bab i
DESCRIPTION
haiiiiiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Inspektorat, Badan Perencana Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis
Daerah Provinsi Lampung, yang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai mediator, fasilitator, dan komunikator dalam rangka meningkatakan kualitas
politik masyarakat untuk membangun Provinsi Lampung dengan suasana
keterbukaan, Demokratisasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara serta mampu menganitisipasi setiap konflik sosial / permasalahan yang
timbul dimasyarakat.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Provinsi Lampung dituntut peran aktif
yang mampu mengembangkan sistem politik nasional yang demokratis yang
ditopang dengan kemandirian infrastruktur dan suprastruktur politik, mendorong
penguatan dan independensi Orkemas dan LSM, memantapkan kesadaran dan
wawasan kebangsaan dan proses pembauran bangsa serta mendeteksi, mencegah,
mengantisipasi dan mengatasi berbagai konflik sosial politik dalam masyarakat serta
mengajak seluruh elemen masyarakat guna menciptakan kondisi sosial politik yang
dinamis dan sejuk. dalam rangka memantapkan terwujudnya tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
DPPA-SKPD adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan
perubahan anggaran oleh Kepala SKPD sebagai Pengguna Anggaran.
Pada umumnya APBD suatu daerah didominasi oleh sumbangan pemerintahan pusat
dan sumbangan lain-lain, yang diatur dengan peraturan perundang-undangan, yaitu
75% dari total penerimaan daerah.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur
2.1.1 Pengertian sistem
Pengertian sistem menurut Mulyadi (2001:5) adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat
menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Pengertian
yang lain dari sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan yang disusun sesuai dengan skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan
suatu keguatan atau fungsu utama dari perusahaan (Baridwan,1998).
Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Jadi sistem terdiri dari unsur-unsur yang berbeda, unsur tersebut merupakan
bagian terpadu dari sistem yang bersanngkutan tetapi dapat berkerja sama untuk
mencapai tujuan.
2.1.2 Pengertian Prosedur
Pengertian prosedur menurut Mulyadi (2001:5) yaitu suatu urutan kegiatan klerikal,
biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat
untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara
berulang-ulang.
W. Gerald Cole dan Zaki Baridwan (1998:3) prosedur adalah suatu urutan pekerjaan
kerani, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk
menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang
sering terjadi.
2.2 Pengertian Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi adaalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan
sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuanngan yang dibutuhkan oleh
manajemenguna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi,2001:3).
Sistem akuntansi merupakan bagian dari sistem informasi yang ada dalam perusahaan,
informasi-informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi merupakan masukan yang
berguna dan menjadi dasar dalam mengambil keputusan dan kebijaksanaan bagi
pimpinan.
Menurut Warren, Reeve, Fees (2006:21):
Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklarifikasikan,
dan melaporkan informasi operasi dan keuangan sebuah perusahaan.
Dari uraian diatas dapat dikatan bahwa sistem akuntansi pada dasarnya adalah formulir-
formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat yang digunakan dalam mengelola
data dengan tujuan menghasilkan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen
guna memudahkan pengelolaan perusahaan, dan bagi pihak-pihak lain yang
berkepentingan untuk menilai hasil operasi pengelolaan perusahaan.
2.3 Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
Pada dasarnya Dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) dibuat oleh masing-masing SKPD
yang merupakan dokumen untuk melaksanakan Rencana Kerja anggaran (RKA) SKPD
yang sudah dibuat sebelumnya. Pembuatan RKA dan DPA yang disesuaikan dengan
struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Menurut Permendagri pengertian Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) adalah
sebagai berikut:
“Dokumen Pelaksanaan Anggaran adalah dokumen yang membuat
pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar
pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran”. (2006:8)
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA) merupakan tahapan kegiatan yang di buat oleh masing-masing pelaksana
anggaran yang sangat penting dalam rangka penyelengaraan kegiatan, maka dengan
disusunnya dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) berarti bahwa program dan rencana
operasional tahunan yang dianggarkan akan mulai di laksanakan dengan baik dan benar
sesuai aturan.
2.4 Anggaran
2.4.1 Pengertian Anggaran
Dalam berkembangnya usaha saat ini, yaitu dengan bertambahnya kompleksnya
tantangan yang harus dihadapi dengan besarnya resiko yang ditanggung oleh pengusaha
pada usahanya, mendorong dikembangkannya sistem anggaran sebagai salah satu alat
perencanaan manajemen. Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana
keuangan anggaran dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari perusahaan, untk itu
anggaran harus disusun secara cermat dengan perhitungan dan estimasi yang baik dan
melibatkan setiap departemen yang terkait. Untuk mendapatkan pengertian yang lebih
jelas mngenai anggaran, penulis mengutif beberapa pendapat tentang definisi anggaran
secara umum.
Pengertian anggaran menurut Mulyadi adalah sebagai berikut:
“Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun”. (2001:488)
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian anggaran adalah suatu
rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan yang saling
berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain dalam jangka waktu satu tahun.
Sedangkan pengertian anggaran menurut M. Munandar yaitu:
“Bussines budget atau budget (anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatu) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang”.
(2000:9)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran adalah suatu rencana
kuantitatif tertulis mengenai kegiatan organisasi yang disusun secara sistematis dan
umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang mencerminkan sasaran organisasi serta tujuan operasi yang dirumuskan oleh
pimpinan dan seluruh karyawan secara sama-sama.dan
2.4.2 Karakteristik Anggaran
Anggaran harus di susun dan di hitung dengan cermat agar operasional perusahaan dapat
berjalan dengan efektif. Untuk mewujudkan hal tersebut anggaran harus memiliki
karakteristik tertentu.
Menurut Mulyadi karakteristik anggaran adalah sebagai berikut:
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun 3. Anggaran berisi komitmem atau kesanggupan manajemen,
yaitu manajer setuju menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran
4. Usulan anggaran di nilai dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran
5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu
6. Secara berkala, kinerja keuangan sesudah di bandingkan dengan anggaran dan selisihnya di analisis dan dijelaskan.
(2001:490)
Dari hasil uraian diatas dapat di simpulkan bahwa anggaran harus berupa satuan
keuangan mencakup jangka waktu satu tahun, berisi komitmen, di setujui oleh pihak
berwenang, dapat berupa dalam kondisi tertentu dan harus berupa hasil aktual.
2.4.3 Klasifikasi Anggaran
Anggaran perusahaan berfungsi sebagai alat bantu manajemen dalam pengambilan
keputusan setiap kegiatan yang dilaksanakan suatu perusahaan, sehingga dalam hal ini
anggaran perusahaan akan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas.
Seluruh kegiatan yang ada di perusahaan akan terkait dengan anggaran perusahaan.
Oleh karena itu, anggaran perusahaan akan terdiri dari berbagai macam anggaran
perusahaan akan terdiri dari berbagai macam anggaran lainnya baik dari segi isi, bentuk
maupun fungsinya. Sehubungan dengan hal di atas, maka perlu di ketahui jenis anggaran
apa saja yang umumnya ada dalam suatu organisasi.
Menurut M. Nafarin anggaran dapat di klasifikasikan dalam beberapa sudut pandang,
adalah sebagai berikut:
1. Menurut dasar penyusunan2. Menurut cara penyusunan3. Menurut jangka waktunya4. Menurut bidangnya5. Menurutnya kemampuan menyusun6. Menurut fungsinya
(2004:17-18)
Adapun penjelasan dari klasifikasi anggaran diatas adalah sebagai berikut:
1. Menurut dasar penyusunannya, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran Variabel, yaitu anggaran yang di susun berdasarkan interval
kapasitas tertentu dan pada intinya merupakan suatu anggaran yang dapat di
sesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.
b. Anggaran tetap, yaitu anggaran yang di susun bersadarkan suatu tingkat
kapasitas tertentu disebut juga anggaran statis.
2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu,
umumnya periode satu tahun yang di susun setiap akhir periode anggaran
b. Angaran continue adalah anggaran yang dibuat untuk memperbaiki anggaran
yang telah dibuat
3. Menurut jangka waktu anggaran terdiri dari:
a. Anggaran jangka waktu pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat
dengan jangka waktu paling lama satu tahun
b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang dibuat
untuk jangka waktu lebih dari satu tahun
4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran Operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan
laba rugi, anggaran opersional antara lain terdiri dari:
a) Anggaran perjualan
b) Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku,
anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik
c) Anggaran beban usaha
d) Anggaran Laporan L/R
b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca.
Anggaran keuangan antara lain terdiri dari:
a) Anggaran kas
b) Anggaran piutang
c) Anggaran persediaan
d) Anggaran utang
e) Anggaran neraca
5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran komprehnsif merupakan rangkaian dari berbagai macam
anggaran yang disusun ssecara lengkap
b. Anggaran parsial adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap,
anggaran hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja
6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran apropsiasi (appropriation budget) adalah anggaran yang di
bentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain
b. Anggaran Kinerja (performance budget) adalah anggaran yang disusun
berdasarkan fungsi kegiatan yang di lakukan dalam organisasi
(perusahaan) yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak
melampaui batas.
Dari uraian diatas, klasifikasi anggaran dapat di bedakan dengan melihat dari dasar
penyusunan, cara penyusunan, jangka waktu, bidang anggaran, kemampuan penyusunan
dan dari fungsinya.
2.4.4 Manfaat dan Keterbatasan Anggaran
Dalam suatu proses kegiatan (aktivitas) yang dilakukan perusahaan, anggaran memiliki
berbagai manfaat yang dapat dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh
perusahaan tersebut. Manafaat dari anggaran di kemukakan oleh M. Nafarin adalah
sebagai berikut:
1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama
2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan
pegawai
3. Dapat memotivasi pegawai
4. Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai
5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu
6. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat
dimanfaatkan seefisien mungkin
7. Alat pendidikan bagi para pengajar.
(2004:12-13)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa banyak manfaat yang dapat diperoleh
perusahaan dengan dibuatnya anggaran tersebut, baik ke efektivitas maupun koefisien
dalam hal ini produktivitas kerja perusahaan dan sumber daya manusianya.Walaupun
anggaran mempunyai banyak manfaat dan kegunaan bagi perusahaan, anggaran juga
tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan yang ada.
Menurut M. Nafarin keterbatasan yang dimiliki oleh anggaran perusahaan adalah
sebagai berikut:
1. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga
mengandung unsur ketidakpastian
2. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uamg dan
tenaga yang tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran
secara lengkap (komprehensif) dan akurat
3. Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat
menggerutu dan menentang, sehingga pelaksanaan anggaran dapat
menjadi kurang efektif.
(2004:13)
Dari penjelasan tersebut, hal-hal yang menjadi keterbatasan anggaran diantaranya
yaitu keefektivitasan dari pengguna anggaran sangat bergantung kepada keterlibatan
semua pihak dalam suatu perusahaan tersebut. Pelaksanaan dari suatu anggaran
memerlukan kerjasama dan partisipasi dari seluruh anggota manajemen dalam
mencapai tujuan perusahaan, karena pelaksanaan dari anggaran tidak berjalan dengan
sendirinya dan penyesuaian terhadap kondisi yang terjadi harus terus-menerus
dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan agar anggaran yang dibuat tidak
menyimpang dari kondisi saat itu.
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Gambaran umum perusahaan
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor : 10 Tahun 2007, tanggal 12 Desember 2007 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Lampung,
merupakan Penyempurnaan organisasi dari yang sebelumnya bernama Badan
Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Daerah Provinsi Lampung. Dan
dalam melaksanakan tugas dan fungsi lembaga, mengacu pada Peraturan Daerah
Provinsi Lampung Nomor 12 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah
Provinsi Lampung, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Provinsi Lampung
mempunyai tugas “Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang Kesatuan Bangsa dan Politik, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan
yang diberikan pemerintah kepada Gubernur serta tugas lain sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3.2 Tugas
Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor : 12 Tahun 2009 yang ditetapkan
pada tanggal, 9 Desember 2009 Badan Kesbang dan Politik Daerah Provinsi
Lampung mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
daerah di bidang kesatuan bangsa dan politik, tugas dekonsentrasi dan tugas
pembantuan yang diberikan pemerintah kepada Gubernur serta tugas lain sesuai
dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3.3 Fungsi
Untuk melaksanakan tugas pokok diatas, Badan Kesbang dan Politik Daerah
Provinsi Lampung mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan, teknis kesatuan bangsa dan politik;
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
kesatuan bangsa dan politik;
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesatuan bangsa dan politik;
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur di bidang kesatuan
bangsa dan politik;
5. Pelayanan administratif.
3.4 Visi dan misi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah
3.4.1 Visi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah
Dalam rangka pelaksanaan tugas di bidang kesatuan bangsa pada Badan Kesbang dan
Politik Daerah Provinsi Lampung dengan Visi yang ingin dicapai adalah:
“Terwujudnya masyarakat yang Demokratis dan memiliki Ketahanan Idiologi, Politik
dan Sosial Budaya dalam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Visi tersebut merupakan semangat dan upaya yang akan diwujudkan oleh Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Provinsi Lampung dalam menciptakan stabilitas
politik yang dinamis dan kondusif bagi kelancaran roda pemerintahan dan pembangunan
di daerah khususnya Provinsi Lampung dengan peningkatan peran serta Organisasi
Politik.
3.4.2 Misi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk mencapai tujuan visi tersebut,
disusun 4 (empat) misi dan agenda kerja sebagai berikut:
MISI–1: Menumbuhkembangkan kehidupan politik dan kemasyarakatan yang
Demokratis dan Transparan yang berbasis pada partisipasi aktif, kreatif dan
kemandirian masyarakat dengan dasar moral dan hukum dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
MISI-2: Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum(PEMILU).
MISI-3: Meningkatkan Pendidikan Politik bagi masyarakat.
MISI-4: Turut memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
terancam akan disintegrasi bangsa yang disebabkan oleh Issue SARA.
3.5 Struktur Organisasi
Struktur organisasi Badan Kesbang dan Politik Daerah Provinsi Lampung telah
ditetapkan dalam Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2009, namun masih terdapat
perubahan dalam pelaksanaannya, sehingga struktur organisasi yang berlaku saat ini
mengacu pada Peraturan Gubernur Nomor 33 Tahun 2010, sebagai berikut :
1. Kepala Badan
2. Sekretariat, membawahi :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Perencanaan.
3. Bidang Hubungan Antar Lembaga, membawahi :
a. Sub Bidang Hubungan Antar Lembaga, Eksekutif dan Legislatif; dan
b. Sub Bidang Pembinaan Organisasi Masyarakat, Politik dan Lembaga
Swadaya Masyarakat.
4. Bidang Kesatuan Bangsa, membawahi :
a. Sub Bidang Wawasan Kebangsaan dan Pembauran Bangsa; dan
b. Sub Bidang Ketahanan bangsa dan Demokratisasi.
5. Bidang Pengkajian Masalah Politik dan Strategis membawahi :
a. Sub Bidang Pengkajian Masalah Politik dan Pemerintahan; dan
b. Sub Bidang Pengkajian Masalah Sosial, Ekonomi dan Hak Asasi
Manusia (HAM).
6. Bidang Penanganan Konflik membawahi :
a. Sub Bidang Analisis Potensi; dan
b. Sub Bidang Penanganan.
Masing-masing bagian atau bidang merupakan sub sistem dari organisasi Badan
Kesbang dan Politik Daerah Provinsi Lampung yang saling berkaitan dalam
melaksanakan tugas sehingga tercipta keterpaduan dan sinergi dalam bidang kesatuan
bangsa dan politik. Keterkaitan dan keterpaduan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
lembaga dideskripsikan pada bagan struktur organisasi terlampir.
3.6 Arah Kebijakan
3.4.1 Bidang Hubungan Antar Lembaga
a. Mengembangkan sistem politik yang demokratis yang ditopang dengan kemandirian
infrastruktur politik, mantapnya interaksi politik antara infrastruktur dan suprastruktur
politik,serta makin dewasanya sikap budaya politik dan demokratisnya perilaku warga
pendukung sistem politik;
b. Memfasilitasi penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah oleh
lembaga penyelenggara yang independent, serta terselenggaranya pemilu dan
pemilukada yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil dan beradab;
c. Mendorong penguatan dan independensi Organisasi Kemasyarakatan dan LSM dalam
melakukan kontrol sosial terhadap kebijakan publik.
d. Meningkatkan dan Mendorong peran serta Lembaga Kemasyarakatan dalam
Pendidikan Politik bagi masyarakat.
3.4.2 Bidang Kesatuan Bangsa
a. Memfasilitasi Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Elemen Masyarakat dalam
pengembangan Wawasan Kebangsaan.
b. Memantapkan kesadaran dan wawasan kebangsaan yang menopang kokohnya
ketahan bangsa.
c. Memantapkan proses pembauran bangsa disegala aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara;
d. Meningkatkan kesadaran bela negara dan cinta tanah air bagi kokohnya persatuan
dan kesatuan bangsa.
3.4.3 Bidang Pengkajian Masalah Politik Strategis
a. Memfasilitasi penanganan masalah politik dalam negeri, ekonomi, sosial
budaya dan masalah kemasyarakatan dan masalah strategis di Daerah ;
b. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam Hak Asasi manusia;
c. Mengembangkan sistem informasi dan jaringan komunikasi dengan intelijen di
daerah;
d. Mengumpulkan data dan informasi perkembangan situasi dan kondisi daerah.
3.4.4 Bidang Penanganan Konflik
a. Mendeteksi, mencegah dan mengantisipasi gejala-gejala awal secara dini, yang
mengarah kepada gangguan dan ancaman terhadap ketentraman masyarakat,
integritas bangsa dan keutuhan NKRI;
b. Meningkatkan Pemberdayaan Ketahanan Masyarakat di daerah rawan konflik;
c. Mendorong terwujudnya pemulihan dan rekonsiliasi pasca konflik sosial di
masyarakat;
d. Mengatasi berbagai konflik sosial dan politik dalam masyarakat dan yang
dilandasi dengan kajian strategis yang komprehensif;
e. Mengembangkan jaringan kerjasama dan koordinasi yang baik di daerah dalam
penanganan konflik.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Penyusunan dan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)- SKPD
1. PPKD:
Dalam kegiatan ini, PPKD memiliki tugas sebagai berikut :
Membuat Surat Pemberitahuan pembuatan rancangan DPA-SKPD
berdasarkan Perda dan Per KDH Penjabaran APBD.
Menyerahkan Surat Pemberitahuan pada SKPD.
Mengotorisasi Rancangan DPA-SKPD.
Menandatangani Rancangan DPA-SKPD yang telah disetujui oleh SEKDA
menjadi DPA SKPD.
Memberikan tembusan DPA-SKPD kepada SKPD, Satuan Kerja
Pengawasan Daerah, dan BPK.
2. SKPD:
Dalam kegiatan ini, SKPD memiliki tugas sebagai berikut :
Menyusun Rancangan DPA-SKPD.
Menyerahkan Rancangan DPA-SKPD pada PPKD dalam batas waktu yang
telah ditetapkan.
3. Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
Dalam kegiatan ini, TAPD memiliki tugas sebagai berikut :
Melakukan verifikasi Rancangan DPA-SKPD bersama Kepala SKPD.
Menyerahkan Rancangan DPA-SKPD yang telah lolos verifikasi kepada
SEKDA.
4. SEKDA
Dalam kegiatan ini, SEKDA memiliki tugas untuk :
Menyetujui Rancangan DPA-SKPD.
5. PPKD
Dalam kegiatan ini, PPKD memiliki tugas sebagai berikut :
Membuat Surat Pemberitahuan pembuatan rancangan DPA-SKPD
berdasarkan Perda.
Perubahan APBD dan Per KDH Penjabaran Perubahan APBD.
Menyerahkan Surat Pemberitahuan pada SKPD.
Mengesahkan Rancangan DPA-SKPD yang telah disetujui oleh SEKDA
menjadi DPA-SKPD.
Memberikan tembusan DPA-SKPD kepada SKPD.
6. SKPD
Dalam kegiatan ini, SKPD memiliki tugas sebagai berikut :
Menyusun Rancangan DPA-SKPD.
Menyerahkan Rancangan DPA-SKPD pada PPKD dalam batas waktu yang
telah ditetapkan.
7. Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
Dalam kegiatan ini, TAPD memiliki tugas sebagai berikut :
Melakukan otorisasi Rancangan DPA-SKPD.
Menyerahkan Rancangan DPA-SKPD yang telah diotorisasi kepada Sekda.
Mengesahkan rancangan DPA-SKPD menjadi DPA-SKPD.
8. SEKDA
Dalam kegiatan ini, Sekda memiliki tugas sebagai berikut :
Menyetujui Rancangan DPA-SKPD.
4.2 Deskripsi Prosedur
1. Cara Pengisian DPA
DPA-SKPD adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran
oleh Kepala SKPD sebagai Pengguna Anggaran.
Rancangan DPA-SKPD adalah rancangan yang berisi:
1. sasaran yang hendak dicapai
2. program dan kegiatan
3. anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran tersebut
4. rencana penarikan dana tiap-tiap SKPD serta pendapatan yang diperkirakan.
Pembuatan DPA dimulai dengan PPKD memberitahukan kepada semua kepala
SKPD melalui surat pemberitahuan untuk menyusun rancangan DPA-SKPD,
terhitung paling lambat 3 hari setelah APBD ditetapkan. Kepala SKPD membuat
Rancangan DPA berdasarkan RKA sesuai dengan Peraturan Bupati Bangka Barat
tentang Penjabaran APBD. Rancangan DPA merupakan dokumen pelaksanaan
anggaran perkegiatan. Input, output, hasil, kelompok sasaran dalam DPA SKPD 2.2.1
harus diisi dengan jelas sehingga menggambarkan anggaran berbasis kinerja. Kepala
SKPD menyerahkan rancangan DPA-SKPD kepada PPKD paling lama 6 (enam)
hari kerja sejak surat pemberitahuan diterima oleh Kepala SKPD melalui Seksi
Anggaran DPPKA.
DPA dianggap sah bila ditandatangani oleh PPKD, Pengguna Anggaran dan TAPD.
Rencana Pencairan pertriwulan harus ditulis besarannya didalam DPA sesuai dengan
anggaran kas yang disusun. DPA-SKPD terdiri dari:
1. DPA-SKPD/PPKD 1
Digunakan untuk menyusun rencana pendapatan atau penerimaan SKPD dan
PPKD dalam tahun anggaran yang direncanakan.
2. DPA-SKPD/PPKD 2.1
Digunakan untuk menyusun rencana kebutuhan belanja tidak langsung SKPD
dan PPKD dalam tahun anggaran yang direncanakan.
3. DPA-SKPD 2.2.1
Digunakan untuk merencanakan belanja langsung dari setiap kegiatan yang
diprogramkan
4. DPA-SKPD 2.2
Merupakan formulir rekapitulasi dari seluruh program dan kegiatan SKPD yang
dikutip dari setiap formulir DPA-SKPD 2.2.1 (rincian anggaran belanja langsung
menurut program dan per kegiatan SKPD).
5. DPA-PPKD 3.1
Digunakan untuk perencanaan penerimaan pembiayaan dalam
tahun anggaran.
6. DPA-PPKD 3.2
Digunakan untuk merencanakan pengeluaran pembiayaan dalam tahun anggaran
yang direncanakan.
7. Ringkasan DPA-SKPD/PPKD
Merupakan kompilasi dari seluruh DPA
SKPD dan PPKD.
4.3 Cara pengisian formulir DPA-SKPD 1
Formulir DPA-SKPD 1 sebagai formulir untuk menyusun rencana pendapatan
atau penerimaan SKPD dalam tahun anggaran yang direncanakan. Oleh
karena itu nomor kode rekening dan uraian nama kelompok, jenis, objek dan
rincian objek pendapatan yang dicantumkan dalam formulir DPA-SKPD 1
disesuaikan dengan pendapatan tertentu yang akan dipungut atau penerimaan
tertentu dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD sebagaimana
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Nomor DPA dibuat untuk menggambarkan urusan yang dijalankan SKPD
bersangkutan beserta dengan kode program dan kegiatan serta akun yang
terkait. Dalam konteks DPA 1, kolom terakhir di bagian Nomor diisi dengan 4
yang menunjukkan kode akun pendapatan.