bab i

48
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stadion merupakan bangunan yang umumnya digunakan untuk acara olahraga. Di dalam stadion terdapat lapangan yang dikelilingi tempat duduk bagi penonton, dimana sistem kontruksi haruslah kokoh dan tahan lama. Umumnya stadion memiliki tempat duduk penonton yang kas disebut tribun. Tribun tersebut mengelilingi lapangan olah raga dan berundak-undak untuk memberikan kenyamanan penonton pada saat menonton pertandingan. Untuk itu diperlukan pengerjaan yang baik dengan teknologi yang maju, hal ini harus di lakukan untuk pembangunan yang semakin canggih dan modern. Tidak hanya pada bentuk bangunan tetapi proses pengerjaannya pun harus semakin maju. Dapat kita lihat pada pembangunan sekarang yang telah banyak menggunakan alat-alat modern, tanpa meninggalkan alat-alat tradisional. Dengan ini dapat memberikan pengerjaan pembangunan dengan kualitas yang baik dan mempermudah dalam proses pengerjaan. Pembangunan Stadion Bukit Lengis ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sarana olahraga untuk semua masyarakat umum. Pembangunan Stadion Bukit Lengis yang terletak di daerah kebomas Kab. Gresik ini dibangun untuk tempat sarana olah raga milik tim sepak bola PERSEGRES karena pemerintah Kabupaten Gresik sendiri belum memiliki stadion. Praktek Industri merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa Teknik Sipil. Di dalam praktik industri mahasiswa akan terjun langsung ke lapangan untuk mengamati proses jalannya suatu proyek bangunan dan belajar dalam segala hal tentang palaksanaan proyek baik management maupun teknis. Praktik industri ini juga sebagai modal pengalaman terhadap dunia konstruksi di lapangan kerja. Dengan adanya praktik industri diharapkan dapat

Upload: dhya-a-larasati

Post on 30-Jan-2016

240 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

stadion Praktik industri

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stadion merupakan bangunan yang umumnya digunakan untuk acara

olahraga. Di dalam stadion terdapat lapangan yang dikelilingi tempat duduk bagi

penonton, dimana sistem kontruksi haruslah kokoh dan tahan lama. Umumnya

stadion memiliki tempat duduk penonton yang kas disebut tribun. Tribun tersebut

mengelilingi lapangan olah raga dan berundak-undak untuk memberikan

kenyamanan penonton pada saat menonton pertandingan. Untuk itu diperlukan

pengerjaan yang baik dengan teknologi yang maju, hal ini harus di lakukan untuk

pembangunan yang semakin canggih dan modern. Tidak hanya pada bentuk

bangunan tetapi proses pengerjaannya pun harus semakin maju. Dapat kita lihat

pada pembangunan sekarang yang telah banyak menggunakan alat-alat modern,

tanpa meninggalkan alat-alat tradisional. Dengan ini dapat memberikan pengerjaan

pembangunan dengan kualitas yang baik dan mempermudah dalam proses

pengerjaan. Pembangunan Stadion Bukit Lengis ini diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan sarana olahraga untuk semua masyarakat umum.

Pembangunan Stadion Bukit Lengis yang terletak di daerah kebomas Kab.

Gresik ini dibangun untuk tempat sarana olah raga milik tim sepak bola

PERSEGRES karena pemerintah Kabupaten Gresik sendiri belum memiliki

stadion.

Praktek Industri merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh

oleh setiap mahasiswa Teknik Sipil. Di dalam praktik industri mahasiswa akan

terjun langsung ke lapangan untuk mengamati proses jalannya suatu proyek

bangunan dan belajar dalam segala hal tentang palaksanaan proyek baik

management maupun teknis.

Praktik industri ini juga sebagai modal pengalaman terhadap dunia

konstruksi di lapangan kerja. Dengan adanya praktik industri diharapkan dapat

Page 2: BAB I

2

memberi pengetahuan atau wawasan baru dan pengalaman sebagai bekal untuk

mahasiswa dalam memahami berbagai macam keadaan yang ada di proyek ini.

Praktik Industri ini dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2015 s/d 15 Juli 2015,

dalam praktik industri ini melakukan pengamatan pelaksanaan konstruksi dinding

parapet pada proyek pembangunan Stadion Bukit Lengis yang terletak di Gunung

Lengis, Desa Segoromadu, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Secara umum tujuan Praktek Industri ini adalah memberikan

pengetahuan dan pengalaman kerja terkait dengan pelaksanaan konstruksi dan

pelaksanaan proyek.

Selain itu tujuan praktek industri adalah untuk mencetak tenaga kerja

yang profesional dan berpengalaman, menambah wawasan mahasiswa tentang

pelaksanaan di lapangan dengan teori yang diterima di bangku kuliah, serta

melalui praktek industri mahasiswa dapat mengembangkan potensi untuk

membangun komunikasi sebelum memasuki dunia kerja yang sebenarnya.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan secara khusus dilaksanakannya praktek industri ini yaitu untuk

memperoleh wawasan baru dan pengalaman dibidang Teknik Sipil terutama

mengetahui secara langsung pelaksanaan kontruksi yang dilakukan di lapangan

diantaranya adalah agar mahasiswa dapat:

1. Memahami stuktur organisasi proyek dan tugas-tugas dari masing-masing

pihak pelaksana di dalamnya.

2. Memahami proses pelaksanaan Pekerjaan Pembesian Dinding Parapet.

3. Memahami proses pelaksanaan Pekerjaan Bekisting Dinding Parapet.

4. Memahami proses pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Dinding Parapet.

5. Memahami jumlah bahan/material yang dibutuhkan untuk mengerjakan

kontruksi Dinding Parapet.

1.3 Manfaat Praktik Industri

Dari kegiatan Praktik Industri yang dilaksanakan pada Proyek

Pembangunan Stadion Bukit Lengis di Gresik ini dapat memberikan kompetensi

Page 3: BAB I

3

pada mahasiswa tentang pelaksanaan konstruksi yang sebenarnya yang ada

dilapangan. Sehingga mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang

diperoleh di perkulian dengan kenyataan di lapangan. Selain itu mahasiswa juga

akan lebih siap ketika menggadapi dunia kerja.

Adapun manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan Praktik Industri

adalah sebagai berikut :

1.3.1 Bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan yang didapat dari Praktik Industri yang dapat

menjadi bekal dari mahasiswa untuk meningkatkan ilmu pengatahuan, pelaksanaan

pekerjaan proyek, serta menjadikan bekal dalam dunia kerja.

1.3.2 Bagi Jurusan

Menjadikan masukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang

teknik sipil dan menambah koleksi buku untuk perpustakaan Jurusan Teknik Sipil

dengan materi yang berkaitan dengan perkulihaan.

1.3.3 Bagi Perusahaan

Membatu perusahaan dalam pekerjaan pengawasan dalam pelaksanaan

dilapangan. Dan menjadikan sarana hubungan kerja sama perusahaan dan jurusan

dengan rekrumen tenaga ahli yang profesional.

Page 4: BAB I

4

BAB II

HASIL PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI

Hasil pelaksanaan praktik industri meliputi dua aspek, yaitu : aspek

menejemen dan aspek teknis. Aspek manajemen yaitu menguraikan identitas,

informasi dan manajemen perusahaan. Sedangkan aspek teknis menguraikan

kegiatan yang dilaksanakan selama praktik industri, yaitu pada pekerjaan dinding

parapet.

2.1 Kegiatan Umum

Kegiatan umum disini mencakup beberapa aspek yaitu pencarian data

tentang struktur organisasi proyek, unsur organisasi pelaksanaan proyek , deskripsi

tugas dan tata hubungan kerja, mekanisme rekruitmen tenaga kerja, sistem

kesejahteraan, pengupahan tenaga kerja, sistem pengendali proyek, pengembangan

kerja sama dengan instansi lain, administrasi proyek, rencana anggaran biaya,

evaluasi proyek.

2.1.1 Informasi Proyek

Gambar 2.1.1 Peta Lokasi Proyek

Page 5: BAB I

5

Data Proyek yang diperoleh dari bagian administrasi selama observasi antara

lain sebagai berikut:

1. Nama Proyek : Proyek Stadion Bukit Lengis Kab. Gresik

2. Pemilik (Owner) : Pemerintah Kab. Gresik

3. Nilai Kontrak : - Tahap 1 : Rp 155.000.000.000,00

- Tahap 2 : Rp 60.000.000.000,00

4. Lokasi Proyek : Jalan Veteran, Ds. Segoro Madu,

Kec. Kebomas, Kab. Gresik

5. Kontraktor Pelaksana : PT. Hutama Karya (Persero)

6. Konsultan Pengawas : PT. Indah Karya (Persero)

7. Konsultan Perencana : PT. Arkonin

8. Jangka Waktu Pelaksanaan : - Tahap 1 : 720 hari kalender

- Tahap 2 : 244 hari kelender

2.1.2 Struktur Organisasi Proyek

Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukan seluruh

kegiatan-kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi. Organisasi proyek di sini

dapat diartikan sebagai suatu kumpulan beberapa individu yang saling bekerja sama

sesuai dengan fungsi dan tanggungjawabnya serta berhubungan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi dari organisasi proyek adalah sebagai sarana

mencapai tujuan bersama, mengatur tentang hak dan kewajiban dalam

melaksanakan tugas. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi proyek

seperti gambar 2.1.2 (a)(b).

Gambar 2.1.2 (a) Struktur Organisasi Proyek

Page 6: BAB I

6

Gambar 2.1.2 (b) Struktur Organisasi Pelaksanaan Proyek

Page 7: BAB I

7

2.1.3 Unsur – Unsur Organisasi Dalam Proyek

Dalam pelaksanaan suatu proyek harusnya memiliki suatu susunan

organisasi yang baik, kelengkapan, loyalitas, dan hubungan antar anggota

organisasi sangat menentukan pelakanaan suatu proyek apakah berjalan dengan

baik atau tidak. Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing

komponen dari struktur organisasi tersebut adalah:

1. Pemilik atau Owner

Owner dari pekerjaan Pembangunan Stadion Bukit Lengis Kab. Gresik

adalah pemerintah Kabupaten Gresik. Yang memberikan tugas dan

membiayai proyek. Untuk tugas dari owner ini sendiri adalah sebagai

berikut :

a. Menyediakan dan membayar semua biaya yang dikeluarkan untuk

membangun proyek.

b. Menilai pekerjaan ( menyetujui atau menolak perubahan ) dan

melakukan pengawasan secara berkala.

c. Menandatangani surat perjanjian atau kontrak dan mengeluarkan surat

perintah kerja kepada pihak konsultan perencana, konsultan pengawas

dan kontaktor pelaksana.

d. Menetapkan waktu pelaksanaan pekerjaan dan menerima pekerjaan

apabila telah selesai seseuai dengan syarat yang telah ditetapkan.

e. Menuntut perbaikan dan penyempurnaan bangunan dalam masa

pemeliharaan.

2. Konsultan Perencana

Konsultan perencana ini bertugas untuk merencanakan pembangunan

stadion. Konsultan pengawas dari proyek Pembangunan Stadion ini adalah

PT Arkonin, yang beralamatkan Jl. Bintaro Taman Timur, Bintaro, Jakarta.

Adapun tugas dari konsultan pengawas ini sendiri adalah sebagai berikut :

a. Membuat sketsa gagasan atau master plan dan pra rencana serta

membuat gambar–gambar kerja dan detailnya serta menyiapkan

gambar bestek.

Page 8: BAB I

8

b. Membuat perhitungan struktur bangunan, operasi proyek dan

bertanggung jawab atas semua yang telah direncanakan dan membuat

revisi apabila ada perubahan rencana.

3. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah suatu badan hukum yang membantu

pemilik proyek dan berperan dalam memberikan pengawasan dan

mengontrol pelaksanaan sesuai dengan dokumen kontrak. Tugas dan

kewajiban serta wewenang Konsultan Pengawas yaitu:

a. Mengawasi dan mengontrol pelaksanaan proyek untuk semua bagian

konstruksi agar sesuai dengan perencanaannya.

b. Mengendalikan dan mengontrol pelaksanaan proyek yang menyangkut

aspek kualitas, biaya dan waktu pelaksanaan proyek.

c. Mengevaluasi dan mengajukan usulan kepada Kontaktor Pelaksana

untuk semua bagian konstruksi dan pelaksanaanya dilapangan.

d. Menunjuk satu atau beberapa staf untuk melaksanakan pengawasan di

lapangan.

e. Membuat laporan tentang kemajuan pekerjaan di lapangan baik berupa

laporan harian, laporan mingguan, maupun laporan bulanan.

f. Mengadakan pemeriksaan terhadap mutu bahan yang digunakan.

g. Memberikan saran dan teguran atau peringatan kepada kontraktor

seandainya dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan terjadi yng dapat

mengakibatkan mutu pekerjaan tidak sesuai dengan standar yang telah

ditentukan.

4. Kontraktor Pelaksana

Kontraktor pelaksana merupakan pihak yang berkewajiban

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar–gambar kerja dan rencana

pekerjaan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak, sesuai dengan

biaya kontrak yang telah dibuat oleh owner.

Kontraktor pelaksana harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan

pekerjaan sesuai degan dokumen kontrak yang telah ditetapkan. Dalam

proyek ini yang bertindak selaku Pelaksana Proyek adalah PT. Hutama

Page 9: BAB I

9

Karya yang beralamatkan di Jl. Comal No.20, Surabaya. Adapun tugas dan

kewajiban serta wewenang kontraktor pelaksana adalah sebagai berikut:

a. Memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam dokumen kontrak

dengan segala lampirannya, syarat-syarat umum administrasi, syarat-

syarat teknis, syarat-syarat bahan dan lain sebagainya.

b. Mengikuti dan menaati segala petunjuk dari pemilik proyek dan

konsultan pengawas.

c. Kontraktor pelaksana hadir dalam setiap rapat yang diselenggarakan

berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

d. Memberikan laporan mengenai perkembangan proyek di lapangan.

e. Melaksanakan pekerjan di lapangan sesuai dengan gambar dan

dokumen kontrak yang telah di tentukan.

f. Melakukan pelaporan kegiatan konstruksi sesuai dengan waktu dan

format yang ditentukan oleh konsultan pengawas.

g. Pelaksanaan proyek berkewajiban memenuhi :

- Pengamanan secara wajar dan sehat atas semua orang, tenaga kerja,

juga pengunjung yang berkepentingan terhadap proyek.

- Pencegahan terhadap kerusakan, kebakaran, atau hilangnya sebagian

atau semua hasil pekerjaan, bahan, dan peralatan yang berada di

lokasi pekerjaan proyek.

- Penyediaan perlengkapan p3k serta meminta semua tenaga kerja

untuk bekerja menggunakan alat-alat keselamatan kerja.

a). SEM (Site Engineering Manager)

Penanggung jawab bidang perencanaan teknis dan pengendalian

operasional (quality, cost, delivery dan safety).

1). Tugas :

a. Membuat perencanaan operasional yang meliputi :

- Quality plan

- Site installation

- Metode pelaksanaan

- Shop drawing

- Perhitungan konstruksi yang diperlukan

Page 10: BAB I

10

- APK, cash flow

- Safety plan

- Scheduling

b. Mempelajari dan mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan

dalam kontrak kerja dengan pihak I (Owner) dan pihak ke III

(Sub Kontraktor).

c. Membuat laporan-laporan proyek (mingguan, bulanan, dsb).

d. Melakukan seleksi dan negosiasi dengan sub kontraktor dan

supplier sesuai dengan prosedur yang berlaku.

e. Mengadakan komunikasi dengan klien/perencana/pengawas

dalam bidang-bidang teknis operasional.

f. Mengadakan value engineering terhadap perencanaan

proyek.

g. Melaksanakan pengawasan, meliputi :

- Terhadap mutu produk melalui jadwal inspeksi.

- Terhadap biaya (membuat EBPP)

- Terhadap cash in dan cash out (termasuk WIP)

- Terhadap pelaksanaan safety patrol dan safety meeting

- Terhadap progress fisik

- Terhadap pendatangan material

- Terhadap jadwal pendatangan dan maintenance peralatan

- Dalam mendayagunakan kesempatan untuk melakukan klaim.

h. Menyiapkan job list sesuai dengan tahap pekerjaan untuk

keperluan project manager. Mengadministrasikan pekerjaan

tambah/kurang dan menyusunnya dalam adendum kontrak.

b). SOM (Site Operation Manager)

1). Fungsi :

Penanggung jawab dalam pengelolaan operasi fisik pelaksanaan

proyek (quality, cost, delivery dan safety).

Page 11: BAB I

11

2). Tugas :

a. Mengadakan pengecekan transaksi-transaksi pelaksanaan

proyek, mengkompilasikan dan membandingkan dengan

rencana semula.

b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan mutu yang

direncanakan.

c. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi

standar mutu yang ditetapkan.

d. Mengkoordinir General Supertendent untuk melakukan

pengecekan terhadap pengukuran-pengukuran prestasi

mandor, sub-kontraktor, tenaga kerja harian dan lain-lain.

e. Mengkoordinir General Superintendent membuat SPP, BPB,

Bon penerimaan dari mandor.

f. Meneliti dan mensyahkan tagihan-tagihan mandor dan sub

kontraktor yang berhubungan dengan volume fisik lapangan

dan harga satuan.

g. Melaksanakan kompilasi dan klasifikasi terhadap realisasi

pelaksanaan pekerjaan dan transaksi-transaksi tersebut tidak

melebihi/bertentangan dengan rencana semula baik volume

maupun biayanya.

h. Membina dan melatih keterampilan para tukang dan mandor

dan menilai kemampuannya sesuai standart atau tidak.

i. Melaksanakan pengujian-pengujian laboratori yang

diperlukan guna meyakinkan bahwa pekerjaan sudah

dilaksanakan sesuai standar mutu yang dikehendaki.

j. Membina GSP guna peningkatan kinerjanya dalam

mendukun visi perusahaan.

3). Bertanggung jawab.

Bertanggung jawab langsung kepada Project Manager atas

terlaksananya dengan baik tugas yang diberikan.

Page 12: BAB I

12

c). SAM (Site Administration Manager)

1). Fungsi :

Penanggung jawab dalam pengelolaan keuangan,

akuntansi/pembukuan dan unsur-unsur umum dan SDM proyek.

2). Tugas :

a. Melakukan pencatatan berkas-berkas transaksi ke dalam

media pembukuan (jurnal, dll) secara benar dan tepat waktu.

b. Melakukan penelitian kembali untuk meyakinkan

kebenaran/ketepatan yang telah dilakukan.

c. Secara periodik membuat laporan-laporan yang telah

ditetapkan, dimintakan pengesahannya pada pejabat yang

berwenang dan mengirimkannya kepada pihak-pihak yang

memerlukan sesuai prosedur yang berlaku.

d. Sebagai anggota tim yang melaksanakan opname kas dan

persediaan secara periodik.

e. Mencocokkan buku bank dan rekening koran yang diterima

dari bank.

f. Melakukan verifikasi seluruh dokumen transaksi

pembayaran.

g. Mengurus masalah-masalah perpajakan dan asuransi.

h. Melaksanakan penutupan proyek secara administratif.

i. Mengendalikan kas bon/uang muka/kas kecil.

j. Menyiapkan, mengevaluasi, mengikuti realisasi dan meng-

update rencana penerimaan dan pengeluaran proyek.

k. Menerima berkas-berkas tagihan dari pihak luar, memeriksa

kelengkapan dokumen tagihan dan tanda terima.

l. Merencanakan penagihan kepada pihak luar atau pemberi

tugas atas prestasi proyek yang telah dicapai.

m. Membuat DUB dengan dasar LPB.

n. Melaksanakan pengadministrasian keuangan dan

melaksanakan pencatatan mutasi keuangan secara khusus.

Page 13: BAB I

13

o. Melaksanakan pencatatan uang muka, pengurusan jaminan

bank dan utang piutang lain, mengurus bank garansi sesuai

kewenangannya.

p. Mengelola cek, uang tunia serta surat-surat berharga yang

dimiliki proyek.

q. Mengurus masalah-masalah kepegawaian seperti; kebutuhan

tenaga kerja proyek, asuransi-asuransi lain yang

dipersyaratkan dalam proyek dan lain-lain.

r. Mengurus kebutuhan alat-alat kantor, akomodasi dan

perjalanan dinas bagi personal proyek.

s. Membuat laporan-laporan secara periodik antara lain;

laporan personalia proyek, laporan inventarisasi dan

peralatan proyek, serta laporan kegiatan keamanan proyek.

t. Menyusun masalah-masalah dibidang umum yang lain.

u. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya System

Management Quality Assurance ISO – 9000 dan K-3 di

unitnya.

v. Membina staf dilingkungan unitnya guna peningkatan

kinerja dalam mendukung visi perusahaan.

3). Bertanggung jawab

Bertanggung jawab langsung kepada Project Manager atas

terlaksananya dengan baik tugas yang diberikan.

d). QC Supervisor

Quality Control adalah seorang ahli teknik dalam kualitas material,

kualitas pekerjaan dan bertugas mengontrol pengadaan material

bangunan. Quality Control dalam pekerjaanya bertanggung jawab

kepada manager proyek atas segala pekerjaan yang dikerjakan

dalam proyek

e). Administrasi

Pada proyek ini administrasi dalam tugasnya bertanggung jawab

pada site manager proyek. Tugas dan kewajiban administrasi yaitu:

Page 14: BAB I

14

a. Menangani masalah surat menyurat dalam urusan untuk proyek

bangunan.

b. Memonitor dan menyusun rencana pengeluaran, pinjaman sera

penyedia anggaran dana proyek pembangunan.

c. Membuat laporan berkala dalam pelaksanaan pekerjaan

bangunan.

d. Melakukan pembukuan untuk berkas-berkas transaksi dan surat

masuk serta surat keluar.

f). MEP (Maintenance Enforcement Program)

MEP adalah orang yang melakukan pengecekan atas kelayakan

program) yang mana staff dengan posisi MEP ini akan bertanggung

jawab dan memiliki tugas sebagai berikut :

a. Melakukan review gambar MEP dari konsultan MEP

b. Melakukan Koordinasi dengan arsitek, arsitek landscape, divisi

lainnya untuk menjalankan berbagai proyek

c. Melakukan pengecekan dan juga mengkoreksi gambar dari

konsultan dengan aplikasi CAD

g). QS (Quantity Surveyor)

Quantity Surveyor adalah pihak yang diangkat oleh pemberi tugas

untuk bertugas dalam pengawasan dan pengendalian keuangan

proyek agar dalam hal penggunaannya tidak menyimpang dari

perencanaan dan bertugas membantu PM dalam pembuatan

dokumen lelang, dokumen Kontrak (termasuk pembuatan Bills of

Quantities) dan evaluasi pekerjaan untuk pembayaran progress

pekerjaan.

h). Drafter

Drafter adalah orang yang bekerja membuat gambar. Drafter pada

sebuah proyek konstruksi bangunan baik gedung maupun

infrastruktur mempunyai berbagai macam tugas dalam pekerjaanya

diantaranya sebagai berikut:

a. Membuat gambar pelaksanaan / gambar shop drawing

Page 15: BAB I

15

b. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata

dilapangan

c. Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/ surveyor

d. Membuat gambar akhir pekerjaan / asbuilt drawing

i). SPV (Supervisor)

a. Memahami gambar pelaksanaanan

b. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan

c. Memberikan solusi kesulitan pelaksanaan

d. Membuat laporan harian pekerjaan

e. Membuat laporan harian kendala pelaksanaan

f. Bertanggung jawab hasil kerja pelaksana lapangan

j). Logistik

Dalam menjalankan tugasnya bagian logistik berhubungan langsung

dengan pelaksana dalam pembelian bahan material. Kemudian

berhubungan dengan site manager untuk mengesahkan pembelian

material, setelah itu berhubungan dengan pelaksana yaitu dimana

baiknya penempatan bahan material yang tiba di lapangan,

kemudian bagian logistik melapokan hasil pembelian bahan material

kepada bagian administrasi proyek.

Tugas dari logistik adalah sebagai berikut :

a. Menyediakan peralatan dan material yang dibutuhkan untuk

pekerjaan di peroyek

b. Mencatat keluar masuknya bahan yang digunakan selama

pelaksanaan proyek.

c. Membuat laporan.

k). Safety Patrol

Kegiatan safety patrol / inspeksi K3 merupakan bagian dari

implementasi elemen Inspeksi dan Pengujian, yang pada pokoknya

bertujuan menjamin terlaksananya sistem manajemen K3 di dalam

kegiatan operasional sehari-hari di seluruh bagian perusahaan /

proyek tanpa terkecuali. Kegiatan operasional Safety Patrol di

Page 16: BAB I

16

perusahaan berpedoman kepada rencana mutu K3L yang sudah

dibuat oleh masing-masing unit kerja.

Contoh safety patrol yang dilakukan di proyek yaitu inspeksi toilet,

inspeksi kantor dan site, inspeksi APAR, inspeksi kotak P3K,

inspeksi workshop, inspeksi alat berat, inspeksi alat pelindung diri

(APD), inspeksi Acetylene & Oxigen.

a. Safety Patrol bertujuan untuk :

- Memeriksa seluruh bagian proyek

- Melihat konsistensi pelaksanaan K3 di proyek

b. Tugas safety supervisor dalam kegiatan safety patrol :

- Mencatat masalah yang menyimpang dari standard K3 yang

ditemukan saat inspeksi

- Menindaklanjuti penyimpangan tersebut dengan laporan

ketidaksesuaian

- Mendistribusikan penyimpangan tersebut kepada pihak

terkait (paling lambat 60 menit setelah inspeksi K3)

- Monitoring pelaksanaan perbaikan

l). Surveyor

Surveyor atau disebut juga sebagai uitzet mempunyai bermacam

tugas dalam pembangunan proyek gedung, secara umum pekerjaan

surveyor berhubungan dengan pengukuran bangunan. tugas ini bisa

dikatakan sebagai kunci pembuka dalam pelaksanaan proyek karena

aplikasi gambar rencana ke dalam dunia nyata akan sangat

tergantung pada keahlian uitzet dalam menerjemahkan bentuk dan

ukuran gambar kedalam pelaksanaan konstruksi bangunan. disini

kita bahas tugas surveyor dari awal sampai akhir proyek gedung.

Tugas surveyor antara lain :

a. Menentukan titik-titik batas araea proyek, ini diperlukan untuk

pembuatan alur pagar proyek dan penentuan koordinat gedung.

b. Membaca gambar dengan melihat bentuk dan ukuran bangunan

untuk diaplikasikan dilapangan.

Page 17: BAB I

17

c. Menentukan elevasi kedalaman galian pondasi dan lantai

basement, kesalahan dalam penentuan elevasi ini dapat

menyebabkan pemborosan pekerjaan urugan dan galian tanah.

d. Menentukan as bangunan untuk mencari lokasi titik tiang

pancang dan pile cap.

e. Memantau kedataran cor beton pada pekerjaan lantai basement

atau plat lantai diatasnya.

f. Marking atau menentukan as kolom gedung, pada pekerjaan ini

menggunakan istilah pinjaman as 1 m untuk mengecek apakah

pembesian dan bekisting kolom sudah terletak pada posisi yang

benar.

g. Pengecekan ketegakan kolom dengan menggunakan waterpass

atau benang ukur yang diberi bandul.

h. Menghitung ketinggian elevasi cor kolom beton agar pas untuk

menaruh balok dan plat lantai, kesalahan dalam pekerjaan ini

dapat menyebabkan adanya bobok beton atau cor ulang untuk

menambah ketinggia kolom.

i. Pengecekan kedataran elevasi balok lantai agar sesuai dengan

gambar rencana.

j. Marking perletakan stek besi tulangan struktur diatasnya.

k. Marking perletakan void dan lobang lift gedung agar berada

tepat pada posisi rencana.

l. Membuat as elevasi bangunan tiap lantai, dibuat dengan cara

membuat garis pinjaman dengan ketinggian 1 m dari lantai

gedung.

m. Membuat dan Mengukur penurunan gedung setiap hari atau

seminggu sekali untuk mengetahui apakah posisi gedung yang

sudah dibangun berada pada kondisi aman.

n. Marking posisi pekerjaan arsitektur seperti pemasangan dinding

batu bata, pemasangan kepalaan keramik, penentuan posisi titik

lampu, penentuan posisi sanitair toilet dll.

Page 18: BAB I

18

m). Mandor

Mandor mempunyai tugas untuk mengontrol pelaksanaan proyek

dan mengontrol jalannya operasional di lapangan dan mengarahkan

pekerja atau tukang. Mandor juga mempunyai tanggung jawab

kepada pelaksana, adapu tugas dan wewenang mandor antara lain:

a. Bertanggung jawab kepada pimpinan proyek.

b. Mengangkat dan memberhentikan tukang sesuai dengan

penilaian dan keahlian dan kemampuan menyelesaikan tugas.

c. Mengarahkan para tukang dan kuli jika ada kesalahan dalam

pelaksanaan pembangunan.

d. Mengawasi pembangunan proyek yang dikerjakan.

e. Melaksanakan perintah sesuai dengan surat perintah dari

pimpinan proyek untuk pekerjaan yang dilaksanakan sesuai

dengan gambar RKS yang telah ditentukan.

n). Kepala Tukang

Kepala tukang memegang peranan penting dalam pelaksanaan

pekerjaan secara langsung sampai bangunan tersebut selesei. Kepala

tukang turut menentukan baik buruknya mutu bangunan dan

bertanggung jawab langsung kepada mandor serta turut mengatur

dan mengarahkan

o). Tukang

a. Menyelesaikan tugasnya dengan baik sesuai dengan

keahliannya.

b. Berusaha untuk mendapatkan hasil kerja yang sebaik mungkin.

c. Bertanggung jawab atas pekerjaannya.

p). Pekerja

a. Membantu segala keperluan yang dibutuhkan tukang.

b. Membantu menyediakan barang – barang untuk keperluan

tukang.

c. Sedia setiap saat bila dibutuhkan oleh tukang.

Page 19: BAB I

19

q). Security (Penjaga Keamanan)

Penjaga keamanan lapangan adalah orang yang diberikan tugas

untuk menjaga keamanan di daerah proyek pembangunan. Tugas

dan kewajiban penjaga keamanan lapangan yaitu:

a. Melakukan pengamanan pada wilayah proyek.

b. Bertanggung jawab atas barang milik proyek atau perusahaan.

2.1.4 Mekanisme Rekruitmen Tenaga Kerja

Rekruitmen tenaga kerja atau pengadaan kerja pada proyek ini sudah tertata

dengan baik. Untuk Project manager (PM), Site Administration Manager (SAM),

Site Operational Managar (SOM), Site Engineering Manager (SEM) adalah

pegawai tetap dari PT. Hutama Karya. Sedangkan Pola perekrutan tenaga kerja

direkrut oleh mandor itu sendiri. Dalam hal ini, mandor langsung menunjuk antara

tukang kepala dan tukang itu sendiri. Mandor pula yang menentukan kapan tukang

atau pekerja tersebut di tugaskan. tenaga kerja yang dilibatkan dalam pelaksanaan

harus memakai tenaga kerja yang sesuai dengan bidang, tingkat keahlian, dan

pengalaman yang sesuai dengan bidang pekerja.

2.1.5 Sistem Kesejahteraan dan Pengupahan Tenaga Kerja

Pada proyek ini kesejahteraan bagi tukang dan pekerja sudah diberikan oleh

pihak pelaksana, dan telah tersedia tempat tinggal sementara bagi tenaga kerja

selama berlangsungnya kegiatan proyek, namun kapasitas mes yang disediakan

tidak bisa menampung keseluruhan pekerja.

Dalam sistem pengupahan yang dipakai dalam proyek ini adalah harian.

Dimana dalam sistem upah per hari pembayaran upah pekerjanya di hitung

berdasarkan banyaknya hari kerja dan kemampuan masing-masing pekerja.

Pembayaran upah pekerja dibayarkan setiap 2 minggu sekali pada tanggal 7 dan

tanggal 22 oleh mandor. Besar perincian upah harian untuk pekerja, kepala tukang,

tukang dihitung per hari dan sistemnya pun per borongan. Jadi terdapat tenaga kerja

seperti tukang batu, kayu, besi yang merupakan tenga kerja dari suatu kelompok-

kelompok yang dikepalai oleh seorang mandor.

Page 20: BAB I

20

Tabel daftar perincian upah pekerja disajikan dalam tabel 2.1.5 berikut:

No JENIS GOLONGAN PEKERJA HARGA SATUAN (Rp.) SATUAN

UPAH

1 Mandor Rp 120.000,00 – Rp 150.000,00 Org/Hr

2 Kepala Tukang batu Rp 85.000,00 – Rp 100.000,00 Org/Hr

3 Kepala Tukang kayu Rp 85.000,00 – Rp 100.000,00 Org/Hr

4 Kepala Tukang besi Rp 85.000,00 – Rp 100.000,00 Org/Hr

5 Tukang batu Rp 75.000,00 – Rp 85.000,00 Org/Hr

6 Tukang kayu Rp 75.000,00 – Rp 85.000,00 Org/Hr

7 Tukang besi Rp 75.000,00 – Rp 85.000,00 Org/Hr

8 Pembantu Rp 60.000,00 – Rp 70.000,00 Org/Hr

Sedangkan jam kerja yang berlaku pada proyek pembangunan Stadion Bukit

Lengis ini yaitu 8 jam/hari dimulai pada pukul 08.00 – 17.00 WIB, dengan jam

istirahat pukul 12.00 – 13.00 WIB.

2.1.6 Sistem Pengendalian Proyek (Bahan/Tenaga Kerja/Peralatan)

Sistem pengendalian proyek merupakan suatu pengaturan berhubungan

dengan aktifitas pekerjaan pembangunan proyek itu sendiri. Yang berhubungan

dengan aktifitas pekerjaan pembangunan meliputi pengendalian bahan, tenaga

kerja, dan peralatan proyek.

Pengendalian proyek di lapangan mengacu pada sasaran yang telah

ditentukan yaitu dengan batasan schedule/ penjadwalan, anggaran dan Rencana

Kerja dan Syarat-syarat. Dalam pelaksanaan, kontraktor pelaksana menugaskan

pelaksana atau pengawas lapangan untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan.

Pelaksana lapangan berkoordinasi dengan seorang mandor yang akan menjadi

beberapa kelompok tukang sesuai dengan keahlian kerja masing-masing.

Untuk pengadaan peralatan kerja umumnya sebagian disediakan oleh

kontraktor pelaksana, sebagian lagi para tukang/pekerja harus membawa peralatan

yang diperlukan untuk pekerjaanya sendiri. Peralatan yang dibawa tukang/pekerja

umumnya palu, gergaji, meteran, dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut biasanya

baru dibawa ke lokasi proyek apabila gudang dan direksi keet sudah selesei dibuat

dan siap untuk digunakan. Hal ini untuk meyakinkan kontraktor pelaksana bahwa

lokasi tersebut sudah terlindungi dari hal-hal yang bisa mengganggu dari

pelaksanaan proyek tersebut.

Page 21: BAB I

21

2.1.7 Administrasi Proyek

a. Laporan Harian

Laporan harian dalam proyek dijadikan sebagai acuan dalam

pembuatan laporan mingguan dan dilanjutkan dengan laporan bulanan.

Pada laporan harian yang diutamakan adalah jumlah kemajuan setiap hari

yang artinya perolehan hasil kerja dalam sehari. Laporan harian terdiri dari

:

- Penggunaan peralatan yaitu laporan tentang penggunaan alat-alat

dalam keperluan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja.

- Tenaga kerja berisi tentang data jam kerja dari setiap pekerja yang

masuk dan hasil kerjanya.

- Mengetahui pekerjaan yang di laksanakan saat itu

- Volume yang di hasilkan oleh pekerja dalam satu harinya

- Bahan berisi tentang data jumlah dan jenis material yang datang dan

dipakai dalam satu hari, sehingga dapat diketahui jumlah bahan yang

masih tersedia di gudang untuk keperluan pekerjaan berikutnya.

b. Laporan Mingguan

Laporan mingguan adalah rekap dari laporan harian yang dijadikan

acuan pembuatan Progres Actual, dengan jumlah kemajuan fisik mingguan.

Dengan kata lain laporan mingguan digunakan sebagai pengontrol kurva S

aktual dengan kurva S rencana. Dalam laporan mingguan memuat laporan

kemajuan pekerjaan selama satu minggu, data jam kerja dari tiap-tiap

pekerjaan mulai dari manager proyek hingga bagian keamanan, dan perlatan

yang digunakan dalam satu minggu. Sehingga dapat diketahui jumlah

bahan/material yang masih tersedia digudang dan bahan/material yang akan

diperlukan untuk pelaksanaan proyek pada minggu kedepannya.

c. Laporan Bulanan

Dalam laporan bulanan dapat diketahui berapa persen pekerjaan yang

telah dilaksanakan sampai dengan akhir bulan. Laporan bulanan berisi

uraian pekerjaan, nilai/bobot tiap pekerjaan terhadap seluruh pekerjaan yang

direncanakan, dan nilai pekerjaan yang telah terselesaikan dari seluruh

pekerjaan yang ada. Sehingga bisa diketahui apakah pelaksanaan proyek

Page 22: BAB I

22

tersebut mengalami keterlambatan pekerjaan ataukah kemajuan pekerjaan,

hal ini bisa di pantau dari time schedule yang telah direncanakan. Selain

untuk memantau dan mengevaluasi sejauh mana pekerjaan yang

dilaksanakan, laporan bulanan disusun untuk persyaratan pengajuan termin.

d. Time Schedule

Time Schedule atau penjadwalan pelaksanaan pembangunan Stadion

Bukit Lengis dilakukan oleh pihak kontraktor pelaksana. Bentuk sistem

penjadwalan yang digunakan dalam pembangunan ini adalah gabungan dari

diagram balok dengan kurva S. Pada setiap pelaksanaan pekerjaan biasanya

Time Schedule dipasang pada dinding direksi/kantor lapangan. Pada setiap

pelaksanaan pekerjaan, progress atau kemajuan fisik bangunan yang telah

dilaksanakan nantinya harus dicatat dalam Time Schedule. Hal ini bertujuan

agar setiap kemajuan fisik bangunan dapat diketahui, apakah pelaksanaan

yang dilakukan lebih lambat atau lebih cepat dari waktu yang direncanakan

semula.

e. Dokumen Kontrak dan Tenaga Kerja

Dokumen kontrak merupakan suatu uraian tentang pekerjaan yang

memuat tentang keterangan-keterangan yang menjelaskan tentang petunjuk

ataupun perjanjian peraturan serta pelaksanaan dan cara-cara pembayaran

agar tidak terjadi perselisihan atau hal-hal yang tidak diinginkan antara

pihak owner dengan kontraktor yang melaksanakan pekerjaan. Maksud dari

dokumen kontrak sendiri merupakan gambaran yang sangat luas mengenai

gambaran pekerjaan yang akan dilaksanakan kontraktor dan sesuai dengan

kehendak pemilik proyek/owner. Adapun isi dari dokumen kontrak tersebut

meliputi gambar rencana/bestek, dan Rencana Kerja dan Syarat (RKS).

Gambar kerja/bestek ini merupakan gambar yang dijadikan pedoman

dan akan dilaksanakan di proyek. Secara lengkapnya gambar ini akan

menunjukan lokasi, bentuk, ukuran konstruksi, keterangan singkat tentang

bahan-bahan yang dipergunakan, skala pekerjaan dan lain sebagainya.

Gambar kerja yang terdapat pada pelaksanaan proyek ini terdiri dari gambar

denah bangunan, gambar tampak, gambar potongan, gambar rencana dan

gambar detail. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran-lampiran.

Page 23: BAB I

23

2.1.8 RAB (Rencana Anggaran Biaya)

Rencana Anggaran Biaya suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan

banyaknya biaya yang diperlukan untuk pembelian bahan/material, pengupahan

tenaga kerja, dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan suatu

bangunan atau proyek. Anggaran biaya merupakan harga dari seluruh biaya

pelaksanaan proyek yang telah dihitung cermat, tepat, teliti dan memenuhi

persyaratan. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan mengalami perbedaan

di tiap-tiap daerah. Hal ini disebabkan oleh harga bahan, upah tenaga kerja, dan

peralatan yang dipakai dalam pelaksanaan proyek.

Dalam pelaksanaan proyek pembangunan Stadion Bukit Lengis yang berada

di Pandaaan ini rencana anggaran biaya tidak mengalami perubahan. Namun dalam

biaya pelaksanaan mengalami penambahan karena dilakukan lembur dan

penambahan pekerja untuk mengatasi keterlambatan yang terjadi.

2.1.9 Pengembangan Kerjasama

Pengembangan kerjasama yang dilakukan pihak pelaksana untuk

pembangunan Stadion Bukit Lengis ini dilaksanakan dengan sistem yang hampir

sama dengan lelang tender, awalnya para vendor dari masing-masing bidang

menawarkan kepada pihak pelaksana. Kemudian pihak pelaksana memilih para

vendor tersebut melalui proses seleksi dan apabila pada proses seleksi tersebut telah

menyepakati vendor mana yang dipilih maka pihak pelaksana memberi tahu pihak

vendor yang terpilih.

Pada pembangunan Stadion Bukit Lengis ini, vendor yang dipilih untuk

bidang-bidang tertentu yaitu :

a. Pekerjaan beton : PT Varia Usaha

b. Pekerjaan rumput : PT Harapan Jaya Lestarindo

c. Pekerjaan rangka atap : PT Geasindo Teknik

d. Pekerjaan kusen : PT Trimatra Sejahtera

e. Pekerjaan besi : PT Hanil Jaya Steel

f. Pekerjaan cat : PT Argabangun Ideal

g. Pekerjaan lampu : PT Mitra Perkasa Karunia

h. Pekerjaan Plumbbing : PT MERR

i. Pekerjaan lift : PT Citas Otis Slaras

Page 24: BAB I

24

2.1.10 Evaluasi Proyek

Evaluasi proyek pada pembangunan Stadion Bukit Lengis yang berada di

Gresik ini dilaksanakan oleh Management, konsultan perencana, konsultan

pengawas, dan kontraktor pelaksana yang dilaksanakan setiap 2 minggu sekali, atau

tiap salah satu pekerjaan selesai dengan ketentuan hari yang ditentukan oleh pihak

owner. Evaluasi proyek didasarkan pada Time Schedule yang ada. Dilihat pada

laporan mingguan proyek apakah mengalami kemajuan pekerjaan atau mengalami

keterlambatan pekerjaan dalam kurun waktu satu minggu. Dari laporan mingguan

dibuat kurva S pelaksanaan, apabila kurva S pelaksanaan berada lebih rendah dari

pada kurva S rencana maka pekerjaan tersebut dianggap mengalami keterlambatan.

Evaluasi pada dasarnya merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

pekerjaan proyek. Dalam evaluasi ini memuat apakah pelaksanaan proyek

mengalami keuntungan atau kerugiaan. Dari hal tersebut dapat ditarik inti bahwa

evaluasi selain mencari solusi dalam masalah juga menjadikan pekerjaan sesuai

prosedur dan mengalami keutungan dalam pekerjaan pembangunan.

2.2 Kegiatan Khusus

Pada bab ini akan menjelaskan dari hasil praktik industri yang di laksanakan

di proyek pembangunan Stadion Bukit Lengis tentang hasil studi pelaksanaan

pekerjaan dinding parapet.

Dinding parapet semula sebutan bagi dinding rendah tembok pelindung

benteng. Parapet berasal dari kata Italia ‘parape’, artinya melindungi dan ‘pectus’,

artinya dada. Dalam arsitektur modern, parapet merupakan sebutan tembok rendah

sebagai pelindung baik dinding parapetaran di tingkat atas, serta pelindung

jembatan.

Dinding parapet yang digunakan pada pembangunan Stadion Bukit Lengis

ini menggunakan sistem beton bertulang dengan menggunakan mutu beton K-350,

beton bertulang tersebut menggunakan tulangan besi D 13 - 150 dan ∅ 10 - 150.

Adapun urutan pelaksanaannya, yaitu :

2.2.1 Pekerjaan Dinding Parapet

Dalam pekerjaan dinding parapet terdapat bermacam-macam pelaksanaan

yang sangat menentukan berjalannya pekerjaan, diantaranya : alat dan bahan yang

Page 25: BAB I

25

digunakan, dalam pelaksanaan konstruksi struktur tersebut alat dan bahan harus

tersedia agar tidak terjadi kemunduran dari faktor pekerja dan faktor-faktor penentu

lainnya dengan mengikuti peraturan yang sudah dibuat oleh pemilik proyek.

Berikut tahap-tahap pelaksanaan pekerjaaan dinding parapet yang akan dijelaskan

di bawah ini.

2.2.1.1 Pekerjaan Penulangan/Pembesian

Pada pekerjaan penulanggan dinding parapet posisi pertemuan dinding

bebas pekerjaan penulangan dilakukan di tempat, dengan demikian tenaga yang

digunakan harus tenaga yang berkompeten dalam bidangnya. Di dalam persiapan

segala kebutuhan untuk pekerjaan pembesian dinding parapet, maka perlu

diperhatikan urutan pekerjaan yang harus dilakukan agar tidak menyebabkan

kesalahan kerja. Dalam pelaksanaannya dikerjakan oleh 5 pekerja dengan tugasnya

masing-masing, 2 pekerja mengangkat dan menempatkan letak tulanggan dengan

jarak 20x25 cm dan 2 pekerja bertugas mengikat tulanggan, 1 pekerja sebagai

penggatur tempat tulanggan.

Berdasarkan SNI (2002) (a). tulangan harus bebas dari kotoran, karat dan

bahan lainnya yang mengurangi daya lekat (b). tulangan harus dipasang sedemikin

rupa, sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak terjadi pergeseran atau

pelepasan (c). perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup

beton. Untuk point (b), maka tulangan dipasang mal yang terbuat dari pipa

berukuran ¾” yang bertujuan agar tidak merubah dimensi yang sudah direncanakan

sebelumnya. Sedangkan untuk point (c), maka tulangan harus dipasang dengan

penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama denggan

mutu beton yang akan dicor. Penahan jarak dapat berbentuk balok-balok persegi

atau gelang-gelang yang harus dipasang di antara besi tulangan dengan bekisting.

Penahan-penahan tersebut harus tersebar merata. Langkah awal yang harus

dilakukan sebelum pembesian adalah marking as kolom gedung ke as parapet

dengan meletakan stek besi tulangan struktur di atasnya sebagai rangkaian

penulangan. Untuk lebih jelasnya mengenai pengerjaan penulangan dinding parapet

seperti gambar 2.2.1.1 (b).

Page 26: BAB I

26

Urutan pekerjaan yang dilakukan untuk mempersiapkan pembesian dinding

parapet, antara lain :

1. Menyediakan alat–alat yang digunakan untuk pekerjaan penulanggan

dinding parapet, yaitu :

a. Meteran, untuk mengukur jarak atar tulangan dan pajang tulangan

b. Pleser, untuk membengkokan tulangan

c. Kapur, untuk menandai jarak tulangan

d. Catut, untuk memotong dan mengikat kawat bendrat

2. Menyediakan bahan untuk penulangan dinding parapet, antara lain :

a. Besi, ukuran D 13 - 150 dan ∅ 10 - 150

b. Kawat bedrat

c. Pipa ¾”

d. Beton deacking

3. Pekerjaan penguncian dilakukan untuk menyatukan tulangan agar tidak

terjadi pergeseran tulangan saat pengecoran di kerjakan menggunakan

kawat bendrat.

4. Setelah pembesian tulangan selesai pasang mal sesuai ukuran dimensi

dinding yang telah ditentukan dengan cara membendrat mal pada besi

tulangan.

5. Pada jarak ± 100 cm di beri beton deacking disamping rangkaian tulangan

yang berguna untuk memberi jarak antara tulangan dengan bekisting

sehingga menjadi ukuran ketebalan selimut beton.

Page 27: BAB I

27

Gambar 2.2.1.1 (a) Beton Deacking

Gambar 2.2.1.1 (b) Pemasangan Penulangan/Pembesian Dinding Parapet

2.2.1.2 Pekerjaan Bekisting Dinding Parapet

Dalam pekerjaan dinding parapet perancah yang digunakan dengan sistem

clambing, tetapi karena keterbatasan waktu dan peralatan yang tidak tersedia, maka

Page 28: BAB I

28

menggunakan alternatif lain dengan cara membuat sepatuan (dudukan) bekisting

arah dalam dan menggunakan perkuatan weller steel (pipa besi 3-6 m arah

horisontal) pada bekisting dengan pengunci tie rod dan wingnout dikedua sisi

bekisting.

Dalam pekerjaan bekisting diperlukan tenaga yang kompeten dalam

bidangnya. Untuk pengerjaan bekisting dinding parapet dilakukan 4-5 orang.

Pekerjaan bekisting perlu diperhatikan urutan pekerjaannya, mulai dari persiapan

alat sampai pemasanggan agar tidak menyebabkan kesalahan kerja.

Urutan pekerjaan yang dilakukan untuk mempersiapkan pekerjaan bekisting

dinding parapet, antara lain :

1. Menyediakan alat–alat yang digunakan untuk pekerjaan bekisting dinding

parapet, yaitu :

a. TC (Tower Crane)

b. Palu

c. Weller (pipa 3-6 m arah horisontal), sebagai sabuk bekisting

d. Sapot, sebagai perkuatan bekisting arah vertikal

e. Tie Rod, berbentuk besi dengan dimensi 500 mm-2500 mm sebagai alat

bantu pengikat bekisting

f. Wingnout, untuk murnya tie rod

g. Pipa, berfungsi sebagai pelindung tie rod agar mudah dilepas setelah

proses pengecoran

h. Gergaji kayu

i. Meteran

j. Unting-unting

k. Pensil

2. Menyediakan bahan untuk penulangan dinding parapet, antara lain :

a. Fenolite 12 mm

b. Balok 5/7

c. Paku

d. Kawat putih

e. Kawat bendrat

Page 29: BAB I

29

3. Setelah alat dan bahan tersedia, maka langkah-langkah yang harus

dilakukan dalam pekerjaan bekisting adalah :

a. Fabrikasi bekisting (pemotongan dan pembentukan bekisting) sesuai

dengan dimensi yang telah ditentukan.

b. Lakukan setting bekisting (kelurusan, perkuatan, kerapian, dan

kerapatan) arah dinding bebas menggunakan TC (Tower Crane), lalu

beri perkuatan dengan menggunakan aksesoris perkuatan bekisting (tie

rod+wingnout+pipa, kawat putih, bendrat, dan sabuk bekisting/weller)

pada rangkaian tulangan sebagai penyangga bekisting.

Gambar 2.2.1.2 (a) Pemasangan Aksesoris Bekisting Dinding Parapet

c. Setelah pemasangan bekisting arah dinding bebas selesai, maka lakukan

setting bekisting pada dinding arah dalam tribun dengan cara yang sama

seperti point (b), aksesoris perkuatan bekisting yang sebelumnya

dikaitkan pada rangkaian tulangan, dipindahkan ke bekisting dinding

arah dalam tribun dengan tambahan sapot untuk menjaga bekisting tidak

mengalami penggelembungan saat pengecoran.

Page 30: BAB I

30

d. Setelah semua bagian dirasa sudah kuat, maka yang harus dilakukan

selanjutnya adalah pemasangan list top level / stop cor di tempat yang

sudah di tentukan.

Dalam pemasangan bekisting harus rapat antara penolite satu dengan yang

lain agar pada saat pengecoran tidak terjadi kebocoran. Begisting ini harus bisa

dipakai lebih dari 1 kali. Untuk lebih jelasnya mengenai pengerjaan pemasangan

bekisting seperti gambar 2.2.1.2 (b).

Gambar 2.2.1.2 (b) Pemasangan Bekisting Dinding Parapet

2.2.1.3 Pekerjaan Pengecoran

Pada pekerjaan pengecoran dinding parapet, proyek menggunakan beton

Ready Mix, yaitu beton siap cor yang dipesan dari sub kontraktor yang telah dipilih

dan disetujui.

Sebelum beton dipakai untuk pengecoran, beton harus melalui uji kuat tekan

beton dan test slump. Uji kuat tekan beton sangat di perlukan untuk mengetahui

kekuatan tekan beton sesuai atau tidak dengan mutu yang diharapkan yaitu K350.

Pengambilan sampel untuk uji kuat tekan beton ini adalah 2 buah per 5 m3 dengan

pengujian 1 buah untuk 7 hari dan 1 buah untuk 28 hari. Bila dalam hari pengujian

Page 31: BAB I

31

yang telah ditentukan, beton memenuhi syarat kuat tekan (PBI.1971), maka beton

siap digunakan untuk menahan beban kontruksi. Bila beton tidak memenuhi syarat,

maka dinding parapet tersebut harus dibongkar dan dibuat dinding parapet yang

baru. Untuk test slump sendiri dilakukan bersamaan dengan uji kuat tekan, terdapat

1 petugas yang bertanggung jawab dengan pengujian tersebut. Pengambilan sampel

beton dimasukkan kedalam kerucut uji dan kemudian diangkat dan dan dicatat

penurunannya. Untuk beton dengan kualitas K-350 penurunan yang diijinkan

adalah antara 7,5-15 cm (PBI.1971). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar

2.2.1.3 (a).

Gambar 2.2.1.3 (a) Uji Kuat Tekan Beton

Metode ini dimaksudkan pegangan dalam pengujian ini untuk menentukan

kuat tekan beton dengan benda uji berbentuk silinder yang dibuat dan

dimatangkan (curring) di laboratorium. Pengujian ini dilakukan terhadap beton

segar yang mewakili campuran beton, bentuk benda ujinya berbentuk silinder.

Kuat tekan beton merupakan beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji

beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin

tekan.

Page 32: BAB I

32

Sebelum dilakukan pengecoran bekisting dibersikan dari sisa – sisa kotoran

seperti kawat bendrat, dan sisa kayu potongan. Pada saat pelaksanaan pengecoran

bahan yang digunakan adalah ready mix concrete dengan mutu beton K-350 yang

telah di pesan.

Sebelum proses pengecoran dilakukan, maka perlu dilakukan hal – hal

sebagai berikut :

1. Pemeriksaan penulangan meliputi :

a. Pemeriksaan jumlah dan ukuran tulangan utama.

b. Pemeriksaan jumlah besi sengkang, jarak besi sengkang, dan posisi

sengkang.

c. Pemeriksaan panjang overlapping.

d. Pemeriksaan kekuatan ikatan tulangan.

e. Pemeriksaan deacking (tebal selimut beton)

Gambar 2.2.1.3 (b) Pemeriksaan Penulangan Dinding Parapet

2. Pemeriksaan bekisting meliputi :

a. Ukuran bekisting ( lebar dan tinggi ).

Page 33: BAB I

33

b. Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting.

c. Pemeriksaan sambungan pada bekisting.

d. Pemeriksaan kekuatan dan kualitas material bekisting.

Gambar 2.2.1.3 (c) Pemeriksaan Bekisting Dinding Parapet

3. Penyiapan alat untuk pengecoran

Sebelum pengecoran dilakukan, semua alat harus disiapkan terlebih dahulu

agar proses pengecoran berjalan dengan lancar dan kualitas beton juga baik.

Alat yang perlu disiapkan, antara lain :

a. TC (Tower Crane), sebagai alat bantu angkut pada proses pengecoran.

b. Vibrator, digunakan untuk memadatkan beton.

c. Concrete bucket+pipa tremie, digunakan untuk mengalirkan adonan ke

bekisting.

d. Sekop, sebagai alat perata.

e. Ruskam, digunakan untuk merapikan permukaan beton.

Page 34: BAB I

34

Gambar 2.2.1.3 (d) Persiapan Proses Pengecoran Dinding Parapet

Setelah semua pemeriksaan dilakukan serta semua alat yang dibutuhkan

sudah siap, maka bekisting dapat dibersikan dengan menggunakan air compresor

untuk menghilangkan kotoran yang ada di bekisting, kemudian pelaksanaan

pengecoran dinding parapet dapat dilakukan.

Untuk pengecoran dinding parapet dilakukan oleh 4 orang, 1 orang bertugas

meratakan adonan beton, 2 orang bertugas memegangi serta mengarahkan talang

agar adonan tidak menumpuk pada satu tempat saja, dan 1 orang lagi bertugas untuk

memadatkan beton menggunakan vibrator. Pada saat adonan beton dituang ke

bekisting, adonan diratakan menggunakan sekop agar adonan dapat memenuhi

seluruh bekesting. Sementara itu proses pemadatan beton harus tetap terjadi agar

beton yang dihasilkan tidak mengalami pengeroposan atau berlubang-lubang,

pemadatan ini dilakukan sampai air semen muncul ke permukaan. Setelah semua

tahapan selesai, selanjutnya yaitu melakukan proses perapian pada permukaan

Page 35: BAB I

35

beton menggunakan ruskam agar permukaan beton menjadi rata. Untuk lebih

jelasnya mengenai pengerjaan pengecoran seperti gambar 2.2.1.3 (e).

Gambar 2.2.1.3 (e) Pengecoran Dinding Parapet

2.2.1.4 Perawatan Beton

Perawatan beton di lapangan dilakukan dengan menyiram air ke permukan

beton setelah beton mulai kering. Agar tidak cepat kehilangan kelembaban. Untuk

menghindari terjadi kehilangan air dan dapat mengakibatkan terjadinya penurunan

perkembangan kekuatan beton, terutama kuat tekan.

Beton mengeras bukan dikarenakan dehidrasi. Karena air dalam beton

sangat berperan dalam reaksi kimia selama pengerasan beton. Jika beton dibiarkan

terkena cuaca atau panas matahari maka akan terjadi dehidrasi beton.

2.2.1.5 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting

Pada dasarnya, pembongkaran bekisting pada dinding parapet harus

dilakukan secara hati-hati dan benar. Serta harus sesuai dengan perhitungan usia

Page 36: BAB I

36

beton. Untuk lebih jelasnya mengenai pembongkaran bekisting dinding parapet

seperti gambar 2.2.1.5.

Berikut urutan dari pekerjaan pembongkaran bekisting dinding parapet,

yaitu:

1. Melepas pengikat atau penguat (aksesoris bekisting) baik yang berupa

paku atau kawat dan sebagainya.

2. Melepas bekisting pada sisi samping dengan menggunakan linggis.

3. Melepaskan kayu-kayu penompang.

4. Mengangkut kayu-kayu pembongkaran bekisting yang telah dibongkar ke

tempat yang sudah ditentukan.

Setelah pembongkaran semua bekisting selesai, maka masih dilakukan

pemeliharaan terhadap hasil pengecoran (curring beton) yaitu dengan

menyemprotkan air pada seluruh bagian permukaan beton dan dilakukan

penambahan pada sisi beton yang mengalami keropos atau rusak. Masa perawatan

sampai beton berumur 28 hari.

Gambar 2.2.1.5 Pembongkaran Bekisting Dinding Parapet

Page 37: BAB I

37

2.3 Pembahasan

Pada bab ini akan menjelaskan tentang hasil studi pelaksanaan pekerjaan

dinding parapet di lapangan dengan berlandaskan kajian pustaka dan bestek.

Sehingga menghasilkan kesesuaian maupun ketidaksesuaian antara teori dan

kenyataan di lapangan. Pembahasan ini meliputi beberapa hal diantaranya :

2.3.1 Pekerjaan Dinding Parapet

Terdapat bermacam-macam metode pelaksanaan yang digunakan, dalam

pelaksanaan konstruksi harus mengikuti peraturan-peraturan maupun pedoman-

pedoman sehingga diharapkan konstruksi yang dihasilkan sesuai dengan yang

direncanakan.

2.3.1.1 Alat dan Bahan

Tabel 2.3.1.1 Perbandingan Teori dan Temuan Lapangan Alat dan Bahan

Pekerjaan Persiapan Pembuatan Dinding Parapet

No. Teori Temuan Lapangan Keterangan

1. Syarat besi yang

digunakan : (a) bersih

dari karat; (b) lurus; (c)

memisahkan jenis besi

saat penyimpanan,

menurut (P.B.I 1971)

(a) besi berkerat tidak

dipisahkan dan tetap

digunakan; (b) besi

diluruskan sebelum diukur

dan digunakan untuk

tulangan; (c) besi tidak

disimpan dengan baik dan

dipisahkan menurut

ukuran diameternya.

Tidak sesuai

2. Hal yang perlu

diperhatikan : (a)

kebutuhan dan jenis

tulangan; (b) sesuai

anggaran; (c) penggunaan

tulangan harus efisien.

(SNI-15-1991-03)

(a) kebutuhan tulangan

sudah diperhitungkan

sedemikian rupa; (b)

pemilihan tulangan telah

disesuaikan dengan

anggaran; (c) penggunaan

Sesuai

Page 38: BAB I

38

ekstra dari potongan

tulangan pokok plat

Penyediaan alat dan bahan dalam proyek ini sudah cukup memadai, hal ini

dapat dilihat dari pekerjaan yang lancar dan terus berjalan kontinyu tanpa

mengalami hambatan teknik yang berkaitan dengan alat dan bahan.

Bahan yang dikerjakan telah dipesan terlebih dahulu dihari sebelumnya

akan tetapi terkadang bahan yang dipesan mengalami keterlambatan dikarenakan

kemacetan atau masalah teknis lain.

2.3.1.2 Pekerjaan Pengkonstruksian Dinding Parapet

Tabel 2.3.1.2 Perbandingan Teori dan Temuan Lapangan Pekerjaan

Pengkonstruksian Dinding Parapet

No. Teori Temuan Lapangan Keterangan

1. Fungsi bekisting (a)

membentuk konstruksi

beton; (b) mampu

menyerap beban saat

pengecoran; (c) dipasang

dan dilepas dengan mudah

(Ir.Gideion, 1993)

(a) bekisting dapat

membentuk konstruksi

beton dengan baik, bahkan

bentuk konstruksi rumit

dari bangunan; (b) tidak

terjadi kegagalan

konstruksi bekisting; (c)

pemasangan dan pelepasan

dilakukan dengan mudah

dan cepat.

Sesuai

2. Digunakan besi beton D

13-150 dan 10-150

Rencana dan syarat-syarat

(RKS)

Tulangan yang digunakan

sesuai dengan yang di

tentukan

Sesuai

Page 39: BAB I

39

3. (a) Tulangan harus bebas

dari kotoran, karat, dan

bahan lain yang

mengurangi daya lekat. (b)

Tulangan harus dipasang

sedemikian rupa hingga

sebelum dan selama

pengecoran tidak berubah

tempatnya (c) Perhatian

khusus perlu dicurahkan

terhadap ketepatan tebal

penutup beton. Untuk itu

tulangan harus dipasang

dengan penahan jarak

yang terbuat dari beton

dengan mutu paling

sedikit sama dengan mutu

beton yang akan dicor.

Penahan – penahan jarak

dapat berbentuk blok –

blok persegi atau gelang –

gelang yang harus

dipasang sebanyak

minimum 4 buah setiap m2

cetakan atau lantai kerja.

Penahan – penahan ini

harus tersebar merata.

(P.B.I 1971)

Tulangan dibersikan

dengan di seprot terlebih

dahulu.

Tulangan di rangkai dan

diikat dengan kuat.

Tulangan diberi beton tahu

atau beton deck dengan

ketebalan yang telah

ditentukan.

Sesuai

Pekerjaan pengkonstruksian dinding parapet terdiri dari dua tahap yaitu

pekerjaan pengukuran dan pekerjaan pemasangan tulangan dinding parapet.

Pekerjaan pengukuran diberikan kepada surveyor oleh pelaksana untuk

Page 40: BAB I

40

menentukan tinggi dinding terhadap lantai dibawahnya, pekerjaan ini dilakukan

dengan menggunakan theodolit / waterpass dan panduan gambar yang telah ada

agar tepat seperti pada perencanaan.

2.3.1.3 Pekerjaan Pengecoran

Tabel 2.3.1.3 Perbandingan Teori dan Temuan Lapangan Pekerjaan Pengecoran

Dinding Parapet.

No. Teori Temuan Lapangan Keterangan

1. Adukan beton harus

memenuhi mutu

karakteristik beton sesuai

dengan K350

Rencana Kerja Syarat (RKS)

Adukan sudah memenuhi

syarat yaitu K350 yang

dipesan langsung di PT

Varia Usaha

Sesuai

2. Syarat slumb test: slumb

yang digunakan dalam

perkerjaan ini adalah 7,5 –

15 cm, sesuai yang

ditetapkan oleh konsultan

pengawas. SNI 03- 3976 -

1985

Uji slumb tes dilakukan

dan memenuhi syarat yang

ditetapkan oleh konsultan

yaitu dengan kedalaman

12 cm

Sesuai

3. Syarat Trial Mix design :

kontraktor harus

menyediakan dan

mengambil sedikitnya 4

(empat) silinder

Percobaan dari setiap 5 m3

adukan yang akan diperiksa

untuk pengujian

Umum beton 7 hari (2 buah)

dan 28 hari (dua buah)

Dalam pekerjaan

pengecoran pelaksana

mengambil 4 (empat)

silinder benda uji dari

setiap 5 m3

Sesuai

4. Syarat adukan beton (a) kuat

desak dicapai dalam 28 hari

Dalam waktu ± 28 hari

bekisting plat lantai sudah

Sesuai

Page 41: BAB I

41

/ ketentuan yang berlaku; (b)

adukan mudah dikerjakan,

kohesif, dan segregasi

minimal; (c) durbilitas

sesuai persyaratan (d)

penyelesaiaan akhir yang

baik (P.B.I 1971)

dapat dilepas; (b) adukan

kohesif, mudah

dikerjakan, dan teksturnya

bagus tidak terjadi segresi;

(c) durabilitas

diperkirakan sesuai denga

persyaratan; (d)

penyelesaiaan akhir

dilakukan dengan baik

5. Sarat pengecoran : (a)

tempat adukan dekat dengan

pengecoran (b) kontinyu

sampai selesai; (c)

pemadatan dengan Vibrator

(P.B.I 1971)

(a) beton dari ready mix

disalurkan dengan

concrete pump + klem

selang langsung ke media

(dinding parapet) yang

akan dicor (b) pekerjaan

dikerjakan sampai selesai

satu bidang; (c) digunakan

vibrator untuk pemadatan.

Sesuai

5. Selama pekerjaan

pengecoran Kontraktor harus

melaksanakan hal-hal

sebagai berikut :

a. Pengujian kekuatan

setiap kali penuangan

campuran beton dari

beton molen. Angka

kekentalan yang

diperoleh harus sesuai

dengan yang

disayaratkan didalam

SKSNI 03 2001. Serta

harus sesuai dengan

Uji slumb tes dilakukan

dan memenuhi syarat yang

ditetapkan oleh konsultan.

Pemadatan beton

menggunakan vibrator

tegak lurus, namun

menyentuh tulangan dan

bekisting.

Tidak sesuai

Page 42: BAB I

42

rekomendasi dari

laboratorium yang

telah ditunjuk.

Pembuatan benda uji,

kubus beton atau

silinder beton dan

rasio sesuai yang

diataur di dalam

SKSNI 03 2001, maka

rasio benda uji akan

ditetapkan oleh

Direksi/Konsultan

Pengawas. Setelah

pencapain umur yang

cukup. benda-benda

uji ini harus ditestkan

ke laboratorium

dengan biaya

Kontraktor. Bila hasil

laboratorium ternyata

mutu beton yang telah

dilaksanakan tidak

memenuhi syarat

maka dilakukan test-

test selanjutnya di

lapangan sesuai

prosedur yang telah

diatur didalam SKSNI

03 2011. Bila test-test

dilapangan ini masih

mendapatkan hasil

mutu beton dibawah

Page 43: BAB I

43

K225 maka kontraktor

berkewajiban

membongkar pekerjan

ini dan melaksanakan

kembali tanpa

mendapatkan ganti

rugi apapun.

b. Pemadatan beton

dengan menggunakan

vibrator.

Pelaksanaanya harus

dilakukan secara

semestinya yakni

pencelupan vibrator

harus diusahakan

tegak lurus, secara

perlahan-lahan,

demikian juga

penarikan vibrator.

Selama pengecoran,

vibrator tidak boleh

disentuhkan tulangan

dan bekisting.

Kontraktor pelaksana

harus menyediakan

sedikitnya 1 (satu)

buah vibrator

cadangan selama

pekerjaan selama

pekerjaan pengecoran

berlangsung.

Page 44: BAB I

44

Uji kuat tekan beton sangat di perlukan untuk mengetahui kekuatan tekan

beton sesuai atau tidak dengan mutu yang diharapkan yaitu K350 dan bila pada

pengambilan sampel uji beton haya 1 buah per 5 m3 sedangkan ketentuan adalah 4

buah per 5 m3 dengan pengujian 2 buah pada 7 hari dan 2 buah pada 28 hari maka

sampel uji kuat beton ini tidak akan mencukupi untuk dilakukan uji tekan. Namun

pelaksana hanya melakukan uji tekan 1 kali dimana beton berumur 28 hari saja. Hal

ini mengakibatkan kualitas beton tidak akan sama dengan yang ditentukan di RKS.

Pada pekerjaan pengecoran beton dinding parapet di proyek menggunakan

beton Ready mix, yaitu beton siap cor yang dipesan sari sub kontraktor yang telah

disetujui. Dalam proses pengecoran sering terjadi kendala keterlambatan truk ready

mix yang menyebabkan mundurnya jadwal yang telah ditetapkan dalam time

schedule. Untuk mengatasi keterlambatan, para pekerja dialihkan ke pekerjaan yang

lain agar tidak terjadi terbengkalainya suatu pekerjaan lainnya. Namun untuk aspek

persiapan tenaga kerja dan pralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan pengecoran

sudah cukup memadai.

2.3.1.4 Perawatan Beton

Tabel 2.3.1.4 perbandingan teori dan temuan lapangan pekerjaan perawatan plat

lantai

No. Teori Temuan lapangan Keterangan

1. Cara perawatan dapat

dilakukan: (a) menutup

dengan karung basah, (b)

tidak menumpuk bahan,

(c) penggunaan uap

tekanan tinggi untuk

proses pengeringan beton

(P.B.I 1971)

Perawatan beton sudah

mendapatkan

perhatian.karena beton

selalu dijaga

kelembabannya supaya

bisa padat dengan

sempurna

Sesuai

Page 45: BAB I

45

Beton mengeras bukan dikarenakan dehidrasi. Karena air dalam beton

sangat berperan dalam reaksi kimia selama pengerasan beton. Jika beton dibiarkan

terkena cuaca atau panas matahari maka akan terjadi dehidrasi beton.

Perawatan beton bertulang untuk dinding perapet pada proyek ini kurang

mendapat perhatian. Karena faktor kurangnya bahan perawatan di lokasi proyek.

Page 46: BAB I

46

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kegiatan praktik industri yang dilaksanakan selama ± 2 (dua) bulan.

berdasarkan hasil pengamatan proses pelaksanaan secara langsung dalam

pembangunan Proyek Stadion Bukit Lengis Kab. Gresik, yang dilakukan selama

dua bulan maka ada beberapa kegiatan yang dapat disimpulkan :

3.1.1 Pelaksanaan di lapangan

1. Pada proyek Stadion Bukit Lengis yang terletak di daerah Gresik ini

memiliki struktur organisasi di dalam suatu proyek yang cukup baik,

pelaksanaan tugas dari masing-masing bagian secara umum dapat berjalan

dengan baik.

2. Pekerjaan Penulangan

Pada proyek pembangunan Stadion Bukit Lengis ini dalam pelaksanaan

pekerjaan penulangan cukup baik. Para pekerja membuat tulangan sesuai

gambar kerja dan dalam pembuatan tulangan dinding parapet para pekerja

merangkai tulangan dengan besi yang tidak berkarat.

3. Pekerjaan Bekisting

Dalam pelaksanaan pekerjaaan bekisting yang digunakan di proyek ini

sudah sesuai dengan yang direncanakan yaitu memakai fenolite 12 mm dan

balok 5/7 menggunakan kayu yang kuat agar tidak terjadi kebocoran pada

bekisting saat dilakukan pengecoran. Dalam proses pembikistingan dinding

parapet diperlukan aksesoris penyangga bekisting diantaranya tie rod +

wingnout + pipa, kawat putih, bendrat, dan sabuk bekisting/weller.

4. Pekerjaan Pengecoran

Sebelum adukan beton dituangkan ke bekisting, dilakukan pengujian slump

dan pembuatan sampel pengujian kuat tekan beton berbentuk silinder.

Setelah benda uji sudah berumur 28 hari maka dibawa ke lab untuk uji kuat

tekan. Pengujian slump dan pengujian kuat tekan beton pada proyek ini

sudah sesuai dengan aturan yang ditentukan.

Page 47: BAB I

47

3.2 Saran

Berdasarkan praktik industri dilapangan maka ada beberapa hal yang dapat

dijadikan masukan antara lain :

1. Saran untuk pelaksanaan proyek:

a. Pengawasan terhadap semua pekerjaan di lapangan harus benar-

benar dilakukan hal ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas

pekerjaan, seperti penyimpanan atau penggunaan material dan bahan

sehingga material dan bahan yang ada dapat dimanfaatkan lebih

efisien.

b. Kontraktor pelaksana hendaknya memperhatikan K3 demi

keselamatan para pekerja dan menyediakan perlengkapan K3

semaksimal mungkin.

c. Dalam hal mendatangkan material dan penempatannya harus

diperhitungkan dengan cermat dan teliti sesuai dengan kebutuhan

yang ada dan apabila perhitungan kurang teliti maka akan

menghambat pekerjaan di lapangan.

d. Dalam pelaksanaan harus lebih meningkatkan kualitas pekerjaan dan

selalu disesuaikan dengan spesifikasi yang sudah ditentukan.

2. Saran untuk Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang:

a. Untuk petunjuk pelaksanaan praktik industri mohon untuk lebih

disosialisasikan, sehingga mahasiswa tidak bingung dalam

melaksanakan praktik industri.

b. Dalam pembimbingan sebaiknya antara dosen pembimbing dan

mahasiswa bimbingan praktik industri membuat kesepakatan waktu

dalam hal konsultasi laporan. Sehingga proses konsultasi dapat

berjalan lancar.

3. Saran untuk mahasiswa :

a. Mahasiswa sebaiknya lebih mempersiapkan diri sebelum menempuh

kuliah praktik industri.

Page 48: BAB I

48

b. Dalam melakukan praktik ditempat praktik industri sebaiknya

mahasiswa lebih aktif dalam menanyakan proses pelaksanaan

pekerjaan dan data – data yang diperlukan dalam penyususan laporan

praktik industri.

c. Dapat memanfaatkan praktik industri dengan sebaik-baiknya sebagai

bekal nanti, serta memperoleh wawasan dalam bidang teknik sipil serta

dapat mengaplikasikannya di lapangan.

d. Mahasiswa agar jangan menunda – nunda untuk mengikuti PI dan

pembuatan laporan praktik industri tepat pada waktunya.

e. Dalam melakukan bimbingan sebaiknya mahasiswa lebih sering

menemui dosen pembimbing sesuai dengan kesepakatan jadwal

konsultasi untuk menyusun dan menyelesaikan praktik industri.