bab i

53
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Penjaringan 1.1.1.1 Keadaan Geografis Pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa Kota Administrasi. Berbeda dengan Kota otonom yang dilengkapi DPRD tingkat II, maka Kota-Kota Administrasi di DKI Jakarta tidak memiliki DPRD Tingkat II yang mendampingi Walikota. Berdasarkan lembaran daerah No.04/1966 ditetapkanlah lima wilayah Kota Administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara, yang dilengkapi dengan 22 Kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan ini didasarkan atas azas teritorial dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk Kecamatan, 30.000 jiwa untuk kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk kelurahan pinggiran. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara mempunyai luas 7.133,51 Ha, terdiri dari luas lautan 6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara membentang dari barat ke timur sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke darat antara 4-10 Km, dengan kurang lebih 110 pulau yang ada di Kepulauan Seribu. Ketinggian dari permukaan laut antara 0-20 meter dari 1

Upload: bravefrontierid

Post on 07-Feb-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 1

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Penjaringan

1.1.1.1 Keadaan Geografis

Pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa Kota

Administrasi. Berbeda dengan Kota otonom yang dilengkapi DPRD tingkat II,

maka Kota-Kota Administrasi di DKI Jakarta tidak memiliki DPRD Tingkat II

yang mendampingi Walikota. Berdasarkan lembaran daerah No.04/1966

ditetapkanlah lima wilayah Kota Administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat,

Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara, yang dilengkapi

dengan 22 Kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan Kecamatan dan

Kelurahan ini didasarkan atas azas teritorial dengan mengacu pada jumlah

penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk Kecamatan, 30.000 jiwa untuk kelurahan

perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk kelurahan pinggiran.

Wilayah Kotamadya Jakarta Utara mempunyai luas 7.133,51 Ha, terdiri

dari luas lautan 6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara

membentang dari barat ke timur sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke

darat antara 4-10 Km, dengan kurang lebih 110 pulau yang ada di Kepulauan

Seribu. Ketinggian dari permukaan laut antara 0-20 meter dari tempat tertentu

ada yang di bawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa

atau empang air payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai

beriklim panas, dengan suhu rata-rata 270C, curah hujan setiap tahun rata-rata

142,54 mm dengan maksimal curah hujan pada bulan September. Kondisi wilayah

yang merupakan wilayah pantai dan tempat bermuaranya sembilan sungai dan dua

banjir kanal menyebabkan wilayah ini merupakan wilayah rawan banjir, baik

kiriman maupun banjir karena pasang air laut.

Luas wilayah Kecamatan Penjaringan adalah 35,98 Ha, meliputi lima

Kelurahan (Kamal Muara, Kapuk Muara, Pejagalan, Penjaringan, dan Pluit).

1

Page 2: BAB I

Batas-batas wilayah Kecamatan Penjaringan adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Pantai Laut Jawa

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pademangan (sepanjang kali

Opak, Pelabuhan Sunda Kelapa, rel KA jurusan Tangerang)

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Grogol Petamburan (Jl.

Tubagus Angke, Jl. Kapuk Kamal)

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Propinsi Jawa Barat (sungai Berok, Pintu

air Kayu Besar, batas Kelurahan Dadap Kabupaten Tangerang)

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kecamatan Penjaringan

Ket :

Sumber : Profil Puskesmas Kecamatam Penjaringan 2011

Kelurahan Penjaringan memiliki dua buah Puskesmas kelurahan yaitu

Puskesmas Pejaringan I dan Puskesmas Penjaringan II. Kelurahan Pejagalan

memiliki dua buah Puskesmas yaitu Puskesmas Kecamatan Penjaringan dan

2

Puskesmas Kecamatan

Puskesmas Kelurahan

Page 3: BAB I

Puskesmas Kelurahan Pejagalan. Sedangkan kelurahan Kamal Muara, Kapuk

Muara, dan Pluit masing-masing memiliki satu Puskesmas kelurahan.

Luas masing– masing kelurahan yang berada di Kecamatan Penjaringan :

1. Kelurahan Kamal Muara : 10,53 Ha

2. Kelurahan Kapuk Muara : 10,05 Ha

3. Kelurahan Pejagalan : 3,23 Ha

4. Kelurahan Penjaringan : 3,96 Ha

5. Kelurahan Pluit : 7,71 Ha

Kecamatan Penjaringan terdiri dari 68 Rukun Warga (RW), dan 826 Rukun

Tetangga (RT) dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1 Data Jumlah RW dan Jumlah RT di Wilayah

Kecamatan Penjaringan

No. Kelurahan Jumlah RW Jumlah RT

1. Kamal Muara 4 30

2. Kapuk Muara 9 88

3. Pejagalan 18 226

4. Penjaringan 17 240

5. Pluit 20 242

Jumlah 68 826

(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatam Penjaringan 2011)

1.1.1.2 Keadaan Demografi

Secara demografis penduduk di wilayah Kecamatan Penjaringan sangat

padat. Menurut Laporan Kecamatan Penjaringan pada tahun 2011, Kecamatan

Penjaringan mempunyai jumlah penduduk sebanyak 178.026 jiwa. Berikut ini

rincian jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Penjaringan :

3

Page 4: BAB I

Tabel 1.2 Data Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah

Kecamatan Penjaringan Tahun 2011

No. Kelurahan Laki – Laki Perempuan Jumlah

1. Kamal Muara 3.685 3.473 6.396

2. Kapuk Muara 10.517 11.318 15.237

3. Pejagalan 26.323 29.455 56.372

4. Penjaringan 28.897 27.332 56.219

5. Pluit 22.658 22.987 43.802

Jumlah 92.080 94.565 178.026

(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatam Penjaringan 2011)

Tabel 1.3 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kecamatan

Penjaringan Tahun 2011

No. Kelurahan Luas

(Ha)

Jumlah

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

(per km2)

1. Kamal Muara 10,53 6.396 679

2. Kapuk Muara 10,05 15.237 2.172

3. Pejagalan 3,23 56.372 1.727

4. Penjaringan 3,96 56.219 1.419

5. Pluit 7,71 43.802 592

Jumlah 35,48 178.026 6.589

(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatam Penjaringan 2011)

4

Page 5: BAB I

Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Menurut Umur di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Penjaringan Tahun 2011

No. Kelompok Umur (tahun) Jumlah

1. 0 – 4 16.419

2. 5 – 9 15.217

3. 10 – 14 14.302

4. 15 – 19 15.151

5. 20 – 24 17.416

6. 25 – 29 16.153

7. 30 – 34 16.126

8. 35 – 39 15.246

9. 40 – 44 13.350

10. 45 – 49 12.513

11. 50 – 54 13.156

12. 55 – 59 7.763

13. 60 – 64 6.054

14. 65 – 69 3.541

15. 70 – 74 2.483

16. > 75 1.755

( Sumber : Profil Puskesmas Kecamatam Penjaringan 2011)

Tabel 1.5 Data Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah

Kecamatan Penjaringan Tahun 2011

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1. Tidak sekolah 3.651

2. Tidak tamat SD 12.061

3. Tamat SD 51.975

4. Tamat SLTP 30.918

5. Tamat SLTA 28.427

6. Tamat Akademi / PT 7.383

(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatam Penjaringan 2011)

5

Page 6: BAB I

Tabel 1.6 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Wilayah

Kecamatan Penjaringan Tahun 2011

No. Pekerjaan Jumlah

1. Buruh 34.500

2. Nelayan 1.802

3. Pedagang 14.542

4. PNS 668

5. Wiraswasta 6.718

6. Karyawan 28.810

7. Petani 222

8. Pensiunan 3.439

9. TNI / POLRI 179

(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatam Penjaringan 2011)

Tabel 1.7 Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Penjaringan Tahun

2011

Data Dasar Jumlah

Jumlah Penduduk 178.026

Jumlah Kelurahan 5

Jumlah Puskesmas 7

Jumlah RW 68

Jumlah RT 826

Jumlah KK 53.772

Tenaga Kesehatan 37

Posyandu 81

Kader Aktif 503

Kader Ada 569

Jumlah Bayi 4.299

Jumlah Ibu Hamil 4.729

Jumlah Ibu Nifas 4.062

(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatam Penjaringan 2011)

6

Page 7: BAB I

1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas

1.1.2.1 Definisi

Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah pusat

pengembangan, pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus

merupakan garda terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk

tujuan tersebut, puskesmas berfungsi melayani tugas teknis dan administratif.

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari

kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan

infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah

kerja puskesmas.

Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 -

50.000 penduduk setiap puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan

kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang oleh unit pelayanan kesehatan yang

lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu atau Puskesmas Keliling.

Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah

kerja puskesmas dapat meliputi satu kelurahan.

Indonesia sehat 2015 adalah visi pembangunan sehat di Indonesia.

Puskesmas dijadikan sebagai ujung tombak upaya kesehatan baik upaya kesehatan

masyarakat maupun kesehatan perorangan. Lebih dari tiga dasawarsa Republik

Indonesia mencoba berupaya menyelesaikan persoalan kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, telah mengembangkan berbagai inovasi strategi peningkatan

pelayanan kesehatan yang lebih efektif, efisien dan terpadu. Gagasan–gagasan

baru untuk menyelesaikan berbagai persoalan pelayanan kesehatan dicoba namun

demikian faktanya adalah kualitas pelayanan kesehatan di negara Indonesia masih

jauh dari memuaskan bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

1.1.2.2 Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan Puskesmas meliputi :

a. Promotif (peningkatan kesehatan)

b. Preventif (upaya pencegahan)

c. Kuratif (pengobatan)

7

Page 8: BAB I

d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis

kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.

1.1.2.3 Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas

adalah tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat.

Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat Kecamatan di masa depan yang

ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup

dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat memiliki kemampuan untuk

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta

memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator

utama yakni (1) lingkungan sehat (2) perilaku sehat (3) cakupan pelayanan

kesehatan yang bermutu serta (4) derajat kesehatan penduduk Kecamatan.

Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi

pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni, terwujudnya Kecamatan sehat

yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah

Kecamatan setempat.

1.1.2.4 Misi Puskesmas

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.

Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang

diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek

kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif

terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku

masyarakat.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya

Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat

yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang

8

Page 9: BAB I

kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan, menuju

kemandirian hidup.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan

kesehatan yang sesuai dengan standard dan memuaskan masyarakat,

mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan

efisiensi pengelolaan dana, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota

masyarakat.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya

Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan

kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan

bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan

menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai.

1.1.2.5 Strategi Puskesmas

a. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan

b. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan

masyarakat dan keluarga

c. Meningkatkan profesionalisme petugas

d. Mengembangkan kemandirian puskesmas sesuai dengan kewenangan yang

diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

1.1.2.6 Fungsi Puskesmas

1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat

dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta

mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif

memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap

9

Page 10: BAB I

program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan

kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka

masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki

kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat

untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan

kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan,

menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan. Pemberadayaan

perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan

memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosisal budaya masyarakat

setempat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan

kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi

tanggung jawab puskesmas meliputi:

a. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan

utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,

tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas

tertentu ditambah dengan rawat inap.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama

memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit

tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi

kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan

10

Page 11: BAB I

gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan

jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

Gambar 1.2 Fungsi Puskesmas

(Sumber : Trihono, 2005)

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas,

puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan program kesehatan perorangan

dan program kesehatan masyarakat, yang bila ditinjau dalam sistem kesehatan

nasional, keduanya merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Program

kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu program kesehatan wajib

dan program kesehatan pengembangan.

1.1.2.7 Upaya Kesehatan Wajib

Program yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan

global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan

masyarakat. Program kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap Puskesmas

yang ada di wilayah Indonesia. Program kesehatan wajib Puskesmas adalah:

a. Program Promosi Kesehatan

b. Program Kesehatan Lingkungan

c. Program Kesehatan Ibu dan Anak

d. Program Keluarga Berencana

11

Page 12: BAB I

e. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

f. Program pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

g. Program Pengobatan Dasar

Berikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib yang ditampilkan dalam

bentuk tabel, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.8 Indikator Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

Program Kesehatan Wajib

Kegiatan Indikator

Promosi Kesehatan

Promosi hidup bersih dan sehat

Tatanan sehat

Perbaikan perilaku sehat

Kesehatan Lingkungan

Penyehatan pemukiman Cakupan air bersihCakupan jamban keluargaCakupan SPALCakupan rumah sehat

Kesehatan Ibu dan Anak

ANC Cakupan K1, K4Pertolongan persalinan Cakupan linakesMTBS Cakupan MTBSImunisasi Cakupan imunisasi

Keluarga Berencana

Pelayanan Keluarga Berencana

Cakupan MKET

Pengendalian Penyakit Menular

Diare Cakupan kasus diareISPA Cakupan kasus ISPAMalaria Cakupan kasus malaria

Cakupan kelambunisasiTuberkulosis Cakupan penemuan kasus

Angka penyembuhan

Gizi Distribusi vit A/ Fe / cap yodium

Cakupan vit A /Fe / cap yodium

PSG % gizi kurang / buruk, SKDN

Promosi Kesehatan % kadar gizi

Pengobatan Medik dasar Cakupan pelayananUGD Jumlah kasus yang

ditanganiLaboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan

(Sumber : Trihono, 2005)

12

Page 13: BAB I

1.1.2.8 Upaya Kesehatan Pengembangan

Program yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang

ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.

Program kesehatan pengembangan dipilih dari daftar program kesehatan pokok

puskesmas yang telah ada yakni :

a. Program Kesehatan Sekolah

b. Program Kesehatan Olahraga

c. Program Perawatan Kesehatan Masyarakat

d. Program Kesehatan Kerja

e. Program Kesehatan Gigi & Mulut

f. Program Kesehatan Jiwa

g. Program Kesehatan Mata

h. Program Kesehatan Usia Lanjut

i. Program Pembinaan Pengobatan Tradisional

Pemilihan program kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh

puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan

masukan dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan

apabila program kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam

arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan

program kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas

kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu program kesehatan

pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas

kabupaten/kota. Penyelenggaraan program kesehatan wajib dan upaya

pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara

terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi

puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari

setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap program puskesmas,

baik program kesehatan wajib maupun program kesehatan pengembangan.

13

Page 14: BAB I

Tabel 1.9 Indikator Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas

Upaya kesehatan pengembangan

Kegiatan Indikator

Upaya Kesehatan Sekolah

UKS/UKGS Jumlah Sekolah dg UKS/UKGS% sekolah sehat

Upaya kesehatan olah raga

Memasyarakatkan olah raga untuk kesehatan

Jumlah kelompok senamJumlah klub jantung sehat

Upaya perawatan kesehatan masyarakat

Kunjungan rumah konseling

% keluarga rawan yang dikunjungi

Upaya kesehatan kerja Memasyarakatkan masker (norma sehat dalam bekerja)

% pos UKKTingkat perkembangan pos UKK

Upaya kesehatan gigi dan mulut

Poliklinik gigi Jumlah kasus gigi

Upaya kesehatan jiwa Konseling Jumlah kasus penyakit jiwa

Upaya kesehatan mata Mencegah kebutaan Jml pend. katarak yg dioperasiJml kelainan visus yang dikoreksi

Upaya kesehatan usia lanjut

Memasyarakatkan perilaku sehat di usia lanjut

% Posyandu UsilaTingkat perkembangan Posyandu Usila

Usaha pembinaan pengobatan tradisional

Membina pengobatan tradisional yang rasional

Jumlah sarasehan battraJumlah battra yang dibina

(Sumber : Trihono, 2005)

14

Page 15: BAB I

1.1.2.9 Azas Puskesmas

1. Azas pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini

puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai

berikut :

a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan

sehingga berwawasan kesehatan.

b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap

kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang

diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah

kerjanya.

d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara

merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas pemberdayaan masyarakat

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan

masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program

puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun

melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa

kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka

pemberdayaan masyarakat antara lain

a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)

b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)

c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi

(Kadarzi)

d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa

percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)

e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan

Pesantren (Pokestren)

f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda

g. Kesehatan Kerja : Pos Program Kesehatan Kerja (Pos UKK)

15

Page 16: BAB I

h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat

(TPKJM)

i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga

(TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra)

3. Azas Keterpaduan

Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil

yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus

diselenggarakan secara terpadu. Ada dua macam keterpaduan yang perlu

diperhatikan yakni :

a. Keterpaduan Lintas Program

Program memadukan penyelengaraan berbagai program

kesehatan yang menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh :

MTBS, UKS, Puskesmas Keliling, Posyandu.

b. Keterpaduan Lintas Sektor

Program memadukan penyelenggaraan program puskesmas

dengan program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk

organisasi kemasyarakatn dan dunia usaha. Contoh keterpaduan

lintas Sektoral antara lain 1) UKS, Keterpaduan sektor kesehatan

dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan & agama. 2) Promosi

Kesehatan, keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama & pertanian. 3) Perbaikan

Gizi, keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia

usaha & organisasi kemsyarakatan. 4) Kesehatan kerja,

keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,

tenaga kerja & dunia usaha.

4. Azas Rujukan

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas

penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik,

baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan

ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal

16

Page 17: BAB I

dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. Ada dua

macam rujukan yang dikenal yakni :

a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)

Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu

penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke

sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal

maupun horizontal). Rujukan program kesehatan perorangan

dibedakan atas 1) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik,

pengobatan tindakan medis (contoh: operasi) dan lain-lain. 2)

Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan

laboratorium yang lebih lengkap. 3) Rujukan Ilmu Pengetahuan

antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk

melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau

menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.

b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah

masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa,

pencemaran lingkungan dan bencana. Rujukan kesehatan

masyarakat dibedakan atas tiga macam: 1) Rujukan sarana dan

logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman

alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan

obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian. 2) Rujukan

tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar

biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan

kesehatan karena bencana alam. 3) Rujukan operasional, yakni

menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung jawab

penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau

penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan

kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila

puskesmas tidak mampu.

17

Page 18: BAB I

Gambar 1.3 Sistem Rujukan Puskesmas

(Sumber : Trihono, 2005)

1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Penjaringan

Puskesmas Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara direnovasi pada tahun

2006 beralamat di Jl. Teluk Gong Raya no. 2 Kecamatan Penjaringan Jakarta

Utara.

Puskesmas Kecamatan Penjaringan melayani berbagai macam pelayanan

termasuk ruang inap bersalin (kebidanan).

1.1.3.1 Visi dan Misi

Visi

Visi Puskesmas Kecamatan Penjaringan adalah Penjaringan sehat untuk semua.

Misi

Misi Puskesmas Kecamatan Penjaringan adalah sebagai berikut :

- Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi

semua lapisan masyarakat.

- Mengembangkan SDM yang berkualitas.

- Mengembangkan profesionalisme manajemen.

- Menciptakan suasana kerja yang nyaman bagi pegawai.

18

Page 19: BAB I

- Membina kerjasama yang harmonis dengan institusi kesehatan lainnya dan

masyarakat.

1.1.3.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan Puskesmas Kecamatan Penjaringan adalah :

Tujuan Umum

Tujuan Umum Puskesmas Kecamatan Penjaringan adalah untuk mendapatkan

gambaran keadaan kesehatan yang menyeluruh di wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Penjaringan pada akhir tahun 2012 dalam rangka meningkatkan

kemampuan managemen secara berhasil guna dan berdaya guna.

Tujuan Khusus

- Diperolehnya gambaran situasi kesehatan di Kecamatan Penjaringan.

- Untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembinaan di tingkat wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Penjaringan.

- Sebagai wadah untuk mendapatkan informasi kesehatan di Puskesmas

Kecamatan Penjaringan.

- Sebagai bahan penilaian dan evaluasi dari pelaksanaan program-program

kesehatan yang ada di Puskesmas.

- Sebagai dokumentasi dari pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas.

1.1.3.3 Tugas Pokok dan Fungsi

Puskesmas Kecamatan saat ini merupakan SKPD (Satuan Kerja Perangkat

Daerah) yang memiliki tugas pokok melaksanakan :

- Pelayanan, pembinaan dan pengendalian Puskesmas kelurahan.

- Pengembangan Upaya Kesehatan individu dan Kesehatan masyarakat.

- Pendidikan dan Latihan tenaga kesehatan.

1.1.3.4 Manfaat

Manfaat Puskesmas Kecamatan Penjaringan bagi masyarakat berupa :

-Pelayanan yang profesional.

-Mutu layanan yang meningkat seiring dengan terpenuhinya akses

kemudahan dalam layanan kepada masyarakat.19

Page 20: BAB I

-Harga relatif terjangkau dengan layanan yang lebih baik.

Manfaat Puskesmas Kecamatan Penjaringan untuk organisasi maupun pelaku

organisasi adalah :

- Transparansi pengelolaan keuangan.

- Kebebasan dalam pengelolaan pendapatan .

- Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.

- Profesionalitas dan kemandirian.

- Efisiensi dan efektifitas penggunaan biaya.

- Kemudahan rekruitment tenaga profesional.

1.1.3.5 Kebijakan Mutu

Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Penjaringan adalah :

- Mengutamakan kepuasan pelanggan.

- Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan bertanggung

jawab.

- Meningkatkan kompetensi karyawan.

20

Page 21: BAB I

1.1.3.6 Struktur Organisasi

Gambar 1.4 Struktur Organisasi

(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Penjaringan 2011)

21

Page 22: BAB I

1.1.3.7 Sumber Daya Manusia

Potensi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wilayah Kecamatan

Penjaringan Tahun 2011 berjumlah 58 orang, dengan perincian :

Tabel 1.10 Alokasi Tenaga Kerja Puskesmas Kecamatan PenjaringanNo. Puskesmas DR DRG SMK APTK BDN PRW GIZI KESLING AA RAD L

A

B

TU SIK

1. Kec. Penjaringan 7 2 3 1 13 7 1 2 1 1 1 15 2

2. Kel. Kamal Muara 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1

3. Kel. Kapuk Muara 1 1 0 0 1 2 0 0 0 0 0 1 1

4. Kel. Pejagalan 1 1 0 0 1 2 0 0 0 0 0 1 1

5. Kel. Penjaringan I 1 1 0 0 7 2 1 0 0 0 0 1 1

6. Kel. Penjaringan II 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1

7. Kel. Pluit 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1

Total 13 9 3 1 25 16 2 2 2 1 1 21 8

(Sumber : Laporan Daftar Pegawai Puskesmas Kecamatan Penjaringan)

1.1.3.8 Denah Puskemas

Gambar 1.5 Denah Puskesmas

22

Page 23: BAB I

1.1.3.9 Sarana dan Prasarana

Puskesmas Kecamatan Penjaringan memiliki fasilitas gedung terdiri dari :

- Luas bangunan : 648 m²

- Luas tanah : 2.738 m²

- Air : PAM

- Telepon : 19 unit

- Fax : 3 unit

- Komputer : 20 unit

- Laptop : 5 unit

- Printer : 16 unit

- Mesin fotokopi : 1 unit

- AC : 36 unit

- Mobil Puskesmas keliling : 1 unit

- Mobil dinas : 2 unit

- Motor : 12 unit

- Dental unit : 3 unit

- Rontgen unit : 1 unit

- Unit mata : 2 unit

23

Page 24: BAB I

Tabel 1.11 Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kecamatan Penjaringan

No. Variabel

Lokasi

TotalKamal

Muara

Kapuk

Muara

Penjagalan Penjaringan I Penjaringan II Pluit

1. RS Swasta 0 1 1 2 0 0 4

2. Puskesmas 1 1 2 1 1 1 7

3. RB 0 1 2 3 0 1 7

4. BPS 1 3 3 3 2 4 16

5. Poliklinik 0 2 4 5 5 0 16

6. Spesialis 0 0 1 0 0 8 9

7. Dr PS 2 3 39 7 7 25 85

8. Drg PS 0 0 2 0 0 5 7

9. Lab 0 0 2 1 1 3 7

10. Apotik 0 2 5 3 3 10 21

(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatam Penjaringan 2011)

24

Page 25: BAB I

1.1.4 Program Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML)

Ada beberapa kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung di

puskesmas se-kecamatan Penjaringan, yaitu :

1.1.4.1 Pengendalian penyakit TB Paru

Penyakit Tuberculosis paru masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat. Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Tujuan P2ML di

Puskesmas se-kecamatan Penjaringan pada kasus TB paru adalah untuk

mengetahui jumlah penderita TB paru yang berobat ke puskesmas yang

berada di wilayah kecamatan Penjaringan dan agar semua penderita TB

yang berobat mendapat obat TB paru secara lengkap (mendapatkan dan

meminum obat TB paru selama 6 bulan tanpa terputus). Sasaran dari

program P2M di Puskesmas se-kecamatan Penjaringan pada kasus TB

paru adalah seluruh penderita TB paru yang datang ke poli TB paru.

Rumus perhitungan Perkiraan BTA (+) 1 Tahun, CDR, Angka Konversi

dan Angka Kesembuhan :

a. Rumus Perkiraan BTA (+) 1 tahun= 107/100.000 x Jumlah Penduduk

CDR (Case Detection Rate) adalah penemuan pasien baru TB BTA positif

pada penduduk suatu wilayah.

= %100tentuilayah terpenduduk w pada )(BTA perkiraan Jumlah

)(BTA penemuan Jumlah

Dengan target >70% dalam satu tahun, namun karena mengambil

data sembilan bulan maka target menjadi >52.5 %

b. CVR (Conversion Rate ) adalah Angka konversi adalah BTA positif

menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif diantara

penderita TB paru yang diobati.

25

Page 26: BAB I

= %100 )(BTA Jumlah

intensif fasesetelah (-)BTA menjadi )(BTA Jumlah

Dengan target >80% dalam satu tahun, namun karena mengambil

data sembilan bulan maka target menjadi >60 %

c. CR (Cure Rate) adalah Angka kesembuhan adalah BTA positif menjadi

BTA negatif setelah pengobatan selesai.

= %100 )(BTA Jumlah

selesai pengobatansetelah (-)BTA menjadi )(BTA Jumlah

Dengan target >85% dalam satu tahun, namun karena mengambil daa

sembilan bulan maka target menjadi >63. 75 %

d. Error Rate adalah angka kesalahan laboratorium yang menunjukkan

persentase kesalahan diagnosis yang dilakukan oleh laboratorium

pemeriksaan pertama, setelah diuji silang oleh BLK atau laboratorium

rujukan lain dimana kualitas diagnosis secara mikroskopis di laboratorium

pemeriksaan pertama.

= %100check cross di yangsediaan Jumlah

negatife falsesediaan positif falsesediaan Jumlah

Tabel 1.12 Angka Penemuan Penderita (CDR) TB di wilayah Puskesmas se-

Kecamatan Penjaringan Periode Januari – September 2012

No Puskesmas

Perkiraan

BTA(+)

(a)

Penemuan

penderita

BTA(+) (b)

CDR (>52.5%)

(b/a x 100%)

1. Kecamatan

Penjaringan139 4 2.8%

2. Kelurahan Pejagalan 25 10 40%

3. Kelurahan

Penjaringan I21 11 52.3%

4. Kelurahan 30 12 40%26

Page 27: BAB I

Penjaringan II

5. Kelurahan Kamal

Muara9 4 44.4%

6. Kelurahan Kapuk

Muara25 6 24%

7. Kelurahan Pluit 10 0 0%

Jumlah 259 47 18%

(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan BTA Puskesmas se-Kecamatan

Penjaringan Periode Januari- September 2012)

Keterangan :

Dari tabel 1.12 didapatkan angka penemuan penderita se-Kecamatan

sebesar 18% kurang dari target yaitu > 52.5%. Dari tabel 1.10 didapatkan angka

penemuan penderita yang dibawah target yaitu > 52.5% di Puskesmas Kecamatan

Penjaringan sebesar 2.8%, Puskesmas Kelurahan Pejagalan sebesar 40%,

Puskesmas Kelurahan Penjaringan I sebesar 52.3 %, Puskesmas Kelurahan

Penjaringan II sebesar 40%, Puskesmas Kelurahan Kamal Muara sebesar 44.4%,

Puskesmas Kelurahan Kapuk Muara sebesar 24% dan Puskesmas Kelurahan Pluit

sebesar 0%.

Tabel 1.13 Angka Konversi TB di wilayah Puskesmas se-Kecamatan

Penjaringan periode Januari – September 2012

No Puskesmas

Penemuan

penderita BTA (+)

(a)

Penemuan

penderita

konversi

(b)

Angka

konversi TB

(>60%)

(b/a x 100%)

1. Kecamatan

Penjaringan7 6 85%

2. Kelurahan 10 6 60%

27

Page 28: BAB I

Pejagalan

3. Kelurahan

Penjaringan I15 11 73.3%

4. Kelurahan

Penjaringan II13 4 30.7%

5. Kelurahan

Kamal Muara4 1 25%

6. Kelurahan

Kapuk Muara 6 5 83.33%

7. Kelurahan Pluit 1 1 100%

Jumlah 56 34 60.7%

(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan dahak akhir tahap intensif

pasien baru BTA Positif P2ML Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan

Periode Januari - September 2012)

Keterangan :

Dari tabel 1.13 didapatkan angka konversi TB se-Kecamatan sebesar

60.7% sesuai dari target yaitu > 60%. Selain itu, dari tabel 1.11 didapatkan angka

konversi TB yang kurang dari target > 60% yaitu di Puskesmas Kelurahan

Penjaringan II sebesar 30.7% dan Puskesmas Kelurahan Kamal Muara sebesar

25%. Dari tabel 1.11 didapatkan angka konversi TB yang sesuai dengan target >

60 % yaitu Puskesmas Kecamatan Penjaringan sebesar 85%, Puskesmas

Kelurahan Pejagalan sebesar 60%, Puskesmas Kelurahan Penjaringan I sebesar

73.3%, Puskesmas Kelurahan Kapuk Muara sebesar 83.33% dan Puskesmas

Kelurahan Pluit sebesar 100%.

28

Page 29: BAB I

Tabel 1.14 Angka Kesembuhan (CR) TB di wilayah Puskesmas se-

Kecamatan Penjaringan Periode Januari-September 2012

No Kelurahan

Penemuan

penderita

BTA(+)

(a)

Penemuan

penderita

sembuh (b)

Angka kesembuhan

TB (>63.75%)

(b/a x 100%)

1. Kecamatan

Penjaringan 13 12 92%

2. Kelurahan

Pejagalan5 4 80%

3. Kelurahan

Penjaringan I13 6 46.15%

4. Kelurahan

Penjaringan

II

6 5 83.33%

5. Kelurahan

Kamal

Muara

1 1 100%

6. Kelurahan

Kapuk

Muara

6 4 66.67%

7. Kelurahan

Pluit1 1 100%

Jumlah 45 33 73.33%

(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan dahak akhir tahap pengobatan

pasien baru BTA Positif P2ML Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan Periode

Januari-September 2012)

29

Page 30: BAB I

Keterangan :

Dari tabel 1.14 didapatkan angka kesembuhan TB se-Kecamatan

Penjaringan sebesar 73.33% sesuai dengan target yaitu >63.75%. Dari tabel 1.12

didapatkan angka kesembuhan yang dibawah target > 63.75% yaitu Puskesmas

Kelurahan Penjaringan I sebesar 46.15%. Dari tabel 1.12 didapatkan angka

kesembuhan yang sesuai dengan target > 63.75% yaitu Puskesmas Kecamatan

Penjaringan sebesar 92%, Puskesmas Kelurahan Pejagalan sebesar 80%,

Puskesmas Kelurahan Penjaringan II sebesar 83.33%, Puskesmas Kamal Muara

sebesar 100%, Puskesmas Kelurahan Kapuk Muara sebesar 66.67% dan

Puskesmas Kelurahan Pluit sebesar 100%.

Error rate tidak dapat dihitung karena tidak terdapatnya data mengenai

hasil false positive dan false negative.

1.1.4.2.1 Pengendalian Penyakit Diare

Tujuan kegiatan ini adalah menurunkan angka kematian akibat

diare, tatalaksana diare standar dan meningkatkan penggunaan oralit di

tingkat rumah tangga.

Indikator kinerja dan pemberantasan penyakit diare di wilayah

Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan bulan Januari – September 2012

adalah angka kesakitan < 4% sehingga target menjadi < 3%.

Incidence Rate kasus diare = %100pendudukJumlah

baru diare penderitaJumlah

30

Page 31: BAB I

Tabel 1.15 Incidence Rate Kasus Diare di Wilayah Puskesmas Kecamatan

Penjaringan Periode Januari - September 2012

No.

Puskesmas Jumlah

Penduduk

(a)

Jumlah

Penderita

Diare

(b)

IR

(Incidence

Rate)

(< 3%)

%100a

b

1.Kelurahan Pejagalan 56372 1601 2.8%

2. Kelurahan

Penjaringan I34984 807 2.3%

3. Kelurahan

Penjaringan II21235 630 2.9%

4. Kelurahan Kamal

Muara6396 165 2.5%

5. Kelurahan Kapuk

Muara15237 433 2.8%

6.Kelurahan Pluit 43802 563 1.2%

Jumlah 178026 4199 2.3 %

(Sumber : Laporan Bulanan P2ML Puskesmas Kecamatan Penjaringan Periode

Januari – September 2012)

Keterangan :

Dari tabel 1.15 di atas dapat dilihat bahwa angka Incidence Rate kasus

diare di wilayah Kecamatan Penjaringan periode Januari – September 2012 sesuai

dengan target yang di tetapkan < 3%. Dari tabel 1.8 didapatkan angka penemuan

penderita diare yang sesuai target yaitu < 3% yaitu di Puskesmas Kelurahan 31

Page 32: BAB I

Pejagalan sebesar 2.8%, Puskesmas Kelurahan Penjaringan I sebesar 2.3%,

Puskesmas Kelurahan Penjaringan II sebesar 2.9%, Puskesmas Kelurahan Kamal

Muara sebesar 2.5%, Puskesmas Kelurahan Kapuk Muara sebesar 2.8% dan

Puskesmas Kelurahan Pluit sebesar 1.2%.

Tabel 1.16 Angka Penggunaan Oralit di Puskesmas se-kecamatan

Penjaringan Periode Januari - September 2012

No. Puskesmas Jumlah

Penderita

Target

Pengg

unaan

Oralit

*

Angka

Penggunaa

n Oralit

Pencapaian

(%)

Target

(%)

1. Kec. Penjaringan 1104 5520 5520 100% 100%

2. Kel. Pejagalan 497 2485 2485 100% 100%

3. Kel. Penjaringan I 807 4035 4035 100% 100%

4. Kel. Penjaringan

II630 3150 3150

100% 100%

5. Kel. Kamal

Muara165 825 825 100%

100%

6. Kel. Kapuk

Muara433 2165 2165 100%

100%

7. Kel. Pluit 563 2815 2815 100% 100%

Jumlah 4199 20995 20995 100% 100%

* Target Penggunaan Oralit = Jumlah Penderita x 5 Bungkus

Keterangan :

32

Page 33: BAB I

Dari tabel 1.16 di atas dapat dilihat bahwa Angka Penggunaan Oralit di

Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan Periode Januari – Septermber 2012

sebesar 100%, sesuai dengan target 100%.

1.1.4.3 Pengendalian Penyakit ISPA / Pneumonia

Tujuan kegiatan pengendalian penyakit ISPA adalah penemuan

pneumonia pada balita, tatalaksana pneumonia dan menurunkan angka

kematian balita. Indikator kinerja Pengendalian Penyakit ISPA adalah

persentase kasus ISPA balita <10% per tahun, karena data didapat dari

periode januari sampai september < 10% target menjadi <7.5%.

Incidence Rate kasus ISPA/Pneumonia

= %100balitadan bayiJumlah

baru PneumoniaISPA / penderitaJumlah

Tabel 1.17 Jumlah Penderita ISPA di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan

Periode Januari –September 2012

No. Puskesmas

Jumlah

Penderit

a

ISPA(a)

Jumlah

Seluruh

penduduk(b)

Jumlah

balita

b×10%

Angka

kesakitan (<7.5

%)

1. Kecamatan

Penjaringan

8424307456

30746 2.7%

2. Kelurahan

Pejagalan

180574561

7456 2.4%

3. Kelurahan

Penjaringan I

250757462

5746 4.3%

4. Kelurahan 3072 56082 5608 5.4%

33

Page 34: BAB I

Penjaringan II

5. Kamal Muara 3550 14909 1491 23.8%

6. Kapuk Muara 2040 50576 5058 4.0%

7. Pluit 1656 53866 5387 3.07%

Jumlah 23054 614912 61492 3.74%

(Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan

Periode Januari-September 2012)

Keterangan :

Dari tabel 1.17 Persentase kasus ISPA pada balita di wilayah se-

kecamatan Penjaringan periode Januari–September 2012 di daerah tersebut sesuai

dengan target yaitu 3.74 % dimana target yang ditentukan <7.5%. Dari tabel

1.16 didapatkan angka penemuan penderita ISPA yang melebihi target yaitu <

7.5% yaitu Puskesmas Kelurahan Kamal Muara sebesar 23.8%. Dari tabel 1.16

didapatkan angka penemuan penderita ISPA yang sesuai target < 7.5% yaitu

Puskesmas Kecamatan Penjaringan sebesar 2.7%, Puskesmas Kelurahan

Pejagalan sebesar 2.4%, Puskesmas Kelurahan Penjaringan I sebesar 4.3%,

Puskesmas Kelurahan Penjaringan II sebesar 5.4%, Puskesmas Kelurahan Kapuk

Muara sebesar 4.0% dan Puskesmas Kelurahan Pluit sebesar 3.07%.

1.1.4.4 Pengendalian Penyakit Kusta

Tabel 1.18 Jumlah Penderita Kusta di wilayah Puskesmas Kecamatan Penjaringan

Periode Januari-September 2012

No. Puskesmas

Jumlah

Penderita

KUSTA

(a)

Jumlah

Seluruh

penduduk

(b)

Angka kesakitan

a x100%

b

1. Kelurahan Pejagalan 8 56372 0.014%

2. Kelurahan Penjaringan I 0 34984 0%

34

Page 35: BAB I

3. Kelurahan Penjaringan II 0 21235 0%

4. Kelurahan Kamal Muara 0 6396 0%

5. Kelurahan Kapuk Muara 0 15237 0%

6. Kelurahan Pluit 0 43802 0%

Jumlah 8 178026 0.004%

(Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas Kecamatan Penjaringan Periode

Januari-September 2012)

Keterangan :

Dari tabel 1.18 di atas dapat dilihat bahwa angka Incidence Rate kasus

kusta di wilayah Puskesmas kecamatan Penjaringan periode Januari-September

2012 didaerah Penjaringan yang melebihi dari target 0% yaitu Puskesmas

Kelurahan Pejagalan sebesar 0.014%. Dari tabel 1.17 didapatkan angka yang

sesuai dengan target 0% yaitu di Puskesmas Kelurahan Penjaringan I sebesar

0%, Puskesmas Kelurahan Penjaringan II sebesar 0%, Puskesmas Kelurahan

Kamal Muara sebesar 0%, Puskesmas Kelurahan Kapuk Muara sebesar 0% dan

Puskesmas Kelurahan Pluit sebesar 0%.

35

Page 36: BAB I

1.4 Identifikasi Masalah

Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung merupakan suatu

subsistem Puskesmas, untuk mendukung prasarana tersebut dibutuhkan beberapa

fungsi yaitu:

1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan

Penjaringan periode Januari – September 2012 sebesar 18 %.

2. Angka konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Penjaringan II

periode Januari - September 2012 sebesar 30.7 %.

3. Angka konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kamal Muara

periode Januari - September 2012 sebesar 25 %.

4. Angka kesembuhan pasien (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan

Penjaringan I periode Januari- September 2012 sebesar 46.15%.

5. Angka kesakitan (IR) ISPA di wilayah Puskesmas Kelurahan Kamal Muara

periode Januari–September 2012 sebesar 23.8 %.

6. Jumlah penderita kusta di wilayah Puskesmas Kecamatan Penjaringan periode Januari–September 2012 sebesar 0.014 %.

1.5 Rumusan Masalah

Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas se-

Kecamatan Penjaringan maka dipilih program yang menjadi masalah, dengan cara

menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan

(expected) dengan apa yang telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan

perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah

yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari Program P2ML di

puskesmas adalah sebagai berikut :

1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan

Penjaringan periode Januari – September 2012 sebesar 18 % kurang dari target

yaitu >52.5 %.

2. Angka konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Penjaringan II

periode Januari - September 2012 sebesar 30.7 % kurang dari target yaitu

>60%.

36

Page 37: BAB I

3. Angka konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kamal Muara

periode Januari - September 2012 sebesar 25 % kurang dari target yaitu >60

%.

4. Angka kesembuhan pasien (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan

Penjaringan I periode Januari- September 2012 sebesar 46.15 % kurang dari

target yaitu >63.75 %.

5. Angka kesakitan (IR) ISPA di wilayah Puskesmas Kelurahan Kamal Muara

periode Januari–September 2012 sebesar 23.8 % lebih dari target yaitu <7.5

%.

6. Jumlah penderita kusta di wilayah Puskesmas Kecamatan Penjaringan periode

Januari–September 2012 sebesar 0.014 % lebih dari target yaitu 0%.

37