bab i

28
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir. (May & Mahlmeister, 1990) Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilanpersalinan dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan secara dini dari keadaan normal selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan lain untuk kondisi-kondisi yang

Upload: neny-kurnia-w

Post on 01-Feb-2016

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

reproduksi

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kualitas

pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-

fisik dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir. (May &

Mahlmeister, 1990)

Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu

menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan

keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya.

Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS

dan melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah

kehamilanpersalinan dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-

penyimpangan secara dini dari keadaan normal selama kehamilan sampai

persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan konsultasi tentang

perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses

persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan

bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada

tim kesehatan lain untuk kondisi-kondisi yang membutuhkan penanganan

lebih lanjut (Zaidin Ali, 2002).

Perawat mengadakan interaksi dengan klien untuk mengkaji masalah

kesehatan dan sumber-sumber yang ada pada klien, keluarga dan

masyarakat; merencanakan dan melaksanakan tindakan untuk mengatasi

masalah-maslah klien, keluarga dan masyarakat; serta memberikan

dukungan pada potensi yang dimiliki klien dengan tindakan keperawatan

yang tepat. Keberhasilan penerapan asuhan keperawatan memerlukan

kerjasama tim yang terdiri dari pasien, keluarga, petugas kesehatan dan

masyarakat (Trisyani, Mira, 2013).

.

Page 2: BAB I

2

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana konsep asuhan keperawatan maternitas ?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Menjelaskan konsep asuhan keperawatan maternitas.

b. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi definisi dari keperawatan maternitas.

2. Mengidentifikasi paradigma keperawatan maternitas.

3. Mengidentifikasi trend dan issue dalam keperawatan maternitas.

4. Mengidentifikasi indikator dalam kesehatan maternal.

5. Mengidentifikasi terminologi biostatistik maternal dan anak.

6. Mengidentifikasi program pemerintah dalam kesehatan maternitas.

7. Mengidentifikasi program pelaksanaan kesehatan ibu dan anak

di Indonesia.

1.4 Manfaat Penulisan

a. Bagi Mahasiswa

Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami

dan membuat konsep asuhan keperawatan maternitas, serta mampu

mengimplementasikannya dalam proses keperawatan.

b. Bagi Institusi

Dapat dijadikan sebagai referensi perpustakaan.

1.5 Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini kami menggunakan metode deskriptif yang

menjelaskan tentang konsep asuhan keperawatan maternitas.

Page 3: BAB I

3

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode

penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II Pembahasan

Terdiri dari definisi, paradigm, trend dan issue , indikator, terminologi

biostatistik keperawatan maternitas, program pemerintah dalam kesehatan

maternitas, dan program pelaksanaan kesehatan ibu dan anak di Indonesia

BAB III Penutup

Terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 4: BAB I

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan

kesehatan dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk

membantu beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa

interpartal. (Auvenshine & Enriquez, 1990).

Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkualitas

yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama

proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir

dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan.

(Reede, 1997).

Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional

yang ditujukan kepada wanita usia subur (WUS) yang berkaitan dengan

masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas

sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari

beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar

dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993)

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keperawatan

maternitas adalah pelayanan professional yang difokuskan pada wanita usia

subur (WUS) untuk membantu beradaptasi pada masa prenatal, intranatal,

postnatal, dan masa interpartal.

2.2 Paradigma Keperawatan Maternitas

Paradigma keperawatan Maternitas (Dasar Kep,Profesional H. Zaidin Ali)

a. Manusia

Terdiri dari wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS)

berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas,

antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta

keluarganya adalah anggota keluarga yang unik dan utuh, merupakan

Page 5: BAB I

5

mahluk bio-psikososial dan spiritual yang memiliki sifat berbeda secara

individual dan dipengaruhi oleh usia dan tumbuh kembangnya. Salah

satu tugas perkembangan wanita adalah pengalaman melahirkan danak

yang dapat merupakan krisis situasi dalam keluarga tersebut apabila

tidak mampu beradaptasi dengan baik.

Memiliki beberapa karakteristik antara lain:

1. Memiliki karateristik biokimiawi, fisiologi interpersonal dan

kebutuhan dasar hidup yang selalu berkembamg.

2. Perkembangan terjadi melalui interaksi dengan orang lain yang

mampu memenuhi kebutuhan dirinya / membagi pengalamannya.

3. Kebutuhan manusia di organisasikan meliputi perilaku serta

berdasarkan pengalaman masa lalu.

4. Memiliki kehidupan yang seimbang sebagai sarana pertahanan

diri dan upaya mengurangi kecemasan akibat kebutuhan yang tak

terpenuhi.

b. Lingkungan

Sikap, nilai dan perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh

lingkungan budaya dan social disamping pengaruh fisik Proses

kehamilan danpersalinan serta nifas akan melibatkan semua anggota

keluarga dan masyarakat. Proses kelahiran merupakan permulaan suatu

bentuk hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting, sehingga

pelayanan maternitas akan mendorong interaksi yang positif dari orang

tua, bayi dan angota keluarga lainnya dengan menggunakan sumber-

sumber dalam keluarga.

Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Merupakan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap

perkembangan manusia.

2. Lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola

pertahanan tubuh terhadap penyakit.

3. Perawat bertanggung jawab dalam tatanan pengobatan yang

merupakan bagian dari lingkungan fisik dan social.

4. Lingkungan di bagi dalam 2 aspek yaitu;

Page 6: BAB I

6

a. Aspek tekstruktur:

1. Alat

2. Terapi

3. Aluran

b. Aspek tidak tekstruktur:

Intraksi antara perawat dengan klien dandengan lingkungan

sekitar

c. Sehat

Sehat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat

dinamis dimana perubahan-perubahan fisik dan psikososial

mempengaruhi kesehatan seseorang.setiap indivisu memeiliki hak untuk

lahir sehat sehingga WUS dan ibu memiliki hak untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Merupakan symbol perkembangan kepribadian dan yang

berlangsung secara terus-menerus menuju kehidupan yang

kreatif.

2. Perilaku sehat; perilaku pemenuhan kebutuhan kepuasan

kesadaran diri dan integrasi pengalaman , misalnya pengalaman

sakit.

3. Manusia sehat berarti manusia yang tidak memiliki

ansietas/ketegangan.

4. Intervensi keperawatan berfokus pada proses membina hubungan

saling percaya guna mengurangi ansietas.

d. Keperawatan maternitas

Keperawatan ibu merupakan pelayanan keperawatan professional

yang ditujukan kepada wanita usia subur wanita pada masa usia subur

(WUS) berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan,

nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari,

beserta keluarganya yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar

dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan. Keperawatan ibu memberikan asuhan

Page 7: BAB I

7

keperawatan holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya

serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan

perawatan yang sesuai untuk dirinya.

Antara lain:

1. Keperawatan maternitas merupakan suatu instrumen pendidikan

yang memfasilitasi kebutuhan ibu hamil, persalinan, masa nifas,

bayi baru lahir.

2. Aktivitas keperawatan maternitas diserahkan untuk ibu hamil,dan

bayi mencapai kesehatan yang optimal.

3. Fokus aktivitas keperawatan maternitas adalah masalah yang

mencerminkan ruang lingkup aktivitas keperawatan dan

kemandarian dlam proses diagnosis, tindakan (terapi) ,

pendidikan riset.

2.3 Trend dan Issue dalam Keperawatan Maternitas

Perawatan ibu hamil berfokus pada perawatan wanita hamil dan

keluarganya pada seluruh tahap kehamilan dan kelahiran, termasuk masa

empat minggu pertama setelah bayi lahir. Selama periode prenatal, perawat

memberi perawatan pada ibu hamil dan juga memberikan pendidikan

kesehatan untuk membantu klien dan keluarganya dalam menghadapi

persalinan. Upaya yang dilakukan perawat ini berpotensi membuat

perbedaan yang signifikan, bukan saja dalam meningkatkan kesehatan ibu

dan bayinya, tetapi juga kesehatan masyarakat.

1. Trends dan Issue keperawatan maternitas berbasis komunitas

Banyak kita temui dimasyarakat ibu hamil maupun ibu nifas

mengalami kesulitan dalam merawat diri sendiri pada saat hamil maupun

merawat bayi setelah melahirkan, sebagai seorang perawat yang

berkompeten dalam bidang maternitas kita wajib membantu kesulitan

yang dialami oleh ibu hamil maupun ibu nifas. Ada beberapa kesulitan

yang dialami oleh para bumil maupun ibu nifas diantaranya :

a. Ketidaktahuan ibu hamil tentang makanan apa yang harus

dikonsumsi pada saat hamil. Langkah kongkrit yang harus kita

Page 8: BAB I

8

lakukan jika menemukan hak tersebut kita bisa melakukan kegiatan

pendidikan kesehatan mengenai makanan yang baik dikonsumsi ibu

pada saat hamil.

b. Kebingungan ibu nifas jika ASI tidak keluar

Masalah ini sangat sering menimpa ibu dengan kelahiran anak

pertama, kita disini sebagai perawat bisa membantu ibu tersebut

untuk mengeluarkan ASI nya salah satu caranya yaitu dengan

perawatan payudara dan pijat oksitosin.

2. Trend dan isuue keperawatan maternitas tentang spesialisasi perawatan.

Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di

Indonesia harus menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di

negara yang telah berkembang banyak teknologi modern yang bisa

membantu para petugas kesehatan dalam mengiringi kehamilan serta

persalinan pada ibu. Teknologi dan cara-cara baru yang berkembang saat

ini adalah diantaranya :

a. Alat Kontrasepsi Implan Terbaru

UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau susuk KB

generasi ke tiga yang dinamakan Gestplan. Kelebihan alat

kontresepsi ini bias bertahan hingga 7 tahun di badingkan implant

saat ini yang ber umur 5 tahun. Penemuan ini hasil dari penelitian

dari jurusan Farmatologi dan Toksikologi UGM.

(www.kompas.com)

b. Water Birth

Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam

air, manfaaatnya ibu akan merasakan lebih relaks karena semua otot

yang berkaitan dengan proses persalinan menjadi lebih elastic.

Metode ini juga akan mempermudah proses mengejar sehingga rasa

nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan, di dalam air proses

proses pembukaan jalan lahir akan lebih cepat.

(http://id.wikepidia.org/wiki/persalinan_di_air )

Page 9: BAB I

9

c. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D

Alat USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG yang

berkemampuan menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi

ini janin dapat terlihat utuh dan jelas seperti layaknya bayi yang

sesungguhnya ( DrJudi Januadi Endjun S.pog ). Alat USG ini bahkan

dapat memperlihatkan seluruh tubuh bayi berikut gerakgeriknya

teknologi 3 dan 4 dimensimenjadi pelengkap bila di duga janin

dalam keadaan tidak normal dan perlu di cari kelainan bawaannya

seperti bibir sumbing, kelainan pada jantung dan sebagainya. Secara

lebih detail kelebihan USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D ini pada

janin dapat terbaca secara lebih akurat, karena teknologi ini

dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan diagnose.

d. Pil KB Terbaru

Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang

memberikan perlindungan kontrasepsi yang dapat diandalkan,

dengan berbagai manfaat tambahan dalam suatu kombinasi yang

unik Pil Kb dengan dorspirenone adalah pil yang membuat seseorang

merasa lebih nyaman. Mengandung progestin baru dorspirenone

yaitu homon yang sangat menyerupai progesterone salah satu

hormone dalam tubuh. Dorspirenone mempunyai profil farmakologis

yang sangat mirip dengan progesteron alami dengan karateristik

memiliki efek antimineralokortoid dan antiandrogenik tidak

memiliki aktifitas ekstrogenik, androgenik, glukortikoid dengan sifat

antineralokortikoid. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan

manfaat tambahan yaitu tidak menaikkan berat badan, mengurangi

gejala kembung, Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan

mengatur keluarnya darah haid, tidak menaikan tekanan darah

dengan androgennya. Pil KB dengan dorspirenone dapat

memberikan manfaat tambahan yaitu mengurangi jerawat, dan

mempercantik rambut dan kulit.

Page 10: BAB I

10

e. Robot akan digunakan untuk mengobati orang sakit

Diagnostik ini robot akan menggunakan penelitian global untuk

memberikan pendapat ahli, beberapa dokter yang akan berani untuk

diabaikan. Pelatihan medis akan beralih dari apa yang orang tahu,

untuk mendapatkan data yang akurat yang robot bisa membuat

keputusan, dan menyediakan “high-touch” dukungan emosional.

Ahli bedah akan selalu berada pada premium, bersama-sama dengan

tangan-on wali yang akan semakin berbasis masyarakat, dengan

kualifikasi yang sangat khusus. Operasi remote akan menjadi bagian

rutin setiap pusat spesialis rutin. Batas antara dokter dan perawat

akan terus kabur sebagai perawat berwenang untuk membuat lebih

banyak keputusan. Akibatnya pelatihan perawat akan semakin

panjang dan perawat kelas atas akan lebih mahal (Emily Slone

McKinney, 2000).

2.4 Indikator dalam Kesehatan Maternal

Permasalahan utama yang saat ini masih dihadapi berkaitan dengan

kesehatan ibu di Indonesia adalah masih tingginya angka kematian ibu yang

berhubungan dengan persalinan. Menghadapi masalah ini maka pada bulan

Mei 1988 dicanangkan program Safe Motherhood yang mempunyai prioritas

pada peningkatan pelayanan kesehatan wanita terutama pada masa

kehamilan, persalinan dan pasca persalinan. Perawatan kehamilan

merupakan salah satu faktor yang amat perlu diperhatikan untuk mencegah

terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga

untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin. Memahami perilaku

perawatan kehamilan (ante natal care) adalah penting untuk mengetahui

dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri. Fakta berbagai kalangan

masyarakat di Indonesia, masih banyak ibu-ibu yang menganggap

kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka merasa tidak

perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter. Masih

banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan

kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang

Page 11: BAB I

11

mungkin dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada saat

persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah terlambat dapat

membawa akibat fatal yaitu kematian. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh

rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi

(http://ompalembaja.blogspot.com).

2.5 Terminologi Biostatistik Maternal dan Anak

1. Abortus : suatu embrio/fetus yang keluar dari rahim pada usia kehamilan

20 minggu atau kurang, atau yang BB 500gr atau kurang atau yang

panjangnya 25 cm atau kurang

2. Angka kelahiran : jumlah kelahiran hidup dalam satu tahun per 1000

penduduk

3. Angka kesuburan : jumlah kelahiran per 1000 wanita antara usia 15

sampai 44 tahun, dihitung setiap tahun

4. Angka mortalitas bayi : jumlah kematian bayi berusia kurang dari 1

tahun per 1000 kelahiran hidup

5. Angka mortalitas ibu : jumlah kematian ibu akibat pelahiran dan

komplikassi kehamilan, melahirkan, dan masa nifas (42 hari setelah

persalinan) per 100.000 kelahiran hidup

6. Angka mortalitas neonatus : jumlah kematian janin berusia kurang dari

28 hari per 1000 kelahiran hidup

7. Angka mortalitas perinatal : jumlah lahir mati dan jumlah neonatus yang

meninggal per 1000 kelahiran hidup

8. Lahir mati : bayi yang saat dilahirkan tidak menunjukkan tanda-tanda

kehidupan, seperti bernapas, denyut jantung, atau gerakan otot volunter

(Ministry of Health, 2008).

2.6 Program Pemerintah dalam Kesehatan Maternitas

a) KIA ( Kesehatan Ibu dan anak )

Program kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu

prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini

bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu

Page 12: BAB I

12

melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu tujuan program ini adalah

menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu.

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Anak (AKB) masih tinggi yaitu, 307

per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 35/1000 kh. Target yang

ditetapkan untuk dicapai pada RPJM tahun 2009 untuk AKI adalah 226

per 100.000 kh dan AKB 26/1000 kh. Dengan demikian target tersebut

merupakan tantangan yang cukup berat bagi program KIA.

Beberapa kegiatan dalam meningkatkan upaya percepatan penurunan

AKI telah diupayakan antara lain melalui peningkatan kualitas pelayanan

dengan melakukan pelatihan klinis bagi pemberi pelayanan kebidanan di

lapangan. Kegiatan ini merupakan implementasi dari pemenuhan

terwujudnya 3 pesan kunci Making Pregnancy Safer yaitu:

1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih

2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang

adekuat, dan

3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan

kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi

keguguran.

Upaya peningkatan derajat kesehatan keluarga dilakukan melalui

program pembinaan kesehatan keluarga yang meliputi upaya

peningkatan kesehatan Ibu dan Bayi, Anak Pra Sekolah dan Anak Usia

Sekolah, Kesehatan Reproduksi Remaja, dan Kesehatan Usia Subur. Era

Desentralisasi menurut pengelola program di Kabupaten / Kota untuk

lebih proaktif didalam mengembangkan program yang mempunyai daya

ungkit dalam akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB) sesuai situasi dan kemampuan daerah

masing-masing mengingat AKI dan AKB merupakan salah satu ndicator

penting keberhasilan program kesehatan Indonesia.

b) Program Pokok KIA

1.      Program ANC

2.      Deteksi risti ibu hamil

3.      Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

Page 13: BAB I

13

4.      Rujukan kasus risti ibu hamil

5.      Pemeriksaan BBL (Neonatus), bayi dan balita

6.      Penanganan neonatal yang berisiko

7.      Pelayanan kesehatan bayi umur 1 bulan sampai 1 tahun

8.      Pelayanan kesehatan balita

9.      Pelayanan kesehatan pra school

2.7 Program Pelaksanaan Kesehatan Ibu dan Anak Di Indonesia

Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang

menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu

menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan

Masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk

membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi

gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan.

Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk

dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi/

komunikasi (telepon genggam, telpon rumah), pendanaan, pendonor darah,

pencatatan-pemantaun dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup

pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat,  pemuka masyarakat serta

menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan  di

taman kanak-kanak. Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan ibu diantaranya

a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak

balita dan anak prasekolah.

b. Deteksi dini faktor resiko ibu hamil.

c. Pemantauan tumbuh kembang balita.

d. Imunisasi Tetanus Toxoid 2 kali pada ibu hamil serta BCG, DPT 3

kali, Polio 3 kalidan campak 1 kali pada bayi.

e. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai

tujuan program KIA.

f. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk

macam-macam penyakit ringan.

Page 14: BAB I

14

g. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan

pemeliharaan serta bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama

periode neonatal (0-30 hari)

h. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para

dukun bayi sertakader-kader kesehatan.

Hingga saat ini sudah banyak program-program pembangunan kesehatan

di Indonesia yang ditujukan pada penanggulangan masalah-masalah

kesehatan ibu dan anak. Pada dasarnya program-program tersebut lebih

menitik beratkan pada upaya-upaya penurunan angka kematian bayi dan

anak, angka kelahiran kasar dan angka kematian ibu. Upaya untuk

menurunkan angka kematian ibu telah dicanangkan oleh badan internasional

dan pemerintah guna meningkatkan kesadaran dunia tentang pengaruh

kematian dan kesakitan ibu serta untuk mendapatkan pemecahan

masalahnya.

Upaya-upaya tersebut diantaranya :

1. Safe Motherhood

Gerakan ini pertama kali dicanangkan pada International Conference

on Safe Motherhood, Nairobi, 1987.3 Program ini sendiri telah

dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1988 dengan melibatkan secara

aktif berbagai sector pemerintah dan non-pemerintah, masyarakat, serta

dukungan dari berbagai badan internasional.

Empat pilar Safe Motherhood adalah :

a. Keluarga Berencana

KB dapat menurunkan angka kematian ibu karena dapat

merencanakan waktu yang tepat untuk hamil, mengatur jarak

kehamilan, menentukan jumlah anak. Sehingga tidak ada

kehamilan yang tidak diinginkan, “4 terlalu”, yaitu terlalu muda,

terlalu tua, terlalu sering hamil, dan terlalu banyak anak.

b. Pelayanan antenatal

Pelayanan antenatal memiliki tujuan untuk:

a. Mencegah adanya komplikasi obstetri

b. Mendeteksi komplikasi sedini mungkin

Page 15: BAB I

15

c. Penanganan secara memadai dan profesional

d. Persalinan yang bersih dan aman

Persalinan yang bersih dan aman memiliki tujuan

memastikan setiap penolong kelahiran/persalinan mempunyai

kemampuan, ketrampilan, dan alat untuk memberikan

pertolongan yang bersih dan aman, serta memberikan

pelayanan nifas pada ibu dan bayi

e. Pelayanan obstetri esensial

Memastikan bahwa tempat pelayanan kesehatan dapat

memberikan pelayanan obstetri untuk risiko tinggi dan

komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang membutuhkan.

2. Making Pregnancy Safer (MPS)

Departemen Kesehatan pada tahun 2000 telah menyusun Rencana

Strategis (Renstra) jangka panjang upaya penurunan angka kematian ibu

dan kematian bayi baru lahir. Dalam Renstra ini difokuskan pada

kegiatan yang dibangun atas dasar sistem kesehatan yang mantap untuk

menjamin pelaksanaan intervensi dengan biaya yang efektif berdasarkan

bukti ilmiah yang dikenal dengan sebutan “Making Pregnancy Safer

(MPS)” melalui tiga pesan kunci. Pelaksanaan MPS sendiri

memfokuskan dalam 3 hal sebagai berikut : setiap persalinan ditolong

oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetri dan neonatal

mendapat pelayanan yang adekuat, dan setiap wanita usia subur

mempunyai tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran

(http://imranuad.wordpress.com).

Page 16: BAB I

16

BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Keperawatan maternitas adalah pelayanan professional yang difokuskan

pada wanita usia subur (WUS) untuk membantu beradaptasi pada masa

prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal. Paradigma keperawatan

maternitas (Dasar Kep,Profesional H. Zaidin Ali) terdiri dari manusia,

lingkungan, sehat, keperawatan maternitas. Trends dan issue keperawatan

maternitas berbasis komunitas ada beberapa kesulitan yang dialami oleh

para bumil maupun ibu nifas diantaranya : ketidaktahuan ibu hamil tentang

makanan apa yang harus dikonsumsi pada saat hamil, kebingungan ibu nifas

jika ASI tidak keluar. Trend dan isuue keperawatan maternitas tentang

spesialisasi perawatan, terdapat teknologi dan cara-cara baru yang

berkembang saat ini adalah diantaranya : alat kontrasepsi implan terbaru,

water birth, USG ( ultrasonografi ) 3D dan 4D, pil KB terbaru, robot akan

digunakan untuk mengobati orang sakit, indikator dalam kesehatan maternal

memiliki permasalahan utama yang saat ini masih dihadapi berkaitan dengan

kesehatan ibu di Indonesia adalah masih tingginya angka kematian ibu yang

berhubungan dengan persalinan.

Terminologi biostatistik maternal dan anak terdiri dari abortus, angka

kelahiran, angka kesuburan, angka mortalitas bayi, angka mortalitas ibu,

angka mortalitas neonatus, angka mortalitas perinatal, dan lahir mati.

Terdapat dua program pemerintah dalam kesehatan maternitas KIA

( kesehatan ibu dan anak ) dan program pokok KIA. Sedangkan program

pelaksanaan kesehatan ibu dan anak di Indonesia mengupaya kesehatan ibu

dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan

pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita

serta anak prasekolah. Upaya-upaya tersebut diantaranya : safe motherhood

terdiri dari empat pilar adalah : keluarga berencana, pelayanan antenatal,

pelayanan obstetri esensial, persalinan yang bersih dan aman serta making

pregnancy safer (MPS).

Page 17: BAB I

17

4.2 Saran

Kami menyarankan agar peran perawat dilaksanakan sebagai mestinya

untuk memenuhi kepuasan klien, demi terlaksananya pemenuhan kebutuhan

dasar dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai

kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan. Dan bagi teman-teman mahasiswa agar memahami tentang

fungsi dan peran perawat.

Page 18: BAB I

18

DAFTAR PUSTAKA

1. Ali, Zaidin. 2002. Dasar- Dasar Keperawatan, Profesional. Widya Medika:

Jakarta.

2. Emily Slone McKinney, dkk. 2000. Maternal-Child Nursing. W.B.Saunders

Company.

3. http://imranuad.wordpress.com, program pelaksanaan kesehatan ibu dan anak

di indonesia, 7 Juni 2011 diakses tanggal 11 September 2013 pkl 10.00 WIB

4. http://ompalembaja.blogspot.com/2012/03/makalah-indikator-kesehatan-

maternal.html diakses pada 02-03-2015 pukul 21.00 WIB.

5. Ministry of Health (2008): Laporan Nasional: Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) 2007, Jakarta: Ministry of Health, National Institute of Health

Research and Development.

6. Sharon J.Reeder, Leonide L.Martin, Deborah Koniak-Griffin. 1997.

Keperawatan Maternitas (Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga). Ed.18, Vol

1. EGC

7. Trisyani, Mira. 15 April 2013. Materi Lecture Konsep Keperawatan

Maternitas