persetujuan-persetujuan mengawasi pelaksanaan persetujuan yang dihasilkan dari da1am rangkaian perundingan putaran Uruguay, padahal maksudnya tidak demikian. Jadi disamping segala yang
dihasilkan dalam putaran Uruguay, maka ia juga mengelola gatt yang asli
nya terntasuk persetujuan-persetujuan susulan yang dihasilkan sesudah itu.
Jadi sebagaimana juga ....
I I I I I I I I I I 1--
I I I I.
I I I I I I I
'
1\. • .._.. • Vj ..o. \~j _.. I • ... IV •
'·
Jadi sebaqaimana juga diuraikan dalam penjelasan umum implementasi dan
operasionalisasi persetujuan GATT itu kemudian diwujudkan dalam putaran demi putaran berbagai putaran yang kemudian menghasilkan 7 putaran itu.
· Setiap putar·an menghasilkan beberapa persetujuan yang itu, memang seba
gian amandir ada yang sebagian ditambah memang kemudian dikurangi.
Semuanya masih berlaku dan itu kemudian dikelola oleh Badan yang nama
nya WTO itu tadi. Oleh karenanya, sebenarnya apabila huruf £yang sudah kita anggap mewakili. apa yang sebenarnya diinginkan yaitu disini Indonesia sendiri berkeinginan untuk menerapkan pr nsip-prinsip pokok ~ATT
berikut pP.rsetujuan susulan yang dihasilkan sebelum putaran Uruguay, maka cerminan yang sama yang ingin diungkapkan bahwa WTO ini di dalam
persetujuannya seperti juga didalam persetujuan akhir yang putaran Uruguay dikenal dengan nama GATT g4-sebetul~ya.
Ini yang ingqn"ditegaskan kalau demikian halnya termasuk persetujuan umum
itu mectinya konsistensi Gneral Agreement On Tariff and Trade/19947 diter
jemahkan Bahasa Indonesianya beserta berikut susulan yangdihasilkan sesudahnya, mungkin lebih menggabarkan apa keadaan yang sesungguhnya, kalau
pun hal ini prinsipnya disetujui kami akan memebantu mengajukan rumusan redaksinya besok bisa dihidangkan kepada Bapak-bakak lbu-ibu semua·
terima kasih.
KETUA PANJA ( DRS.H.A.H. SAZILI M. ) : Baik terima kasih kepada Pemerin~
tah. Sauadara-saudara sekalian ,masih ada silahkan. Terima kasih Saudara Pimpinan kalau kiya kemba,i membaca perintah yang kita terima dulu maka dapat disimpulkan bahwa pada perundingan ds Marakas itu ada dua dokumen penting yang ditanda tangani yaitu yang pertama Final Ac~ yang kedua Pembentukan Organisasi Persaganqan Hunia, jadi kalau Final Act sudah ditanda tan9ani sisistu persetujuan 7 putaran berikutnya finalnya dalam Marakas itu lalu dikatakan ~erda denqan persetujuan yamg kedua final act pada dasarnya hanya semacam deklarasi ahkir yang berisi
ada lima macam dan final act te1·sebut memang tidak memerlukan pengesahan atau ratifikasi ini ada suatu penjelasan demikian sehingga kamit.lebihcond
dong apa yang melengkapi yang dikatan oleh Bapak Ojoko tadj, apabila berhen ti' ¥ada kata-kata tersebut itu sudah mencakup 7 perundingan yang kita su
dah laksanakan ini yang diterima pada pemjelasan Pemerintah yanq kami te~i
ima. Terima kasih.
KETUA PANJA ( DRS. H,A.H. SAZILI M. ) : Saudara-saudara sekaliam sebetulnya
apa yang disampaiakan oleh Pemerintah ada semacam lehkawatiran bahwa kalau memang kalau tidak dimasukan putaran GATT Tahun 1947 sebelumnya itu seolaholah berada diluar jangkauan yang kiata ratifikasi ini, teaapi kalau kita melihat kembali p~da hutir Cada kalimat terakhir yang dikatakan berikut
berikut persetujuan .....
I I I I I II
I I I I I I I I I I I I I I I
'·· 1. ,
berikut susulan yang dihadirkan sebelum Pefundingan putaran Uruguay , kalau
saya ingin, tapi juga Pemerintah akan mencoba suatu r0musan baru dan mogamoga akan disampaikan pa.da siang ini sebelum kita tutup kita sudah mendapatkan rumusi'lnya, saya juga in~in ;-:1~ngusulkan bahwa kata-kata termasuk persetujuan umum dan seterusnya itu. diganti termasuk persetujua-persetujuan sebelumny9, itu beraratti sudah mencakup keselur11han atau putaran-putaran daripada perundingan-perundingan yang lain sebelum perundingan di MarrakEsh Jadi ini dua hal saya ingin kita endapkan dulu agar kita supaya dapat men
qapatkan hasil yang maksimai nanti untuk kita semua, sambil menunggu nanti juga Pemerintah mengusulkan rumusan baru,.bisa disetujui ada usul silahkan.
Mungkin ada perbedaan sedikit apa yang dijelaskan nleh rekan kita yang ter
dahu1u bahwa sebenarnya Final Act itu berisikan salah satu diantaranya
ya GATT 19947 ya soa.l __ mate!'i sudah termasuk didal amnya sehingga mung-kin dal9m kal-li1Yal: ini saya sarankan demikiam jadi setelah perkataan;
o~uguay t~rsebut
dan perda~anqnn
dilanjutkan "dengan dimana persetujuan umum mengenai tario
(GATT 1947) termasuk didalamnya jadi saya ulangi Berbagai persetujuan yang.dicapai dalam rangkaian perundingan putaran Uruguay terse
but, dimana persetujuan umum mengenai tarip dan perdagangan (GATT1947) termasuk didalamnya terima kasih.
KETUA PANJA (DRS. H.A.H. SAZILI M. ): Baik itu salah satu usulan jadi nanti tolong dirumuskan oleh Pemerintah jadi saya pikir nuansa-nuansa yan~g berkembang itu bisa ditangkap untuk bisa mem~erkaya rumusan-rumusanya.
F. ABRI ( DJOKO SASETIJO) : Terima kasih setelah mendengankan uraian dari rekan-rekan dan untuk merangkum semuanya baragkali kami akan mengangajukan pendapat atau saran kalau memang bisa dicakuo secara singkat dida-
.l.am .poin d ini itu lebih baik tetapi kalau nanti ternyata dengan upa-unyu metangkum
kan jangkaunya putaran Uruguay terima kasih.
semuanya itu poin d itu lebih panjang lebar saya menyaran
dimasukan didalam oenjelasan. Jadi yang dimaksud dengan disini adalah begitu, saya kira itu juga bisa ditempuh
F~-KP-( RACHMAN ARGE ) Saya ingin cuma mengingatkan kita barangkali
sesuai dengan pemikiran kami dan F.KP ini bahwa struktur penguraian itu
kan berkenbang secara runtut jadi misaknya berkaitan dengan uraian-urai
an yang bersifat prinsi~-prinsip kemidian D itu merupakan break dnwn dar, pada prinsi~ sehingga disini ada kata-kata di D itu berikut hasil hasil persetujuan susulan yaag dihasilkan dalam perbagai putaran ini kan
suda~ merupakan penjelasan lebih jauh dari pada GATT , nah barangkali kalimat-kalimat ini suatu penjelasan, penjabaran daripada pinsip-prinsip
ini bisa dipindahkan kehuruf D menjadi misalnya termasuk umum mengenai
susulan dan setedr tarip dan perdaga·~ berikut hasil-hasil persetujuan runya mengapa kami usulkan ini agar supaya dapat
ternan kami tadi dari fraksi-fraksi agar supaya merespon usul teman
kalimatnya tidak membengkak· Terima kasih .
KETUA PANJA ........ .
I I I I I I I I I I I I I I I I I·· I I
I
-. .LG -
KETUA PANJA (DRS. H.A.H. SAZILI 1 N) :
Baik, usulan~usulan ini kita serahkan kepada Pemerintah, masih ada PDI,. silahkan. F .PDI (SABAl_i SIRAIT) :
St, c1 :~ ,-- c-~ ~::~~ t ~~ ~~~ :"?.-~i / ;_, ;:. ira ~.21·'1· iJ in t) i r, ~~~r:r, d d pat~·:. ~i-. d .=.r- i p~r:·i2 r i li-tah ah bagaimana apa ~ntung ruginya kalau ini tidak
ini
k<:1lar..t d.i. p.:.;.njt?la.Gan ki.l:.a S""{:~U.::i :;E-~l.:d·,,::,t 2.pi:tkah ad'-' :;e~-uat._, yang
1 Ui;H- bi .::.sa t.::.hr..1r1 l987 i ·tw k i '-"-~ n•~~-,j .=,rJ i anggota 5E-k c;.r-;:.ng.
P.:2r-.:jbi,l;an-~J~::robah.:.n Soil !:: e.-.-.u.::~n·:r·a d i t.acnpung per-ob.-shan-per-abc..
ha& i :.:. tL\ :::.;:.'-'L•2n<·; ri·,·.,.:, yiing fin a 1 in :i. 1 .::ii·, -y<:.u-;<J fl11?nc: ak ~ .. q:, sa.T.Lia wrgensl.-
Sc, 'l ~ '!~~t..,?(tC1; .. ,-. yC.! t i dGl k .::~fj~···~ \:"LI"J ~d.:,. dar i 4·7 ~·. £:! :..a k ~r ;.:,r. ~ ri.2-iltdn;
tan~· a.k ~~ ... ~ r- i. s t i wa . ., . .:1n ~ tt= , ... j c:u-:1::. be: .. i. L c:i e: lam 1:o l i ·i:i k p..:-t- tea.hc..tl c-.n l;r-,-aif;an.:;u"l c?k-~f'i6mi. Apakal·, SefULid i tr..l h<:H"Lo5 k i t.-s i:llnbi l Oj:-2(" sei.._a.-.:..ng
ini. Apa~ah tidak yang ter-akhir y~~Q ruenjadi seb~b itu ~1S6
perdabatan
p~rlu kita pindahkan
2Lcsnow:i. in t.::trnasit:onal · yar.g s..=tya
kesini ~~ki~n ssudar-.-s Ketu~.
i·:.::.rc.
P!l·-, tidak .: ... d.:;. yano s.::.-bi.'=.-•c:•I"T;y.B dik.:wlr-..ttirk.::m 14t:mc=rintah ·;.:.ide:.i;
ciCiC:I yan:J SE'titbLln.,·ikr:tn lh.::\~ • .:.:i ~,h SGbenc::.t·nya r.ar1·~1a Scder-t-,ana 5u
SEi'LIIIiLII""-uu:r..;r ~~~i?na..idi aniJGwi:.~ KP,T itL; i:-ebetwlny.;. ka.-snggctaan ki·c.::. mema~ai pr-os~dur kita ratiii~~si j~di kita it~ h~nya ingin .;.g~r
IH-tll-~i di kerf1L1dian har-i yai";l) i'ii21lib<:;:::.a s.i..:,piipun it>-~ s:.::a.ra jala:.
sejarahnya hania itu sebe~~rnya j~di tid~k a~~ yc..ng menja~i
ini sebei·ulnya ~--.;.=:angg,:-,l:.:.:-c::,n ··i<-'·•·•g bt=gi b-1 pentir.g da:-i ;:.~...ttc-.r-.:..:-.
pLr tar· ~111 l· .. i t<:• i k uti tl? l:ap.i i ,-, :~ :r· =-~:· .. ::-s k e;r.~•d ian ;' .:..1-. :s i-: ,::<:.;::. t :....1 an
Hlt?l(:ben tul·;
1..11d:wK mi:"rr-tl~.·;'ii·· . .:-.=~-i di:,;·, ::_,,i pr·osed~-.1r uo:-:>T.:.ng yc.r.g bar·u d:i.pakCii
p.:::r-· t,:,luc'l hci-u1Lid .i ~~n de-l .-:"11 h::.n i:.a:A; s ~~;\ T buk ..... , keanggot:a.:.n d ~' 1 .-srr. t..ada.'i-
I I I I
I I I I I I I I I I I I I I I I I
- 13- .
y.=.~s &k~G •••..•••••
·y.:•ng ak ;:::.n i:H:onge l Dl c:•.h ~-e l ur-Llh p.;::,i- ~-r; tu j uc..n r-::t=:. I it""; ,u:,~-. :L;d;-, y~ i.;n t:....k
lfiL=I"IC\tupilk.::•,-, itL;. 1-ii:in'::i i~.=tl.=:.LI t.~u.=.;~ dij~'lb<:.rl~r.~n ;:.;:gitu n~.-,·.:i ::.i.
ke;nudian har-i aa;:, kes.:..lc:.pc:,h;:.;lr2.rr ini 't'i:tn•] kita ~:.-;c-.\:.irk.;..r.. S2=>1ar.
o1Cth bi:idF.irr Perdarjc:1.-·,~;:"n dur.i.:; itLt h<.\ny;:~ .ur:;niJ2l..:.l:..i1 ;:,;;r·:;,:::t;..dur;n
yang dihasilkan dalam r-angka put~ran Ur-~g~ai hanya itu ~&Ja.
JL,str--Lt fllalah SMya ingin merH)>?tahL;i lac.:.r belak.:.ng kc..na apa ::s£?c:a.-.:.
khLIStlS di par·jc;,r·:jian LJi·u~ll..lai. ini die-e::buU:.:.n :.e:c:.:.rc. c-t·:~-~li<sit
bahwa Anggota-&n~gota
bc-.i·rt~an t.o.hLtn 9~ sa'nL;c:,
t.e: r.un 4 7 fi;.Z:o..: j:•l.lil
hi"lr·us- d.i~;;;;:butkan
f'P.~·lu ai jnlr.;sh"''' 1-:.epr.tcJ.:~ kr.w·,i uar·, b.:.\ct-:. ~;.-·cur,.:.Jny~. yang st=:l".l..li-;)'C~---
s.;,~/Cl let;iJ·• sep~.'ni'!i.iJ).=:t t~,Cil i ~~'-' ci_·:;:-2r-,jF.l.35as·• ~c.ja· Ja~:;. :.ert·:.iat-l
S<.Hld.:.u·a J<.:.;:;,t.u,: •• · ............. _,_
k.:;lau kita
i~ kalau tid~k ada l~~i s~ta in~in b~sa bers~pak6t kami persilahKan
p:?merint<:-ih ur.-l:uh d<:;p;:;.t ,m.;;.JYyusL;n r·~..lm'-ts.:u·, c .• ~(-,_, •~c..re.tsa 52fi;w.:: l"n-•.;;r.sa
nuansa ba?rfiki.'" :t•ang sudah d~~~a,:sp.::,lL:,:i i tu say.:; pikir :.L1dah_ bis.:.
d :i. ti.'l;·ufJLirt'2 .:-; ll?i·, pl~flli~r is, t;=H-, d ,:-;n i .. t:-illi..td::. <=sn .-, :.n t :i. ;.~it: c-. ha ·• .:'i:d~ a;-; pc-.c a
al-:.hir· pi:::;··l:r-~iih.l.:.n kit.c:c p.;,d.::-. siC\1n; har--.i. :;.,-.i kit.::~ bisc.. ;:,icarc.~--~.n _,_.
(.1 -l
Tr-ima kr-v:.ih.
Jadi bu~ir D itu ah samon~ara kit~ sekal ian t.::..d i seb.:\gc.i.rr . .:.nc:, SLta.::.h L i tc-. ,;:,r,
Sa .... ~d ar a-::.a~oa.· a
k:ita d.::;p:-..t rm':!lih.::"'t l~t::;:Ji::•i::;li <:cpa y<:tng ::.~.-,cJ~;h :-;ita hasilk.:.r. ;~e.-..C~ri•··
d.o,n hari ini sec:.:trc:t 1~.-z.~~elut·;.ih.;ul ~iC:titu kor,o;;.i d~n 1;·.~;-;i;r;oc.n;; da.r·i
«IIL;l.::.'\i jL;CiLil kansid~ u:er,L~:t•<:rn<J d.:,,.·i .~, £.a;-;,pai f hc.n 1 .:; i.:. ... 1tir- d jadi
hanya s-t::ou·,ci·d:.:.ra kita ;J2nding ~-.=:u;•p.:-.i ~i.:-.ng hari ini • .:d-, t·:.ita lit·,c.t
1-_f_:. lu::•nSPp yar11} bar"l.l y;-"-"j suclf:fn d i t...;a t s.;-;ya •:.i "- i r sa;r.L;a SLujah
mc=::n<-.?r"imc.. sudah ~'.Etr.u.:, di b.::lgi. sth"Jr,on rfli\C:t1" f..-,ungl~in terlamC..?.t d :i. bagi_kc-u·;
·;, ;::,og de?p<:~n t.::-d i. Bat;;.:d_u);1n s~..tcJ;::,h tt=:~,·· i 111.=t pal: Dj ,::ji~o. Sei:.c:.b
kita in.i. i\it.-;, s:-::c::,.·-. in:;_ ye.ng- d~1Lar.g bi?li;jr-~Cin.Jar; n,;~c.. .:.p:.-.:q:..:&.
·saiL
c.:..r"i rapat
b;=tc;:.d~an · ..-;;,rn-:~;moan ini n nya hec~1nyakan y.:,ng ngEri:ik c:,c;ak r-c.j ir ••
Undang-undang Republik Indonesia Nc. kosong t~hun 19C0 sesu~i
dengan kesepakatan agar tahunitu dikosongkan untuk se~an~ar~
tc:r·g..;:,ntung yan~ ti,oda tang.:1n P~ k. ,-,,~n tang p.::n~ 2s.c.r.ar. C:H~ r-e,e,,T,e:(, t organis~tion (par-s~tujua~ pa~t~ntwkan
dLtni.i) jc.~di b.;,h;:·~-~ In(;gris;-;·-1 .:. itLt di or-ga
tulis
I I I I 1 ...
I I I I I I I I I I I I I I I I
- 14 -
i. "-' j udul tang~o 1:.an :~ \..iOW}
tapi i:C:;f-:UI-, .t S· i tu itu munghin ada maksud te-r- tentu
· bRt- r.!'l"l{) k 2.1 i
dul~i unt.uJ-~
nh
hanyC~ "'"·:so?-~l.::.h i·;.:-tih i::-a.:ia s.:1y.:t '"oh::.r. il-,i
k~s~pataksn kita narikutnya begitu ~a~i
:i ,·,g.i 11 sfo("i' C:;i'l':r· ah <.11-, y .:u--nJ lJ ,:;, r- i. ~~ lti i r ~ n g _;_; ·, i :: . .-:- ha b..1 · .. r. /E.
:i ftgQ (" :i Sf';·y i':"" ~z,aj C1 1 a:-t t ~ S i=".t~r- ·t '=1J) ~: d .."'-=trs.--. ·,- ct :~_;·;::;·1 '":i :~~~.:it.;;,,-,.-.·:,;=,
J·.: at.=t
t·~·:j ~i ... , ~
aj;lk.an i t·.u d ;;.n hi ;>;.a k i. t:a hi tu1"1tJ
di T.. "'
i:5h~.S~.
J • ..... .. •.•-. -:!:Cr.~.
I I I
,)
I I I I I II , I
1--· .. , ..
I I i I I I I I I I I I I
'-
- -15 -
F1 PP. (H.MUCHSIN, SH) :
Intexupsi Bapak Ketua. Bwcan itu Pak, sebetulnya hanya sederhana saja yang kami @aksudkan i tu, kami mengetahui kemarin \tlaktu diskusi sudah nomor itu kosong, kosong itu tidak ada titik-titik maksudnya. Ini 19 inikan ada titik-titik, apa ini memang ada mak- · na lain, kalau itu tidak ada ya kosong semua, tidak ada titik-tititik maksud saya. terima kasih.
KETUA PANJA (DRS. H .A .H. SAZILI 1 fJl) :
Saudara-saudara sekalian, kemarin tahun ini 19 kita perbincangkan aslinya itu 1994, tapi masalahnya ada pertanyaan ada pendapat aga~~upaya tahun inipun dikosongkan saja, blank saja. Ternyata pada ssat pengetikan yang mengetik itu Sekretariat ti
dak menangkap nuansa yang kita bicarakan. Jadi sebetulnya tahun itu dikosongkan saja, kesepakatan kita kemarin begitu. Memang Pemerintah bertekad untuk menandatangani ini sebelum berakhir tahun 1994 dan saya merasa yakin itu. Oleh karena itu maka Pemerintah dalam rancangan semula itu ditulis tahun 1994. Itu yang pertama, mengenai nomor itu tetap kosong kemudian tahun juga kesepakatan kita ini juga kosong saja • Kemudian yang kedua mengenai penulisan kata 11 pengesahan", 11 Pengesahan" nya itu ditulis tetap berdiri jangan ikut-ikut tidur. Yang lain saya pikir bisa kita setujui ? Baik. Kemudian kita hanya melihat kembali, kita memperbaiki kesalahankesalahan kalau ada. Kemudian Menirubang a. Kemarin ada beberapa penambahan kata yaitu kata "suatu" setelah kata 11 mewujudkan" kemudian kata-kata yang Pak Sabam berapi-api menambahkannya dan juga usul dari FKP, katakata "adil" ini sudah masuk. Saya bacakan menyeluruh : 11 bahwa persetujuan nasional bertujuan ~embangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat .. adil dan makmur yans merata materil dan spiritual berdasarkan Pan-ca Sila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib, dan dinamis dalaun lingklUlgan pergaulan dunia yang merdeka, adil, bersahabat, tertib, dan dam~i; Saya kira ini sudah sesuai l<ernarin, kemudian pada b, bahwa dalam pelaksanaan pemb~ngunan nasional khususnya dibidang ekonomi diperlukan u~aya.-upaya untuk antara lain terus meningkatkan, memperluas memantapkan da11 mengamankan pasar bagi segala produk baik barang maupun jasa;. termasuk .aspek investasi dan hak milik intelektual yang berkaitan dengan perdagangan, meningkatkm kemampuan daya
saing dalam perdagangan internasional;
I I .}
I I I I I I , I
I I I I I I 1--· I I I I I
• 7 Ill I Ill ]I JJI .I
- 16 -
KASET 5/WTO, 3 Okteboer 1994
FKP (RACHMAN ARGE) Pertama-tama FKP sangat berterimakasih atas dilengkaoinya kalimat ini
yang sudah mencakuo issu baru it:'l, jasa, invetasi dan hak milik intelektual, cuma kata-kata hak milik intelektual ini yang berkembang kemarin dulu itu
dan juga itu bahasa FKP.yang F.KP sendiri ingin mengoreksinya dengan mengacu kepada keterangan Pemerintah ~ertama, yaitu trade related;aso~c~ o~ intelctual property right di sini terjemahan aslinyaaspek dagang, hak atas ke-
.kayaan intektual. pakah melalui Pimpinan, Pemerintah setuju kalau kita robah kata-kata hak mil ik intcle.ktual ini sesni'li denqan asl inya, terima kasih.
Kemudianini soal tata bahasa saja,ada yang Ibu Marwah melihat ini di -baris ke dua itu kata dibidang, di bidang itu disatukan disini. Barang kali kalau bahasa Indonesia y2ng benar di itu menunjuk khusus apa sesuatu. _ .. '= .. • --Jadi harus ada jarak di jarak bidang, itu usul. Terima kasih.
KETUA PANJA ( DRS. H.A.H. SAZILI M ) : Terima kasih, jadi sebetulnya memang kita ada ahli bahasanya. Kami mohon yanq berikutnya mungkin juga bisa diha-
.dirkan ahli bahasa asingnya, cara-cara penulisan sesuai dengan kaidah-kaidah
bahasa Indonesia kita juga bisa sambil berjalan. Kemudian yang kedua tadi usulan dari F.KP mengenai hak milik intelektual.
F,PP. ( H.MUCHSIN,SH l: Forum ini, ini hanya segi bahasa saja dan ingin menuju ke GBHN pada ·!·itu istilah materil dan spiritual apakah itu memang istilahnya dimuka itu il di GBHN itu saya belum melihat. Kalau sudah cocok ia saya sudah. Terima kasih.
KETUA PANJA ( D1S. H.A.H. SAZILl M. Baik, masih ada F.ABRI ?
F. ABRI ( R. MUDJADI) : Terima kasih, Bapak Pimpinan, kami ingin menanyakan yang Men)mbnag b. kalua kita didepanmenggunakanistilah Perdagangan Dunia, tapi ditemoat lain kitamenggunakan Perdagangan Internasina sional, kami mohonpenjelasan dari Pemerintah apa ada hal-hal yang prinsipiil yang perlu kita sesuaikan , terima kasih.
KETUA PANJA (DRS.H.A.H SAZILI M) silakan.
Baik, kami teruskan ke Pemerintah
PEMERINTAH (OJOKO MOELJONO) : Terima kasih Bapak Pimpinan, pertama mengenai penulisan yang bnar nanti akan kami koreksi yang berkaitan dengan usul dari :FKR:dengan oeg oenggunaan istilah dan yang berkaitan dengan hak atas intelektual, kebetu1an Bapak Kisworo ada disni beliau negosiater yang khuusus
berhubungan dengan trade, Pak Bambang.
PEMERINTAH (BAMBANG KISNORO) : Bapak Pimpinan, Ibu dan Bapakk-Bapak yang saya hoirmati. Saya sangat ber
terima kasih sekiranya FKP dan Fraksi lainnya dapat menyepakti kembali penggunaanistilah yang juga sudah diajukan oleh Pemerintah, hak atas kekayaan intelektual. Namun BapakPimpinan, lbu-ibu dan Bapak-bapak sekaian.
Saya pikir .................... .
I I I I I I I I I
I I I I I I I I
,_ 17 -
Saya pikir saya perlumenjelaskaa mengapa pemeirntah menggunakan istialah itu,
nabrak yang sudah la'~m . Seeringkali ini menimbulkan pertanyaan. Persoalannya sebenarnya sedertlan, pertama dari segi pengertian hukum yang dikenal yang berkembang se"diri. mena g harus diakui istilah hak milik intelektual ini berkembang tetapi tanpa asl usul yang jelas. Memang yang kita kenal
sebetulnya dalam konsep hukum kita, hak milik itu hak milik oerorangan dan hak milik bersama, komunal, hak milik masyarakat. Sekarang kalau hal ini kita kaitkan dengan tatanan dalam bahasa Indonesia yang serigg, biasa memakai hukum
di terangkan dan menerangkan maka dahulu '"aktu personal besi ditulis diberi
padanan hak milik perorangan besluit itu memang perorangan menerangkan milik
se~aliknya milik diterangkan bahwa milik ini miliknya perorangan bukan miliknya komunal. Sekarang kalau itu kemudian kita terjamhakan hak milik intelek
tual, logika hukum DM itu tidak mencerminkan makna dan substansi yang benar. Karena inteltual mengapa punya milik. Intelek milik diterangkan intelektual , intelektu~-~enerangkan milik. pApa sebetunya makna yan~ dikandung di dalamnya menjadi tidak jelas. Oleh karenanya maasalah inpun sewaktu persoalan
intelctual property the rights ini mulai ditumbuhkan, dikembangkan 2 tahun atau 3 tahun pertamaitu masih_ selalu ada kesepakatan danini dikemukakan Pemerintah seaktu mengantar rancangan undang undang perubahanhak cipta tahun 1987 bahwa Pemerintah mohon ijin kepada Dewan samoai denqan diperoleh padanan yang
dapat diterima, yang dioanggap benar itu mengqunakan istilah aslinya, itu karena saking hati-hatinya .. Pada ~khirnyad dalam berbagai rembuqan kemudian disepakati coba kita buat istialh danini juga dikonsultasikan juga dengan Prof Anton Moeljono pada waktu itu, tetapi memang hati-hati agar janqan sampai pen~
indonesiaan itu memberikan arti yang lain dari pada ~andungaan hukum yang ada. Karena intelectual property rights itu pada dasarnya berbicara tentang hak atas kekayaan property di dalam hal ini bukan milik t~~api ~~~aya~n v~ng ti~~ ~ul karena int~ltual manusia, kemamouan intelektual manusia maka diintroduksi
hak atas kekayaan intel@ktual. Ini yang kemudi3n juga dicoba, ~iuji, d,seoakat
kan. Ada yang mencoba keoanjangan tidCik IE,l;l oakai hak kekayaan inteictual.
Itu sudah dicba tetapi HKI singkatannya atau HAKI ini kemudian ditawArkan dan banyak yanq m~nrrima menqapa tidak HKI sajalah. INi sebabnya kemudian Pemrin
tah mulai mengintroduksi istilah Hak atas Kekayaan intelektual danbukannya
hak milik intelektual. Masalah ini dapat ditunjukkkan karena dari segi pengelompokkan itu terdiri sarannyaitu hak cipta dan industrial property. Anehnya kal3u.berbicara industrial property itu kita menterjamahkannya kekayaan industri bukan milik industri, begitu. Jadi ada inkonsistensi juga pada waktu menterjemahkan. Itu sebabnya kemudian karena sebetulnya property disini adalah kekayaan bukanprobraytery tapi property maka dipakai istilah hak
atas kekayaan intelektual tadi. Sekali lagi sekiranya Dewan Yth khususnya
Komisi I DPR-RI Yth menyepakati dapat menerima istilah yang diintroduksi oleh Pemerintah yang diajukan oleh Pemerintah hal ini mudah-mudahan nanti dapat melembaga dan dapat memberikan padanan dalam kosa kata Indonesia kita.
Terima kasih.
I I I I I I 1--· I I I I I I I I I I I I I I I
- 1J -
Terima kasih.
K£TUA PANJA (DRS.H.A.H. SAZILI) : Terima kasih atas penjelasannya. Jadi Saudara saudara sekalian ada usul
an, saya pikir juga suatu hal yang baik agar supaya untuk masa-masa yang akan datang kata-kata ini atau peristilahan ini juga tetap menjadi baku.
Kata-katamilik hak intelektual itu diganti dengan Hak Atas Kekayaan Intelek -tual, HAKI singkatannya, jadi hanya singkatan itu dan seterusnya berkaitan dengan perdagangan. tetap kemudianmeningkatkan daya saing dalamperdanganan internasional. Jadi hanya itu saja usulannya agar supaya hak milik intelek
tual itu diganti dengan Hak Atas Kekayaan Intelektual. Silakan FPP
FPP (H.MUCHSIN, SH) Istilah perdagangan internasional, kita adakan suatu nanti ada kaitan
nya dengan .[P. i tu nanti, kal au k ita mau memakai i stil ah perdagangan inter
nasicnal itu kita akan juga pakai di f. Tapi kemarin organisasi perdagangan dunia itu kita sudah robah menjadi perdagangan dunia, yang mula-mula inter
nasional. Oleh karena itu barangkali ini perlu kita ada suatu kesepaktan mana yang mau dipakai, internasional atau dunia. Terima kasih.
KETUA PANJA (DRS.H.A.H. SAZILI) :
Baik, ada pertanyaan yang tadi mengenai hak atas kekayaan intelektual,
bisa kita setujui, baik terima kasih.
KETPK PALU 3 x
Kemudian yang kedua, agar supaya ada konsistensi mengenai masalah istilah perdagangan internasional dengan perdagangan dunia. Sebab kalau organisasin.va pe!"dagangan dunia, mana yang akan kita pakai. KOneksnya apakah memang masing-masing mempur1yai konteks perbedaan atau satu kesatuan, silakan Pemerintah.
PEMERINTAH (BAMBANG KESOWO) :
Bapak Pimpinan sebenarnya inilah lucunya dalam tata pergaulan dunia -
ini. Kita dulu juga diajari demokrasi, kalau demokrasi itu sama artinya de
ngan hak sua~a. pokoknya, satu wakil satu suara. tetapi demikian negara be~ kembang banayak sekali dalam dunia internasional dan kalau pengambilan ke
putusan juga pakai cara seperti itu saking banyaknya negara berkembang suara dan keputusan negara ·maju itu kalah terus, mereka jengkel sekarang ditinggalkan. Banyka mulai beberapa ditinggal, UNESCO ditinggal, tetapi ini juga. Sebenarnya yang dikenal dimanapun cenderung itu international trade.
Dulu cita-citanya itu mau membentuk international trade organi'~tion kare
na dulu tidak setuju mengapa sekarang bisa setuju, apa alasannya. Oari pada ini ada yang hilang muka dipakai wnrld trade nrgani'~tion. Memang dampaknya di Indonesia, pengindonesiaan kita jadi kacau kita harus -menterjemahkan ~perdagan~an dunia, badan perdagangan dunia yang dikaitkan
dengan ................. .
I I
I I I I I I I I I I I I 'I I I I
- 19 -
dengan yang terhormat Bapak dari FABRI kita lantas pakai yang mana. Kalau di atas ada perdagangan dunia dibawah kita memakai perdagfangan internasional. Saya rasa demikian ini hanya sumbanqan pikiran saja, kalau untuk perdagangannya kita pakai apa adanya, baden perdagangan dunia tetapi kegiat
an itu sendiri kita pakai istilah yang juga dalam bahasa Indonesia yang sudah banyak kita pakai, international trade, perdagangan antar nation, antar
bangsa, kita pakai perdagangan international supaya tidak menimbulkan ke -
keliruan paham yang lebih besarlagi, kalau secara resmi kita intorduksi dengan perdagangan international untuk menqacu kepada kegiatannya itu sendiri . Jadi sejarahnya hanya demikian seharusnya kita juga membentuk international trade organization bukannya world trade organi'Zation. Tetapi dulu ka
rena pernah gagal, trauma mengapa mengulang yang dulu pernah gagal yang dulu tidak setuju mengapa sekarang setuju mengapa alasannya. Dari pada itu ter-
,_ ..... -..... ungkit-ungkit pakai sajalah nama yang bisa diterima bersama world trade or-
gani'.lation • sebetulnya berkisar dibalik itu saja, Pak kalau itupun di ni -
lai irrasicnal ya, disiturah letak hasil. Oemikian terima kasih.
KETUA PANJA (DRS.H.A.H. SAZILI M) Terima kasih, atas penjelasannya. Jadi kalau tadi .................. .
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
- 20 -
Kaset ~ l Oktober 1994/WTO
Ketua Panja ~
Terima kasih atas penjelasannya. Jadi kalau tadi karni sarnpaikan penggunaan kata internasional dan dunia, kita tetapkan sesuai dengan kontek~nya, jadi kalau institusinya itu kita pakai dunia tapi kegiatannya kita pakai internasional. Jadi rnernang dernikian kondisinya apakah ini bisa kita setujui, baik terirna kasih.
(Sidang setuju)
Kita ter~~kan pada butir £, rnnsih ada, silakan.
Pemerintah ~
Kami mohon Bapak Pimpinan, Ibu/Bapak sekalian yang terhormat kami mohon perkenan Ibu-ibu dan Bapak-bapak untuk mempertimbangkan baris kedua terakhir dari Q itu, kemarin dari F KP menanyakan kepada kami, penggunaan kata terutama didalam kalimat itu kemudian kami sampaikan bahwa kita untuk terusmenerus berusah~ meningkatkan daya saing tidak hanya untuk pasaran Internasional tetapi juga untuk pasaran dalam negeri melihat pintu gerbang import kita sudah terbuka Iebar dengan adanya Persetujuan putaran Uruguay.
Untuk itu apabila Ibu-ibu dan Bapak-bapak 'berkenan, kata · terutama itu tetap. Jadi untuk meningkatkan kernampuan daya saing terutama dalam perdagangan internasional. Karena memang kita sasaran kita untuk meningkatkan perdagangan Indonesia tapi tidak berarti untuk melupakan daya saing di masyarakat. Terima kasih.
Ketua ~niA ~
Jadi kata terutama itu tetap dipakai, setelah kata dengan perdagangan koma terutama meningkatkan kemampuan daya saing dalam perdagangan internasional. b~gitu. bagaimana?
Pemerintah ~
Perdagangan koma meningkatkan kemampuan daya saing terutama dalam perdagangan internasional.
Ketu~ Pania ~
Baik, jadi ada usulan dari Pemerintah untuk kata terutama itu tetap dipergunakan tetapi penempatannya, jadi setelah kata daya saing dimasukan kata terutama dalam perdagangan internaslonal. Ada tanggapan atau bisa kita setujui langsung?
. baik terima kasih.
(Sidang setuju)
I I I I ~--
I I I I I I , I
I I I I I I I I I I
-~
- 21 -
Sekarangkan ada permasalahan capital .... segala macam, jadi nanti kita apak3h ini bisa mempunyai akibat, ini saja pertanyaan buat saya. Nanti pinjaman-pinjaman dari perbankan kita yang terbiasa sekarang banyak digunakan untuk perdagangan luar negeri padahal kita banyak yang berpendapat lebih baik digunakan di dalam negeri dulu itu mudah-mudahan tidak mempunyai hubungan dengan usul dari Pemerintah sekarang ditambahkan terutama itu, hanya catatan saja.
Ketua Pania 1..
Terima kasih, dari pada diluar make lebih baik kita dengar semua, Pak. Baik terima kasih. Ya kita teruskan pada butir butir ~. Bahwa seiring dengan cita-cita sebagaimana disebutkan ayat a dan b, jadi ~~~arin memang kita perbaiki diatas, Indonesia selalu berusaha unttk menegakan, k-nya kurang, menegakan prinsip-prinsip pokok yang dikandung dalam General Agreement on Tariff and Trade/GATT 1947 (Persetujuan Umum mengenai Tarif dan Perdagangan tahun 1947), berikut persetujuan susulan yang dihasilkan sebelum Perundingan berikutnya;.
Jadi kemarin diminta agar supaya kalimat ini lebih diringkas karena pada kalimat 1n1 dalam alinea pertamanya itu sudah mencakup apa yang disampaikan didalam butri a dan butir b. Kemudian juga kemarin ada yang berpendapat bahwa kalau ini merupakan satu kaJimat kata-katanya terlalu banyak lebih dari 50. Jadi membingungkan dan juga kasihan yang membaca.
Jadi setelah diringkas, hasilnya adalah demikian. Ada tanggapan? F ABRI.
Terima kasih, kami ingin menanyakan saja, mengenai kelajiman di dalam perundang-undangan ini yang berkaitan dengan kelanjutan dari bagaimana ini, Pak. Sebagaimana disebutkan ayat a dan ayat b diatas. Apakah ini sud~h lajim, karena disisi lain kami juga memakai, pernah mendengar memakai istilah huruf a dan huruf b. Nah 1n1 kira-kira yang mana yang mau dibakukan. Kita juga akan kita kaitkan dengan kawan kita disebelah, Pak. Jadi sebagaimana disebutkan ayat a dan b diatas atau disebutkan huruf a dan huruf b diatas dan seterusnya ini, mohon penjelasan terima kasih.
Baik, Pertanyaan dari F ABRI, yang lain-lain masih ada.
Saya ingin usulkan langsung saja, sebelum Pemerintah, bahwa kita memakai istilah butir saja, kalau butir itu artinya lebih netral kalau ayat nanti kita menyangkut pada pasal suatu batang tubuh yang point ke pointnya ada. Saya usul jadi butir a dan b diatas jadi tidak perlu disebut butir a dan butir b, jadi butir
I I I I I I I I I I ~--
I I I I I I I I I I I
- 22 -
a dan b diatas. Jadi karena butir sudah bisa dipa. menunjuka yang dimuka begitu. saya, barangkali ada pendt terima kElsih.
Ke t '!il\ Pan j a _;_
Terima kasih, ya jadi ada pakai butir atau huruf. F KP ada pendapat.
Saya se.tuju dengan F PP, tentang butir saya sangat setuju. Jadi F KP mendukung, terimakasih.
Ke t ua f!!~. _;_
Baik,_,:::F· POI. F POI tidak, jadi setuju dengan apa yang diputuskan nanti artinya. Jadi kita masih ada 2 pendapat, butir atau huruf, kalau kata-kata ayat itu memang seharusnya ada kaitan konotasinya terhadap pasal-pasal. Silakan Pemerintah.
Pemerintah _;_
Bapak Pimpinan, memang benar karena kita tidak berbicara pasal sedangkan ayat itu sebenarnya anaknya pasal, maka sey~gyanya memang jangan digunakan ayat. Sekaiang apa yang digunakan, huruf atau butir. Selama ini, selama ini yang kita lihat dalam beberapa UU yang sudah kita buat, yang sudah disahkan, itu kalau mengacu kepada a atau b atau c itu selalu disebut huruf, yang selalu disebut huruf sedangkan memang dibeberapa puluh tahun, tahun 70-an ada beberapa disebut butir juga ada. Jadi tidak salah, jadi memang nyatanya demikian.
Tetapi dalam upaya pembenahan itu kalau a, b, c begitu nanti r~ferensinya digunakan kata huruf dan bukan butir, hanya kalau memang titik-titik dahulu juga saya ingat di Komisi III kalau titik kenapa tidak disebut titik saja, kenapa mesti disebut butir. Lantas butir itu dipakai untuk yang mana. Itu memang tidak putus, ajhirnya pada waktu itu saya ingat disepakati begini bo segera dlsepakati Pedoman Teknik Perundang-undangan diselesaikan, nah itu supaya tidak ada kegesekan seperti 1n1 terus-terus3n. Tetapi yang disepakati memang penggunaan huruf untuk mengacu pada kalau a atau b atau c.
Demikian bapak pimpinan, terima kasih.
K e t u a ElLJUJ! _;_
Baik, itu bisa semuanya kembalikan Silakan.
terima kasih. Ya, jadi. Ya memang tidak ada salahnya sah-sah saja kita pakai butir atau huruf. Ya, karena
itu pernah dipakai. Hanya masalahnya sekarang kita kepada proposinya mana yang lebih enak penyebutannya.
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
'··
23 -
Untuk kali ini sebut apapun saya tidak keberatan. Apa huruf atau butir. Tapi tintuk rianti kalau ada RUU tentang Teknik Pembuat UU/Peraturan perundang-undangan, saya akan usul butir. Karena saya sudah lama diskusikan. Kalau huruf itu lain dengan istilah butir. KArena huruf itu juga menunjukan konotasi jenis-jenis, jenis-jenis huruf yang dimiliki, jadi a sampai z, abjad. Jadi kalau butir itu jelas pada suatu konotasi yang kita tunjuk, begitu. Butir-butir begitu. Tetapi kalau F ABRI memeng huruf saya kira paling bagus pakai huruf begitu. Terim kasih.
. Ketua Pan ja ..1..
Bukan soal F ABRI atau siapa, saya pikir kita mencari jalan yang terbaik. F KP saya pikir, sudah setuju? Baik jadi kita pakai kata huruf, Bi~.a disetujui, terima kasih .
. '-
(Sidang Setuju)
Dengan catatan itu dipakai satu kali saja. Yang belakang tidak. Jadi huruf a dan b. Terima kasih.
Ketua Pania ..i..
Ya, jadi tidak ada pengulangan. huruf a dan b diatas. Baik, jadi c kita sudah selesaikan, d tadi masih kita pending kita tunggu rumusannya. e, huruf e, saya sudah kebiasaan pakai butir, jadi harus huruf sebagai kesepakatan kita.
Jadi huruf e bahwa dalam pertemuan tingkat Menteri beserta Putaran Uruguay ppada tanggal 15 April 1994 di Marrakesh, Maroko, Pemerintah Indonesia telah menandatangani dan ikut serta Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia dan menyatakan menerima beberapa persetujuan yang dijadikan Lampiran 1, 2 dan 3 sebaeai bagian Persetujuan tersebut;
Ini tetap kita kembalikan pada kesepakatan kita azas konsistensi, bahwa kata-kata Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia ini kita kembalikan sebagaimana biasa, tulis dulu bahasa asingnya, dalam persetujuan ini.
.Semua kata-kata yang menyebut hal ini, itu juga tetap kita sepakati tulis dulu bahasa asingnya baru kemudian dalam kurung bahasa Indonesianya. Silakan ada tanggapan mengenai hal ini. Tidak ada saya pikir ini sudah sesuai dengan kesepatan kita. Hanya tadi catatan, agar supaya bahasa asingnya, bahasa inggrisnya disebut lebih dahulu, maka dalam Persetujuan Pembentukan WTO dalam kurung bahasa Indoneisanya.
Butir f, oh masih ada, silakan.
Pemerintah .1..
Terima kasih, Bapak Pimpinan. Menyangkut masalah diktum yang ~~ jadi menyangkut masalah juga substansi kita, Pak. Di depan ini
•
I I I I II II rl II
r• ! I I
, I I I I I
'I I I I I I I
- 24 -
Indonesia itu langsung tidak menggunakan Pemerintah. Tadi di d menggunakan Pemerintah Indonesia, kami ingin konsistensi kita saja, kalau itu menyangkut Pemerintah tapi ~engapa yang di depan tidak yang di e itu menggunakan Pemerintah Indoensia. terima kasih.
Ketua Pania _;_
Terirna kasih, Pak. T~iong, tolong. Butir c Pak ya. Huruf c. Langsur.g Indonesia. Sementara ini saya pikir begini mungkin ya Pak. Tapi •tanti ldta ingin mendapatkan tanggapan dari Pemerintah. Bahwa seiring dengan cita-cita sebagaimana disebutkan huruf a dan b diatas Indonesia selalu berusaha menegakan prinsip-prinsip pokok yang terkandung dalam, mungkin ada konotasinya berbeda. anatar kata Indonesia didalam huruf c ini dengan Pemerintah Indonesia di dalam huruf e ini. karena huruf b ini yang menandatangaiff"itu sendiri siapa. Jadi, kalau, konotasinya boleh menandatanganinya adalah Pemerintah. Jadi menggunakan kata Pemerintah sedangkan pada butir c itu adalah Indonesia secara keseluruhan termastik inslit~si-institusi yang berada didalamnya.
Saya ingin konplimasi dengan Pemerintah, silakan.
Pemerintah _;_
Bapak Pimpinan, pertanyaan F ABRI yang terhormat, memang benar. Jadi, di Marrakesh, yang datang memang wakilnya Pemerintah jadi dia membawa mandat untuk mengikat Pemerintah dan sesuai dengan prosedur konstitusi akhirnya nanti akan mengikat seluruh negara. Didcpan sebetulnya satu komitmen, yang juga ditetapkan di dalam UU bahwa UUD bahwa tekad untuk mewujudkan tata kehidupan dunia dan sebagainya termasuk juga prinsip-prinsip pokok dalam persetujuan internasional, ini sebetulnya memang merupakan cita dan tekadnya negara, dalam hal ini m~ka didalam c disebut dipakai istilah bukan hanya Pemerintah saja yang ingin mengeakan prinsip tetapi Indonesia secara keseluruhan, bangsa negara Indonesia memang mempunyai cita untuk menegakan prinsip-prinsip seperti ini.
Ini yang, Bapak Pimpinan yang ingin kami jelaskan bahwa memang nuansa di c dan di e itu memang sebenarnya agak berbeda, di e ini sebetulnya tekad semua bangsa dan negara, sedangkan di e pengikatan ini memang dilakukan oleh Pemerintah melalui wakil y~ng hadir dalam Pertemuan Tingkat Menteri tadi. Terima kasih.
Ketua Pania ...~..
Terima kasih, jadi penggunaanya tetap sebagaimana adanya.
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
T 0
- 25 -
KETUA PANJA (DRS. H.A.H. SAZILI, M) :
Terima kasih, jadi penggunaannya tetap sebagaimana adanya. Jadi huruf "e" suuah bisa kita setujui, terima kasih. Kemud.ian huruf "f" sesuai dengan kesepakatan kemarin bahwa disini adalah merupakan keputusannya memberi kita bahwa kita meratifikStsi. f. ·bahwa sesuai den~an pertimbangan-pertimbangan diatas, dipan
dang perlu mengesahkan Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia dengan ••
Nah in i juga ·tetap sebaga imana biasa konsistensinya bahasa Inggrisnya juga di tulis lebih dahulu baru kemudian dalam kurunJ't bahasa Indonesianya. Bisa dis~tujui ?
Masih ada, Fraksi ABRI silahkan.
F. ABRI (DJOKO SASETIJO) :
Terima kasih, kami kembali menanyakan kepada pihak Pemerintah tentang kelaziman yang dipakai selama ini. Kalau kita baca Perundang-undangan selama ini didalam hal-hal yang bersifat seperti yang disebutkan dala.m "f" ini, itu ada yang memakai Pemerintah Indonesia, ada ju1~a yang seperti in i tidak menyebutkan apa-apa dipandang perlu begitu. Ini kira-kira yang benar bagaimana ? A tau kelaz imannya baga imana ?
Terima kasih.
KETUA PANJA (DRS. H.A.H. SAZILI, M) :
Dari F~dksi lain masih ada, kalau tidak ada kita serahkan kepada Pemerintah. Silahkan.
PEM2RIJ[TAH (BAMBANG KESOWO} :
Bilama.na yang dima.ksud i tu "f" mema.ng sebenarnya pertimbangan-perti~bangan pada akhirnya dipandang perlu untuk mengesahkan persetujuan ini sebetulnya pertimbangan politis yang dibuat oleh Lembaga Politik.bersama-sama Pemerintah dan Dewan. Oleh karenanya pertimban~an-pertimbangan ini sebenarnya dapat dianggap per.timbangan sebetulnya dari dua lembaga i tu tadi. Karenanya tidak hanya Pemerintah Indonesia saja yang memandang perl.u tetapi sebetulnya dua lerubaga 1n1. Instrumen yang di'gunakan ya Undang-undang ini .. Mohon dibedakan hanya kalau sebetulnya prakarsanya datang dari Pemerintah, tetapi sebenarnya pertimbang· an untuk menerima dan tidak menerima ini pada Lembaga politik due Lembaga politik ini. Instrumennya ini. Karenanya sesuai dengan
pertimbangan •••.
I I I I I I I I I I I I
,I ... -·
I I I I I I I I I I
..
·- 2{) -
pertimbangan diatas karena sebetulnya pertimban~an-pertimbangan ini dibuat oleh lembaga politik itu langsun~ diungkapkan untuk memandang perlu mengesahkannya, itu yanG memandang perlu lembaga politik. Sekali lagi jangan kita bingungkan karena yang diatas seolaholah yan~ menimbang itu karena ada kata-kata 11 Dengan Rahmat Tuhan Yang M."lha Esa Presiden Republik Indonesia" dalam hal ini Presiden yang mengesahkan saja nanti. Karena menetapkan dengan persetujuan memut~skan, rnenet.a.pkan dan sebaga inya pen~esahan. Tetapi sebetulnya pertimbangannya karena dengan persetujuan Dewan Perwakilan .Bakyat sebetulnya yanG mem3.nd~n!J perlu juga sebetulnya sudah lembaga politik dua-duanya. Ini sebabnya tidak terlalu clilamptrkan yang mernandant.r perlu 1 tu hanya Pemerintah saja. _., ·· •
F. ABRI (DJOKO SASETIJO) :
1'er1ma kasih ~pak Ketua, Yang untuk kita ketahui bersama ini juga berkaitan dengan konsistensi kita pada saat kita membahas rati!ikasi perubahan iklim dan keraganan hayati dulu kita memakai Pemerintah, ini supaya kita ketahui bersama. Yang kedua mohon 1z1n pada Bapak Ketua untuk kembali pada "e". Jadi kalau saya baca keseluruhan "e" ini dart segi kalimat memang .suclah baik, tapi dari segi materinya ini ada sesuatu kekeliruan menurut saya, karena kalau dlbaca "Pembentukan Organ1sas1 Perdagangan Dunia dan menyatakan menerima beberapa persetujuan yang dijadikan Lampiran 1, 2 dan 3 sebagai bagian Persetujuan tersebut". Lampiran 1, 2 dan 3 sebenarnya merupakan salah satu bagian daripada \'ITO 1-cu sendiri, kalau tidak salah kalau kita baca dalam penjelasan ini lampiran 1, 2 dan 3 merupakan lampi-ran dari Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual ••• Jadi kalau format kalimatnya seperti ini, kita bisa rancu ini. Jadi menurut hemat kami perlu untuk dibenarkan kalimatnya supaya tidak sa lah arti. T.erima kasih.
KETUA PANJA (DRS. H.A.H. SAZILI, M) :
Jadi mengena 1 huruf "e" meman~J ki ta kemarin sudah bicara.kan menGenai masalah kata-kata lampiran ini, sebab kemarin yang dihilangkan adalah kata-kata yan~ menyatakan menerima beberapa persetujuan yang dijadikan, itu diganti meneruskan kembali Lampiran 1, 2 dan 3 daripada persetujuan tersebut.
Memang •••••••
I ----------.......... -~.-- .. ·· , ........... .
I I I I I I I I I I I ,
I I I I I I I I I I
27 -
Memang tergantung pada. kita sebetulnya, ki ta sudah setujui apa yang sudah kita sepakati. Kalau memang kita an1q~ap bahwa ini untuk lebih memperbaiki karena kita mempunyai tanggung jawab nanti hasilnya, bukan tanggung jawab siapa-s iapa, tapi tanggung jawab ki ta bersama. .• Demi keba ikan ki ta marilah ki ta bicarakan. Saya sebaga i Ketua ti<.lak ingin juga ki ta terlalu • • apa yang telah kita setujui kita patok, tapi kalau memang mungkin masih kita bicarakan bersama untuk perbaikannya silahkan. Adu tan.ggapan dari FPP.
F. PP (H. MUCHSIN, SH.) :
Bapak~b~pak sekalian yang saya hormati, memang kita ini mu-. .._
syawarsh untuk semakin benar. Saya melihat butir "e" ini ada dua hal yaitu menandatangant dan ikut serta. Kemudian lalu menerima yang 1, 2 dan 3, ini tanggapan saya, mungkin bisa 3. Tapi yang utama adalah 2 maksud saya. Jadi kita i~ut dalam WTO, yang kedua penegasan bahwa Lamptran 1, 2 dan 3 itu kita menyatakan menerima. Jadi dari segi kelembagaan-nya itu ikutserta dalam WTO itu, yang kedua adalah dalam rangka beberapa agreement-agreement yang dibuat, walaupun mungkin bisa disingkat jadi satu misalnya. Jadi in i taggapan saya semen tara terhad.ap butir "e" tadi, barangkali nanti ada c.liskusl yang berkembang. Terima kasih.
KETUA PANJA (DRS. H.A.H. SAZILI, M) :
Usulan ~ak Muchsin mernang bahwa kemerin ada kata-kata yang ditambahkan dan ikutserta. Naskah sebelumnya memang ticlak ada, naskah sebelumnya h2.nya menancla tangan i persetujuan, tapi ki ta mempunyai konotasi kita menandatangani juga kita ikutserta didalam organisasi dunia ini. Kemudian masalah-masalah l.ampiran-lacpirannya itu sendiri. Kami persilahkan.
F. KP (NY. DR .. .MAR\vAH DAUD. IBRAHIM) :
Jadi sebenarnya menurut FKP ada tiga hal malah. Pemerintah Indonesia telah menandatangani dan ikutserta dalam pembentukan organisasi perdagangan dunia dan menyat3kan menerima beberapa persetujuan yang dijadikan Lampiran 1, 2 dan 3. Kenapa perlu disebutkan Lampiran 1, 2 dan 3 karena dipenjelasan nanti dibagianbagian terakhir dijelaskan bahwa ada emp3t lampiran tapi Indonesia menyatakan hanya menerirna tiga, satu diantaranya yaitu
lamp iran ••••••
I I I I I I I I : I II
I II I I 'I I I I I I I I
'
lampiran ke 4 tentang persetujuan da~ang plulirateral itu juga di~erima, kalau tidak salah begitu. Jadi kenapa ini dijelaskan memberitahu kepada kita bahwa sebenarnya kita menerima tiga dan satu diantaranya tidak. Jadi kami menganggap kenapa lni tetap dicantumkan, karena hal tadi itu. Kata peserta ini, apa perlunya ada kata peserta dibaris pertarna tadi rnasih terkait den~an "e" dalam pertemuan tingkat Menteri peserta putaran Uruguay perlu tidak 1 tu, mungkin bahasa saja.
K£TUA PANJA (DRS. H.A.H. SAZILI, M) :
Memang jadi pertanyaan, mengenai lampiran-lampiran ini. Sebab paua saat ini Pemerintah belum menandat~nJ~ni, belum me nyatakan "kutserta didalam lampiran ke 4, tapi pertanyaan kita ., kembali apakah nanti apabila suatu saat Pemerintah Indonesia memutuskan ikut .serta., ~ya pikir itu juua harus kembali mendapatkan persetujuan daripada Dewan ini. Jadi harus ada kembali rati.fikasi, demikian. Kami teruskar1 Pemerintah.
PEl-1ERI'NTAH (llJOKO MOEWONO) :
Terima kasih ~pak Pimpinan. Hari Sabtu setelah kita diskusi ini karni b.icara dengan kawan-kawan dan kami minta persetujuan atas perkenan Bapak Pimpinan, kami mohon Pak Bambang un""' tuk mer1jelaskan mengapa hanya 1, 2, 3 yang 4 tidak.
PEMERI~TAH (BA~ffiANG KESOWO) :
Bapak Pimpinan masalah pertama yang saya pikir perlu kita perjelas adalah masalah beberapa persetujuan demikian dijadikan lampiran ada pembentukan ikutserta dalam persetujuan dan menyatakan mener1.ma beberapa persetujuan dijadikan 1ampiran 1, 2 dan
· 3. Ini agaknya meman.z· juga men imbulkan kebingungan, tetapi memang benar Dapak Pimpinan, ini perundingan yang paling ambisius paling aneh, paling ruwet. Satu putaran merundingkan 15 bidang perundingan, itupun dengan tanda petik sedikit sebetulnya kecong· kakan bahwa tid~.k ada persetujuan put3ran Uruguay kecuali setiar' persetujuan ditandatangani disepakati secara aklamasi. Ini yang membuat proses perundingan menjadi lama, karena setiap dari 15 1 tu harus· disepakati secara aklamasi, baru kemudian ada. Jadi ka1au ada satu net,;ara saja tidak menyepakati satu persetujuan, maka persetujuan tersebut l dari 15 itu dianggap tidak dap3.t diter·ima ·Jan apabila tidak ada satu persetujuanpun yang diterim-a, make. 15 nya d ianggap t idak d i terima. In i sebetulnya kecongkakan atau keberanian yang memang muncul sejak awa1 86 yang lalu. Ini akibatnya kemudian setiap perundingan itu semua negara
peserta ••••••••
I I I I I I
-··- 4.
I I I I I I I I I I I I I I I I
'· - 29 -
peserta didalam perundin6an itu harus menyatakan setuju atau menerima, walaupun indikasi politiknya banyak juga tidak ada yanB kemudian terlebih dahulu menyatakan tidak menerima karena takut nanti dianggap secara politis atau memikul beban politis sebagai biang kerok kegagalan. Ini yang terjadi. Akibatnya setiap perundingan persetujuan itu harus disepakati dahulll, walaupun kemudian nya tanya dian tara perundingan persetujuan-persetujuan itu diputar yang menjadi induk, menjadi payung persetujuan WTO tadi. Mengapa ada kata-kata menya takan menerima beberapa persetujuan itu tadi sejardhnya, karena memang semuanya harus menyatakan menerima"dan persetujuan itu harus diterima secara aklamasi. Sekarang bagaimana redaksinya supaya seU-arah seperti itu tidak membingunkan dan tidak menimbulkan kesalah-pahaman dikemudian hart. Sebenarnya diclalam penjelasan umum sudah ada uraian yang runtut tetapi apabila Bab Menimbang ini dtpandang perlu untuk menghindarkan kesalahpahaman yanB tidak diinginkan dimasa depan ma.ka dapat pula diberikan perba ikan pacla haruf "e" itu tadi sesuah kata-kata pembentukan \'lorld Trade Org?.nization (Or~,;anisasi Perdagangan Dunia) ini yanB tadi diamanatkan nupaya konsisten. Ini langsung saja kalimatnya dicoba diganti demikian 11 Peserta seluruh Persetujuan yang clijadikan Lampiran 1, 2 dan 3 pacla persetujuan tersebut". Tersebut i tu maksudnya persetujuan 1:/TO. Jacli tidak usah acta kata-kata lagi menyatakan menerima. beberapa persetujuan nanti tidak menimbulkan kesalah-paharnan. Jadi kalau sayg ul~ng_dari depan "telah menandatangani dan ikutserta dalam persetujuan pembentukan WTO (Organ isasi Perdagangan Dunia) beserta seluruh persetujuan yanG clijadikan Lampiran 1, 2
dan 3 pada persetujuan tersebut. Mungkin perubaban ini dapat menimbulkan kes~lahpahaman yang sejak awal tadi dirasakan oleh Fr·aksi ABRI yang terhormat. Ini ma.salah yang pertarna. Masalah kedua, berkaitan derq;an lampiran 1, 2 dan 3
dan mengapa •••••
I I I I I I I
'I I I I
I I I I II ,I I
I I I
KASET 8, 3 Oktober 1994/WTO - 30 -
PEMERINTAH CBAMBANG KOESWORO) : Berkaitan dengan lamoiranl, 2 dan 3 mengapa lampiran 4 tidak ada atauka~h
nanti suatu ketiak Pemerintah ikutserta memutuskan karena setelah mempelajari
akan ikutserta dalam persetujuan yanq dijadikan lampiran 4, itu akan berarti
ratifikasi lagi., maka penjelasannya mohon ijin menyampaikannya sebagai beri -kut. Memang di dalam perunbdinqan Putaran Uruguay persetujuan-oersetujuan yang
. yang ada juga persertujuan yang belum dipandang prtlu diikuti oleh Pemerintah entah belum atau tidak mana yanq paling penting belum dipandang perlu oleh
Pemerintah atau ada perundingan yang dinilai kuranq menquntunqkan Pemerintah karenar.ya dahulu tidak diikuti terlepasa dari iitusemua masalahnya berkisar
pda kenyataan bahwa yang dinamakan perundingan plurilateral persetujuan plurilareal itu sebenanrnya han.va disponsori dan diperuntukkan bagi kepentingan -kepentingan negara tertentu saja. lni sebabnya Pemerintah dalam prosesnya tidak menandatangani persetujuan itu, asrtinya dengan demikian tidak ikutserta dam tida) .. {kutmemannadatanqani, maka persetujuan tadi dimintakan persetu
juan kepada DPr-RI untuk di sahkan.
Sekaranmg pertanyaannya apakah dikemudian hari apabila ada pertimbangan yang
mendorong keikutsertaan itu akan ditempuh prosedur ratifikasi, maka secara
konstitusi memang demikian seharusnya.
Apakah itu namanya istilahnya aksesi ini sebetulnya kalau ratifikasi sebetulnya ini adalah istilah teknik saja, Bapak Pimpinan. APbila kita ikutserta dalam persetujuan dimana keikutse1·taaan kita nanti
akan menjadi unsurt yang akan menentukan unsur efektifitasnya persetujuan. Jadi sebelum persetujuan itu belaku efektif maka keikutsertaannya proses pe neqeaahannya dinamakan Ratifikasi tetapi kalau keikutsertaa itu berlangsung setelah, setelah persetujuan itu berlaku itu istilahnya, tehnisnya aksesi tetaspi uintuk menerima instrumen itupun tetap prosedurnya namanya ratifikasi. Jadi yang paking penting dfari apa yang saya akan sampaikan prosedur bahwa pertanyaan, apakah kalau keikutsertta akan ditemmpuh prosedur yang sama, jawabannya, ya, terima kasih.
KETUA PANJA (DRS.H.A.H. SAZILI M) : Baik, terima kashi atas penjelasannya sehingga menambah perbenadaharaan
kita smeua. Jadi usulannya yang dimsapikan oleh pemerintah di dlam huruf d.
ini setelah kata-kata perdagangan dunia dalam kurungditeruskan dengankata -
kata beserta seluruh lampiran-lampiran, ada kalimat tambahan dan saya pikir nanti kita minta Pemetintah untuk dapat merumuskan lengkapnya sehigga kemudian nanti bisa kita lihat kembali. Kemudiian kita teruskan kepad butir f. tadi
sudah saya bacakan, bitur f. ini sudah bisa kita setujui ?. Silakan FPP.
FPP IH. MUCHSIN, SH) Sedikit pertanyaan kepada Pemerintah kceil sekali dan sederhana, pada
rancangan semula itu pada f. yang terkahir di UU itu ada titik koma kemudian
yang suidah perba~kan ini titik pada f, baranqkali kita nanti perlu ada ke
jelasan nanti. menurut sCiy'a, k"alau sudahm enimbang ini selesai berarti harus
titik, tidak titik koma kemudian baru Menqingat.
Ka 1 au .................. .
I I I I I I I I I I I I I I I I I 1 ... I I I I
- j'l -
Kalau yang konseo semula memang titik koma, terima kasih.
KETUA PANJA (DRS.H.A.H. SAZILI M):
Terima kasih. Pertanyaannya tadi jadimengenaimaterinya saya pikir
ba~i kita tidak ada masalahnya hanya pertanyaan titik. Saya tahu persis
apakah ini ~emang dibat demikian atau memang kesalahan pengetikan, si -1 akan Pak.
· PEMERINTAH (BAMBANG.KOESWORO) :
Bapak Pimpinan inilah salah satu masalah yang selalu timbul karena
belum adanya pembakuan teknik perundangundangan yang tadi. Apabila kita tengok tentu saja apa yang selama ini telah kita uapayakan kesepakatannya
maka sampai titik itu baru dimulai sewaktu kita berbicara menetapkan, menetapkan titik dua dstnya judul diulanqi laqi baru titik di sini. Meimbang sampai huruf te~akhir masih kita beri titik koma, begitu pula -mengingat ~dangkan dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia tanpa ada titk atau koma atau apapun. memutuskan itu juga diberi titik -dua kemudian Menetapkan disebut dan baru titik di sini. Jadi menimbang, mengingat sampai dengan menetapkan apa yang ditetapkan itu baru kemudian di titik. Jadi inilah kesepakatan yang kita bangun selama ini tetapi apa
kah itu sudahmenjadi kaidah yang benar, itu yang sampai sekarang belum
kita peroleh karena semuanya masih menunggu pedoman rteknik perundang -
undangan itu sendiri. lni saya akui pengamatan Bapak ,dari FPP, memangbenar dan sebenarnya inicerminan juga dari belum adanya pedoman teknik tadi. ka1au kita tenqok dari apa yang selam ini kita peroleh konsepsus
nya dan ini kita lihat dari berbagai undang undang yanq kits setujui kemarin kemarin memang polanya demikian sampai dengan kata terakhir Meniffi bang kita beri titik koma, demikian.
FPP (H. MUCHSIN, SH) : Ada tamb~han, Pak tadi selama saya menjadi Anggota Dewan ini saya
belum ikut membangun konsensus ir.i, barngkali saya minta maaf, tapi saya yanq sudah merasa terikat itu adalah adanya Ketetapan MPR-Rl. Oleh karena
itu melalui forum ini, saya ingin mengusulkan bahwa bagaimana kalau kita
sementara belum ada peraturan atau selama belum ada undang undang yang me
ngatur tentanq ini kita menqacu kepada Ketetapan MPR-RI sebagai suatu rujukan. Di sini saya ingin sampaikan bahwa Ketetapan MPR-RI dari buku yang dibagikan oleh lembaga tertinggi negara, saya melihat bahwa tiap konsideran
itu setelah titik koma dari huruf a,b,c dsbnya pada yang terkahir itu titik. Kemudian masuk 1agi kepada Mengingat demikian lalu yang terakhir titik-lagi. jadi Menimbang sampai terakhir titik kemudian mengingat terakhir titik,
kalau yang memperhatikan juga titik baru kemudian berikutnya. Oleh karena itu, saya ingin usul sebelum ada UU ini kita merujuk kepada Ketatapn MPR-RI, apakah ini disengaja atau tidak, tap yang jelas kita sudah putuskan dan itu dilakukan oleh lembaga tertinqqi negara kita,
Saya inqin ............... .
I I I I II
I I I I I I I I I I I I
·.. - 32 -
Saya ingin usulkan bahwa setelah menimnbanq yang pada huruf yang terakhir
kita titik kemudian berikutnya Menqinqat juga titik begitu dan seterusnya
dsbnya, mohonmaaf sebelumnya.
KETUA PANJA (DRS.H.A.H. SAZILI M) : Terima kasih, atas penjelasannya kepada usulan-usulan dari FPP.
Memang di dalam Undang Undanq yang sebelumnya juga, yang sudah kita bahas juga kita tetap pergunakan sebagairnana adanya titik koma. Jadi memang itu dimsapikan bahwa kita setiap pembahasan UU selalu menjadi perdebatan, te
tapi pada akhirnya saya tidak tahu persis apakah kita memang sepakat ba~wa
agar supaya rujukanitu harus segera dibuat sehingga tidak harusselalu men
jadi habis waktu kita untuk membicarakan hal-hal demikian. saya usulkan ini .kepada Pemerintah untuk masa-masa yang akan datang agar supaya tata cara pembuatan undang undang ini ada supaya segera dapat kita hasilkan secara
bersama.
Sauadara-sauadara sekalian saya ingin kembalikan apakah kita tetap sebagaimana yang ada kit~ pergu_naka.n tanda titik koma sebelum sampai kepada Memutuskan. Jadi sebagaimana konsep yang rancangan semula atau kalau memang kita akan pergunakan mengikuti tata cara yang sudah dilakukan oleh MPR-RI itu maka kita konsisten, setiap selesai konsideran kemudian diktum-diktumnya -itu titik, begitu .. FPDI silakan.
FPDI (SABAM SIRAIT) :
Ka1au nal-hal bahasa ini dipersoalkan Sdr ·Ketua memang banyak sekali perasaan bahasa kita masing-masing, saya kira. Misalnya saja dengan persetJjuan Dewan Perwakilan rakayt Republik Indoneisa mungkinlebih cocok pakai koma barumemutuskan. memutuskannya ini buat apa huruf besarjitu juga masalah lagi. Jadi saya kira kita serahkan saja ini keoada ahli bahasa diakhir pekerjaan kita nanti. Mungkin"salah satu titik tolaknya bisa apa yang diusulkan rekan dari FPP. Apa yang kita gunakan di dalam misalnya UUD 1945 dan Ketatap
an MPR-RI, mungkin itu dapat kita jadikan sebaqai rujukan yang utama.
Sekian Sdr Ketua.
KETUA PANJA (DRS. H.A.H. SAZILI M) : Balk, jadi kita bisa setujui bahwa hal ini kita sertahkan saja kepada
nanti kepada kebia~aan-kebioasaan yang sudha berlaku itu kita minta nanti, naskah akhirnya Pemerintah dapat menyusunnya. Agar supaya dimasa-masa mendatang kita sudah b1sa, oling tidakmengarah kepada hal-hal itu. Jadi hu1uf f. sudah bisa kita setujui ?, substansinya, terima kasih saudara
saudara sekalian . Kita teruskan·tepada konsideran mengin~at. Jadi kitamenginjak pada yang
baru sekarang. Konsideran Mengingat, pasala-pasalnya yang disebutkan hanya -Pasal 5 ayat 1, Pasa·l 11 dan Pasal 20 ayat 1 dari pada UUD 1945. Ada komentar
mengenai hal ini, kami persilakan FPDI.
FPDI (SABAM SIRAIT) Saya hanya bertanya karena ini menyanqkut terutama atau aoalah istilahnya
ekonomi, apa ..................... .
I I I I I I I 1 ... I I I I •
I I I I I I I I I I
'-
- 33 -
ekonomi, apa ada relevansinya saya bertanya kepada kita semua dan keoada
sayapun, saya tanya-juga ~alau memang baik kita gunakan juga menyebutkan
mengingat Pasal 33 UUD 1945, sekian Sdr Ketua terima kasih.
KETUA PANJA (ORS.H.A.H. SAZILI M) : Terima kasih, ada tangqapan menqenai hal ini dari Fraksi-fraksi kalau
tidak ada kami serhakan kepada Pemerintah. Silakan Pemerintah.
PEMERINTAH (BAMBANG KOESWORO) :
Bapak Pimpinan, mohon pertama-tama tidak diartikan bahawa kalau tidak mengenyampingkan mencantumkan Pasal 33 UUD 1945 itu ada maksud lain, bukan demikian. Tetapi memanq oertimbangan Pemerihtah sewaktu menyusun RUU ini sangat melihat hanya pasal-pasal yang secarapokok memounyai kaitam dengan kebutuhann ratifikasi menjadi pasal 5 ayat1, pasal 11 dan pasal 20 ayat 1 Mengapa Pas-e:l"'33 UUD 1945 tidak diikutsertakan di dalam ini karena pertama, tatanan yangingin diterima ini sebetulnya memang tatatanan yang disepakati
oleh masyarakat antara bangsa yang dalam beberapa hal mungkin tidak sama dengan apa yang kita tuangkan dalam' Pasal 33 UUD 1945. tetapi tidak pula
berarti bawha dengan demikian menerima tatatanan yang aplikasinya tidaK sesuat dengan pasal 33 UUD 1945 karena perwujudan Pasal 33 itu nanti se -
betulnya adalah perwujudan kedalamyang harus kita wujudkan dalam menata kehidupan danmengambil menginkuti aspek-aspek dalam persetujuan yang kita -
akankita terima 1ni. dahulu pertimbangannya hanya aspek-aspek itu. Demikian bapak Pimoinan kejelasannya mengapa Pasal 33 UUD 1945 dahulu ti-
dak disertakan karena kemunqkinan ada hal-hal lain yang juga nanti Pasalpasal lain yyanq kalau kita kaitkan bisa sn.iil :ile::u:nJnvai kaitan dengan materi-materi persetujuan ini seperti mungkin kalau kita lihat dari persetujuan tentang anti dumpinq dan anti monopolinya itu sesuai denqan Pasal 33 UUD 1945, mungkin dengan peersetujuan tentanq perdagangan barang-baranq tropik kelihatannya sepmmtas kalau produk tropik kita itu kita anggap sebagai kekayaan alam yang sebesar-besar digunakan untuk kesejahteraan mung
kin benar, tetapi persetujuan tentanq produk-produk itu sebetulnya juga
menganddung elemen yang mungkin tidak seiirng dengan Pasal 33 UUD 1945 itu sendiri kedalam. Hal-hal inilah yang kemudianmendoronq pertimbangan pemerin-0 . . . tah untuk tidak mengikutkan atau tidakmencatumkan Pasal 33 UUD 1945 ini.
Demikian Bapak Pimpinan.
KETUA PANJA (DRS .H.A.H. SAZILI M} : Terima kasih atas penjelasannya .................................... .
I I I I I. I I I I I 1 ...
I I I I I I I I I I I
H0/3/10/94 - 3l~ -
KETUA PANJA ( DRS.H.A.H. SAZILI M ): Mengucpakan terima kasih atas pejelasanya.
F. ABRI OJOKO SUSETIJO ): Terima kasih saya hanya inqin mengajukan sua-
pertanyaan dengan maksud supaya kita nanti juga mengetahui atau dalam rangka melengkapi mengingat ini. Pertanyaan kami adalah pembentukan organisasi perdaganqan dunia apakah tidak ada Undang-undang sebelumnya yang kita miliki yang bisa dijadikan induk ratifikasi, misalnya saja Undang-undang perdagngn
Internasional hal ini kami perlu oertanyakan karena kalau kita melihat bidang lain yakni mengenai ekstradisi saya tidak tau mengenai perkembangan pembahasan dsana, disana itu ~icantumkan selain pasal Undang-undang dsar juga Undang-undang ekstradisi jadi itu sebagi induk. Sehingga dalam pembahasan
Undang-undang ekstradisi Indonesia Australia Undang-undang mengenaiekstrdisi ini dica~tumkan sebagai induk termuat didalam mengingat disamping paUndang-undang 19945. KETUA PANJA mempersilahkan Pemerintah.
PEMERINTAH (BAMBANG KESOWO): Berbeda dengan Undang-undang ekstradisi pnesahan Indonesia Autraliayang kita sudah mempunyai payungnya Undang-undang ekstradisi maka dibidang perdagangan Internasional kita memang belum memiliki
undang-undangnya hany3 memang terus kita kemudian tidak ada cantolan.
KETUA PANJA (ORS.H.A.H. SAZILI M) : Baikterima kasih Saudara-saudara sekalian.Jadijuga sebagaimana misalnya kita undand-undang sebelumnya kita sahkan bahwa dalam mengingat ini karena belum ada cantolan undang-undangnya induknya jadi kita gunakan atau kita sepakati sebagai mana sekarang yaitu undangundang dasar 1945 psal-pasal dalam undanq-undang 19945 itu sendiri apakah bisa setujui dalam hal ini sebagai konsep yangada, setuju terima kasih .
Seterusnya , Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Ra~yat Republik Indonesia memutuskan titik dua untuk kalimat ini saya pikir tidak ada yang tidak setuju , kemudian menetapkan titi dua Undang-undang tentang pengesahan Agreement Estabilishing The World Trde Organi mtion (Persetujuan Pembentu-kan Orqanisasi Perdagangan Dunia). jadi a'iasnya di samakan ada tanggapan menqenai hal ini ? kalau tidak kita setujui setuju ketok palu 2 x. Terima kasih .
Kemudian pasal I mengesahkan Agreement Estabilishing The World Trade Org~ni mtion (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagngan Dunia) Beserta lampiran 1,2dan 3 persetujuan tersebut yang naskahnya ditanda tangani oleh men-teri per·dagngan atas nama Pemerintah Indonesia dalam sidang di Marrakesh, Maroko, pada tanggal 15 April 1994, dan salinan aslinya dalam dalam bhasa . . Inggris dan terjemahanya dalam bahasa Indonesia dilampirkan sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari Undabg-undanq ini.
F. ABRI (R. MliDJAOI): Kami dari F. ABRI menyrankan kalimat mulai baris ke 4 yang berbunyi yang .naskah~ya ditanda tangani oleh Menteri Perdagangan
atas nama Pemerintah .....
----·-·----
I I I I I II
I II II I I I ~
II
I I I ~--·
I I I I I
'· ~iTO /3/10/94
35
atas nama Pemerintah Indonesia dalam sidang di Marrakesh, Maroko tanggal 15 April 1994 dihapuskan karena ini sudah tercantum pada menimbang di e
kemudian kata dan digariti yan~ sehingqa kalau kami baca selengkapnya menqesahkan Mengesahkan Agreement Estabilishing The Wolrd Trade Organi ~tion (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) beserta lampiran 1, 2 dan 3 persetujuan tersebut , yang salinan naskah aslinya dalam bahasa
Inqgris dan terjemahanya dalam bahasa Indonesia dilampirkan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari undang-undang ini.
KE;UA PANJA : mengucapaka~ tertma kasih mempersilahkan Kepada F.KP
F. KP ( RACHMAN ARGE ) : Baris ketiga itu kata dan diusulkan kata dan menjadi serta yaitu Inggris serta terjemahanya karena baris ke empat ada juga dan disitu. jadi kamimenqusulkan serta .
.. -, .... KETUA PANJA : mengatakan terima kasih,saya juga inginmpersilahkan Fraksifraksi seiain dari pada mengajulkan usulanya juga menanggapi usulan dari fraksi-fraksi yang lain juga silahkan .
F.PP (MUHSIN, SH) : Dengan permintaan maaf kepada sidang ini khususnya
fraksi yang telah mengusulkan sayamemandang bahwa Ment~ri Perdagangan
sedangkan kalimat yang dibelakangnya itu menurut saya sngat penting di dalam suatu ditem waJaupun didalam kosideran e. itu ada tingkat Menteri tapi yang jelas bahwa yang nanda tangani itu adalah Menteri Perdagangan
oleh karena itu kita memberikan penguatan atau legalisir apa dilakukan oleh Menteri Per~agangan di Marrakesh, Maroko itu. Jadi merupakan persetujuan dari Dewan apa yang dilakukan oleh Pemerintan dalam hal ini Menteri perdagangan kita akui, kita setujui, walaupun kita hapuskan seandainya kita hapuskan itu mungkin kita cari, lampiranya juga kita tahu yang nanda ta
ngani Menteri Perdagangan. Tetapi disini merupakan suat·J ·dikt11m-suat.u pasal saya p~ndang masih perlu dipertahankan yang pertama, l'ang kedua saya mendukung usulnya F.KP bahwa kata dan yang ada terahir ~ke ti99 dari, bawah
' diikuti dengn serta untuk tidak mernakai dan berkali-kali biasanya dan yang terahir dalam bahasa INdonesia diganti dengan serta . Terima kasih.
F. POI { SARAM SIRAIT 1: Terima kasih Saudara Ketua, s~ya tidak tahu apakah t~pat ka1au sinkatan dari WTO (World Trade Organi ~tion) disebutkan singkatanya seperti GATT diatas, apakah ada organisasinya saya tidak tahu secara teknis buat perundanq-undangan atau maksud dari pada kita ratifikasi persetujuan ini atau agreement ini itu yang pertama, kalau lihat dihuruf d di baqi an buwahn_ya persetujuan i tu termasuk Persetujuan Uumum mengenai tari f dan perdagan9an tadi (GATT 1947) apakah gaya seprti ini perlu terhadap World Trade Organi'mtion itu. Yang kedua penyebutan Menteri sebenarnya kalau Undan~-undangnya agak panjang itu ada pengertian-pengertian pasal 1 pengertian yang dimaksud meteri yang disina adalah Menteri Perdagangan, M enteri
Luar Negeri ....... .
I I I I I I I I I I I I I .I I I I I I I I I
- 3G -
loar negeri dan sebagainya. Tapi karena undang-undang kita pendek cuma dua
pasal, memang ini juga bel urn ada teknik peraturan teknik tentang perundangan
bagaimana kalau undang-undanqnya pendek, apakah semuanya dimasukan dalam pasal atau dalam penjelasan karena tudak punya pasal 1 tentang pengertian.
Jadi ini juga saya tidak terlalau bahagia untuk ikut serta berdiskusi karena saya bukan dalam ahli bidang bahasa disatu pihak, tapi dilain pihak barang kali menqemukakan suatu hal ialah bahawa buat Pemerintah kita adalah satu Jadi semua Menteri adalah oembantu Presiden, jadi siapapun yang melakukan
suatu tugas atas nama Pemerintah bahkan kadang-kadang bukan hanya Menteri yang mewakili Pemerintah saya pernah membaca disuatu surat kabar seoranq wakil ketua DPA mewakili Presiden menghadiri perayaan kemerdekaan sebuah neqara di Amerika Latin begitu, kalau dinegara lain malah putrinya bisa
mewakili Presid~n urituk me~akili Pemerintah negara itu untuk mewakili apa begi tu. Jadi ___ ; !'l.i memang bel urn ada tekni knya saudara ketua per a turan ten-
.. '-
takniknya jadi terserahlah kita disini mumpung kita berkuasa menentukan sekarang, sekian terima kasih.
KETUA PANJA {DRS.H.A.H. SAZILI M. ): Mengucapakan terima kasih, ya mogamoga apa yang kita perbuat ini akan menjadi sejarah, sejarah yang bai~.
F. ABRI {DJOKO SASETiJO ) : Kamitanpa mengurangi apa yang disampaikan
oleh F. pp tadi, dengan segala alasanya Fraksi Abri tetap berpendapat bahwa sanya kita tidak mempersnalkan siapa yanq tanda tangan, tapi yang jelas bahwa Pemerintah menyetujui itu nah ini ada. kaitanya dengan konsistesi kita, meskipun dalan Clamet Canqe dan Keanekaragaman Hayati dulu bahkan itu sudah ditanda tangani kalau tidak salah di Rio Dejenairo oleh
Bapak Presiden sendiri , tapi kita tidak kita sebut -sebutkan disitu. Jadi kembali lagi disini kami Fraksi ABRI cenderung untuk menghilangkan itu·dan penjelasan ini sudah dijelaskan didalam diktum menimbang di butir e jadi tidak perlu diulangi lagi, demikian terima kasih.
KETUA PANJA {DRS.H.AH. SAZILI M. ): Jadi mengenai pasal 1 ini kita masih
ada 2 pendapat mengenai hal ini usulan sementara yaitu kata-kata yang menge
nai yang menyebutkan men~enai Mentri Perdaqangan atas nama Pemerintah itu dihapuskan saja tapi ada pendapat yang lain juga masih tetap disebutkan
karena itu akan memperkuat apa yang dilakukan oleh Menteri Perdaqangan
atas nama Pemerintah 1ndonesia.
Bapak pimpinan
I I I I I 1--
I I I I I
....
I I I I I I I I I I I
7'"' - :Jf -
Kaset 10, l Oktober 1994/WTO
Peme.rintah .
Bapak Pimpinan 1 logika apa yang dikemukakan oleh F ABRI yang terhormat sebenarnya tidak salah. Sebenarnya ini juga sangat tergantung pada bagaimana kita membentuk dan menjadikannya sebagai pedoman yang baku untuk UU ratifikasi seperti ini. Ini sebenarnya kesempatan untuk itu sangat besar, karena tidak ada satu pun UU ratifikasi yang disepakati bukan oleh Komisi I. Ini sebenarnya dapat bentuk. Apa yang dikemukakan F PP itu sebenarnya juga mempunyai alasan yang dapat diterima, karena UU ini sebenarnya UU mengesahkan, mengesahkan apa?. Mengesahkan sebetulnya bukan hanya persetujuannya tetapi tindakan untuk ikut serta dalam persetujuan itu.
Masalahnya sekarang seperti ditunjukan oleh F ABRI tadi, bahwa sebetulnia itu sudah ada didalam Bab Menimbang di huruf e. Aapakah hal ini sepanjang perlu untuk di ulangi lagi. Sekali lagi saya sebenarnya tidak melihat masalah yang substantif sekali didalam hal ini. Namaun, kalau seandainya sebagai satu keputusan akan kita. tulis dengan lengkap, maka pertama persetujuan apa yang akan· kita terima dan persetujuan atau tindakan siapa yang telah melakukan penerimaan persetujuan itu tadi. Tindakan siapa yang membawa keikutsertaan Pemerintah atau negara nantinya, didalam persetujuan itu yang memerlukan pengesahan dengan UU ini.
Ini sebenarnya, mungkin kalau kita akan kita ikuti pengungkapannya demikian, saya menyadari dalam beberapa UU hal ini masih belum seragam benar, tetapi kalau seandainya ini dapat kita bakukan karena semua UU ratifikasi nanti toh persetujuannya awalnya, pembahasannya di Komisi ini kesempatan untuk itu memang lebih besar.
Terhadap usul F KP, yang juga di dukung oleh Fraksi lainnya, kata· dan yang pertama diganti yang tadi sebetulnya diusulkan oleh F ABRI. dan mengganti dan yang kedua dengan serta terasa lebih baik. Dan ini tidak ada persoalan untuk menerimanya. Demikian Bapak Pimpinan, terima kasih.
Baik, terima. kasih atas penjelasannya. Jadi memang pada akhirnya adalah tergantung kepada kesepatan kita memang, kalau kami ingin kembali, kalau kita lihat pada yang sudah pernah kita setuJui, pernah kita buat, didalam Climate Change maupun Biological Diversity itu tidak hanya kita sebutkan Pasal 1, saya ingin bacakan Mengesahkan United Nations Convention on Biological Diversity (Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa mengenai Keanekarag~1nan hayati) yang ~alinan naskah ~slinya dalam bahasa I~ggris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebagaimana terlampir yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari undangundang ini·, singkat memang. Ja~i apakah kita akan membuatnya begini sehingga seterusnya nanti kita buat, atau memang kita kembali melengkapi seluruhannya yang kita sebutkan.
Saya ingin kembalikan kepada kita semua, pada kita semua. untuk itu kami ingin sekali lagi, agar supaya kita bisa
I I I il il II
I I , I II I I I I II
I I I II
I I I
I I I
·.
- X"-~ -
mendapatkan kesepakatan. Mana kita ambil. Ada tanggapan mengenai hal ini. F KP? F ABRI silakan.
Terima kasih, jadi rekan kami tadi sudah memberikan penjelasan tentang alasan kenapa kata-kata yang naskah aslinya sampai dengan 1994 dihapuskan tapi dari F PP juga menginginkan menonjolkan pelaku dalam hal ini Menteri Perdagangan, maka kami menyarankan kalau seandainya yang menimbang d itu masih bisa ditambahkan mungkin Menteri Perdagangannya bisa dimasukan di menimbang e, sehingga dengan demikian setelah kata Maroko Menteri Perdagang~n atas nama Pemerintah Indonesia telah menandatangani dan seterusnya ini ~ebngai suntu jalan tengah mungkin.
Dengan tetep mencantumkan Menteri Perdagangan dan tidak di Pasal satu ini tapi di Menimbang huruf e. Terima kasih.
-- ... - .....
Ketua Panja _;_
· Baik, terima kasih. Ada tanggapan lain, pendapat lain. F KP mau bicara, silakan.
Menurut F KP, ini kan kita dalam proses, setiap kali kita dalam proses, menyempurnakan apa yang sudah dilakukan dengan ~ntuk bisa mendapatkan hasil yang optimal didalam mencapai suatu format penyusunan UU ini, jadi barangkali kalau dari F KP untuk sementara ini, menyetujui format yang terdapat pada Pengesahan Konferensi yang lalu. dan itu lebih ringkas.
Dan saya kira, F KP sependapat dengan F ABRI agar supaya kata Menteri Perdagangan ini sudah ada, dinaikan dalam forum. Terima kasih.
Ketua Pania...!..
Terima kasih, ada, FPP.
Terima kasih atas tanggapan dari Bapak sekalian memang saya melihat masalah WTO ini dengan apa yang telah kita ratifikasi dulu itu agak berbeda jadi-walaupun sama tapi agak berbeda nuansanya karena menyangkut masalah perdagangan. Dan ini yang kita sahkan adalah apa yang di lakukan Pemerintah Indonesia. Penjelasan saya singkat, saya ulang. Saya juga simpati atas usul dari F KP bahwa dimuka itu ditambah mestinya Menteri Perdagangan, itu juga salah ~atu ·ketentuan ,tetapi seandainya nanti menimbulkan sesuatu yang bagi Pemerintah maupun bagi Kesepakatan berikutnya tentang bahwa tiap kali nanti akan mengacu pada itu, saya juga tidak keberatan seandainya ini dimasukan di dalam Penjelasan Umum atau Penjelasan Pasal.
karena ada suatu lampiran yang Menteri Perdagangan i~i ikut menandatangani jarli ~eandainya lain waktu ada perubahan
I , .. I I I I
I I II I I II I I II
I I I I I I I
·-· I I }
·~ _j;
----------
'-.
- 39
departemen~ ada perubahan le~oaga, itu nanti akan terjadi suatu peralihan t~~!ggung jawab atau peralihan didalam langkah-langkah berik~cnya dari departemen mana yang harus mengikuti atau melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh Departemen Perdagangan ini. Jadi barangkali ini bukan masalah substansi dan tidak ada maksud kami untuk menonjolkan Menterinya atau Departemennya tidak. tapi lembaganya dan tata kerjanya apalagi yang menyangkut nanti kalau seandsinya lain waktu tahun berapa lalu Departemen Perdagangan itu dilebur misalnya dijadikan satu dengan dep~rtemen lain. Jadi nanti ada suatu alur siapa yang harus bertanggung jawab di dalam kaitannya dengan itu, ya tetap pemerintah Indonesia tetapi kan ada unit atau departemen yang harus menangani. Jadi saya usulkan disamping Menteri Perdagangan didalam konsiderans kalau seandainya itu diterima dalam Penjelasan itu nanti disebutkan kalau nanti Pasal 1 dianggap terlalu menonjolkan, dimasukan kedalam Penjelasan. Dan sama seka 1 i t i dak ·..;::a a a maksud bahwa kit a~ karena bahan bakunya tat a cara pembuatan peraturan perudangan belum jadi kita masih memungkinkan untuk mendiskusikannya. Terima kasih.
Ketua Panja _,_
Baik, terima kasih. Jadi kelihatannya kita sudah mulai mengarah pada suatu pendapat kesamaan mengenai penyebutan penekanan yang melakukan penandatanganan itu Menteri Perdagangan dimasukan dalam konsiderans menimbang, kemudian isinya sendiri kita sepakati agar supaya lebih ringkas dan kalau memang diperlukan lagi nanti didalam penjelasan. diberikan penjelasan mengenai hal ini. Ada pendapat lain. kalau tidak ada. kita sepakati mengenai hal ini. Pemerintah.
Pemerintah _;_
Terima kasih, Bapak Pimpinan. Ibu/Bapak yang terhormat sebagaimena tadi Bpk. Bambang Kesowo teluh menyampaikan back ground konsep mengapa P~merintah menyusun redaksi seperti ini dalam Pasal 1, ~amun berdasarkan saran-saran dari seluruh Anggota, Fraksi tadi, kami bisa menerima saran-saran dari Fraksi untuk melengkapi konsideran huruf e. Dan mempersingkat Diktum Pasal 1. Terima kasih.
Maaf interupsi, itu saya masih tetap mengharapkan ada penjelasan lampirannya Lampirannya,
Ketua Pan..lll. 1...
itu didalam, itu karena ada suatu lamipranharus dilampirkan, memang harus dilampirkan begitu. terima kasih.
Baik, catatan-catatan kita bahwa nanti kalau~ pada saat kita membicarakan masalah -masalah penjelasan, agar supaya ini tolong dilihat kembali, diingatkan~ dimana kita masukan, Terima kasih. Jadi ka!au saya ingin bacakan, Pasal 1, mengesahkan Agreement The
I I I I I I I I··· I I , I
I II ~I
'I I I il
I, I
I I I t
. \
World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) beserta Lampiran !, 2 dan 3 Persetujuan
. tersebut, yang naskah aslinya, ya sori maaf, yang salinan naskah aslinya dalam bahasa Inggris serta terjemahannya dalam bahasa Indonesia dilampirkan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Undang-undang ini titik. Demikian bisa disetujui, baik terimakasih.
(Sidang Setuju)
.E KP .
Karena juga tentang kata-kata beserta Lampiran 1, 2 dan 3 sudah ada di huruf e, dan kita mempunyai keinginan untuk ekonomi kata, ekonomi kalimat, lebih baik dihilangkan saja ini. Lampiran 1, 2 dan 3, Jadi, Perdagangan Dunia dalam kurung yang naskah. yang salinan naskah aslinya. Jadi.mengenai Lampiran 1, 2 dan 3, ...... dipersetujuan tersebut itu di.
Saya usul, kita ini menyetujui, jadi dala konsiderans itu masih bersifat motivasi atau latar belakang, sedang yang Pasal 1 itu yang Pending, yang mengikat itu. Jadi ini, sebenarnya berang~ai ini latar belakangnya kemudian disini sangat principii, saya kira ka1au Lampiran ini tidak dicantumkan, menurut saya. Jadi saya melihat ini, perlu dicantumkan karena ini yang justru penting untuk kita berlakukan, kita setujui, kita ikatkan begitu. kalau diatas itu masih bersifat latar belakang atau motivasi atau hal-hal yang mendorong, Jadi kami tetap menyetujui pada usul semula, barangkali hal ini bisa dipe.rtimbangkan, terima kasih.
Ketua Panja _;_
Baik, terima kasih.
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
•
• ..
- 41 -k.XI WTO
KETUA RAPAT : Baik terima kasih.
Silakan FPDI
FPDI (SABAM SIRAIT) : Saudara Ketua, tadi apakah relevan singkatan
WTO atau tidak atau ikut di Penjelasan nanti, yang kedua saya kira
juga lampiran 1,2 dan 3 pe~lu disebutkan karena masih ada yang tidak
diratifikasikan atau tidak akan meratifikasikan pada waktu yang akan
datangyang sudah dibicarakan dalam pertemuan-pertemuan perdagangan in
ternasional pada waktu yang lalu. Oleh karena itu di dalam keputusan
ini perlu disebutkan secara eksplisit mana yang disetujui di ratifikas
Sekian Saudara Ketua.
KETUA RAPAT : Terima kasih
I_NTERUPSI DARI fKP (RAHMAN ARGE)
nung-renungkan kami setuju-lah.
Mengenai hal ini setelah kami re-
KETUA RAPAT : Terima kasih dari FKP atas pendapatnya. Jadi memang di
dalam Pasal ini adalah keputusan kita yang mana yang kita sahkan kita
ratifikasi. Sebab ada satu lampiran yaitu lampiran 4 yang sampai saat
ini belum kita setujui, kita belum ikut serta, kita tidak tahu kapan ,
kalaupun sudah ada persetujuan, ada keinginan kita untuk masuk maka
itu juga akan dil~kukan ratifikasi kemudian, Jadi Pasal 1 bisa kita
setujui dengan kalimat yang telah dibacakan. Terima kasih
( RAPAT : SETUJU )
Pasal 2 , Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal yang sama de
ngan tanggal mulai berlkunya secara efektif Persetujuan sebagaiwana di
rnaksud dalam Pasal 1. Karena efektifnya itu adalah mulai tanggal 1 Ja
nuari 1995. Jadi mulai berlakunya adalah sama dengan rnasa mulai berlak
secara efektif Perjanjian Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia ter
sebut. Kemudian seterusnya : agar setiap orang mengetahuinya, memerin
tahk~n p,e~gundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lem
baran Negara. Ada komentar silakan.
Silakan FKP.
FKP (RAHMAN ARGE} : Ini, agar setiap orang rnengetahuinya, mernerintahka
pengundangan Undang_undang ini dengan penempatannya. Kami koreksi kala
kata dengan ini kita pakai harus mengaju kepada Kata Kerja, sementara
penempatannya ini sebagai kata benda, kalau ini m au digunakan maka ki
pakai kata dan. Itu usuul FKP.
KETUA RAPAT : Jadi kalau demikian dengan itu diganti kata dan atau ka
lau tetap diganti dipakai dengar. kata .. dengan menempatkannya dalam Lem
baran Negara. Mana yang kita pilih nanti,a da 2 hal ini. Dari FABRI,
Silakan •
FABRI •.••••.•.
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I . ,....,_
4 ')'' - .::._ -
FABRI ( R. MUDJADI ) : Terima kasih Saudara Pimpinan. Untuk kata
kata Ag?r setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara.
Kalau saya coba baca,dari Undang-Undang yang suda ada di belakangnya
itu ditambahkan Lembaran Negara Republik Indonesia, karena di bawah
juga ada kata-kata Lembaran Negara Republik Indonesia, Jadi mohon
ditambahkan kata Republik Indonesia. Sedangkan di:undang-Undang yang
lain bunyinya begitu. Ada yang di. depan kata setiap itu ditambahkan
kata Agar supaya setiap orang mengetahuinya tetapi ada juga yang tidak
menambahkan kata supaya, jadi yang kami sarankan hanya ditambah kata
kata Republik Indonesia. Terima kasih.
KETUA RAPAT ~ Terima kasih. Silakan FPP
FPP (H. MUCHSIN, SH) ; Kem~ali_ kepada masalah belum bakunya apa yang
selama ini kita~merancang suatu Undang-Undang, dalam hal ini kami
tidak akan diskusikan untuk ini karena barangkali banyak Undang-Undang
berbeda satu dengan yang lain dalam rangka penyebutannya. Barangkali
untuk kalimat yang di .atasnya mohon dapat dipertimbangkan ulang su
paya kalimatnya enak walaupun ini sudah enak barangkali akan bisa le
bih bisa sempurna. Dari kata secara efektif persetujuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1, kalau kita baca dari atas Undang-Undang ini
mulai bP-rlaku pada tanggal yang sama dengan tanggal mulai berlakunya
· secara efektif persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1.
Menurut saya apakah ini sudah kalima·t yang baku dan bisa memudahkan
untuk dimengerti~ menurut ~aya ~erlu ada tinjauan ulang , mungkin
ada kata-kata dalam yang harus dimasukkan. Demikian, terima kasih.
KETUA RAPAT : Kalau kita. melihat bahwa kata-kata berlakunya secara
efektif persetujuan ini sebetulnya terjemahan dari bahasa Inggris ,
Bahasa Indonesia yang pasnya itu bagaimana. Ada hal-hal yang lain.
FABRI masih ada. Silakan.
FABRI ( DJOKO SASETIJO ) Membaca Pasal 2 ini khususnya yang menyang-
kut mulai berlakunya Undang-Undang ini dan saya juga sudah membaca
Penjelasannya, pada dasarnya kami mengerti, yang diperlukan adalah
dengan disetujuinya Undang-Undang ini, ini akan tercantum di dalam
perjanjian itu sehingga bisa dikategorikan Indonesia ini sudah mene
rima itu. Jadi sebenarnya kami mengerti. Tetapi setelah saya pikir
pikir apakah rurnusan ini khususnya yang menyangkut sama dengan tang
gal mulai berlakun~a ini tidak ada hal lain yang lebih tepat artinya
kalau toh Undang-Undang ini mulai diundangkannya adalah taruhlah
tanggal berapa saja Desember atau kapan dan di sana juga belum disah
kan, toh meskipun kita sudah mengatakan berlaku juga tidak akan jalan,
jadi apa saya anggap sebagai suatu konsekuensi hukum seperti juga
barangkali masalah Ekstradisi kalau tidak salah, itu mengandung kon
sekuensi hukum. Lah kenapa kita harus mencantumkan harus persama
dengan ...... .
I I I
! I I I I I
!I
I 'I I' I I I I I I I I I
..
I
- 43 -
dengan pengesahan yang di sana itu. Saya kira tidak apa-apa kalau
kita mengesahkannya sedikit sebelumnya dan toh tidak bisa jalan juga.
Jadi kalau Undang-Undang ini rnulai berlaku pada tanggal yang sama
dengan tanggal mulai berlakunya secara efektif persetujuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1, ya kita di .. satu sisi sudah mengundangkan
ini tetapi berlakunya antisipasi ke belakang. Nah ini barangkali perlu
penjelasan lebih lanjut. Jadi intinya maksud daripada ini saya me
ngerti dalam kai tannya dengan persetuj uan w·ro i tu sendiri. Apakah
ti'dak::bisa ditulis Undang-Undang ini rnulai berlaku pada tanggal di
undangkan saja seperti layaknya itu, terima kasih.
KETUA RAPAT : Memang ada dua hal di dalam masalah setiap pengesahan
suatu perjanjian internasional, yang pertama adalah bahwa berlaku
nya perjanjiab.lnternasional itu dirnulai pada saat rnisalnya sudah
berapa negara yang meratifikasir.ya, jadi tergantung pada itu. Yang
kedua, memang seperti WTO ini disebutkan tanggal pastinya kapan ber
lakunya apakah semua sudah meratifikasi atau belum tapi pada tanggal
itu sudah mulai berlaku. Sekarang ini rnemang bagaimana menyebutkannya
di dalam Undang-Undang kita. Kalau dalam Undang-Undang yang lalu
memang tidak disebutkan karena hanya disebutkan bahwa mulai berlaku
pada saat diundangkan. Undang-Undang ini rnulai berlaku pada tanggal
diundangkan daripada saat itu. Masalahnya kapan rnulai berlaku nya
secara internasional setelah jumlah deposit ratifikasinya itu meme
nuhi syarat, itu soal yang lain.
Dari Pernerintah, silakan.
PEMERINTAH/BAMBANG ~ESOW~ : _Pertama tadi seperti diutarakan oleh
FABRI, memang saat mulai berlaku efektifnya persetujuan ini sebenar
nya baru akan ditentukan nanti oleh Sidang Tingkat Menteri. Kehendak
nya yang sementara ini disepakati adalah 1 Januari 1995 tetapi ke
pastian 1 Januari 1~95 itu sendiri nanti baru akan ditetapkan oleh
Sidang Tingkat Menteri. Ancer-ancernya kalau 1 Januari 1995 tidak di
sepakati, formal itu diinginkaP berlakunya setidaknya tidak lebih
larnbat dari 1 Juli 1995 tetapi ini ancer-ancer forrnalnya akan mulai
diberlakukannya. efektif paling lambat 1 Juli 1995. Kesepakatannya
sementara ini adalah ayo kita perlakukan 1 Januari 1995 tetapi kepas
tiannya nanti akan ditentukan nanti oleh Sidang Menteri. Nah dengan
penjelasan ini maka memang sebaiknya Undang-Undang kita tidak mem
berlakukan efektif pada saat pengundanganUndang-Undang ini. Karen·a
kalau misalnya kita undangkan 1 November maka Indonesia menjadi aneh
memberlakukan persetujuan internasional di Indonesia mengikatkan di
ri kepada orang lain, sementara persetujuan itu sendiri sebetulnya
belum berlaku. Oleh karenanya itu idenya Undang-Undang inipun nanti
akan ........ .
I I I I I I I I I I I I 1 ... I I I I I I I I~
I
- M ----
- 44 -
akan diberlakukan efektif penerimaan Indonesia terhadap persetujuan
itu pada tanggal yang sama dengan tanggal berlaku efektifnya perse
tujuan itu sendiri, kalaupun tanggal 1 Desember atau 15 Desember 1994
nanti akan ada Sidang Tingkat Menteri dan diputuskan 1 Januari 1995
maka walaupun Dewan yang terhormat menyetujui pengesahan ini tanggal
30 Oktober 1994 dan disahkan oleh Presiden menjadi Undang-Undang
tanggal 1 November 1994 maka berlaku efektifnya pengesahan itu nanti
kita samakan. Apa kepentingan daripada langkah itu, ini kesepakatan
politik pula bahwa pada saat penanda tanganan di Marrakesh, Maroko
yang lalu Menteri-Menteri berjanji bahwa mereka akan segera membawa
kepada badan yang berwenang di negara masing-masing untuk memperoleh
pengesahan sesuai dengan ketentuan konstitusi masing-masing. Nah ini
dimaksudkan agar pada saat mereka bersidang nanti mereka sudah menya-_ .. '= ..• takan bahwa nih saya juga secara konstitusi di negara saya sudah di-
penuhi, negara saya siap untuk menerima tetapi kapan ini berlaku
efektif akan t.e;:-gattung kepada keputusan kita. Ini sebabnya maka
Pasal 2 kita rumuskan demikian. Apakah ada kata yang lain dari kata
kata mulai berlaku pada tanggal yang sama dengan tanggal mulai ber
lakunya secara efektif persetujuan itu tadi apakah ada kata yang lain,
ini saya pikir bisa saja kita cari tetapi esensinya adalah bahwa
kita hanya akan memberlakukan efektif penerimaan atau pengesahan ini
pada saat persetujuan itu sendiri nanti diberlakukan efektif. Ini
yang paling pokok. 1\lengenai. penambahan kata Republik Indonesia se
telah kata Lembaran Negara tidak ada permasalahan sama sekali, sedang
kan kata-kata dengan per.em~atannya mengapa tidak dan menempatkannya
atau dengan rnenempatkannya saya pikir demikian, kita coba kita sama
kan dengan Undang-Undang ratifikasi, jadi tidak jauh dari Komisi I
ini sendiri seperti Konvensi Keanekaragaman Hayati dan Perubahan
Iklim yang lalu bagaimana yang kita gunakan. Mohon jangan di salah
pahami, ini benar masalahnya belurn baku tetapi juga saya sangat meng
harapkan dalam upaya perr.bakuan ini kita membangunnya itu dengan ke
sepakatan demi kesepakatan yang sudah kita peroleh. Kesepakatan itu
bukannya tidak bisa dikoreksi, bisa saja nanti pada saatnya. Tetapi
kalau upaya pembakuan ini tidak segera kita wujudkan ada bahayanya
juga. Bentuk itu makin melebar dan nanti pada saatnya pembakuan itu
sendiri kita tiba-tiba dihadapkan pada bentuk yang beraneka ragam
mungkin lebih mudah menuangkan sesuatu pembakuan yang sudah bertolak
dari satu konsensus sehingga lebih cepat dan saya pikir apa yang di
peroleh dalam satu konsensus apalagi oleh Komisi I sendiri dalam
konteks ratifikasi, ini akan merupakan bahan pembakuan yang luar biasa
manfaatnya nanti di dalarn pembakuan akhir i tu sendiri. Demik.ian Bapak
Pimpinan, terima kasih.
KFTUA ••••••••••
I I I I I I I I 'I I \
I I t
II • I. II I I I I lo-,,I
I I
• ..
- 1.6-k. XII WTO
KETUA RAP.2\T ~ Terima kasih atas penj elasannya.
FABRI silahkan.
FABRI (DJOKOSASETIJO) Sekali lagi maksud daripada pencantuman
kalimat ini lcami benar-benar mengerti dengan membaca penjelasan
di belakang dan sebagainya. Hanya yang kami permasalahkan kenapa
tidak mulai berlaku _pada tanggal diundangkan saja. Ini ada kaitan
nya dengan masalah ratifikasi yang dulu pernah kita lakukan, itu
juga sudah diundangkan meskipun persetujuannya baru beberapa bulan
berikutnya. Kalau ~ita lihat juga Hukum Laut Internasional,ini kita
sudah lama meskipun persetujuannya baru nanti pada bulan November
19 94. Pertimbangan-pert.imbangan i tulah dan juga dikai tkan dengan .,_ ... pertimbangan hukum tadi yang saya katakan. Kalau toh diundangkannya
misalnya Desember 1994 berlakunya Januari 1995 atau bulan ini ber
laku persetujuannya Januari 1994 tidak ada masalah karena kita juga
tidak jalan menunggu persetujuan itu, misalnya bulan Juli yang akan
datang juga kita tidak ada masalah tapi ada jaminan bahwasanya itu
akan menjadi kenyataan. Jadi kalau tidak ada jaminan itu akan men
jadi kenyataan kenapa ini diajukan kepada kita kepada DPR, saya kira
juga perlu untuk kita pertimbangkan, ini kalau kita ambil hal yang
ekstrim saja, tadi dikatakan 1 Januari 1995 paling jelek nanti Juli
1995 mundur atau kapan pun tapi ada jaminan bahwasanya ini akan kita
setujui, itu tidak ada masalah menurut kami, demikian dan terima
kasih.
FPDI (SABAM SIRAIT) : Saudara Ketua, saya kira kebiasaan kita mem
buat Rancangan Undang-Undang menjadi Undang-Undang yaitu bahwa Undang
Undang itu berlaku pada saat diundangkan, itu saya kira demikian se
cara umum walaup .. ·n beberapa waktu yang lalu ada juga setahun setelah
diundangkan itu mernang dianggap sangat kekecualian karena ini lem
baga yang sangat rnenentukan di negeri kita Pe~erir.tah can DPP, har~s-
nya pada saat dia me~utuskar. yait~ pa~a saa: i=~ . - .. ... -::::a . .-: a::a da tangani Presiden saat itu cia
lagi yang bisa. Ba!:"angkali kala·u rr.engenai ~~c._::a::~ =.:.set:.:~
yang sama dengan tanggal dan seterus~ya itu barar.~Y.ali bisa
kan di Penjelasan saja artinya ~idak di dala~ Batar.~ ~~b~~. :;.,::. .... .:.c.1;;C";; ... _ - -··~ -----... nya nanti bagaimana, ya dibelaka::q j~qa s·..:ca.:: a:::a .:.:a..:.a:.: ,::.e.:-2:.: :.'a:-.q
bagiannya berlaku secara eiektif ir.i c·i .:.:A~e-'~--.?.~--.-.-~.~.~--.-. · -· · - --- _ .sa: a =.:. -:ar·.:.: .. d~ Penjelasan. Nah mengenai pe::e::-.p.a-:a:::-.ya, sa:;a ::.:..:-a ::-.e::-.a::q s:.:::a:: ~e-biasaan dan rnaksudnya i:-.i s el::e::a.:-:: ·.·::. ~a::·.·: ·..::: =:.:.:.: 5 e=.:.a:: ,... .... ;::. -- -~ .... -~ tahui dan cara ki ta supaya setiap ~rang ~idak ci.:::-.<..:a ~ d~ :.~;~·::; ··;~;.::s at au Republikaa tau apa tetapi di Lernbaran Negara Republ ik Indonesi~ Sekian Bapak Ketua. .
KETt:·,;. . .•.....
I I· ~--·
I
I il
•I I! I ~ I I I I II , I ! I \ I I I I
4,- '-.
- 0 -
KETUA RAPAT : Terima kasih,Oh masih ada.
Silakan FPP.
FPP ( H. MUCHSIN, SH } Memang kalau kita baca Pasal 2 beserta
Penjelasannya, kita tahu bahwa Pemerintah ini ada komitmen dengan
masalah internasional. Yang ingin kami kemukakan adalah bagaimana
Lembaga Tinggi negara kita ini mampu memberikan gambaran tentang
bagaimana wibawa dari Lembaga Tinggi negara ini bahwa ini mtilai
tidak tergantung kepada sesuatu yang bersifat situasional dan ter
gantung kepada seolah-olah kita ini tergantung kepada dunia di dalam
mencantumkan suatu Undang-Undang walaupun kenyataannya ada. Kita se
bagai suatu negara·berdablat itu·wajar, kita mampu mencetuskan Un
dang-Unda.ng sehingga ki ta lebih kelihatan wibawa Lembaga Tingg i ne
gara itu. Sebenarnya masalah tehnis kapan mau diundangkan tergantung .--~ ...
pada Pemerintah sendiri. Kalau toh Dewan menyetujui bulan ini nanti
Pemerintah mau mengundangkan pada 1 Januari 1995 bisa-bisa saja atau
tanggal 2 Januari 1995 atau mungkin Ju1i 1995 karena pengundangan
itu sendiri ada1ah tergantung dari Pemerintah. Tetapi Presiden de-
ngan DPR ini menyetujui ini ber1aku sebagai Undang-Undang pada
saat diundangkan. Ini secara umumnya saja , jadi mungkin bisa di
tangkap tentang maksud ini. Jadi penje1asan ini pun saya cenderung
untuk diganti bahwa kita jangan sampai Undang-Undang ini tergantung
dari persetujuan Menteri-Menteri yang akan bersidang kemudian _ di
tempat lain atau dimana. Jadi maksud saya ·masalah.tehni's·bagaimana
berlakunya Undang-Undang itu terserah kepada Pemerintah,eksekutif
da1am hal ini. K~lau ·sudah· diundangkan kan berlaku, oleh karena itu
kalimat pada Pasal 2 itu cuk~p sebagaimana yang diusulkan oleh FABRI
bahwa berlaku pada saat diundangkan. Nah nanti itu diundangkan kapan
terserah kepada Pemerintah dimana Pemerintah lebih leluasa di dalam
rangka menyesuaikan dengan perkembangan-perkembangan: yang ada.~Kalau se
andainya tidak ada pertemuan Menteri sampai setahun lagi jangan di
Undangkan, ini contohnya b_egi tu, a tau barangkali ada seperti Undang
Undang Lalu Lintas atau bagaimana, ini usul saya , dan saya minta
ada perubahan yang agak esensial dari Pasal 2 ini supaya Lembaga
Tinggi negara ini tidak terikat kepada situasiona1 yang akan dibuat
kapan kita juga tidak tahu persis. Ini yang ingin saya usu1kan ke-
pada forum ini khususnya kepada Pemerintah. Terima kasih.
KETUA RAPAT : Saudara-saudara sekalian jam sudah menunjukkan jam
12.13 ~IB lebih, sesuai dengan kesepakatan kita apabi1a kita setujui
bersama, kita skors dulu kita makan siang sebentar sampai jam 13.00
WIB kemudian kita masuk kembali, masa1ahnya kita akan selesaikan hari
ini jam 14.00 WIB tetapi tergantung kesepakatan kita bisa kita per
panjang setelah jam 14.00 WIB.
Skors dibuka kernba1i sesuai dengan kesepakatan kita jam 13.00 WIB.
Sebelum •••••••••
I I I I
i 1 ... I I I I I I I.
I I I I I I I I I .. ~
I ;
I I
'··
- 47 -
Sebelum kembali kita memasuki materi Pasal 2 yang kita bicarakan tadi
setelah berbagai saran, usul, pertimbangan-pertimbangan yang disampai
kan mengenai masalah penulisan daripada isi Pasal 2 inimaka ada bebe
rapa hal yang tadi juga pada saat istirahat ini Ibu Aisyah menanyakan
kepada kami beberapa hal yang juga memerlukan penjelasan-penjelasan
daripada Pemerintah agar supaya menambah keyakinan kita menambah ke
yakinan DPR ini bahwa DPR meratifikasi WTO ini dengan segala aspek
aspeknya~ itu ada sesuatu hal yang memang bermanfaat bagi bangsa dan
negara ini sehingga diharapkan pada tanggal 6 Oktober 1994 kita akan
kembali mernasuki Plene Komisi I . Diharapkan pada saat itu Pemerintah·
dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai beberapa hal yang
ingin disampaikan nanti oleh atau dimintakan penjelasannya oleh Ibu
Aisyah. Kemudian yang kedua, Kalau kita lihat jadwal kita hari ini
tanggal 3 Oktober 1994 kita masih ada waktu untuk Panja ini tanggal .'- ... 4 dan 5 Oktober 1994 kemudian tanggal 6 Oktober kita masuk kepada
Plene Komisi I , tanggal 7 dan 8 Oktober 1994 itu rapat Panja kembali
kemudian tanggal 10 Oktober 1994 kembali kita memasuki Plene kembali
untuk melihat seluruh hasil-hasil yang kita capai. Saudara-saudara
sekalian, kami ingin ·mengusulkan pada kita semua bahwa pada hari ini
kita bisa rnenyelesaikan Batang Tubuhnyaapabila masih ada waktu kita
ingin sampaikan sampai jam 14.00 WIB kecuali atas kesepakatan kita,
kita perpanjang kita selesaikan terus besok dengan Penjelasan Pasal.
Kemudian kita juga harus melihat terjemahan daripada Putaran Uruguay
Final act, tolong nanti di lihat kepada- terjemahan itu karena ter
jemahan ini juga menjadi tugas kita di dalam menyusun Rancangan Undang
Undang ini. Oleh karena itu tolong dilihat sehingga nanti kita ihgin
usulkan, kita tidak ingin bahas halaman per halaman karena tidak akan
mungkin untuk itu kita lakukan. Tetapi secara global nanti tolong
dilihat ada hal-hal yang memerlukan perbaikan-perbaikan misalnya pe
nyempurnaan-penyempurnaan , itu nanti tolong disampaikan sehingga ada
waktu bagi Pemerintah· di dalam beberapa hari ini untuk dapat memper
baiki terjemahan tersebut dan pada akhirnya nanti yaitu tanggal 10
Oktober 1994 kita sudah bisa mendapatkan terjemahan yang sudah diper
baiki untuk bisa diputuskan di dalam Plene Komisi I tersebut. Kemudian
ada juga satu hal bahwa pada tanggal 5 Oktober 1994 kita juga semua
mendapatkan undangan pcrinqatan hari ~RRI di Kemayoran. Ini juga satu
hal yang saya pikir juga perlu kita hadiri oleh Komisi I • Oleh karena
itu juga nanti kita ingin mendapat pertimbangan kita pada tanggal 5
O~tober nanti mungkin kita akan mulai rapat Panja itu sendiri kita
akan undur agak siang sehingga memberikan kesempatan kepada kita untuk
menghadiri hari ABRI. Demikianlah beberapa hal yang ingin kami sampai
kan, sebelum dibahas lebih lanjut, kami persilakan Ibu Aisyah untuk
menyampaikan beberapa hal .
KETUA KOMISI I ..... .
I I I I I I I ~--·
I I I I I I I I I I I
•
I ... I
I i
KETUA KOMISI I (NY.AISYAH AMINY, SH) : Setelah mengikuti pembicara
an-pembicaraan yang kita sudah bahas tentang RUU tentang Pengesahan
Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia ini dimana tadi
kita sudah memasuki Pasal-Pasal dimana dalam Pasa}. 1 itu menyebutkan
bahwa kita akan mengesahkan Persetujuan Pembentukan Organisasi Perda
gangan Dunia beserta Lampiran-lampirannya yaitu Lampiran 1, 2 dan 3
dari persetujuan yersebut yang kemudian naskahnya di lampirkan.
Kalau kita hanya sampai sekian saja dan artinya kita mengesahkan suatu
agreement tentang persetujuan itu tidak banyak menyangkut masalah-ma
salah masyarakat yang perlu kita ketahui padahal kita sebagai Anggota
Dewan adalah Anggota yang dipercayai untuk ikut memperhatikan bagai
mana kehidupan ma.syarakat pada umumnya. Karena apalagi ini akan me
nyangkut masa depan dari bangsa dan negara kita • Dalam Lampiran itu
kita melihat--~i~ terdiri dari Lampiran 1 A mengenai Agreement On Trade
In Goods ·yang terdiri dari 14 Agreement. Kemudian Lampiran B mengenai
GeneralAgreement on Trade in Services and Annexes, kemudian Lampiran
lC Agreement on Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights
kemudian Lampiran 2~ 3 dan 4 yang juga terdiri dari 4 a, b, c,d.
Tentunya kita berkepentingan adanya Lembaga ini yaitu adanya WTO
atau bad~n yang akan membahas lebih lanjut bagaimana pelaksanaan
Putaran Uruguay. Tetapi tentunya kita juga perlu mengetahui apa sih
isinya yang sudah disetujui yang merupakan Lampiran ini. Jadi saya
ingin mengusulkan agar Pemerintah memberikan high light terhadap
Lampiran-lampiran yang merupakan lampiran daripada persetujuan pem
bentukan Organisasi Perdagangan Dunia ini. Tadi kita sudah melit.at
jadwal pada tanggal 6 Oktober itu adalah rapat Pleno Komisi i, di
mana masing-masing Panja akan menyampaikan laporan /progress report
dari masing-masing Panja dan kelihatannya saya mengikuti juga me
ngenai Ekstradisi, mereka juga sudah mau final dan kita juga keli
hatan dalam 2 hari ini sepanjang mengenai RUU ini sudah akan juga
boleh dikatakan sudah hampir berhasil pada bagian akhir. Tetapi
karena masalah-masa·lah yang· akan di a tau yang merupakan lampiran
ini adalah yang justru sangat penting. Saya ingin mengusulkan ke
pada Pemerintah untuk memberikan high light kepada lampiran-lampiran
itu pada tanggal 6 Oktober setelah laporan masing-masing Panja dan
kalau perlu, ki ta l·anjutkan dengan tanya j awab sehingga para Anggota
benar-benar memahami apa isi lampiran itu walaupun tidak detail.
Nah untuk itu andaikata disetujui oleh Pemerintah , kami harapkan
high light dari Pemerintah tentang lampiran itu dapat dapat tertulis
tidak hanya lisan sehingga merupakan pegangan yang agak memadai bagi
para Anggota . Kalau perlu misalnya tanggal 7 Oktober kita lanjut
kan, dalam hal ini tanggal 6 dan 7 Oktober sehingga benar-benar apa
yang •••••••
I I I I I I I I I 1--· I
~
I I I I I I I I I I I
-.
'·
yang kita setujui di sini masalah Persetujuan Pembentukan Organisasi
Perdagangan Dunia yang merupakan badan yang akan mengelola lampiran
lampir.an itu benar-benar dapat kita ketahui. Saya kira para Anggota
dapat menyetujuinya demikian. Xami mengharapkan kesiapan dari Peme
rintah untuk itu pada tanggal 6 Oktober setelah laporan masing-masing
Panja dan kalau perlu kita tambah dengan tanggal 7 Oktober, dapat kira
nya disetujui demikian.
KETUA RAPAT : Jadi tadi diusulkan oleh Ibu Aisyah bahwa tanggal 6 Okto
ber kalau kita b'isa sepakatsetelah laporan Panja-Panja karena kita ha
rapkan bahwa pada saat itu hampir sebagian besar tugas daripada Panja
itu sudah bisa kita rampungkan karena masih ada terjemahan. Diusulkan
pada tanggal 6 Oktober setelah la.poran Panja-Panja kiranya Pemerintah
juga dapat memberikan penjelasan-penjelasan sehingga saya harap lampi
ran-larnpiran d~~ipada Final Act itu sendiri sehingga anggota Dewan
mendapat suatu ~ambaran yang jelas terhadap apa sebetulnya isi larnpi
ran-larnpiran yang kita ratifikasi walaupun sebetulnya sebagian itu
sudah ada di dalarn Penjelasan pada saat Pernerintah menyampaikan pada
tanggal 3 September y·ang lalu tetapi memang masih banyak hal yang
perlu didal~rni karena kita tidak mernpunyai kesernpatan untuk tanya ja
wab di dalarn Tingkat II. Jadi kesempatan inilah sehingga Dewan betul
betul rnempunyai keyakinan bahwa kita rnemang melakukan ratifikasi ini
sesuatu hal yang sangat penting sakali dan perlu segera atau kita
harapkan segerasesuai tadi dengan gamh.aran-gambaranyang telah diberikan y
dimana 1 Januari itu sudah bisa l~!orce aaripaaa perjaajiaa ini •
.. Saullara-aaullara aekalian kaai incin kem'balikan kepalla ki ta aemua apakah hal iai
~iaa kita aetujui. Pemerintah tillak 'berke'beratan atau munckia alla kareaa pall&
tanccal 6 Oktober itu Menteri Perllacancan harua hallir.
PEMERINTAH/DJOKO MOELJONO : Kalau memanc llari Bapak-Ibu Anccota Dewaa aenchenllak
Peaerintah uatuk aenyaapaikan rinckaaan llaripalla aaaiac-maaiac laapiran 1, 2 tan
3 aanti kaai akan aenyiaJkan para neroaiator kami, aaainc-masinc laapiran, aa
ainc-maainc billanc itu alla juru runllingnya lli Inlloneaia, nanti aaaiac-aaainc
necosiatornya akan kami aiapkan untuk aenjelaakan llihallapan lane terhoraat
para anccota Dewan, ya tertulia llalaa hal ini aeakipua tertulia nanti akan kita
aaapaikaa juca secara oral/lisan.
KETUA RAPAT : Alla aatu pertanyaan aaya di~ana paaa aaat bicara talli ae'belum
rapa t aimu.J.ai, Men teri p·eraa,ancan i tu akaa meaiapin Perteau..n Men teri-Men teri
Perllacancan lli llalaa rancka APEC ini kapaa llan llimana itu.
PEMERINTAH ••••••••
I I I I I I I I I I I I.
I I I I ___ I I I I . ,-I I
---------------
- 50 -
PEMERINTAH/DJOKO MOELJONO : Tanccal 4 Oktober beaok aebetulnya Delecaai
Delecaai APEC autlah tlatanc, khusua APEC untuk tiackat Minister, tanccal
5 Oktober Senior Officer Meetinc (SOM) tlan tanccal 6 Okto•er Tra&e Minister
Meetinc, atla 18 n~cara yanc akan utanc tlan au&ah at~nyampaikan auaunan Dele•
caai atla 221 oranc yanc akan &atanc ke Jakarta. Jatli Menteri Peraacancaa
patla tanccal 6 Oktober itu ~ari paci aampai aalam aemimpin Si&anc aehincca beliau itu ~eny&apaikan kepa~a aaya mehon iieampaikan kepaia Komiai I baawa
Bapak Menteri Pertlacancan tanccal 6 Oktober titlak biaa hatlir. Saya aentliri
sebetulnya aulai paci ini tli tu.caakan oleh Bapak Menteri Per&acanca.a u.atuk
aiap meaancani aemua peraiapan Siaanc APEC tetapi karena aaya juca mencaacca, peabahaaan RUU ini juca pentinc ja«i aaya perlukan datanc tli Siianc ini.
K•~UA RAPAT : Jatli me&an, kita menchatlapi berbacai hal kepentincan-kepentincan
yanc aebetulnya &@&a-saaa pentincaya, kita anccap pentinc, ratifikaai ini juca
aancat pentin& sekali karena Pemerintah minta aecera kemutliaa juca perteauaa
APEC itu sentiri juca pentinc untuk kepentincan nasional kita. Oleh karena itu
patla aaat Pak Djoko Moeljono menyaapaik&k pa&a kami men,eaai keha&iran Pemerin
tah khusuanya_Dirjen Per~acancan Luar Necari sebacai Ketua tlaripaaa yanc aewa
kili Pemerintah eli tlala11 Panja ini maka itu memanc auatu:hal yanc suatu ke•
haruaan aeba• kalau ti&ak itu aemanc Pemerintah harua aenunjuk Eaelon 1 laia
lainnya untuk bisa batlir. Kemu&ian juca rapat Pleno Komiai I itu juca aeaaa1 harua Menterinya 6eniiri ha&ir karena tiiak bisa &iwakili patla aaat itu.
Oleh karena itu me•anc kita harua melihat aemua kepentincan-kepentincaa ini
&an itu aeiiiAA£ bel~ tliaampaikan paaa aaat kita rapat Pleno Komiai I yanc
lalu. Saya tiaak tah~ persia ba,aiaana mekaniaae kita, ke•etulan lbu Aiayah
a&a tli sini apakah rapat Pleno Komiai ! khuaus mencenai WTO itu aentliri biaa
kita munaurkan patle. tan&,a.l 7 Oktober atau aekalicua patla aaat terakhir nanti.
Ini yanc jadi maaalahbaci kita. Sebab kalau Ekstratliai, aaya pikir titlak a&a
masalah mencenai hal ini, hanya memanc Menterinya sentliri ••rbenturan juca
aencenai RUU tentanc Perseroan Terbataa yanc RUU ini aemanc maaih atla waktunya
jatli kelihatannya tidak bisa di-!orce di tlalam Masa Sitlanc ini. Ini menjatli
pertanyaan kita. Jaai kita harus pilih tanccal 7 atau tanccal 8 Oktober munckin
kesempatan Menterinya, tolonc nanti dicek tlan biaa tliberikan kabar kepada kita
·aebab itu harus tlikonfiraasi tlencan Menterinya lancsunc •
},ABRI silakan.
i'ABRI (R. MUDJADI) : Menp,capi apa yanc &iaampaikan oleh Ibu Ai&J&h tatl.i, kami
secara uaum sepen4apat, han7a sebetulnJa kalau kita aempelajari Penjelasaa
Pemerintah dan mempelsjari Final Act ini meatinya kita sutlah tahu iai ••••nar
&Ja &arpatla apa yanc telah tercapai •*lam Putaran Urucuay ini. Tapi juatru
J&nl menja~i pertanyaan saya kita ini menceaahkan auatu Peraetujuan berbahaaa
Inccria yanc &utl.ah ditantlatancani oleh Menteri ~eraacancaa ataa nama Pemerintah.
Iai •••••••••
I I I
~
I I .
I I I I I I I •
I I I I.
I I I
1
I t l ! J
I , ~ l
I t l
-51·-
Ini harus kita lampirkan itu yanc aalinya atau bacaimana yanc bahasa Inccria
nya, kalau yanc terjemakan~ya itu munckin terj•mahaa &aripaaa apa yanc ter
surat &an &an terairat Galam bahasa Inccris-nya. Tapi ai depan kan kita mence
sahkan A~reement yanc bahasa In,cris ta&i, yanc kita lampirkan 1tu apakah
yanc audah ditan&atancani itu. lni yanc menjaai pertanyakn saya. Kalau yaac
ditandatanc~ni sebenarnya ti&ak aaa masalah, yanc aitanaatanci aalam bahasa
Inccria, ya itu kita lampirkaa tapi yan, bahasa Indonesia-nya yanc meajaai
masalah kita apakah cocek dencan yanc tersirat dalaa bahaaa Inccrisnya.
Ini munskin Peaerintah bisa memberikaa penjelasan mencenai maaalah ini •
Nah untuk aemudahkan kita aak~ rinckasan yanc aikehendaki Ibu Aisyah taai
munckia perlu kita punyai. Tapi aaya kira bukan itu yanc nanti kita laapirkaa
untuk materi Un&anc-Un~anc ini.
KETUA RAPAT : ~·-~nc yanc dilampirkan itu aaalah aerupakan aalinan aaakah ., aalinya. J&di naakah aalinya yanc bahaaa Inccris itu memanc han1a dibuat
8eberapa Copy itu aipe,anc 'oleh di sananya itu, seperti juca Konvensi PBB
kemarin, naakah aslinya itu sendiri ada &i PBB, hanya yanc untuk kita yaac
ailampirkan a&al.ah aalinan naskah aaliaya kemu&ian terjemahannya aeaanc itu
bacian kita. Ini sebacai penjelasan tambahan aari kita. Kemuaian juca aemaac
taai . apa y.Uc ~isampaikan,lkita setuju. Ja&i tolonc biaa aibuat ter-
tulia, hanya pertanyaan kaai tadi mencenai waktunya Menteri Peraacancan,
aaya pikir munckin 8elum ~isa &ijawab sekaranc karena harua aikonfirmaaikaa
dulu den1an yanc bersan~kutan M~nteri ~er&a1an1an itu senairi 1 apakah meaaac
paaa tanccal pertemuan Menteri•Menteri APEC itu bisa aiselesaikaa tanccal
5 atau tanccal 6 Uktob~r dan tan,sal 7 ~ktober beliau sudah bisa haair di
sini sebab setelah itu ju1a saya pikir meaanc aaa waktu beliau harua aelapor
kepaaa Presi&ea. Saya pikir demikian Sauaara-aaudara sekalian 1 kalau sudah
selesai kita bisa mamasuki kembali mcmbahas Pasal 2 iai yanc audah kita bi
carakan. Taai sudah a~a usulan-usulan, sudah ada pendapat-pendapat aencenai
aasalah ini, oleh karena itu saya incin mendencarkan jawaban/pendapat aari
Pemerintah aencenai hal ini. Kami persilakan.
PEMERINTAH/BAMBANG KESOWO : FABRI aencusulkan acar Unaanc-Unaaac ini mulai
diberlakukan ~aia tan,cal 4iundanckan. Kalau saya tidak salah tarickap itu
juca aiaukunc oleh FPP dencan alasan bahva ti&ak semestinya kehermat&A
Lembaca ini tercantun, paaa saat yanc tidak paati yanc penentuanaya ailaku
kan oleh pihak lain. Aaa yanc in,in saya mohonkan perhatian di aalaa masalah
ini karena sebetulnya masalahnya ti•ak perlu aitar·ik sedemikiaa jauh aaaalah
kehormatan Lembaca &an seba,ainya. Karena saya mohon maa! aevaktu kita me
~cesahkan Konvensi Hukua Laut pun itu juca belum berlaku &an baru 10 tahun
kemuaian itu berlaku. Jadi itu toh bukan soal kehormatan Lembaca Tincci
Ne,ar~ kit~. Oleh karananya arcu~entasinya mohon tidak aij~jukan ke arab itu.
Tetapi •••••••••
I I I I I I I I I ·I I I I I I I I I I I I I
'
•
--
- 52 -
Tetapi sebenarnya mrsalahnya banya aemikian, kalau persetujuaa ini diber
lakukan pa&a tan,cal aiun&anckan maka sesuai aencan prinsip hukua kita,
persetujuan itu paaa saat ~iunaan,kan nanti akan menjaui bacian dari hukua
naaional kita d&n kita secara sepihak menyatakan keterikatan kita.
Persetujuan-persetuju&n ini memanc mencandunc beberapa persyaratan antara
lain sebenarnya mulai &iikatnya kita uencan ketentuan-ketentuan yanc ke-
mudian membawa akibat timbulnya hak aari ne&ara lain untuk meminta kita
memberlakukan. Masa.lah ini sebetulnya banyak ne&ara yanc sebetulnya juca
sifatnya salin' menunc,u &an pernyataan politis men&enai aasalah itu naati
akan &icunakan, diberikan pa~a sekali la,i mohon maaf bukannya artinya
Si&ancnya Menteri Perda,ancan yanc lebih pentinc tetapi paaa aaat itulah
pernyataan kcsepakatan politis untuk memberlakukan secara efektif ini ai
berikan. Gambaran lain dal'i permasalahan ini adalah sebacai berikut beberapa
persetujuan inter..na'Sional itu mempunyai pola yanc berbeaa, umumnya persetujuan
persetujuan itu mensyaratkan saat berlakunya aencan jualah necara atau jumlab
instrumen ratifikasi yan' didepositkan yanc &iserabkan. Kalau saya aencaabil
contoh Hukum ~aut, Konvensi PBB mencenai Hukua ~aut atau ~onvensi ~BB aenaenai
leanekaracaman Hayati •an ~eru•ahaa Iklia, itu meaanc satu ~onvenai atau Kon
vensi yanc inisiatifnya aiaoronc oleh lndonesia &an necara-necara berkesbanc
lainnya karena sancat mcnsincinkan a&anya persetujuan internasional yanc ··
pat dicunakan uatuk menahan arua dan keciatan necara-necara maju yanc mem
punyai kelebihan ai bi•ani tehnoloci •an moaal. Disampinc itu juca keincinan
-----·--·-I I I I I I I I I I I I· I I··· I I I I I I I I
•
t 14/WT0/3/10/94.
r::3 . - :J -
menjadi pertanyaan kenaapa begitu . Saya kelihatanya begini bahwa memang
berlakunya undang-undang kita ini karena efektif berlakunya dari
pada berlakunya daripada WTO itu sendiri ada suatu tanggal tertentu atau suatu momentum tertentu yang mulai berlaku maka tidak ada salahnya memang itu sualu kela 1~man bahwa kita juga menyesuaikan mulai berlakuaya undang undanq ini pada saat berlakunya Pfektifnya ~erjan.jian·· tersebut
Jadi .tadi sudah ada usu1an dari pada pemerintah mengenai hal ini ka~an
kita undanq-undan~kan kapan mulai berlakunya sesuainya mulai efektinya berlakunya ··--r:ierjanjian · tersebut . Saudara -saudara sekal ian mungkin kalau tidak ada kalau masih ada perdepatan-perdepatan panjang :mengenai
tanqqal ini saya inqinkan sekor satu dua menit saja kita ketemu sebentar kita mencari bagaimana kita menyelesaikan masalah ini , kal~u kita ini bisa setujui. ·.:::: ·· •
F. PP ( H. MUHSIN, SH _): Yang penting kita semua termasuk Pemerintah sudah bi sa menangkap nuansa apa yang ada di 1 embaga i i ni bag a imana ada perasaan mungkin aqak s~lah kepentingan yang lebih jauh mengenai lembaga tinggi ne~
gara ini , tapi ·set€lah mendengarkana penjelasan dari Pemerintah dan juga
kepentingan-kepentingan lebih jau~ itu dalam bidang ekomoomi dan sebagai
ny&. kalau seandainya masalah teknis pengundanganya itu menimbulkah masalah
etis dan sebagainya saya tidak keberatan nanti diperhalus bagaimana usul
nya Pewerintah apayang saya kemukakan dimuka artinya saya memahami dan mengerti itu dan memahami tinggal saya uslkan secara kongkrit supaya tidak
perlu diskores kalau memang diinginkan dengan perbaikan redaksional saja
yaitu kita ada dua kata mulai dan ada dua kata tanggal saya kalau jadi di usulkan mas·· .. g-mas i ng di kurangi Undang-undang i ni mula i nya di core!: berlaku pada ~anggal itu dicoret diganti saat yang lain d sama yang lain
barangkali akan lebih halus dan lebih enak begitu dari segi substansi-
nya saya kira tidak ada perbedaanya , tingqal fraksi-fraksi yang lain jadi undanq-undamq ini berlaku pada saat yang sama dengan tanggal mulai berlakunya secara efektif persetujuan sebagaimana pada pasal 1 barang kali
usul kongkrit, tapi kalau ~da yang lain silahkan saja jadi setelah mendendengar apa yang dihadapi oleh ekskutif saya bisa menerima, terima kasih.
KETUA PANJA (H.A .. ·H. SAZILI M. ): Jadi supaya kita lebih jelas apa yang di
sampaikan oleh Pemerinjah tadi usulanya kami tangkap demikian Undang-undang
ini mu1ai berlaku pada saat pada tamggal yang samapada tanggal mulainya berlakunya secara efektif persetujuan sebaga]mana dimaksud dalam pasal ini .
Supaya kita bisa merenungkam bersama ditambah tadi .oleh pak Muhsin .
F. KP ( RACHMAN ARGE } : Jadi Fraksi KaEya juga sependapat apa yang disampaikan oleh Pemerintah yang didukung oleh Fraksi F.PP dan usul penyempurnaan kalimat dari kami berbunyi demikian Undang-undang ini mulai berlaku sejak
berlakunya secara ...... .
I I I
' I I I I I I I I I .. 1: I I I I I I I 1·-·
I I
•
disamping itu juga keinginan untuk meletakan agar norma-norma dibidang peng
usahaan yang berkaitan masalah dengan keanekaragaman hayati dapat pula di
selenggaraian secara adil begitu pula dengan hukum laut dan juga dengan perubahan iilim, oleh karena itu kemudian menjadi perjuanqan kita untuk secepatnya mendesak berba9ai neqara untuk meratifikasi sehingga jumlahnya memenuhi syarat. Misalnya kalau knnfens~ hkum laut kalau instrumen ratifikasi yang ke 60 telah diaiskusikan maka beberapa saat enam bulan kalau tidefl< keliru sejak tanggal deposit yamg terakhir itu dinyatakan berlaku. Ini tidak demikian persetujuan WTO tidak menentukan saat berlakunya pada jumlah instrumen ratifikasi, ini yang memebuat berbeda, oleh karenanya banyak hal -hal yang·bukan·dari segi hukum saja tetapi dari segi politik dan
teknis perdagangan itu yang mendorong sebetiJlnya bersifat berxikap hatihati seberapapun kepentingan kita akan terwujudnya tatangan perdagangan Internasional ini. kalau seanaainyan masalah tanggal ini me .• njadikan kerisoan
mah.a dengan ·'inel~f:ter·hatikan aJ a san yang tadi saya kemukakan Pemerintah ingi n mengemukakan usul agar tanggal penyebutan tanggal berlakunya terasa ter~
lalu tajam kita hilanqkan dengan menyatakanbahwa undang-undang ini mulai "berlaku pada saat mulai efektifnya persetujuan tersebut secara substan
tif sama masih, tetapi kalaD ··masalah tanggal itu menjadi kalimatnya ber
bau tajam begitu ini sekali lagi secara substantif masih sama dan itu bisa dilaborasi dipenjelasan tetapi latar belakangnya dib~at demikian itu -seperti saya sebutkan. Ada usulan kan nanti pengundangan terserah paaa pemerintah, kalau toh ini disetujui oleh dewan yang ·terhormat besok pagi umpa
manya tetaoi disahkan kalau perlu Pemerintah sudah tau pastinya kalau itu betul-betul b~~rlasar.sirlanq tin~~at menteri nanti 6esember itu akan sudah disepakati 1 Januari ya : s:=o:,~ra'·saja .va di tanggal i pada tanggal di undangkan itu pada tanggal 1 Januari iuga begitu.
1\ecara tekr .1is yuridis bisa berlaku tetapi secara etis agaknya secara tek" nis politis tidak begitu tepat ini perasaan yang kita miliki demikian
Bapak pi~binan ~ ~enjelasan yang ingin saya kemukakan. terima kasih
KETUA PANJA ( H.A.H. SAZILI M. ): Terima kasih penjelasan yang telah diberi
kan jadi berbag~i hal yang perlu kita pertimpangkan bersama bahwa memang
apalagi pada masa-masa terahir ini kadang kita sangat merasa perasaan DPR
itu p~rsoalan yang dilakukan oleh pemerintah sangat cepat tanggap sekali
saya setuju kalaupun nati misalnya sekarang DPR sudah menyetujui tetapi · pemerintah rnennadatanganinya kapan-kapan saja saya pikir juga kurang pada
tempatnya nanti k"ita merasa ini kitas sudah susah-susah 'sudah ini DPR
merasa dilecehkan mungkin bagi kita disini tidak ada masalah karena kita
mengetahui permasalahanya tapi bagi rekan-rekan yang lain nanti itu
menjadi pertanyaan .. ;.
I ~- l'+/~JiLJI.jflUf':J't - 55 -
I I I I I I I I
I I I I I I I I I I I
•
·' . '
berlakunya secara efektif pesetujuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1
saya kira ini saya kira sudah mencerminkan substansinya dan kalimatnya men-
jadi sangat ekonomis. terima kasih.
KETUA PANJA (DRS. H.A.H. SAZILI M): Mempe.rsilahkan F. ABRI.
F. ABRI ( DJOKO SUSETIJO ) Dari F. ABRI Sebelum menyelesaoiakan persetu-juan atau konsensus saya ingin mempertanyakan ,Apakah selama ini ada Un dang-undang yang berlakunya seperti ini penyebutanya ini barangkali yang
ingin kami ketahui yang kedua tadi dijelaskan oleh Pemerintah bahwasanya
kalau kita memberkukn~··sekarang atau mendahului persetujuan itu kita su
dah -terikat dengan macam-macam mengenai perdagangan ini saya pikir organisasinya belum ada belum disahkan ko kita sudah terikat ini agak kurang menerima, mestinya log~kanya ya setelah organisasi dibentuk ya mulai terikat disitu , jadi ·s:erama ini kita tidak ada itu keterikatan kita macam-macam koskwesinya itu belum ada k~rer.a belum berl aku,,jadi mohon penjela~
san oleh perintah .
PEMERINTAH (BAMR~NG KESOWO): Seinga~ sa)a Undang-undang yang seperti ini
belum ada yang ada itu memberlakukan beberapa saat dikemudian hari. Tapi ada yang menarik dari ungkapan tadi dari Fnaksi ABRI kal.au lembaganya
saja belum berlaku efektif mengapa Undanq_-undang kita justru kita ber-
kukan efektif. Jadi sebenarnya mengapa tidak Undang-undang kita , kita
buat saja justru lembaga tinggi kita memberi kondisional pada Undangundangnya. 83hwa itu diberlakukan pada saat itu mulai efektif jadi ini
justru saya ingin gunakan untuk menunjukan bahwa kita berlakukan sekarang
pun kalau lembaganya belum ada belumberlaku efektif kita sebetulnya tidak begitu banyakmer.qambil manfaat . Dahulu kita pergunakan begitu karena bebagai persetujuan itu memebrikan is~r~t •. memberikan isarat bahawa jumlah ratifikasi instrumen ratifikasi yang didepositkan lah yang akan nanti menentukan saat mulai berlakunya. Seperti didalam deklerarasi yang mengantar persetujuan ini itu han~a disebutkan bahwa para peserta wakilwakil negara ~menyetujui bahwa persetujuan pembentukan Badan Perdagangan Dunia ini atau menyatakan keinginan penerimaan persetujuan Pembentu-kan Badan Perdagangan Dunia ini dengan tujuan agar persetujuan tersebut
dapat diberlakukan efektif pada ·ta~ggal 1 Januari 1995 atau secepatnya sesudah itu. Berbeda dengan persetujuan-persetujuan yanhg lainya seperti kalau diperiksa Konvensi HUkum Laut te~tang PBBB KOnvesi Hukum taut
tentang PBB , Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati disitu disebutkan
berlaku beberapa titik titik bulan atau tahun sesuga~ didepositkanya instrumennya terahir dalam hal demikiamn fungsi UNdang-undang kita me
mang menjadi 1ebih je1as karena itu syarat yang diinginkan bagi berlakunya
berlakunya efektifnya persetujuan, nah ini tidak berbeda. Jadi kalau seandai
nya efektifitas lembaga perdagangan Internasional itu sendiri itu dijadikan
tolak ukur kita lebih baik menyatakan penerimaan kita itum pada saat yang sama dengan. berdiri dan berlaku efektifnya lembaga itu tadi dengan dengan
segala persetujuan yang dilampirkan ini yang saya ingin saya sampaikan
terima kasih.
--- ~~ ------~
~-"~ 1, J.2•
I iT 0
.. I I.
I I II :I I I I II ~~-
I •
I I I I I I I I I -I I
'· 56 -
F. ABRI (DJO~ SASETIJO) :
Terima kasih Pak, ini untuk kejelasan kita semua. Tadi dikatakan meskipun diberlakukan sekarangpun tidak a94 apaapanya, organisasinya belum berlaku, jadi kita tidak terkena sanksi. Yang berikut dijelaskan pada tanggal berlakunya atau secepat.nya setelah organisasi tertentu. Jadi disini kita harus mengAmbil suatu keputusan, kalau menurut saya. Diana mau kita letakkan, apakah sejak diundangkan seperti tadi kami sampa ikan atau barangkali kalau tidak ada apa-apanya kita tidak terdorong oleh itu, kita tarus saja setelah organisasi terbentuk, tidak ada masalah juga kan. Kalau kita mengambil seperti ini tampaknya denL~n penjelasan tad1. me.f~ih ada keragu-raguan dari Pemerintah in i, jadi tidak deka t tapi masih ada ~sa keragu-rauuan da ri Pemerintah untuk mengikuti atau menyetujui Undang-undang ini. Jadt dari penjelasan tadi kami tangkap ada nuansa yang memberikan nuansa seperti itu. Jadi kembali lagi diresmikan atau diberlakukan pada saat diundangkan, tidak ada masalah. Setelah diresmikan disana kita ajukan juga tidak ada masalah sebetulnya, dimana ini mau kita letakkan, apakah kita mau persis disitu juga tidak perlu • Sebelumnya juga tidak ada apa-apanya kok, tidak terikat sanksi tidak ada apa-apanya, dari etika, dari politia tidak ada masalah rnenurut pertimban&~n kami, atau setelahnya juga tidak ada masalah. Sebenarnya kita dituntut untuk lebih tegas, karena sebelumnya
juga ticlak ada Undang-undang yang berkonota si seperti in 1.
T.adi dikatakan tidak ada Undang-undang yang berlaku seperti ini
penyebetannya, terserah kita. Terima kasih.
KETUA PANJA (DRS. H.A.H. SAZILI, M) :
Merna.ng tadi disampa ikan oleh Pak Bambang memang secara Un-dang-undan~ belum pernah terjadi bahwa kalimat seperti ini muncul. Tetapi saya ingat bahwa memant~ dalam perjanjian-perjanjian apapun biasanya disebutkan perj ian in i mula 1 berlaku pada tanggal tertentu, n1ulai berlakunya perjanjian itu game in force. Sebetulnya memang masalahnya dimana, kalau tadi usulnya Fraksi ABRI, kalau kita tetapkan saja Und::~ng-undang ini mulai berlaku pacla saat mulai ditandatan~ani/diiAndangkan, saya melihat ada hal yang aneh juga, kok orang 8 endiri bilang Agreementnya sendirt belum ~ame force, kita sudah mengundangkan dalam negeri. Kita sudah melakukannya. Ini pertanyaan juBa, kenapa sih kita
sudah ••••••••••
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
•
••
. r:7 - _.) -
sudah memberl~k~~n sedangkan perjanjiannya sendiri belum mulai efektif berlaku. Usulan tadi yang disampaikan bahwa memang sebelumnya jut,ra tidak ada salahnya bahwa mernang Undang-undang kita ir.i sudah berlaku pad:3. saat sesuai dengan kapan perjanjian/ agreement itu sendiri mulai force. Itu juga tidak ad~ salahnya. Tadi saya usulkan kita br·eak sebentar 1 - 2 r.1enit, kita ketemu ngobrol-ngobrol. FKP sudah menerima, FPP menerima, Pemerintah sudah mengusulkan sua tu rumusan. Silahkan Pemerintah.
PEM:SRINTAH (BANBANG 'KESOWO)
Saya pikir ada satu klarifikasi yg,ng ingin saya berikan. Pemerintah ·ticlak ragu-ragu, Pe1:1erintah tabu babwa 1 Januari 1 tu ancar-ancarnya, kalaupun mundur rnaka itu paling lambat Juli 95. Jac.li tabu persis, tidak ragu-ragu, sekarang masalabnya ki ta 1 tu akan memberlakukan Unc.lang-undang kita pac.la saat yang sama dengan persetujuan 1·tu ataukab mau c.liberlakukan lebib dulu. Karena diberlakukan dulu juga tidak ada untun~ya, Pemerintah berpendapat diberlakukan pada saat yang sama dengan efektifnya pada saat semua pihak menyatakan sikap dan sepakat untuk menentukan disaat mulai berlaku efektifnya Undang-undang tadi • Ruginya itu kalau lainnya masih tarik-tarikan, lainnya itu negara lain, tegasnya bukan pada kita, penega 8 annya itu negara lain, buat apa kita menya.t8kan lebib dahulu. Jacti sebetulnya ini justru kalau menurut saya suatu cara, suatu momentum yan~ juga kita mengingini karena kita mengetabui clan kita menginginkan actanya satu tatanan perdagangan yang kita anagap barus ditaati oleh sernua pihak, tetapi karena itu sangat bergantung kepada kemauan semua pihak. Jacti sebetulnya secara politis sebetul:uya semacam kondisionali tas yang dalam tanda petik yang diberikan oleh lembaga politis dalam negeri itu sendiri. Demikian Bapak Pimpinan.
KETUA PANJA (DRS. H.A.H. SAZILI, M) :
Terima kasib, kami ingat pacta saat konperensi PBB rnengenai Perubahan Iklim pacta saat itu juJJa mec1ang Amerika tid?.k mau tanc.la tangan Presiden terctahulu. Tetapi karena dorongan-dorongan negara-negara yang punya kepentingan termasuk kita, kekuatan itu paua akhirnya pihak Amerika send iri akhirnya menanda tangan i. Saya pikir ju~a rnungkin kelihat.~nnya demikian. Kita mendengar berita Televtsi tadi pagi, bahwa kongres Amerika tampaknya belum rnemutuskan untuk menerirna ratifikasi, sekalipun Pemerintahnya sendiri yaitu Presiden Clinton berupaya mencari
ja lan ••••
-·----I
I
I I· I I I I I
!I
I I I.
! I
I I I I I I I I •
I
- 53 -
jalan agar supava ini segera diratifikasi oleh kon~resnya. Jadi saya pikir bahwa ratifikasi yang dilakukan oleh negaranegara berkembang maupun ne~ara yan{!> sedang membangun in i, i tu kita harapkan menjadi dorongan bagi pihak Amerika untuk juga bisa segera meratifikasinya, karena kepentingannya saling timhal b~lik. Oleh karena itu Saudara-saud~ra sekalian, tadi saya usulkan, FKP mas 1 h ada , s ila hkan •
F. KP (~IY. DR. MAR\1/AN DAUD IBRAHIM) :
Saua hanya ingin menambahkan kembali bahwa FKP menganggap penting untuk meratifikasi Undang-undang ini karena akan memu-
.... '" ... dahkan atau mempercepat·proses Januari 199.5 tadi, tapi berlaku efektifnva kami tetap menganggap bahwa sebaiknya bersanaan denrran efektifnya persetujuan itu sendiri kalau memang mundur ya 96. Jadi duakali kita dapatkan bahwa kita meratifikasinya, dengan demikiau mempercepat proses Januari 95 tadi seperti dikatakan Pemerintah tadi seba~ai instrumen yang diefektifkan itu akan mempercepat proses, rnungkin Indonesia bisa satu diantaranya. v~alaupun tidak ada ruginya mungkin itu agak aneh kalau ki-ca mengatakan berlaku bersamaan dengan diundangkannya sementara in i terka it dP.ngan persetujuannya yang akan datang. Jadi kami tetap menganggap bahwa in i dengan penghalusan bahasa saja sudah bisa dapat Fraksi ka~i terima. Tr;r:.ma kasih.
KSTUA PANJA (DRS. H.A.H. SAZILI, M) :
Kita ketemu sebentar, kita skors lebih kurang 3 menit, ki
ta bicara-bicara mengenai hal ini. Bisa disetujui, terima kasih.
( RAPAT DISKORS : 3 ~lEN IT )
KETUA RANJA (DRS. H ,.A .H •. SAZILI, M) :
Skcrsing kami cabut kembali. Saudara-saud.~ra sekalian, basil daripada lobby ki ta, kami
sampaikan bahwa kita semua sudah menan~kap nuansa-nuansa apa yanga ingin kita rurnuskan didalam Pasal 2 ini, mengenai kapan m~lai saat berlakunya. Untuk itu kita menugaskan kepada Pemerintah untuk dapat menyusun pt!rumusannya sekaligus melakukan konsultasi/koordinasi dengan Depart.emen Kehakirnan mengen!:! i rUJ:lusan hal ini, kita harapkan bahwa besok atau lusa kita sudah mendapatkan
rumusannya •••
I I I I I I I
.... ~ .
I I I I I I I
! I I I I I I I I
4.
rumusannya.
Demikian, setuju ? Terima ka sb1.
- 59 -
Saudara-saudara sek:~lian, kita teruskan sedikit lagi ada tam
bahan setelah Lembaran Negara Republik Indonesia, ditambahkan. Kemudian seterusnya disahkan di JPkarta, pada tanggal •••
Presiden Republik Indonesia Soeharto.
F. KP (RACHMAN ARGE}
Interupsi.
Ada kata yan~ kami usulkan tadi, karena yang tercantum di
sini sama. dengan di ratifikasi yang dulu, yaitu kata den1~n pe-
'nempatannya, kami telah usulkan aga.r supaya mea.ilih satu dianta
ra keduanya dengan menempatkannya atau dan penempatannya.
Kitakan dalam proses selalu mau menyempurnakan.
Terima ka s ih.
KETUA PANJA (DRS. H .A .H. SAZILI 1 11) :
Jadi memang kaidah-kaidah bahasa Indonesia menjadi dasar
oleh FKP tadi menyampaikan itu kalau dipakai kalimat dengan
berarti dilanjutkan dengan kata-kata dengan menempa tkannya a tau
dipakai kata ~ penempatannya.
Da.ri Pemerintah.
PEMERINTJ~H (BJ\MBANG KESOV/0)
Supaya sama tlengan Rancan~an Unda.ng-Undang Ratifikasi nanti saya kor1sul tasikan saja sekalian dengan Departecen Kehakiman.
K8TUA PANJA (DRS. H .A .H. SAZILI 1 r-1) :
Terima k.asih, jadi ini sudah bisa kita sepakati.
Kemudian tadi yang ka111i bacakan disahkan di Jakarta pada tanm~al
Presiden Republik Indonesia, Soeharto. Diundangkan di Jakarta
pada tangBal, Menter! Negara Sekretaris Negara, Moerdiono.
LSIYJI3ARAN NEGJ.RA REPUBLIK INDONESIA TAHUN NOMOR.
Saya pikir tidak ada y~ng ingin yang lain.
Silahkan.
F. PP (H. MUCHSIN, SH.) :
Ini bukan kejutan, hanya untuk memudahkan saja supaya tiap
konsep Rancangan yang diajukan kepada Dewan, kalau dimuka tadi
ada tahunnya 19, ini juga ditulis pada tanggal (blank) 19 (blank)
ti~~ tempat baran~kalt, hanya kecil saja Pak. Terima kasih ..
KETUA ••••••
I I I I I I I I I I I I I I 1 .. I I I I I I I
- 60 -
KE·rUA FANJA (DRS. H.A.H. SAZILI, M) :
vaik, jadi pada tan~gal (kosong), kemudian 19 (kosong), kemudian yang dibawahnya juga diundangkan di Jakarta pada tanggal (kosong) 19 (kosong). Lembaran Ne[,rara Nomor (kosong) Tahun 19 (kosong). claya pikir tidak ada hal-hal lain, masih ada silahkan.
F. ABRI (DJOKO SASETIJQl :
Menteri Nel,!ara Sekretaris Negara ini penyebutannya kelazimannya demikian, tanpa RI bel,!itu. Ini kami pertanyakan. Terima kasih.
·~ .. KETUA PANJA (DRS. H.A.H. SAZILI, M) :
Baik, saya pikir·nanti disesuaikan saja denbtan Undang-undang yang sudah ada, apakah memang perlu kita ada penambahan kata Republik Indonesianya. Baik, jadi tidak ada hal-hal lain kalau ini bisa kita setujui. Bisa kita setujui ? Terima kasii1.
Saudara-saudara sekalian, kita sudah menyelesaikan seluruh batan~ tubuh daripada Rancangan Undang-Undang in1 Jam 14.05. Ki ta harapkan rumusan lengkapnya bisa ki ta dapa tkan sebelum kita mulai bertemu besok. Yan1~ keclua, besok kita suc.lah bisa memulai naskah daripada Fenjelasan Rancangan Undang-Undang ini kita mulai bahas, kemudian men0enai jadwal-jadwal selanjutnya rencana acara tanl,!gal 5 kita tentu!{an besok setelah melihat kondisinya, karena tanggal 5 ada undan gan HUT ABRI. Kalau tidak ada. hal lain, apakah saya sudah bisa skors Sidang ini, kita lanjutkan besok. Dengar1 demiki~n Rapat saya skors, besok kita bertemu Jam 09.00.
RAP.AT DISKORS PUKUL 14.05 \YIB.
Jakarta, 3 Oktober 1994 A.n. KETUA RAPAT
KABAGSET KOMISI I,
~-:-I GUSTI AYU DARSINI,SH.
l! !P. 21oooo442.