bab i

25
BAB I ANOREKSIA NERVOSA A. Pengertian Anoreksia Nervosa /AN adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan kelaparan secara sukarela dan stres dari melakukan latihan. AN merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan komponen psikologikal, sosiologikal, dan fisiologikal, pada penderitanya ditemukan peningkatan rasio enzim hati ALT dan GGT, hingga disfungsi hati akut pada tingkat lanjut. Anoreksia nervosa diartikan sebagai sebagai suatu gangguan makan, terutama menyerang wanita muda dan ditandai oleh penurunan berat badan yang ekstrim dan disengaja oleh diri sendiri, periode menstruasi yang tidak stabil pada wanita yang telah puber. Tanda- tanda Anoreksia Nervosa: berat badan turun secara drastis, diet berkelanjutan, ketakutan bertambah berat badan atau menjadi gemuk, bahkan ketika berat badannya 1

Upload: joyce

Post on 02-Feb-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 1

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

ANOREKSIA NERVOSA

A. Pengertian

Anoreksia Nervosa /AN adalah sebuah gangguan makan yang ditandai

dengan kelaparan secara sukarela dan stres dari melakukan latihan. AN

merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan komponen psikologikal,

sosiologikal, dan fisiologikal, pada penderitanya ditemukan peningkatan rasio

enzim hati ALT dan GGT, hingga disfungsi hati akut pada tingkat lanjut.

Anoreksia nervosa diartikan sebagai sebagai suatu gangguan makan, terutama

menyerang wanita muda dan ditandai oleh penurunan berat badan yang ekstrim

dan disengaja oleh diri sendiri, periode menstruasi yang tidak stabil pada wanita

yang telah puber. Tanda-tanda Anoreksia Nervosa: berat badan turun secara

drastis, diet berkelanjutan, ketakutan bertambah berat badan atau menjadi gemuk,

bahkan ketika berat badannya dibawah rata rata, gejala yang tidak semestinya

pada bentuk/ berat badan dalam evaluasi diri, sibuk menghitung kalori makanan

dan nutrisi, lebih memilih makan sendirian, latihan berlebih, rambut atau kuku

pecah-pecah dan depresi.

Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang mengancam jiwa yang

ditandai dengan penolakan individu untuk mempertahankan berat badan normal

yang minimal, gangguan persepsi yang bermakna tentang bentuk atau ukuran

tubuh atau menolak untuk mengakui bahwa ada masalah.

1

Page 2: BAB I

Banyak penelitian yang beranggapan bahwa masalah yang mendasari lebih

bersifat psikologis daripada biologis, sebagian pakar mencurigai bahwa pengidap

anoreksia nervosa mungkin kecanduan opiat endongen yaitu bahan mirip morfin

yang diproduksi sendiri oleh tubuh yang diperkirakan dikeluarkan selama

kelaparan jangka panjang .

Ada 2 tipe anoreksia nervosa;

Tipe terbatas; individu dengan tipe ini mengindari makan berlebihan,

mereka biasanya menyediakan makan sendiri

Tipe binge; individu ini dapat makan dimana saja, akan tetapi selesai

makan ia akan segera memuntahkan makanannya di kamar mandi,

menggunakan pencuci perut atau memperlancar buang air besar.

Komplikasi medis anoreksia nervosa adalah terganggunya gastro intestinal

(penundaan pengosongan lambung, kembung, kontipasi,nyeri abdomen, gas dan

diare). Pada dermatologi timbul kulit pecah–pecah karena dehidrasi,lanugo dan

akrosianotis yaitu tangan dan kaki biru.

B. Epidemologi

Terjadinya anoreksia nervosa ( AN ) dan bulimia meningkat sejak 2

dekade terakhir. Diperkirakan ada satu setiap 100 wanita usia 16 – 18 tahun ,

menderita anoreksia nervosa. Distribusinya merupakan distribusi bimodal, puncak

pertama pada 14,5 tahun dan puncak yang lain pada 18 tahun; 25 % lebih muda

dari 13 tahun . Peningkatan telah dilaporkan disemua negara barat, sedangkan

negara lain ada beberapa laporan yang bersifat sporadis. Perbandingan penderita

wanita dengan pria adalah 10 : 1. Pada mulanya dilaporkan hanya ada pada

1

Page 3: BAB I

kelompok sosioekonomi menengah keatas, namun sekarang AN juga ada pada

golongan sosioekonomi yang lebih rendah. AN telah didiagnosis pada berbagai

etnik dan ras. Bulimia lebih umum terjadi daripada AN. Meningkatnya insidens

gangguan makan yang berhubungan dengan AN dan bulimia berkaitan dengan

latar belakang keluarga.

Gangguan makan dalam berbagai bentuk telah dilaporkan pada sampai 4

persen pelajar remaja dan dewasa muda. Anoreksia nervosa telah dilaporkan lebih

sering terjadi selama beberapa dekade belakangan ini dibandingkan masa lalu,

dengan meningkatnya laporan gangguan pada anak perempuan pubertas dan pada

laki-laki. Usia yang tersering untuk onset gangguan adalah pada awal 20 tahun.

Anoreksia nervosa diperkirakan terjadi pada kira-kira 0,5 sampai 1 persen gadis

remaja. Gangguan ini terjadi 10 – 20 kali lebih sering  pada wanita dibanding laki-

laki. Prevalensi wanita muda yang memiliki beberapa gejala anoreksia nervosa

tetapi tidak memenuhi diagnosis diperkirakan adalah mendekati 5 persen. 

Walaupun gangguan awalya dilaporkan paling sering terjadi pada kelompok kelas

yang tinggi, survei epidemiologi  terakhir tidak menunjukkan distribusi tersebut.

Tampaknya gangguan ini paling sering pada negara maju,  dan mungkin

ditemukan dengan frekuensi tertinggi pada wanita muda yang profesinya

memerlukan kekurusan, seperi model dan penari balet.

C. Etiologi

Etiologi gangguan tetap tidak jelas. Terdapat komponen pisikologis yang

jelas,dan diagnosis terutama didasarkan pada kriteria pisikologis dan

1

Page 4: BAB I

prilaku .Namun demikian, manifestasi fisik anoreksia dapat mengarah pada

kemungkinan faktor-faktor organik pada etiologi.

D. Faktor Predisposisi

Biologis

Diyakini ada hubungan keluarga dalam gangguan makan. Keturunan

pertama wanita pada orang yang mengalami gangguan makan beresiko tinggi

daripada populasi umum. Model biologis etiologi gangguan makan difokuskan

kepada pusat pengatur nafsu makan di hipotalamus, yang mengendalikan

mekanisme neurokimia khusus untuk makan dan kenyang. Serotonin dianggap

terlibat dalam patofisiologi gangguan makan walaupun model biologis ini masih

dalam tahap perkembangan.

Studi tentang anoreksia nervosa menunjukkan bahwa gangguan tersebut

cenderung terjadi dalam keluarga. Oleh karena itu, kerentanan genetik mungkin

muncul yang dipicu oleh diet yang tidak tepat atau stress emosional. Kerentanan

genetik ini mungkin muncul karena tipe kepribadian tertentu atau kerentaan

umum terhadap gangguan jiwa atau kerentanan genetik mungkin secara langsung

mencakup disfungsi hipotalamus.

Perkembangan

Anoreksia nervosa biasanya terjadi selama masa remaja dan diyakini

bahwa penyebabnya berhubungan dengan antara perkembangan pada tahap

kehidupan ini. Perjuangan untuk mengembangkan otonomi dan pembentukan

indentitas yang unik adalah 2 tugas yang penting.

Lingkungan

1

Page 5: BAB I

Berbagai faktor lingkungan dapat mempengaruhi individu untuk

mengalami gangguan makan. Riwayat terdahulu pasien mengalami gangguan

makan sering dipersulit oleh penyakit dalam dan bedah, kematian keluarga dan

lingkungan keluarga dengan konflik.

Psikologis

Kebanyakan pasien yang mengalami gangguan makan menunjukkan

sekelompok gejala psikologis seperti rigiditas, ritual risme, kehati – hatian ,

perfeksionisme serta control infuse yang buruk.

Sosio kultural

Pada budaya yang menerima atau mengahargai kemontokkan, jarang

terjadi gangguan makan. Lingkungan sosiokultural pada remaja dan wanita muda

di Amerika Serikat juga sangat menekankan kelangsingan dan pengendalian

terhadap tubuh seseorang menjadi indikator untuk evaluasi diri. Di Amerika

serikat kelebihan berat badan dianggap sebagai tanda kemalasan, kurang control

diri atau mendapatkan tubuh yang sempurna disamakan dengan cantik.

Aspek psikologis anoreksia nervosa yang mendominansi adalah keinginan

yang kuat untuk menguruskan berat badan dan takut gemuk, biasanya didahului

oleh periode 1 atau 2 tahun gangguan mood dan perubahan perilaku. Penurunan

berat badan biasanya dipicu oleh krisis yang khas pada remaja seperti awitan

menstruasi atau kecelakaan interpersonal traumatik yang memicu perilaku diet

yang serius dan berlanjut sampai tidak terkontrol.

Sering kali terdapat kesalahpahaman yang berlebihan terhadap

penyimpanan lemak normal yang merupakan karakteristik periode remaja awal ,

1

Page 6: BAB I

atau komentar orang lain bahwa remaja putri terlihat gemuk. Penurunan berat

badan mungkin merupakan respon terhadap sindiran atau pergantian sekolah atau

akan masuk kuliah. Remaja memasuki fase pertumbuhan pubertas ketika

akumulasi lemak biologis yang normal, terutama rentan untuk muncul. Tuntutan

dewasa ini untuk memiliki tubuh ramping merupakan faktor yang sangat penting.

Standar kecantikan ditunjukkan oleh tinggi badan, kerampingan, payudara yang

kecil seperti model – model yang ditampilkan oleh semua bentuk media.

Pada beberapa situasi remaja mengalami stress keluarga yang parah seperti

perpisahan atau perceraian orang tua. Pada kondisi ini atau lainnya remaja

mengalami kehilangan kontrol diri, keputusan untuk sabar atau tidak makan

menjadi sebuah area yang dapat melatih kontrol individu.

Orang yang mengalami anoreksia sering kali tidak makan lebih dari 500 –

700 kalori dalam sehari dan mungkin mencerna sebanyak 200 kalori, namun

mereka merasa yang dimakan sudah cukup memadai untuk kebutuhan hidup

mereka . Beberapa indivu yang mengalami anoreksia mungkin tidak makan

selama seharian. Walaupun melakukan pembatasan, banyak penderita anoreksia

mengalami preokupasi atau terobsesi oleh makanan dan sering masak untuk

keluarga. Individu yang mengalami gangguan makan dapat melakukan berbagai

perilaku pengurasan termasuk latihan olahraga yang berlebihan, menggunakan

diuretik yang diresepkan dan di jual bebas, pil diet, laksatif dan steroid. Banyak

pasien yang mencari bantuan untuk menangani gangguan makan juga mengalami

gangguan jiwa seperti depresi , gangguan obsesif–kompulsif dan gangguan

kepribadian.

1

Page 7: BAB I

Keterlibatan faktor kepribadian dinyatakan oleh fakta bahwa penderita

anoreksia cenderung wanita tertentu, muda, berkulit putih dan dari keluarga yang

bergerak ke atas yang menekankan pada pencapaian. Jenis latar belakang ini

menyebabkan tuntutan dan harapan keluarga yang menimbulkan stres, dan dalam

konteks ini, penolakan wanita untuk makan mungkin tanpaknya (tanpa disadari)

sebagai cara menunjukan kendali. Kemungkinan lain yang lebih jarang disebutkan

adalah penderita anoreksia mewakili kenakalan seksualitas. Selain tidak

mengalami menstruasi, wanita mengalami berat badan rendah yang parah tidak

memiliki karakteristik seksual lain, seperti feminin yang sesunguhnya.

E. Gambaran Klinis

Ada 2 macam subtipe dari anoreksia nervosa yang didasarkan atas metode-

metode yang digunakan untuk mengkontrol berat badan, yaitu :

1. Mengontrol pengurangan berat badan dengan mengkonsumsi kalori yang

sangat rendah dan olah raga.

2. Terkadang terjadi bulimia diantara jarak makan, dan kelaparan dengan

mempunyai kebiasaan memuntahkan dan penggunaan laksan dan diuretik

daripada menggunakan obat penurun berat badan.

Gejala klinis :

1. Gejala yang predominan adalah ketakutan yang sangat akan kenaikan berat

badan, sampai terjadi phobia terhadap makanan. Ketakutan terhadap 

makanan disertai dengan penyalahartian dari body image; banyak pasien

merasa diri mereka sangat gendut, walaupun sebenarnya mereka sangat kurus.

1

Page 8: BAB I

2. Banyak penderita anoreksia nervosa mempunyai obsessive compulsive

behavior, misalnya mereka sering sekali mencuci tangan berulang-ulang, 

pasien cenderung kaku dan perfeksionis yang mengarahkan pada diagnosis

gangguan kepribadian, seperti narsissisme, atau riwayat gangguan

kepribadian.

3. Penderita anoreksia nervosa biasanya menunjukan perilaku yang aneh

tentang makanan, seperti menyembunyikan makanan, membawa makanan

dalam kantong, saat makan mereka membuang makanan, memotong makanan

menjadi potongan kecil-kecil.

4. Gangguan tidur dan gangguan depresi pada umumnya.

5. Muntah yang dipaksakan.

6. Biasanya aktifitas dan program olah raga yang berlebihan.

Tanda Anoreksia nervosa :

1. Menyamarkan kekurusan mereka dengan baju dan make-up.

2. Kulit kering, rambut halus dan alopesia ringan.

3. Subtipe bulimia berat, seperti kehilangan enamel gigi karena asam lambung,

ketika penderita muntah. Bahkan terdapat luka pada dorsum akibat jari-jari

yang dimasukan ke mulut untuk memaksakan muntah.

4. Hipokalemi dan kelainan EKG

5. Kelainan neurology (seperti seizure dan neuropaty) dan anemia yang

berhubungan dengan kekurangan gizi dan kelaparan.

Kenyataanya semua sistem organ terganggu dalam anoreksia nervosa.

Pasien seringkali terjadi bradikardi, hipertensi, dehidrasi, amenore, lekopenia, dan

1

Page 9: BAB I

mungkin anemia. Pasien juga mengalami gangguan elektrolit, khususnya ekskresi.

Osteopeni, osteoporosis, tambahan aritmia jantung (meliputi interval Q-T yang

panjang), motilitas lambung yang lambat, meningkatnya tingkat aminotransferase

hepar, insufisiensi renal, rambut rontok, dan adanya lanugo (rambut halus di

muka, leher dan punggung) dihubungkan dengan anoreksia nervosa yang berat.

Hilangnya jaringan lemak sebagai akibat dari pembatasan gizi dikaitkan

dengan hipoleptinemia dan sekresi peptida abnormal terlibat dalam kontrol

makanan (neuropeptide Y, melanokortins dan corticotropin-releasing factor,

antara lainnya). Suatu penelaahan terhadap kelainan endokrin, gangguan di

neurotransmitters, serta rinci analisis tanda-tanda kepadatan tulang dan mineral

tulang pada pasien dengan anoreksia nervosa.

F. Diagnosis

Pedoman diagnosis Anoreksia Nervosa menurut PPDGJ-III adalah :

Mempunyai ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan sengaja,

dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita. Untuk suatu diagnosis yang pasti

dibutuhkan semua hal seperti di bawah ini, yaitu:

a. Berat badan tetap dipertahankan 15% di bawah yang seharusnya ( baik yang

berkurang maupun yang tidak tercapai) atau Quetelet’s body mass index

adalah 17,5% atau kurang.

b. Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindari makanan

yang mengandung lemak dan salah satu hal di bawah ini :

- Merangsang muntah oleh dirinya sendiri

- Menggunakan pencahar

1

Page 10: BAB I

- Olah raga berlebihan

- Menggunakan obat penahan nafsu makan dan atau diuretika.

- Terdapat distorsi body image dalam psikopatologi yang spesifik dimana

ketakutan gemuk  terus menerus menyerang penderita, penilaian yang

berlebihan terhadap berat badan yang rendah.

- Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan hypothalamic-

piyuitary-gonadal aksis, dengan manifestasi pada wanita sebagai amenore

dan pada pria suatu kehilangan minat dan potensi seksual. Juga dapat

terjadi kenaikan hormon pertumbuhan, kortisol, perubahan metabolisme

periferal dari hormon tiroid, dan sekresi insulin abnormal.

- Jika onset terjadinya pada masa prubertas, perkembangan pubertas

tertunda atau dapat juga tertahan. Pada penyembuhan, prubertas kembali

normal, tetapi menarche terlambat.

G. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk penderita gangguan makan

meliputi pemeriksaan tanda vital, mengukur tinggi dan berat badan penderita dan

pemeriksaan status pubertas.  Kelainan yang didapat pada pemeriksaan fisik

berupa kehilangan berat badan yang nyata, bradikardi, hipotensi postural,

hipotermi, penipisan email akibat tumpahan asam lambung, luka pada anus akibat

penggunaan pencahar yang berlebihan, kulit dan bibir kering akibat dehidrasi.

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan antara lain darah rutin, kadar elektrolit,

kadar kalsium dan fosfat serum, pemeriksaan fungsi hati dan tiroid. Pemeriksaan

1

Page 11: BAB I

elektrokardiografi dilakukan bila ada gangguan fungsi jantung atau mendapat

pengobatan antidepresan.

Foto rontgen dapat membantu menentukan densitas tulang dan keadaan dari

jantung dan paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran pencernaan yang

disebabkan oleh malnutrisi.

H. Komplikasi Medis dan Gangguan Makan

Berhubungan dengan penurunan berat badan :

Kakeksia : hilangnya lemak, massa otot, penurunan metabolisme tiroid

(sindrom T3 rendah), intoleransi dingin, dan sulit mempertahankan temperatur

inti tubuh.

Jantung : hilangnya otot jantung, jantung kecil, aritmia jantung, termasuk

kontraksi premature atrium dan ventrikel, perpanjangan transmisi berkas HIS

(perpanjangan interval QT), bradikardia, takikardia ventricular, kematian

mendadak.

Pencernaan-gastrointestinal: perlambatan pengosongan lambung, kembunng,

konstipasi, nyeri abdomen.

Reproduktif : Amenore, kadar leutenizing hormone (LH) dan follicle

stimulating hormone (FSH) yang rendah.

Dermatologis: lanugo (rambut halus tumbuh di seluruh tubuh), edema.

Hematolog : leukopenia.

Neuropsikiatri : sensasi kecap yng abnormal ( mungkin karena defisiensi dari

seng ), depresi apatetik, gangguan kognitif ringan.

1

Page 12: BAB I

Tulang : osteoporosis. Berhubungan dengan mencahar ( muntah dan

penyalahgunaan laksatif).

Metabolisme : kelainan elektrolit, terutama alkalosis hipokalemik,

hipokloremik, dan hipomagnesimia.

Pencernaan-gastrointestinal : peradangan dan pembesaran kelenjar liur dan

pancreas, dengan peningkatan amylase serum, erosi esophagus dan lambung,

usus disfungsional dengan dilatasi haustra.

Gigi: erosi enamel gigi, terutama bagian depan, dengan dengan kerusakan gigi

yang bersangkutan.

Neuropsikiatrik : kejang (berhubungan dengan pergeseran cairan yang besar

dan gangguan elektrolit), neuropati ringan, kelelahan, dan kelemahan,

gangguan kognitif lainnya.

I. Diagnosa Banding

Diagnosis banding anoreksia nervosa dipersulit oleh penyangkalan pasien

tentang gejalanya, kerahasiaan di sekitar kebiasaan makan pasien yang aneh dan

penolakan pasien untuk mencari pengobatan. Dibawah ini adalah diagnosis

banding untuk  anoreksia nervosa.

1. Anoreksia nervosa harus dibedakan dengan dengan kekurusan pada umumnya,

terlalu kurus, tetapi penurunan berat badannya kurang dari 15% berat badan

normal. Pemikiran sekarang diperkirakan, bahwa anoreksia nervosa adalah

gangguan yang khusus, dan tidak mencerminkan penurunan berat badan yang

berlanjut.

1

Page 13: BAB I

2. Gangguan organik, seperti tumor otak yang melibatkan jaras hypothalamus-

pituitary, penyakit Addison, diabetes mellitus, dan gangguan gastrointestinal.

3. Gangguan psikologi, pada umumnya pasien depresi mengalami suatu

penurunan nafsu makan, sedangkan pada anoreksia nervosa mengaku

memiliki nafsu makan yang normal dan merasa lapar. Pada agitasi depresif,

hiperaktifitas yang ditemukan pada anoreksia nervosa adalah direncanakan

dan merupakan ritual. Preokupasi dengan makanan yang mengandung kalori,

resep makanan dan persiapan   pesta pencicipan makanan adalah tipikal pada

pasien anoreksia nervosa dan tidak ditemukan pada penderita gangguan

depresif. Dan pada pasien dengan gangguan depresif tidak memiliki ketakutan

yang kuat akan kegemukan atau gangguan citra tubuh, seperti yang dimiliki

oleh pasien anoreksia nervosa.

4. Sekitar 50% penderita anoreksia nervosa ditemui ktiteria untuk diagnosis

tersangka bulimia, dinamakan bullimarexia atau bulimia nervosa sebagai

variasi dari penyakit.

J. Terapi Pengobatan

Terapi pengobatan untuk anoreksia nervosa dilakukan dengan 3 tahap;

1) Mengembalikan berat badan kembali normal.

Dilakukan program diet ulang yang sehat untuk mengembalikan berat

badan kembali normal, pada pasien tertentu kadang diperlukan perawatan di

rumah sakit. Cek kesehatan akan dilakukan untuk melihat pelbagai kemungkinan

komplikasi yang muncul.

2) Terapi psikologi

1

Page 14: BAB I

Terapi ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri,

menghilangkan cara pandang yang salah terhadap citra tubuh, meningkatkan

penghargaan diri dan mengatasi konflik interpersonal. Terapi yang dilakukan

biasanya dipilih CBT (Cognitive Behavioral Therapy) dianggap paling efektif

dalam mengembalikan kepercayaan diri, dan mencegah timbulnya pikiran dan

perilaku gangguan makan kembali. Terapi dilakukan dapat berlangsung lama, oleh

karenanya CBT juga kadang disertai dengan terapi keluarga untuk memberikan

dukungan kepada pasien dalam menjalani penyembuhan

3) Penyembuhan total

Beberapa upaya yang dilakukan agar pasien kembali stabil,

menghilangkan kebiasaan dan pikiran-pikiran yang dapat menimbulkan gangguan

makan kembali.

4) Mengurangi atau menghapuskan perilaku atau pemikiran yang awalnya

mengarah ke makan tidak teratur.

Untuk menyembuhkan anoreksia nervosa diperlukan kesabaran. Hal-hal

yang dapat dilakukan adalah konseling bersama dengan anggota keluarga, serta

edukasi tentang nutrisi, psikoterapi, dan kesehatan. Si penderita sangat

membutuhkan dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat. Jika ada salah

satu anggota keluarga anda yang menderita kelainan ini, jangan berhenti

mendukungnya untuk sembuh.

5) Psikofarmakologi

Beberapa kelas obat-obatan telah diteliti, tetapi sedikit yang menunjukkan

keberhasilan secara klinis. Amitriptilin (Elavil) dan siproheptadin antihistamin

1

Page 15: BAB I

dalam dosis tinggi ( sampai 28mg/ hari ). Dapat meningkatkan penambahan berat

badan pasien rawat inap dengan anoreksia nervosa.

6) Psikoterapi

Terapi keluarga dapat bermanfaat bagi keluarga dari pasien yang berusia

kurang dari 18 tahun. Keluarga yang menunjukkan enmeshment, terapi keluarga

juga berguna untuk membantu anggota keluarga menjadi partisipan yang efektif

dalam terapi klien.

K. Prognosis

Anoreksia diperkirakan memiliki angka kematian tertinggi dari semua

gangguan jiwa, dengan mana saja 6-20% dari mereka yang didiagnosis dengan

gangguan akhirnya mati karena penyebab yang terkait. Tingkat bunuh diri orang-

orang dengan anoreksia juga lebih tinggi dari itu dari populasi umum. Dalam

sebuah studi longitudinal wanita didiagnosis dengan DSM-IV baik anorexia

nervosa (n = 136) atau bulimia nervosa (n = 110) masing-masing yang dinilai

setiap 6 - 12 bulan selama 8 tahun berada di cukup risiko bunuh diri. Dokter

diperingatkan risiko sebagai 15% subyek melaporkan setidaknya satu usaha

bunuh diri. Telah dicatat bahwa secara signifikan lebih aneroxia (22,1%)

dibandingkan bulimia (10,9%) subyek membuat usaha bunuh diri.

Pada pasien dengan anoreksia nervosa setiap sistem organ utama yang

terlibat, dan substansial risiko kematian. Daerah khusus perhatian yang disorot

dalam artikel dan termasuk perubahan dermatologic (beberapa di antaranya

terbukti membutuhkan intervensi akut, misalnya, purpura), endokrin abnormalitas

(termasuk kesalahan manajemen diabetes), masalah gastrointestinal (termasuk

1

Page 16: BAB I

risiko dilatasi lambung) masalah jantung/paru (termasuk aritmia dan

pneumomediastinum), kelainan elektrolit yang berat, dan demineralisasi tulang.

Dokter yang merawat pasien ini harus agresif dalam mengejar, dan ketika mereka

ditemukan dalam mengobati, ini berpotensi membahayakan hidup.

1