BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beberapa penelitian sebelumnya telah banyak menggambarkan tentang kekayaan yang luar biasa dari senyawa antioksidan yang terdapat dalam coklat yang dapat dijadikan sebagai usaha preventif untuk penyakit kangker ,antioksidan yang terdapat dalam coklat mampu mencegah pertumbuhan sel kangker dalam jumlah yang cukup besar baik secara sendiri maupun kombinasi dengan zat antioksidan lain nya

Saat ini penggunaan antioksidan sintetik mulai dibatasi hasil penelitian Ford et al (1980) dan Miyake & Shibamoto (1997) menunjukkan bahwa antioksidan seperti Butylated Hidroxy Toluene(BHT) ternyata dapat meracuni binatang percobaan dan bersifat karsinogenik. Oleh karena itu industri makanan dan obat beralih mengembangkan antioksidan alami dan mencari sumber sumber antioksidan alami baru,salah kegunaan dari antioksidan adalah dengan memperbaiki hormon

Progesteron merupakan hormon dari golongan steroid yang berpengaruh pada siklus menstruasi perempuan, kehamilan dan embriogenesis. Progesteron bersama dengan estrogen dihasilkan oleh kurpus luteum, yaitu sebuah kelenjar endokrin yang merupakan sisa dari folikel setelah terjadinya peristiwa ovulasi

Progesteron berperan besar dalam perkembangan fetus. Pengaruh progesteron pada reproduksi diantaranya adalah

Mempertebal dinding endometrium setelah terjadi ovulasi Menghambat produksi LH agar korpus luteum mengalami degenerasi saat tidak terjadi

fertilisasi Menghambat laktasi saat kehamilan Mempersiapkan endometrium untuk implantasi zigot

Dalam penelitian ini akan dilakukan penggabungan satu antioksidan dengan antioksidan lain nya dengan harapan agar dapat menghasilkan aktivitas antioksidan yang lebih baik , salah satu alternatif adalah menggunakan asam askorbat , asam askorbat merupakan senyawa fenoksil yang terbentuk ketika fenolik menyumbangkan satu atom hidrogen nya kepada redikal asam lemak . agar asam askorbat berperan lebih efektif pada media lemak asam askorbat diubah menjadi bentuk yang lebih nonpolar yaitu bentuk ester lemak nya

1.2 Identifikasi masalah