bab i b. ind

Upload: vanda-love-djavaneis

Post on 09-Jan-2016

56 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ddge

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangBahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).Dalam proses penulisan karya ilmiah ada dua jenis kalimat yang mendapat perhatian penulis, yaitu masalah kalimat dan masalah kalimat efektif. Pernyataan sebuah kalimat bukanlah sebatas rangkaian kata dalam frasa dan klausa. Rangkaian kata dalam kalimat itu ditata dalam struktur gramatikal yang benar unsur-unsurnya dalam membentuk makna yang akan disampaikan secara logis. Kalimat-kalimat dalam penulisan ilmiah harus lebih cermat lagi menata kalimat yang benar dan efektif karena kalimat-kalimat yang tertata itu berada dalam laras bahasa ilmiah. Kalimat dalam tataran sintaksis adalah satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik sebagai pembatas. Sifat predikatif dalam kalimat berstruktur yang dibentuk oleh unsure subjek, unsure predikat,dan unsure objek (S-P+O). Unsur subjek dan predikat itu harus mewujudkan makna gramatikal kalimat yang logis. Konsepsi kalimat itu belum cukup untuk menampilkan kalimat efektif, sehingga diperlukan factor lain dalam perwujudan kalimat menjadi kalimat efektif.

B. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:1. Apakah pengertian kalimat efektif?2. Bagaimana ciri-ciri kalimat efektif?3. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?4. Bagaimana struktur kalimat efektif?

C. Tujuan Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui pengertian kalimat efektif2. Untuk mengetahui ciri-ciri kalimat efektif 3. Untuk mengetahui syarat yang mendasari kalimat efektif4. Untuk mengetahui struktur kalimat efektif

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat Efektif Kalimat efektif adalah satuan bahasa (kalimat) yang secara tepat harus mewakili gagasan atau perasaan penulis dan harus pula dimengerti oleh pembaca sebagaimana yang dimaksudkan penulis. Jadi, kalimat efektif merupakan kalimat yang harus tepat sasaran dalam penyampaian dan pemberian bagi pembacanya. Disamping kaidah yang ada dalam kalimat, kalimat efektif perlu memperhatikan persyaratasn dan menghindari hal-hal yang menyalahi kalimat efektif. (Dikti, 2013)Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca.(Rahayu: 2007)Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat.(Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca.(Arifin: 1989)Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca.(Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan.(Arif HP: 2013)Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan (informasi) secara singkat, lengkap, dan mudah diterima oleh pendengar. Yang dimaksud singkat adalah hemat dalam penggunaan kata kata. Hanya kata-kata yang diperlukan yang digunakan. Sebaliknya , kata kata yang mubazir tidak perlu digunakan. Penggunaan kata-kata mubazir berarti pemborosan. Hal ini tentu bertentangan dengan prinsip kalimat efektif yang hemat. (Djoko Purwanto, 2005)Meskipun hemat dalam penggunaan kata, kalimat efektif tetap harus lengkap. Artinya,kalimat itu harus dapat menyampaikan semua informasi yang memang harus disampaikan. Sedemikian lengkapnya sehingga kalimat efektif mampu menibulkan pengaruh, meninggalkan kesan, atau menghasilkan akibat. Selanjutnya, kalimat efektif harus dapat dipahami pendengar dengan cara yang mudah dan menarik. Selain itu, kalimat efektif harus mematuhi kaidah struktur bahasa dan mencerminkan cara berpikir yang masuk akal(logis). (Djoko Purwanto, 2005)Kalimat-kalimat dibawah ini termasuk kalimat yang tidak efektif :a. Rumah daripada orang tuanya di Jalan Dipponegorob. Mereka saing tarik-menarik selendang berwarna agak kemerah-merahanc. Itu buku saya sudah baca dua kalid. Dalam kecelakaan itu dua orang gugur seketikae. Di took itu menjual sepatu olehraga berbagai ukuranKalimat-kalimat diatas menjadi efektif setelah diubah seperti dibawah ini.a. Rumah orang tunya di Jalan Diponegorob. Mereka saling menarik selendang agak merahMereka tarik-menarik selendang kemerah-merahan c. Buku itu sudah say abaca dua kalid. Dalam kecelakaan itu dua orang tewas seketikae. Di took itu dijual sepatu olahraga berbagai ukuranTook itu menjual sepatu olahraga berbagai ukuran

B. Ciri-ciri Kalimat Efektif1. KesejajaranMemiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan, Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.Kalimat itu harus diubah :a. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalanb. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.2. KehematanKalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya, Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.Kalimat yang benar adalah :Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.3. PenekananKalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.Caranya:a. Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.Contoh :a) Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainb) Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.b. Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel lah, -pun, dan kah.Contoh :a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.b) Kami pun turut dalam kegiatan itu.c) Bisakah dia menyelesaikannya?c. Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.Contoh : Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.d. Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.Contoh :a) Anak itu tidak malas, tetapi rajin.b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.4. KelogisanKalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.Contoh :Waktu dan tempat saya persilakan, Kalimat ini tidak logis/tidak masukakal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapatdipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya :Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.5. KesepadananYang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini :a. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.Contoh:a) Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)b) Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)b. Tidak terdapat subjek yang ganda.Contoh:a) Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.b) Saat itu saya kurang jelas.Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :a) Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.b) Saat itu bagi saya kurang jelas.c) Kalimat penghubung intra kalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.Contoh:a) Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.b) Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut :a) Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama atau Kami datang terlambat, Oleh karena itu kami tidak dapat mengikuti acara pertama.b) Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.

c. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.Contoh:a) Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.b) Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.Perbaikannya adalah sebagai berikut:a) Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.b) Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.6. KeparalelanYang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.Contoh:a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu, Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut :Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.7. KetegasanYang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).Contoh:Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.Penekanannya ialah presiden mengharapkan.Contoh:Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa danNegaranya.Penekanannya Harapan presiden.Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.b. Membuat urutan kata yang bertahapContoh:Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.Seharusnya :Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).Contoh:Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkanContoh:Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).Contoh:Saudaralah yang bertanggung jawab.

8. Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan KataYang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda.Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut :a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswaatau perguran tinggi.Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus riburupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.Perhatikan kalimat berikut :Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi : Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.9. KepaduanYang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidaksimetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.Misalnya:Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradabKalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.Contoh:Surat itu saya sudah bacaSaran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk :a. Surat itu sudah saya baca.b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentangantara predikat kata kerja dan objek penderita.Perhatikan kalimat ini :a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.Seharusnya:a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.C. Syarat Kalimat Efektif1. Fungsi Gramatikal Dalam Kalimat Efektif Atau Kesatuan Fungsi Gramatikal Fungsi gramatikal atau unsure struktur dalam kalimat dikenal dengan istilah subjek, predikat, objek, pelengkap,, dan keterangan yang dirumuskan atau disingkat menjadi S + P + (O/Pel.) + (Ket) Ket :S : adalah subjekP : adalah predikat O : adalah objekPel : adalah pelengkapKet. : adalah keterangan.Fungsi subjek dan fungsi predikat harus ada dan jelas dalam kalimat dan secara fakultatif diperlukan fungsi objek, fungsi pelengkap, dan fungsi keterangan.SUBJEK adalah fungsi kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis. Posisi subjek dalam kalimat bebas, yaitu terdapat pada awal, tengah, atau akhir kalimat.PREDIKAT adalah fungsi kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis tentang subjek. Posisi predikat dalam kalimat juga bebas,kecuali tidak boleh di belakang objek dan di belakang pelengkap.OBJEK adalah fungsi kalimat yang melengkapi kata kerja aktif dan kata kerja pasif sebagai hasil perbuatan, yang dikenai perbuatan, yang menerima, atau yang diuntungkan oleh perbuatan sebagai predikat. Fungsi objek selalu terletak di belakang predikat berkata kerja transitif.PELENGKAP adalah fungsi yang melengkapi fungsi kata kerja berawalan ber- dalam predikat, sehingga predikat kalimat menjadi lebih lengkap. Posisi pelengkap dalam kalimat terletak di belakang predikat berawalan berKETERANGAN adalah fungsi kalimat yang melengkapi fungsi-fungsi kalimat,yaitu melengkapi fungsi subjek, fungsi predikat, dan fungsi objek, atau fungsi semua unsure dalam kalimat. Posisi keterangan dalam kalimat bebas dan tidak terbatas. Tidak terbatas dimaksudkan fungsiketerangan dalam dapat lebih dari satu pada posisi bebas yang sesuai dengan kepentingan fungsi-fungsi kalimat.Perhatikanlah posisi fungsi-fungsi kalimat berikut :a. Setelah bekerja selama tiga hari,panitia pelaksana seminar lingkungan hidup itu berhasil merumuskan undang-undang kebersihan tata kota Jakarta di Kantor DPD DKI Jakarta. (P-Pel-S-P-O-K)b. Keputusan hakim perlu ditinjau kembali.( S P)c. Perlu ditinjau kembali keputusan hakim. (P S)d. Kelompok Pialang (broker) berbicara tentang fluktuasi harga sama IHSG. (S P Pel.) e. Selama tahun 2012 fluktuasi harga saham IHSG mengalami kenaikan yang signifikan sebanyak 12 kali di Bursa Efek Jakarta (K S P O K) f. Pengacara tersebut mempelajari undang-undangpencemaran nama baikdan membandingkannya dengan Undang-undang Dasar RI. (S1 P1 O1 P2 K)g. Evaluasi pembelajaran mahasiswa meliputi empat komponen, yaitu komponen UTS,komponen UAS, komponen kehadiran, dan komponen makalah ilmiah. (S1 P1 O1 K1 K2- K3 K4)h. Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadah dengan leluasa. (S3- P3 S1 P1 S2 P2) Contoh kalimat majemuk dalam posisi fungsi yang berbeda : a. Bahwa kemerdekaan itu hak semua bangsa sudahdiketahui semua orang. ( S1 (konjungsi + S2 + P2) - P1 - O1.)b. Dosen mengatakan bahwa komponen nilai UAS berbobot 40%. (S1 -P1 - O1 (S2+P2)).c. Hasil UAS mahasiswa dibatalkan jika mahasiswaketahuan mencontek. (S1 P1 K1 (S2+P2)).d. Kelompok C berpresentasi dan tim juri menilainya. (S1 P1 + S2 P2)e. Kinerja bisnis mulai membaik dan perkembangan ekonomi menjadi stabil setelah pemilu berlangsung damai. (S1 - P1 + S2 P2 + (S3 + P3). (Dikti, 2013)2. Kepaduan (Koherensi) Dalam KalimatKepaduan atau keherensi dalam kalimat efektif adalah hubungan timbal balik atau hubungan kedua arah di antara kata atau frasa dengan jelas, benar, dan logis. Hubungan timbal baik terjad dapat antarkata dalam frasa satu unsure atau dapat terjadi antar frasa dalam antarfungsi dalam kalimat. Hubungan antarfungsi itu dapat menimbulkan kekacauan makna gramatikal kalimat. Perhatikanlah contoh kalimat yang berprasyarat koherensi.Contoh kalimat yang TIDAK KOHERENSIFa. Setiap hari dia pulang pergi Bogor Jakarta dengan kereta apib. Oleh panitia seminar makalah itu dimasukkan ke dalam antologi.c. Pelaksanaan seminar itu karena jalan macet harus ditunda satu jam kemudian.Pembetulan kalimat yang KOHERENSIF a. Setiap hari dia pergi pulang BogorJakarta dengan kereta api b. Makalah seminar itu dimasukkan ke dalamantologi.c. Karena jalan macet,pelaksanaan seminar itu ditunda satu jamkemudian.3. Kehematan Kalimat Atau Ekonomi BahasaKehematan atau ekonomi bahasa adalah penulisan kalimat yang langsung menyampaikan gagasan ataupesan kalimat secara jelas, lugas, dan logis. Kalimat yang hemat dalam penulisan menghin dari dan memperhatikan hal-hal berikut : a. Penulis menggunakan kata bermakna leksikal yang jelas dan lugas dan penenpatan afiksasi yang benar.b. Penulis menghindari subjek yang sama dalam kalimat majemuk.c. Penulis menghindari pemakaian hiponimi dan sinonimi yang tidak perlu.d. Penulis menghindari penggunaan kata depan (preposisi) di depan kalimat dan di depan subjek.e. Penulis menghindari penggunaan kata penghubung (konjungsi) di depan subjek dan di belakang predikat yang berkata kerja transitif. f. Penulis menghindari kata ulang jika sudah ada kata bilangan tak tentu di depan kata benda.g. Penulis menghindarifungsi tanda baca dan pengulangan kata dalam rincian.h. Penulis menghindariketerangan yang berbelit-belit dan panjang yang seharusnya ditempatkan dalam catatan kaki (footnotes).i. Penulis menghindari pemborosan kata dan afiksasi yang tidak jelas fungsinya. (Dikti, 2013)Contoh kalimat yang kurang memperhatikan ekonomi bahasa. a. Dalam ruangan ini kita dapat menemukan barang-barang, antara lain seperti meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain.b. Karena modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kreditc. Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akandipimpin oleh Sdr. Tadjudin. Kalimat yang memperhatikan ekonomi bahasa berikut.a. Dalam ruangan ini kita dapat menemukan meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain.b. Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemahmemperoleh kredit.Modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.c. Pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.Apabila pada hariitu saya berhalangan hadir, rapat akandipimpin oleh Sdr. Tadjudin.4. Penekanan dalam Kalimat Efektif Dalam kalimat efektif penekanan atau penonjolan adalah upaya penulis untukmemfokuskan kata atau frasa dalamkalimat. Penekanan dalam kalimat dapat berupa kata,frasa,klausa, dalam kalimat yang dapat berpindah-pindah. Namun,penekanan tidak sama dengan penentuan gagasan utama dan ekonomi bahasa. Penekanan dapat dilakukan dalamkalimat lisan dan kalimat tulis. Pada kalimat lisan,penekanan dilakukan dengan intonasi yang dapat disertai mimik muka dan bentuk nonverbal lainnya. Penekanan dalam kalimat tulis dapat dilakukan dengan cara-cara berikut : a. Mutasi, yaitu mengubah posisi kalimat dengan menempatkan bagian yang dipenting pada awal kalimat. Contoh: Minggu depan akan diadakan seminar Pencerahan Pancasila bagi Mahasiswa. (Dikti, 2013)b. Repetisi, yaitu mengulang kata yang sama dalam kalimat yang bukan berupa sinonim kata. Contoh: Kalau pimpinan sudah mengatakan tidak tetap tidak.c. Kursif, yaitu menulis miring, menghitamkan, atau menggarisbawahi kata yang dipentingkan. Contoh:Bab II skripsi ini tidak membicarakan fluktuasi harga saham.d. Pertentangan,yaitu menempatkan kata yang bertentangan dalam kalimat. Pertentangan bukan berarti antonym kata.Contoh:Dia sebetulnya pintar tetapi malas lkuliah. e. Partikel, yaitu menempatkan paretikel (lah,kah, pun,per, tah) sebelum atau sesudah kata yang dipentingkan dalam kalimat. Contoh: Dalam berdemokrasi, apa pun harus transparan kepada rakyat. f. Penekanan dalamkalimat tidak berarti penonjolan gagasan kalimat atau bukan ekonomi bahasa.5. Kesejajarandalam Kalimat (Paralelisme) Kesejajaran (paralelisme) adalah upaya penulis merinci unsure yang samapenting dan sama fungsi secra kronologis danlogis dalam kalimat. Dalamkalimat dan paragraph, raincian itu harus menggunakan bentuk bahasa yang sama, yaitu rincian sesame kata, sesame prasa,sesama kalimat. Kesamaan bentuk dalam paralelisme menjaga pemahaman yang fokus bagi pembaca dan sekaligus menunjukkan kekonsistenan sebuah kalimat dalam penulisan karya ilmiah. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kesejajaran rincian kalimat efektif adalah sebagai berikut :a. Tentukanlah apakah kesejajaran beradabentuk bahasa kalimat atau paragraf.b. Jika urutan rincian dalam bentuk frasa, rincian uruan berikut harus dalam bentuk frasa juga.c. Penomoran dalam rincian harus konsisten.d. Perhatikanlah penempatan tanda baca yang benar. e. Hindarilah gejala ekonomi bahasa yang bermakna sama, seperti : a) sepertidan lain lain, antara lain..b) Sebagai berikut, yakni:.Perhatikanlah contoh kesejajaran yang benar berikut.Kami sangat mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara pada :hari :,tanggal:.,waktu: .,acara: ., dan Tempat: .. (Dikti, 2013)6. Kevariasian Dalam Kalimat EfektifKevariasian dalam kalimat efektif adalah upaya penulis menggunakanberbagai pola kalimat dan jenis kalimat untuk menghindari kejenuhan ataukemalasan pembaca terhadapteks karangan ilmiah. Fungsi utama kevariasian ini adalah menjaga perhatian dan minat baca terhadap teks ilmiah berlanjut bagi pembaca. Pada dasarnya kevariasian adalah upaya penganekaragaman pola, bentuk, dan jenis kalimat agar pembaca tetap termotivasi membaca dan memahami teks sebuah karangan ilmiah. Agar kevariasi dapat menjaga motivasi pembaca terhadap teks, penulis perlu memperhatikan hal-hal berikut :a. Awal kalimat tidak selalu dimulai dengan unsure subjek, tetapi kalimat dapat dimulai dengan predikat dan keterangan sebagai variasi dalam penataan pola kalimat.b. Kalimat yang panjang dapat diselingi dengan kalimat yang pendek.c. Kalimat berita dapat divariasikan dengan kalimat Tanya, kalimat perintah, dan kalimat seruan.d. Kalimat aktif dapat divareiasikan dengan kalimat pasif.e. Kalimat tunggal dapat divariasikan dengankalimat majemuk.f. Kalimat taklangsung dapat divariasikan dengan kalimat langsung.g. Kalimat yang diuraikan dengan kata-kata dapat divariasikan dengan tampilan gambar,bagan,grafik, kurva, marik, dan lain-lain. Apa pun bentuk kevariasian yang dilakukan oleh penulisjangan sampai mengubah atau keluar dari pokok masalah yang dibicarakan. Contoh kalimat dengan variasinya.a. Dari renungan itu seorang manajer menemukan suatu makna, suatu realitas yang baru, suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yangmenjiwai bisnisnya ke depan.b. Seorang ahli Inggris mengemukakan bahwa seharus tidak dibangunpelabuhan samudera. Namun, pemerintah tidak memutuskan demikian. Memang cukup banyak mengendorkan semangat kalau melihat keadaan di Indonesia belahan Timur meskipun fasulitas pengangkutan laut dan udara sudahbanyak dibangun. (Variasi kalimat dengan kata berawalan me- dan berawalan di-).7. Penalaran dalam Kalimat EfektifPenalaran (reasoning) adalah proses mental dalam mengembangkan pikiran logis (nalar) dari beberapa fakta atau prinsip (KBBI,2005:772). Halyang diutamakan dalam penalaran adalah proses berpikr logis dan bukandengan perasaan atau bukan pengalaman. Penalaran tidak akan tercapai jikatidak didukung oleh kesatuan dan kepaduan kalimat. Dalam penalaran alur berpikirlah ang ditonjolkan agar kalimat dapat dipertanggungjawabkan dandapat dipahami dengan benar dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman atau salah kaprah. Kesatuan pikiran akan logis jika didukung atau dikaitkan dari gabungan unsur atau fungsi kalimat. Hubungan logis dalam kalimat dapat dilihat melalui kaitan antar unsur dankaitan antar bagian kalimat. Hubungan logis dalam kalimat terdiri atas tiga jenis hubungan berikut :a. Hubungan logis koordinatif adalah hubungan setara di antara bagian-bagian kalimat dalam kalimat majemuk setara. Hubungan logis koordinatif ini ditandai dengan konjungsi dan, serta, tetapi, atau melainkan, sedangkan, padahal.Contoh: Mobil itu kecil tetapi pajaknya sangat besar.b. Hubungan logis korelatif adalah hubungan saling kait di antara bagian kalimat. Hubungan korelatif ini ditandai oleh konjungsi berikut :a) Hubungan penambahan : baik.maupun, tidak hanya..., tetapi juga.. (Dikti, 2013)b) Hubungan perlawanan : tidak.., tetapi.., bukan melainkanc) Hubungan pemilihan : apakah., atau.., entah.entahd) Hubungan akibat : demikian . sehingga, sedemikian rupa, sehinggae) Hubungan penegasan : jangankan..,pun..c. Hubungan logis subordinatif adalah hubungan kebergantungan di antara induk kalimat dan anak kalimat. Contoh: Dosen itu tidak masuk karena rumahnya kebanjiran. Hubungan subordinatif dalam kalimat majemuk tak setara (bertingkat) cukup banyak hubungan antara induk kalimat dan anak kalimat yangditandai dengan konjungsi-konjungsi berikut :a. Hubungan waktu : ketika,setelah, sebelumb. Hubungan syarat : jika,, kalau, jikalau,c. Hubungan pengandaian : seandainya andaikan,andai kata,d. Hubungan tujuan : untuk, agar,supaya, e. Hubungan perlawanan : meskipun,walaupun, kendatipun, f. Hubungan pembandiungan : seolah-olah, seperti, daripada, alih-alih,g. Hubungan sebab : sebab,karena, oleh sebab,lantaran,h. Hubunganhasil/akibat : sehingga, maka, sampai (sampai)i. Hubungan alat : dengan, tanpaj. Hubungan cara : dengan, tanpa, k. Hubungan pelengkap : bahwa, untuk, apakah,l. Hubungan keterangan : yang, m. Hubungan perbandingan : sama.dengan, lebih.daripada, berbeda..dari Contoh kalimat yang salah karena tidak logis (salah nalar)a. Di antara masalah nasional yang penting itu mencantumkan masalah MPKT dalam pendidikan (SALAH).Di antara masalah pendidikan nasional itu tercantum masalah MPKT dalam pendidikan (BENAR)b. Untuk mengetahui baik buruk pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari. (SALAH)Baik buruk pribadi seseorang dapat dilihat dari pribadinya sehari-hari.(BENAR)c. PT Gudang Garam termasuk lima penghasil terbesar devisa negara tahun 2010. (SALAH)PT Gudang Garam termasuk lima besar penghasil devisa negara tahun2010. (BENAR).d. Meskipun dia datang terlambat, namun dia dapat menyelesaikanmasalah itu. (SALAH)Meskipun datangterlambat, dia dapat menyelesaikan masalah itu.(BENAR)Dia datang terlambat, namun dapat menyelesaikan masalah itu. (BENAR)e. Dia membantah bahwa bukan dia yang korupsi tetapi staf keunganperusahaan. (SALAH)Dia menyatakan bahwa bukan dia yang korupsi melainkan staf keuangan perusahaan. (BENAR). (Dikti, 2013)

D. Struktur Kalimat EfektifStruktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah.Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai bahasa itu.Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan :a. Buat Papa menulis surat saya.b. Surat saya menulis buat Papa.c. Menuis saya surat buat Papa.d. Papa saya buat menulis surat.e. Saya Papa buat menulis surat.f. Buat Papa surat saya menulis.Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan struktural pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan pengertian. Agar hal ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati hokum yag sudah dibiasakan.

BAB IIIPENUTUP

A. Simpulan Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya yaitu:a. Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).b. Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, kelogisan.B. Saran Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan simpel. Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan saran bagi pembahasan materi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dkk. 2001. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : ErlanggaArifin, Zaenal. 1989. Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta : Mediyatama Sarana PerkasaMateri Mata Kuliah Bahasa Indonesia, 2013, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Nasucha, Yakub dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta : Media PerkasaRahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonnesia di Perguruan Tinggi. Jakarta : GrasindoBahasa Indonesia Kalimat Efektif | 23