bab i

31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperemesis gravidarum merupakan penyakit yang khas karena tidak semua orang mengalami, melainkan hanya dapat ditemukan pada wanita hamil. Ciri khas yang paling menonjol yaitu mual dan muntah, dan biasanya terjadi pada pagi hari sehingga biasa disebut dengan “morning sickness”. Secara etiologi faktor penyebab dari hiperemesis gravidarum belu diketahui secara pasti, namun banyak faktor yang telah dikemukakan mulai dari faktor prediposisi, faktor organik, faktor psikologik, hingga faktor endokrin. Penatalaksanaannya pun bertahap bergantung pada manifestasi klinis. Hiperemesis dianggap ringan bila bisa dirawat dirumah dan tidak memerlukan perawatan secara intensif di rumah sakit. Pemberian health education sangatlah penting supaya kondisi

Upload: alistia-andini

Post on 14-Jul-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

NN

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hiperemesis gravidarum merupakan penyakit yang khas karena tidak

semua orang mengalami, melainkan hanya dapat ditemukan pada wanita

hamil. Ciri khas yang paling menonjol yaitu mual dan muntah, dan biasanya

terjadi pada pagi hari sehingga biasa disebut dengan “morning sickness”.

Secara etiologi faktor penyebab dari hiperemesis gravidarum belu

diketahui secara pasti, namun banyak faktor yang telah dikemukakan mulai

dari faktor prediposisi, faktor organik, faktor psikologik, hingga faktor

endokrin. Penatalaksanaannya pun bertahap bergantung pada manifestasi

klinis. Hiperemesis dianggap ringan bila bisa dirawat dirumah dan tidak

memerlukan perawatan secara intensif di rumah sakit. Pemberian health

education sangatlah penting supaya kondisi fisik maupun psikologis

menjadi lebih baik. Bila terjadi dehidrasi tidak sampai berat, nutrisi dapat

terpenuhi mengingat ibu hamil sangat perlu asupan nutrisi untuk dirinya

maupun janinnya.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada

hiperemesis gravidarum ringan.

Page 2: BAB I

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengertian hiperemis gravidarum.

b. Untuk mengetahui etiologi hiperemis gravidarum.

c. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemis gravidarum.

d. Untuk mengetahui manifestasi klinis hiperemis gravidarum.

e. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang hiperemis gravidarum.

f. Untuk mengetahui komplikasi hiperemis gravidarum.

g. Untuk mengetahui diagnosis banding hiperemis gravidarum.

h. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemis gravidarum.

i. Untuk mengetahui asuhan keperawatan hiperemis gravidarum.

Page 3: BAB I

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada

wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada

umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).

Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul

setiap saat bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6

minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10

minggu.

Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan)

adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian

luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan

(Ben-Zion, MD, Hal:232).

Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan

selama kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112).

B. Etiologi

Belum diketahui secara pasti, faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan:

1. Primigravida, molatudatidosa, diabetes, kehamilan ganda akibat

kenaikan HCG.

2. Faktor organik : alergi, masuknya vili korialis dalam sirkulasi

maternal, perubahan metabolic.

Page 4: BAB I

3. Faktor psikologi : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan,

rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul

tanggung jawab dan sebagainya.

4. Faktor endokrin : hipertyroid, diabetes, progesteron yang

menyebabkan pengosongan lambung menurun pada awal kehamilan.

C. Patofisiologi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang

biasa terjadi pada trimester I. Bila perasaan terjadi terus-menerus dapat

mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk

keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis

dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton

darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan

plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai

menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.

Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang

pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan

gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan

keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus

dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan

gastrointestinal.

Page 5: BAB I

Pathways

Faktor alergi Faktor predisposisi Peningkatan estrogen

Penurunan pengossongan lambung

Peningkatan tekanan gaster

Emesis gravidarum

Penyesuaian Komplikasi

Hiperemesis gravidarum

Intake nutrisi menurun Kehilangan cairan berlebih

Dehidrasi Gangguan nutrisi kebutuhan tubuh Pengeluaran nutrisi

berlebihan

hemokonsentrasiCairan eksta seluler

dan plasma

Aliran darah ke jaringan menurunGangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit

Metabolisme intra sel menurun

Perfusi jaringan otak

Penurunan kesadaran

Otot lemah

Kelemahan tubuh

Intoleransi aktifitas

Page 6: BAB I

D. Manifestasi Klinis

Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis

gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari

sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh

dianggap sebagai Hiperemesis gravidarum. Menurut berat ringannya gejala

dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :

Tingkatan I (ringan)

- Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan

umum penderita.

- Ibu merasa lemah.

- Nafsu makan tidak ada.

- Berat badan menurun.

- Merasa nyeri pada epigastrium.

- Nadi meningkat sekitar 100 per menit.

- Tekanan darah menurun.

- Turgor kulit berkurang.

- Lidah mengering.

- Mata cekung.

Tingkatan II (sendang)

- Penderita tampak lebih lemah dan apatis.

- Turgor kulit mulai jelek.

- Lidah mengering dan tampak kotor.

- Nadi kecil dan cepat.

Page 7: BAB I

- Suhu badan naik (dehidrasi).

- Mata mulai ikterik.

- Berat badan turun dan mata cekung.

- Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.

- Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi acetonuria.

Tingkatan III (berat)

- Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari

somnolen sampai koma).

- Dehidrasi hebat.

- Nadi kecil, cepat dan halus.

- Suhu badan meningkat dan tensi turun.

- Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal

dengan enselopati wernicke dengan gejala nistagmus,

diplopia dan penurunan mental.

- Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.

E. Pemeriksaan Penunjang

Elektrolit darah dan urinalisis.

F. Komplikasi

Hiperemesis gravidarum yang terjadi terus-menerus dapat menyebabkan

dehidrasi pada penderita. Dehidrasi muncul pada keadaan ini akibat

kekurangan cairan yang dikonsumsi dan kehilangan cairan karena muntah.

Page 8: BAB I

Keadaan ini menyebabkan cairan ekstraseluler dan plasma berkurang sehingga

volume cairan dalam pembuluh darah berkurang dan aliran darah ke jaringan

berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan (nutrisi) dan oksigen

yang akan diantarkan ke jaringan mengurang pula. Dampak dari keadaan ini

terhadap kesehatan ibu adalah menurunnya keadaan umum, munculnya tanda-

tanda dehidrasi (dalam berbagai tingkatan tergantung beratnya hiperemesis

gravidum), dan berat badan ibu berkurang. Risiko dari keadaan ini terhadap ibu

adalah kesehatan yang menurun dan bisa terjadi syok serta terganggunya

aktivitas sehari-hari ibu. Dampak dari keadaan ini terhadap kesehatan janin

adalah berkurangnya asupan nutrisi dan oksigen yang diterima janin. Risiko

dari keadaan ini adalah tumbuh kembang janin akan terpengaruh.

Selain dehidrasi, hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan

ketidakseimbangan elektrolit. Ketidakseimbangan elektrolit muncul akibat

cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah akan

turun. Kalium juga berkurang sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya

ekskresi lewat ginjal. Dampak dari keadaan ini terhadap kesehatan ibu adalah

bertambah buruknya keadaan umum dan akan muncul keadaan alkalosis

metabolik hipokloremik (tingkat klorida yang rendah bersama dengan

tingginya kadar HCO3 & CO2 dan meningkatnya pH darah). Risiko dari

keadaan ini terhadap kesehatan ibu adalah bisa munculnya gejala-gejala dari

hiponatremi, hipokalemi, dan hipokloremik yang akan memperberat keadaan

umum ibu. Dampak keadaan ini terhadap kesehatan janin adalah juga akan

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.

Page 9: BAB I

Hiperemesis gravidum juga dapat mengakibatkan berkurangnya asupan

energi (nutrisi) ke dalam tubuh ibu. Hal ini dapat mengakibatkan cadangan

karbohidrat dan lemak dalam tubuh ibu habis terpakai untuk keperluan

pemenuhan kebutuhan energi jaringan. Perubahan metabolisme mulai terjadi

dalam tahap ini. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, maka terjadilah

ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik, dan

aseton dalam darah. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan ke jaringan

berkurang dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Dampak dari keadaan

ini terhadap kesehatan ibu adalah kekurangan sumber energi, terjadinya

metabolisme baru yang memecah sumber energi dalam jaringan, berkurangnya

berat badan ibu, dan terciumnya bau aseton pada pernafasan. Risikonya bagi

ibu adalah kesehatan dan asupan nutrisi ibu terganggu. Dampak keadaan ini

terhadap kesehatan janin adalah berkurangnya asupan nutrisi bagi janin. Risiko

bagi janin adalah pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu.

Frekuensi muntah yang terlalu sering dapat menyebabkan terjadinya

robekan pada selaput jaringan esofagus dan lambung. Keadaan ini dapat

menyebabkan perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan yang terjadi

berupa robekan kecil dan ringan. Perdarahan yang muncul akibat robekan ini

dapat berhenti sendiri. Keadaan ini jarang menyebabkan tindakan operatif dan

tidak diperlukan transfusi.

Page 10: BAB I

G. Diagnosis

Secara klinis penegakan diagnosis hiperemesis gravidarum

dilakukan dengan menegakkan diagnosis kehamilan terlebih dahulu

(amenore yang disertai dengan tanda-tanda kehamilan). Lebih lanjut pada

anamnesis didapatkan adanya keluhan mual dan muntah hebat yang dapat

mengganggu pekerjaan sehari-hari. Pada pemeriksaan fisis diijumpai tanda-

tanda vital abnormal, yakni peningkatan frekuensi nadi (>100 kali per

menit), penurunan tekanan darah, dan dengan semakin beratnya penyakit

dapat dijumpai kondisi subfebris dan penurunan kesadaran. Pada

pemeriksaan fisis lengkap dapat dijumpai tanda-tanda dehidrasi, kulit

tampak pucat dan sianosis, penurunan berat badan, uterus yang besarnya

sesuai dengan usia kehamilan dengan konsistensi lunak, dan serviks yang

livide saat dilakukan inspeksi dengan spekulum. Pada pemeriksaan

laboratorium dapat diperoleh peningkatan relatif hemoglobin dan

hematokrit, hiponatremia dan hipokalema, benda keton dalam darah, dan

proteinuria.

H. Diagnosis Banding

Selain hiperemesis gravidarum, ada beberapa penyakit yang harus

dipikirkan jika terjadi mual dan muntah yang berat dan persisten pada ibu

hamil, yaitu:

Page 11: BAB I

Ulkus peptikum

Ulkus peptikum pada ibu hamil biasanya adalah penyakit ulkus

peptikum kronik yang mengalami eksaserbasi. Gejalanya adalah nyeri

epigastrik yang berkurang dengan makanan atau antasid dan memberat

dengan alkohol, kopi, atau OAINS. Nyeri tekan epigastrik, hematemesis,

dan melena dapat ditemukan.

Kolestasis obstetrik

Gejala yang khas untuk kolestasis adalah pruritus pada seluruh

tubuh tanpa adanya ruam. Ikterus, warna urin gelap, dan tinja terkadang

pucat juga dapat ditemui walaupun jarang. Pada pemeriksaan laboratorium

ditemukan peningkatan kadar enzim hati atau peningkatan bilirubin.

Acute fatty liver

Pada penyakit ini ditemukan perburukan fungsi hati yang terjadi

cepat disertai dengan gejala kegagalan hati seperti hipoglikemia, ganguan

pembekuan darah, dan perubahan kesadaran sekunder akibat ensefalopati

hepatik. Penyebab kegagalan hati akut yang lain harus disingkirkan,

misalnya keracunan parasetamol dan hepatitis virus akut.

Apendiksitis akut

Pasien dengan apendiksitis akut mengalami demam dan nyeri perut

kanan bawah. Uniknya, lokasi nyeri dapat berpindah ke atas sesuai usia

kehamilan karena uterus yang semakin membesar. Nyeri dapat berupa

nyeri tekan dan nyeri lepas. Dapat ditemukan tanda Bryan (timbul nyeri

Page 12: BAB I

bila uterus digeser ke kanan) dan tanda Alder (pasien berbaring miring ke

kiri dan letak nyeri tidak berubah).

Diare akut

Gejal diare akut adalah mual dan muntah disertai dengan

peningkatan frekuensi buang air besar di atas 3 kali per hari dengan

konsistensi cair.

I. Penatalaksanaan

1. Pencegahan

Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum diperlukan dengan

jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai

suatu proses yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :

a. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala

yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah

kehamilan berumur 4 bulan.

b. Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan

makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.

c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi

dianjurkan untuk makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat

d. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak

e. Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas

atau terlalu dingin

f. Usahakan defekasi teratur.

Page 13: BAB I

2. Terapi obat-obatan

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang

maka diperlukan pengobatan :

- Tidak memberikan obat yang terotogen

- Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital

- Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan

B6

- Antihistaminika seperti dramamine, avomine

- Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau

khlorpromazine

Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah

sakit. Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :

a. Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi

cerah dan peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau

perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat

cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat

mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan

b. Terapi psikologik

Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang

wajar,normal dan fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir.

Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan

Page 14: BAB I

dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat menjadi latar

belakang penyakit ini.

c. Terapi mental

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat

dan protein dengan glukosa 5 %, dalam cairan gram fisiologis

sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah dengan kalium

dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C dan bila

ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino esensial

secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang amsuk dan

dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah

disebutkan diatas.

d. Terminasi kehamilan

Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan

mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik

bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takikardia, ikterik,

anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik.

Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri

kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering

sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu

capat dan dipihal lain tidak boleh menunggu sampai terjadi

irreversible pada organ vital.

Page 15: BAB I

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Diagnosa Keperawatan yang muncul

1. Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

pengeluaran nutrisi yang berlebihan dan intake kurang

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh, penurunan

metabolisme sel

B. Intervensi Keperawatan

1. Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

pengeluaran nutrisi yang berlebihan dan intake kurang

Tujuan :

a. Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal, memberikan

makanan yang mengandung vitamin, mineral, protein dan besi

b. Mengikuti diet yang dianjurkan

c. Mengkonsumsi suplemen zat besi/ vitamin sesuai resep

d. Menunjukkan penambahan berat badan yang sesuai (biasanya 1,5

kg pada akhir trimester pertama)

Page 16: BAB I

Intervensi :

a. Tunjukkan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/ sekarang

dengan menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kulit

dan kuku.

b. Dapatkan riwayat kesehatan, cacat usia (khususnya kurang dari 17

tahun, lebih dari 35 tahun)

c. Pastikan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi

d. Berikan informasi tertulis / verbal yang terpat tentang diet pra natal

dan suplemen vitamin / zat besi setiap hari

e. Evaluasi motivasi/ sikap dengan mendengar keterangan klien dan

meminta umpan balik tentang informasi yang diberikan

f. Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai dengan budaya dan

hal – hal tabu selama kehamilan

g. Perhatikan adanya pika/ ngidam. Kaji pilihan bahwa bukan makanan

dan tingkat motivasi untuk memakannya

h. Timbang berat badan klien; pastikan berat badan pregravida biasanya.

Berikan inforamasi tentang penambahan prenatal yang optimum

i. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/ muntah

Kesampingkan muntah pernisiosa (hiperemesis gravidarum )

j. Pantau kadar hemoglobin (Hb, Hematokrit)

k. Tes urine terhadap aseton, albumin dan glukosa

l. Ukur pembesaran uterus

Page 17: BAB I

m. Buat rujukan yang perlu sesuai dengan indikasi (misal pada ahli diet,

pelayanan sosial)

n. Rujuk pada program makanan wanita, bayi, anak-anak dengan tepat

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan

Tujuan :

a. Mengidentifikasi dan melakukan tindakan untuk menurunkan

frekuensi dan keparahan mual/ muntah

b. Mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setiap hari

c. Mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala dehidrasi yang

memerlukan tindakan

Intervensi :

a. Tentukan frekuensi / beratnya mual/ muntah

b. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (misalnya

ulkus peptikum, gastritis,kolesistitis)

c. Anjurkan klien mempertahankan masukan/ keluaran, tes urine dan

penurunan berat badan setiap hari.

d. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, tekanan darah

(TD), suhu, masukan/ keluaran, dan berat jenis urine.

e. Timbang berat badan klien dan bandingkan dengan standar

Page 18: BAB I

f. Anjurkan peningkatan masukan minimal berkarbonat, makan

enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi

karbohidrat (misalnya popcorn, roti kering sebelum bangun tidur.

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh, penurunan

metabolisme sel

Tujuan :

a. Melaporkan peningkatan rasa sejahtera/ tingkat energi

b. Mendemonstrasikan peningkatan aktivitas fisik yang dapat

diukur

Intervensi :

a. Pantau respon fisiologis terhadap aktifitas, misal : perubahan

tekanan darah, atau frekuensi denyut jantung/ pernafasan.

b. Buat tujuan aktifitas realistis dengan pasien.

c. Rencanakan perawatan untuk memungkinkan periode istirahat.

Jadwalkan aktifitas untuk periode bila pasien mempunyai banyak

energi. Libatkan pasien/ orang terdekat dalam perencanaan

jadwal.

d. Dorong pasien untuk melakukan kapanpun. Misal : perawatan

diri, bangun dari kursi, berjalan.

e. Berikan latihan rentang gerak pasif/ aktif pada pasien yang

terbaring di tempat tidur.

f. Pertahankan tempat tidur pada posisi rendah, singkirkan

perabotan, bantu ambulasi.

Page 19: BAB I

g. Berikan oksigen suplemen sesuai indikasi.

h. Rujuk pada therapi fisik/ okupasi.

Page 20: BAB I

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

a. Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan

pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari

karena keadaan umum pasien memburuk.

b. Penyebab Hiperemesis gravidarum secara pasti belum diketahui,

faktor predisposisinya antara lain ; peningkatan kadar HCG,

faktor organik, dan faktor endokrin lainnya.

c. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan dehidrasi,

kekurangan energi, tertimbun zat metabolik toksik, terganggunya

keseimbangan elektrolit dan perdarahan gastrointestinal

d. Hiperemesis gravidarum terbagi dalam 3 tingkatan yaitu ringan,

sedang dan berat

B. Saran

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak

kekurangan yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu, kami mengharap

saran yang membangun dari pembaca sebagai penyempurna dari makalah

asuhan keperawatan yang telah kami susun.

Page 21: BAB I

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jilid I. Jakarta : EGC.

Sastrawinata, Sulaeman. 1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset.

Sastrawijaya, Sulaeman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : Elstar Offset.

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.2005.