bab i
DESCRIPTION
bab 1TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Penjaringan
1.1.1.1 Keadaan Geografis
Pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa Kota
Administrasi. Berbeda dengan Kota otonom yang dilengkapi DPRD tingkat II,
maka Kota-Kota Administrasi di DKI Jakarta tidak memiliki DPRD Tingkat II
yang mendampingi Walikota. Berdasarkan lembaran daerah No.04/1966
ditetapkanlah lima wilayah Kota Administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat,
Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara, yang dilengkapi
dengan 22 Kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan Kecamatan dan
Kelurahan ini didasarkan atas azas teritorial dengan mengacu pada jumlah
penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk Kecamatan, 30.000 jiwa untuk kelurahan
perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk kelurahan pinggiran.
Wilayah Kotamadya Jakarta Utara mempunyai luas 7.133,51 Ha, terdiri
dari luas lautan 6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara
membentang dari barat ke timur sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke
darat antara 4-10 Km, dengan kurang lebih 110 pulau yang ada di Kepulauan
Seribu. Ketinggian dari permukaan laut antara 0-20 meter dari tempat tertentu
ada yang di bawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa
atau empang air payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai
beriklim panas, dengan suhu rata-rata 270C, curah hujan setiap tahun rata-rata
142,54 mm dengan maksimal curah hujan pada bulan September. Kondisi wilayah
yang merupakan wilayah pantai dan tempat bermuaranya sembilan sungai dan dua
banjir kanal menyebabkan wilayah ini merupakan wilayah rawan banjir, baik
kiriman maupun banjir karena pasang air laut.
Luas wilayah Kecamatan Penjaringan adalah 35,98 Ha, meliputi lima
Kelurahan (Kamal Muara, Kapuk Muara, Pejagalan, Penjaringan, dan Pluit).
1
Batas-batas wilayah Kecamatan Penjaringan adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Pantai Laut Jawa
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pademangan (sepanjang kali
Opak, Pelabuhan Sunda Kelapa, rel KA jurusan Tangerang)
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Grogol Petamburan (Jl.
Tubagus Angke, Jl. Kapuk Kamal)
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Propinsi Jawa Barat (sungai Berok, Pintu
air Kayu Besar, batas Kelurahan Dadap Kabupaten Tangerang)
Gambar 1.1 Peta Wilayah Kecamatan Penjaringan
Ket :
Sumber : Profil Puskesmas Kecamatam Penjaringan 2011
Kelurahan Penjaringan memiliki dua buah Puskesmas kelurahan yaitu
Puskesmas Pejaringan I dan Puskesmas Penjaringan II. Kelurahan Pejagalan
memiliki dua buah Puskesmas yaitu Puskesmas Kecamatan Penjaringan dan
2
Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kelurahan
Puskesmas Kelurahan Pejagalan. Sedangkan kelurahan Kamal Muara, Kapuk
Muara, dan Pluit masing-masing memiliki satu Puskesmas kelurahan.
Luas masing– masing kelurahan yang berada di Kecamatan Penjaringan :
1. Kelurahan Kamal Muara : 10,53 Ha
2. Kelurahan Kapuk Muara : 10,05 Ha
3. Kelurahan Pejagalan : 3,23 Ha
4. Kelurahan Penjaringan : 3,96 Ha
5. Kelurahan Pluit : 7,71 Ha
Kecamatan Penjaringan terdiri dari 68 Rukun Warga (RW), dan 826 Rukun
Tetangga (RT) dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 1.1 Data Jumlah RW dan Jumlah RT di Wilayah
Kecamatan Penjaringan
No. Kelurahan Jumlah RW Jumlah RT
1. Kamal Muara 4 30
2. Kapuk Muara 9 88
3. Pejagalan 18 226
4. Penjaringan 17 240
5. Pluit 20 242
Jumlah 68 826
(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatam Penjaringan 2011)
1.1.1.2 Keadaan Demografi
Secara demografis penduduk di wilayah Kecamatan Penjaringan sangat
padat. Menurut Laporan Kecamatan Penjaringan pada tahun 2011, Kecamatan
Penjaringan mempunyai jumlah penduduk sebanyak 178.026 jiwa. Berikut ini
rincian jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Penjaringan :
3
Tabel 1.2 Data Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah
Kecamatan Penjaringan Tahun 2011
No. Kelurahan Laki – Laki Perempuan Jumlah
1. Kamal Muara 3.685 3.473 6.396
2. Kapuk Muara 10.517 11.318 15.237
3. Pejagalan 26.323 29.455 56.372
4. Penjaringan 28.897 27.332 56.219
5. Pluit 22.658 22.987 43.802
Jumlah 92.080 94.565 178.026
(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatam Penjaringan 2011)
Tabel 1.3 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kecamatan
Penjaringan Tahun 2011
No. Kelurahan Luas
(Ha)
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Penduduk
(per km2)
1. Kamal Muara 10,53 6.396 679
2. Kapuk Muara 10,05 15.237 2.172
3. Pejagalan 3,23 56.372 1.727
4. Penjaringan 3,96 56.219 1.419
5. Pluit 7,71 43.802 592
Jumlah 35,48 178.026 6.589
(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatam Penjaringan 2011)
4
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Menurut Umur di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Penjaringan Tahun 2011
No. Kelompok Umur (tahun) Jumlah
1. 0 – 4 16.419
2. 5 – 9 15.217
3. 10 – 14 14.302
4. 15 – 19 15.151
5. 20 – 24 17.416
6. 25 – 29 16.153
7. 30 – 34 16.126
8. 35 – 39 15.246
9. 40 – 44 13.350
10. 45 – 49 12.513
11. 50 – 54 13.156
12. 55 – 59 7.763
13. 60 – 64 6.054
14. 65 – 69 3.541
15. 70 – 74 2.483
16. > 75 1.755
( Sumber : Profil Puskesmas Kecamatam Penjaringan 2011)
Tabel 1.5 Data Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah
Kecamatan Penjaringan Tahun 2011
No. Tingkat Pendidikan Jumlah
1. Tidak sekolah 3.651
2. Tidak tamat SD 12.061
3. Tamat SD 51.975
4. Tamat SLTP 30.918
5. Tamat SLTA 28.427
6. Tamat Akademi / PT 7.383
(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatam Penjaringan 2011)
5
Tabel 1.6 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Wilayah
Kecamatan Penjaringan Tahun 2011
No. Pekerjaan Jumlah
1. Buruh 34.500
2. Nelayan 1.802
3. Pedagang 14.542
4. PNS 668
5. Wiraswasta 6.718
6. Karyawan 28.810
7. Petani 222
8. Pensiunan 3.439
9. TNI / POLRI 179
(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatam Penjaringan 2011)
Tabel 1.7 Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Penjaringan Tahun
2011
Data Dasar Jumlah
Jumlah Penduduk 178.026
Jumlah Kelurahan 5
Jumlah Puskesmas 7
Jumlah RW 68
Jumlah RT 826
Jumlah KK 53.772
Tenaga Kesehatan 37
Posyandu 81
Kader Aktif 503
Kader Ada 569
Jumlah Bayi 4.299
Jumlah Ibu Hamil 4.729
Jumlah Ibu Nifas 4.062
(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatam Penjaringan 2011)
6
1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas
1.1.2.1 Definisi
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah pusat
pengembangan, pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus
merupakan garda terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk
tujuan tersebut, puskesmas berfungsi melayani tugas teknis dan administratif.
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan
infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah
kerja puskesmas.
Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 -
50.000 penduduk setiap puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan
kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang oleh unit pelayanan kesehatan yang
lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu atau Puskesmas Keliling.
Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah
kerja puskesmas dapat meliputi satu kelurahan.
Indonesia sehat 2015 adalah visi pembangunan sehat di Indonesia.
Puskesmas dijadikan sebagai ujung tombak upaya kesehatan baik upaya kesehatan
masyarakat maupun kesehatan perorangan. Lebih dari tiga dasawarsa Republik
Indonesia mencoba berupaya menyelesaikan persoalan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, telah mengembangkan berbagai inovasi strategi peningkatan
pelayanan kesehatan yang lebih efektif, efisien dan terpadu. Gagasan–gagasan
baru untuk menyelesaikan berbagai persoalan pelayanan kesehatan dicoba namun
demikian faktanya adalah kualitas pelayanan kesehatan di negara Indonesia masih
jauh dari memuaskan bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
1.1.2.2 Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan Puskesmas meliputi :
a. Promotif (peningkatan kesehatan)
b. Preventif (upaya pencegahan)
c. Kuratif (pengobatan)
7
d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis
kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.
1.1.2.3 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat.
Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat Kecamatan di masa depan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup
dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator
utama yakni (1) lingkungan sehat (2) perilaku sehat (3) cakupan pelayanan
kesehatan yang bermutu serta (4) derajat kesehatan penduduk Kecamatan.
Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi
pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni, terwujudnya Kecamatan sehat
yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah
Kecamatan setempat.
1.1.2.4 Misi Puskesmas
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek
kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku
masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang
8
kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan, menuju
kemandirian hidup.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan standard dan memuaskan masyarakat,
mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan
efisiensi pengelolaan dana, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota
masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan
bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan
menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai.
1.1.2.5 Strategi Puskesmas
a. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan
b. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan
masyarakat dan keluarga
c. Meningkatkan profesionalisme petugas
d. Mengembangkan kemandirian puskesmas sesuai dengan kewenangan yang
diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
1.1.2.6 Fungsi Puskesmas
1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta
mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap
9
program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan
kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan,
menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan. Pemberadayaan
perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosisal budaya masyarakat
setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi
tanggung jawab puskesmas meliputi:
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan
utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,
tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas
tertentu ditambah dengan rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan
10
gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan
jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
Gambar 1.2 Fungsi Puskesmas
(Sumber : Trihono, 2005)
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas,
puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan program kesehatan perorangan
dan program kesehatan masyarakat, yang bila ditinjau dalam sistem kesehatan
nasional, keduanya merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Program
kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu program kesehatan wajib
dan program kesehatan pengembangan.
1.1.2.7 Upaya Kesehatan Wajib
Program yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan
global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Program kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap Puskesmas
yang ada di wilayah Indonesia. Program kesehatan wajib Puskesmas adalah:
a. Program Promosi Kesehatan
b. Program Kesehatan Lingkungan
c. Program Kesehatan Ibu dan Anak
d. Program Keluarga Berencana
11
e. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
f. Program pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
g. Program Pengobatan Dasar
Berikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib yang ditampilkan dalam
bentuk tabel, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.8 Indikator Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Program Kesehatan Wajib
Kegiatan Indikator
Promosi Kesehatan
Promosi hidup bersih dan sehat
Tatanan sehat
Perbaikan perilaku sehat
Kesehatan Lingkungan
Penyehatan pemukiman Cakupan air bersihCakupan jamban keluargaCakupan SPALCakupan rumah sehat
Kesehatan Ibu dan Anak
ANC Cakupan K1, K4Pertolongan persalinan Cakupan linakesMTBS Cakupan MTBSImunisasi Cakupan imunisasi
Keluarga Berencana
Pelayanan Keluarga Berencana
Cakupan MKET
Pengendalian Penyakit Menular
Diare Cakupan kasus diareISPA Cakupan kasus ISPAMalaria Cakupan kasus malaria
Cakupan kelambunisasiTuberkulosis Cakupan penemuan kasus
Angka penyembuhan
Gizi Distribusi vit A/ Fe / cap yodium
Cakupan vit A /Fe / cap yodium
PSG % gizi kurang / buruk, SKDN
Promosi Kesehatan % kadar gizi
Pengobatan Medik dasar Cakupan pelayananUGD Jumlah kasus yang
ditanganiLaboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan
(Sumber : Trihono, 2005)
12
1.1.2.8 Upaya Kesehatan Pengembangan
Program yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang
ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.
Program kesehatan pengembangan dipilih dari daftar program kesehatan pokok
puskesmas yang telah ada yakni :
a. Program Kesehatan Sekolah
b. Program Kesehatan Olahraga
c. Program Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Program Kesehatan Kerja
e. Program Kesehatan Gigi & Mulut
f. Program Kesehatan Jiwa
g. Program Kesehatan Mata
h. Program Kesehatan Usia Lanjut
i. Program Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pemilihan program kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh
puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan
masukan dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan
apabila program kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam
arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan
program kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu program kesehatan
pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas
kabupaten/kota. Penyelenggaraan program kesehatan wajib dan upaya
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara
terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi
puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari
setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap program puskesmas,
baik program kesehatan wajib maupun program kesehatan pengembangan.
13
Tabel 1.9 Indikator Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
Upaya kesehatan pengembangan
Kegiatan Indikator
Upaya Kesehatan Sekolah
UKS/UKGS Jumlah Sekolah dg UKS/UKGS% sekolah sehat
Upaya kesehatan olah raga
Memasyarakatkan olah raga untuk kesehatan
Jumlah kelompok senamJumlah klub jantung sehat
Upaya perawatan kesehatan masyarakat
Kunjungan rumah konseling
% keluarga rawan yang dikunjungi
Upaya kesehatan kerja Memasyarakatkan masker (norma sehat dalam bekerja)
% pos UKKTingkat perkembangan pos UKK
Upaya kesehatan gigi dan mulut
Poliklinik gigi Jumlah kasus gigi
Upaya kesehatan jiwa Konseling Jumlah kasus penyakit jiwa
Upaya kesehatan mata Mencegah kebutaan Jml pend. katarak yg dioperasiJml kelainan visus yang dikoreksi
Upaya kesehatan usia lanjut
Memasyarakatkan perilaku sehat di usia lanjut
% Posyandu UsilaTingkat perkembangan Posyandu Usila
Usaha pembinaan pengobatan tradisional
Membina pengobatan tradisional yang rasional
Jumlah sarasehan battraJumlah battra yang dibina
(Sumber : Trihono, 2005)
14
1.1.2.9 Azas Puskesmas
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini
puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai
berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan
sehingga berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara
merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan
masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program
puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun
melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa
kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka
pemberdayaan masyarakat antara lain
a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi
(Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa
percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan
Pesantren (Pokestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Kerja : Pos Program Kesehatan Kerja (Pos UKK)
15
h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat
(TPKJM)
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga
(TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra)
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil
yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu. Ada dua macam keterpaduan yang perlu
diperhatikan yakni :
a. Keterpaduan Lintas Program
Program memadukan penyelengaraan berbagai program
kesehatan yang menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh :
MTBS, UKS, Puskesmas Keliling, Posyandu.
b. Keterpaduan Lintas Sektor
Program memadukan penyelenggaraan program puskesmas
dengan program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk
organisasi kemasyarakatn dan dunia usaha. Contoh keterpaduan
lintas Sektoral antara lain 1) UKS, Keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan & agama. 2) Promosi
Kesehatan, keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama & pertanian. 3) Perbaikan
Gizi, keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia
usaha & organisasi kemsyarakatan. 4) Kesehatan kerja,
keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
tenaga kerja & dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik,
baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan
ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal
16
dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. Ada dua
macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu
penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke
sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal
maupun horizontal). Rujukan program kesehatan perorangan
dibedakan atas 1) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik,
pengobatan tindakan medis (contoh: operasi) dan lain-lain. 2)
Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap. 3) Rujukan Ilmu Pengetahuan
antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk
melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau
menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah
masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa,
pencemaran lingkungan dan bencana. Rujukan kesehatan
masyarakat dibedakan atas tiga macam: 1) Rujukan sarana dan
logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman
alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan
obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian. 2) Rujukan
tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar
biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan
kesehatan karena bencana alam. 3) Rujukan operasional, yakni
menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung jawab
penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila
puskesmas tidak mampu.
17
Gambar 1.3 Sistem Rujukan Puskesmas
(Sumber : Trihono, 2005)
1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Penjaringan
Puskesmas Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara direnovasi pada tahun
2006 beralamat di Jl. Teluk Gong Raya no. 2 Kecamatan Penjaringan Jakarta
Utara.
Puskesmas Kecamatan Penjaringan melayani berbagai macam pelayanan
termasuk ruang inap bersalin (kebidanan).
1.1.3.1 Visi dan Misi
Visi
Visi Puskesmas Kecamatan Penjaringan adalah Penjaringan sehat untuk semua.
Misi
Misi Puskesmas Kecamatan Penjaringan adalah sebagai berikut :
- Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat.
- Mengembangkan SDM yang berkualitas.
- Mengembangkan profesionalisme manajemen.
- Menciptakan suasana kerja yang nyaman bagi pegawai.
18
- Membina kerjasama yang harmonis dengan institusi kesehatan lainnya dan
masyarakat.
1.1.3.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan Puskesmas Kecamatan Penjaringan adalah :
Tujuan Umum
Tujuan Umum Puskesmas Kecamatan Penjaringan adalah untuk mendapatkan
gambaran keadaan kesehatan yang menyeluruh di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Penjaringan pada akhir tahun 2012 dalam rangka meningkatkan
kemampuan managemen secara berhasil guna dan berdaya guna.
Tujuan Khusus
- Diperolehnya gambaran situasi kesehatan di Kecamatan Penjaringan.
- Untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembinaan di tingkat wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Penjaringan.
- Sebagai wadah untuk mendapatkan informasi kesehatan di Puskesmas
Kecamatan Penjaringan.
- Sebagai bahan penilaian dan evaluasi dari pelaksanaan program-program
kesehatan yang ada di Puskesmas.
- Sebagai dokumentasi dari pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas.
1.1.3.3 Tugas Pokok dan Fungsi
Puskesmas Kecamatan saat ini merupakan SKPD (Satuan Kerja Perangkat
Daerah) yang memiliki tugas pokok melaksanakan :
- Pelayanan, pembinaan dan pengendalian Puskesmas kelurahan.
- Pengembangan Upaya Kesehatan individu dan Kesehatan masyarakat.
- Pendidikan dan Latihan tenaga kesehatan.
1.1.3.4 Manfaat
Manfaat Puskesmas Kecamatan Penjaringan bagi masyarakat berupa :
-Pelayanan yang profesional.
-Mutu layanan yang meningkat seiring dengan terpenuhinya akses
kemudahan dalam layanan kepada masyarakat.19
-Harga relatif terjangkau dengan layanan yang lebih baik.
Manfaat Puskesmas Kecamatan Penjaringan untuk organisasi maupun pelaku
organisasi adalah :
- Transparansi pengelolaan keuangan.
- Kebebasan dalam pengelolaan pendapatan .
- Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.
- Profesionalitas dan kemandirian.
- Efisiensi dan efektifitas penggunaan biaya.
- Kemudahan rekruitment tenaga profesional.
1.1.3.5 Kebijakan Mutu
Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Penjaringan adalah :
- Mengutamakan kepuasan pelanggan.
- Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan bertanggung
jawab.
- Meningkatkan kompetensi karyawan.
20
1.1.3.6 Struktur Organisasi
Gambar 1.4 Struktur Organisasi
(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Penjaringan 2011)
21
1.1.3.7 Sumber Daya Manusia
Potensi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wilayah Kecamatan
Penjaringan Tahun 2011 berjumlah 58 orang, dengan perincian :
Tabel 1.10 Alokasi Tenaga Kerja Puskesmas Kecamatan PenjaringanNo. Puskesmas DR DRG SMK APTK BDN PRW GIZI KESLING AA RAD L
A
B
TU SIK
1. Kec. Penjaringan 7 2 3 1 13 7 1 2 1 1 1 15 2
2. Kel. Kamal Muara 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1
3. Kel. Kapuk Muara 1 1 0 0 1 2 0 0 0 0 0 1 1
4. Kel. Pejagalan 1 1 0 0 1 2 0 0 0 0 0 1 1
5. Kel. Penjaringan I 1 1 0 0 7 2 1 0 0 0 0 1 1
6. Kel. Penjaringan II 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1
7. Kel. Pluit 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1
Total 13 9 3 1 25 16 2 2 2 1 1 21 8
(Sumber : Laporan Daftar Pegawai Puskesmas Kecamatan Penjaringan)
1.1.3.8 Denah Puskemas
Gambar 1.5 Denah Puskesmas
22
1.1.3.9 Sarana dan Prasarana
Puskesmas Kecamatan Penjaringan memiliki fasilitas gedung terdiri dari :
- Luas bangunan : 648 m²
- Luas tanah : 2.738 m²
- Air : PAM
- Telepon : 19 unit
- Fax : 3 unit
- Komputer : 20 unit
- Laptop : 5 unit
- Printer : 16 unit
- Mesin fotokopi : 1 unit
- AC : 36 unit
- Mobil Puskesmas keliling : 1 unit
- Mobil dinas : 2 unit
- Motor : 12 unit
- Dental unit : 3 unit
- Rontgen unit : 1 unit
- Unit mata : 2 unit
23
Tabel 1.11 Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kecamatan Penjaringan
No. Variabel
Lokasi
TotalKamal
Muara
Kapuk
Muara
Penjagalan Penjaringan I Penjaringan II Pluit
1. RS Swasta 0 1 1 2 0 0 4
2. Puskesmas 1 1 2 1 1 1 7
3. RB 0 1 2 3 0 1 7
4. BPS 1 3 3 3 2 4 16
5. Poliklinik 0 2 4 5 5 0 16
6. Spesialis 0 0 1 0 0 8 9
7. Dr PS 2 3 39 7 7 25 85
8. Drg PS 0 0 2 0 0 5 7
9. Lab 0 0 2 1 1 3 7
10. Apotik 0 2 5 3 3 10 21
(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatam Penjaringan 2011)
24
1.1.4 Program Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML)
Ada beberapa kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung di
puskesmas se-kecamatan Penjaringan, yaitu :
1.1.4.1 Pengendalian penyakit TB Paru
Penyakit Tuberculosis paru masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat. Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Tujuan P2ML di
Puskesmas se-kecamatan Penjaringan pada kasus TB paru adalah untuk
mengetahui jumlah penderita TB paru yang berobat ke puskesmas yang
berada di wilayah kecamatan Penjaringan dan agar semua penderita TB
yang berobat mendapat obat TB paru secara lengkap (mendapatkan dan
meminum obat TB paru selama 6 bulan tanpa terputus). Sasaran dari
program P2M di Puskesmas se-kecamatan Penjaringan pada kasus TB
paru adalah seluruh penderita TB paru yang datang ke poli TB paru.
Rumus perhitungan Perkiraan BTA (+) 1 Tahun, CDR, Angka Konversi
dan Angka Kesembuhan :
a. Rumus Perkiraan BTA (+) 1 tahun= 107/100.000 x Jumlah Penduduk
CDR (Case Detection Rate) adalah penemuan pasien baru TB BTA positif
pada penduduk suatu wilayah.
= %100tentuilayah terpenduduk w pada )(BTA perkiraan Jumlah
)(BTA penemuan Jumlah
Dengan target >70% dalam satu tahun, namun karena mengambil
data sembilan bulan maka target menjadi >52.5 %
b. CVR (Conversion Rate ) adalah Angka konversi adalah BTA positif
menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif diantara
penderita TB paru yang diobati.
25
= %100 )(BTA Jumlah
intensif fasesetelah (-)BTA menjadi )(BTA Jumlah
Dengan target >80% dalam satu tahun, namun karena mengambil
data sembilan bulan maka target menjadi >60 %
c. CR (Cure Rate) adalah Angka kesembuhan adalah BTA positif menjadi
BTA negatif setelah pengobatan selesai.
= %100 )(BTA Jumlah
selesai pengobatansetelah (-)BTA menjadi )(BTA Jumlah
Dengan target >85% dalam satu tahun, namun karena mengambil daa
sembilan bulan maka target menjadi >63. 75 %
d. Error Rate adalah angka kesalahan laboratorium yang menunjukkan
persentase kesalahan diagnosis yang dilakukan oleh laboratorium
pemeriksaan pertama, setelah diuji silang oleh BLK atau laboratorium
rujukan lain dimana kualitas diagnosis secara mikroskopis di laboratorium
pemeriksaan pertama.
= %100check cross di yangsediaan Jumlah
negatife falsesediaan positif falsesediaan Jumlah
Tabel 1.12 Angka Penemuan Penderita (CDR) TB di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Penjaringan Periode Januari – September 2012
No Puskesmas
Perkiraan
BTA(+)
(a)
Penemuan
penderita
BTA(+) (b)
CDR (>52.5%)
(b/a x 100%)
1. Kecamatan
Penjaringan139 4 2.8%
2. Kelurahan Pejagalan 25 10 40%
3. Kelurahan
Penjaringan I21 11 52.3%
4. Kelurahan 30 12 40%26
Penjaringan II
5. Kelurahan Kamal
Muara9 4 44.4%
6. Kelurahan Kapuk
Muara25 6 24%
7. Kelurahan Pluit 10 0 0%
Jumlah 259 47 18%
(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan BTA Puskesmas se-Kecamatan
Penjaringan Periode Januari- September 2012)
Keterangan :
Dari tabel 1.12 didapatkan angka penemuan penderita se-Kecamatan
sebesar 18% kurang dari target yaitu > 52.5%. Dari tabel 1.10 didapatkan angka
penemuan penderita yang dibawah target yaitu > 52.5% di Puskesmas Kecamatan
Penjaringan sebesar 2.8%, Puskesmas Kelurahan Pejagalan sebesar 40%,
Puskesmas Kelurahan Penjaringan I sebesar 52.3 %, Puskesmas Kelurahan
Penjaringan II sebesar 40%, Puskesmas Kelurahan Kamal Muara sebesar 44.4%,
Puskesmas Kelurahan Kapuk Muara sebesar 24% dan Puskesmas Kelurahan Pluit
sebesar 0%.
Tabel 1.13 Angka Konversi TB di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Penjaringan periode Januari – September 2012
No Puskesmas
Penemuan
penderita BTA (+)
(a)
Penemuan
penderita
konversi
(b)
Angka
konversi TB
(>60%)
(b/a x 100%)
1. Kecamatan
Penjaringan7 6 85%
2. Kelurahan 10 6 60%
27
Pejagalan
3. Kelurahan
Penjaringan I15 11 73.3%
4. Kelurahan
Penjaringan II13 4 30.7%
5. Kelurahan
Kamal Muara4 1 25%
6. Kelurahan
Kapuk Muara 6 5 83.33%
7. Kelurahan Pluit 1 1 100%
Jumlah 56 34 60.7%
(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan dahak akhir tahap intensif
pasien baru BTA Positif P2ML Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan
Periode Januari - September 2012)
Keterangan :
Dari tabel 1.13 didapatkan angka konversi TB se-Kecamatan sebesar
60.7% sesuai dari target yaitu > 60%. Selain itu, dari tabel 1.11 didapatkan angka
konversi TB yang kurang dari target > 60% yaitu di Puskesmas Kelurahan
Penjaringan II sebesar 30.7% dan Puskesmas Kelurahan Kamal Muara sebesar
25%. Dari tabel 1.11 didapatkan angka konversi TB yang sesuai dengan target >
60 % yaitu Puskesmas Kecamatan Penjaringan sebesar 85%, Puskesmas
Kelurahan Pejagalan sebesar 60%, Puskesmas Kelurahan Penjaringan I sebesar
73.3%, Puskesmas Kelurahan Kapuk Muara sebesar 83.33% dan Puskesmas
Kelurahan Pluit sebesar 100%.
28
Tabel 1.14 Angka Kesembuhan (CR) TB di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Penjaringan Periode Januari-September 2012
No Kelurahan
Penemuan
penderita
BTA(+)
(a)
Penemuan
penderita
sembuh (b)
Angka kesembuhan
TB (>63.75%)
(b/a x 100%)
1. Kecamatan
Penjaringan 13 12 92%
2. Kelurahan
Pejagalan5 4 80%
3. Kelurahan
Penjaringan I13 6 46.15%
4. Kelurahan
Penjaringan
II
6 5 83.33%
5. Kelurahan
Kamal
Muara
1 1 100%
6. Kelurahan
Kapuk
Muara
6 4 66.67%
7. Kelurahan
Pluit1 1 100%
Jumlah 45 33 73.33%
(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan dahak akhir tahap pengobatan
pasien baru BTA Positif P2ML Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan Periode
Januari-September 2012)
29
Keterangan :
Dari tabel 1.14 didapatkan angka kesembuhan TB se-Kecamatan
Penjaringan sebesar 73.33% sesuai dengan target yaitu >63.75%. Dari tabel 1.12
didapatkan angka kesembuhan yang dibawah target > 63.75% yaitu Puskesmas
Kelurahan Penjaringan I sebesar 46.15%. Dari tabel 1.12 didapatkan angka
kesembuhan yang sesuai dengan target > 63.75% yaitu Puskesmas Kecamatan
Penjaringan sebesar 92%, Puskesmas Kelurahan Pejagalan sebesar 80%,
Puskesmas Kelurahan Penjaringan II sebesar 83.33%, Puskesmas Kamal Muara
sebesar 100%, Puskesmas Kelurahan Kapuk Muara sebesar 66.67% dan
Puskesmas Kelurahan Pluit sebesar 100%.
Error rate tidak dapat dihitung karena tidak terdapatnya data mengenai
hasil false positive dan false negative.
1.1.4.2.1 Pengendalian Penyakit Diare
Tujuan kegiatan ini adalah menurunkan angka kematian akibat
diare, tatalaksana diare standar dan meningkatkan penggunaan oralit di
tingkat rumah tangga.
Indikator kinerja dan pemberantasan penyakit diare di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan bulan Januari – September 2012
adalah angka kesakitan < 4% sehingga target menjadi < 3%.
Incidence Rate kasus diare = %100pendudukJumlah
baru diare penderitaJumlah
30
Tabel 1.15 Incidence Rate Kasus Diare di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Penjaringan Periode Januari - September 2012
No.
Puskesmas Jumlah
Penduduk
(a)
Jumlah
Penderita
Diare
(b)
IR
(Incidence
Rate)
(< 3%)
%100a
b
1.Kelurahan Pejagalan 56372 1601 2.8%
2. Kelurahan
Penjaringan I34984 807 2.3%
3. Kelurahan
Penjaringan II21235 630 2.9%
4. Kelurahan Kamal
Muara6396 165 2.5%
5. Kelurahan Kapuk
Muara15237 433 2.8%
6.Kelurahan Pluit 43802 563 1.2%
Jumlah 178026 4199 2.3 %
(Sumber : Laporan Bulanan P2ML Puskesmas Kecamatan Penjaringan Periode
Januari – September 2012)
Keterangan :
Dari tabel 1.15 di atas dapat dilihat bahwa angka Incidence Rate kasus
diare di wilayah Kecamatan Penjaringan periode Januari – September 2012 sesuai
dengan target yang di tetapkan < 3%. Dari tabel 1.8 didapatkan angka penemuan
penderita diare yang sesuai target yaitu < 3% yaitu di Puskesmas Kelurahan 31
Pejagalan sebesar 2.8%, Puskesmas Kelurahan Penjaringan I sebesar 2.3%,
Puskesmas Kelurahan Penjaringan II sebesar 2.9%, Puskesmas Kelurahan Kamal
Muara sebesar 2.5%, Puskesmas Kelurahan Kapuk Muara sebesar 2.8% dan
Puskesmas Kelurahan Pluit sebesar 1.2%.
Tabel 1.16 Angka Penggunaan Oralit di Puskesmas se-kecamatan
Penjaringan Periode Januari - September 2012
No. Puskesmas Jumlah
Penderita
Target
Pengg
unaan
Oralit
*
Angka
Penggunaa
n Oralit
Pencapaian
(%)
Target
(%)
1. Kec. Penjaringan 1104 5520 5520 100% 100%
2. Kel. Pejagalan 497 2485 2485 100% 100%
3. Kel. Penjaringan I 807 4035 4035 100% 100%
4. Kel. Penjaringan
II630 3150 3150
100% 100%
5. Kel. Kamal
Muara165 825 825 100%
100%
6. Kel. Kapuk
Muara433 2165 2165 100%
100%
7. Kel. Pluit 563 2815 2815 100% 100%
Jumlah 4199 20995 20995 100% 100%
* Target Penggunaan Oralit = Jumlah Penderita x 5 Bungkus
Keterangan :
32
Dari tabel 1.16 di atas dapat dilihat bahwa Angka Penggunaan Oralit di
Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan Periode Januari – Septermber 2012
sebesar 100%, sesuai dengan target 100%.
1.1.4.3 Pengendalian Penyakit ISPA / Pneumonia
Tujuan kegiatan pengendalian penyakit ISPA adalah penemuan
pneumonia pada balita, tatalaksana pneumonia dan menurunkan angka
kematian balita. Indikator kinerja Pengendalian Penyakit ISPA adalah
persentase kasus ISPA balita <10% per tahun, karena data didapat dari
periode januari sampai september < 10% target menjadi <7.5%.
Incidence Rate kasus ISPA/Pneumonia
= %100balitadan bayiJumlah
baru PneumoniaISPA / penderitaJumlah
Tabel 1.17 Jumlah Penderita ISPA di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan
Periode Januari –September 2012
No. Puskesmas
Jumlah
Penderit
a
ISPA(a)
Jumlah
Seluruh
penduduk(b)
Jumlah
balita
b×10%
Angka
kesakitan (<7.5
%)
1. Kecamatan
Penjaringan
8424307456
30746 2.7%
2. Kelurahan
Pejagalan
180574561
7456 2.4%
3. Kelurahan
Penjaringan I
250757462
5746 4.3%
4. Kelurahan 3072 56082 5608 5.4%
33
Penjaringan II
5. Kamal Muara 3550 14909 1491 23.8%
6. Kapuk Muara 2040 50576 5058 4.0%
7. Pluit 1656 53866 5387 3.07%
Jumlah 23054 614912 61492 3.74%
(Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan
Periode Januari-September 2012)
Keterangan :
Dari tabel 1.17 Persentase kasus ISPA pada balita di wilayah se-
kecamatan Penjaringan periode Januari–September 2012 di daerah tersebut sesuai
dengan target yaitu 3.74 % dimana target yang ditentukan <7.5%. Dari tabel
1.16 didapatkan angka penemuan penderita ISPA yang melebihi target yaitu <
7.5% yaitu Puskesmas Kelurahan Kamal Muara sebesar 23.8%. Dari tabel 1.16
didapatkan angka penemuan penderita ISPA yang sesuai target < 7.5% yaitu
Puskesmas Kecamatan Penjaringan sebesar 2.7%, Puskesmas Kelurahan
Pejagalan sebesar 2.4%, Puskesmas Kelurahan Penjaringan I sebesar 4.3%,
Puskesmas Kelurahan Penjaringan II sebesar 5.4%, Puskesmas Kelurahan Kapuk
Muara sebesar 4.0% dan Puskesmas Kelurahan Pluit sebesar 3.07%.
1.1.4.4 Pengendalian Penyakit Kusta
Tabel 1.18 Jumlah Penderita Kusta di wilayah Puskesmas Kecamatan Penjaringan
Periode Januari-September 2012
No. Puskesmas
Jumlah
Penderita
KUSTA
(a)
Jumlah
Seluruh
penduduk
(b)
Angka kesakitan
a x100%
b
1. Kelurahan Pejagalan 8 56372 0.014%
2. Kelurahan Penjaringan I 0 34984 0%
34
3. Kelurahan Penjaringan II 0 21235 0%
4. Kelurahan Kamal Muara 0 6396 0%
5. Kelurahan Kapuk Muara 0 15237 0%
6. Kelurahan Pluit 0 43802 0%
Jumlah 8 178026 0.004%
(Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas Kecamatan Penjaringan Periode
Januari-September 2012)
Keterangan :
Dari tabel 1.18 di atas dapat dilihat bahwa angka Incidence Rate kasus
kusta di wilayah Puskesmas kecamatan Penjaringan periode Januari-September
2012 didaerah Penjaringan yang melebihi dari target 0% yaitu Puskesmas
Kelurahan Pejagalan sebesar 0.014%. Dari tabel 1.17 didapatkan angka yang
sesuai dengan target 0% yaitu di Puskesmas Kelurahan Penjaringan I sebesar
0%, Puskesmas Kelurahan Penjaringan II sebesar 0%, Puskesmas Kelurahan
Kamal Muara sebesar 0%, Puskesmas Kelurahan Kapuk Muara sebesar 0% dan
Puskesmas Kelurahan Pluit sebesar 0%.
35
1.4 Identifikasi Masalah
Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung merupakan suatu
subsistem Puskesmas, untuk mendukung prasarana tersebut dibutuhkan beberapa
fungsi yaitu:
1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan
Penjaringan periode Januari – September 2012 sebesar 18 %.
2. Angka konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Penjaringan II
periode Januari - September 2012 sebesar 30.7 %.
3. Angka konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kamal Muara
periode Januari - September 2012 sebesar 25 %.
4. Angka kesembuhan pasien (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Penjaringan I periode Januari- September 2012 sebesar 46.15%.
5. Angka kesakitan (IR) ISPA di wilayah Puskesmas Kelurahan Kamal Muara
periode Januari–September 2012 sebesar 23.8 %.
6. Jumlah penderita kusta di wilayah Puskesmas Kecamatan Penjaringan periode Januari–September 2012 sebesar 0.014 %.
1.5 Rumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas se-
Kecamatan Penjaringan maka dipilih program yang menjadi masalah, dengan cara
menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan
(expected) dengan apa yang telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan
perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah
yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari Program P2ML di
puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan
Penjaringan periode Januari – September 2012 sebesar 18 % kurang dari target
yaitu >52.5 %.
2. Angka konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Penjaringan II
periode Januari - September 2012 sebesar 30.7 % kurang dari target yaitu
>60%.
36
3. Angka konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kamal Muara
periode Januari - September 2012 sebesar 25 % kurang dari target yaitu >60
%.
4. Angka kesembuhan pasien (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Penjaringan I periode Januari- September 2012 sebesar 46.15 % kurang dari
target yaitu >63.75 %.
5. Angka kesakitan (IR) ISPA di wilayah Puskesmas Kelurahan Kamal Muara
periode Januari–September 2012 sebesar 23.8 % lebih dari target yaitu <7.5
%.
6. Jumlah penderita kusta di wilayah Puskesmas Kecamatan Penjaringan periode
Januari–September 2012 sebesar 0.014 % lebih dari target yaitu 0%.
37