bab i
DESCRIPTION
stadion Praktik industriTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stadion merupakan bangunan yang umumnya digunakan untuk acara
olahraga. Di dalam stadion terdapat lapangan yang dikelilingi tempat duduk bagi
penonton, dimana sistem kontruksi haruslah kokoh dan tahan lama. Umumnya
stadion memiliki tempat duduk penonton yang kas disebut tribun. Tribun tersebut
mengelilingi lapangan olah raga dan berundak-undak untuk memberikan
kenyamanan penonton pada saat menonton pertandingan. Untuk itu diperlukan
pengerjaan yang baik dengan teknologi yang maju, hal ini harus di lakukan untuk
pembangunan yang semakin canggih dan modern. Tidak hanya pada bentuk
bangunan tetapi proses pengerjaannya pun harus semakin maju. Dapat kita lihat
pada pembangunan sekarang yang telah banyak menggunakan alat-alat modern,
tanpa meninggalkan alat-alat tradisional. Dengan ini dapat memberikan pengerjaan
pembangunan dengan kualitas yang baik dan mempermudah dalam proses
pengerjaan. Pembangunan Stadion Bukit Lengis ini diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan sarana olahraga untuk semua masyarakat umum.
Pembangunan Stadion Bukit Lengis yang terletak di daerah kebomas Kab.
Gresik ini dibangun untuk tempat sarana olah raga milik tim sepak bola
PERSEGRES karena pemerintah Kabupaten Gresik sendiri belum memiliki
stadion.
Praktek Industri merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh
oleh setiap mahasiswa Teknik Sipil. Di dalam praktik industri mahasiswa akan
terjun langsung ke lapangan untuk mengamati proses jalannya suatu proyek
bangunan dan belajar dalam segala hal tentang palaksanaan proyek baik
management maupun teknis.
Praktik industri ini juga sebagai modal pengalaman terhadap dunia
konstruksi di lapangan kerja. Dengan adanya praktik industri diharapkan dapat
2
memberi pengetahuan atau wawasan baru dan pengalaman sebagai bekal untuk
mahasiswa dalam memahami berbagai macam keadaan yang ada di proyek ini.
Praktik Industri ini dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2015 s/d 15 Juli 2015,
dalam praktik industri ini melakukan pengamatan pelaksanaan konstruksi dinding
parapet pada proyek pembangunan Stadion Bukit Lengis yang terletak di Gunung
Lengis, Desa Segoromadu, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Secara umum tujuan Praktek Industri ini adalah memberikan
pengetahuan dan pengalaman kerja terkait dengan pelaksanaan konstruksi dan
pelaksanaan proyek.
Selain itu tujuan praktek industri adalah untuk mencetak tenaga kerja
yang profesional dan berpengalaman, menambah wawasan mahasiswa tentang
pelaksanaan di lapangan dengan teori yang diterima di bangku kuliah, serta
melalui praktek industri mahasiswa dapat mengembangkan potensi untuk
membangun komunikasi sebelum memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan secara khusus dilaksanakannya praktek industri ini yaitu untuk
memperoleh wawasan baru dan pengalaman dibidang Teknik Sipil terutama
mengetahui secara langsung pelaksanaan kontruksi yang dilakukan di lapangan
diantaranya adalah agar mahasiswa dapat:
1. Memahami stuktur organisasi proyek dan tugas-tugas dari masing-masing
pihak pelaksana di dalamnya.
2. Memahami proses pelaksanaan Pekerjaan Pembesian Dinding Parapet.
3. Memahami proses pelaksanaan Pekerjaan Bekisting Dinding Parapet.
4. Memahami proses pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Dinding Parapet.
5. Memahami jumlah bahan/material yang dibutuhkan untuk mengerjakan
kontruksi Dinding Parapet.
1.3 Manfaat Praktik Industri
Dari kegiatan Praktik Industri yang dilaksanakan pada Proyek
Pembangunan Stadion Bukit Lengis di Gresik ini dapat memberikan kompetensi
3
pada mahasiswa tentang pelaksanaan konstruksi yang sebenarnya yang ada
dilapangan. Sehingga mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang
diperoleh di perkulian dengan kenyataan di lapangan. Selain itu mahasiswa juga
akan lebih siap ketika menggadapi dunia kerja.
Adapun manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan Praktik Industri
adalah sebagai berikut :
1.3.1 Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan yang didapat dari Praktik Industri yang dapat
menjadi bekal dari mahasiswa untuk meningkatkan ilmu pengatahuan, pelaksanaan
pekerjaan proyek, serta menjadikan bekal dalam dunia kerja.
1.3.2 Bagi Jurusan
Menjadikan masukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang
teknik sipil dan menambah koleksi buku untuk perpustakaan Jurusan Teknik Sipil
dengan materi yang berkaitan dengan perkulihaan.
1.3.3 Bagi Perusahaan
Membatu perusahaan dalam pekerjaan pengawasan dalam pelaksanaan
dilapangan. Dan menjadikan sarana hubungan kerja sama perusahaan dan jurusan
dengan rekrumen tenaga ahli yang profesional.
4
BAB II
HASIL PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI
Hasil pelaksanaan praktik industri meliputi dua aspek, yaitu : aspek
menejemen dan aspek teknis. Aspek manajemen yaitu menguraikan identitas,
informasi dan manajemen perusahaan. Sedangkan aspek teknis menguraikan
kegiatan yang dilaksanakan selama praktik industri, yaitu pada pekerjaan dinding
parapet.
2.1 Kegiatan Umum
Kegiatan umum disini mencakup beberapa aspek yaitu pencarian data
tentang struktur organisasi proyek, unsur organisasi pelaksanaan proyek , deskripsi
tugas dan tata hubungan kerja, mekanisme rekruitmen tenaga kerja, sistem
kesejahteraan, pengupahan tenaga kerja, sistem pengendali proyek, pengembangan
kerja sama dengan instansi lain, administrasi proyek, rencana anggaran biaya,
evaluasi proyek.
2.1.1 Informasi Proyek
Gambar 2.1.1 Peta Lokasi Proyek
5
Data Proyek yang diperoleh dari bagian administrasi selama observasi antara
lain sebagai berikut:
1. Nama Proyek : Proyek Stadion Bukit Lengis Kab. Gresik
2. Pemilik (Owner) : Pemerintah Kab. Gresik
3. Nilai Kontrak : - Tahap 1 : Rp 155.000.000.000,00
- Tahap 2 : Rp 60.000.000.000,00
4. Lokasi Proyek : Jalan Veteran, Ds. Segoro Madu,
Kec. Kebomas, Kab. Gresik
5. Kontraktor Pelaksana : PT. Hutama Karya (Persero)
6. Konsultan Pengawas : PT. Indah Karya (Persero)
7. Konsultan Perencana : PT. Arkonin
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : - Tahap 1 : 720 hari kalender
- Tahap 2 : 244 hari kelender
2.1.2 Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukan seluruh
kegiatan-kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi. Organisasi proyek di sini
dapat diartikan sebagai suatu kumpulan beberapa individu yang saling bekerja sama
sesuai dengan fungsi dan tanggungjawabnya serta berhubungan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi dari organisasi proyek adalah sebagai sarana
mencapai tujuan bersama, mengatur tentang hak dan kewajiban dalam
melaksanakan tugas. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi proyek
seperti gambar 2.1.2 (a)(b).
Gambar 2.1.2 (a) Struktur Organisasi Proyek
6
Gambar 2.1.2 (b) Struktur Organisasi Pelaksanaan Proyek
7
2.1.3 Unsur – Unsur Organisasi Dalam Proyek
Dalam pelaksanaan suatu proyek harusnya memiliki suatu susunan
organisasi yang baik, kelengkapan, loyalitas, dan hubungan antar anggota
organisasi sangat menentukan pelakanaan suatu proyek apakah berjalan dengan
baik atau tidak. Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing
komponen dari struktur organisasi tersebut adalah:
1. Pemilik atau Owner
Owner dari pekerjaan Pembangunan Stadion Bukit Lengis Kab. Gresik
adalah pemerintah Kabupaten Gresik. Yang memberikan tugas dan
membiayai proyek. Untuk tugas dari owner ini sendiri adalah sebagai
berikut :
a. Menyediakan dan membayar semua biaya yang dikeluarkan untuk
membangun proyek.
b. Menilai pekerjaan ( menyetujui atau menolak perubahan ) dan
melakukan pengawasan secara berkala.
c. Menandatangani surat perjanjian atau kontrak dan mengeluarkan surat
perintah kerja kepada pihak konsultan perencana, konsultan pengawas
dan kontaktor pelaksana.
d. Menetapkan waktu pelaksanaan pekerjaan dan menerima pekerjaan
apabila telah selesai seseuai dengan syarat yang telah ditetapkan.
e. Menuntut perbaikan dan penyempurnaan bangunan dalam masa
pemeliharaan.
2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana ini bertugas untuk merencanakan pembangunan
stadion. Konsultan pengawas dari proyek Pembangunan Stadion ini adalah
PT Arkonin, yang beralamatkan Jl. Bintaro Taman Timur, Bintaro, Jakarta.
Adapun tugas dari konsultan pengawas ini sendiri adalah sebagai berikut :
a. Membuat sketsa gagasan atau master plan dan pra rencana serta
membuat gambar–gambar kerja dan detailnya serta menyiapkan
gambar bestek.
8
b. Membuat perhitungan struktur bangunan, operasi proyek dan
bertanggung jawab atas semua yang telah direncanakan dan membuat
revisi apabila ada perubahan rencana.
3. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah suatu badan hukum yang membantu
pemilik proyek dan berperan dalam memberikan pengawasan dan
mengontrol pelaksanaan sesuai dengan dokumen kontrak. Tugas dan
kewajiban serta wewenang Konsultan Pengawas yaitu:
a. Mengawasi dan mengontrol pelaksanaan proyek untuk semua bagian
konstruksi agar sesuai dengan perencanaannya.
b. Mengendalikan dan mengontrol pelaksanaan proyek yang menyangkut
aspek kualitas, biaya dan waktu pelaksanaan proyek.
c. Mengevaluasi dan mengajukan usulan kepada Kontaktor Pelaksana
untuk semua bagian konstruksi dan pelaksanaanya dilapangan.
d. Menunjuk satu atau beberapa staf untuk melaksanakan pengawasan di
lapangan.
e. Membuat laporan tentang kemajuan pekerjaan di lapangan baik berupa
laporan harian, laporan mingguan, maupun laporan bulanan.
f. Mengadakan pemeriksaan terhadap mutu bahan yang digunakan.
g. Memberikan saran dan teguran atau peringatan kepada kontraktor
seandainya dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan terjadi yng dapat
mengakibatkan mutu pekerjaan tidak sesuai dengan standar yang telah
ditentukan.
4. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana merupakan pihak yang berkewajiban
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar–gambar kerja dan rencana
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak, sesuai dengan
biaya kontrak yang telah dibuat oleh owner.
Kontraktor pelaksana harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan
pekerjaan sesuai degan dokumen kontrak yang telah ditetapkan. Dalam
proyek ini yang bertindak selaku Pelaksana Proyek adalah PT. Hutama
9
Karya yang beralamatkan di Jl. Comal No.20, Surabaya. Adapun tugas dan
kewajiban serta wewenang kontraktor pelaksana adalah sebagai berikut:
a. Memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam dokumen kontrak
dengan segala lampirannya, syarat-syarat umum administrasi, syarat-
syarat teknis, syarat-syarat bahan dan lain sebagainya.
b. Mengikuti dan menaati segala petunjuk dari pemilik proyek dan
konsultan pengawas.
c. Kontraktor pelaksana hadir dalam setiap rapat yang diselenggarakan
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
d. Memberikan laporan mengenai perkembangan proyek di lapangan.
e. Melaksanakan pekerjan di lapangan sesuai dengan gambar dan
dokumen kontrak yang telah di tentukan.
f. Melakukan pelaporan kegiatan konstruksi sesuai dengan waktu dan
format yang ditentukan oleh konsultan pengawas.
g. Pelaksanaan proyek berkewajiban memenuhi :
- Pengamanan secara wajar dan sehat atas semua orang, tenaga kerja,
juga pengunjung yang berkepentingan terhadap proyek.
- Pencegahan terhadap kerusakan, kebakaran, atau hilangnya sebagian
atau semua hasil pekerjaan, bahan, dan peralatan yang berada di
lokasi pekerjaan proyek.
- Penyediaan perlengkapan p3k serta meminta semua tenaga kerja
untuk bekerja menggunakan alat-alat keselamatan kerja.
a). SEM (Site Engineering Manager)
Penanggung jawab bidang perencanaan teknis dan pengendalian
operasional (quality, cost, delivery dan safety).
1). Tugas :
a. Membuat perencanaan operasional yang meliputi :
- Quality plan
- Site installation
- Metode pelaksanaan
- Shop drawing
- Perhitungan konstruksi yang diperlukan
10
- APK, cash flow
- Safety plan
- Scheduling
b. Mempelajari dan mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
dalam kontrak kerja dengan pihak I (Owner) dan pihak ke III
(Sub Kontraktor).
c. Membuat laporan-laporan proyek (mingguan, bulanan, dsb).
d. Melakukan seleksi dan negosiasi dengan sub kontraktor dan
supplier sesuai dengan prosedur yang berlaku.
e. Mengadakan komunikasi dengan klien/perencana/pengawas
dalam bidang-bidang teknis operasional.
f. Mengadakan value engineering terhadap perencanaan
proyek.
g. Melaksanakan pengawasan, meliputi :
- Terhadap mutu produk melalui jadwal inspeksi.
- Terhadap biaya (membuat EBPP)
- Terhadap cash in dan cash out (termasuk WIP)
- Terhadap pelaksanaan safety patrol dan safety meeting
- Terhadap progress fisik
- Terhadap pendatangan material
- Terhadap jadwal pendatangan dan maintenance peralatan
- Dalam mendayagunakan kesempatan untuk melakukan klaim.
h. Menyiapkan job list sesuai dengan tahap pekerjaan untuk
keperluan project manager. Mengadministrasikan pekerjaan
tambah/kurang dan menyusunnya dalam adendum kontrak.
b). SOM (Site Operation Manager)
1). Fungsi :
Penanggung jawab dalam pengelolaan operasi fisik pelaksanaan
proyek (quality, cost, delivery dan safety).
11
2). Tugas :
a. Mengadakan pengecekan transaksi-transaksi pelaksanaan
proyek, mengkompilasikan dan membandingkan dengan
rencana semula.
b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan mutu yang
direncanakan.
c. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi
standar mutu yang ditetapkan.
d. Mengkoordinir General Supertendent untuk melakukan
pengecekan terhadap pengukuran-pengukuran prestasi
mandor, sub-kontraktor, tenaga kerja harian dan lain-lain.
e. Mengkoordinir General Superintendent membuat SPP, BPB,
Bon penerimaan dari mandor.
f. Meneliti dan mensyahkan tagihan-tagihan mandor dan sub
kontraktor yang berhubungan dengan volume fisik lapangan
dan harga satuan.
g. Melaksanakan kompilasi dan klasifikasi terhadap realisasi
pelaksanaan pekerjaan dan transaksi-transaksi tersebut tidak
melebihi/bertentangan dengan rencana semula baik volume
maupun biayanya.
h. Membina dan melatih keterampilan para tukang dan mandor
dan menilai kemampuannya sesuai standart atau tidak.
i. Melaksanakan pengujian-pengujian laboratori yang
diperlukan guna meyakinkan bahwa pekerjaan sudah
dilaksanakan sesuai standar mutu yang dikehendaki.
j. Membina GSP guna peningkatan kinerjanya dalam
mendukun visi perusahaan.
3). Bertanggung jawab.
Bertanggung jawab langsung kepada Project Manager atas
terlaksananya dengan baik tugas yang diberikan.
12
c). SAM (Site Administration Manager)
1). Fungsi :
Penanggung jawab dalam pengelolaan keuangan,
akuntansi/pembukuan dan unsur-unsur umum dan SDM proyek.
2). Tugas :
a. Melakukan pencatatan berkas-berkas transaksi ke dalam
media pembukuan (jurnal, dll) secara benar dan tepat waktu.
b. Melakukan penelitian kembali untuk meyakinkan
kebenaran/ketepatan yang telah dilakukan.
c. Secara periodik membuat laporan-laporan yang telah
ditetapkan, dimintakan pengesahannya pada pejabat yang
berwenang dan mengirimkannya kepada pihak-pihak yang
memerlukan sesuai prosedur yang berlaku.
d. Sebagai anggota tim yang melaksanakan opname kas dan
persediaan secara periodik.
e. Mencocokkan buku bank dan rekening koran yang diterima
dari bank.
f. Melakukan verifikasi seluruh dokumen transaksi
pembayaran.
g. Mengurus masalah-masalah perpajakan dan asuransi.
h. Melaksanakan penutupan proyek secara administratif.
i. Mengendalikan kas bon/uang muka/kas kecil.
j. Menyiapkan, mengevaluasi, mengikuti realisasi dan meng-
update rencana penerimaan dan pengeluaran proyek.
k. Menerima berkas-berkas tagihan dari pihak luar, memeriksa
kelengkapan dokumen tagihan dan tanda terima.
l. Merencanakan penagihan kepada pihak luar atau pemberi
tugas atas prestasi proyek yang telah dicapai.
m. Membuat DUB dengan dasar LPB.
n. Melaksanakan pengadministrasian keuangan dan
melaksanakan pencatatan mutasi keuangan secara khusus.
13
o. Melaksanakan pencatatan uang muka, pengurusan jaminan
bank dan utang piutang lain, mengurus bank garansi sesuai
kewenangannya.
p. Mengelola cek, uang tunia serta surat-surat berharga yang
dimiliki proyek.
q. Mengurus masalah-masalah kepegawaian seperti; kebutuhan
tenaga kerja proyek, asuransi-asuransi lain yang
dipersyaratkan dalam proyek dan lain-lain.
r. Mengurus kebutuhan alat-alat kantor, akomodasi dan
perjalanan dinas bagi personal proyek.
s. Membuat laporan-laporan secara periodik antara lain;
laporan personalia proyek, laporan inventarisasi dan
peralatan proyek, serta laporan kegiatan keamanan proyek.
t. Menyusun masalah-masalah dibidang umum yang lain.
u. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya System
Management Quality Assurance ISO – 9000 dan K-3 di
unitnya.
v. Membina staf dilingkungan unitnya guna peningkatan
kinerja dalam mendukung visi perusahaan.
3). Bertanggung jawab
Bertanggung jawab langsung kepada Project Manager atas
terlaksananya dengan baik tugas yang diberikan.
d). QC Supervisor
Quality Control adalah seorang ahli teknik dalam kualitas material,
kualitas pekerjaan dan bertugas mengontrol pengadaan material
bangunan. Quality Control dalam pekerjaanya bertanggung jawab
kepada manager proyek atas segala pekerjaan yang dikerjakan
dalam proyek
e). Administrasi
Pada proyek ini administrasi dalam tugasnya bertanggung jawab
pada site manager proyek. Tugas dan kewajiban administrasi yaitu:
14
a. Menangani masalah surat menyurat dalam urusan untuk proyek
bangunan.
b. Memonitor dan menyusun rencana pengeluaran, pinjaman sera
penyedia anggaran dana proyek pembangunan.
c. Membuat laporan berkala dalam pelaksanaan pekerjaan
bangunan.
d. Melakukan pembukuan untuk berkas-berkas transaksi dan surat
masuk serta surat keluar.
f). MEP (Maintenance Enforcement Program)
MEP adalah orang yang melakukan pengecekan atas kelayakan
program) yang mana staff dengan posisi MEP ini akan bertanggung
jawab dan memiliki tugas sebagai berikut :
a. Melakukan review gambar MEP dari konsultan MEP
b. Melakukan Koordinasi dengan arsitek, arsitek landscape, divisi
lainnya untuk menjalankan berbagai proyek
c. Melakukan pengecekan dan juga mengkoreksi gambar dari
konsultan dengan aplikasi CAD
g). QS (Quantity Surveyor)
Quantity Surveyor adalah pihak yang diangkat oleh pemberi tugas
untuk bertugas dalam pengawasan dan pengendalian keuangan
proyek agar dalam hal penggunaannya tidak menyimpang dari
perencanaan dan bertugas membantu PM dalam pembuatan
dokumen lelang, dokumen Kontrak (termasuk pembuatan Bills of
Quantities) dan evaluasi pekerjaan untuk pembayaran progress
pekerjaan.
h). Drafter
Drafter adalah orang yang bekerja membuat gambar. Drafter pada
sebuah proyek konstruksi bangunan baik gedung maupun
infrastruktur mempunyai berbagai macam tugas dalam pekerjaanya
diantaranya sebagai berikut:
a. Membuat gambar pelaksanaan / gambar shop drawing
15
b. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata
dilapangan
c. Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/ surveyor
d. Membuat gambar akhir pekerjaan / asbuilt drawing
i). SPV (Supervisor)
a. Memahami gambar pelaksanaanan
b. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
c. Memberikan solusi kesulitan pelaksanaan
d. Membuat laporan harian pekerjaan
e. Membuat laporan harian kendala pelaksanaan
f. Bertanggung jawab hasil kerja pelaksana lapangan
j). Logistik
Dalam menjalankan tugasnya bagian logistik berhubungan langsung
dengan pelaksana dalam pembelian bahan material. Kemudian
berhubungan dengan site manager untuk mengesahkan pembelian
material, setelah itu berhubungan dengan pelaksana yaitu dimana
baiknya penempatan bahan material yang tiba di lapangan,
kemudian bagian logistik melapokan hasil pembelian bahan material
kepada bagian administrasi proyek.
Tugas dari logistik adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan peralatan dan material yang dibutuhkan untuk
pekerjaan di peroyek
b. Mencatat keluar masuknya bahan yang digunakan selama
pelaksanaan proyek.
c. Membuat laporan.
k). Safety Patrol
Kegiatan safety patrol / inspeksi K3 merupakan bagian dari
implementasi elemen Inspeksi dan Pengujian, yang pada pokoknya
bertujuan menjamin terlaksananya sistem manajemen K3 di dalam
kegiatan operasional sehari-hari di seluruh bagian perusahaan /
proyek tanpa terkecuali. Kegiatan operasional Safety Patrol di
16
perusahaan berpedoman kepada rencana mutu K3L yang sudah
dibuat oleh masing-masing unit kerja.
Contoh safety patrol yang dilakukan di proyek yaitu inspeksi toilet,
inspeksi kantor dan site, inspeksi APAR, inspeksi kotak P3K,
inspeksi workshop, inspeksi alat berat, inspeksi alat pelindung diri
(APD), inspeksi Acetylene & Oxigen.
a. Safety Patrol bertujuan untuk :
- Memeriksa seluruh bagian proyek
- Melihat konsistensi pelaksanaan K3 di proyek
b. Tugas safety supervisor dalam kegiatan safety patrol :
- Mencatat masalah yang menyimpang dari standard K3 yang
ditemukan saat inspeksi
- Menindaklanjuti penyimpangan tersebut dengan laporan
ketidaksesuaian
- Mendistribusikan penyimpangan tersebut kepada pihak
terkait (paling lambat 60 menit setelah inspeksi K3)
- Monitoring pelaksanaan perbaikan
l). Surveyor
Surveyor atau disebut juga sebagai uitzet mempunyai bermacam
tugas dalam pembangunan proyek gedung, secara umum pekerjaan
surveyor berhubungan dengan pengukuran bangunan. tugas ini bisa
dikatakan sebagai kunci pembuka dalam pelaksanaan proyek karena
aplikasi gambar rencana ke dalam dunia nyata akan sangat
tergantung pada keahlian uitzet dalam menerjemahkan bentuk dan
ukuran gambar kedalam pelaksanaan konstruksi bangunan. disini
kita bahas tugas surveyor dari awal sampai akhir proyek gedung.
Tugas surveyor antara lain :
a. Menentukan titik-titik batas araea proyek, ini diperlukan untuk
pembuatan alur pagar proyek dan penentuan koordinat gedung.
b. Membaca gambar dengan melihat bentuk dan ukuran bangunan
untuk diaplikasikan dilapangan.
17
c. Menentukan elevasi kedalaman galian pondasi dan lantai
basement, kesalahan dalam penentuan elevasi ini dapat
menyebabkan pemborosan pekerjaan urugan dan galian tanah.
d. Menentukan as bangunan untuk mencari lokasi titik tiang
pancang dan pile cap.
e. Memantau kedataran cor beton pada pekerjaan lantai basement
atau plat lantai diatasnya.
f. Marking atau menentukan as kolom gedung, pada pekerjaan ini
menggunakan istilah pinjaman as 1 m untuk mengecek apakah
pembesian dan bekisting kolom sudah terletak pada posisi yang
benar.
g. Pengecekan ketegakan kolom dengan menggunakan waterpass
atau benang ukur yang diberi bandul.
h. Menghitung ketinggian elevasi cor kolom beton agar pas untuk
menaruh balok dan plat lantai, kesalahan dalam pekerjaan ini
dapat menyebabkan adanya bobok beton atau cor ulang untuk
menambah ketinggia kolom.
i. Pengecekan kedataran elevasi balok lantai agar sesuai dengan
gambar rencana.
j. Marking perletakan stek besi tulangan struktur diatasnya.
k. Marking perletakan void dan lobang lift gedung agar berada
tepat pada posisi rencana.
l. Membuat as elevasi bangunan tiap lantai, dibuat dengan cara
membuat garis pinjaman dengan ketinggian 1 m dari lantai
gedung.
m. Membuat dan Mengukur penurunan gedung setiap hari atau
seminggu sekali untuk mengetahui apakah posisi gedung yang
sudah dibangun berada pada kondisi aman.
n. Marking posisi pekerjaan arsitektur seperti pemasangan dinding
batu bata, pemasangan kepalaan keramik, penentuan posisi titik
lampu, penentuan posisi sanitair toilet dll.
18
m). Mandor
Mandor mempunyai tugas untuk mengontrol pelaksanaan proyek
dan mengontrol jalannya operasional di lapangan dan mengarahkan
pekerja atau tukang. Mandor juga mempunyai tanggung jawab
kepada pelaksana, adapu tugas dan wewenang mandor antara lain:
a. Bertanggung jawab kepada pimpinan proyek.
b. Mengangkat dan memberhentikan tukang sesuai dengan
penilaian dan keahlian dan kemampuan menyelesaikan tugas.
c. Mengarahkan para tukang dan kuli jika ada kesalahan dalam
pelaksanaan pembangunan.
d. Mengawasi pembangunan proyek yang dikerjakan.
e. Melaksanakan perintah sesuai dengan surat perintah dari
pimpinan proyek untuk pekerjaan yang dilaksanakan sesuai
dengan gambar RKS yang telah ditentukan.
n). Kepala Tukang
Kepala tukang memegang peranan penting dalam pelaksanaan
pekerjaan secara langsung sampai bangunan tersebut selesei. Kepala
tukang turut menentukan baik buruknya mutu bangunan dan
bertanggung jawab langsung kepada mandor serta turut mengatur
dan mengarahkan
o). Tukang
a. Menyelesaikan tugasnya dengan baik sesuai dengan
keahliannya.
b. Berusaha untuk mendapatkan hasil kerja yang sebaik mungkin.
c. Bertanggung jawab atas pekerjaannya.
p). Pekerja
a. Membantu segala keperluan yang dibutuhkan tukang.
b. Membantu menyediakan barang – barang untuk keperluan
tukang.
c. Sedia setiap saat bila dibutuhkan oleh tukang.
19
q). Security (Penjaga Keamanan)
Penjaga keamanan lapangan adalah orang yang diberikan tugas
untuk menjaga keamanan di daerah proyek pembangunan. Tugas
dan kewajiban penjaga keamanan lapangan yaitu:
a. Melakukan pengamanan pada wilayah proyek.
b. Bertanggung jawab atas barang milik proyek atau perusahaan.
2.1.4 Mekanisme Rekruitmen Tenaga Kerja
Rekruitmen tenaga kerja atau pengadaan kerja pada proyek ini sudah tertata
dengan baik. Untuk Project manager (PM), Site Administration Manager (SAM),
Site Operational Managar (SOM), Site Engineering Manager (SEM) adalah
pegawai tetap dari PT. Hutama Karya. Sedangkan Pola perekrutan tenaga kerja
direkrut oleh mandor itu sendiri. Dalam hal ini, mandor langsung menunjuk antara
tukang kepala dan tukang itu sendiri. Mandor pula yang menentukan kapan tukang
atau pekerja tersebut di tugaskan. tenaga kerja yang dilibatkan dalam pelaksanaan
harus memakai tenaga kerja yang sesuai dengan bidang, tingkat keahlian, dan
pengalaman yang sesuai dengan bidang pekerja.
2.1.5 Sistem Kesejahteraan dan Pengupahan Tenaga Kerja
Pada proyek ini kesejahteraan bagi tukang dan pekerja sudah diberikan oleh
pihak pelaksana, dan telah tersedia tempat tinggal sementara bagi tenaga kerja
selama berlangsungnya kegiatan proyek, namun kapasitas mes yang disediakan
tidak bisa menampung keseluruhan pekerja.
Dalam sistem pengupahan yang dipakai dalam proyek ini adalah harian.
Dimana dalam sistem upah per hari pembayaran upah pekerjanya di hitung
berdasarkan banyaknya hari kerja dan kemampuan masing-masing pekerja.
Pembayaran upah pekerja dibayarkan setiap 2 minggu sekali pada tanggal 7 dan
tanggal 22 oleh mandor. Besar perincian upah harian untuk pekerja, kepala tukang,
tukang dihitung per hari dan sistemnya pun per borongan. Jadi terdapat tenaga kerja
seperti tukang batu, kayu, besi yang merupakan tenga kerja dari suatu kelompok-
kelompok yang dikepalai oleh seorang mandor.
20
Tabel daftar perincian upah pekerja disajikan dalam tabel 2.1.5 berikut:
No JENIS GOLONGAN PEKERJA HARGA SATUAN (Rp.) SATUAN
UPAH
1 Mandor Rp 120.000,00 – Rp 150.000,00 Org/Hr
2 Kepala Tukang batu Rp 85.000,00 – Rp 100.000,00 Org/Hr
3 Kepala Tukang kayu Rp 85.000,00 – Rp 100.000,00 Org/Hr
4 Kepala Tukang besi Rp 85.000,00 – Rp 100.000,00 Org/Hr
5 Tukang batu Rp 75.000,00 – Rp 85.000,00 Org/Hr
6 Tukang kayu Rp 75.000,00 – Rp 85.000,00 Org/Hr
7 Tukang besi Rp 75.000,00 – Rp 85.000,00 Org/Hr
8 Pembantu Rp 60.000,00 – Rp 70.000,00 Org/Hr
Sedangkan jam kerja yang berlaku pada proyek pembangunan Stadion Bukit
Lengis ini yaitu 8 jam/hari dimulai pada pukul 08.00 – 17.00 WIB, dengan jam
istirahat pukul 12.00 – 13.00 WIB.
2.1.6 Sistem Pengendalian Proyek (Bahan/Tenaga Kerja/Peralatan)
Sistem pengendalian proyek merupakan suatu pengaturan berhubungan
dengan aktifitas pekerjaan pembangunan proyek itu sendiri. Yang berhubungan
dengan aktifitas pekerjaan pembangunan meliputi pengendalian bahan, tenaga
kerja, dan peralatan proyek.
Pengendalian proyek di lapangan mengacu pada sasaran yang telah
ditentukan yaitu dengan batasan schedule/ penjadwalan, anggaran dan Rencana
Kerja dan Syarat-syarat. Dalam pelaksanaan, kontraktor pelaksana menugaskan
pelaksana atau pengawas lapangan untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan.
Pelaksana lapangan berkoordinasi dengan seorang mandor yang akan menjadi
beberapa kelompok tukang sesuai dengan keahlian kerja masing-masing.
Untuk pengadaan peralatan kerja umumnya sebagian disediakan oleh
kontraktor pelaksana, sebagian lagi para tukang/pekerja harus membawa peralatan
yang diperlukan untuk pekerjaanya sendiri. Peralatan yang dibawa tukang/pekerja
umumnya palu, gergaji, meteran, dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut biasanya
baru dibawa ke lokasi proyek apabila gudang dan direksi keet sudah selesei dibuat
dan siap untuk digunakan. Hal ini untuk meyakinkan kontraktor pelaksana bahwa
lokasi tersebut sudah terlindungi dari hal-hal yang bisa mengganggu dari
pelaksanaan proyek tersebut.
21
2.1.7 Administrasi Proyek
a. Laporan Harian
Laporan harian dalam proyek dijadikan sebagai acuan dalam
pembuatan laporan mingguan dan dilanjutkan dengan laporan bulanan.
Pada laporan harian yang diutamakan adalah jumlah kemajuan setiap hari
yang artinya perolehan hasil kerja dalam sehari. Laporan harian terdiri dari
:
- Penggunaan peralatan yaitu laporan tentang penggunaan alat-alat
dalam keperluan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja.
- Tenaga kerja berisi tentang data jam kerja dari setiap pekerja yang
masuk dan hasil kerjanya.
- Mengetahui pekerjaan yang di laksanakan saat itu
- Volume yang di hasilkan oleh pekerja dalam satu harinya
- Bahan berisi tentang data jumlah dan jenis material yang datang dan
dipakai dalam satu hari, sehingga dapat diketahui jumlah bahan yang
masih tersedia di gudang untuk keperluan pekerjaan berikutnya.
b. Laporan Mingguan
Laporan mingguan adalah rekap dari laporan harian yang dijadikan
acuan pembuatan Progres Actual, dengan jumlah kemajuan fisik mingguan.
Dengan kata lain laporan mingguan digunakan sebagai pengontrol kurva S
aktual dengan kurva S rencana. Dalam laporan mingguan memuat laporan
kemajuan pekerjaan selama satu minggu, data jam kerja dari tiap-tiap
pekerjaan mulai dari manager proyek hingga bagian keamanan, dan perlatan
yang digunakan dalam satu minggu. Sehingga dapat diketahui jumlah
bahan/material yang masih tersedia digudang dan bahan/material yang akan
diperlukan untuk pelaksanaan proyek pada minggu kedepannya.
c. Laporan Bulanan
Dalam laporan bulanan dapat diketahui berapa persen pekerjaan yang
telah dilaksanakan sampai dengan akhir bulan. Laporan bulanan berisi
uraian pekerjaan, nilai/bobot tiap pekerjaan terhadap seluruh pekerjaan yang
direncanakan, dan nilai pekerjaan yang telah terselesaikan dari seluruh
pekerjaan yang ada. Sehingga bisa diketahui apakah pelaksanaan proyek
22
tersebut mengalami keterlambatan pekerjaan ataukah kemajuan pekerjaan,
hal ini bisa di pantau dari time schedule yang telah direncanakan. Selain
untuk memantau dan mengevaluasi sejauh mana pekerjaan yang
dilaksanakan, laporan bulanan disusun untuk persyaratan pengajuan termin.
d. Time Schedule
Time Schedule atau penjadwalan pelaksanaan pembangunan Stadion
Bukit Lengis dilakukan oleh pihak kontraktor pelaksana. Bentuk sistem
penjadwalan yang digunakan dalam pembangunan ini adalah gabungan dari
diagram balok dengan kurva S. Pada setiap pelaksanaan pekerjaan biasanya
Time Schedule dipasang pada dinding direksi/kantor lapangan. Pada setiap
pelaksanaan pekerjaan, progress atau kemajuan fisik bangunan yang telah
dilaksanakan nantinya harus dicatat dalam Time Schedule. Hal ini bertujuan
agar setiap kemajuan fisik bangunan dapat diketahui, apakah pelaksanaan
yang dilakukan lebih lambat atau lebih cepat dari waktu yang direncanakan
semula.
e. Dokumen Kontrak dan Tenaga Kerja
Dokumen kontrak merupakan suatu uraian tentang pekerjaan yang
memuat tentang keterangan-keterangan yang menjelaskan tentang petunjuk
ataupun perjanjian peraturan serta pelaksanaan dan cara-cara pembayaran
agar tidak terjadi perselisihan atau hal-hal yang tidak diinginkan antara
pihak owner dengan kontraktor yang melaksanakan pekerjaan. Maksud dari
dokumen kontrak sendiri merupakan gambaran yang sangat luas mengenai
gambaran pekerjaan yang akan dilaksanakan kontraktor dan sesuai dengan
kehendak pemilik proyek/owner. Adapun isi dari dokumen kontrak tersebut
meliputi gambar rencana/bestek, dan Rencana Kerja dan Syarat (RKS).
Gambar kerja/bestek ini merupakan gambar yang dijadikan pedoman
dan akan dilaksanakan di proyek. Secara lengkapnya gambar ini akan
menunjukan lokasi, bentuk, ukuran konstruksi, keterangan singkat tentang
bahan-bahan yang dipergunakan, skala pekerjaan dan lain sebagainya.
Gambar kerja yang terdapat pada pelaksanaan proyek ini terdiri dari gambar
denah bangunan, gambar tampak, gambar potongan, gambar rencana dan
gambar detail. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran-lampiran.
23
2.1.8 RAB (Rencana Anggaran Biaya)
Rencana Anggaran Biaya suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan
banyaknya biaya yang diperlukan untuk pembelian bahan/material, pengupahan
tenaga kerja, dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan suatu
bangunan atau proyek. Anggaran biaya merupakan harga dari seluruh biaya
pelaksanaan proyek yang telah dihitung cermat, tepat, teliti dan memenuhi
persyaratan. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan mengalami perbedaan
di tiap-tiap daerah. Hal ini disebabkan oleh harga bahan, upah tenaga kerja, dan
peralatan yang dipakai dalam pelaksanaan proyek.
Dalam pelaksanaan proyek pembangunan Stadion Bukit Lengis yang berada
di Pandaaan ini rencana anggaran biaya tidak mengalami perubahan. Namun dalam
biaya pelaksanaan mengalami penambahan karena dilakukan lembur dan
penambahan pekerja untuk mengatasi keterlambatan yang terjadi.
2.1.9 Pengembangan Kerjasama
Pengembangan kerjasama yang dilakukan pihak pelaksana untuk
pembangunan Stadion Bukit Lengis ini dilaksanakan dengan sistem yang hampir
sama dengan lelang tender, awalnya para vendor dari masing-masing bidang
menawarkan kepada pihak pelaksana. Kemudian pihak pelaksana memilih para
vendor tersebut melalui proses seleksi dan apabila pada proses seleksi tersebut telah
menyepakati vendor mana yang dipilih maka pihak pelaksana memberi tahu pihak
vendor yang terpilih.
Pada pembangunan Stadion Bukit Lengis ini, vendor yang dipilih untuk
bidang-bidang tertentu yaitu :
a. Pekerjaan beton : PT Varia Usaha
b. Pekerjaan rumput : PT Harapan Jaya Lestarindo
c. Pekerjaan rangka atap : PT Geasindo Teknik
d. Pekerjaan kusen : PT Trimatra Sejahtera
e. Pekerjaan besi : PT Hanil Jaya Steel
f. Pekerjaan cat : PT Argabangun Ideal
g. Pekerjaan lampu : PT Mitra Perkasa Karunia
h. Pekerjaan Plumbbing : PT MERR
i. Pekerjaan lift : PT Citas Otis Slaras
24
2.1.10 Evaluasi Proyek
Evaluasi proyek pada pembangunan Stadion Bukit Lengis yang berada di
Gresik ini dilaksanakan oleh Management, konsultan perencana, konsultan
pengawas, dan kontraktor pelaksana yang dilaksanakan setiap 2 minggu sekali, atau
tiap salah satu pekerjaan selesai dengan ketentuan hari yang ditentukan oleh pihak
owner. Evaluasi proyek didasarkan pada Time Schedule yang ada. Dilihat pada
laporan mingguan proyek apakah mengalami kemajuan pekerjaan atau mengalami
keterlambatan pekerjaan dalam kurun waktu satu minggu. Dari laporan mingguan
dibuat kurva S pelaksanaan, apabila kurva S pelaksanaan berada lebih rendah dari
pada kurva S rencana maka pekerjaan tersebut dianggap mengalami keterlambatan.
Evaluasi pada dasarnya merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
pekerjaan proyek. Dalam evaluasi ini memuat apakah pelaksanaan proyek
mengalami keuntungan atau kerugiaan. Dari hal tersebut dapat ditarik inti bahwa
evaluasi selain mencari solusi dalam masalah juga menjadikan pekerjaan sesuai
prosedur dan mengalami keutungan dalam pekerjaan pembangunan.
2.2 Kegiatan Khusus
Pada bab ini akan menjelaskan dari hasil praktik industri yang di laksanakan
di proyek pembangunan Stadion Bukit Lengis tentang hasil studi pelaksanaan
pekerjaan dinding parapet.
Dinding parapet semula sebutan bagi dinding rendah tembok pelindung
benteng. Parapet berasal dari kata Italia ‘parape’, artinya melindungi dan ‘pectus’,
artinya dada. Dalam arsitektur modern, parapet merupakan sebutan tembok rendah
sebagai pelindung baik dinding parapetaran di tingkat atas, serta pelindung
jembatan.
Dinding parapet yang digunakan pada pembangunan Stadion Bukit Lengis
ini menggunakan sistem beton bertulang dengan menggunakan mutu beton K-350,
beton bertulang tersebut menggunakan tulangan besi D 13 - 150 dan ∅ 10 - 150.
Adapun urutan pelaksanaannya, yaitu :
2.2.1 Pekerjaan Dinding Parapet
Dalam pekerjaan dinding parapet terdapat bermacam-macam pelaksanaan
yang sangat menentukan berjalannya pekerjaan, diantaranya : alat dan bahan yang
25
digunakan, dalam pelaksanaan konstruksi struktur tersebut alat dan bahan harus
tersedia agar tidak terjadi kemunduran dari faktor pekerja dan faktor-faktor penentu
lainnya dengan mengikuti peraturan yang sudah dibuat oleh pemilik proyek.
Berikut tahap-tahap pelaksanaan pekerjaaan dinding parapet yang akan dijelaskan
di bawah ini.
2.2.1.1 Pekerjaan Penulangan/Pembesian
Pada pekerjaan penulanggan dinding parapet posisi pertemuan dinding
bebas pekerjaan penulangan dilakukan di tempat, dengan demikian tenaga yang
digunakan harus tenaga yang berkompeten dalam bidangnya. Di dalam persiapan
segala kebutuhan untuk pekerjaan pembesian dinding parapet, maka perlu
diperhatikan urutan pekerjaan yang harus dilakukan agar tidak menyebabkan
kesalahan kerja. Dalam pelaksanaannya dikerjakan oleh 5 pekerja dengan tugasnya
masing-masing, 2 pekerja mengangkat dan menempatkan letak tulanggan dengan
jarak 20x25 cm dan 2 pekerja bertugas mengikat tulanggan, 1 pekerja sebagai
penggatur tempat tulanggan.
Berdasarkan SNI (2002) (a). tulangan harus bebas dari kotoran, karat dan
bahan lainnya yang mengurangi daya lekat (b). tulangan harus dipasang sedemikin
rupa, sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak terjadi pergeseran atau
pelepasan (c). perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton. Untuk point (b), maka tulangan dipasang mal yang terbuat dari pipa
berukuran ¾” yang bertujuan agar tidak merubah dimensi yang sudah direncanakan
sebelumnya. Sedangkan untuk point (c), maka tulangan harus dipasang dengan
penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama denggan
mutu beton yang akan dicor. Penahan jarak dapat berbentuk balok-balok persegi
atau gelang-gelang yang harus dipasang di antara besi tulangan dengan bekisting.
Penahan-penahan tersebut harus tersebar merata. Langkah awal yang harus
dilakukan sebelum pembesian adalah marking as kolom gedung ke as parapet
dengan meletakan stek besi tulangan struktur di atasnya sebagai rangkaian
penulangan. Untuk lebih jelasnya mengenai pengerjaan penulangan dinding parapet
seperti gambar 2.2.1.1 (b).
26
Urutan pekerjaan yang dilakukan untuk mempersiapkan pembesian dinding
parapet, antara lain :
1. Menyediakan alat–alat yang digunakan untuk pekerjaan penulanggan
dinding parapet, yaitu :
a. Meteran, untuk mengukur jarak atar tulangan dan pajang tulangan
b. Pleser, untuk membengkokan tulangan
c. Kapur, untuk menandai jarak tulangan
d. Catut, untuk memotong dan mengikat kawat bendrat
2. Menyediakan bahan untuk penulangan dinding parapet, antara lain :
a. Besi, ukuran D 13 - 150 dan ∅ 10 - 150
b. Kawat bedrat
c. Pipa ¾”
d. Beton deacking
3. Pekerjaan penguncian dilakukan untuk menyatukan tulangan agar tidak
terjadi pergeseran tulangan saat pengecoran di kerjakan menggunakan
kawat bendrat.
4. Setelah pembesian tulangan selesai pasang mal sesuai ukuran dimensi
dinding yang telah ditentukan dengan cara membendrat mal pada besi
tulangan.
5. Pada jarak ± 100 cm di beri beton deacking disamping rangkaian tulangan
yang berguna untuk memberi jarak antara tulangan dengan bekisting
sehingga menjadi ukuran ketebalan selimut beton.
27
Gambar 2.2.1.1 (a) Beton Deacking
Gambar 2.2.1.1 (b) Pemasangan Penulangan/Pembesian Dinding Parapet
2.2.1.2 Pekerjaan Bekisting Dinding Parapet
Dalam pekerjaan dinding parapet perancah yang digunakan dengan sistem
clambing, tetapi karena keterbatasan waktu dan peralatan yang tidak tersedia, maka
28
menggunakan alternatif lain dengan cara membuat sepatuan (dudukan) bekisting
arah dalam dan menggunakan perkuatan weller steel (pipa besi 3-6 m arah
horisontal) pada bekisting dengan pengunci tie rod dan wingnout dikedua sisi
bekisting.
Dalam pekerjaan bekisting diperlukan tenaga yang kompeten dalam
bidangnya. Untuk pengerjaan bekisting dinding parapet dilakukan 4-5 orang.
Pekerjaan bekisting perlu diperhatikan urutan pekerjaannya, mulai dari persiapan
alat sampai pemasanggan agar tidak menyebabkan kesalahan kerja.
Urutan pekerjaan yang dilakukan untuk mempersiapkan pekerjaan bekisting
dinding parapet, antara lain :
1. Menyediakan alat–alat yang digunakan untuk pekerjaan bekisting dinding
parapet, yaitu :
a. TC (Tower Crane)
b. Palu
c. Weller (pipa 3-6 m arah horisontal), sebagai sabuk bekisting
d. Sapot, sebagai perkuatan bekisting arah vertikal
e. Tie Rod, berbentuk besi dengan dimensi 500 mm-2500 mm sebagai alat
bantu pengikat bekisting
f. Wingnout, untuk murnya tie rod
g. Pipa, berfungsi sebagai pelindung tie rod agar mudah dilepas setelah
proses pengecoran
h. Gergaji kayu
i. Meteran
j. Unting-unting
k. Pensil
2. Menyediakan bahan untuk penulangan dinding parapet, antara lain :
a. Fenolite 12 mm
b. Balok 5/7
c. Paku
d. Kawat putih
e. Kawat bendrat
29
3. Setelah alat dan bahan tersedia, maka langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam pekerjaan bekisting adalah :
a. Fabrikasi bekisting (pemotongan dan pembentukan bekisting) sesuai
dengan dimensi yang telah ditentukan.
b. Lakukan setting bekisting (kelurusan, perkuatan, kerapian, dan
kerapatan) arah dinding bebas menggunakan TC (Tower Crane), lalu
beri perkuatan dengan menggunakan aksesoris perkuatan bekisting (tie
rod+wingnout+pipa, kawat putih, bendrat, dan sabuk bekisting/weller)
pada rangkaian tulangan sebagai penyangga bekisting.
Gambar 2.2.1.2 (a) Pemasangan Aksesoris Bekisting Dinding Parapet
c. Setelah pemasangan bekisting arah dinding bebas selesai, maka lakukan
setting bekisting pada dinding arah dalam tribun dengan cara yang sama
seperti point (b), aksesoris perkuatan bekisting yang sebelumnya
dikaitkan pada rangkaian tulangan, dipindahkan ke bekisting dinding
arah dalam tribun dengan tambahan sapot untuk menjaga bekisting tidak
mengalami penggelembungan saat pengecoran.
30
d. Setelah semua bagian dirasa sudah kuat, maka yang harus dilakukan
selanjutnya adalah pemasangan list top level / stop cor di tempat yang
sudah di tentukan.
Dalam pemasangan bekisting harus rapat antara penolite satu dengan yang
lain agar pada saat pengecoran tidak terjadi kebocoran. Begisting ini harus bisa
dipakai lebih dari 1 kali. Untuk lebih jelasnya mengenai pengerjaan pemasangan
bekisting seperti gambar 2.2.1.2 (b).
Gambar 2.2.1.2 (b) Pemasangan Bekisting Dinding Parapet
2.2.1.3 Pekerjaan Pengecoran
Pada pekerjaan pengecoran dinding parapet, proyek menggunakan beton
Ready Mix, yaitu beton siap cor yang dipesan dari sub kontraktor yang telah dipilih
dan disetujui.
Sebelum beton dipakai untuk pengecoran, beton harus melalui uji kuat tekan
beton dan test slump. Uji kuat tekan beton sangat di perlukan untuk mengetahui
kekuatan tekan beton sesuai atau tidak dengan mutu yang diharapkan yaitu K350.
Pengambilan sampel untuk uji kuat tekan beton ini adalah 2 buah per 5 m3 dengan
pengujian 1 buah untuk 7 hari dan 1 buah untuk 28 hari. Bila dalam hari pengujian
31
yang telah ditentukan, beton memenuhi syarat kuat tekan (PBI.1971), maka beton
siap digunakan untuk menahan beban kontruksi. Bila beton tidak memenuhi syarat,
maka dinding parapet tersebut harus dibongkar dan dibuat dinding parapet yang
baru. Untuk test slump sendiri dilakukan bersamaan dengan uji kuat tekan, terdapat
1 petugas yang bertanggung jawab dengan pengujian tersebut. Pengambilan sampel
beton dimasukkan kedalam kerucut uji dan kemudian diangkat dan dan dicatat
penurunannya. Untuk beton dengan kualitas K-350 penurunan yang diijinkan
adalah antara 7,5-15 cm (PBI.1971). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
2.2.1.3 (a).
Gambar 2.2.1.3 (a) Uji Kuat Tekan Beton
Metode ini dimaksudkan pegangan dalam pengujian ini untuk menentukan
kuat tekan beton dengan benda uji berbentuk silinder yang dibuat dan
dimatangkan (curring) di laboratorium. Pengujian ini dilakukan terhadap beton
segar yang mewakili campuran beton, bentuk benda ujinya berbentuk silinder.
Kuat tekan beton merupakan beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji
beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin
tekan.
32
Sebelum dilakukan pengecoran bekisting dibersikan dari sisa – sisa kotoran
seperti kawat bendrat, dan sisa kayu potongan. Pada saat pelaksanaan pengecoran
bahan yang digunakan adalah ready mix concrete dengan mutu beton K-350 yang
telah di pesan.
Sebelum proses pengecoran dilakukan, maka perlu dilakukan hal – hal
sebagai berikut :
1. Pemeriksaan penulangan meliputi :
a. Pemeriksaan jumlah dan ukuran tulangan utama.
b. Pemeriksaan jumlah besi sengkang, jarak besi sengkang, dan posisi
sengkang.
c. Pemeriksaan panjang overlapping.
d. Pemeriksaan kekuatan ikatan tulangan.
e. Pemeriksaan deacking (tebal selimut beton)
Gambar 2.2.1.3 (b) Pemeriksaan Penulangan Dinding Parapet
2. Pemeriksaan bekisting meliputi :
a. Ukuran bekisting ( lebar dan tinggi ).
33
b. Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting.
c. Pemeriksaan sambungan pada bekisting.
d. Pemeriksaan kekuatan dan kualitas material bekisting.
Gambar 2.2.1.3 (c) Pemeriksaan Bekisting Dinding Parapet
3. Penyiapan alat untuk pengecoran
Sebelum pengecoran dilakukan, semua alat harus disiapkan terlebih dahulu
agar proses pengecoran berjalan dengan lancar dan kualitas beton juga baik.
Alat yang perlu disiapkan, antara lain :
a. TC (Tower Crane), sebagai alat bantu angkut pada proses pengecoran.
b. Vibrator, digunakan untuk memadatkan beton.
c. Concrete bucket+pipa tremie, digunakan untuk mengalirkan adonan ke
bekisting.
d. Sekop, sebagai alat perata.
e. Ruskam, digunakan untuk merapikan permukaan beton.
34
Gambar 2.2.1.3 (d) Persiapan Proses Pengecoran Dinding Parapet
Setelah semua pemeriksaan dilakukan serta semua alat yang dibutuhkan
sudah siap, maka bekisting dapat dibersikan dengan menggunakan air compresor
untuk menghilangkan kotoran yang ada di bekisting, kemudian pelaksanaan
pengecoran dinding parapet dapat dilakukan.
Untuk pengecoran dinding parapet dilakukan oleh 4 orang, 1 orang bertugas
meratakan adonan beton, 2 orang bertugas memegangi serta mengarahkan talang
agar adonan tidak menumpuk pada satu tempat saja, dan 1 orang lagi bertugas untuk
memadatkan beton menggunakan vibrator. Pada saat adonan beton dituang ke
bekisting, adonan diratakan menggunakan sekop agar adonan dapat memenuhi
seluruh bekesting. Sementara itu proses pemadatan beton harus tetap terjadi agar
beton yang dihasilkan tidak mengalami pengeroposan atau berlubang-lubang,
pemadatan ini dilakukan sampai air semen muncul ke permukaan. Setelah semua
tahapan selesai, selanjutnya yaitu melakukan proses perapian pada permukaan
35
beton menggunakan ruskam agar permukaan beton menjadi rata. Untuk lebih
jelasnya mengenai pengerjaan pengecoran seperti gambar 2.2.1.3 (e).
Gambar 2.2.1.3 (e) Pengecoran Dinding Parapet
2.2.1.4 Perawatan Beton
Perawatan beton di lapangan dilakukan dengan menyiram air ke permukan
beton setelah beton mulai kering. Agar tidak cepat kehilangan kelembaban. Untuk
menghindari terjadi kehilangan air dan dapat mengakibatkan terjadinya penurunan
perkembangan kekuatan beton, terutama kuat tekan.
Beton mengeras bukan dikarenakan dehidrasi. Karena air dalam beton
sangat berperan dalam reaksi kimia selama pengerasan beton. Jika beton dibiarkan
terkena cuaca atau panas matahari maka akan terjadi dehidrasi beton.
2.2.1.5 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting
Pada dasarnya, pembongkaran bekisting pada dinding parapet harus
dilakukan secara hati-hati dan benar. Serta harus sesuai dengan perhitungan usia
36
beton. Untuk lebih jelasnya mengenai pembongkaran bekisting dinding parapet
seperti gambar 2.2.1.5.
Berikut urutan dari pekerjaan pembongkaran bekisting dinding parapet,
yaitu:
1. Melepas pengikat atau penguat (aksesoris bekisting) baik yang berupa
paku atau kawat dan sebagainya.
2. Melepas bekisting pada sisi samping dengan menggunakan linggis.
3. Melepaskan kayu-kayu penompang.
4. Mengangkut kayu-kayu pembongkaran bekisting yang telah dibongkar ke
tempat yang sudah ditentukan.
Setelah pembongkaran semua bekisting selesai, maka masih dilakukan
pemeliharaan terhadap hasil pengecoran (curring beton) yaitu dengan
menyemprotkan air pada seluruh bagian permukaan beton dan dilakukan
penambahan pada sisi beton yang mengalami keropos atau rusak. Masa perawatan
sampai beton berumur 28 hari.
Gambar 2.2.1.5 Pembongkaran Bekisting Dinding Parapet
37
2.3 Pembahasan
Pada bab ini akan menjelaskan tentang hasil studi pelaksanaan pekerjaan
dinding parapet di lapangan dengan berlandaskan kajian pustaka dan bestek.
Sehingga menghasilkan kesesuaian maupun ketidaksesuaian antara teori dan
kenyataan di lapangan. Pembahasan ini meliputi beberapa hal diantaranya :
2.3.1 Pekerjaan Dinding Parapet
Terdapat bermacam-macam metode pelaksanaan yang digunakan, dalam
pelaksanaan konstruksi harus mengikuti peraturan-peraturan maupun pedoman-
pedoman sehingga diharapkan konstruksi yang dihasilkan sesuai dengan yang
direncanakan.
2.3.1.1 Alat dan Bahan
Tabel 2.3.1.1 Perbandingan Teori dan Temuan Lapangan Alat dan Bahan
Pekerjaan Persiapan Pembuatan Dinding Parapet
No. Teori Temuan Lapangan Keterangan
1. Syarat besi yang
digunakan : (a) bersih
dari karat; (b) lurus; (c)
memisahkan jenis besi
saat penyimpanan,
menurut (P.B.I 1971)
(a) besi berkerat tidak
dipisahkan dan tetap
digunakan; (b) besi
diluruskan sebelum diukur
dan digunakan untuk
tulangan; (c) besi tidak
disimpan dengan baik dan
dipisahkan menurut
ukuran diameternya.
Tidak sesuai
2. Hal yang perlu
diperhatikan : (a)
kebutuhan dan jenis
tulangan; (b) sesuai
anggaran; (c) penggunaan
tulangan harus efisien.
(SNI-15-1991-03)
(a) kebutuhan tulangan
sudah diperhitungkan
sedemikian rupa; (b)
pemilihan tulangan telah
disesuaikan dengan
anggaran; (c) penggunaan
Sesuai
38
ekstra dari potongan
tulangan pokok plat
Penyediaan alat dan bahan dalam proyek ini sudah cukup memadai, hal ini
dapat dilihat dari pekerjaan yang lancar dan terus berjalan kontinyu tanpa
mengalami hambatan teknik yang berkaitan dengan alat dan bahan.
Bahan yang dikerjakan telah dipesan terlebih dahulu dihari sebelumnya
akan tetapi terkadang bahan yang dipesan mengalami keterlambatan dikarenakan
kemacetan atau masalah teknis lain.
2.3.1.2 Pekerjaan Pengkonstruksian Dinding Parapet
Tabel 2.3.1.2 Perbandingan Teori dan Temuan Lapangan Pekerjaan
Pengkonstruksian Dinding Parapet
No. Teori Temuan Lapangan Keterangan
1. Fungsi bekisting (a)
membentuk konstruksi
beton; (b) mampu
menyerap beban saat
pengecoran; (c) dipasang
dan dilepas dengan mudah
(Ir.Gideion, 1993)
(a) bekisting dapat
membentuk konstruksi
beton dengan baik, bahkan
bentuk konstruksi rumit
dari bangunan; (b) tidak
terjadi kegagalan
konstruksi bekisting; (c)
pemasangan dan pelepasan
dilakukan dengan mudah
dan cepat.
Sesuai
2. Digunakan besi beton D
13-150 dan 10-150
Rencana dan syarat-syarat
(RKS)
Tulangan yang digunakan
sesuai dengan yang di
tentukan
Sesuai
39
3. (a) Tulangan harus bebas
dari kotoran, karat, dan
bahan lain yang
mengurangi daya lekat. (b)
Tulangan harus dipasang
sedemikian rupa hingga
sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah
tempatnya (c) Perhatian
khusus perlu dicurahkan
terhadap ketepatan tebal
penutup beton. Untuk itu
tulangan harus dipasang
dengan penahan jarak
yang terbuat dari beton
dengan mutu paling
sedikit sama dengan mutu
beton yang akan dicor.
Penahan – penahan jarak
dapat berbentuk blok –
blok persegi atau gelang –
gelang yang harus
dipasang sebanyak
minimum 4 buah setiap m2
cetakan atau lantai kerja.
Penahan – penahan ini
harus tersebar merata.
(P.B.I 1971)
Tulangan dibersikan
dengan di seprot terlebih
dahulu.
Tulangan di rangkai dan
diikat dengan kuat.
Tulangan diberi beton tahu
atau beton deck dengan
ketebalan yang telah
ditentukan.
Sesuai
Pekerjaan pengkonstruksian dinding parapet terdiri dari dua tahap yaitu
pekerjaan pengukuran dan pekerjaan pemasangan tulangan dinding parapet.
Pekerjaan pengukuran diberikan kepada surveyor oleh pelaksana untuk
40
menentukan tinggi dinding terhadap lantai dibawahnya, pekerjaan ini dilakukan
dengan menggunakan theodolit / waterpass dan panduan gambar yang telah ada
agar tepat seperti pada perencanaan.
2.3.1.3 Pekerjaan Pengecoran
Tabel 2.3.1.3 Perbandingan Teori dan Temuan Lapangan Pekerjaan Pengecoran
Dinding Parapet.
No. Teori Temuan Lapangan Keterangan
1. Adukan beton harus
memenuhi mutu
karakteristik beton sesuai
dengan K350
Rencana Kerja Syarat (RKS)
Adukan sudah memenuhi
syarat yaitu K350 yang
dipesan langsung di PT
Varia Usaha
Sesuai
2. Syarat slumb test: slumb
yang digunakan dalam
perkerjaan ini adalah 7,5 –
15 cm, sesuai yang
ditetapkan oleh konsultan
pengawas. SNI 03- 3976 -
1985
Uji slumb tes dilakukan
dan memenuhi syarat yang
ditetapkan oleh konsultan
yaitu dengan kedalaman
12 cm
Sesuai
3. Syarat Trial Mix design :
kontraktor harus
menyediakan dan
mengambil sedikitnya 4
(empat) silinder
Percobaan dari setiap 5 m3
adukan yang akan diperiksa
untuk pengujian
Umum beton 7 hari (2 buah)
dan 28 hari (dua buah)
Dalam pekerjaan
pengecoran pelaksana
mengambil 4 (empat)
silinder benda uji dari
setiap 5 m3
Sesuai
4. Syarat adukan beton (a) kuat
desak dicapai dalam 28 hari
Dalam waktu ± 28 hari
bekisting plat lantai sudah
Sesuai
41
/ ketentuan yang berlaku; (b)
adukan mudah dikerjakan,
kohesif, dan segregasi
minimal; (c) durbilitas
sesuai persyaratan (d)
penyelesaiaan akhir yang
baik (P.B.I 1971)
dapat dilepas; (b) adukan
kohesif, mudah
dikerjakan, dan teksturnya
bagus tidak terjadi segresi;
(c) durabilitas
diperkirakan sesuai denga
persyaratan; (d)
penyelesaiaan akhir
dilakukan dengan baik
5. Sarat pengecoran : (a)
tempat adukan dekat dengan
pengecoran (b) kontinyu
sampai selesai; (c)
pemadatan dengan Vibrator
(P.B.I 1971)
(a) beton dari ready mix
disalurkan dengan
concrete pump + klem
selang langsung ke media
(dinding parapet) yang
akan dicor (b) pekerjaan
dikerjakan sampai selesai
satu bidang; (c) digunakan
vibrator untuk pemadatan.
Sesuai
5. Selama pekerjaan
pengecoran Kontraktor harus
melaksanakan hal-hal
sebagai berikut :
a. Pengujian kekuatan
setiap kali penuangan
campuran beton dari
beton molen. Angka
kekentalan yang
diperoleh harus sesuai
dengan yang
disayaratkan didalam
SKSNI 03 2001. Serta
harus sesuai dengan
Uji slumb tes dilakukan
dan memenuhi syarat yang
ditetapkan oleh konsultan.
Pemadatan beton
menggunakan vibrator
tegak lurus, namun
menyentuh tulangan dan
bekisting.
Tidak sesuai
42
rekomendasi dari
laboratorium yang
telah ditunjuk.
Pembuatan benda uji,
kubus beton atau
silinder beton dan
rasio sesuai yang
diataur di dalam
SKSNI 03 2001, maka
rasio benda uji akan
ditetapkan oleh
Direksi/Konsultan
Pengawas. Setelah
pencapain umur yang
cukup. benda-benda
uji ini harus ditestkan
ke laboratorium
dengan biaya
Kontraktor. Bila hasil
laboratorium ternyata
mutu beton yang telah
dilaksanakan tidak
memenuhi syarat
maka dilakukan test-
test selanjutnya di
lapangan sesuai
prosedur yang telah
diatur didalam SKSNI
03 2011. Bila test-test
dilapangan ini masih
mendapatkan hasil
mutu beton dibawah
43
K225 maka kontraktor
berkewajiban
membongkar pekerjan
ini dan melaksanakan
kembali tanpa
mendapatkan ganti
rugi apapun.
b. Pemadatan beton
dengan menggunakan
vibrator.
Pelaksanaanya harus
dilakukan secara
semestinya yakni
pencelupan vibrator
harus diusahakan
tegak lurus, secara
perlahan-lahan,
demikian juga
penarikan vibrator.
Selama pengecoran,
vibrator tidak boleh
disentuhkan tulangan
dan bekisting.
Kontraktor pelaksana
harus menyediakan
sedikitnya 1 (satu)
buah vibrator
cadangan selama
pekerjaan selama
pekerjaan pengecoran
berlangsung.
44
Uji kuat tekan beton sangat di perlukan untuk mengetahui kekuatan tekan
beton sesuai atau tidak dengan mutu yang diharapkan yaitu K350 dan bila pada
pengambilan sampel uji beton haya 1 buah per 5 m3 sedangkan ketentuan adalah 4
buah per 5 m3 dengan pengujian 2 buah pada 7 hari dan 2 buah pada 28 hari maka
sampel uji kuat beton ini tidak akan mencukupi untuk dilakukan uji tekan. Namun
pelaksana hanya melakukan uji tekan 1 kali dimana beton berumur 28 hari saja. Hal
ini mengakibatkan kualitas beton tidak akan sama dengan yang ditentukan di RKS.
Pada pekerjaan pengecoran beton dinding parapet di proyek menggunakan
beton Ready mix, yaitu beton siap cor yang dipesan sari sub kontraktor yang telah
disetujui. Dalam proses pengecoran sering terjadi kendala keterlambatan truk ready
mix yang menyebabkan mundurnya jadwal yang telah ditetapkan dalam time
schedule. Untuk mengatasi keterlambatan, para pekerja dialihkan ke pekerjaan yang
lain agar tidak terjadi terbengkalainya suatu pekerjaan lainnya. Namun untuk aspek
persiapan tenaga kerja dan pralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan pengecoran
sudah cukup memadai.
2.3.1.4 Perawatan Beton
Tabel 2.3.1.4 perbandingan teori dan temuan lapangan pekerjaan perawatan plat
lantai
No. Teori Temuan lapangan Keterangan
1. Cara perawatan dapat
dilakukan: (a) menutup
dengan karung basah, (b)
tidak menumpuk bahan,
(c) penggunaan uap
tekanan tinggi untuk
proses pengeringan beton
(P.B.I 1971)
Perawatan beton sudah
mendapatkan
perhatian.karena beton
selalu dijaga
kelembabannya supaya
bisa padat dengan
sempurna
Sesuai
45
Beton mengeras bukan dikarenakan dehidrasi. Karena air dalam beton
sangat berperan dalam reaksi kimia selama pengerasan beton. Jika beton dibiarkan
terkena cuaca atau panas matahari maka akan terjadi dehidrasi beton.
Perawatan beton bertulang untuk dinding perapet pada proyek ini kurang
mendapat perhatian. Karena faktor kurangnya bahan perawatan di lokasi proyek.
46
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegiatan praktik industri yang dilaksanakan selama ± 2 (dua) bulan.
berdasarkan hasil pengamatan proses pelaksanaan secara langsung dalam
pembangunan Proyek Stadion Bukit Lengis Kab. Gresik, yang dilakukan selama
dua bulan maka ada beberapa kegiatan yang dapat disimpulkan :
3.1.1 Pelaksanaan di lapangan
1. Pada proyek Stadion Bukit Lengis yang terletak di daerah Gresik ini
memiliki struktur organisasi di dalam suatu proyek yang cukup baik,
pelaksanaan tugas dari masing-masing bagian secara umum dapat berjalan
dengan baik.
2. Pekerjaan Penulangan
Pada proyek pembangunan Stadion Bukit Lengis ini dalam pelaksanaan
pekerjaan penulangan cukup baik. Para pekerja membuat tulangan sesuai
gambar kerja dan dalam pembuatan tulangan dinding parapet para pekerja
merangkai tulangan dengan besi yang tidak berkarat.
3. Pekerjaan Bekisting
Dalam pelaksanaan pekerjaaan bekisting yang digunakan di proyek ini
sudah sesuai dengan yang direncanakan yaitu memakai fenolite 12 mm dan
balok 5/7 menggunakan kayu yang kuat agar tidak terjadi kebocoran pada
bekisting saat dilakukan pengecoran. Dalam proses pembikistingan dinding
parapet diperlukan aksesoris penyangga bekisting diantaranya tie rod +
wingnout + pipa, kawat putih, bendrat, dan sabuk bekisting/weller.
4. Pekerjaan Pengecoran
Sebelum adukan beton dituangkan ke bekisting, dilakukan pengujian slump
dan pembuatan sampel pengujian kuat tekan beton berbentuk silinder.
Setelah benda uji sudah berumur 28 hari maka dibawa ke lab untuk uji kuat
tekan. Pengujian slump dan pengujian kuat tekan beton pada proyek ini
sudah sesuai dengan aturan yang ditentukan.
47
3.2 Saran
Berdasarkan praktik industri dilapangan maka ada beberapa hal yang dapat
dijadikan masukan antara lain :
1. Saran untuk pelaksanaan proyek:
a. Pengawasan terhadap semua pekerjaan di lapangan harus benar-
benar dilakukan hal ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas
pekerjaan, seperti penyimpanan atau penggunaan material dan bahan
sehingga material dan bahan yang ada dapat dimanfaatkan lebih
efisien.
b. Kontraktor pelaksana hendaknya memperhatikan K3 demi
keselamatan para pekerja dan menyediakan perlengkapan K3
semaksimal mungkin.
c. Dalam hal mendatangkan material dan penempatannya harus
diperhitungkan dengan cermat dan teliti sesuai dengan kebutuhan
yang ada dan apabila perhitungan kurang teliti maka akan
menghambat pekerjaan di lapangan.
d. Dalam pelaksanaan harus lebih meningkatkan kualitas pekerjaan dan
selalu disesuaikan dengan spesifikasi yang sudah ditentukan.
2. Saran untuk Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang:
a. Untuk petunjuk pelaksanaan praktik industri mohon untuk lebih
disosialisasikan, sehingga mahasiswa tidak bingung dalam
melaksanakan praktik industri.
b. Dalam pembimbingan sebaiknya antara dosen pembimbing dan
mahasiswa bimbingan praktik industri membuat kesepakatan waktu
dalam hal konsultasi laporan. Sehingga proses konsultasi dapat
berjalan lancar.
3. Saran untuk mahasiswa :
a. Mahasiswa sebaiknya lebih mempersiapkan diri sebelum menempuh
kuliah praktik industri.
48
b. Dalam melakukan praktik ditempat praktik industri sebaiknya
mahasiswa lebih aktif dalam menanyakan proses pelaksanaan
pekerjaan dan data – data yang diperlukan dalam penyususan laporan
praktik industri.
c. Dapat memanfaatkan praktik industri dengan sebaik-baiknya sebagai
bekal nanti, serta memperoleh wawasan dalam bidang teknik sipil serta
dapat mengaplikasikannya di lapangan.
d. Mahasiswa agar jangan menunda – nunda untuk mengikuti PI dan
pembuatan laporan praktik industri tepat pada waktunya.
e. Dalam melakukan bimbingan sebaiknya mahasiswa lebih sering
menemui dosen pembimbing sesuai dengan kesepakatan jadwal
konsultasi untuk menyusun dan menyelesaikan praktik industri.