bab i

4
BAB I BERFIKIR KRITIS DAN BERSIKAP DEMOKRATIS Berpikir adalah fungsi akal. Dengan berpikir, manusia memanfaatkan akalnya untuk memahami hakikat segala sesuatu. Hakikat segala sesuatu adalah kebenaran, dan kebenaran yang sejati adalah Allah Swt. Dengan berpikir, manusia mengenal Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Maka, berpikir adalah awal perjalanan ibadah yang tanpa-Nya ibadah menjadi tak bernilai. Jika berkaitan dengan ibadah suadah ada ketentuan yang terperinci dari Allah Swt. Adapun dalam kehidupan ini banyak sekali masalah yang kita hadapi selain ibadah. Salah satu cara menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan bermusyawarah. Musyawarah adalah suatu kelaziman fitrah manusia dan termasuk tuntutan stabilitas suatu masyarakat. Musyawarah bukanlah tujuan pada asalnya, melainkan disyariatkan dalam agama islam untuk mewujudkan keadilan di antara manusia dan juga untuk memilih perkara yang paling baik bagi mereka sebagai perwujudan tujuan-tujuan syariat dan hukum-hukumnya. Sebagai warga negara yang baik, dalam bermusyawarah kita harus mengedepankan kepentingan bersama, jangan hanya mengedepankan kepentingan pribadi. Berikan masukan dengan berpikir secara kritis dan menghormati perndapat orang lain. 1. Makna Berpikir Kritis Berpikir kritis, sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang valid (sah) serta argumen yang akurat. Warga negara yang demokrat hendaknya selalu bersikap kritis, baik terhadap kenyataan empiris (realitas sosial,budaya, dan politik) maupun terhadap kenyataan supraempiris (agama, mitologi, dan kepercayaan). Sikap kritis juga harus ditujukan pada diri sendiri. Sikap kritis pada diri sendiri itu tentu disertai sikap kritis terhadap pendapat yang berbeda. Tentu saja sikap kritis ini harus didukung oleh sikap yang bertanggung jawab terhadap apa yang drkritisi.

Upload: eko-setyawan

Post on 06-Jan-2017

41 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i

BAB I

BERFIKIR KRITIS DAN BERSIKAP DEMOKRATIS

Berpikir adalah fungsi akal. Dengan berpikir, manusia memanfaatkan akalnya untuk

memahami hakikat segala sesuatu. Hakikat segala sesuatu adalah kebenaran, dan kebenaran yang

sejati adalah Allah Swt. Dengan berpikir, manusia mengenal Allah dan mendekatkan diri

kepada-Nya. Maka, berpikir adalah awal perjalanan ibadah yang tanpa-Nya ibadah menjadi tak

bernilai.

Jika berkaitan dengan ibadah suadah ada ketentuan yang terperinci dari Allah Swt. Adapun

dalam kehidupan ini banyak sekali masalah yang kita hadapi selain ibadah. Salah satu cara

menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan bermusyawarah.

Musyawarah adalah suatu kelaziman fitrah manusia dan termasuk tuntutan stabilitas suatu

masyarakat. Musyawarah bukanlah tujuan pada asalnya, melainkan disyariatkan dalam agama

islam untuk mewujudkan keadilan di antara manusia dan juga untuk memilih perkara yang

paling baik bagi mereka sebagai perwujudan tujuan-tujuan syariat dan hukum-hukumnya.

Sebagai warga negara yang baik, dalam bermusyawarah kita harus mengedepankan kepentingan

bersama, jangan hanya mengedepankan kepentingan pribadi. Berikan masukan dengan berpikir

secara kritis dan menghormati perndapat orang lain.

1. Makna Berpikir Kritis

Berpikir kritis, sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang

valid (sah) serta argumen yang akurat. Warga negara yang demokrat hendaknya selalu bersikap

kritis, baik terhadap kenyataan empiris (realitas sosial,budaya, dan politik) maupun terhadap

kenyataan supraempiris (agama, mitologi, dan kepercayaan). Sikap kritis juga harus ditujukan

pada diri sendiri. Sikap kritis pada diri sendiri itu tentu disertai sikap kritis terhadap pendapat

yang berbeda. Tentu saja sikap kritis ini harus didukung oleh sikap yang bertanggung jawab

terhadap apa yang drkritisi.

Page 2: Bab i

Sikap kritis dalam suasana demokrasi juga perlu didukung dengan kemampuan untuk

menyelesaikan masalah secara damai. Masalah yang berasal dari perbedaan pendapat dapat

berujung konflik, untuk itu perlu ditekankan penyelesaian masalah dilakukan dengan damai

bukan kekerasan.

2. Makna Bersikap Demokratis

Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan (etimologis) dan istilah (terminologis).

Secara etimologis, demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu demos

yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan cratein atau cratos yang berarti kekuasaan

atau kedaulatan. Adapun secara terminologis, demokrasi adalah bentuk mekanisme sistem

pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga

negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintahan negara tersebut.

Dengan demikian, makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan benegara

mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-masalah

mengenai kehidupannya, termasuk dalam hal kebijakan negara karena kebijakan tersebut akan

menentukan kehidupan rakyat. Maka, negara yang menganut sistem demokrasi adalah negara

yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat. Dari segi organisasi,

demokarasi berarti pengorganisasiannegara yang dilakukan rakyat sendiri atau atas

persetujuannrakyat karena kedaulatan berada di tangan rakyat

Dalam agama islam, sejatinya tidak dikenal istilah demokrasi. Orang-orang islam hanya

mengenal kebebasan (al-hurriyah) yang merupakan pilar utama demokrasi yang diwarisi

semenjak zaman nabi Muhammad saw., termasuk didalamnya kebebasan memilih pemimpin,

mengelola negara secara bersama-sama (syura), kebebasan mengkritisi penguasa, dan kebebasan

berpendapat.

Basis empiriknya, demokrasi dan agama memiliki perbedaan yang mendasar. Demokrasi berasal

dari pergumulan pemikiran filosofis manusia, sedangkan agama berasal dari wahyu. Meskipun

keduanya dikatakan berbeda dalam basis empirik, dalam kaitan berbasis dialektis agama dapat

Page 3: Bab i

memberikan dukungan positif terhadap demokrasi dan demokrasi sendiri dapat memberikan

peluang bagi proses pendewasaan kehidupan bernegara

Dukungan positif yang diberikan bukan berarti mutlak bahwa semua menurut demokrasi adalah

benar. Islam juga mencerminkan demokrasi, tetapi islam tidak mengenal paham demokrasi yang

memberikan kekuasaan besar kepada rakyat untuk menetapkan segala hal. Piagam Madinah yang

dimunculkan oleh Nabi Muhammad saw. dan umat islam di Madinah merupakan konsep pertama

di dalam dunia islam mengenai demokrasi.

Makna demokrasi adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, kemudian melindungi semua

kepentingan rakyat. Jadi, islam sebenarnya identik dengan demokrasi, tetapi demokrasi dalam

islam memiliki perbedaan-perbedaan dengan demokrasi yang dicetuskan.

3. Ayat-ayat Alquran tentang Berpikir Kritis dan Bersikap Demokratis

1. Surah Ali 'Imran Ayat 190-191

Artinya: “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan

siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-

orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan

mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan

kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah

kami dari azab neraka.” (QS. Ali-‘Imran: 190-191).

Dalam ayat 190 menjelaskan bahwa sesungguhnya dalam tatanan langit dan bumi serta

keindahan perkiraan dan keajaiban ciptaan-Nya juga dalam silih bergantinya siang dan

malam secara teratur sepanjang tahun yang dapat kita rasakan langsung pengaruhnya

pada tubuh kita dan cara berpikir kita karena pengaruh panas matahari, dinginnya malam,

Page 4: Bab i

dan pengaruhnya yang ada pada dunia flora dan fauna merupakan tanda bukti yang

menunjukan keesaan Allah Awt., kesempurnaan pengetahuan dan kekuasaannya.

2. Surah Ali 'Imran Ayat 159

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah swt-lah kamu berlaku lemah lembut

terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka

menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan ampunan

bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, dan apabila kamu

telah membulatkan tekad maka berdakwahlah kepada Allah swt, sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (QS. Ali Imran: 159).

Surah Ali 'Imran ayat 159 membahas tentang tata cara melakukan musyawarah. Ayat ini

diturunkan sebagai teguran terhadap sikap para sahabat Rasulullah Saw. yang telah

menyepakati keputusan musyawarah dalam menerapkan strategi Perang Uhud, tetapi

mereka melanggar kesepakatan tersebut. Oleh karena sikap melanggar dari keputusan

musyawarah dalam Perang Uhud, kaum muslimin menjadi sulit mengalahkan musuh.