bab i

10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan ibu kota dari provinsi Jawa Barat dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari Jakarta. Hal tersebut menyebabkan perkembangan kotanya secara keseluruhan menjadi sengat pesat diakibatkan oleh tuntutan jumlah penduduk yang semakin banyak jumlahnya dari tahun ke tahun. Perpindahan penduduk dari Desa dan wilayah disekitarnya menjadi salah satu penyebab pesatnya kenaikan jumlah penduduk di Kota Bandung dan hal tersebut menyebabkan berbagai macam masalah yang perlu dicarikan solusinya, salah satunya masalah lahan. Jumlah lahan yang terbatas menyebabkan penyediaan perumahan yang layak menjadi berkurang dan berimplikasi pada munculnya kawasan- kawasan kumuh yang berakibat pada menurunnya kualitas lingkungan salah satunya terjadi pada kawasan arjuna di bagian sebelah barat Kota Bandung. Bangunan baru untuk fungsi hunian, jasa dan komersial bermunculan tanpa kesinambungan dengan bangunan lama secara visual terutama bentuk pola massa bangunan dan ruang kotanya. Kebutuhan lahan akan fungsi hunian tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan pada kawasan. Di sepanjang bantaran Sungai Citepus yang seharusnya berfungsi sebagai ruang terbuka hijau dipenuhi bangunan rumah tinggal rapat dan kumuh didirikan oleh masyarakat pendatang yang memerlukan hunian pada kawasan. Bangunan semi permanen yang kumuh milik pedagang kaki lima di sepanjang badan jalan pada kawasan, menutupi fasad bangunan permanen pada persil di belakangnya. Pada kawasan Arjuna terdapat bermacam-macam fungsi bangunan. Beberapa bangunan fungsi industri telah mengalami perubahan menjadi fungsi

Upload: ipunk-baik

Post on 13-Apr-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

taling

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Kota Bandung merupakan ibu kota dari provinsi Jawa Barat dengan jarak yang tidak terlalu jauh

dari Jakarta. Hal tersebut menyebabkan perkembangan kotanya secara keseluruhan menjadi

sengat pesat diakibatkan oleh tuntutan jumlah penduduk yang semakin banyak jumlahnya dari

tahun ke tahun. Perpindahan penduduk dari Desa dan wilayah disekitarnya menjadi salah satu

penyebab pesatnya kenaikan jumlah penduduk di Kota Bandung dan hal tersebut menyebabkan

berbagai macam masalah yang perlu dicarikan solusinya, salah satunya masalah lahan.

Jumlah lahan yang terbatas menyebabkan penyediaan perumahan yang layak menjadi berkurang

dan berimplikasi pada munculnya kawasan-kawasan kumuh yang berakibat pada menurunnya

kualitas lingkungan salah satunya terjadi pada kawasan arjuna di bagian sebelah barat Kota

Bandung.

Bangunan baru untuk fungsi hunian, jasa dan komersial bermunculan tanpa kesinambungan

dengan bangunan lama secara visual terutama bentuk pola massa bangunan dan ruang kotanya.

Kebutuhan lahan akan fungsi hunian tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan pada kawasan.

Di sepanjang bantaran Sungai Citepus yang seharusnya berfungsi sebagai ruang terbuka hijau

dipenuhi bangunan rumah tinggal rapat dan kumuh didirikan oleh masyarakat pendatang yang

memerlukan hunian pada kawasan. Bangunan semi permanen yang kumuh milik pedagang kaki

lima di sepanjang badan jalan pada kawasan, menutupi fasad bangunan permanen pada persil di

belakangnya. Pada kawasan Arjuna terdapat bermacam-macam fungsi bangunan. Beberapa

bangunan fungsi industri telah mengalami perubahan menjadi fungsi jasa, perdagangan dan

pergudangan karena desakan perubahan kebutuhan masyarakat pengguna dan pemilik

bangunan. Selain fungsi industri dan rumah potong hewan, pada kawasan terdapat fungsi

hunian terbagi menjadi hunian teratur karena mempunyai pola persil dan sirkulasi tertata

(dibentuk pada masa kolonial Belanda) dan hunian sporadis (dibentuk oleh masyarakat secara

acak setelah kemerdekaan) kondisinya cenderung kumuh dan padat. Bangunan fungsi

perdagangan bercampur antara yang formal maupun yang tidak formal.

Rencana Pemerintah Kota Bandung terhadap fungsi kawasan sampai tahun 2013 adalah

peruntukan jasa, komersial dan hunian. Pada menerapannya dimungkinkan memakai konsep

mixed use dengan salah satu fungsi yang dominan. Oleh karena itu sebagai kawasan terpadu

Page 2: BAB I

yang dapat digunakan untuk berbagai macam kegiatan seyogyanya kita dapat amati lagi segala

peraturan yang ada di kawasan ini untuk persiapan pembangunan di masa yang akan datang

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT STUDI1.2.1 Tujuan

- Melatih kepekaan untuk mengenali, mengalami, dan memahami kondisi fisik sebuah lahan yang mempunyai fungsi umum dalam konteks lingkungan perkotaan

- Mengamati dan memahami bentuk massa bangunan dan ruang luar yang terbentuk pada lahan tersebut

- Mengamati dan memahami peraturan bangunan (regulasi) yang berlaku pada wilayah tersebut

- Mengamati dan memahami kondisi lingkungan alamiah dan buatan yang terdapat pada lingkungan tersebut

1.2.2 Manfaat- Sebagai bahan acuan untuk perancangan/perencanaan lebih lanjut di sekitar kawasan

tersebut.

Page 3: BAB I

BAB II

BATASAN PENGAMATAN2.1 BATASAN WILAYAH STUDI PENGAMATAN

Wilayah kawasan di jalan arjuna

2.2 BATASAN TAPAK /LAHAN

Page 4: BAB I

Perumahan di wilayah jalan arjuna

Page 5: BAB I

BAB III

PERATURAN-PERATURAN

Berikut adalah peraturan-peraturan yang ada di kawasan jalan arjuna yang menjadi pedoman dalam perancangan .

3.1 KOEFISIEN DASAR BANGUNAN

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2010 Tentang bangunan gedung maka dijelaskan didalamnya bahwa Koefisien Dasar Bangunan yang disingkat KDB adalah koefisien perbandingan antara luas lantai dasar bangunan gedung dengan luas persil/kaveling/blok peruntukan. Dalam peraturan tersebut pula disebutkan bahwa penetapan KDB dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan keandalan bangunan gedung; keselamatan dalam hal kebakaran, banjir; kesehatan dalam hal sirkulasi udara, pencahayaan, dan sanitasi; kenyamanan dalam hal pandangan, kebisingan, dan getaran; kemudahan dalam hal aksesibilitas, dan akses evakuasi; keserasian dalam hal perwujudan wajah kota; ketinggian bahwa makin tinggi bangunan jarak bebasnya makin besar.

Berikut adalah Tabel KDB yang ditentukan untuk kawasan jalan Arjuna.

No Peruntukan RTRW Kota BandungKDB

1 Perumahan 40 – 80 %2 Perdagangan dan Jasa 50 – 70 %3 Perkantoran 40 – 50 %4 Industri 40 – 60 %5 Pendidikan 50 %6 Fasiltas Umum

Sumber: RTDRK Wp. Bojonagara Kota Bandung 2006

3.2 KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2010 Tentang bangunan gedung maka dijelaskan didalamnya bahwa Koefisien Lantai Bangunan yang disingkat KLB adalah koefisien adalah koefisien perbandingan antara luas keseluruhan lantai bangunan gedung dengan luas persil/kaveling/blok peruntukan. adalah koefisien perbandingan antara luas keseluruhan lantai bangunan gedung dengan luas persil/kaveling/blok peruntukan.

Page 6: BAB I

Berikut adalah Tabel KLB yang ditentukan untuk kawasan jalan Arjuna.

No Peruntukan RTRW Kota BandungKLB

1 Perumahan 1.2 – 1.62 Perdagangan dan Jasa 0.6 – 4.03 Perkantoran 1.2 – 1.64 Industri 0.8 – 1.25 Pendidikan 1.0 – 2.06 Fasiltas Umum

Sumber: RTDRK Wp. Bojonagara Kota Bandung 2006

3.3 KOEFISIEN DASAR HIJAU

Sesuai dengan peraturan gubernur no 58 tahun 2011 ditetapkan bahwa Jumlah persentase KDH ditentukan dengan menggunakan rumus Sebagai berikut

KDH = 100% - (KDB+(20% x KDB))

*KDH = Koefisien Dasar Hijau KDB = Koefisien Dasar Bangunan

Sumber: RTDRK Wp. Bojonagara Kota Bandung 2006

No Peruntukan RTRW Kota BandungKLB

1 Perumahan 4 – 52 %2 Perdagangan dan Jasa 16 – 40 %3 Perkantoran 40 – 52 %4 Industri 28 – 52 %5 Pendidikan 40 %6 Fasiltas Umum

Page 7: BAB I

3.4 GARIS SEMPADAN BANGUNAN dan R.O.W (Lebar Jalan)

NO NAMA JALANDIMENSI (m)

GSB KIRI R.O.W(LEBAR JALAN) GSB KANAN

1 Jalan Arjuna 10 30 102 Jalan Pajajaran 5 - 7 20 5-73 Jalan Rama 5 11 54 Jalan Dastarata 3 6 35 Jalan Barata 3 6 36 Jalan Ayuda 3 4 37 Jalan Shinta 3 4 38 Jalan Bima 5 11 59 Jalan Aruna 10 16 10Sumber: RTDRK Wp. Bojonagara Kota Bandung 2006

Page 8: BAB I

BAB IV

KONDISI FISIK WILAYAH PENGAMATAN4.1 TATA GUNA LAHAN

Analisis peruntukan dan tata guna lahan ini diawali dengan analisis kebijakan pengembangan kawasan yang telah disusun oleh pemerintah kota bandung tahun 2006, sebagai berikut:

1. Berdasarkan arahan pengembangan RTDRK WP Bojonegara Kota Bandung Tahun 2010, Selain untuk Industri Pesawat Terbang P.T Dirgantara Indonesia, di Wilayah Pengembangan Bojonegara tidak ada peruntukan lahan khusus untuk pengembangan industry lain. Oleh KArenanya Industri – Industri Besar dan menengah yang saat ini berlokasi di jalan Arjuna, JAlan Aruna, dan Jalan Bima, secara bertahap perlu direlokasi ke wilayah perluasan Kota Bandung yaitu ke Wilayah Ujungberung dan Gedebage. Diamati dari kondisi eksisting, fungsi industry pada kawasan banyak yang sudah direlokasi ke daerah cimahi sedangkan bangunannya berubah fungsi menjadi jasa perkantoran dan pergudangan.

2. Peruntukan Kelurahan Arjuna KEcamatan Cicendo menurut RDTRK tahun 2007 adalah industry non-polutan, perumahan, perdagangan jasa dan perkantoran. Untuk kegiatan perdagangan dan jasa di lingkungan arjuna direncanakan disepanjang jalan kesatriaan. Rencana pengembangan kawasan perumahan ( menurut RTRW Kota Bandung

4.2 TATANAN MASSA DAN BENTUK BANGUNAN

4.3 RUANG TERBUKA DAN RUANG TERBUKA HIJAU

4.4 SIRKULASI KENDARAAN

4.5 PRASARANA LINGKUNGAN

4.6 TATA INFORMASI

BAB V

KESIMPULAN