bab i
DESCRIPTION
k9ijijijijTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Senen
1.1.1.1. Keadaan Geografis Kecamatan Senen
Kecamatan Senen termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Pusat memiliki luas
423.78 km2 terdiri atas 6 Kelurahan (Kantor Lurah), 48 RW ( Rukun Warga)
dan 512 RT (Rukun Tetangga). Puskesmas Kecamatan Senen secara
administratif terletak di Jl. Kramat VII No. 31 Jakarta Pusat.
1.1.1.2. Keadaan Demografi
Berdasarkan laporan tahunan kecamatan Senen 2014, jumlah Penduduk di
wilayah Kecamatan Senen Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2014
berjumlah 121.702 Jiwa, terdiri dari laki-laki 61.631 jiwa dan perempuan
60.071 Jiwa, sedangkan jumlah Kepala Keluarga 40.049 KK. Berikut rincian
jumlah penduduk yang ada di kecamatan Senen pada tahun 2014.
Tabel 1.1. Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk, jumlah Rumah
Tangga, dan kepadatan penduduk menurut Puskesmas Kecamatan Senen Kota
Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2014.
No Kelurahan
Luas
Wilayah
(km2)
Jumlah PendudukJumlah
PendudukDesa KelurahanDesa
Kelurahan
1 Senen 80.9 0 1 1 8.535
2 Kenari 91.5 0 1 1 10.781
3 Kwitang 44.7 0 1 1 18.374
4 Kramat 70.87 0 1 1 34.064
5 Paseban 71.41 0 1 1 27.235
6 Bungur 64.4 0 1 1 22.122
Jumlah 423.78 0 6 6 121.702
1
Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kota Administrasi
Jakarta Pusat Tahun 2014
No Keterangan Jumlah
1 Laki-laki 61.631
2 Perempuan 60.071
Jumlah 121.702
Sumber: Laporan Tahunan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Senen
tahun 2014.
Tabel 1.3. Data Luas Wilayah, Jumlah RW, dan Jumlah RT berdasarkan Kelurahan Di
Kecamatan Senen Tahun 2013
Sumber: Laporan Tahunan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Senen
tahun 2014.
2
No KelurahanLuas
(Ha)
Jumlah
RW
Jumlah
RT
1 Senen 80,90 5 37
2 Kwitang 44,70 9 81
3 Kenari 91,50 8 53
4 Kramat 70,87 8 96
5 Paseban 71,41 8 115
6 Bungur 64,40 10 130
Jumlah 423,78 48 512
Tabel 1.4. Data Jumlah Kepala Keluarga di Kecamatan Senen
No KelurahanKK
JumlahLaki-Laki Perempuan
1 Senen 2.300 472 2.772
2 Kwitang 4.658 1.353 6.011
3 Kenari 3.008 802 3.810
4 Kramat 10.405 695 11.100
5 Paseban 8.520 825 9.345
6 Bungur 5.911 1.100 7.011
Jumlah 34.802 5.247 40.049
1.1.2. Gambaran Umum Puskesmas
1.1.2.1. Definisi Puskesmas
Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi
sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan
pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk
masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri
dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek
pembiayaan.
Seiring dengan semangat otonomi daerah, maka puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan.
Tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi
pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki puskesmas juga meliputi:
kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya,
kewenangan menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private
3
goods serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi
puskesmas. Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada tiap puskesmas
sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki,
namun puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi
kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan
nasional secara komprehensif. Tidak terbatas pada aspek kuratif dan rehabilitatif
saja seperti di Rumah Sakit.
Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh
masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah
maka banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu
terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi “Paradigma
Sehat”. Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadinya perubahan konsep
yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif
dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus padaupaya preventif dan kuratif tanpa
mengabaikan kuratif-rehabilitatif
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated)
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah,
berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for
service menjadi pembayaran secara pra-upaya
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif
menjadi investasi
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah, akan
bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai “mitra”
pemerintah (partnership)
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization),
menjadi otonomi daerah (decentralization)
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring
dengan era desentralisasi.
1.1.2.2. Wilayah Kerja
4
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepada kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik,
dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan
wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah
Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh
Walikota/Bupati, dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah
sekitar 30.000 penduduk. Untuk jangkauan yang lebih luas, dibantu oleh
Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Puskesmas di ibukota kecamatan
dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan ”Puskesmas
Pembina” yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan
juga mempunyai fungsi koordinasi.
1.1.2.3. Pelayanan Kesehatan Menyeluruh
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :
1. Promotif (peningkatan kesehatan).
2. Preventif (upaya pencegahan).
3. Kuratif (pengobatan).
4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan
jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.
1.1.2.4. Peran Puskesmas
Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang
vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial
dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan
daerah melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang
tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.
1.1.2.5. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.Upaya kesehatan wajib ini
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
1. Promosi kesehatan masyarakat.
5
2. Kesehatan lingkungan.
3. KIA (Kesejahteraan Ibu dan Anak).
4. KB (Keluarga Berencana).
5. Perbaikan gizi masyarakat.
6. P2M (Pengendalian Penyakit Menular).
7. Pengobatan dasar.
Tabel 1.5. Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas
NoUpaya Kesehatan
WajibKegiatan Indikator
1 Promosi Kesehatan Penyuluhan di
dalam dan luar
Gedung, PHBS
Tatanan sehat
Perbaikan perilaku sehat
2 Kesehatan Lingkungan Penyehatan
pemukiman
Cakupan air bersih
Cakupan jamban keluarga
Cakupan SPAL
Cakupan rumah sehat
3 Kesejahteraan ibu dan
anak
ANC Cakupan K1, K4
Pertolongan
persalinan
Cakupan linakes
MTBS Cakupan MTBS
Imunisasi Cakupan imunisasi
4 Keluarga Berencana Pelayanan KB Cakupan MKET
5 Pemberantasan
penyakit menular
Diare Cakupan kasus diare
ISPA Cakupan kasus ISPA
Malaria Cakupan kasus malaria
Cakupan kelambunisasi
Tuberkulosis Cakupan penemuan kasus
Angka penyembuhan
6 Gizi Distribusi vit
A / Fe / cap
yodium
Cakupan vit A / Fe / cap
yodium
PSG % gizi kurang / buruk
6
7 Pengobatan dasar Medik dasar Cakupan pelayanan
USG Jumlah kasus yang
ditangani
Laboratorium
sederhana
Jumlah pemeriksaan
Sumber : Trihono, 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.
1.1.2.6. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas, yaitu :
1. Upaya Kesehatan Sekolah.
2. Upaya Kesehatan Olahraga.
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.
4. Upaya Kesehatan Kerja.
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
6. Upaya Kesehatan Jiwa.
7. Upaya Kesehatan Mata.
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut.
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi
yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan
kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam
rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas
bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan
dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila
upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti
target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.Penetapan upaya
kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota.Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan
puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas
7
kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya.
Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit
fungsional lainnya.
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di
Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-April 2015 adalah sebagai
berikut:
A. Upaya Kesehatan Dasar
1. Upaya Promosi Kesehatan.
2. Upaya Kesejahteraan Ibu dan Anak.
3. Upaya Keluarga Berencana.
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.
5. Upaya Kesehatan Lingkungan.
6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular.
7. Upaya Pengobatan.
B. Upaya Kesehatan Pengembangan
1. Upaya Kesehatan Sekolah.
2. Upaya Kesehatan Olah Raga.
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.
4. Upaya Kesehatan Usia Lanjut.
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
6. Upaya Kesehatan Jiwa.
7. Upaya Kesehatan Mata.
1.1.2.7. Azas Puskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas
penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar
pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi
puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.
Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah:
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus
melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut:
8
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan
sehingga berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara
merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas.Untuk ini,
berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan
Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat, antara lain:
a. KIA: Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB).
b. Pengobatan: Posyandu, Pos Obat Desa (POD).
c. Perbaikan Gizi: Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi).
d. Kesehatan Lingkungan: Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa
Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL).
e. UKS: Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren
(Poskestren).
f. Kesehatan Usia Lanjut: Posyandu Usila, Panti Wreda.
g. Kesehatan Kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK).
h. Kesehatan Jiwa: Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM).
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional: Tanaman Obat Keluarga (TOGA),
Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara
terpadu. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi
tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain :
9
1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan KIA dengan P2M,
gizi, promosi kesehatan & pengobatan.
2) UKS: keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan,
pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan
jiwa.
3) Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi,
promosi kesehatan, & kesehatan gigi.
4) Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa, dan
promosi kesehatan.
b. Keterpaduan Lintas Sektor
Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program
dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan
dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas sektoral antara lain :
1) UKS: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
pendidikan & agama.
2) Promosi Kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian.
3) KIA: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan PLKB.
4) Perbaikan Gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha dan organisasi
kemasyarakatan.
5) Kesehatan Kerja: keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah, kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang
dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal puskesmas berhadapan langsung
dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu
puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk
meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program puskesmas harus
ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit atau
masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal
dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan
10
kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana
pelayanan kesehatan yang sama. Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Medis
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu,
maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang
lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya kesehatan
perorangan dibedakan atas:
1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis
(contoh: operasi) dan lain-lain.
2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap.
3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau
menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam:
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,
bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.
2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar
biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan
kesehatan karena bencana alam.
3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan
tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke periode dinas kesehatan
kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas
tidak mampu.
11
Gambar 1.1. Sistem Rujukan Puskesmas
Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas memerlukan
evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk
itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dapat dinilai dari
seberapa jauh institusi jajaran non-kesehatan memperhatikan kesehatan bagi institusi
dan warganya. Keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui Indeks Potensi Tatanan
Sehat (IPTS). Ada tiga tatanan yang bisa diukur yaitu :
a. Tatanan sekolah.
b. Tatanan tempat kerja.
c. Tatanan tempat-tempat umum.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Segala upaya fasilitasi yang bersifat non-instruktif guna meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah,
merencanakan & melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi
setempat dan fasilitas yang ada, baik instansi lintas sektoral maupun LSM dan
tokoh mayarakat. Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).
b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan.
c. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan atau BPKM
(Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun
Puskesmas).
12
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan ke dalam IPMS
(Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri dari cakupan dan kualitas
program puskesmas. IPMS minimal mencakup seluruh indikator cakupan upaya
kesehatan wajib dan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.
1.1.3. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Senen
Gambar 1.2. Peta Pembagian Wilayah Kerja Puskesmas Kec. Senen
Puskesmas Kecamatan Senen terletak di Jl. Kramat VII No. 31 kelurahan
Kenari berdiri sejak tahun 2000. Puskemas ini merupakan pindahan dari Kenari, lalu
pindah ke Paseban pada tahun 1991.
Puskesmas Kecamatan Senen terdiri dari 1 puskesmas kecamatan dan 5
puskesmas kelurahan. Data yang akan diberikan adalah mengenai gambaran umum
puskesmas, sumber daya & kondisi lingkungan yang meliputi: ketenagaan, sarana,
geografi, demografi dan keadaan sosial, ekonomi dan budaya.
Data & hasil kegiatan program pokok diperoleh dari data lintas sektoral dan
dari hasil kegiatan pelayanan kesehatan individu maupun masyarakat di dalam dan
di luar gedung.
Secara teritorial wilayah Pemerintahan Kecamatan Batas Wilayah Senen:
13
Kepala Puskesmas Kecamatan Senen
drg. Kristy Wathini
Puskesmas Kelurahan
Puskesmas Kelurahan Bungur dr. Nurasih Kusnadi
Puskesmas Kelurahan Kramat dr. Lina Kusnadi
Puskesmas Kelurahan Kwitang dr. Komara
Puskesmas Kelurahan Kenari drg. Kasturi
Puskesmas Kelurahan Paseban dr. Jefferson
Kepala Sub. Bagian Tata Usaha
DR. Sari Ulfa
Koordinator Pelayanan
dr. Anna Hasnaini
Koordinator PenunjangNuryadefi
Bagian utara
Jl. Pejambon , Ll. Abdurahman Saleh, Jl. Kalilio Senen, Jl. Kepu Selatan,
Jl.Gunung Sahari I, dan Jl. Kalibaru Timur Raya.
Bagian Timur
Jl. Kereta Api dan Kali Sentiong.
Bagian Selatan
Jl. Pramuka, Jl.Matraman dan Jl. Letjen Suprapto (Tanah Tinggi Barat/Poncol)
Bagian Barat
Kali Ciliwung
Diagram 1.1. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Senen Tahun 2014
Sumber : Laporan Tahunan di Puskesmas Kecamatan Senen Tahun 2014
14
1.1.3.1. Visi Puskesmas
Puskesmas dengan pelayanan prima dan rujukan deteksi dini kanker leher rahim
di Jakarta Pusat pada tahun 2015
1.1.3.2. Misi Puskesmas
1. Mengembangkan mutu Pelayanan sesuai dengan standar mutu yang
ditetapkan.
2. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang profesional
3. Mengembangkan efektifitas sistem manajemen mutu
4. Mengembangkan kemandirian masyarakat didalam bidang Kesehatan
5. Mengembangkan SDM dan prasarana untuk pelayanan deteksi dini kanker
leher rahim
1.1.3.3. Kebijakan Mutu
Memberikan pelayanan Kesehatan profesional yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan serta terus menerus melakukan peningkatan mutu pelayanan
melalui penerapan sistem manajemen mutu
1.1.3.4. Sasaran Mutu
Indeks kepuasan pelanggan /masyarakat : Minimal 3,3
1.1.3.5. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia Puskesmas Kecamatan Senen Kota Adminitrasi
Jakarta Pusat terbagi menjadi Satuan pelaksana kepegawaian, Satuan
pelaksana pemegang barang, Satuan pelaksana umum, Keuangan, SP2TP,
SIK. Berikut dilampirkan jumlah pegawai Puskesmas Senen.
No Puskesmas Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Kecamatan Senen 5 10 15
2 Kelurahan Kwitang 5 9 14
3 Kelurahan Kenari 4 12 16
4 Kelurahan Kramat 3 14 17
5 Kelurahan Paseban 3 11 14
6 Kelurahan Bungur 2 13 15
Total 22 69 91
Tabel 1.6. Jumlah Tenaga Kesehatan Kecamatan Senen Berdasarkan Jenis Kelamin Th. 2014
Sumber :Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Senen Tahun 2014
15
Tabel 1.7. Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Senen Tahun 2014
No Tenaga Medis Jumlah
1 Dokter
Dokter Umum 10
Dokter Gigi 3
Dokter Spesialis 1
2 Keperawatan
Perawat 10
Perawat Gigi 1
Bidan 14
3 Kefarmasian
Farmasi 3
Apoteker 2
4 Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan
Lingkungan
Kesehatan Masyarakat 1
Kesehatan Lingkungan 2
5 Gizi
Gizi 2
Sumber :Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Senen Tahun 2014
1.1.3.6. Sarana dan Prasarana
Di Puskesmas Kecamatan Senen juga dilengkapi fasilitas perlengkapan
medis dan non medis. Perlengkapan medis dan non medis adalah perlengkapan
dan alat-alat tidak habis pakai yang diberikan kepada puskesmas.
Perlengkapan alat-alat medis diantaranya :
1. Basic Equipment
2. Public Health Nursing and Midwifery kit
3. Diagnostic and Surgical Equipment
4. Physician kit
5. Health Education Equipment
6. Laboratory Equipment
7. Nebulizer
8. Screening kit bagi UKS di Puskesmas
16
9. Alat-alat Imunisasi
10. Alat-alat penyuluhan
11. Perangkat peralatan gigi
12. Perlengkapan/alat-alat pertolongan persalinan
13. USG
14. EKG
15. Slitlam
16. Optotip snellen/snellen chart
17. Optik kaca mata
18. Alat-alat KB
19. Bangku ginekologi
20. Rontgen
21. Klinik jiwa
22. Test Ishihara
23. Inkubator neonatus
Sedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki Puskesmas Kecamatan
Senen adalah:
1. Meubel
a. Meja periksa 16 buah.
b. Meja rapat 2 buah.
c. Meja kerja 40 buah.
d. Kursi 60 buah.
e. Bangku tunggu 60 buah.
2. Kendaraan/transportasi
a. Mobil puskesmas keliling 2 buah.
b. Sepeda motor 9 buah.
3. Perlengkapan kantor
a. Administrasi (formulir,kertas,map,dll).
b. Mesin ketik (portable, elektronik).
c. Mesin hitung.
d. Brankas.
e. Personal computer 10 unit.
f. LCD 1 buah.
4. Alat komunikasi : Telepon, intercom.
17
5. Alat penerangan : PLN dan generator diesel.
6. Alat Rumah Tangga Kantor :
a. Televisi.
b. Radio kaset/radio.
c. Kulkas.
d. Peralatan dapur.
e. Kasur, bantal, gorden, taplak.
f. Alat-alat kebersihan.
1.1.4. Program Kesehatan Dasar di Puskesmas Kecamatan Senen
Program kesehatan dasar puskesmas terdiri dari :
Promosi Kesehatan Masyarakat (PKM).
Program Kesehatan Lingkungan.
Program Kesehatan Ibu dan Anak.
Keluarga Berencana (KB).
Program Gizi.
Pengendalian Penyakit menular (P2M).
Program Pengobatan Dasar.
Tabel 1.8. Data target dan pencapaian pelayanan kesehatan di Kecamatan Senen Tahun 2014
NO JENIS PELAYANAN TARGET PENCAPAIAN
I. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil 95% 96%
2. Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi
yang ditangani
80% 100%
3. Cakupan Pertolongan persalinan oleh bidan
atau tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
90% 95%
4. Cakupan Ibu Nifas 90% 95%
5. Cakupan neonatal dengan komplikasi yang
ditangani
80% 100%
6. Cakupan Kunjungan Bayi 90% 95%
7. Kelurahan Univesal Child Imunization
(UCI)
100 100%
18
8. Cakupan Pelayanan anak Balita 90% 96%
9. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping
ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga
miskin
100% 100%
10. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat
perawatan
100% 100%
11. Penjaringan kesehatan siswa SD dan
setingkat
100% 100%
12. Cakupan peserta KB Aktif 70% 90%
13. Cakupan Pelayanan Kesehatan dasar pasien
keluarga miskin
100% 100%
II PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
14. Cakupan pelayanan Kesehatan rujukan
pasien keluarga miskin
100% 100%
15. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat level 1 100% 100%
III PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN
PENANGGULANGAN KLB
16. Cakupan Desa/kelurahan mengalami KLB
yang dilakukan penyelidikan epidemiologi
< 24 jam
100% Tidak ada kasus
KLB
IV PROMOSI KESEHATAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
17. Cakupan Desa Siaga Aktif 80% 50%
Sumber :Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Senen Tahun 2014
1.1.5. Program Promosi Kesehatan Masyarakat
Kemajuan teknologi diagnostik dan terapi ternyata seringkali berujung pada
meningkatnya biaya pelayanan kesehatan. Disisi lain karena keterbatasan sumber
daya kesehatan masih menjadi kendala bagi pemerataan layanan kesehatan. Pada titik
ini, ilmu kedokteran pencegahan diberbagai level menjadi sangatlah penting.
Promosi Kesehatan oleh Puskesmas adalah upaya Puskesmas untuk meningkatkan
kemampuan pasien, individu sehat, keluarga (rumah tangga) dan masyarakat di daerah
bermasalah kesehatan (DBK), agar (1) pasien dapat mandiri dalam mempercepat
kesembuhan dan rehabilitasinya, (2) individu sehat, keluarga dan masyarakat dapat
19
mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui (3)
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka,
serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Tujuan umum promosi kesehatan adalah meningkatkan kesadaran penduduk akan
nilai kesehatan melalui upaya promosi kesehatan sehingga masyarakat mau mengubah
perilaku menjadi perilaku yang sehat. Tujuan khusus dari promosi kesehatan adalah
sebagai berikut :
Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam upaya penanggulangan masalah
kesehatan.
Meningkatkan kemampuan masyarakat mengenai potensi yang ada dikeluarga
atau masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan.
Meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam bidang kesehatan
Adapun tujuan akhir dari program kesehatan dasar ini adalah mengubah perilaku
masyarakat agar sesuai dengan syarat-syarat terciptanya kualitas kesehatan
masyarakat yang optimal.Perubahan perilaku ini merupakan hasil dari adopsi
pengetahuan dan terbangunnya awareness atau kepedulian masyarakat dalam tataran
aplikatif. Oleh karena itu, kegiatan pada program promosi kesehatan masyarakat ini
dikemas dalam bentuk yang disesuaikan dengan target tingkat pendidikan, kesehatan
masyarakat serta ekonomi masyarakat.
Pada tahap target pendidikan adalah perubahan aspek kognitif masyarakat maka
usaha promosi kesehatan dikemas dalam bentuk ceramah umum atau penyuluhan satu
arah. Bentuk kegiatannya akan berbeda apabila target yang diinginkan sudah tercapai
pada tahap perubahan sikap maupun perilaku. Dalam hal ini, kegiatan biasanya
berbentuk kelompok kecil dengan komunikasi dua arah serta kegiatan lain yang
sifatnya praktek langsung. Dari pengetahuan yang sudah disampaikan dalam
ceramah/penyuluhan kesehatan, sasarannya adalah:
Perorangan.
Kelompok: pengunjung puskesmas, posyandu, puskesmas keliling, masyarakat
sekolah dan panti.
Massa: media cetak dan elektronik.
Sebagaimana disebutkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman
20
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, strategi dasar utama Promosi Kesehatan
adalah 1.) Pemberdayaan , 2.) Bina Suasana, 3.) Advokasi , serta dijiwai semangat 4.)
Kemitraan.
Berdasarkan pedoman pelaksanaan promosi kesehatan tersebut, terdapat dua
kegiatan utama program promosi kesehatan di puskesmas, yaitu:
1. Penyuluhan kesehatan dalam dan luar gedung
2. UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) diantaranya adalah:
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak: Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita
Upaya Pengobatan: Pos Obat Desa, Pos Kesehatan Desa
Upaya Perbaikan Gizi: Posyandu, Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi
(KADARZI)
Upaya Kesehatan Sekolah: Dokter Kecil, penyertaan guru dan orangtua/wali
murid, Saka Bakti Husada, Pos Kesehatan Pesantren
Upaya Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (POKMAIR), Desa
Percontohan Kesehatan Lingkungan
Evaluasi dilaksanakan pada setiap tahap menejerial mulai dari perencanaan,
pelaksanaan dan hasil sekurang-kurang pada tiap pertengahan tahun dan akhir tahun
dengan menggunakan indikator pada setiap tahapan.
Adapun indikator keberhasilan program promosi kesehatan adalah sebagai berikut:
Indikator Masukan (Input):
1. Adanya komitmen Kepala Puskesmas yang mencerminkan dalam
Rencana Umum Pengembangan Promosi Kesehatan Puskesmas.
2. Adanya komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam Rencana
Operasional Promosi Kesehatan Puskesmas.
3. Adanya tenaga PKM sesuai dengan acuan dalam standar SDM Promosi
Kesehatan puskesmas.
4. Adanya tenaga PKM dan tenaga kesehatan lain di puskesmas yang
sudah dilatih.
5. Adanya sarana dan peralatan Promosi Kesehatan puskesmas sesuai
acuan dalam standar sarana Promosi Kesehatan puskesmas
6. Adanya dana di puskesmas yang mencukupi untuk penyelenggaraan
Promosi Kesehatan puskesmas.
Indikator Proses:
21
1. Dilaksanakannya kegiatan promosi kesehatan didalam gedung (setiap
tenaga kesehatan melakukan promosi atau diselenggarakan klinik
khusus, pemasangan poster dan lain-lain) dan atau frekuensinya.
2. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, leaflet, spanduk
dan lain-lain) masih bagus dan relevan.
3. Dilaksanakannya kegiatan promosi kesehatan di masyarakat
(kunjungan rumah & pengorganisasian masyarakat).
Indikator Keluaran (Output)
1. Semua tenaga kesehatan puskesmas telah melaksanakan promosi
kesehatan.
2. Berapa banyak pasien/klien yang sudah terlayani oleh berbagai
kegiatan promosi kesehatan dalam gedung (konseling, bibliografi dan
lain-lain).
3. Berapa banyak keluarga yang telah mendapat kunjungan rumah oleh
puskesmas.
4. Berapa banyak kelompok masyarakat yang sudah digarap puskesmas
dengan pengorganisasian masyarakat.
5. Puskesmas sebagai model institusi kesehatan yang ber-PHBS, yaitu
dengan puskesmas bebas rokok, lingkungan bersih, bebas jentik dan
jamban sehat
Indikator dampak (Outcome)
Indikator ini mengacu pada tujuan dilaksanakannya promosi kesehatan di
puskesmas yaitu terciptanya PHBS di masyarakat untuk semua tatanan.
Tatanan yang dianggap mewakili untuk dievaluasi adalah tatanan rumah
tangga (dalam Kebijakan Nasional Promkes tahun 2010).
Program promosi kesehatan yang terdapat di Puskesmas Kecamatan Senen saat ini,
terdiri dari:
1. Penyuluhan
A. Penyuluhan dalam Gedung Puskesmas
2. Secara Langsung
Dialog di kamar periksa antara medis/paramedis dengan pasien dan
keluarga pasien.
22
Penyuluhan kelompok di puskesmas.
3. Secara Tidak Langsung
Memberi contoh/teladan dari karyawan puskesmas tentang penampilan,
perilaku, dan keramahan.
Kebersihan gedung puskesmas terutama kamar mandi/WC.
Tersedianya air bersih yang cukup.
Tersedianya media penyuluhan, poster, spanduk, dan lain-lain.
B. Penyuluhan di Luar Gedung Puskesmas
Penyuluhan kesehatan di luar gedung puskesmas bekerja sama dengan berbagai
pihak potensial lain dengan menerapkan strategi promosi kesehatan (pemberdayaan,
bina suasana, dan advokasi), yaitu sebagai berikut:
a. Promosi kesehatan melalui pendekatan individu.
Kunjungan rumah bagi pasien/keluarga yang memiliki masalah
kesehatan cukup berat.
b. Promosi kesehatan oleh puskesmas bekerja sama dengan kader kesehatan
dan tokoh masyarakat.
Kegiatan promosi kesehatan masyarakat dilaksanakan secara integratif untuk
mendukung semua kegiatan program Puskesmas. Adapun kegiatan penyuluhan yang
sudah berjalan selama periode bulan Januari – Mei 2015 dapat dilihat pada tabel 1.9:
23
Tabel 1.9. Rekapitulasi Laporan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
N
O
PROGRAM
YANG
DITUNJANG
PENYULUHAN KELOMPOK
DALAM GEDUNG LUAR GEDUNG
FRE
K
PENGUNJUNGFRE
K
PENGUNJUNG
T
MMU
M
S
JUMLA
H
T
MMU
M
S
JUMLA
H
1 KIA 48 0 1348 0 1348 46 0 159 0 159
2 KB 48 0 1284 0 1284 34 0 29 0 29
3 GIZI 46 0 417 0 417 61 0 4334 0 4334
4 IMUNISASI 53 0 1008 0 1008 56 0 1266 0 1266
5 DIARE 56 0 999 0 999 46 0 98 0 98
6DEMAM
BERDARAH39 0 308 0 308 54 0 1556 0 1556
7 AIDS 30 0 110 0 110 32 0 119 0 119
8 ISPA 57 0 8594 0 8594 32 0 102 0 102
9
ROKOK &
NARKOBA 31 0 756 0 756 27 0 380 0 380
10PENYAKIT
DEGENERATIF49 0 1406 0 1406 49 0 1378 0 1378
11AIR & KESLING
53 0 466 0 466 49 0 693 0 693
12 TB 41 0 410 0 410 42 0 415 0 415
13
KESEHATAN
GIGI 58 0 2150 0 2150 57 0 379725
04047
& MULUT
14PHBS DI
SEKOLAH0 0 0 0 0 10 0 0
42
5425
JUMLAH 609 01925
60 19256 601 0
1395
2
67
514627
Sumber : Laporan Bulanan Promosi Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Senen
Periode Januari – Mei 2015
24
Keterangan: TM : Tokoh Masyarakat MU : Masyarakat Umum MS : Masyarakat
Sekolah
25
Data detail per kelurahan
26
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
1. Frekuensi penyuluhan KIA dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 6 kali (60%)
2. Frekuensi penyuluhan KIA dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kramat
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%)
3. Frekuensi penyuluhan KIA dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
4. Frekuensi penyuluhan KIA dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (70%)
5. Frekuensi penyuluhan KIA luar gedung se-Kecamatan Senen Periode Bulan
Januari – Mei 2015 sebanyak 46 kali (77%)
6. Frekuensi penyuluhan KB dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 6 kali (75%)
7. Frekuensi penyuluhan KB dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kramat
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (62,5%)
8. Frekuensi penyuluhan KB dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (87,5%)
9. Frekuensi penyuluhan KB dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (87,5%)
10. Frekuensi penyuluhan KB luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kwitang Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 4 kali (50%)
11. Frekuensi penyuluhan KB luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (62,5%)
12. Frekuensi penyuluhan KB luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kramat Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (62,5%)
13. Frekuensi penyuluhan KB luar gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 4 kali (50%)
14. Frekuensi penyuluhan Gizi dalam gedung se-Kecamatan Senen Periode Bulan
Januari – Mei 2015 sebanyak 46 kali (77%)
15. Frekuensi penyuluhan Gizi luar gedung di Puskesmas Kecamatan Senen Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 15 kali (150%)
16. Frekuensi penyuluhan Gizi luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kwitang
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 12 kali (120%)
27
17. Frekuensi penyuluhan Gizi luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
18. Frekuensi penyuluhan Gizi luar gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%)
19. Frekuensi penyuluhan Gizi luar gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (70%)
20. Frekuensi penyuluhan Imunisasi dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kwitang
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
21. Frekuensi penyuluhan Imunisasi dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kramat
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%)
22. Frekuensi penyuluhan Imunisasi dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (70%)
23. Frekuensi penyuluhan Imunisasi dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
24. Frekuensi penyuluhan Imunisasi luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
25. Frekuensi penyuluhan Imunisasi luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kramat
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%)
26. Frekuensi penyuluhan Imunisasi luar gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
27. Frekuensi penyuluhan Diare dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kwitang
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
28. Frekuensi penyuluhan Diare dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
29. Frekuensi penyuluhan Diare dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%)
30. Frekuensi penyuluhan Diare luar gedung di Puskesmas Kecamatan Senen Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (70%)
31. Frekuensi penyuluhan Diare luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kwitang
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%)
32. Frekuensi penyuluhan Diare luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 6 kali (60%)
33. Frekuensi penyuluhan Diare luar gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%)
28
34. Frekuensi penyuluhan Diare luar gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (70%)
35. Frekuensi penyuluhan Demam Berdarah dalam gedung se-Kecamatan Senen
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 39 kali (65%)
36. Frekuensi penyuluhan Demam Berdarah luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Kwitang Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
37. Frekuensi penyuluhan Demam Berdarah luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Kenari Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
38. Frekuensi penyuluhan Demam Berdarah luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Paseban Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
39. Frekuensi penyuluhan Demam Berdarah luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Bungur Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (70%)
40. Frekuensi penyuluhan AIDS dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kwitang
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (83%)
41. Frekuensi penyuluhan AIDS dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (83%)
42. Frekuensi penyuluhan AIDS dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 4 kali (67%)
43. Frekuensi penyuluhan AIDS dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 4 kali (67%)
44. Frekuensi penyuluhan AIDS luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (83%)
45. Frekuensi penyuluhan AIDS luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kramat Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (83%)
46. Frekuensi penyuluhan AIDS luar gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 4 kali (67%)
47. Frekuensi penyuluhan ISPA dalam gedung di Puskesmas Kecamatan Senen
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 15 kali (150%)
48. Frekuensi penyuluhan ISPA dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
49. Frekuensi penyuluhan ISPA dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (70%)
50. Frekuensi penyuluhan ISPA dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 6 kali (60%)
29
51. Frekuensi penyuluhan ISPA luar gedung se-Kecamatan Senen Periode Bulan
Januari – Mei 2015 sebanyak 32 kali (53%)
52. Frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkoba dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Kwitang Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (83%)
53. Frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkoba dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Paseban Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 4 kali (67%)
54. Frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkoba dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Bungur Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 4 kali (67%)
55. Frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkoba luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Kwitang Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 4 kali (67%)
56. Frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkoba luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Kenari Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (83%)
57. Frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkoba luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Kramat Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (83%)
58. Frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkoba luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Paseban Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 3 kali (50%)
59. Frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkoba luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Bungur Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 4 kali (67%)
60. Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Kwitang Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
61. Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Kenari Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
62. Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Kramat Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%)
63. Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Kwitang Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 6 kali (60%)
64. Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif luar gedung di Puskesmas Kecamatan
Senen Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
65. Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Kenari Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%)
66. Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Kramat Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (70%)
67. Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Paseban Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 6 kali (60%)
30
68. Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Bungur Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
69. Frekuensi penyuluhan Air dan Kesling dalam gedung di Puskesmas Kelurahan
Kwitang Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
70. Frekuensi penyuluhan Air dan Kesling dalam gedung di Puskesmas Kelurahan
Kenari Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%)
71. Frekuensi penyuluhan Air dan Kesling dalam gedung di Puskesmas Kelurahan
Kramat Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (70%)
72. Frekuensi penyuluhan Air dan Kesling dalam gedung di Puskesmas Kelurahan
Bungur Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
73. Frekuensi penyuluhan Air dan Kesling luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Kwitang Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
74. Frekuensi penyuluhan Air dan Kesling luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Kenari Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (70%)
75. Frekuensi penyuluhan Air dan Kesling luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Kramat Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 6 kali (60%)
76. Frekuensi penyuluhan Air dan Kesling luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Paseban Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%)
77. Frekuensi penyuluhan Air dan Kesling luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Bungur Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
78. Frekuensi penyuluhan TB dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kwitang
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (87,5%)
79. Frekuensi penyuluhan TB dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 6 kali (75%)
80. Frekuensi penyuluhan TB dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (87,5%)
81. Frekuensi penyuluhan TB dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (87,5%)
82. Frekuensi penyuluhan TB luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kramat Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 6 kali (75%)
83. Frekuensi penyuluhan TB luar gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (87,5%)
84. Frekuensi penyuluhan TB luar gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (62,5%)
31
85. Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dalam gedung di Puskesmas
Kecamatan Senen Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 12 kali (120%)
86. Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Kwitang Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%)
87. Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Kenari Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%)
88. Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Kramat Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 11 kali (110%)
89. Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Bungur Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
90. Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut luar gedung di Puskesmas
Kelurahan Kwitang Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%)
91. Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut luar gedung di Puskesmas
Kelurahan Kenari Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%)
92. Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut luar gedung di Puskesmas
Kelurahan Kramat Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 12 kali (120%)
93. Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut luar gedung di Puskesmas
Kelurahan Bungur Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
94. Frekuensi penyuluhan PHBS di Sekolah di Puskesmas Kelurahan Kenari Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 1 kali (50%)
95. Frekuensi penyuluhan PHBS di Sekolah di Puskesmas Kelurahan Bungur Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 1 kali (50%)
1.3 RUMUSAN MASALAH
1. Frekuensi penyuluhan KIA dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 6 kali (60%) kurang dari target
sebanyak 10 kali (100%).
2. Frekuensi penyuluhan KIA dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kramat
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%) kurang dari target
sebanyak 10 kali (100%).
32
3. Frekuensi penyuluhan KIA dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%) kurang dari target
sebanyak 10 kali (100%).
4. Frekuensi penyuluhan KIA dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (70%) kurang dari target
sebanyak 10 kali(100%) .
5. Frekuensi penyuluhan KIA luar gedung se-Kecamatan Senen Periode Bulan
Januari – Mei 2015 sebanyak 46 kali (77%) kurang dari target sebanyak 60 kali
(100%)
6. Frekuensi penyuluhan KB dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 6 kali (75%) kurang dari target sebanyak 8
kali (100%)
7. Frekuensi penyuluhan KB dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kramat
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 (62,5%) kali kurang dari target
sebanyak 8 kali (100%)
8. Frekuensi penyuluhan KB dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (87,5%) kurang dari target
sebanyak 8 kali(100%)
9. Frekuensi penyuluhan KB dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (87,5%) kurang dari target sebanyak 8
kali (100%)
10. Frekuensi penyuluhan KB luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kwitang Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 4 kali (50%) kurang dari target sebanyak 8
kali (100%)
11. Frekuensi penyuluhan KB luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (62,5%) kurang dari target sebanyak 8
kali (100%)
12. Frekuensi penyuluhan KB luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kramat Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (62,5%) kurang dari target sebanyak 8
kali (100%)
13. Frekuensi penyuluhan KB luar gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 4 kali (50%) kurang dari target sebanyak 8
kali (100%)
33
14. Frekuensi penyuluhan Gizi dalam gedung se-Kecamatan Senen Periode Bulan
Januari – Mei 2015 sebanyak 46 kali (77%) kurang dari target sebanyak 60 kali
(100%)
15. Frekuensi penyuluhan Gizi luar gedung di Puskesmas Kecamatan Senen Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 15 kali (150%) lebih dari target sebanyak 10
kali (100%)
16. Frekuensi penyuluhan Gizi luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kwitang
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 12 kali (120%) lebih dari target
sebanyak 10 kali (100%)
17. Frekuensi penyuluhan Gizi luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%) kurang dari target sebanyak 10
kali (100%)
18. Frekuensi penyuluhan Gizi luar gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80 %) kurang dari target sebanyak 10
kali (100%)
19. Frekuensi penyuluhan Gizi luar gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (70%) kurang dari target sebanyak 10
kali (100%)
20. Frekuensi penyuluhan Imunisasi dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kwitang
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%) kurang dari target
sebanyak 10 kali (100%)
21. Frekuensi penyuluhan Imunisasi dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kramat
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%) kurang dari target
sebanyak 10 kali(100%)
22. Frekuensi penyuluhan Imunisasi dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (70%) kurang dari target
sebanyak 10 kali (100%)
23. Frekuensi penyuluhan Imunisasi dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%) kurang dari target
sebanyak 10 kali (100%)
24. Frekuensi penyuluhan Imunisasi luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%) kurang dari target
sebanyak 10 kali (100%)
34
25. Frekuensi penyuluhan Imunisasi luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kramat
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%) kurang dari target
sebanyak 10 kali (100%)
26. Frekuensi penyuluhan Imunisasi luar gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%) kurang dari target
sebanyak 10 kali (100%)
27. Frekuensi penyuluhan Diare dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kwitang
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%) kurang dari target
sebanyak 10 kali (100%)
28. Frekuensi penyuluhan Diare dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (100%) kurang dari target
sebanyak 10 kali (100%)
29. Frekuensi penyuluhan Diare dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%) kurang dari target
sebanyak 10 kali (100%)
30. Frekuensi penyuluhan Diare luar gedung di Puskesmas Kecamatan Senen Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (70%) kurang dari target sebanyak 10
kali
31. Frekuensi penyuluhan Diare luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kwitang
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%) kurang dari target
sebanyak 10 kali (100%)
32. Frekuensi penyuluhan Diare luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 6 kali (60%) kurang dari target sebanyak 10
kali
33. Frekuensi penyuluhan Diare luar gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%) kurang dari target
sebanyak 10 kali (100%)
34. Frekuensi penyuluhan Diare luar gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (80%) kurang dari target
sebanyak 10 kali (100%)
35. Frekuensi penyuluhan Demam Berdarah dalam gedung se-Kecamatan Senen
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 39 kali (65%) kurang dari target
sebanyak 60 kali (100%)
35
36. Frekuensi penyuluhan Demam Berdarah luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Kwitang Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%) kurang dari
target sebanyak 10 kali (100%)
37. Frekuensi penyuluhan Demam Berdarah luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Kenari Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%) kurang dari
target sebanyak 10 kali (100%)
38. Frekuensi penyuluhan Demam Berdarah luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Paseban Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%) kurang dari
target sebanyak 10 kali (100%)
39. Frekuensi penyuluhan Demam Berdarah luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Bungur Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (70%) kurang dari
target sebanyak 10 kali (100%)
40. Frekuensi penyuluhan AIDS dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kwitang
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (83%) kurang dari target
sebanyak 6 kali (100%)
41. Frekuensi penyuluhan AIDS dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (83%) kurang dari target
sebanyak 6 kali (100%)
42. Frekuensi penyuluhan AIDS dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 4 kali (67%) kurang dari target
sebanyak 6 kali (100%)
43. Frekuensi penyuluhan AIDS dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 4 kali (67%) kurang dari target
sebanyak 6 kali (100%)
44. Frekuensi penyuluhan AIDS luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (83%) kurang dari target sebanyak 6
kali (100%)
45. Frekuensi penyuluhan AIDS luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kramat
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (83%) kurang dari target
sebanyak 6 kali (100%)
46. Frekuensi penyuluhan AIDS luar gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 4 kali (67%) kurang dari target
sebanyak 6 kali (100%)
36
47. Frekuensi penyuluhan ISPA dalam gedung di Puskesmas Kecamatan Senen
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 15 kali (150%) lebih dari target
sebanyak 10 kali (100%)
48. Frekuensi penyuluhan ISPA dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%) kurang dari target
sebanyak 10 kali (100%)
49. Frekuensi penyuluhan ISPA dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (70%) kurang dari target
sebanyak 10 kali (100%)
50. Frekuensi penyuluhan ISPA dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 6 kali (60%) kurang dari target
sebanyak 10 kali (100%)
51. Frekuensi penyuluhan ISPA luar gedung se-Kecamatan Senen Periode Bulan
Januari – Mei 2015 sebanyak 32 kali (53%) kurang dari target sebanyak 60 kali
(100%)
52. Frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkoba dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Kwitang Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (83%)
kurang dari target sebanyak 6 kali (100%)
53. Frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkoba dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Paseban Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 4 kali (67%)
kurang dari target sebanyak 6 kali (100%)
54. Frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkoba dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Bungur Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 4 kali (67%)
kurang dari target sebanyak 6 kali (100%)
55. Frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkoba luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Kwitang Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 4 kali (67%) kurang dari
target sebanyak 6 kali (100%)
56. Frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkoba luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Kenari Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (83%) kurang dari
target sebanyak 6 kali (100%)
57. Frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkoba luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Kramat Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (83%) kurang dari
target sebanyak 6 kali (100%)
37
58. Frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkoba luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Paseban Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 3 kali (50%) kurang dari
target sebanyak 6 kali (100%)
59. Frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkoba luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Bungur Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 4 kali (67%) kurang dari
target sebanyak 6 kali (100%)
60. Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Kwitang Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
kurang dari target sebanyak 10 kali (100%)
61. Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Kenari Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
kurang dari target sebanyak 10 kali (100%)
62. Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Kramat Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%)
kurang dari target sebanyak 10 kali (100%)
63. Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Kwitang Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 6 kali (60%)
kurang dari target sebanyak 10 kali (100%)
64. Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif luar gedung di Puskesmas
Kecamatan Senen Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
kurang dari target sebanyak 10 kali (100%)
65. Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Kenari Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%) kurang dari
target sebanyak 10 kali (100%)
66. Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Kramat Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (70%) kurang dari
target sebanyak 10 kali (100%)
67. Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Paseban Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 6 kali (60%) kurang dari
target sebanyak 10 kali (100%)
68. Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Bungur Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%) kurang dari
target sebanyak 10 kali (100%)
38
69. Frekuensi penyuluhan Air dan Kesling dalam gedung di Puskesmas Kelurahan
Kwitang Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%) kurang dari
target sebanyak 10 kali (100%)
70. Frekuensi penyuluhan Air dan Kesling dalam gedung di Puskesmas Kelurahan
Kenari Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%) kurang dari
target sebanyak 10 kali (100%)
71. Frekuensi penyuluhan Air dan Kesling dalam gedung di Puskesmas Kelurahan
Kramat Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (70%) kurang dari
target sebanyak 10 kali (100%)
72. Frekuensi penyuluhan Air dan Kesling dalam gedung di Puskesmas Kelurahan
Bungur Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%) kurang dari
target sebanyak 10 kali (100%)
73. Frekuensi penyuluhan Air dan Kesling luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Kwitang Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%) kurang dari
target sebanyak 10 kali (100%)
74. Frekuensi penyuluhan Air dan Kesling luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Kenari Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (70%) kurang dari
target sebanyak 10 kali (100%)
75. Frekuensi penyuluhan Air dan Kesling luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Kramat Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 6 kali (60%) kurang dari
target sebanyak 10 kali (100%)
76. Frekuensi penyuluhan Air dan Kesling luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Paseban Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%) kurang dari
target sebanyak 10 kali (100%)
77. Frekuensi penyuluhan Air dan Kesling luar gedung di Puskesmas Kelurahan
Bungur Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%) kurang dari
target sebanyak 10 kali (100%)
78. Frekuensi penyuluhan TB dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kwitang
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (87,5%) kurang dari target
sebanyak 8 kali (100%)
79. Frekuensi penyuluhan TB dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Kenari Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 6 kali (75%) kurang dari target sebanyak 8
kali (100%)
39
80. Frekuensi penyuluhan TB dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (87,5%) kurang dari target
sebanyak 8 kali (100%)
81. Frekuensi penyuluhan TB dalam gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur
Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (87,5%) kurang dari target
sebanyak 8 kali (100%)
82. Frekuensi penyuluhan TB luar gedung di Puskesmas Kelurahan Kramat Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 6 kali (75%) kurang dari target sebanyak 8
kali (100%)
83. Frekuensi penyuluhan TB luar gedung di Puskesmas Kelurahan Paseban Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 7 kali (87,5%) kurang dari target sebanyak 8
kali (100%)
84. Frekuensi penyuluhan TB luar gedung di Puskesmas Kelurahan Bungur Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 5 kali (62,5%) kurang dari target sebanyak 8
kali (100%)
85. Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dalam gedung di Puskesmas
Kecamatan Senen Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 12 kali (120%)
lebih dari target sebanyak 10 kali (100%)
86. Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Kwitang Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%)
kurang dari target sebanyak 10 kali (100%)
87. Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Kenari Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%)
kurang dari target sebanyak 10 kali (100%)
88. Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Kramat Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 11 kali (110%)
lebih dari target sebanyak 10 kali (100%)
89. Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dalam gedung di Puskesmas
Kelurahan Bungur Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
kurang dari target sebanyak 10 kali (100%)
90. Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut luar gedung di Puskesmas
Kelurahan Kwitang Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%)
kurang dari target sebanyak 10 kali (100%)
40
91. Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut luar gedung di Puskesmas
Kelurahan Kenari Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 kali (80%)
kurang dari target sebanyak 10 kali (100%)
92. Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut luar gedung di Puskesmas
Kelurahan Kramat Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 12 kali (120%)
lebih dari target sebanyak 10 kali (100%)
93. Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut luar gedung di Puskesmas
Kelurahan Bungur Periode Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 9 kali (90%)
kurang dari target sebanyak 10 kali (100%)
94. Frekuensi penyuluhan PHBS di Sekolah di Puskesmas Kelurahan Kenari Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 1 kali (50%) kurang dari target sebanyak 2
kali (100%)
95. Frekuensi penyuluhan PHBS di Sekolah di Puskesmas Kelurahan Bungur Periode
Bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 1 kali (50%) kurang dari target sebanyak 2
kali (100%)
41