bab i

4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa hingga usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa krisis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Gangguan gizi yang terjadi pada periode itu bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan, walaupun kebutuhan gizi pada masa lanjutnya terpenuhi. 1 Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan pesat pada usia 0-5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai Golden Age Period”. Golden age period merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Karena pertumbuhan berat badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan anak. Bila kenaikan badan lebih rendah dari yang seharusnya, maka pertumbuhan anak terganggu dan anak beresiko mengalami kekurangan gizi. Sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih besar dari yang seharusnya merupakan indikasi resiko kelebihan gizi. Pada saat ini pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan utama posyandu yang jumlahnya mencapai lebih dari 260 ribu yang tersebar di seluruh indonesia. 2,3 Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui adanya hambatan pertumbuhan secara dini. Pertumbuhan balita dapat diketahui dari penimbangan setiap 1

Upload: nita-juliana-anggraini

Post on 13-Jul-2016

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bab i

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan

(janin), bayi, anak, dewasa hingga usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan

merupakan masa krisis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang

sangat pesat. Gangguan gizi yang terjadi pada periode itu bersifat permanen, tidak dapat

dipulihkan, walaupun kebutuhan gizi pada masa lanjutnya terpenuhi.1

Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan pesat pada usia 0-5 tahun.

Masa ini sering juga disebut sebagai ”Golden Age Period”. Golden age period merupakan

masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar

sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Karena pertumbuhan berat badan

merupakan indikator yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan anak. Bila

kenaikan badan lebih rendah dari yang seharusnya, maka pertumbuhan anak terganggu dan

anak beresiko mengalami kekurangan gizi. Sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih

besar dari yang seharusnya merupakan indikasi resiko kelebihan gizi. Pada saat ini

pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan utama posyandu yang jumlahnya mencapai

lebih dari 260 ribu yang tersebar di seluruh indonesia.2,3

Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui adanya

hambatan pertumbuhan secara dini. Pertumbuhan balita dapat diketahui dari penimbangan

setiap bulan sangat diperlukan.pemantauan pertumbuhan saat ini merupakan kegiatan

utama posyandu yang jumlahnya mencapai lebih dari 260.000 yang tersebar di seluruh

Indonesia.4

Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, pemantauan pertumbuhan balita yang dilakukan

setiap bulan di Indonesia menunjukkan bahwa persentase balita umur 6-59 bulan yang

tidak pernah ditimbang dalam enam bulan terakhir cenderung meningkat dari 25,5 persen

(2007), 23,8 persen (2010) menjadi 34,3 persen (2013).3

Di Puskesmas Salaman I, balita yang naik berat badannya (N/D) merupakan salah

satu program gizi yang bermasalah karena tidak mencapai target yang ditetapkan Dinas

Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magelang tahun 2011. Berdasarkan hasil SPM Puskesmas

Salaman 1 bulan Januari tahun 2016 didapatkan hasil cakupan balita yang naik berat

badannya sebesar 75,26 % dari target yang ditetapkan dinkes sebesar 80% dengan

1

Page 2: BAB I

pencapaian sebesar 94,07%. Kemudian dari 10 desa yang ada di wilayah Puskesmas

Salaman I, cakupan paling rendah terdapat di desa Sidomulyo yaitu sebesar 67,30%,

diikuti Desa Paripurno dan Kalirejo berturut-turut sebesar 67,86 dan 68,43%. Dari 9 dusun

yang terdapat di Desa Sidomulyo, Dusun Sojomerto Kidul memiliki 20 dari 55 balita yang

berat badannya naik dengan persentase cakupan sebesar 63,63%, paling rendah dibanding

dusun lainnya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dibahas, didapatkan bahwa cakupan

balita yang naik berat badannya (N/D) di Desa Sidomulyo khususnya Dusun Sojomerto

Kidul masih dibawah target yang ditetapkan Dinkes Kabupaten Magelang. Faktor yang

menyebabkan keadaan tersebut dapat berasal dari berbagai macam penyebab. Oleh karena

itu, penulis ingin mengetahui “apa saja penyebab program cakupan balita yang naik berat

badannya (N/D) di Dusun Sojomerto Kidul pada bulan Januari 2016 belum mencapai

target?”, “bagaimana pemecahan masalahnya sesuai dengan penyebab masalah?”, dan “

kegiatan apa yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut?”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menganalisa dan mengidentifikasi penyebab rendahnya cakupan balita yang naik

berat badannya (N/D) selama periode Januari 2016 di Dusun Sojomerto Kidul serta

menyusun rencana tindak lanjut pemecahan masalah tersebut.

2. Tujuan Khusus

a) Mengetahui rendahnya cakupan balita yang naik berat badannya (N/D) di

Dusun Sojomerto Kidul dan faktor - faktor yang mempengaruhi.

b) Mengetahui penyebab masalah berdasarkan metode pendekatan sistem (input,

process, output, dan lingkungan).

c) Mendapatkan alternatif pemecahan masalah yang ada berdasarkan penyebab

masalah.

d) Menyusun plan of action pemecahan suatu masalah.

2

Page 3: BAB I

D. Manfaat Kegiatan

1. Untuk meningkatkan pengetahuan penulis tentang pendataan dan

penatalaksanaan pemantauan dan pertumbuhan balita.

2. Memberikan tambahan informasi mengenai kegiatan pendataan balita yang

naik berat badannya (N/D) dan tambahan informasi pada saat melakukan

penyuluhan kepada ibu-ibu guna meningkatkan kesadaran untuk melakukan

penimbangan anaknya ke posyandu.

3. Memberi informasi kepada Puskesmas Salaman 1 sebagai pertimbangan

pengambilan keputusan dalam program kesehatan.

4. Memberikan masukan bagi petugas gizi dalam rangka mengetahui masalah gizi

di masa mendatang.

5. Menambah pengetahuan masyarakat terutama bagi ibu-ibu yang memiliki balita

mengenai manfaat pentingnya kenaikan berat badan pada balita.

3