bab i

Upload: tri-ade-sularso

Post on 10-Mar-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

k3

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr, WbAlhamdulilahirabbilalamin,, banyak nikmat tuhan yang telah di berikan kepada kita, tetapai sedikit sekali yang gkita ingat. Segala puji hanya layak untuk allah tuhan seru sekalian alam atas berkat taufik, rahmat dan hidayahnya yang tiada besar terkiranya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini , penulis mengaku masih banyak kekurangan dan kekhilafan penulis dalam perancangannya. Namun dengan demikian tidak mengurangi ilmu yang ada di dalamnya. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 21 Oktober 2015Penulis

Tri Ade S.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I1PENDAHULUAN1A.Latar Belakang Masalah K31B. Tujuan2BAB II3PEMBAHASAN3A.Pengertian K33B. Konsep Hiperkes3C. Kebijakan pemerintah5D.Pembahasan9BAB III13PENUTUP13A.Kesimpulan13B. Saran13

11

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah K3Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Di Indonesia, setiap tujuh detik terjadi satu kasus kecelakaan kerja (K3 Masih Dianggap Remeh, Warta Ekonomi, 2 Juni 2006). Hal ini tentunya sangat memprihatinkan. Tingkat kepedulian dunia usaha terhadap K3 masih rendah. Padahal karyawan adalah aset penting perusahaan.Kewajiban untuk menyelenggarakaan Sistem Manajemen K3 pada perusahaan-perusahaan besar melalui UU Ketenagakerjaan, baru menghasilkan 2,1% saja dari 15.000 lebih perusahaan berskala besar di Indonesia yang sudah menerapkan Sistem Manajemen K3. Minimnya jumlah itu sebagian besar disebabkan oleh masih adanya anggapan bahwa program K3 hanya akan menjadi tambahan beban biaya perusahaan. Padahal jika diperhitungkan besarnya dana kompensasi/santunan untuk korban kecelakaan kerja sebagai akibat diabaikannya Sistem Manajemen K3, yang besarnya mencapai lebih dari 190 milyar rupiah di tahun 2003, jelaslah bahwa masalah K3 tidak selayaknya diabaikan.Di samping itu, yang masih perlu menjadi catatan adalah standar keselamatan kerja di Indonesia ternyata paling buruk jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, termasuk dua negara lainnya, yakni Bangladesh dan Pakistan. Sebagai contoh, data terjadinya kecelakaan kerja yang berakibat fatal pada tahun 2001 di Indonesia sebanyak 16.931 kasus, sementara di Bangladesh 11.768 kasus.Jumlah kecelakaan kerja yang tercatat juga ditengarai tidak menggambarkan kenyataan di lapangan yang sesungguhnya yaitu tingkat kecelakaan kerja yang lebih tinggi lagi. Seperti diakui oleh berbagai kalangan di lingkungan Departemen Tenaga Kerja, angka kecelakaan kerja yang tercatat dicurigai hanya mewakili tidak lebih dari setengah saja dari angka kecelakaan kerja yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah, antara lain rendahnya kepentingan masyarakat untuk melaporkan kecelakaan kerja kepada pihak yang berwenang, khususnya PT. Jamsostek. Pelaporan kecelakaan kerja sebenarnya diwajibkan oleh undang-undang, namun terdapat dua hal penghalang yaitu prosedur administrasi yang dianggap merepotkan dan nilai klaim asuransi tenaga kerja yang kurang memadai. Di samping itu, sanksi bagi perusahaan yang tidak melaporkan kasus kecelakaan kerja sangat ringan.Sebagian besar dari kasus-kasus kecelakaan kerja terjadi pada kelompok usia produktif. Kematian merupakan akibat dari kecelakaan kerja yang tidak dapat diukur nilainya secara ekonomis. Kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat seumur hidup, di samping berdampak pada kerugian non-materil, juga menimbulkan kerugian material yang sangat besar, bahkan lebih besar bila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh penderita penyakit-penyakit serius seperti penyakit jantung dan kanker.

B. Tujuana. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang konsep dasar K3 dalam pelayanan keperawatan komunitasb. Memberikan gambaran dalamtentang konsep dasar K3 Dalam pelayanan keperawatan komunitasd. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang konsep dasar K3 Dalam pelayanan keperawatan komunitase. Memberikan gambaran dalamtentang konsep dasar K3 Dalam pelayanan keperawatan komunitas.

BAB IIPEMBAHASAN

A.Pengertian K3Adapun pengertian dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah :Secara filosofi:suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah amupun rokhaniah tenaga kerja pada khususnya manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur.Secara keilmuan:Ilmu pengetauan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.B. Konsep HiperkesK3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja. Namun patut disayangkan tidak semua perusahaan memahami arti pentingnya K3 dan bagaiman mengimplementasikannya dalam lingkungan perusahaan. Dalam tulisan sederhana ini penulis mencoba mengambarkan arti pentingnya K3 dan akibat hukum apabila tidak dilaksanakan.K3 Adalah hal yangsangat pentingbagi setiap orang yang bekerja dalam lingkungan perusahaan, terlebih yang bergerak di bidang produksi khususnya, dapat pentingnyamemahami artikesehatan dan keselamatan kerjadalam bekerja kesehariannya untuk kepentingannya sendiri atau memang diminta untuk menjaga hal-hal tersebut untuk meningkatkan kinerja dan mencegah potensi kerugian bagi perusahaan.Namun yang menjadi pertanyaan adalah seberapa penting perusahaan berkewajiban menjalankan prinsip K3 di lingkungan perusahaannya. Patut diketahui pula bahwa ide tentang K3 sudah ada sejak 20 (dua puluh) tahun lalu, namun sampai kini masih ada pekerja dan perusahaan yang belum memahami korelasi K3 dengan peningkatan kinerja perusahaan, bahkan tidak mengetahui aturannya tersebut. Sehingga seringkali mereka melihat peralatan K3 adalah sesuatu yang mahal dan seakan-akan mengganggu proses berkerjanya seorang pekerja. Untuk menjawab itu kita harus memahami filosofi pengaturan K3 yang telah ditetapkan pemerintah dalam undang-undang.Tujuan Pemerintah membuat aturan K3 dapat dilihat pada Pasal 3 Ayat 1 UU No. 1Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, yaitu:a) mencegah dan mengurangi kecelakaan;b) mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;c) mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;d) memberi kesempatan atau jalan menyelematkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;e) memberikan pertolongan pada kecelakaan;f) memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;g) mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar-luaskan suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;h) mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikhis, peracunan, infeksi dan penularan;i) memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;j) menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baikk) menyelenggarakan penyegaran udara yang cukupl) memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertibanm) memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanyan) mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau batango) mengamankan dan memelihara segala jenis bangunanp) mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barangq) mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;r) menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang berbahayaDari tujuan pemerintah tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa dibuatnya aturan penyelenggaraan K3 pada hakekatnya adalah pembuatan syarat-syarat keselamatan kerja sehingga potensi bahaya kecelakaan kerja tersebut dapat dieliminir.C. Undang-Undang K31. Pengertian Keselamatan KerjaSafety menurut kamus adalah mutu suatu keadaan aman atau kebebasan dari bahaya dan kecelakaan. Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari kecelakaan Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa manusia. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja. Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya.2. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerjaDari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah:1. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.2. Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.3. Mencegah/ mengurangi kematian.4. Mencegah/mengurangi cacat tetap.5. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.6. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya.7. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber produksi lainnya.8. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.9. Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta pembangunanDari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi:1. Manusia (pekerja dan masyarakat)2. Benda (alat, mesin, bangunan dll)3. Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuhtumbuhan)

3. Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerjaMenurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 syarat-syarat keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran3. Mencegah dan mengurang bahaya peledakan4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya5. Memberi pertolongan pada kecelakaan6. Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora.8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.10. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;11. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;12. Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang, binatang, tanaman atau barang.15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang.17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.D. Pengenalan Bahaya Pada Area KerjaBila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendirisendiri atau bersama-sama, yaitu:1. Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act)1) terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.2) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.3) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.4) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.2. Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe condition) 1) Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, kontruksi kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak.2) Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin, ventilasi atau pertukaran udara , bising atau suara-suara keras, suhu tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-lain).Apakah kecelakaan dapat dicegah?Akhirnya timbul pertanyaan apakah kecelakaan yang merugikan itu dapat dicegah? Pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat diusahakan untuk dicegah karena:a) Setiap kecelakaan pasti ada sebabnya.b) Bilamana sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita hilangkan maka kecelakaan dapat dicegah.Bagaimana kecelakaan dapat dicegah?Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk menghindarkan tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja serta mengusahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung factor-faktor yang membahayakan (unsafe condition).Sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak amana) Karena tidak serius/disiplin.b) Karena tidak mampu/tidak bisa.c) Karena tidak mau.Bagaimana mengatasi lingkungan lingkungan yang tidak aman?a) Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat yang rusak diganti atau diperbaiki.b)Dieleminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya bagian-bagian yang berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau menyediakan alat-alat keselamatan kerja.c)Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara teknis, misalnya memasang safety valve pada bejana-bejana tekanan tinggi, memasang alat-alat control dsb.Untuk mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan pengawasan yang seksama terhadap lingkungan kerja.

3. Prosedur Keselamatan Kerja di Perbengkelan Otomotif.1. Kenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup karena kantong celana dapat menyebabkan kemasukan bunga api atau zat-zat yang merugikan.2. Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi baik). Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja yang di tengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda tajam dan paku yang menonjol. Perlindungan utama terhadap benda, sepatu bersol baja di tengahnya melindungi dari kejatuhan benda-benda berat.3. Jaga rambut panjang dengan topi atau penutup kepala yang rapat seperti disarankan dalam peraturan. Apabila rambut anda panjang dapat dengan mudah tersangkut mesin, misal mesin bor, beberapa orang terluka karena itu.4. Jangan memakai cincin atau jam karena sangat berbahaya hingga anda dapat kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran.5. Gunakan perlengkapan perlindungan pribadi yang sesuai dengan pekerjaan. Beberapa peralatan perlindungan yang tersedia harus dikenakan secara benar pada semua situasi kerja. Sehingga dapat menyelamatkan diri dari kemungkinan terluka. Pelajari tujuan masing-masing nomor item atau barang pada tempat latihan yang tersedia, yang terdiri atas helm pengaman, penutup muka, pelindung telinga, respirator, sarung tangan dan apron.6. Kenakan kaca mata penyelamat ketika menggunakan gerinda atau mesin bubut dan beberapa tugas lainnya agar debu atau material tidak dapat masuk ke mata.7. Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis ketika bekerja di bawah kendaraan. Gunakan selalu kain krep atau bahan penutup untuk berbaring karena berhubungan dengan lantai dingin dapat merusak kesehatan, terutama dalam waktu yang lama. E. Penggunaan Pakaian Pengaman1. Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan 1) Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya yang mungkin ada.2) Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga ketidaknyamanannya harus yang paling minim.3) Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat diterima.4) Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain, misalnya lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas yang sangat mungkin termakan mesin.5) Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.6) Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikelpartikel panas terkait di celana, masuk di kantong atau terselip di lipatan-lipatan pakaian.7) Overall katun memenuhi semua persyaratan yang disebutkan di atas dan karenanya overall katun adalah yang paling banyak digunakan sebagai pakaian kerja.8) Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan kecelakaan jika para pekerja tetap memakainya. Jam tangan dan cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas dengan berhenti menghilangkan bahaya.9) 2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan pakaian kerja 1. Kenakan pakaian yang tahan terhadap api, tertutup rapat, dan berkancingkan.2. Kenakan katun atau wol dan sebagainya guna menghindari bahan buatan yang mudah terbakar baik baju atas maupun baju bawah.3. Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt atau p berdasi, sabuk dapat dengan mudah mengait putaran mesin.4. Kancing harus ditutupi bahan penutup untuk mencegah kerusakan permukaan ketika bekerja di atas tonggak atau penyangga dan sebagainya.PAKAIAN KERJA1. Pilihlah pakaian kerja yang kuat dan betulbetul cocok sehingga merasa senang dalam pekerjaan. Hindari pakaian dengan ikat pinggang, gesper dan kancing yang menonjol yang dapat menyebabkan kerusakan pada kendaraaan pada waktu bekerja.2. Sebagai tindakan keamanan terhadap luka atau terbakar, kulit harus selalu tertutup, kecuali terpaksa benar.3. Jagalah pakaian Anda agar selalu bersih waktu bekerja, sebab oli dan kotoran pada pakaian Anda akan mengotori kendaraanSEPATU KERJAPililah alas kaki yang kuat untuk bekerja. Adalah berbahaya memakai sandal atau alas kaki yang mudah tergelincir dan karenanya jangan dipakai. Sandal dan sejenisnya lebih memungkinkan pemakaianya terluka karena kejatuhan benda. Dianjurkan memakai sepatu boot atau sepatu yang mempunyai sol yang tidak licin serta berkulit keras.SARUNG TANGANPada waktu mengangkat benda benda berat atau memindahkan pipa buang yang panas dan sejenisnya dianjurkan memakai sarung tangan, walaupun tidak ada suatu peraturan khusus yang mengatur cara pemakaiannya untuk pekerjaan pemeliharaan biasa. Terutama pada waktu mengebor dan menggerinda serta pekerjaan di kamar mesin dengan mesin hidup, memungkinkan timbulnya bahaya tersangkutnya sarung tangan pada bagian yang berputar. Karena itu dalam hal seperti ini sarung tangan jangan dipakai.1. 3. Alat-alat pelindung anggota badanBadan kita terdiri dari beberapa bagian, semuanya itu harus terlindung diwaktu melaksanakan pekerjaan. Alat-alat pelindung bagian adalah sbb:1. a. Alat pelindung mata,Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan dan juga dari debu.Gb. Kacamata Debu Gb. Kacamata LasListrik1. b. Alat pelindung kepala,Topi atau helm adalah alat pelindung kepala bila bekerja pada bagian yang berputar, misalnya bor atau waktu sedang mengelas, hal ini untuk menjaga rambut terlilit oleh putaran bor atau rambut terkena percikan api.Gb. Alat Pelindung Kepala1. c. Alat pelindung telingaUntuk melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang sangat bising juga penahan bising dari letupan-letupan.Gb. Alat Pelindung Telinga1. d. Alat pelindung hidung,Adalah alat pelindung hidung dari kemungkinan terhisapnya gas-gas beracun.Gb. Alat Pelindung Hidung1. e. Alat pelindung tanganAlat ini terbuat dari berbagai macam bahan disesuaikan dengan kebutuhannya, antara lain: Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat pegangan supaya tidak meleset. Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk melindungin tangan terhadap bahaya panas. Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam pada saat mengangkat suatu barang. Sarung tangan karet, digunakan pada waktu pekerjaan pelapisan logam, seperti vernikel, vercrhoom dsb. Hal ini untuk mencegah tangan dari bahaya pembakaran asam atau kepedasan cairan.Gb. Macam-macam Sarung Tangan1. f. Alat pelindung kaki, untuk menghindarkan tusukan benda tajam atau terbakar oleh zat kimia. Terdapat dua jenis sepatu yaitu pengaman yang bentuknya seperti halnya sepatu biasa hanya dibagian ujungnya dilapisi dengan baja dan sepatu karet digunakan untuk menginjak permukaan yang licin, sehingga pekerja tidak terpeleset dan jatuh.2. g. Plat Besi PelindungGb. Alat Pelindung Kaki (Sepatu) Dengan Plat Besi Pelindung1. h. Alat pelindung badan,Alat ini terbuat dari kulit sehingga memungkinkan pakaian biasa atau badan terhindar dari percikan api, terutama pada waktu menempa dan mengelas. Lengan baju jangan digulung, sebab lengan baju yang panjang akan melindungi tangan dari sinar api.

BAB IIIPENUTUP

A.KesimpulanMelihat beberapa uraian diatas mengenai pengertian keselamatan dan pengertian kesehatan kerja diatas, maka dapat disimpulkan mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu bentuk usaha atau upaya bagi para pekerja untuk memperoleh jamianan atas keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam melakukan pekerjaan yang mana pekerjaan tersebut dapat mengancam dirinya yang berasal dari individu sendiri dan lingkungan kerjanya.Pada hakekatnya keselamatan dan kesehatan (K3) merupakan suatu keilmuan multidisiplin yang menerapkan upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja, keamanan kerja, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja serta melindungi tenaga kerja terhadap resiko bahaya dalam melakukan pekerjaan serta mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan atau pencemaran lingkungan kerja dll.B. SaranBerdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan diatas maka kami ajukan saran-saran sebagai berikut :Bagi perusahaan :Bagi pihak perusahaan untuk disarankan untuk menekankan seminimal mungkin terjadinya kecelakaan kerja, dengan jalan antara lain meningkatkan dan menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan baik dan tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan sering diadakan sosialisasi tentang manfaat dan arti pentingnya program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)bagikaryawan, seperti misalnya dengan pemberitahuan bagaimana cara penggunaan peralatan, pemakaian alat pelindung diri, cara mengoprasikan mesin secara baik dan benar. Selain itu perusahaan harus meningkatkan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta menerangkan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam kegiatan operasional.Bagi karyawanBagi karyawan lebih memperhatikan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan bekerja secara disiplin dan berhati-hati serta mengikuti prosed.