bab i-dftarpustaka indera rasa kulit

Upload: pratita-ayu-pinasthika

Post on 11-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fisio

TRANSCRIPT

BAB IDASAR TEORI

Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Susunan Kulit.Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebutepidermisdan lapisan dalam atau lapisan dermis. Padaepidermistidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf.Epidermistersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalahstratum germinativumberfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisangerminativumterdapat stratum granulosumyang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisangranulosumumumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebutstratum korneum.

Penyusun utama dari bagiandermisadalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang.

Stratum germinativummengadakan pertumbuhan ke daerahdermismembentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.

Fungsi Kulit.Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor-reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerahepidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dariepidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekatepidermis.

Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir.

Klasifikasi reseptor antara lain:

Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu:

1. Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu).

2. Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan).

3. Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi).

4. Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).

Berdasarkansumberrangsangan:

1. Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau luar.

2. Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.

3. Interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.

Berdasarkanmorfologi:

1. Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan dengan tipe sel lainnya.

2. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan saraf di samping saraf badan akhir saraf.

Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain:

a.Ujung Saraf Bebas:Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara selepidermis. Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapaistratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan denganfolikelrambut, banyak cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkarifolikelrambut dalam dermis.

Beberapa saraf berhubungan dengan jaringanepitelkhusus. Padaepidermisberhubungan dengan selfolikelrambut danmukosa oral,akhir saraf membentuk badan akhir seperti lempengan (diskusataukorpuskel merkel). Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak juluran sitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan antara keratinosit dan kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan dengan jaringan ikat di bawahnya. Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkel merespon rangsangan getaran dan juga resepor terhadap dingin.

b.Korpuskulus Peraba (Meissner):Korpuskulusperaba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusuntransversal. Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang tak mangandung mielin.Korpuskulusini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).

c.Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini):Korpuskulus berlamel (vater pacini)ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting,periosteum, mesenterium, tendo, ligamendangenetaliaeksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang.

Setiapkorpuskulusdisuplai oleh sebuah seratbermielinyang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepikorpuskulus.Aksonsaraf banyak mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusunbilateraldengan dua alur longitudinal pada sisinya.Korpuskulusini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.

d.Korpuskulus Gelembung (Krause):Korpuskulusgelembung(krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dangenetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu denganendoneurium. Di dalam korpuskulus, seratbermielinkehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan selschwan. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung sebagai gada.Korpuskelini jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia.Korpuskelini berguna sebagaimekanoreseptoryang peka terhadap dingin.

e.Korpuskulus Ruffini:Korpuskulusini ditemukan pada jaringan ikat termasukdermisdan kapsula sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulusini merupakanmekanoreseptor,karena mirip dengan organ tendo golgi.

Korpuskulusini terdiri dari berkas kecil serattendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus dalamkapsula berlamela. Akhir saraf takbermielinyang bebas, bercabang disekitar berkastendonya.Korpuskulusini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.

f.Spindel Neuromuskular.

BAB II

HASIL PERCOBAAN

2.1 PALEOSENSIBILITAS

2.1.1 Rasa Panas dan Dingin

A. Jari TanganJariStimulusRespon

KananEsDingin sekali & jari kaku

KiriAir hangatHangat

Kanan-KiriAir biasaYg dingin jadi lebih hangat yg hangat biasa saja

B. Punggung TanganLokasiStimulusRespon

Punggung tangan-Sejuk

Punggung tanganAlkoholDingin

2.1.2 Reaksi-Reaksi di KulitA. Telapak tangan B. Lengan bawah C. Kuduk

D. Pipi

Keterangan :

Panas: merah

Tekan: biru

Dingin : hijau

Nyeri: hitamNoPerlakuanJumlah Reseptor Rasa-Rasa Kulit

Telapak TanganLengan BawahKudukPipi

1 Nyeri9999

2Tekan 9999

3Suhu dingin9999

4Suhu panas9999

2.2 NEOSENSIBILITAS2.2.1 Neosensibilitas Lokalisasi Rasa Tekan

LokasiTaruh Titik Tekan dan Tunjuk (cm)

IIIIIIRerata

Ujung Jari

Telapak Tangan141,75

Lengan Bawah2554

Lengan Atas231,3

Pipi 2222

Kuduk2464

2.2.2 Neosensibilitas Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Simultan

NoPerlakuanDari kecil ke besarDari besar ke kecil

Jarak dua titikRerataJarak dua titikRerata

(mm)(mm)

IIIIIIIIIII

1Telapak Tangan 66664444

2Lengan Bawah4665,38867,3

3Lengan Atas66668888

4Pipi4243,32222

5Kuduk88886465,3

6Bibir44442222

7Lidah 44442222

8Depan Telinga22222222

2.2.3 Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik BerurutanNoPerlakuanDari kecil ke besarDari besar ke kecil

Jarak dua titikRerataJarak dua titikRerata

(mm)(mm)

IIIIIIIIIII

1Telapak Tangan 6887,36666

2Lengan Bawah66666666

3Lengan Atas88886666

4Pipi6444,64444

5Kuduk810109,361088

6Bibir4222,62222

7Lidah 44444444

8Depan Telinga4243,34444

2.2.4 Diskriminasi Kekuatan Rangsangan Hukum Weber-Fechner

No.Beban Awal (gram)Ulangan (gram)Rerata

IIIIII

1Beban awal 5 g10102013,3

2Beban awal 10 g25252525

3Beban awal 50 g25254531,6

4Beban awal 100 g955010081,6

5Beban awal 200 g100503060

Hubungan antara beban awal terhadap beban yang dirasakan1. Sesuaikah hukum ini dengan hasil percobaan?Menurut kelompok kami, hukum ini sesuai dengan hasil percobaan. Hal ini disebabkan karena menurut hukum tersebut didapatkan bahwa sebuah rangsang yang didapat akan lebih rendah daripada stimulus yang diberikan sehingga beban akan terasa lebih ringan dari beban asalnya. 2.2.5 Kemampuan Diskriminasi Kekasaran

NoKekasaran Kertas GosokJari TanganTelapak TanganLengan BawahKuduk

UlanganUlanganUlanganUlangan

IIIIIIIIIIIIIIIIII I II III

10

21++++++++++++++++++++ ++ ++

32++++-+++++- ++ ++

43++++++++++++++++++ ++ ++

2.2.6 Kemampuan Diskriminasi BentukNoBentukJari TanganTelapak TanganLengan BawahKuduk

UlanganUlanganUlanganUlangan

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

1Kubus+++++++++++++++-+-

2Bulat+++++++++++++++++-+-

3Segitiga++++++++++++++++-+

4Balok------------

BAB III

PEMBAHASAN

1.1 PALEOSENSIBILITAS

1.1.1 Rasa Panas dan Dingin

A. Jari Tangan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh kelompok kami, didapati ketika jari telunjuk tangan kanan dimasukkan ke dalam air es dan jari telunjuk tangan kiri ke dalam air hangat terdapat rangsangan yang dirasakan oleh orang coba. Selain itu, rangsangan pun didapat pula saat kedua jari telunjuk tangan dimasukkan ke dalam air dengan suhu kamar.Pada jari telunjuk tangan kanan yang dimasukkan ke dalam air es terasa dingin, nyeri, dan kaku. Sedangkan, pada jari telunjuk tangan kiri terasa panas. Setelah kedua telunjuk dimasukkan bersama ke dalam air biasa diperoleh perubahan rasa. Dimana jari telunjuk tangan kanan terasa kaku dan jari telunjuk tangan kiri terasa dingin.

Dari percobaan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa hal tersebut terjadi karena pada tangan kanan terdapat penambahan kalor (dari dingin menjadi hangat) dan pada tangan kiri terdapat pengurangan kalor (dari panas menjadi dingin).B. Punggung Tangan

Pada percobaan ini, dilakukan dengan meniup punggung tangan dengan jarak kira-kira 10 cm dalam kondisi kering, mahasiswa sebagai orang coba merasa dingin karena terjadi penguapan pada permukaan punggung tangan dengan mengambil panas dari kulit. Setelah itu punggung tangan mahasiswa dibasahi alkohol lalu ditiup kembali, tiupan terasa lebih dingin dibandingkan pada saat kondisi kering. Kemudian punggung tangan diolesi alkohol dengan lebih rata lalu ditiup kembali dengan jarak kira-kira 10 cm, mahasiswa mersakan tiupan semakin dingin dibandingkan saat dibasahi alkohol dan dalam keadaan kondisi kering.

Pada percobaan dengan alkohol pada kulit, mula-mula timbul rasa dingin lalu disusul rasa panas. Rasa dingin ini disebabkan oleh penguapan alkohol, tetapi karena proses penguapan alkohol berlangsung cepat, maka lama-kelamaan alkohol menguap habis dan suhu permukaan kulit kembali normal. Saat permukaan kulit kembali ke suhu normal, mahasiswa coba merasakan perih karena panas. Rasa dingin pada punggung tangan setelah diberi alkohol dikarenakan alkohol membutuhkan kalor untuk menguap, sehingga kulit punggung tangan kehilangan panas dan berakibat timbulnya rasa dingin. Rasa dingin yang kemudian menghilang dikarenakan kecepatan alkohol menguap. Karena itu, rasa dingin pada punggung tangan akan lebih terasa dan bertahan lama ketika dibasahi dengan alkohol dibandingkan dengan diolesi alkohol dikarenakan intensitas alkohol yang mengenai kulit lebih banyak saat tangan dibasahi dengan alkohol dibandingkan dengan diolesi alkohol.1.1.2 Reaksi-Reaksi di Kulit

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, hasil tindaka dari oercobaan ini adalah rasa nyeri, tekan, suhu dingin, dan panas pada daerah reseptor yang berbeda. Reseptor tersebut meliputi telapak tangan, lengan bawah, kuduk dan pipi. Reaksi masing-masing reseptor pada kulit tersebut menanggapinya berbeda-beda pula karena titik-titik reseptor di setiap bagian kulit tidaklah sama. Sensasi titik panas, dingin, tekan, dan nyeri pada setiap bagian tubuh memiliki perbedaan.Pada hasil percobaaan kami, dapat dilihat bahwa daerah yang memiliki kepekaan paling tinggi adalah kuduk dan pipi. Hal ini disebabkan area kuduk dan pipi merpakanarea yang sensitif terhadap adanya rangsangan.1.2 NEOSENSIBILITAS

1.2.1 Neosensibilitas Lokalisasi Rasa Tekan

Reseptor rasa tekan, terdapat paling sedikit 6 jenis reseptor :

1. Beberapa ujung saraf bebas, yang terdapat di jumpai di semua bagian kulit dan jaringan-jaringan lain,dapat mendeteksi rabaan dan tekanan.

2. Reseptor raba dengan sensitivitas khusus,yakni badan meisner, yang meupakan juluran saraf bermeilin dari sensorik besar meilin jenis (A&B). Reseptor ini terutama peka terhadap pergerakkan objek di atas permukaan kulit seperti juga terhadap getaran berfrekuensi rendah.

3. Ujung jari dan daerah-daerah lainnya yang mengandung banyak sekali badan meissner biasanya juga mengandung reseptor taktil yang ujung nya meluas,yang salah satu jenis nya diskus Merkel. Berperan penting dalam melokalisasi sensasi raba di daerah permukaan tubuh yang spesifik dan menentukan bentuk apa yang dirasakan.

4. Pergerakkan sedikit saja pada setiap rambut tubuh akan merangsang serabut saraf yang pangkal nya melilit.jadi setiap rambut, dan bagian dasar serabut saraf yang disebut organ ujung rambut. Reseptor ini dapat mendeteksi, pergerakkan objek pada permukaan tubuh atau kontak awal dengan tubuh.

5. Ruffini reseptor ini berguna untuk menjalarkan sinyal perubahan bentuk jaringan yang terus-menerus, missal nya sinyal raba dan tekan yang besar dan berkepanjangan.

6. Badan paccini. Reseptor ini hanya dapat dirangang oleh penekkanan local jaringan yang cepat karena reseptor ini beradaptasi dalam waktu se per sekian detik.

Rangsangan raba, tekan, dan getaran dideteksi oleh jenis reseptor yang sama. Satu-satunya perbedaan dari ketiga jenis sensasi ini adalah sensasi raba umumnya disebabkan olehperangsangan reseptor taktil di dalam kulit, sensasi tekanan biasanya disebabkan olehperubahan bentuk jaringan yang lebih dalam, dan sensasi getaran disebabkan oleh isyarat sensoris yang berulang dengan cepat. Pada percobaan lokalisasi rasa tekan orang coba diberi perlakuan dengan menekan beberapa bagian tubuh, yaitu ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, pipi, dan kuduk dengan ujung pensil. Setelah diberi tekanan, orang coba akan menunjukkan letak bekas tekanan.

Selain itu, hasil percobaan menunjukkan bahwa lokalisasi rasa tekan pada lengan bawah menunjukkan ukuran titik tekan dan titik jauh daripada pada lokasi rasa tekan yang lain, yaitu 3 cm, 4 cm, dan 2 cm.1.2.2 Neosensibilitas Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Simultan dan Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Berurutan DiskriminasiPerlakuan pertama orang coba akan distimulus dengan ujung kedua ujung jangka secara bersamaan dimulai dengan jarak terkecil dan bertambah besar sampai orang coba mulai merasakan kedua ujung jangka berada pada dua titik yang berbeda.

Hasil yang kami dapat menunjukkan hasil yang berbeda beda. Pada percobaan diskriminasi rasa tekan dua titik stimultan, rerata terbesar ditemukan pada kuduk, dan terkecil pada bibir. karena pada bagian ini terdapat sensor taktil yang lebih banyak.

Perlakuan kedua, dengan kedua ujung jangka dari jarak terbesar berangsur mengecil hingga orang coba merasakan kedua ujung jangka berada pada titik yang sama. Hasil percobaan menunjukkan bahwa rerata jarak terbesar terdapat pada telapak tangan dan terkecil pada lidah. Hal ini disebabkan oleh sensor taktil (korpuskulus meissener) pada daerah lidah sangat sensitif sehingga pada jarak terkecil masih dapat dirasakan perbedaan dua titik yang ditekan oleh kedua ujung jangka.

Kemudian pada percobaan diskriminas rasa tekan dua titik berurutan, didapati bahwa pada perlakuan dari kecil ke besar, daerah telapak tangan merupakan daerah yang didapati jarak terbesar. Sedangkan jarak terkecil terdapat pada daerah bibir.

Pada perlakuan kedua, yaitu pengukuran dari besar ke kecil,daerah lengan bawah menjadi daerah dengan jarak terbesar. Dan daerah bibir menjadi daera dengan jarak terkecil.

Kemampuan panca indra untuk membedakan keberadaan 2 titik yang mendapat rangsangan sangat dipengaruhi oleh mekanisme inhibisi lateral yang meningkatkan derajat kontras pada pola spasial yang disadari.

1.2.3 Kekuatan Rangsangan Hukum Weber-Fechner

Dalam percobaan kekuatan rangsangan Hukum Weber-Fechner, orang coba ditutup matanya kemudian pada telapak tangannya diletakan beban awal. Kemudian sedikit demi sedikit ditambah bebannya sampai terasa pertambahan beban tersebut. Beban dimulai dari berat 5 gram dan bertambah 10 gram, 50 gram, dan 100 gram, serta 200 gram. Hasil yang didapat menjelaskan bahwa orang coba mampu merasakan pertambahan berat beban.

Pada pemberian beban awal 200 gram, terutama pada hasil pengulangan ketiga, diketahui bahwa orang coba dapat merasakan penambahan berat dengan selisih berat 110 gram. Selisih pada percobaan inilah yang menjadi selisih terbesar pada percobaan kami.

1.2.4 Kemampuan DiskriminasiPercobaan kemampuan diskriminasi dilakukan pada jari tangan, telapak tangan, dan lengan bawah. Percobaan ini dilakukan dengan melakukan diskriminasi kekasaran, diskriminasi ukuran, dan diskriminasi bentuk.

Pada percobaan kemampuan diskriminasi kekasaran, bagian pada tubuh tertentu diberi perlakuan untuk mengidentifikasi rasa halus dan kasar. Percobaan pertama dilakukan pada jari tangan, dan menunjukkan hasil yang positif, dimana orang coba dapat membedakan kasar dan halusnya kertas gosok. namun pada ulangan ke-2 dan ke-3, sensitivitas orang coba mulai berkurang pada kemampuan diskriminasi kekasaran.

Percobaan kedua dilakukan pada telapak tangan, dan menunjukkan hasil yang kurang maksimal pada ulangan ke-1, ke-2, dan ke-3. Sama halnya dengan percobaan yang dilakukan pada lengan bawah. Kemampuan diskriminasi kekasaran menunjukkan hasil yang kurang optimal.

Pada percobaan diskriminasi ukuran, orang coba dapat membedakan ukuran benda dengan baik. Kemudian pada percobaan diskriminasi bentuk, orang coba dapat pula membedakan bentuk benda, yaitu kubus, bulat, balok, dan segitiga. Namun pada pengulangan ke-1 di daerah lengan bawah, orang coba tidak bias membedakan bentuk benda tersebut.

Kurang optimalnya kemampuan diskriminasi pada orang coba diduga bahwa akhiran saraf yang mengelilingi folliliculus rambut ialah reseptor taktil. Pada tempat tempat dimana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan besar terhadap stimulus taktil, ternyata terdapat banyak corpusculum tractus. Diduga bahwa meniscus tractus juga merupakan suatu receptor taktil. Perasaan taktil dapat dibedakan menjadi perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus. Impuls taktil kasar dihantarkan oleh tractus spinothalamicus anterior, sedangkan impuls taktil halus dihantarkan melalui faciculus gracilis dan faciculus cunneatus.

Sensasi taktil yang terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering digolongkan sebagai sensasi terpisah, mereka semua dideteksi oleh jenis reseptor yang sama.

Selain itu, kesalahan penafsiran kekasaran maupun kemampuan deskriminasi bentuk dapat disebabkan oleh variabel pengganggu lainnya seperti ketidakfokusan atau waktu yang terlalu singkat berkontak dengan benda. Di sisi lain kesalahan juga dapat terjadi bila adanya lesi pada lobus parietal dimana apabila lesi ini bersifat tidak dominan gangguannya disebut agnosia. Namun apabila letak gangguan dalam mengenali benda namun pada dasarnya mempunyai daya visus normal disebut agnosiavisual. Jika ketidakmampuan dalam mengenali sebuah benda dengan palpasi tanpa adanya gangguan sensorik, gangguannya disebut agnosia taktil.BAB IV

KESIMPULAN

Mekanisme sensoris dibagi menjadi dua golongan menurut pilogenesisnya, yaitu paleo-sensibilitas dan neo-sensibilitas. Paleo-sensibilitas meliputi rasa-rasa primitif seperti rasa raba, tekan, sakit, panas, dan dingin. Sedangkan neo-sensibilitas meliputi rasa-rasa yang sangat terdeferensiasikan seperti lokalisasi dan diskriminasi rasa tekan, diskriminasi kekuatan rangsang, diskriminasi kekasaran, diskriminasi ukuran, dan diskriminasi bentuk.Reaksi reseptor-reseptor pada kulit tersebut ditanggapi secara berbeda-beda pula karena titik-titik reseptor di setiap bagian kulit tidaklah sama. Sensasi terhadap stimulus yang dirasakan oleh tubuh berbeda beda, tergantung pada stimultan, daerah yang distimulus karena letak reseptor taktil yang menyebar dan mengakibatkan perbedaan sensasi yang dirasa pada berbagai daerah pada tubuh, dan waktu pemberian stimulus yang dapat mengakibatkan persebaran sensasi.

DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta :EGC.

Sloane, Ethel. 1995. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

1

_1417797202.xls