bab i bismillah.docx

11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa prasekolah adalah mereka yang berusia 3-6 tahun. Dalam mengasuh dan mendidik anak, orang tua akan memberikan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman,serta tanggapan terhadap keinginan anaknya. Secara sadar atau tidak semua itu akan diresapi kemudian menjadi kebiasaan bagi anak yang nantinya akan berpengaruh terhadap perkembangan anak (Fatimah, 2012). Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Pada masa balita, perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, sehingga diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar

Upload: ligapurnamasari

Post on 14-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I bismillah.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa prasekolah adalah mereka yang berusia 3-6 tahun.

Dalam mengasuh dan mendidik anak, orang tua akan memberikan

perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman,serta tanggapan

terhadap keinginan anaknya. Secara sadar atau tidak semua itu akan

diresapi kemudian menjadi kebiasaan bagi anak yang nantinya akan

berpengaruh terhadap perkembangan anak (Fatimah, 2012).

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita.

Pada masa balita, perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,

kesadaran sosial emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan

merupakan landasan perkembangan berikutnya. Dalam perkembangan

anak terdapat masa kritis, sehingga diperlukan rangsangan atau

stimulasi yang berguna agar potensi anak berkembang secara optimal.

Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat

berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak

mendapat stimulasi (Soetjiningsih, 2003).

Tumbuh kembang optimal dapat tercapai apabila ada

interaksi antara anak dan orang tua, terutama peranan orang tua

sangat bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara

keseluruhan karena orang tua dapat segera mengenali kelainan

proses perkembangan anaknya sejak dini (Soetjiningsih, 2003).

Dalam pemantauan perkembangan anak ada empat aspek yang dapat

Page 2: BAB I bismillah.docx

dinilai, yaitu motorik kasar, motorik halus, personal sosial dan

bahasa (Hartanto, 2011)

Pada periode ini, stimulasi verbal sangat penting untuk

perkembangan bahasa anak (Soetjiningsih, 2003). Salah satu bentuk

stimulasi verbal yang sangat efektif dalam membangun kosakata dan

keterampilan membaca anak adalah dengan membacakan cerita

kepada anak-anak secara rutin, sejak usia dini bahkan sampai anak-

anak bisa membaca sendiri (Trelease, 2006).

Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh

perkembangan anak. Kemammpuan berbahasa sensitif terhadap

keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan

kemammpuan kognitif, sensori, motorik,psikologis, emosi dan

lingkungan disekitar anak (Soetjiningsih, 2003).

Klasifikasi periode perkembangan dimulai dengan neonatus

usia 0-28 hari, bayi usia 1-12 bulan, toodler 1-3 tahun, prasekolah 3-

6 tahun, masa anak-anak pertengahan 6-12 tahun, dam masa anak-

anak akhir 12-21 tahun. Siklus usia tersebut setiap anak-anak akan

mengalami perubahan perkembangan yang berbeda-beda (Hamlin,

2005).

Masa prasekolah memiliki kemajuan pada pola

perkembangan, pada periode golden age ini orang tua dan keluarga

serta lingkungan harus memberikan stimulasi sebaik mungkin.

Stimulasi positif dari luar dimaksudkan agar perkembangan otak

dapat berkembang dengan optimal. Hal tersebut dikarenakan pada

Page 3: BAB I bismillah.docx

periode ini anak-anak akan menentukan keberhasilan dalam tumbuh

kembang anak yang optimal. Hal tersebut dikarenakan oleh Hurlock

(2000) mengatakan bahwa anak-anak mencapai kematangan

intelektual sebanyak 50% ketika berumur 4 tahun, sedangkan

mencapai angka 80% saat usia 8 tahun dan kematangan intelektual

mencapai 100% saat anak usia 18 tahun.

Usia prasekolah yaitu tepatnya 3-6 tahun perkembangan otak

anak mencapai 50%, apabila dalam usia tersebut otak anak tidak

mendapatkan stimulasi yang optimal dari luar. Maka perkembangan

otak pun tidak akan maksimal. Apabila otak anak tidak terstimulasi

dengan baik, perkembangan pun akan mengalami penurunan bahkan

akan terjadi penyusutan 20-30 % dari ukuran normalnya (Hasan,

2009).

Seperti yang dilaporkan Human Development Index (HDI)

tahun 2003 tentang perkembangan bahasa pada anak menunjukkan

bahwa Negara Indonesia pada urutan ke 112 (6,8%) dari 175 negara.

Posisi ini dibawah Singapura yang ada diposisi ke 28 (8,9%), Brunei

Darussalam ke 31 (8,7%), Malaysia ke 58 (7,9%), Thailand ke 74

(7,7%) dan Filipina ke 85 (7,5%).

Data surveilans dari unit kerja koordinasi (UKK) tumbuh

kembang pediatri sosial, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)

menunjukkan gangguan bicara-bahasa ditujuh kota besar indonesia

berkisar antara 8-33%, dengan rata-rata berkisar 21%. Data tersebut

di ambil dari tujuh RS pendidikan diindonesia(Surabaya, Jakarta,

Page 4: BAB I bismillah.docx

Bandung, Palembang, Denpasar, Padang, dan Makassar) pada tahun

2007 (Marketbuzz, 20013).

Berdasarkan data statistik menunjukkan jumlah anak usia

prasekolah diindonesia pada tahun 2010 sebanyak 13.898.951 jiwa

(12,5% dari total penduduk), laki-laki sebanyak 41,5% dan

perempuan sebanyak 58,5%. Pada tahun 2011 penduduk indonesia

kelompok usia pendidik prasekolah 3-6 tahun tecatat sebanyak 27,3

juta orang.

Beberapa data menunjukkan angka kejadian anak dengan

keterlambatan bicara cukup tinggi. Gangguan komunikasi dan

gangguan kognitif merupakan bagian dari gangguan perkembangan

anak, terjadi pada sekitar 8%. Menurut NCHS, berdasarkan atas

laporan orang tua (diluar gangguan pendengaran dan celah pada

palatum) angka kejadiannya 0,9% pada anak dibawah umur 5 tahun.

Dari hasil evaluasi langsung terhadap anak usia sekolah, angka

kejadiannya 3,8 kali lebih tinggi dari yang berdasarkan hasil

wawancara. Berdasarka hal ini diperkirakan gangguan bicara dan

bahasa pada anak adalah sekitar 4% sampai 5% (Soetjiningsih,

2003).

Kemampuan bahasa anak harus ditingkatkan dengan menjaga

hubungan yang sehat (penuh perhatian dan kasih sayang dari orang

tua), memfasilitasi perkembangan anak yang optimal sedangkan

hubungan yang tidak sehat mengakibatkan anak mengalami

Page 5: BAB I bismillah.docx

kesulitan atau keterlambatan dalam perkembangan bahasanya

(Yusuf, 2004).

Yulie (2010), gangguan bicara pada anak adalah salah satu

kelainan yang sering dialami oleh anak-anak dan terjadi pada 1 dari

12 anak atau 5% sampai 8% dari anak-anak prasekolah. Hal ini

mencakup gangguan berbicara 3% dan gagap 1%. Untuk

menghindari hal itu, ayah dan ibu perlu saling mendukung

memenuhi stimulasinya.

Kualitas perkembangan bahasa pada anak sangat tergantung

pada perilaku orang tua. Orang tua yang bersifat santai, penuh

keyakinan akan dirinya sendiri dan berwatak gembira, ia akan

bercakap-cakap dengan bayinya, sementara mengurus bayinya

sehingga secara otomatis bayi telah mendapat rangsangan dari orang

tua. Sebaliknya jika ibu bersifat tegang dan tidak yakin akan dirinya

sendiri, ia akan berdiam diri sehingga bayinya tidak menerima

rangsangan apa-apa (Ebrahim, 2005)

Anak yang mengalami kelainan bahasa pada prasekolah 40%

hingga 60% akan mengalami kesulitan belajar dalam bahasa, tulisan

dan mata pelajaran akademik. Sidiarto (2002) menyebutkan bahwa

anak yang dirujuk dengan kesulitan belajar spesifik, lebih dari 60%

mempunyai keterlambatan bicara. Rice (2007) menyebutkan, apabila

disfasia perkembangan tidak diatasi secara dini, 40% sampai dengan

75% anak akan mengalami kesulitan untuk membaca.

Page 6: BAB I bismillah.docx

Di Indonesia masalah keterlambatan perkembangan masih

sangat banyak padahal program peningkatan kualitas anak di

indonesia menjadi salah satu prioritas pemerintah. Sampai saat ini

belum ada data pasti mengenai jumlah anak diindonesia yang

mengalami keterlambatan perkembangan. Anak Indonesia yang

kurang dari dua tahun, 6,5% mengalami keterlambatan

perkembangan bahasa (Alisjahpat menggunakan katabana, 2003).

Apabila masalah tersebut tidak segera diatasi , maka anak tersebut

akan mengalami gangguan dalam berkomunikasi dengan keluarga,

dan orang lain disekitar lingkungannya. Hal ini juga dapat

menimbulkan terjadinya kekerasan fisik kepada temannya untuk

mengungkapkan ketidakmampuan berbahasanya (Hidayatullah,

2004).

Perkembangan bahasa pada anak usia prasekolah sudah dapat

menjelaskan arti kata-kata yang sederhana, mengetahui lawan kata,

serta sudah dapat menggunakan kata penghubung, kata depan, kata

sandang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan

masalah di penelitian ini adalah Apakah Ada Hubungan Pelaksanaan

Stimulasi Verbal Dengan Perkembangan Bahasa Anak Pra Sekolah

Kabupaten Padang Pariaman tahun 2015.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Page 7: BAB I bismillah.docx

Mengetahui Hubungan Pelaksanaan Stimulasi Verbal

Dengan Perkembangan Bahasa Anak Usia Pra Sekolah Kabupaten

Padang Pariaman tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

Diketahuinya :

a). Distribusi frekuensi pelaksanaan stimulasi verbal pada

anak prasekolah di Nagari Malai III Koto Kabupaten

Padang Pariaman.

b). Distribusi frekuensi perkembangan bahasa pada anak

prasekolah di

c). Hubungan Pelaksanaan Stimulasi Verbal Dengan

Perkembangan Bahasa Anak Pra Sekolah Kabupaten

Padang Pariaman tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang diuraikan di atas maka,

hasil penelitian ini hendaknya bermanfaat.

1.4.1.Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian / informasi

tentang Pelaksanaan Stimulasi Verbal Dengan Perkembangan

Bahasa Anak Pra Sekolah.

1.4.2.Bagi Peneliti

Page 8: BAB I bismillah.docx

Diharapkan penelitian ini dapat memperluas wawasan peneliti,

pengetahuan serta pemahaman tentang Hubungan Pelaksanan

Stimulasi Verbal Dengan Perkembangan Bahasa Anak Pra Sekolah.