bab i
DESCRIPTION
bab 1 skripsiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sangat berharga. Mata
sebagai indera penglihatan berfungsi untuk memvisualisasikan benda atau objek yang
terdapat di sekitar kita. Fungsi mata inilah yang membuat kita harus selalu menjaga
kesehatan mata kita. Mata yang kurang sehat mengakibatkan mata bekerja kurang
maksimal. Rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropi), mata tua (presbiopi)
adalah kelainan yang terjadi pada mata. Oleh karena itu kesehatan mata merupakan
hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Kesehatan mata dapat di jaga dengan
melakukan beberapa hal seperti memperhatikan jarak pandang saat membaca,
mengatur pencahayaan, makan-makanan yang sehat. Disini yang akan ditinjau secara
khusus adalah menjaga kesehatan mata dari sisi pengaturan pencahayaan pada ruang
baca.
Cahaya merupakan salah satu bentuk energi yang dipancarkan oleh benda atau
sumber cahaya dalam bentuk gelombang eletromagnetik. Gelombang
elektromagnetik dapat merambat di dalam ruang hampa (vakum). Menurut James
Maxwell (1831-1897), cahaya adalah gelombang elektromagnetik, sehingga cepat
rambat cahaya sama dengan cepat rambat gelombang elektromagnetik, yaitu 3.10 -8
m/s. Cahaya inilah yang membuat manusia dapat melihat benda atau objek yang ada
di sekitarnya karena berkas cahaya dari sumber mengenai permukaan objek atau
benda yang kemudian dipantulkan kearah mata kita.
Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang
dipancarkan oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut. Bagian
mata yang tanggap cahaya adalah retina. Ada dua fotoreseptor pada retina yaitu rod
(batang) dan cone (kerucut) yang terletak beberapa lapis di belakang jaringan saraf.
Tiap mata kurang lebih mempunyai 6,5 juta cone yang berfungsi untuk melihat pada
siang hari (terang) dan 120 juta rod yang dipergunakan untuk melihat pada malam
hari (gelap atau kurang cahaya). Jika sensitifitas retina cukup besar, rod akan bekerja
secara maksimum sehingga obyek yang gelap pun akan terlihat putih. Tetapi apabila
rod bekerja secara maksimum terus menerus maka akan menurunkan tingkat
keoptimalan kerjanya, dan akan menyebabkan mata lelah yang berakibat gangguan
lainnya seperti rabun dekat dan rabun jauh, bahkan kebutaan. Semua itu berhubungan
dengan tingkat intensitas cahaya yang sampai ke mata. (J.F. Gabriel . 1996 : 156-
158).
Penelitian ini menggunakan photometer atau luxmeter yang berfungsi untuk
mengukur intensitas cahaya. Luxmeter dapat mengukur kuat intensitas cahaya seperti
cahaya matahari. Matahari memiliki intensitas cahaya 100.000 lux pada keadaan
yang sangat cerah, lampu-lampu gedung bioskop yang memiliki intensitas cachaya
50.000 lux, dan intensitas cahaya di ruang baca adalah 150 lux. Pada ruang baca
intensitas terbaik yang digunakan yaitu sebesar 150 lux, jika kurang ataupun lebih
maka akan sangat berpengaruh pada mata. (J.F. Gabriel.1996 : 173)
Lampu sebagai sumber cahaya di dalam ruangan juga memiliki peran yang
penting dalam kesehatan mata. Penggunaan lampu harus tidak tidak terlalu terang
atau tidak terlalu gelap. Lampu-lampu yang tersedia tidak di atur untuk ruang baca
saja. Tidak ada lampu yang khusus di atur untuk intensitas 150 lux. Di samping itu
intensitas cahaya juga berubah terhadap jarak. Karena itu, banyak pencahayaan di
ruang baca tidak sesuai dengan standar kesehatan mata.
Untuk itulah diperlukan sebuah alat yang mampu mengatur intensitas cahaya
diruang baca dalam keadaan apapun. Sehingga kerusakan fungsi mata yang di
akibatkan oleh pencahayaan yang kurang tepat dapat di antisipasi. Penggunaan lampu
yang terang memiliki fungsi agar mata tidak bekerja dengan berat, tetapi intensitas
cahaya yang paling ideal di gunakan diruang baca adalah 150 lux.
Penekanan pada faktor kemudahan operasional dan kepraktisan membuat
peralihan teknologi dari sistem analog ke sistem digital. Keadaan ini didasarkan pada
tuntutan manusia yang selalu menginginkan kebutuhan secara cepat, praktis, dan
efisien, bukan saja dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari tetapi juga
mencakup penggunaan teknologi tepat guna.
LDR atau Light Dependent Resistor adalah sebuah sensor cahaya yang
berfungsi untuk menangkap keadaan lingkungan yang digunakan pada penelitian ini.
Dengan Arduino dan LDR dari penelitian ini maka perancangan dan pembuatan alat
pengaturan otomatis intensitas cahaya ruang baca menggunakan LDR dan Arduino
diangkat sebagai tema penelitian.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dijabarkan, dapat diidentifikasikan
masalah yang ada, antara lain :
1. Kesehatan mata terkait perncahayaan perlu di perhatikan.
2. Intensitas cahaya yang tidak sesuai dapat mengakibatkan kerusakan mata.
3. Perlu adanya alat yang dapat mengatur intensitas cahaya di ruang baca.
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalah dari penelitian ini tidak berkembang, maka permasalahan
tersebut dibatasi pada:
1. Sebagai model miniatu penerangan ruangan yang adaptif dengan lampu
AC.
2. Miniatur yang dipakai dindingnya berwarna putih.
3. Penggunaan Arduino sebagai pembaca antar muka unit kontrol utama.
4. Objek penelitian lebih ditekankan pada pengaturan intensitas cahaya di
ruang baca dengan parameter kaidah kesehatan mata.
D. Rumusan Masalah
Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa Arduino dapat digunakan untuk mengontrol
suatu sistem, maka untuk memahami prinsip kerja dari kontrol ini dirumuskan
beberapa permasalahan:
1. Bagaimana cara mengontrol intensitas cahaya dalam ruang baca?
2. Bagaimana merancang penggunaan sensor cahaya LDR di dalam sistem kontrol
yang menggunakan Arduino?
E. Tujuan
Adapun tujuan perencanaan dan pembuatan alat ini adalah:
1. Mengetahui cara merancang dan membuat model sistem kontol otomatis intensitas
cahaya dalam ruang baca dengan menggunakan Arduino.
2. Memahami penggunaan sensor cahaya LDR di dalam sistem kontrol yang
menggunakan Arduino.
3. Mengendalikan intensitas cahaya yang ada di ruang baca selalu dalam keadaan
yang dianjurkan.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Miniatur pengaturan otomatis intensitas cahaya ruang baca menggunakan Arduino
yang dapat diaplikasikan pada kondisi nyata ruang baca.
2. Perancangan dan pembuatan alat ini diharapkan dapat berfungsi sebagai alat
otomatis terprogram dan dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya sesuai
kebutuhan.