bab i

Upload: jefri-kurniawan

Post on 01-Mar-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

Dalam arti umum surat keterangan adalah surat yang dibuat sebagai bukti untuk menerangkan atau menyatakan sesuatu. Dalam menjalankan tugas profesinya, seorang dokter kadang kalanya harus menerbitkan surat-surat keterangan medis. adalah surat-surat keterangan yang dikeluarkan berdasarkan kesimpulan dari hasil pemeriksaan seorang dokter tentang keadaan tubuh dan jiwa manusia. Biasanya surat keterangan medis juga menyangkut dengan kepentingan dari pihak ketiga.Aspek formal surat keterangan medis adalah yang berhubungan dengan penerbit surat keterangan medis. Untuk aspek materilnya adalah yang berhubungan dengan isi yang dijelaskan di dalam surat keterangan medis tersebut. Dokter yang menerbitkannya harus betul-betul yakin apa yang dituliskan atau dinyatakannya. Karena dokter telah mengucapkan sumpah kedokterannya. Adapun Pedomannya antara lain: Bab I Pasal 7 KODEKI, Setiap dokter hanya memberikan keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya, Bab II Pasal 12 KODEKI, Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien bahkan juga setelah pasien meninggal dunia dan Paragraf 4, pasal 48 UU No.29/2004 tentang praktik Kedokteran. Dokter dianggap melanggar etik apabila ia mengetahui secara sadar menerbitkan surat keterangan yang tidak mengandung kebenaran.1,2 Penyimpangan dalam pembuatan surat keterangan, selain tidak etis juga merupakan pelanggaran terhadap pasal 267 KUHP sebagai berikut :1.Seorang dokter yang dengan sengaja memberikan surat keterangan palsu tentang ada atau tidaknya penyakit, kelemahan, atau cacat diancam dengan hukuman penjara paling lama empat tahun. 2. Jika keterangan diberikan dengan maksud untuk memasukkan seseorang dalam rumah sakit gila atau untuk menahannya disitu, dijatuhkan hukumann penjara paling lama delapan tahun enam bulan. 3. Diancam dengan pidana

1 MKEK IDI, Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) Tahun 2012. Jakarta. 2012.2Paragraf 4 Pasal 48 UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.

yang sama, barang siapa dengan sengaja memberikan surat keterangan palsu itu seolah-olah sesuai dengan kebenaran.3Selanjutnya dalam pasal 179 KUHAP tercantum sebagai berikut : 1. Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan. 2. Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.3 Maka dari itu melihat penjelasan di atas surat keterangan medis sangatlah penting. Surat tersebut harus digunakan sesuai dengan aturan yang berlaku dan tidak boleh digunakan dengan sembarangan.

3Soerodibroto, Soenarto R. KUHP dan KUHAP. Jakarta : Divisi Buku Perguruan Tinggi PT Raja Grafindo Persada. 2012