bab i babyblues

28
 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini dalam setiap menit, setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, kematian, persalinan dan nifas. Organisasi Kesehatan dunia ( WHO ) melaporkan bahwa kematian ibu diperkirakan sebanyak 500.000 kematian disetiap tahun diantaranya 99% di negara berkembang. Indikator derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat adalah menurunkan angka kematian maternal dan perinatal. Di Indonesia angka kematian maternal dan perinatal masih tinngi. Hasil survey demografi indonesia ( SDKI ) pada tahun 2003, AKI yaitu 307 / 100.000 kelahiran hidup. ( Depkes, 2004 ) Angka kejadian baby blues  atau postpartum blues di Asia cukup tinggi  dan bervariasi antara 26-85%, sedangkan di Indonesia angka kejadian baby blues atau postpartum blues  antara 50-70% dari wanita pasca persalinan  (Munawaroh, 2008). Di Indonesia, angka kejadian postpartum blues antara 50-70% wanita pasca persalinan semula diperkirakan angka kejadiannya rendah dibandingkan Negara-negara lain, hal ini disebabkan oleh budaya dan sifat orang Indonesia yang cenderung lebih sabar dan dapat menerima apa yang dialaminya, baik itu peristiwa yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Namun hasil penelitian yang dilakukan di DKI Jakarta oleh dr. Irawati Sp.Kj menunjukkan 25% dari 580 ibu yang menjadi respondennya mengalami sindroma ini. Dan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan di Jakarta, Yogyakarta dan

Upload: seprian-yusril

Post on 16-Jul-2015

1.473 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 1/28

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Saat ini dalam setiap menit, setiap hari, seorang ibu meninggal

disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, kematian,

persalinan dan nifas. Organisasi Kesehatan dunia ( WHO ) melaporkan bahwa

kematian ibu diperkirakan sebanyak 500.000 kematian disetiap tahun

diantaranya 99% di negara berkembang. Indikator derajat kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat adalah menurunkan angka kematian maternal dan

perinatal. Di Indonesia angka kematian maternal dan perinatal masih tinngi.

Hasil survey demografi indonesia ( SDKI ) pada tahun 2003, AKI yaitu 307 / 

100.000 kelahiran hidup. ( Depkes, 2004 )

Angka kejadian baby blues atau postpartum blues di Asia cukup tinggi 

dan bervariasi antara 26-85%, sedangkan di Indonesia angka kejadian baby

blues atau postpartum blues  antara 50-70% dari wanita pasca persalinan 

(Munawaroh, 2008).

Di Indonesia, angka kejadian postpartum blues antara 50-70% wanita

pasca persalinan semula diperkirakan angka kejadiannya rendah dibandingkan

Negara-negara lain, hal ini disebabkan oleh budaya dan sifat orang Indonesia

yang cenderung lebih sabar dan dapat menerima apa yang dialaminya, baik itu

peristiwa yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Namun hasil

penelitian yang dilakukan di DKI Jakarta oleh dr. Irawati Sp.Kj menunjukkan

25% dari 580 ibu yang menjadi respondennya mengalami sindroma ini. Dan

dari beberapa penelitian yang telah dilakukan di Jakarta, Yogyakarta dan

Page 2: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 2/28

 

Surabaya, ditemukan bahwa angka kejadiannya 11-30 %, suatu jumlah yang

tidak sedikit dan tidak mungkin dibiarkan begitu saja (Sylvia : 2006).

Sudah menjadi kodrat seorang wanita untuk mengandung kemudian

melahirkan, yang tentunya akan sangat menentukan kehidupan selanjutnya.

Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita

mempunyai risiko terhadap kesehatan fisik maupun mental selama dalam

proses reproduksi tersebut. Kesehatan reproduksi ini tidak hanya sehat secara

fisik tetapi juga meliputi sehat mental dan sosial, tidak hanya bebas dari

penyakit atau gangguan proses reproduksi (Munawaroh, 2008).

Melahirkan adalah sebuah karunia terbesar bagi wanita dan momen

yang sangat membahagiakan tapi kadang harus menemui kenyataan bahwa tak 

semua menganggap seperti itu karena ada juga wanita yang mengalami

depresi setelah melahirkan. Banyak orang menganggap bahwa kehamilan

adalah kodrati yang harus dilalui dan peristiwa alamiah yang wajar tapi bagi

wanita yang mengalami hal tersebut dapat menjadi episode yang dramatis dan

traumatis yang sangat menentukan kehidupannya dimasa datang. Hal tersebut

menyebabkan ibu mengalami stress diiringi perasaan sedih dan takut sehingga

mempengaruhi emosional dan sensivitas ibu pasca melahirkan. ( Suherni et

all, 2009 )

Gangguan-gangguan psikologis yang muncul akan mengurangi

kebahagiaan yang dirasakan dan sedikit banyak mempengaruhi hubungan

anak-ibu dikemudian hari. Hal ini bisa muncul dalam durasi yang sangat

singkat atau berupa serangan yang sangat berat selama berbulan-bulan atau

bertahun-tahun lamanya (Purwanto, 2007).

Page 3: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 3/28

 

Depresi sesudah melahirkan ini adalah gangguan psikologis yang

dalam bahasa kedokterannya adalah depresi postpartum atau baby blues atau

postpartum blues. Post partum blues merupakan masa transisi mood setelah

melahirkan yang sering terjadi pada 50  – 70 % wanita. ( Suherni et all, 2009 )

Iskandar (dalam Munawaroh, 2008) menerangkan bahwa baby blues

atau   postpartum blues terjadi karena kurangnya dukungan terhadap 

penyesuaian yang dibutuhkan oleh wanita dalam menghadapi aktivitas dan  

peran barunya sebagai ibu setelah melahirkan. 

Kunci untuk mendukung wanita dalam melalui periode ini adalah

berikan perhatian dan dukungan yang terbaik baginya, serta yakinkan padanya

bahwa ia adalah orang yang berarti bagi keluarga dan suami. Hal yang

terpenting, berikan kesempatan untuk beristirahat yang cukup. Selain itu,

dukungan positif atas keberhasilannya menjadi orang tua dari bayi yang baru

lahir dapat memulihkan kepercayaan diri terhadap kemampuannya. (

Sulistyawati, 2009 )

Taylor (dalam Ariyanto, 2009) menunjukkan suatu penelitian tentang

manfaat dukungan sosial yang secara efektif menurunkan keadaan yang

membahayakan secara psikologis pada saat-saat penuh ketegangan. Dukungan

sosial juga muncul untuk menurunkan kemungkinan sakit dan mempercepat

kesembuhan.

Fatimah (2009) menyatakan bahwa dukungan keluarga merupakan

salah satu bentuk interaksi sosial yang didalamnya terdapat hubungan yang

saling memberi dan menerima bantuan yang nyata, bantuan tersebut akan

Page 4: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 4/28

 

menempatkan individu-individu yang terlibat dalam system sosial yang pada

akhirnya akan dapat memberikan cinta, perhatian, maupun pendekatan yang

baik pada keluarga sosial maupun pasangan.

Dukungan suami dan dukungan keluarga sangat penting dan tidak bisa

diremehkan, dan yang tidak kalah penting dapat membangun suasana positif,

dimana istri merasakan hari-hari pertama yang melelahkan. Oleh sebab itu

dukungan atau sikap positif dari pasangan dan keluarga akan memberi

kekuatan ter Adapun dari penelitian-penelitian diketahui bahwa di negara-

negara barat syndrome baby blues dialami oleh ± 15-20% dari perempuan

yang melahirkan, baik yang pertama kali maupun berikutnya (Sylvia : 2006).

B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah

adalah bagaimana Gambaran Efektifitas Pemberian Dukungan Psikologis

Kepada Ibu Intrapartum Terhadap Kejadian Baby Blues di Ruang Kebidanan

RSUD Sawahlunto Tahun 2011

C.  Tujuan Penelitian

1.  Tujuan Umum

Mengetahui Gambaran Efektifitas Pemberian Dukungan Psikologis

Kepada Ibu Intrapartum Terhadap Kejadian BabyBlues di Ruang

Kebidanan RSUD Sawahlunto Tahun 2011

2.  Tujuan Khusus

a.  Untuk mengetahui efektifitas pemberian dukungan psikologis kepada

ibu intrapartum

Page 5: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 5/28

 

b.  Untuk mengetahui peranan dukungan psikologis terhadap kejadian

babyblues

c.  Untuk mengetahui persentase kejadian babyblues pada ibu intrapartum

D.  Manfaat Penelitian

1.  Bagi Peneliti

Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah sebagai penerapan ilmu yang didapat

dengan proses pembelajaran secara nyata dalam membuat karya tulis ilmiah.

2.  Bagi Responden

Dengan adanya penelitian ini diharapkan responden dapat mengerti

tentang babyblues dan dapat menghindari babyblues tersebut.

3.  Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat melengkapi bacaan di perpustakaan sebagai sumber

bahan bacaan (acuan) dan referensi bagi perpustakaan di institusi pendidikan.

untuk penelitian sejenis dengan variabel penelitian yang lebih komplek.

4.  Bagi Institusi Penelitian

Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran untuk lebih

meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dalam memberikan dukungan

psikologi kepada ibu intrapartum agar terhindar dari kejadia babyblues. 

5.  Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat berguna dan dapat

menjadi acuan atau pedoman bagi peneliti selanjutnya.

E.  Ruang Lingkup Penelitian

Page 6: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 6/28

 

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis membatasi ruang lingkup

penelitian ini yaitu gambaran efektifitas pemberian dukungan psikologis

kepada ibu intrapartum dengan kejadian baby blues di ruang bersalin RSUD

Prof. Dr. M.A Hanafiah Batusangkar tahun 2011. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner dan metode penelitian deskriptif.

Penelitian ini dilakukan pada bulan februari s/d juli 2012 di ruang bersalin

RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah Batusangkar. Populasi pada penelitian ini

adala seluruh ibu hamil pada 6 bulan pertama sebanyak 104 orang dan system

pengambilan sampel dengan cara random sampling berjumlah 51 orang.

Page 7: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 7/28

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.2.1 Dukungan psikologis

2.2.1.1 Pengertian

Dukungan sosial merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang di

dalamnya terdapat hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan yang

bersifat nyata, bantuan tersebut akan menempatkan individu-individu yang terlibat

dalam sistem sosial yang pada akhirnya akan dapat memberikan cinta, perhatian

maupun sense of attachment baik pada keluarga sosial maupun

pasangan(Ingela,1999).

Dukungan suami terhadap istrinya bisa di lakukan dengan membantu istri

dalam perawatan bayi misalnya ketika ibu menyusui bayinya, sang ayah tidak hanya

tidur sepanjang malam(Ingela,1999). Ayah bisa menemani ibu dan bayi, mengangkat

bayi dari tempat tidurnya, mengganti popok bayi bila perlu, memberikan bayi pada

ibu saat jam menyusui, dan mengembalikan bayi ke tempat tidurnya ketika bayi telah

tertidur kembali. Dukungan suami sangat penting dan tidak bisa diremehkan dan

yang tak kalah penting membangun suasana positif, dimana istri merasakan hari-hari

pertama yang melelahkan. Oleh sebab itu dukungan atau sikap positif dari pasangan

dan keluarga akan memberi kekuatan tersendiri bagi ibu (Once Upon A Time, depresi

pascakehamilan, http://www.indocina.net/depresi-pasca-kehamilan-post-partumblues-

t7446.html) 

Page 8: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 8/28

 

  Menurut Azhari ( 2004 ), psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang

mempelajari penghayatan dan tingkah laku manusia yang normal, dewasa, dan

berbudaya. ( Ade benih nirwana, 2011 )

Menurut Kartini Kartono ( 2004 ), pikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

semua tingkah laku dan perbuatan individu, dimana individu tersebut tidak dapat

dilepaskan sari lingkungannya. ( Ade benih nirwana, 2011 )

2.2.2 Ibu Intrapartum

2.2.2.1 Pengertian

Masa intrapartum merupakan keadaan emosional pada ibu bersalin sangat

dipengaruhi oleh timbulnya rasa sakit dan rasa tidak enak selama persalinan berlangsung,

apalagi bila ibu hamil tersebut baru pertama kali melahirkan dan pertama kali dirawat di

rumah sakit.

Peran prawat dan bidan yang empati pada ibu bersalin sangat berarti. Keluhan dan

kebutuhan-kebutuhan yang timbul agar mendapatkan tanggapan yang baik. Penjelasan

tentang kemajuan persalinan harus dikejakan secra baik sedemikian rupa agar ibu bersalin

tidak jatuh pada keadaan panik. ( Sarwono. 2008 : 864 )

2.2.2.2 Psikologi pada ibu yang mengalami persalinan

Kegiatan komunikasi terapeutik pada ibu melahirkan merupakan pemberian

bantuan pada ibu yang akan melahirkan dengan kegiatan bimbingan proses persalinan.

A.  Tujuan komunikasi terapeutik pada ibu dengan gangguan psikologi saat peralinan

Page 9: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 9/28

 

1.  Membantu pasien memperjelas serta mengurangi beban perasaan dan

pikiran selama proses persalinan

2.  Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien

3.  Membantu mempengaruh orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri

untuk kesejahteraan ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan

semestinya

B.  Pendekatan komunikasi terapeutik 

1.  Menjalin hubungan yang mengenakkan ( raporrt dengan klien )

Bidan menerima klien apa adanya dan memberikan dorongan verbal yang

positif 

2.  Kehadiran

Kehadiran merupakan bentuk tindakan aktif keterampilan yang meliputi

mengayasi semua kekacauan/kebingungan, memberikan perhatian total

pada klien. Bila memungkinkan anjurkan pendamping untukmengambil

peran aktif dalamasuhan

3.  Mendengarkan

Bidan harus mendengarkan dan memperhatikan keluhan klien

4.  Sentuhan dalam pendampingan dalam persalinan

Komunikasi non verbal kadang-kadang lebih bernilai dari pada kata-kata.

Sentuhan bidan terhadapa klien akan memberi rasa nyaman dan dapat

membantu relaksasi

5.  Memberi informasi tentang kemajuan persalinan

Page 10: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 10/28

 

Hal ini diupayakan untuk memberi rasa percaya diri bahwa klien dapat

menyelesaikan persalinan. Pemahaman dapat mengurangi kecemasan dan

dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi apa yang akan terjadi.

Informasi yang diberikan diulang beberapa kali dan jika mungkin berikan

secara tertulis

6.  Memandu persalinan dengan memandu intruksi khusus tentang bernafas,

berelaksasi, dan posisi postur tubuh

Misalnya : bidan meminta klien ketika ada his untuk meneran. Ketika his

menghilang, bidan mengatakan pada ibu untuk bernafas panjang dan

rileks

7.  Mengadakan kontak fisik dengan klien

Kontak fisik dapat dilakukan dengan menggosok punggung, memeluk,

dan menyeka keringat serta membersihkan wajah klien

8.  Memberikan pujian

Pujian diberikan pada klien atas usaha yang telah dilakukannya

9.  Memberikan ucapan selamat kepada klien atas kelahiran bayinya dan

menyatakan ikut berbahagia

Komunikasi terapeutik pada ibu dengan gangguan pikologi saat persalinan dilaksanakan

oleh bidan dengan sikap sebagai orang tua dewasa, karena suatu ketika bidan harus

memberikan perimbangan. ( http://nisa-nirsya.blogspot.com/2007/07/psikologi-pada-

ibu-yang-mengalami.html )

Page 11: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 11/28

 

2.2.3 Baby Blues

2.2.3.1 Pengertian

Baby blues adalah suatu gangguan psikologis sementara yang ditandai dengan

memuncaknya emosi pada minggu pertama setelah melahirkan. ( Siti saleha, 2009 : 48 )

Menurut Cunningham ( 2006 ), baby blue adalah gangguan suasan hati yang

berlangsung selam 3-6 hari pasca melahirkan. ( Ade benih nirwana, 2011 : 63 )

2.1.3.2 Adaptasi psikologis ibu

Satu atau dua hari postpartum, ibu cenderung pasif dan tergantung. Ia hanya

menuruti nasehat, ragu-ragu dalam membuat keputusan, masih berfokus untuk memenuhi

kebutuhannya sendiri, masih menggebu membicarakan pengalaman persalinan. Periode

ini diuraikan oleh Reva Rubin terjadi dalam tiga tahap :

1)  Taking in

a.  Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu pada umumnya pasif 

dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya

b.  Ibu akan mengulang-ulang pengalamnnya waktu bersalin dan melahirkan

c.  Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mencegah gangguan tidur

d.  Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu

biasanya bertambah. Nafsu makan yang berkurang menandakan proses

pengembalian kondisi ibu tidak berlangung normal

2)  Taking hold

a.  Berlangsung 2-4 hari postpartum. Ibu menjadi perhatian pada

kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan

tanggung jawab terhadap janin

Page 12: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 12/28

 

b.  Perhatian teehadap fungsi-fungsi tubuh ( misalnya : eliminasi )

c.  Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan untuk merawat bayi,

misalnya menggendong dam menyusui. Ibu agak sensitive dan merasa

tidak mahir dalam melakukan hal tersebut, sehingga cenderung menerima

nasihat dari bidan karena ia terbuka untuk menerima pengetahuan dan

kritikan yang bersifat pribadi

3)  Letting go

a.  Terjadi setelah ibu pulang kerumah dan sangat berpengaruh terhadap

waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga

b.  Ibu mengambil tangguang jawab terhadap perawatan bayi. Ia harus

beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung, yang

menyebabkan berkurangnya hak ibu dalam kebebasan dan berhubungan

sosial

c.  Pada periode ini umumnya terjadi depresi postpartum

( Bahiyatun, 2009 : 64-65 )

2.1.3.3 faktor-faktor penyebab timbulnya postpartum blues

1)  Faktor hormonal berupa perubahan kadar esterogen, progeteron,

prolaktin dan estriol yang terlalu rendah. Kadar esterogen turun secara

bermakna setelah melahirkan, ternyata esterogen memiliki efek supresi

aktifitas enzim nonadrenalin maupun serotin yang berperan dalam

suasana hati dan depresi

2)  Ketidaknyamanan fisik yang dialami wanita menimbulkan gangguan

pada emotional seperti payudara bengkak, nyeri jahitan, rasa mules

3)  Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan fisik dan emosional

yang kompleks

Page 13: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 13/28

 

4)  Faktor umur dan paritas ( jumlah anak )

5)  Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan

6)  Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan seperti tingkat

pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat

gangguan kejiwaan sebelumnya, sosial ekonomi

7)  Kecukupan dukungan dari lingkungannya ( suami, keluarga dan reman ).

Apakah suami mendukung kehamilan ini, apakah suami mengerti

perasaan istri, apakah suami/keluarga/teman memberikan dukungan fisik 

dan moril misalnya dengan membantu pekerjaan rumah tangga,

membantu mengurus bayi, mendengarkan keluh kesah ibu

8)  Stress dalam keluarga missal faktor ekonomi memburuk, peroalan

dengan uami, problem dengan mertua atau orang tua

9)  Stress yang dialami wanita itu sendiri misalnya ASI tidak keluar, frustasi

karena bayi tidak mau tidur, nangis dan gumoh, stress melihat bayi sakit,

rasa bosan dengan hidup yang dijalani

10) Kelelahan pasca melahirkan

11) Perubahan peran yang diambil ibu. Sebelumnya ibu adalah seorang istri

tetapi sekarang sekaligus berperan sebagai ibu dengan bayi yang sangat

tergantung padanya

12) Rasa memiliki bayi yang terlalu dalam sehingga timbul rasa takut yang

berlebihan akan kehilangan bayinya

13) Problem anak, setelah kelahiran bayi, kemungkinan timbul rasa cemburu

dari anak sebelumnya sehingga hal tersebut cukup menggangu emosional

ibu. ( Suherni ett all, 2009 : 93-94 )

2.2.3.4 Gejala-gejala baby blues

Page 14: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 14/28

 

1.  Reaksi depresi/sedih

2.  Sering menangis

3.  Mudah tersinggung ( iritabilitas )

4.  Cemas

5.  Labilitas perasaan

6.  Cenderung menyalahkan diri sendiri

7.  Gangguan tidur dan gangguan nafsu makan

8.  Kelelahan

9.  Mudah sedih

10. Cepat marah

11. Mood mudah berubah, cepat menjadi sedih dan cepat pula

menjadi marah

12. Perasaan terjebak, marah kepada pasangan dan bayinya

13. Perasaan bersalah

14. Sangat pelupa

( Suherni ett all. 2009 : 91 )

2.2.3.5 Penatalaksanaan

Adapun langkah-langkah untuk mengatasi baby blues ini yaitu sebagai berikut :

1.  Komunikasikan segala permasalahan atau hal lain yang ingin

diungkapkan

2.  Bicarakan rasa cemas yang dialami

3.  Bersikap tulus ikhlas dalam menerima aktivitas dan peran baru setelah

melahirkan

Page 15: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 15/28

 

4.  Bersikap fleksibel dan tidak terlalu perfeksionis dalam mengurus bayi

atau rumah tangga

5.  Belajar tenang dan menarik nafa panjang dan meditasi

6.  Kebutuhan istirahat yang cukup, tidurlah ketika bayi tidur

7.  Berolahraga ringan

8.  Bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru

9.  Dukungan tenaga kesehatan

10. Dukungan suami, keluarga, teman, teman sesama ibu

11. Konultasikan pada dokter atau orang yang professional, agar dapat

meminimalisir factor resipko lainnya dan membantu melakukan

pengawasan

( Suherni ett all, 2009 : 95 )

Beberapa cara peningkatan support mental yang dapat dilakukan keluarga

diantaranya :

1.  Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam mengerjakan

pekerjaan rumah seperti : membantu mengurus bayinya, memasak,

menyiapkan susu dll.

2.  Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi

kesibukan merawat bayi

3.  Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih

perhatian terhadap istrinya

4.  Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir

5.  Memperbanyak dukungan dari suami

6.  Suami menggantikan peran isteri ketika isteri kelelahan

Page 16: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 16/28

 

7.  Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja

melahirkan

8.  Bayi menggunakan pampers untuk meringankan kerja ibu

9.  mengganti suasana, dengan bersosialisasi

10. Suami sering menemani isteri dalam mengurus bayinya

( http://www.ibudanbalita.com/pojokcerdas/depresi-pasca-melahirkan-

dan-baby-blues/5 )

2.2.3.6 Pemeriksaan penunjang

Diluar negri skrining untuk mendeteksi gangguan mood/depresi sudah

merupakan acuan pelayanan pasca persalinan yang rutin dilakukan. Untuk melakukan

skrining ini dapat dipergunakan alat bantu berupa Edineburgh Postnatal Depression Scale

yaitu kuesioner yang dengan validita yang teruji yang dapat mengukur intensitas

perubahan suasana depresi selam 7 hari pasca persalinan. Pertanyaan-pertanyaan

berhubungan dengan labilitas perasaan, kecemasan, perasaan bersalah serta mencakup

hal-hal yang terdapat pada postpartum blues atau baby blues. Kuesioner ini terdiri dari 10

pertanyaan dimana setiap pertanyaan memiliki 4 pilihan jawaban yang mempunyai nilai

skor dam harus dip[ilih satu sesuai dengan gradasi perasaan yang dirasakan ibu pasca

salin aat ini. Pertanyaan harus dijawab sendiri oleh ibu dan rat-rata dapat diselesaiakan

dalam waktu 5 menit. Alat ini juga telah diuji validitasinya di beberapa Negara seperti

Belanda, Swedia, Australia, Italia, dan Indonesia. Edinburgh Postnatal Depression Scale

dapat dipergunakan dalam minggu pertama pasca salin dan bila hasilnya meragukan dpat

diulangi pengisiannya 2 minggu kemudian. ( Suherni ett all, 2009 : 96 )

Page 17: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 17/28

 

2.2.3.7 Pencegahan

Berikut ini beberapa kiat yang mungkin dapat mengurangi resiko baby blues :

1.  Pelajari diri sendiri

Pelajari dan mencari informasi mengenai depresi post partum,

sehingga Anda sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka

Anda akan segera mendapatkan bantuan secepatnya

2.  Tidur dan makan yang cukup

Diet nutrisi cukup penting untuk keehatan, lakukan usaha yang

terbaik dengan makan dan tidur yang cukup. Keduanta penting

selama periode postpartum dan kehamilan

3.  Olahraga

Olahraga adalah kunci untuk mengurangi emosi postpartum.

Lakukan peregangan selama 15 menit dengan berjalan setiap

hari, sehingga membuat anda merasa lebih baik dan menguasai

emosi berlebihan dalam diri Anda

4.  Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan

Jika memungkinkan, hindari membuat keputusan besar seperti

membeli rumah atau pindah kerja, sebelum atau setelah

melahirkan. Tetaplah hidup secera sederhana dan menghindari

stress, sehingga dapat segera dan lebih mudah menyembuhkan

postpartum yang diderita.

Page 18: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 18/28

 

5.  Beritahukan perasaan Anda

Jangan takut untuk berbicara dan mengeskpresikan perasaan

yang Anda inginkan dan butuhkan demi kenyamanan Anda

sendiri. Jika memiliki masalah dan merasa tidak nyaman

terhadap sesuatu, segera beritahukan pada pasangan atau orang

terdekat

6.  Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan

Dukungan dari keluarga atau orang yang Anda cintai selama

melahirkan sangat diperlukan. Certiakan pada pasangan atau

orang tua Anda, atau siapa saja yang bersedia menjadi pendengar

yang baik. Yakinkan diri Anda, bahwa meraka akan selalu

berada disisi Anda setiap mengalami kesulitan

7.  Persiapkan diri dengan baik 

Persiapan sebelum melahirkan sangatlah diperlukan. Ikutlah

kelas senam hamil yang sangat membantu serta buku atau artikel

lainnya yang Anda perlukan. Kelas senam hamil akan sangat

membantu Anda dalam mengetahui berbagai informasi yang

diperlukan, sehingga nantinya Anda tak akan terkejut setelah

keluar dari kamar bersalin. Jika Anda tahu apa yang diinginkan,

pengalaman traumatis saat melahirkan akan dapat dihindari

8.  Lakukan pekerjaan rumah tangga

Pekerjaan rumah tangga setidaknya dapat membantu Anda

melupakan gejolak perasaan yang terjadi selama periode

postpartum. Kondisi Anda yang belum stabil bias Anda curahkan

Page 19: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 19/28

 

dengan memasak atau membersihkan rumah. Mintalah dukunga

dari keluarga dan lingkungan Anda, meski pembantu rumah

tangga Anda telah melakukan segalanya

9.  Dukungan emosional

Dukungan emosi dari lingkungan dan juga keluarga akan

membantu Anda dalam mengatasi rasa frustasi yang menjalar.

Ceritakan kepada mereka bagaimana perasaan serta perubahan

kehidupan Anda, hingga Anda merasa lebih baik 

10. Dukungan kelompok depresi post partum

Dukungan terbaik dating dari orang-orang yang ikut mengalami

dan merasakan hal yang sama dengan Anda. Carilah informai

menganai adanya kelompok depresi postpartum yang bias Anda

ikuti, sehingga Anda tidak merasa sendirian menghadapi

persoalan ini.

( Siti saleha, 2009 : 67-69 )

Page 20: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 20/28

 

BAB III

KERANGKA KONSEP PEMIKIRAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

A.  Kerangka Konsep Pemikiran

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah suatu uraian dan visualisasi

hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau

antara variable yang satu dengan variable yang lain dari masalah yang ingin

diteliti ( Notoatmodjo, 2010 )

Pada penelitian ini yang menjadi variable independennya adalah dukungan psikologis dan

ibu intrapartum dan variable dependennya adalah baby blues, maka kerangka konsepnya

adalah :

Variabel independen Variabel dependen

Deinisi operasional

No Variabel Deinisi

operasional

Cara ukur Alat ukur Skala Hasil ukur

1 Dukungan

psikologis

Motivasi

atau

Pemberian dukungan

psikologis

Ibu intrapartum

Kejadian baby blues 

Page 21: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 21/28

 

support

yang

debrikan

kepada ibu

2 Ibu

intrapartum

Ibu yang

bersalin

3 Baby blues Gangguan

psikologis

ibu dalam

massa post

partum

BAB IV 

METODE PENELITIAN

Page 22: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 22/28

 

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskiptif yang mana

didefinisikan suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat ( Notoatmodjo, 2010

).

Yang bertujuan untuk menadapatkan Gambaran Efektifitas Pemberian Dukungan

Psikologis Kepada Ibu Intrapartum Terhadap Kejadian Babyblues Di Ruang Bersalin

RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah SM Batusangkar Tahun 2012

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Ruang Bersalin RSUD Prof. Dr. M.A

Hanafiah SM Batusaangkar, yang akan dilaksanakan pada bulan februari – 

juli2012

4.3 Populasi Dan Sampel

4.3.1  Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tentunta yang ditetapkan oleh peneliti

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik 

kesimpulannya ( Alimul, Aziz, 2010 )

Populasi yang diambil adalah seluruh ibu bersalin selama 6 bulan pertama yang

ada di Ruang Bersalin RSUD Prof. Dr. M. Ali Hanafiah SM Batusangkar Tahun

2011 yang berjumlah 104 orang.

4.3.2  Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

karakteristik yang dimiliki oleh populasi ( Alimul, Aziz, 2010 )

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus :

21 d  N 

 N n

 

Keterangan :

Page 23: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 23/28

 

n = Besar sampel

N = Besar populasi

d = Tingkat kepercayaan / ketetapan yang diinginkan

(Notoatmodjo, 2002: 92)

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah dalam penelitian ini adalah

21 d  N 

 N n

 

21,01041

104

n

 

04,11

104

n

 

04,2

104n

 

98,50n = 51 orang.

Jadi jumlah sampel adalah sebanyak 51 orang. Teknik 

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Sampel Random

Sampling yaitu pengambilan sampel secara random atau acak, dan sampel

yang diperoleh disebut sampel random ( Notoatmodjo, 2010 )

Adapun criteria sampel adalah sebagai berikut :

a.  Kriteria Inklusi

1)  Bersedia menjadi responden

2)  Bersedia menandatangani lembar persetujuan

Page 24: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 24/28

 

3)  Ibu yang bersalin di Ruang Bersalin RSUD Prof.

Dr. M. Ali Hanafiah SM Batusangkar

b.  Kriteria Eklusi

1)  Tidak bersedia menjadi responden

2)  Tidak bersedia menandatangani lembar persetujuan

3)  Ibu yang bersalin diluar waktu penelitian

4.4  Metode Pengumpulan Data

4.4.1  Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Pengumpulan

data dilakukan dengan cara pengukuran langsung yaitu dengan cara

menggunakan kuesioner dan lembar checklist, yang dilakukan melalui wawancar

terpimpin dan observasi langsung. Kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui ( Arikunto, 2006 )

4.4.2  Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diambil dari instalansi terkait seperti data yang

diperoleh dari rekam medic RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah Batusangkar

4.5  Teknik Pengolahan Data

4.5.1  Mengedit ( Editing )

Page 25: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 25/28

 

Setelah kuesioner dikumpulkan kembali oleh responden, maka setiap kuesioner

diperiksa apakah diisi dengan benar dan lengkap, kemudian apakah tiap

pertanyaan sudah dijawab oleh responden.

4.5.2  Mengkode data ( coding )

Memberikan kode tertentu pada setiap data yang dikumpulkan. Untuk variable

pengetahuan, bila jawaban benar diberi nilai (1) sedangkan bila jawaban salah

diberi nilai (0).

4.5.3  Memasukkan data ( entry )

Yaitu mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak pada master table sesuai dengan

kode jawaban masing-masing pertanyaan oleh responden.

4.5.4  Pembersihan data ( cleaning )

Setelah semua data dimasukkan kedalam bentuk master tabel, kemudian dicek 

kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan

kode, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

4.5.5  Tabulasi data ( tabulating ) 

Data terkumpul dengan baik dalam bentuk master table, kemudian disusun

menurut kategori dan presentase variable yang diteliti, data tersebut

dikelompokkan sesuai dengan tujuan peneliyian yang telah ditetapkan.

( Notoatmodjo, 2010 )

4.6  Analisa Data

4.6.1  Analisa univariate

Data yang dibatasi dan disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dan

analisis dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian sesuai dengan kepustakaan

yang ada untuk mengambil suatu kesimpulan.

Untuk menentukan distribusi dan frekuensi dari tiap variabel digunakan rumus

sebagai berikut :

Page 26: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 26/28

 

 

P =

× 100 %

Ket :

P = Presentase yang dicari

F = Frekuensi jawaban responden

N = jumlah responden

( budiarto, 2002 )

Page 27: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 27/28

 

 

Page 28: Bab I Babyblues

5/14/2018 Bab I Babyblues - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-babyblues 28/28