bab i - hendra prijatna – pikir, dzikir, ikhtiar · web viewprioritas anak asuh yang diterima...
TRANSCRIPT
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
3.1. Deskripsi Objek Penelitian
a. Sejarah Singkat Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Tambatan Hati Subang
Panti Asuhan Tambatan Hati didirikan pada tanggal 11 Agustus 1949 atas
gagasan dari perkumpulan wanita Budi Istri Pusat Subang. Latar belakang berdirinya
Panti Asuhan ialah karena pada masa itu banyak anak-anak yang kehilangan orang
tuanya akibat terjadinya revolusi. Perkumpulan wanita Budi Istri Subang tergerak untuk
mendirikan rumah yang dapat menampung anak-anak tersebut.
Perkumpulan Budi Istri Pusat Subang mengajak organisasi wanita lainnya
diantaranya perkiwa, Aisyah Persis Istri, NU, Persatuan Putri Indonesia, Wargi Istri
Kristen, Serikat Pelajar Indonesia, Partai Rakyat Pasundan, dan Pikat (Percintaan Ibu
Kepada Anak Keturunan). Gabungan organisasi-organisasi wanita tersebut sepakat
untuk mendirikan yayasan tambatan hati. Nama ini diberikan karena memiliki arti
sebagai rasa ikatan cinta kasih dari para ibu-ibu yang melihat anak-anak yatim piatu
korban revolusi, yang diwujudkan dalam bentuk rumah sebagai pusat pendewasaaan
dan pengembangan anak-anak agar menjadi manusia yang berguna bagi dirinya sendiri,
masyarakat, negara dan agama.
Pendirian Panti Asuhan tersebut diajukan melalui permohonan bantuan
keuangan kepada Brytain Sellingen Find yang sekarang diganti menjadi Yayasan Dana
Sosial. Oleh Yayasan Tambatan Hati pada tahun 1949 sumbangan dari yayasan tersebut
digunakan untuk membeli sebuah rumah bekas Ni Rom, dengan luas tanah ± 2 Ha,
38
bangunan tersebut dapat menampung ± 100 anak dari berbagai suku yang ada di
Indonesia dengan jumlah pegawai sebanyak 14 orang.
Panti Asuhan Tambatan Hati resmi mulai menerima anak-anak asuh untuk
tahap awal sebanyak 100 anak pada tahun 1950. Anak-anak tersebut berasal dari hasil
seleksi Jawatan Sosial atau Polisi Pamong Praja dan pindahan dari Panti Asuhan
Taruna Negara Cibabat.
Prioritas anak asuh yang diterima panti asuhan Tambatan Hati sesuai dengan
cita-cita dari Budi Istri Pusat Subang yaitu anak-anak yang terlantar akibat kehilangan
orang tua dan saudaranya pada saat revolusi, korban keganasan gembong Kartosuwiryo
ataupun bencana alam lainnya.
Rumah di jalan Galunggung No. 23 Subang, memiliki luas tanah 825 m2 dan
relatif agak kecil, maka jumlah kapasitas tampungnya pun berkurang menjadi ± 50
anak dengan 6 orang pengasuh.
Pengurangan jumlah anak asuh ini, selain kurang luasnya rumah penampungan
juga karena penyeleksian yang relatif ketat lagi terhadap anak yang mau menjadi anak
asuh, hal ini dimaksudkan karena banyak mereka yang diambil lagi oleh keluarganya
atau ahli warisnya atau anak asuh melarikan diri dari panti asuhan, sementara
pelayanan berlangsung. Hal ini akan mengganggu proses pelayanan terhadap yang
lainnya ataupun lembaga panti asuhan sendiri.
b. Visi dan Misi
1. Visi Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Tambatan Hati Subang
“Kesejahteraan sosial masyarakat umumnya dan lingkungan anak asuh
khususnya dalam suasana silih asih, asah dan silih asuh”
39
2. Misi Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Tambatan Hati Subang
- Menciptakan generasi yang cerdas, beriman dan mandiri melalui pemberian
kesempatan belajar dan mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan
ilmu agama.
- Meningkatkan profesionalitas pelaku usaha kesejahteraan sosial.
- Meningkatkan partisipasi dan kesetiakawanan sosial masyarakat.
- Meningkatkan mutu dan memperluas jangkauan pelayanan kesejahteraan
sosial.
Tabel 3.1Sarana dan Prasarana
No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan
1 Kamar Tidur 4
2 Tempat Tidur 46
3 Kamar Mandi 3
4 Musholla 1
5 Perpustakaan 1
6 Ruang Belajar 1
7 TV 1
8 Dapur 1
9 Panggung Kesenian 1
10 Alat-alat Olahraga
11 Alat-alat Kesenian
40
ADMINISTRASINy. Ida Budi
TENAGA FUNGSIONAL
- Pekerja Sosial- Dokter- Psikologi- Paedagog
d. Struktur Organisasi dan Personalia
STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN
1. Ketua : Ny. Hj. Djoeningsih Abdoel Moeis
2. Wakil Ketua : Drs. H. Ozi Fauzi
3. Sekretaris I : Ny. Suamah Irawati
4. Sekretaris II : Ny. Hj. Mien Aminah Sugiono
5. Bendahara I : Ny. Hj. Anna Mariana Kosasih
6 Bendahara II : Ny. Hj. R. H. Wachyu M. Enock
Bagan 3.1STRUKTUR ORGANISASI
PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK (PSAA) TAMBATAN HATITAHUN 2010
41
PIMPINANNy. Suamah Irawati
TATA USAHA
KEUANGANNy. Eti Karyati
PENYANTUNANDrs. H. O. Fauzi- Identifikasi Bimb/
Pendidikan- Pengasramaan- Penyaluran
Anak Asuh
e. Anak Asuh
Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Tambatan Hati pada tahun ajaran 2010 –
2011 ini memberikan pelayanan penyantunan terhadap anak yatim piatu, anak dari
keluarga tidak mampu serta anak terlantar sebanyak 40 orang dengan rincian sebagai
berikut :
1. Laki : 25 orang
2. Wanita : 15 orang
f. Kegiatan Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Tambatan Hati Subang
Kegiatan dan program Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) meliputi aspek :
1. Pembinaan Fisik
Pembinaan adalah suatu tindakan proses, hasil atau pernyataan menjadi
lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan bahwa adanya kemampuan, peningkatan,
pertumbuhan, evolusi atau peningkatan terhadap sesuatu. Pembinaan pada
dasarnya merupakan upaya-upaya untuk mengembangkan pengetahuan dan
meningkatkan sikap hidup yang lebih baik dan terarah.
2. Pembinaan Mental
Pembinaan mental menyangkut proses belajar dengan melepaskan hal-hal
yang sudah dimiliki dengan tujuan untuk membantu orang-orang yang
menjalaninya untuk membetulkan dan mengembangkan pengetahuan dan
kecakapan untuk mendapatkan pengetahuan yang baru.
3. Bimbingan Sosial
Pelayanan dan bimbingan sosial bagi anak dalam kedisiplinan dirinya
adalah upaya yang dilaksanakan lembaga sosial dalam membantu meningkatkan
42
kemampuan untuk mencapai tingkat percaya diri yang seutuhnya dan rasa
tanggung jawab sosial yang baik.
4. Pembinaan Keterampilan
Pembinaan keterampilan yang diberikan di panti bermanfaat bagi anak asuh
sebagai bekal dalam menjalankan kehidupannya. Pembinaan dapat mewujudkan
pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anak. Upaya
pembinaan keterampilan dapat mengembangkan potensi anak dalam rangka
pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial.
g. Program Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Tambatan Hati Subang
1. Penerimaan
Panti sosial asuhan anak Tambatan Hati dalam penerimaan calon anak asuh
diadakan kegiatan yang meliputi :
a. Tes kesehatan jasmani yaitu mengetahui fisik dan mental anak asuh.
b. Wawancara : Untuk menguji dasar sekaligus melihat berbagai aspek
pengembangan pribadinya, juga asal usul keluarganya.
2. Sistem Asuhan dan Sistem Pelayanan
Sistem Asrama, yaitu dimana anak asuh langsung ditampung dalam suatu
asrama dengan diawasi dan dibina oleh pengurus panti. Dalam sistem ini panti
asuhan telah memisahkan antara asrama putra dan asrama putri.
3. Bimbingan
Bimbingan yang diberikan terhadap anak asuh di Panti Sosial Asuhan Anak
Tambatan Hati Subang, meliputi kegiatan-kegiatan :
a. Bimbingan fisik
43
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kesehatan
fisik atau jasmani, agar mereka terhindar dari berbagai penyakit.
Bentuk kegiatan ini antara lain :
Kesadaran hidup sehat, pelaksanaannya dilakukan melalui pemberian
jadwal kegiatan kepada anak asuh selama masa pembinaan.
Kebiasaan gerak badan, yaitu pemberian kegiatan olah raga yang
teratur untuk menjaga agar tetap dalam kondisi sehat jasmani. Bentuk
kegiatan jasmani antara lain : Senan kesadaran jasmani pemberian
kebebasan untuk melakukan berbagai fasilitas yang ada sesuai dengan
minat dan bakat masing-masing.
b. Bimbingan mental dan rohani
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan
kepercayaan diri, tanggung jawab dan kejujuran, agar klien memiliki akhlak
yag terpuji. Adapun bentuk kegiatannya meliputi :
Pembinaan keagamaan, kegiatan ini dilaksanakan di kelas-kelas
tempat mereka menerima pelajaran, di mushola dan di keluarga asuh
masing-masing.
Penanaman budi pekerti, kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan
etika, nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, sehingga mampu
melakukan penyesuaian diri di lingkungannya dan dapat menghargai
serta dengan lingkungannya dan dapat dihargai serta menghormati
pandangan hidup oran lain. Pelaksanaannya dilaksanakan melalui :
*) Konsultasi
*) Ceramah
44
*) Diskusi
Tata tertib
Bertujuan agar anak asuh menyadari terhadap aturan-aturan yang
bersifat mengikat dan memiliki sanksi, maka terjadi kewajiban
melaksanakan tata tertib ini dengan penuh rasa tanggung jawab.
c. Bimbingan Sosial
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong timbulnya prakarsa dalam
diri anak asuh untuk berfungsi sosial. Bentuk kegiatannya latihan
keterampilan dan pendidikan.
Latihan keterampian ini dilakukan untuk mempersiapkan kehidupan
klien di masa yang akan datang, agar hidup layak memenuhi kebutuhan
pribadi dan keluarganya tanpa banyak menggantungkan diri dari pihak-
pihak lain di dalam lingkungannya. Kemudian pemberian pengetahuan
umum dan dalam bentuk paket bimbingan sosial, bertujuan agar pola pikir
mereka luas.
3.2. Metode Penelitian
1. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode
deskriptif menurut Sugiono (2006:11) yaitu penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai mandiri, baik variabel lebih independent tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan antara variabel dengan variabel lain.
2. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu
bertujuan untuk menggambarkan kondisi polulasi yang sedang diteliti. Fokus riset
45
ini adalah perilaku yang sedang terjadi dan terdiri dari satu variabel. (Kriyantono,
2007:60)
3. Format deskriptif ini dapat dilakukan pada penelitian studi kasus atau survei,
sehingga ada format deskriptif studi kasus dan format deskriptif survei, Bungin
(2001:28).
Data yang diperoleh tersebut dikumpulkan, disusun untuk selanjutnya dianalisis
dan diinterprestasikan, yang nantinya akan menjadi bahan kesimpulan.
3.3. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam data, yaitu
sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau
tangan pertama di lapangan. Sumber data ini bisa responden atau subjek
penelitian, dari hasil pengisian kuesioner, wawancara, observasi
(Kriyantono,2006:43).
Dalam penelitian ini, data primer diperoleh penulis dari hasil angket dan
wawancara dengan nara sumber atau responden yang dalam hal ini adalah anak
asuh di PSAA Tambatan Hati.
2. Data Sekunder
Data seunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder. Karena data sekunder bersifat melengkapi data primer, kita dituntut
46
hati-hati atau menyeleksi data sekunder jangan sampai data tersebut tidak sesuai
dengan tujuan riset kita atau mungkin terlalu banyak (Kriyantono, 2006:44). Pada
penelitian data sekunder diperoleh dari berbagai dokumen, berupa sumber-sumber
tertulis yang dijadikan sebagai referensi oleh penulis.
3.4. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah anak yang tinggal di Panti Sosial
Asuhan Anak (PSAA) Tambatan Hati yang berjumlah 40 orang dan 25 laki-laki dan 15
perempuan, 14 anak tingkat SLTP, 26 anak tingkat SMA dengan umur kisaran
13 – 18 tahun, dengan pemikiran bahwa pada usia tersebut merupakan masa peralihan
dari masa anak-anak ke remaja. Seluruh populasi akan dijadikan responden sebanyak
40 orang, “Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian sensus” (Arikunto, 1990:107).
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik untuk mengumpulkan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Studi kepustakaan dan Dokumentasi, adalah pengumpulan bahan-bahan tertulis
serta mempelajari dengan maksud untuk memahami konsep-konsep yang
berkaitan dengan permasalahan anak asuh mengenai pelayanan yang diberikan di
panti asuhan.
2. Studi lapangan yaitu mengamati dan mengumpulkan data mengenai kenyataan
yang berlangsung di lapangan dengan menggunakan teknik :
47
- Observasi Non Partisipan yaitu pengumpulan data dengan cara pengamatan
langsung di lokasi tanpa melibatkan dengan kegiatan yang sedang
berlangsung untuk memperoleh gambaran yang jelas berkaitan dengan
permasalahan.
- Angket yaitu teknik pengumpulan data dengan menyebarkan daftar
pertanyaan untuk diisi atau jawaban secara tertulis.
- Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya
jawab langsung dengan responden.
3.6. Teknik Analisis Data
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan
dengan menggunakan skala ordinal, sedangkan teknik pengukuran yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Tipa Skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial (Sugiono, 2006 : 107).
Skala pengukuran ini mengandung 5 (lima) kategori jawaban dengan masing-
masing skor :
A. Untuk kriteria jawaban Sangat Tinggi Sekali diberi nilai 5
B. Untuk kriteria jawaban Tinggi diberi nilai 4
C. Untuk kriteria jawaban Sedang diberi nilai 3
D. Untuk kriteria jawaban Rendah diberi nilai 2
E. Untuk kriteria jawaban Sangat Rendah diberi nilai 1.
48
Data yang terkumpul akan dibuat dalam bentuk prosentase. Data pun akan
diolah dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu mean, median, modus, standard
deviasi.
Statistik deskriptif digunakan untuk jenis penelitian deskriptif yang hanya
menggambarkan fenomena yang terjadi tanpa membandingkan atau menghubungkan
dan hanya terdiri dari satu variabel.
a. Mean atau rata-rata hitung adalah suatu kumpulan data bilangan yang didapat dari
hasil pembagian jumlah nilai oleh banyak data dalam kumpulan itu.
Rumus Mean
Keterangan :
= Mean (Rata-rata Hitung)
= Jumlah Frekuensi
= Titik Tengah Pada Frekuensi
n = Jumlah Responden
b. Median atau nilai tengah adalah suatu nilai yang membagi data tangsi observasi
menjadi dua bagian yang sama, setelah data tersebut disusun dari urutan terbesar
sampai yang terkecil atau sebaliknya. Setengah dari nilai-nlai yang ada besarnya
sama atau lebih kecil dari nilai median, sedangkan setengah lainnya besarnya
sama atau lebih besar dari nilai median.
Rumus Median
49
_ = n _
nMe = l + i F 2
Keterangan :
Me = Median (nilai yang membawahi 50% dari data yang telah diurutkan).
l = Batas bawah kelas median, adalah kelas dimana median akan terletak
i = Panjang kelas median
n = Jumlah Responden
2 = Jumlah semua kelas frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari
tanda kelas median
F = Frekuensi kelas median
c. Modus adalah suatu nilai yang mempunyai frekuensi terbesar, atau nilai yang
paling sering terjadi.
Rumus Modus
Keterangan :
Mo = Modus atau bilangan yang frekuensinya yang muncul banyak
l = Batas bawah kelas median, adalah dimana modus akan terletak
i = Panjang kelas modus dengan frekuensi sebelumnya
b1 = Beda frekuensi pada kelas modus dengan frekuensi sebelumnya
b2 = Beda frekuensi pada kelas modus dengan frekuensi sesudahnya.
50
b1Mo = l + i b1 + b2
d. Simpangan baku (Standard Deviation) merupakan suatu variabilitas penyebaran
skor yang didasarkan pada kuadrat penyimpangan tiap skor dari rata-rata hitung.
Nilai standard deviasi menunjukkan besarnya variasi dari suatu observasi ke
observasi lainnya dari rata-rata hitung.
Rumus Standar Deviasi
Keterangan :
SD = Standard Deviasi
= Jumlah Frekuensi
- = Jarak antara x dengan rata-rata x
n = Jumlah Responden
3.7. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Tambatan Hati
Subang, Jalan Galunggung No. 23 Subang, dengan pertimbangan tempat tersebut mempunyai
jumlah responden yang diperlukan peneliti untuk mengetahui persepsi anak asuh mengenai
pelayanan sosial di panti dan tempat yang strategis untuk dijadikan lokasi penelitian.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut, diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan
informasi yang memadai dalam keperluan analisis data.
51
( - )2
SD = n
_
√
_