bab i

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencana Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Lampung, yang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai mediator, fasilitator, dan komunikator dalam rangka meningkatakan kualitas politik masyarakat untuk membangun Provinsi Lampung dengan suasana keterbukaan, Demokratisasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta mampu menganitisipasi setiap konflik sosial / permasalahan yang timbul dimasyarakat.

Upload: anisa-yunisari

Post on 29-Jan-2016

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

haiiiii

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Inspektorat, Badan Perencana Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis

Daerah Provinsi Lampung, yang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

sebagai mediator, fasilitator, dan komunikator dalam rangka meningkatakan kualitas

politik masyarakat untuk membangun Provinsi Lampung dengan suasana

keterbukaan, Demokratisasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara serta mampu menganitisipasi setiap konflik sosial / permasalahan yang

timbul dimasyarakat.

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Provinsi Lampung dituntut peran aktif

yang mampu mengembangkan sistem politik nasional yang demokratis yang

ditopang dengan kemandirian infrastruktur dan suprastruktur politik, mendorong

penguatan dan independensi Orkemas dan LSM, memantapkan kesadaran dan

wawasan kebangsaan dan proses pembauran bangsa serta mendeteksi, mencegah,

mengantisipasi dan mengatasi berbagai konflik sosial politik dalam masyarakat serta

mengajak seluruh elemen masyarakat guna menciptakan kondisi sosial politik yang

Page 2: BAB I

dinamis dan sejuk. dalam rangka memantapkan terwujudnya tatanan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945.

DPPA-SKPD adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan

perubahan anggaran oleh Kepala SKPD sebagai Pengguna Anggaran.

Pada umumnya APBD suatu daerah didominasi oleh sumbangan pemerintahan pusat

dan sumbangan lain-lain, yang diatur dengan peraturan perundang-undangan, yaitu

75% dari total penerimaan daerah.

Page 3: BAB I

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur

2.1.1 Pengertian sistem

Pengertian sistem menurut Mulyadi (2001:5) adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat

menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Pengertian

yang lain dari sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan yang disusun sesuai dengan skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan

suatu keguatan atau fungsu utama dari perusahaan (Baridwan,1998).

Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Jadi sistem terdiri dari unsur-unsur yang berbeda, unsur tersebut merupakan

bagian terpadu dari sistem yang bersanngkutan tetapi dapat berkerja sama untuk

mencapai tujuan.

2.1.2 Pengertian Prosedur

Pengertian prosedur menurut Mulyadi (2001:5) yaitu suatu urutan kegiatan klerikal,

biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara

berulang-ulang.

Page 4: BAB I

W. Gerald Cole dan Zaki Baridwan (1998:3) prosedur adalah suatu urutan pekerjaan

kerani, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk

menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang

sering terjadi.

2.2 Pengertian Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi adaalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan

sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuanngan yang dibutuhkan oleh

manajemenguna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi,2001:3).

Sistem akuntansi merupakan bagian dari sistem informasi yang ada dalam perusahaan,

informasi-informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi merupakan masukan yang

berguna dan menjadi dasar dalam mengambil keputusan dan kebijaksanaan bagi

pimpinan.

Menurut Warren, Reeve, Fees (2006:21):

Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklarifikasikan,

dan melaporkan informasi operasi dan keuangan sebuah perusahaan.

Dari uraian diatas dapat dikatan bahwa sistem akuntansi pada dasarnya adalah formulir-

formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat yang digunakan dalam mengelola

data dengan tujuan menghasilkan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen

guna memudahkan pengelolaan perusahaan, dan bagi pihak-pihak lain yang

berkepentingan untuk menilai hasil operasi pengelolaan perusahaan.

Page 5: BAB I

2.3 Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)

Pada dasarnya Dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) dibuat oleh masing-masing SKPD

yang merupakan dokumen untuk melaksanakan Rencana Kerja anggaran (RKA) SKPD

yang sudah dibuat sebelumnya. Pembuatan RKA dan DPA yang disesuaikan dengan

struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Menurut Permendagri pengertian Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) adalah

sebagai berikut:

“Dokumen Pelaksanaan Anggaran adalah dokumen yang membuat

pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar

pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran”. (2006:8)

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Dokumen Pelaksanaan Anggaran

(DPA) merupakan tahapan kegiatan yang di buat oleh masing-masing pelaksana

anggaran yang sangat penting dalam rangka penyelengaraan kegiatan, maka dengan

disusunnya dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) berarti bahwa program dan rencana

operasional tahunan yang dianggarkan akan mulai di laksanakan dengan baik dan benar

sesuai aturan.

Page 6: BAB I

2.4 Anggaran

2.4.1 Pengertian Anggaran

Dalam berkembangnya usaha saat ini, yaitu dengan bertambahnya kompleksnya

tantangan yang harus dihadapi dengan besarnya resiko yang ditanggung oleh pengusaha

pada usahanya, mendorong dikembangkannya sistem anggaran sebagai salah satu alat

perencanaan manajemen. Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana

keuangan anggaran dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari perusahaan, untk itu

anggaran harus disusun secara cermat dengan perhitungan dan estimasi yang baik dan

melibatkan setiap departemen yang terkait. Untuk mendapatkan pengertian yang lebih

jelas mngenai anggaran, penulis mengutif beberapa pendapat tentang definisi anggaran

secara umum.

Pengertian anggaran menurut Mulyadi adalah sebagai berikut:

“Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun”. (2001:488)

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian anggaran adalah suatu

rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan yang saling

berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain dalam jangka waktu satu tahun.

Sedangkan pengertian anggaran menurut M. Munandar yaitu:

“Bussines budget atau budget (anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatu) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang”.

(2000:9)

Page 7: BAB I

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran adalah suatu rencana

kuantitatif tertulis mengenai kegiatan organisasi yang disusun secara sistematis dan

umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang mencerminkan sasaran organisasi serta tujuan operasi yang dirumuskan oleh

pimpinan dan seluruh karyawan secara sama-sama.dan

2.4.2 Karakteristik Anggaran

Anggaran harus di susun dan di hitung dengan cermat agar operasional perusahaan dapat

berjalan dengan efektif. Untuk mewujudkan hal tersebut anggaran harus memiliki

karakteristik tertentu.

Menurut Mulyadi karakteristik anggaran adalah sebagai berikut:

1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan

2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun 3. Anggaran berisi komitmem atau kesanggupan manajemen,

yaitu manajer setuju menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran

4. Usulan anggaran di nilai dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran

5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu

6. Secara berkala, kinerja keuangan sesudah di bandingkan dengan anggaran dan selisihnya di analisis dan dijelaskan.

(2001:490)

Dari hasil uraian diatas dapat di simpulkan bahwa anggaran harus berupa satuan

keuangan mencakup jangka waktu satu tahun, berisi komitmen, di setujui oleh pihak

berwenang, dapat berupa dalam kondisi tertentu dan harus berupa hasil aktual.

Page 8: BAB I

2.4.3 Klasifikasi Anggaran

Anggaran perusahaan berfungsi sebagai alat bantu manajemen dalam pengambilan

keputusan setiap kegiatan yang dilaksanakan suatu perusahaan, sehingga dalam hal ini

anggaran perusahaan akan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas.

Seluruh kegiatan yang ada di perusahaan akan terkait dengan anggaran perusahaan.

Oleh karena itu, anggaran perusahaan akan terdiri dari berbagai macam anggaran

perusahaan akan terdiri dari berbagai macam anggaran lainnya baik dari segi isi, bentuk

maupun fungsinya. Sehubungan dengan hal di atas, maka perlu di ketahui jenis anggaran

apa saja yang umumnya ada dalam suatu organisasi.

Menurut M. Nafarin anggaran dapat di klasifikasikan dalam beberapa sudut pandang,

adalah sebagai berikut:

1. Menurut dasar penyusunan2. Menurut cara penyusunan3. Menurut jangka waktunya4. Menurut bidangnya5. Menurutnya kemampuan menyusun6. Menurut fungsinya

(2004:17-18)

Adapun penjelasan dari klasifikasi anggaran diatas adalah sebagai berikut:

1. Menurut dasar penyusunannya, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran Variabel, yaitu anggaran yang di susun berdasarkan interval

kapasitas tertentu dan pada intinya merupakan suatu anggaran yang dapat di

sesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.

Page 9: BAB I

b. Anggaran tetap, yaitu anggaran yang di susun bersadarkan suatu tingkat

kapasitas tertentu disebut juga anggaran statis.

2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu,

umumnya periode satu tahun yang di susun setiap akhir periode anggaran

b. Angaran continue adalah anggaran yang dibuat untuk memperbaiki anggaran

yang telah dibuat

3. Menurut jangka waktu anggaran terdiri dari:

a. Anggaran jangka waktu pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat

dengan jangka waktu paling lama satu tahun

b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang dibuat

untuk jangka waktu lebih dari satu tahun

4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran Operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan

laba rugi, anggaran opersional antara lain terdiri dari:

a) Anggaran perjualan

b) Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku,

anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik

c) Anggaran beban usaha

d) Anggaran Laporan L/R

b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca.

Anggaran keuangan antara lain terdiri dari:

Page 10: BAB I

a) Anggaran kas

b) Anggaran piutang

c) Anggaran persediaan

d) Anggaran utang

e) Anggaran neraca

5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran komprehnsif merupakan rangkaian dari berbagai macam

anggaran yang disusun ssecara lengkap

b. Anggaran parsial adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap,

anggaran hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja

6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran apropsiasi (appropriation budget) adalah anggaran yang di

bentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain

b. Anggaran Kinerja (performance budget) adalah anggaran yang disusun

berdasarkan fungsi kegiatan yang di lakukan dalam organisasi

(perusahaan) yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak

melampaui batas.

Dari uraian diatas, klasifikasi anggaran dapat di bedakan dengan melihat dari dasar

penyusunan, cara penyusunan, jangka waktu, bidang anggaran, kemampuan penyusunan

dan dari fungsinya.

Page 11: BAB I

2.4.4 Manfaat dan Keterbatasan Anggaran

Dalam suatu proses kegiatan (aktivitas) yang dilakukan perusahaan, anggaran memiliki

berbagai manfaat yang dapat dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh

perusahaan tersebut. Manafaat dari anggaran di kemukakan oleh M. Nafarin adalah

sebagai berikut:

1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama

2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan

pegawai

3. Dapat memotivasi pegawai

4. Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai

5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu

6. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat

dimanfaatkan seefisien mungkin

7. Alat pendidikan bagi para pengajar.

(2004:12-13)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa banyak manfaat yang dapat diperoleh

perusahaan dengan dibuatnya anggaran tersebut, baik ke efektivitas maupun koefisien

dalam hal ini produktivitas kerja perusahaan dan sumber daya manusianya.Walaupun

anggaran mempunyai banyak manfaat dan kegunaan bagi perusahaan, anggaran juga

tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan yang ada.

Menurut M. Nafarin keterbatasan yang dimiliki oleh anggaran perusahaan adalah

sebagai berikut:

Page 12: BAB I

1. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga

mengandung unsur ketidakpastian

2. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uamg dan

tenaga yang tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran

secara lengkap (komprehensif) dan akurat

3. Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat

menggerutu dan menentang, sehingga pelaksanaan anggaran dapat

menjadi kurang efektif.

(2004:13)

Dari penjelasan tersebut, hal-hal yang menjadi keterbatasan anggaran diantaranya

yaitu keefektivitasan dari pengguna anggaran sangat bergantung kepada keterlibatan

semua pihak dalam suatu perusahaan tersebut. Pelaksanaan dari suatu anggaran

memerlukan kerjasama dan partisipasi dari seluruh anggota manajemen dalam

mencapai tujuan perusahaan, karena pelaksanaan dari anggaran tidak berjalan dengan

sendirinya dan penyesuaian terhadap kondisi yang terjadi harus terus-menerus

dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan agar anggaran yang dibuat tidak

menyimpang dari kondisi saat itu.

Page 13: BAB I

BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1 Gambaran umum perusahaan

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor : 10 Tahun 2007, tanggal 12 Desember 2007 tentang

Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Lampung,

merupakan Penyempurnaan organisasi dari yang sebelumnya bernama Badan

Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Daerah Provinsi Lampung. Dan

dalam melaksanakan tugas dan fungsi lembaga, mengacu pada Peraturan Daerah

Provinsi Lampung Nomor 12 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah

Provinsi Lampung, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Provinsi Lampung

mempunyai tugas “Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di

bidang Kesatuan Bangsa dan Politik, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan

yang diberikan pemerintah kepada Gubernur serta tugas lain sesuai dengan

kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Page 14: BAB I

3.2 Tugas

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor : 12 Tahun 2009 yang ditetapkan

pada tanggal, 9 Desember 2009 Badan Kesbang dan Politik Daerah Provinsi

Lampung mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan

daerah di bidang kesatuan bangsa dan politik, tugas dekonsentrasi dan tugas

pembantuan yang diberikan pemerintah kepada Gubernur serta tugas lain sesuai

dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

3.3 Fungsi

Untuk melaksanakan tugas pokok diatas, Badan Kesbang dan Politik Daerah

Provinsi Lampung mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan, teknis kesatuan bangsa dan politik;

2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang

kesatuan bangsa dan politik;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesatuan bangsa dan politik;

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur di bidang kesatuan

bangsa dan politik;

5. Pelayanan administratif.

Page 15: BAB I

3.4 Visi dan misi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah

3.4.1 Visi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah

Dalam rangka pelaksanaan tugas di bidang kesatuan bangsa pada Badan Kesbang dan

Politik Daerah Provinsi Lampung dengan Visi yang ingin dicapai adalah:

“Terwujudnya masyarakat yang Demokratis dan memiliki Ketahanan Idiologi, Politik

dan Sosial Budaya dalam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Visi tersebut merupakan semangat dan upaya yang akan diwujudkan oleh Badan

Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Provinsi Lampung dalam menciptakan stabilitas

politik yang dinamis dan kondusif bagi kelancaran roda pemerintahan dan pembangunan

di daerah khususnya Provinsi Lampung dengan peningkatan peran serta Organisasi

Politik.

3.4.2 Misi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk mencapai tujuan visi tersebut,

disusun 4 (empat) misi dan agenda kerja sebagai berikut:

MISI–1: Menumbuhkembangkan kehidupan politik dan kemasyarakatan yang

Demokratis dan Transparan yang berbasis pada partisipasi aktif, kreatif dan

kemandirian masyarakat dengan dasar moral dan hukum dalam wadah Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

MISI-2: Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum(PEMILU).

MISI-3: Meningkatkan Pendidikan Politik bagi masyarakat.

MISI-4: Turut memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

terancam akan disintegrasi bangsa yang disebabkan oleh Issue SARA.

Page 16: BAB I

3.5 Struktur Organisasi

Struktur organisasi Badan Kesbang dan Politik Daerah Provinsi Lampung telah

ditetapkan dalam Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2009, namun masih terdapat

perubahan dalam pelaksanaannya, sehingga struktur organisasi yang berlaku saat ini

mengacu pada Peraturan Gubernur Nomor 33 Tahun 2010, sebagai berikut :

1. Kepala Badan

2. Sekretariat, membawahi :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Perencanaan.

3. Bidang Hubungan Antar Lembaga, membawahi :

a. Sub Bidang Hubungan Antar Lembaga, Eksekutif dan Legislatif; dan

b. Sub Bidang Pembinaan Organisasi Masyarakat, Politik dan Lembaga

Swadaya Masyarakat.

4. Bidang Kesatuan Bangsa, membawahi :

a. Sub Bidang Wawasan Kebangsaan dan Pembauran Bangsa; dan

b. Sub Bidang Ketahanan bangsa dan Demokratisasi.

5. Bidang Pengkajian Masalah Politik dan Strategis membawahi :

a. Sub Bidang Pengkajian Masalah Politik dan Pemerintahan; dan

b. Sub Bidang Pengkajian Masalah Sosial, Ekonomi dan Hak Asasi

Manusia (HAM).

6. Bidang Penanganan Konflik membawahi :

a. Sub Bidang Analisis Potensi; dan

b. Sub Bidang Penanganan.

Page 17: BAB I

Masing-masing bagian atau bidang merupakan sub sistem dari organisasi Badan

Kesbang dan Politik Daerah Provinsi Lampung yang saling berkaitan dalam

melaksanakan tugas sehingga tercipta keterpaduan dan sinergi dalam bidang kesatuan

bangsa dan politik. Keterkaitan dan keterpaduan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi

lembaga dideskripsikan pada bagan struktur organisasi terlampir.

3.6 Arah Kebijakan

3.4.1 Bidang Hubungan Antar Lembaga

a. Mengembangkan sistem politik yang demokratis yang ditopang dengan kemandirian

infrastruktur politik, mantapnya interaksi politik antara infrastruktur dan suprastruktur

politik,serta makin dewasanya sikap budaya politik dan demokratisnya perilaku warga

pendukung sistem politik;

b. Memfasilitasi penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah oleh

lembaga penyelenggara yang independent, serta terselenggaranya pemilu dan

pemilukada yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil dan beradab;

c. Mendorong penguatan dan independensi Organisasi Kemasyarakatan dan LSM dalam

melakukan kontrol sosial terhadap kebijakan publik.

d. Meningkatkan dan Mendorong peran serta Lembaga Kemasyarakatan dalam

Pendidikan Politik bagi masyarakat.

Page 18: BAB I

3.4.2 Bidang Kesatuan Bangsa

a. Memfasilitasi Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Elemen Masyarakat dalam

pengembangan Wawasan Kebangsaan.

b. Memantapkan kesadaran dan wawasan kebangsaan yang menopang kokohnya

ketahan bangsa.

c. Memantapkan proses pembauran bangsa disegala aspek kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara;

d. Meningkatkan kesadaran bela negara dan cinta tanah air bagi kokohnya persatuan

dan kesatuan bangsa.

3.4.3 Bidang Pengkajian Masalah Politik Strategis

a. Memfasilitasi penanganan masalah politik dalam negeri, ekonomi, sosial

budaya dan masalah kemasyarakatan dan masalah strategis di Daerah ;

b. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam Hak Asasi manusia;

c. Mengembangkan sistem informasi dan jaringan komunikasi dengan intelijen di

daerah;

d. Mengumpulkan data dan informasi perkembangan situasi dan kondisi daerah.

3.4.4 Bidang Penanganan Konflik

a. Mendeteksi, mencegah dan mengantisipasi gejala-gejala awal secara dini, yang

mengarah kepada gangguan dan ancaman terhadap ketentraman masyarakat,

integritas bangsa dan keutuhan NKRI;

b. Meningkatkan Pemberdayaan Ketahanan Masyarakat di daerah rawan konflik;

Page 19: BAB I

c. Mendorong terwujudnya pemulihan dan rekonsiliasi pasca konflik sosial di

masyarakat;

d. Mengatasi berbagai konflik sosial dan politik dalam masyarakat dan yang

dilandasi dengan kajian strategis yang komprehensif;

e. Mengembangkan jaringan kerjasama dan koordinasi yang baik di daerah dalam

penanganan konflik.

Page 20: BAB I

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Penyusunan dan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)- SKPD

1. PPKD:

Dalam kegiatan ini, PPKD memiliki tugas sebagai berikut :

Membuat Surat Pemberitahuan pembuatan rancangan DPA-SKPD

berdasarkan Perda dan Per KDH Penjabaran APBD.

Menyerahkan Surat Pemberitahuan pada SKPD.

Mengotorisasi Rancangan DPA-SKPD.

Menandatangani Rancangan DPA-SKPD yang telah disetujui oleh SEKDA

menjadi DPA SKPD.

Memberikan tembusan DPA-SKPD kepada SKPD, Satuan Kerja

Pengawasan Daerah, dan BPK.

2. SKPD:

Dalam kegiatan ini, SKPD memiliki tugas sebagai berikut :

Menyusun Rancangan DPA-SKPD.

Menyerahkan Rancangan DPA-SKPD pada PPKD dalam batas waktu yang

telah ditetapkan.

3. Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)

Dalam kegiatan ini, TAPD memiliki tugas sebagai berikut :

Melakukan verifikasi Rancangan DPA-SKPD bersama Kepala SKPD.

Menyerahkan Rancangan DPA-SKPD yang telah lolos verifikasi kepada

SEKDA.

Page 21: BAB I

4. SEKDA

Dalam kegiatan ini, SEKDA memiliki tugas untuk :

Menyetujui Rancangan DPA-SKPD.

5. PPKD

Dalam kegiatan ini, PPKD memiliki tugas sebagai berikut :

Membuat Surat Pemberitahuan pembuatan rancangan DPA-SKPD

berdasarkan Perda.

Perubahan APBD dan Per KDH Penjabaran Perubahan APBD.

Menyerahkan Surat Pemberitahuan pada SKPD.

Mengesahkan Rancangan DPA-SKPD yang telah disetujui oleh SEKDA

menjadi DPA-SKPD.

Memberikan tembusan DPA-SKPD kepada SKPD.

6. SKPD

Dalam kegiatan ini, SKPD memiliki tugas sebagai berikut :

Menyusun Rancangan DPA-SKPD.

Menyerahkan Rancangan DPA-SKPD pada PPKD dalam batas waktu yang

telah ditetapkan.

7. Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)

Dalam kegiatan ini, TAPD memiliki tugas sebagai berikut :

Melakukan otorisasi Rancangan DPA-SKPD.

Menyerahkan Rancangan DPA-SKPD yang telah diotorisasi kepada Sekda.

Mengesahkan rancangan DPA-SKPD menjadi DPA-SKPD.

Page 22: BAB I

8. SEKDA

Dalam kegiatan ini, Sekda memiliki tugas sebagai berikut :

Menyetujui Rancangan DPA-SKPD.

4.2 Deskripsi Prosedur

1. Cara Pengisian DPA

DPA-SKPD adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran

oleh Kepala SKPD sebagai Pengguna Anggaran.

Rancangan DPA-SKPD adalah rancangan yang berisi:

1. sasaran yang hendak dicapai

2. program dan kegiatan

3. anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran tersebut

4. rencana penarikan dana tiap-tiap SKPD serta pendapatan yang diperkirakan.

Pembuatan DPA dimulai dengan PPKD memberitahukan kepada semua kepala

SKPD melalui surat pemberitahuan untuk menyusun rancangan DPA-SKPD,

terhitung paling lambat 3 hari setelah APBD ditetapkan. Kepala SKPD membuat

Rancangan DPA berdasarkan RKA sesuai dengan Peraturan Bupati Bangka Barat

tentang Penjabaran APBD. Rancangan DPA merupakan dokumen pelaksanaan

anggaran perkegiatan. Input, output, hasil, kelompok sasaran dalam DPA SKPD 2.2.1

harus diisi dengan jelas sehingga menggambarkan anggaran berbasis kinerja. Kepala

SKPD menyerahkan rancangan DPA-SKPD kepada PPKD paling lama 6 (enam)

hari kerja sejak surat pemberitahuan diterima oleh Kepala SKPD melalui Seksi

Anggaran DPPKA.

Page 23: BAB I

DPA dianggap sah bila ditandatangani oleh PPKD, Pengguna Anggaran dan TAPD.

Rencana Pencairan pertriwulan harus ditulis besarannya didalam DPA sesuai dengan

anggaran kas yang disusun. DPA-SKPD terdiri dari:

1. DPA-SKPD/PPKD 1

Digunakan untuk menyusun rencana pendapatan atau penerimaan SKPD dan

PPKD dalam tahun anggaran yang direncanakan.

2. DPA-SKPD/PPKD 2.1

Digunakan untuk menyusun rencana kebutuhan belanja tidak langsung SKPD

dan PPKD dalam tahun anggaran yang direncanakan.

3. DPA-SKPD 2.2.1

Digunakan untuk merencanakan belanja langsung dari setiap kegiatan yang

diprogramkan

4. DPA-SKPD 2.2

Merupakan formulir rekapitulasi dari seluruh program dan kegiatan SKPD yang

dikutip dari setiap formulir DPA-SKPD 2.2.1 (rincian anggaran belanja langsung

menurut program dan per kegiatan SKPD).

5. DPA-PPKD 3.1

Digunakan untuk perencanaan penerimaan pembiayaan dalam

tahun anggaran.

Page 24: BAB I

6. DPA-PPKD 3.2

Digunakan untuk merencanakan pengeluaran pembiayaan dalam tahun anggaran

yang direncanakan.

7. Ringkasan DPA-SKPD/PPKD

Merupakan kompilasi dari seluruh DPA

SKPD dan PPKD.

4.3 Cara pengisian formulir DPA-SKPD 1

Formulir DPA-SKPD 1 sebagai formulir untuk menyusun rencana pendapatan

atau penerimaan SKPD dalam tahun anggaran yang direncanakan. Oleh

karena itu nomor kode rekening dan uraian nama kelompok, jenis, objek dan

rincian objek pendapatan yang dicantumkan dalam formulir DPA-SKPD 1

disesuaikan dengan pendapatan tertentu yang akan dipungut atau penerimaan

tertentu dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD sebagaimana

ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Nomor DPA dibuat untuk menggambarkan urusan yang dijalankan SKPD

bersangkutan beserta dengan kode program dan kegiatan serta akun yang

terkait. Dalam konteks DPA 1, kolom terakhir di bagian Nomor diisi dengan 4

yang menunjukkan kode akun pendapatan.

Page 25: BAB I