bab i

21
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pengertian akan tumbuh kembang anak mencakup 2 hal kondisi yang berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit terpisahkan. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah besar, jumlah, ukuran, dan dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang biasa diukur dari ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik. American Association on Mental Deficiency/ AAMD (Moh. Amin, 2005: 22), mendefinisikan tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata, yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes dan muncul ssebelum usia 16 tahun. Endang Rochyadi dan Zainal Alimin (2005: 11) menyebutkan bahwa “tunagrahita berkaitan erat dengan masalah perkembangan kemampuan kecerdasan yang rendah dan merupakan sebuah kondisi”. Hal ini ditunjang dengan pernyataan menurut Kirk (Muhammad Effendi, 2006: 88) yaitu “Mental Retarded is not a disease but acondition”. Jadi berdasarkan pernyataan di atas dapat dipertegas bahwasannya tunagrahita merupakan suatu kondisi yang tidak bisa disembuhkan dengan obat apapun. 2. Tujuan a. Untuk mengetahui pengkajian anak dengan tuna grahita b. Untuk mengetahui pathway dari tuna grahita 1

Upload: ella

Post on 02-Feb-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pengertian akan tumbuh kembang anak mencakup 2 hal kondisi yang

berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit terpisahkan. Pertumbuhan berkaitan

dengan masalah besar, jumlah, ukuran, dan dimensi tingkat sel, organ maupun

individu yang biasa diukur dari ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan

keseimbangan metabolik.

American Association on Mental Deficiency/ AAMD (Moh. Amin, 2005:

22), mendefinisikan tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual

umum di bawah rata-rata, yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes dan muncul

ssebelum usia 16 tahun. Endang Rochyadi dan Zainal Alimin (2005: 11)

menyebutkan bahwa “tunagrahita berkaitan erat dengan masalah perkembangan

kemampuan kecerdasan yang rendah dan merupakan sebuah kondisi”. Hal ini

ditunjang dengan pernyataan menurut Kirk (Muhammad Effendi, 2006: 88) yaitu

“Mental Retarded is not a disease but acondition”. Jadi berdasarkan pernyataan di

atas dapat dipertegas bahwasannya tunagrahita merupakan suatu kondisi yang tidak

bisa disembuhkan dengan obat apapun.

2. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengkajian anak dengan tuna grahita

b. Untuk mengetahui pathway dari tuna grahita

c. Untuk mengetahui masalah keperawatan anak tuna grahita

d. Untuk mengetahui diagnose keperawatan pada anak dengan tuna grahita

e. Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada anak dengan tuna gra

1

Page 2: BAB I

BAB II

PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK TUNA GRAHITA

A. PENGKAJIAN

1. Anamnesa

a) Identitas klien, meliputi nama, umur, jenis kelamin, nama orang tua, alamat,

umur, pendidikan, pekerjaan, agama, dan suku.

b) Keluhan utama, yaitu pertumbuhan dan perkembangan anak terlambat dari

kelompok seusianya.

c) Riwayat penyakit saat ini, biasanya diawali dari pengalaman dan perasaan

cemas ibu klien yang melihat pertumbuhan dan perkembangan anaknya yang

terlambat tidak sesuai dengan kelompok seusianya.

d) Riwayat penyakit dahulu, penyakit seperti Rubella, tetanus, difteri,

meningitis, morbili, polio, pertusis, varicella, dan ensefalitis dapat berkaitan

atau mempengaruhi pertumbuhandan perkembangan baik secara enteral

maupun parenteral.

e) Riwayat antenatal, natal, dan pascanatal

Antenatal. Kesehatan ibu selama hamil, penyakit yang p;ernah diderita serta

upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakitnya, berapa kali perawatan

antenatal, kemana serta kebiasaan minum jamu-jamuan dan obat yang pernah

diminum serta kebiasaan selama hamil.

Natal. Tanggal, jam, tempat pertolongan persalinan, siapa yang menolong,

cara ersalinan (spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forceps, sectio sesaria, dan

gamelli), presentasi kepala, dan komplikasi atau kelainan kongenital. Keadaan

saat lahir dan morbiditas pada hari pertama setelah lahir, masa kehamilan

(cukup, kurang, lebih) bulan.

Pascanatal. Lama dirawat dirumah sakit, masalah-masalah yang berhubungan

dengan gangguan system, masalah nutrisi, perubahan berat badan, warna kulit,

pola eliminasi, dan respon lainnya. Selama neonatal perlu dikaji adanya

asfiksia, trauma, dan infeksi.

f) Riwayat Pertumbuhan Dan Perkembangan. Berat badan, lingkar kepala,

lingkar lengan, kiri atas, lingkar dada terakhir, tingkat perkembangan anak

2

Page 3: BAB I

yang telah dicapai motorik kasar, motorik halus, kemempuan bersosialisasi,

dan kemampuan bahasa.

g) Riwayat Kesehatan Keluarga. Sosial, perkawinan orang tua, kesejahteraan

dan ketentraman, rumah tangga yang harmonis, dan pola asuh, asah, dan asih.

Ekonomi dan adat istiadat berpengaruh dalam pengelolaan lingkungan internal

yang dapat memepengaruhi perkembangan intelektual dan pengetahuan serta

keterampilan anak. Disamping itu juga berhubungan dengan persediaan dan

pengaduan bahan pangan, sandang, dan papan.

h) Pola Fungsi Kesehatan

Pola Nutrisi. Makanan pokok utama, apakah ASI atau PASI pada umur anak

tertentu. Jika diberikan PASI ditanyakan jenis, takaran, dan frekuensi

pemberian, serta makanan tambahan yang diberikan. Adakah makanan yang

disukai, alergi, atau masalah makanan lainnya.

Pola Eliminasi. Sistem pencernaan dan perkemihan pada anak perlu dikaji

BAB atau BAK (konsistensi, warna, frekuensi, jumlah, serta bau). Bagaimana

tingkat toilet training sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

Pola Aktifitas. Kegiatan dan gerakan yang sudah dicapai anak pada usia

sekelompoknya mengalami kemunduran atau percepatan.

Pola Istirahat. Kebutuhan istirahat setiap hari adalah gangguan tidur, hal-hal

yang mengganggu tidur dan yang mempercepat tidur.

Pola kebersihan diri. Bagaimana perawatan pada diri anak, apakah sudah

mandiri atau masih ketergantungan sekunder pada orang lain atau orang tua.

2. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum klien saat dikaji, kesan kesadaran, dan tanda vital (perubahan

suhu, frekuensi pernapasan, sistem sirkulasi, dan perfusi jaringan). Kepala dan

lingkar kepala hendaknya diperiksa sampai anak usia 2 tahun dengan pengukuran

diameter oksipito-frontalis terbesar. Ubun-ubun normal: besar rata atau sedikit

cekung sampai anak usia 18 bulan.

a. Mata, refleks mata baik, ada tidaknya ikterus pada sklera, konjungtiva

anemis/tidak, penurunan penglihatan/visus, mikroftalmia, juling,

nistagmus.

b. Telinga, simetris, fungsi pendengaran baik.

3

Page 4: BAB I

c. Mulut/Leher, bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit

lebar/melengkung tinggi keadaan faring, tonsil (adakah pembesaran,

hiperemia), adakah pembesaran kelenjar limfe, lidah dan gigi (kotor atau

tidak, adakah kelainan, bengkak, dan gangguan fungsi). Kelenjar tiroid

adakah pembesaran/gondok yang dapat mengganggu proses pertumbuhan

dan perkembangan anak.

d. Kulit, keadaan warna, turgor, edema, keringat, dan infeksi.

e. Thoraks, bentuk simetris, gerakan.

f. Paru, normal vesikular, adakah kelainan pernapasan (ronkhi, wheezing).

g. Jantung, pembesaran, irama, suara jantung, bising.

h. Genitalia, testis, jenis kelamin, apakah labia mayor menutupi labia minor,

pada perempuan.

i. Ekstremitas, refleks fisiologis, refleks patologis, refleks menegang,

sensibilitas, tonus, dan motorik.

Kelaianan yang biasanya terjadi :

a. Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris)

b. Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan

cepat beruban.

c. Hidung: jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping

melengkung ke atas, dll

d. Telinga : keduanya letak rendah; dll

e. Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia

f. Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari

gemuk dan lebar, klinodaktil, dll

g. Dada & Abdomen : terdapat beberapa putting, buncit, dll

h. Kaki: jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil

meruncing diujungnya, lebar, besar, gemuk

4

Page 5: BAB I

B. PATHWAY

5

Page 6: BAB I

6

Page 7: BAB I

C. MASALAH KEPERAWATAN

1. Hambatan interaksi sosial

2. Hambatan komunikasi verbal

3. Isolasi sosial

4. Ketidak mampuan koping keluarga

5. Defisit perawatan diri

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan disfungsi otak

2. Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan ketunadayaan perkembangan

3. Isolasi sosial berhubungan dengan status mental

4. Ketidak mampuan koping keluarga berhubungan dengan gaya koping yang tidak

sesuai antara orang terdekat dan klien untuk menangani tugas adaptif

5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketunadayaan

7

Page 8: BAB I

E. INTERVENSI

No Diagnosa Keperawatan Tujuan / Kriteria hasil Intervensi

1 Hambatan komunikasi

verbal

Definisi : penurunan,

kelambatan, atau ketiadaan

kemampuan untuk

meneriama, memproses,

mengirim, dan atau

penggunaan sistem simbol.

Noc :

Anxiety self control

Coping

Fear self control

Kriteria hasil:

Komunikasi : penerimaan,interpretasi dan

ekspresi pesan lisan, tulisan, dan non

verbal meningkat.

Pengelolaan informasi : klien mampu

untuk memperole, mengatur, dan

menggunakan informasi,

Mampu mengkomunikasikan kebutuhan

dengan lingkungan sosial

Nic :

Comunication enchacement: speec defisite

1. Gunakan penerjemah jika diperlukan

2. Beri satu kalimat simpel setiap bertemu jika

diperlukan

3. Dorong pasien untuk berkomunikasi secara

perlahaan dan mengurangi permintaan

4. Dengarkan dengan penuh perhatian

5. Berdiri di depan pasien ketika berbicara

6. Berikan pujian positif jika diperlukan

7. Anjurkan ekspresi diri dengan cara lain dalam

pencapaian inforrmasi (bahasa isyarat)

2 Hambatan interaksi

sosial

Definisi : insufisiensi atau

kelebihan kuantitas atau

ketidakefektifan kualiat

pertukaran sosial

Noc :

Self esteem

Comunication impaired verabal

KH :

Lingkungan yang suportif yang

bercirikaan hubungan dan tujuan

Nic :

1. Socialization enchacement

2. Buat interaksi terjadwal

3. Berikan umpan balik positif jika pasien

berinteraksi dengan orang lain

4. Dorong pasien ke kelompok atau program

8

Page 9: BAB I

anggota keluarga

Menggunakan aktivitas yang

menenangkan, menarik, dan

menyenangkan untuk meningkatkan

kesejahteraan interaksi sosial dengan

orang, kelompok dan atau organisasi

Memahami dampak dari perilaku diri

pada interaksi sosial

Meningkatkan keterampilan sosial,

kerjasama, ketulusan dan saling

memahami

Mengungkapkan keinginan untuk

berhubungan dengan orang lain

Perkembangan fisik kongnitif dan

psikososial anak sesuai dengan

usianya

keterampilan interpersonal yang membantu

meningkatkan pemahamaan tentang

pertukaran informasi atau sosialisasi, jika

perlu

5. Anjurkan bersikap jujur dan aapa adanya

dalam berinteraksi dengan orang lain

6. Anjurkan menghargai orang lain

7. Bantu pasien meningkatkan kesadaran tentang

kekuatan dan keterbatasan dalam

berkomunikasi dengan orang lain

8. Minta dan harapkan adanya komunikasi

verbal

3 Isolasi sosial

Definisi: kesepian yang

dialami oleh individu dan

dirasakan saat didorong

Noc :

Social interaction skills social suport

Stress level

Nic :

Socialization enchacement

1. Fasilitasi dukungan kepada pasien oleh

9

Page 10: BAB I

oleh keberadaan orang lain

dan sebagai pernyataan

negatif atau mengancam

KH :

Iklim sosial keluarga : lingkungan

yang mendukung yang bercirikan

hubungan dan tujuan anggota keluarga

Keseimbangan alat perasaan : mampu

menyesuaikan emosi sebagai respon

terhadap keadaan tertentu

Keparahan kesepian : mengendalikan

keparahan respon emosi, sosial, atau

eksistensi terhadap isolasi sosial

Mengungkapkan penurunan perasaan

atau pengalamaan diasingkan

keluarga teman dan komunitas

2. Dukung hubungan dengan orang lain yang

mempunyaminat dan tujuan yang sama

3. Dorong melakukan aktivitas sosial dan

komunitas

4. Dukung pasien untuk mengubah lingkungan

seperti pergi jalan-jalan

5. Membantu pasien mengembangkan atau

meningkatkan keterampilan sosial

interpersonal

6. Kurangi stigma isolasi dengan menghormati

martabat pasien

7. Gali kekuatan dan kelemahan pasien dalam

berinteraksi sosial

4 Ketidak mampuan

koping keluarga

Definisi : perilaku terdekat

(anggota keluarga atau

orang penting lainnya

) yang membatasi

kapasitas/kemampuannya

dan kemampuan klien

Noc :

Family coping, disable

Parenting,impired

Therapeutic regimen manegement, inefectife

KH :

Hubungan pemberian asuhan pasien :

interaksi dan hubungan yang positif

Nic :

Coping enchacement :

1. Bantu keluarga dalam mengenal masalah

2. Bantu memotivasi keluarga untuk berubah

3. Dukungan emosi: memberikan penenangan,

penerimaan, dan dorongan selama periode stres

4. Dorong keluarga untuk memperlihatkan

kekuatiran untuk membantu merencanakan

10

Page 11: BAB I

untuk secara efektif

menangani tugas penting

mengenai adaptasi

keduanya terhadap

masalah kesehatan

antara penerima dan pemberi asuhan

Coping keluarga : tindakkan keluarga

untuk mengelolah stresor yang

membebani sumber-sumber keluarga

Normalisasi keluarga: kapasitas sistem

keluarga dalam mempertahankan

rutinitas dan pengembanga straategis

untuk mengoptimalkan fungsi

Mampu mengatasi masalh keluarga

Mampu menyelesaikan konflik tanpa

kekerasan

Mengungkapkan perasaan yang tidak

terselesaikan

perawatan

5. Bantu anggota keluarga dalam mengklarifikasi

apa yang mereka haarapkan dan butuhkan satu

sama lain

5 Defisit perawatan diri

Definisi : hambatan

kemampuan untuk

melakukan atau memenuhi

aktifitas

Noc :

Perawatan diri : aktivitas kehidupan sehari-

hari : kemampuan untuk melakukan tugas

fisik paling dasar dan aktivitas perawatan

pribadi secara mandiri atau tanpa alat baantu

KH :

Menunjukkan perawatan diri : aktivitas

kehidupan sehari-hari. ( 1-5)

Nic :

Self care asistance

1. Membantu pasien untuk memenuhi higine

pribadi

2. Dukung kemandirian dalam melakukan mandi

dan higine oral, bantu pasien hanya jika

diperlukan

3. Dukung pasien untuk mengatur langkanya

11

Page 12: BAB I

sendiri selama perawan diri

4. Libatkan keluarga dalam pemberian asuhan

5. Akomodasi pilihan dan kebutuhan klien

seoptimal mungkin

12

Page 13: BAB I

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Keadaan umum klien saat dikaji, kesan kesadaran, dan tanda vital (perubahan suhu,

frekuensi pernapasan, sistem sirkulasi, dan perfusi jaringan). Kepala dan lingkar

kepala hendaknya diperiksa sampai anak usia 2 tahun dengan pengukuran diameter

oksipito-frontalis terbesar. Ubun-ubun normal: besar rata atau sedikit cekung sampai

anak usia 18 bulan.

Adapun masalah keperawatan yang muncul meliputi :

1. Hambatan interaksi sosial

2. Hambatan komunikasi verbal

3. Isolasi sosial

4. Ketidak mampuan koping keluarga

5. Defisit perawatan diri

13

Page 14: BAB I

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar: Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Aplikasi Nanda Noc Noc Jilid 1. (2015). Jogja: Mediaction.

Aplikasi Nanda Noc Noc Jilid 2. (2015). Jogja: Mediaction.

Juwita, T. P. (2012). Efektivitas Doodling Untuk Meningkatkan Kemampuan Pramenulis

Bagi Anak Tunagrahita Ringan Di Slbn 2 Padang Sarai.

Sofinar. (2012). Perilaku Sosial Anak Tunagrahita Sedang .

Ulfatusholiat, R. (2010). Peran Orangtua Dalam Penyesuaian Diri Anak Tunagrahita.

14