bab i

11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri Punggung Bawah adalah suatu sindroma klinik di daerah tulang punggung bawah yang ditandai dengan gejala utama adanya rasa nyeri atau perasaan tidak enak. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau kadang berulang kali dengan memerlukan biaya yang tinggi dalam penanganannya sehingga tidak boleh dipandang sebelah mata. World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa tiap tahun 2%-5% dari karyawan di negara industri mengalami Nyeri Punggung Bawah (NPB), dan dari absenteisme di industri baja serta industri perdangangan sebanyak 15% disebabkan karena NPB. Data statistik Amerika Serikat memperlihatkan angka kejadian sebesar 15%-20% per tahun. Kasus nyeri punggung sebanyak 90% disebabkan bukan karena 1

Upload: pipit-sila-pricila

Post on 08-Feb-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sxjbshcnj

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nyeri Punggung Bawah adalah suatu sindroma klinik di daerah tulang

punggung bawah yang ditandai dengan gejala utama adanya rasa nyeri atau

perasaan tidak enak. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap

atau kadang berulang kali dengan memerlukan biaya yang tinggi dalam

penanganannya sehingga tidak boleh dipandang sebelah mata. World Health

Organization (WHO) mengatakan bahwa tiap tahun 2%-5% dari karyawan

di negara industri mengalami Nyeri Punggung Bawah (NPB), dan dari

absenteisme di industri baja serta industri perdangangan sebanyak 15%

disebabkan karena NPB. Data statistik Amerika Serikat memperlihatkan

angka kejadian sebesar 15%-20% per tahun. Kasus nyeri punggung

sebanyak 90% disebabkan bukan karena kelainan organik, melainkan karena

kesalahan posisi tubuh dalam bekerja. Nyeri pinggang menyebabkan lebih

banyak waktu yang hilang dari pada pemogokan kerja sebanyak 20 juta hari

kerja karenanya (Muheri, 2010).

Nyeri punggung bawah merupakan gejala berupa rasa nyeri di daerah

dorsal tubuh antara vertebra thorakal XII dan bagian bawah pinggul atau

anus, mencakup juga keluhan nyeri dengan penjalaran ke tungkai dan kaki

(Kurnia, 2006). Faktor pendukung terjadinya nyeri punggung bawah yaitu

usia. Biasanya nyeri punggung bawah diderita oleh orang berusia lanjut

1

Page 2: BAB I

2

karena penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama tulangnya sehingga tidak

lagi elastis seperti diwaktu muda. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Yanra (2013) usia responden yang paling banyak menderita

nyeri punggung bawah yaitu rentang usia 45-60 tahun yang berjumlah 30

orang (44,8%). Tetapi saat ini sering ditemukan waktu usia muda sudah

terkena nyeri punggung bawah atau low back pain (Fatimah, 2009)

Data epidemiologi mengenai nyeri punggung bawah di Indonesia

belum ada, namun diperkirakan penduduk pulau Jawa Tengah berusia diatas

65 tahun 40% pernah menderita nyeri punggung, prevalensi pada laki-laki

18,2% dan pada wanita 13,6%. Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke

beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara 3-17% (Purnamasari,

2010). hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Yanra (2013) dengan rancangan cross sectional pada

85 subjek, diperoleh bahwa sebagian besar responden nyeri punggung

bawah berjenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 42 orang (62,7%) dan

25 orang (37,3%) berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dikarenakan pada

wanita terjadi menstruasi dan proses menopause yang menyebabkan

kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormone esterogen.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sekitar 70%-80% orang

dewasa pernah mengalami nyeri punggung bawah dalam hidupnya, hal ini

juga sering menjadi penyebab tidak masuk kerja bagi para pekerja (Rogers,

2006). Menurut survei tahun 2005 oleh lembaga kesehatan dunia (WHO)

dari 1000 karyawan yang bekerja mengalami gangguan kesehatan yang

diakibatkan dari kondisi lingkungan kerja yang tercatat ada kurang lebih

Page 3: BAB I

3

12,3% dengan kriteria gangguan kesehatan yang diakibatkan dari sistem

ergonomi dan jenis kegiatan yang dikerjakan. Mulai dari kebisingan dengan

gangguan pada telinga, pencahayaan dengan gangguan mata, udara dengan

gangguan pernapasan juga gangguan pada musculoskeletal dan persyarapan

akibat lamanya duduk saat bekerja, jenis pekerjaan serta kebiasaan dalam

bekerja yang dilakukan, sarana prasarana yang ditata kurang baik, hal

tersebut merupakan variasi dari gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh

sistem ergonomi (Rudyana & Sipayung, 2005)

Sikap kerja yang statis dalam jangka waktu yang lama lebih cepat

menimbulkan keluhan pada sistem musculoskeletal. Apabila hal ini

dibiarkan terus menerus dan tidak memperhatikan faktor-faktor ergonomi

akan lebih mudah menimbulkan keluhan nyeri punggung bawah (Sakinah

et.al, 2012). Posisi duduk yang tidak alamiah atau tidak ergonomis akan

menimbulkan kontraksi otot secara isometris (melawan tahanan) pada otot-

otot utama yang terlibat dalam pekerjaan. Akibatnya otot pinggang sebagai

penahan beban utama akan mudah mengalami kelelahan dan akan terjadi

nyeri pada otot sekitar pinggang atau punggung bawah dikarenakan beban

kerja bertumpu di daerah pinggang (Risyanto, 2008). Faktor lain yang dapat

mempengaruhi timbulnya gangguan Nyeri Punggung bawah meliputi

karakteristik individu misal body mass index (BMI), tinggi badan, kebiasaan

olah raga, masa kerja (Harianto, 2010).

Duduk atau berdiri terus menerus dalam waktu yang lama sering

dilakukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Kegiatan itu dapat

berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari di kantor, di rumah, di pabrik dan di

Page 4: BAB I

4

tempat kerja lainnya. Pekerjaan yang ditekuninya sering tidak disadari

menimbulkan keluhan kesehatan terutama karena ketidaktahuan seseorang

(Mansyur, 2006). Faktor-faktor risiko lain yang dapat berkaitan dengan

NPB antara lain faktor individu dan faktor pekerjaan. Menurut Chang

(2006) ternyata 60% orang dewasa mengalami nyeri pinggang bawah karena

masalah duduk yang terjadi pada mereka yang bekerja atau yang

aktivitasnya lebih banyak dilakukan dengan duduk. Seperti hasil penelitian

Samara, Basuki, Jannis (2009) yang menunjukkan bahwa lama duduk statis

91-300 menit meningkatkan risiko untuk terjadinya nyeri punggung bawah

2,35 kali lebih besar dibandingkan dengan subyek yang duduk statis 5-90

menit. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rudyana dan

Sipayung (2009) bahwa faktor tertinggi yang mempengaruhi kejadian NPB

adalah lamanya duduk dengan persentase 76,3%, jenis pekerjaan dan

kebiasaan dalam bekerja dengan persentase 71,6%, sedangkan sarana

prasarana secara ergonomik sebagai faktor pencetus kejadian NPB dengan

presentase 20,27%. Dan pada penelitian (RW Sumekar, 2010) mengatakan

bahwa lama duduk berpengaruh terhadap nyeri punggung (p=0,006), dan

duduk lama mempunyai resiko 18,497 kali lebih besar untuk terjadinya

nyeri punggung. Disarankan melakukan peregangan otot setelah 30-60

menit bekerja untuk mengurangi nyeri punggung.

Page 5: BAB I

5

B. Rumusan Masalah

Sikap kerja yang statis dalam jangka waktu yang lama lebih cepat

menimbulkan keluhan pada sistem musculoskeletal. Apabila hal ini

dibiarkan terus menerus dan tidak memperhatikan faktor-faktor ergonomi

akan lebih mudah menimbulkan keluhan nyeri punggung bawah (Sakinah

et.al, 2012). Seperti hasil penelitian Samara, Basuki, Jannis (2009) yang

menunjukkan bahwa lama duduk statis 91-300 menit meningkatkan risiko

untuk terjadinya nyeri punggung bawah 2,35 kali lebih besar dibandingkan

dengan subyek yang duduk statis 5-90 menit.

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh peneliti pada kantor BNI

Life Tower di Jakarta, dilihat dari jam kerja yang dimulai dari pukul

09.00-17.00 wib, para karyawan menghabiskan waktu untuk bekerja

dengan posisi duduk dengan jeda istirahat selama 1 jam dan mereka harus

kembali menyelesaikan kerjaannya karena mereka mempunyai target

untuk perharinya. Hal ini menjadi salah satu faktor resiko timbulnya NPB.

Atas dasar fenomena ini peneliti merumuskan “Adakah Hubungan

Lamanya Duduk Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada

Karyawan BNI Life Tower Jakarta Pusat?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

lamanya duduk dengan keluhan nyeri pinggang bawah pada karyawan

BNI Life Tower Jakarta Pusat.

Page 6: BAB I

6

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:

a. Mengetahui gambaran karakteristik responden : usia, jenis

kelamin, riwayat penyakit, masa kerja

b. Mengidentifikasi berapa lamanya duduk dalam sehari

c. Mengidentifikasi hubungan lamanya duduk dengan keluhan nyeri

pinggang bawah

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan keperawatan

Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam

memberikan solusi pengobatan herbal yang mudah, aman, efisien dan

tidak ada efek samping pada penderita asam urat.

2. Bagi Institusi keperawatan

a. Bagi dunia pendidikan keperawatan dapat menambah wawasan

keilmuan tentang pentingnya

b. Bagi peneliti sendiri untuk agar dapat menemukan dan pemecahan

masalah yang ada mengenai asam urat dan mengetahui manfaat

daun binahong terhadap penderita asam urat.

3. Bagi Peneliti Keperawatan

Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan acuan atau

landasan awal untuk melakukan penelitian yang terkait dengan

penelitian ini.

Page 7: BAB I

7

4. Bagi Masyarakat

a. Bagi masyarakat sebagai bahan untuk meningkatkan pengetahuan

dan wawasan mengenai manfaat daun binahong.

b. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan mengenai

penggunaan rebusan daun binahong untuk menurunkan kadar asam

urat.