bab i

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banjarmasin merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin dikenal juga sebagai kota seribu sungai karena kondisi geografisnya yang dikelilingi oleh sungai besar dan kecil. Sungai memiliki peranan penting bagi kehidupan masyarakat di Banjarmasin. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan sungai yang semakin lama semakin kompleks, mulai dari sarana transportasi, sumber air baku, MCK, dan sebagainya. Semakin meningkatnya perkembangan kependudukan di Banjarmasin, tempat yang dulunya merupakan bantaran sungai, kini menjadi komplek perumahan. Sebagian sungai mengalami penyempitan karena semakin meningkatnya perkembangan kependudukan seperti perluasan badan jalan dan bertambahnya komplek-komplek perumahan. Selain itu, sebagian sungai kecil mulai hilang karena tidak diperhatikan. Aktivitas masyarakat sekitar sungai juga merupakan faktor yang sangat penting dalam perubahan ekologi maupun hidraulik sungai yang bersangkutan. Sungai di Banjarmasin sendiri, berdasarkan data dari Dinas Kimprasko Banjarmasin menunjukan terdapat 1

Upload: endahwidiastuti

Post on 13-Apr-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tata air kawasan perkotaan

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banjarmasin merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Kota

Banjarmasin dikenal juga sebagai kota seribu sungai karena kondisi geografisnya

yang dikelilingi oleh sungai besar dan kecil. Sungai memiliki peranan penting

bagi kehidupan masyarakat di Banjarmasin. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan

sungai yang semakin lama semakin kompleks, mulai dari sarana transportasi,

sumber air baku, MCK, dan sebagainya.

Semakin meningkatnya perkembangan kependudukan di Banjarmasin,

tempat yang dulunya merupakan bantaran sungai, kini menjadi komplek

perumahan. Sebagian sungai mengalami penyempitan karena semakin

meningkatnya perkembangan kependudukan seperti perluasan badan jalan dan

bertambahnya komplek-komplek perumahan. Selain itu, sebagian sungai kecil

mulai hilang karena tidak diperhatikan. Aktivitas masyarakat sekitar sungai juga

merupakan faktor yang sangat penting dalam perubahan ekologi maupun hidraulik

sungai yang bersangkutan.

Sungai di Banjarmasin sendiri, berdasarkan data dari Dinas Kimprasko

Banjarmasin menunjukan terdapat 117 sungai pada tahun 1997, kemudian pada

tahun 2002 berkurang menjadi 70 sungai, kemudian pada tahun 2004 sampai

sekarang hanya tinggal 60 sungai. Dilihat dari data tersebut dapat dikatakan

sungai-sungai di Banjarmasin semakin berkurang.

Sungai kecil yang menjadi bahan penelitian ini adalah sungai kecil Teluk

Dalam (tepatnya di samping jalan Sutoyo S.) yang mana sebagian besar dari

daerah tersebut terdiri atas rawa. Pada kondisi seperti sekarang dimana semakin

meningkatnya pembangunan di Banjarmasin, maka semakin berkurang juga

daerah peresapan air, bahkan sungai yang dulunya berfungsi baik sekarang

mengalami penyempitan yang signifikan dari tahun ke tahun. Begitu pula dengan

1

Page 2: BAB I

lahan rawa yang sudah beralih fungsi menjadi pemukiman warga. Sungai Teluk

Dalam merupakan sungai permanen yaitu sungai yang jumlah airnya relatif tetap

sepanjang tahun. Sungai Teluk Dalam memiliki panjang sungai ±2,2 km dan lebar

±9 m, selain itu sungai ini juga dipengaruhi oleh kondisi pasang surut.

Secara umum batas-batas wilayah untuk sungai Teluk Dalam antara lain :

a. Sebelah utara dengan Kecamatan Banjarmasin Barat

b. Sebelah selatan dengan Kelurahan Mawar

c. Sebelah barat dengan Kecamatan Banjarmasin Barat

d. Sebelah Timur dengan Kelurahan Kertak Baru Ulu.

Sungai kecil ini berfungsi sebagai saluran pembuang utama untuk kawasan

Jalan Sutoyo S. dan kompleks-komplek perumahan yang ada di sepanjang sungai

tersebut. Sungai ini juga berperan mengalirkan air, namun karena adanya

pendangkalan dan banyaknya sampah-sampah yang menumpuk di sungai ini

menyebabkan air mengalir dengan lambat. Selain itu, sungai ini juga mengalami

penyempitan sungai. Jika hal ini terjadi maka akan memperkecil kapasitas

maksimum saluran. Beberapa penyebab penyempitan antara lain akibat

pembuatan jembatan di atasnya namun dengan gorong-gorong yang kecil, akibat

sedimentasi dimana sedimentasi tersebut terjadi karena penggerusan dinding

tanah, limbah serta sampah-sampah plastik, selain itu penyempitan juga terjadi

akibat perluasan jalan raya.

Berdasarkan gambaran permasalahan dan kondisi di atas maka dalam Tugas

Akhir ini akan di bahas tentang Tata Air Kawasan Perkotaan yang Terkena

Pengaruh Pasang-Surut Studi Kasus Sungai Teluk Dalam di kota Banjarmasin.

2

Page 3: BAB I

1.2. Perumusan masalah

Beberapa rumusan masalah antara lain :

1. Bagaimana inventarisasi dan sistem database pada sungai kecil Teluk

Dalam dan rawa yang ada di sepanjang sungai tersebut.

2. Bagaimana identifikasi permasalahan apa saja yang terjadi di sekitar

sungai kecil Teluk Dalam dan rawa yang ada di sepanjang sungai

tersebut.

3. Bagaimana desain perencanaan sungai kecil Teluk Dalam.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Mengetahui karakteristik sungai kecil Teluk Dalam diantaranya bentuk

penampang sungai, orde sungai, dll.

2. Mengidentifikasikan permasalahan yang muncul di sungai kecil Teluk

Dalam serta menganalisis pasang-surut di beberapa titik sungai Teluk

Dalam.

3. Mengetahui desain perencanaan untuk sungai kecil Teluk Dalam.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah :

1. Mendapatkan data-data sungai Teluk Dalam seperti pola arah aliran,

profil sungai, dan kapasitas hidrolik.

2. Mengetahui karakteristik sungai Teluk Dalam dan mendapatkan hasil

fase pasang-surut pada sungai Teluk Dalam.

3. Mempermudah penyampaian informasi tentang sungai Teluk Dalam.

3

Page 4: BAB I

1.5. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Sungai yang diteliti adalah sungai kecil Teluk Dalam sepanjang ±2,2 km

yang ada di sepanjang jalan Sutoyo S.

2. Daerah rawa yang diteliti adalah derah rawa yang ada di sepanjang

sungai Teluk Dalam.

3. Identifikasi karakteristik sungai berkaitan dengan analisa hidrologi dan

hidraulika.

4. Pengukuran penampang di lapangan dilakukan di 3 (tiga) titik, yaitu pada

bagian hulu, tengah, dan hilir sungai. Penelitian yang dilakukan adalah

secara teknis (hidraulik).

5. Sungai dianggap hanya mengalirkan air, bukan sebagai tangkapan hujan

(tidak diperhitungkan infiltrasi yang terjadi di sungai).

4