bab i

80
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cempaka Putih 1.1.1.1. Keadaan Geografis a. Letak Wilayah Kecamatan Cempaka Putihadalah salah satu kecamatan yang berada di Wilayah Kotamadya Jakarta Pusat, terdiri atas tiga kelurahan, yaitu Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih Barat dan Rawasari. b. Batas Wilayah Kecamatan Cempaka Putih 1. Sebelah Utara : Jl. Let. Jendral Suprapto (berbatasan dengan Kecamatan Kemayoran) 2. Sebelah Barat: Rel Kereta Api Stasiun Kramat, Jl. Mardani, Jl. Percetakan Negara (berbatasan dengan Kecamatan Johar Baru) 3. Sebelah Selatan : Jl. Pramuka Raya (berbatasan dengan KecamatanMatraman) 4. Sebelah Timur : Jl. Jendral A. Yani (berbatasan dengan Kecamatan Pulo Gadung) Gambar 1.1 Peta Kecamatan Cempaka Putih 1

Upload: rizweta-destin

Post on 19-Jan-2016

23 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cempaka Putih

1.1.1.1. Keadaan Geografis

a. Letak Wilayah

Kecamatan Cempaka Putihadalah salah satu kecamatan yang berada di Wilayah Kotamadya

Jakarta Pusat, terdiri atas tiga kelurahan, yaitu Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih Barat

dan Rawasari.

b. Batas Wilayah Kecamatan Cempaka Putih

1. Sebelah Utara : Jl. Let. Jendral Suprapto (berbatasan dengan Kecamatan Kemayoran)

2. Sebelah Barat: Rel Kereta Api Stasiun Kramat, Jl. Mardani, Jl. Percetakan Negara

(berbatasan dengan Kecamatan Johar Baru)

3. Sebelah Selatan : Jl. Pramuka Raya (berbatasan dengan KecamatanMatraman)

4. Sebelah Timur : Jl. Jendral A. Yani (berbatasan dengan Kecamatan Pulo Gadung)

Gambar 1.1 Peta Kecamatan Cempaka Putih

1

Page 2: BAB I

c. Luas Wilayah

Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan Cempaka Putih

Kelurahan Luas Wilayah (Ha) Jumlah RW Jumlah RTCempaka Putih Barat 121.87 Ha 13 151Cempaka Putih Timur 222.06 Ha 8 106RawasariJumlah

124.75 Ha468.68 Ha

930

109366

(Sumber : Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor Lurah CPB I,

CPB II, CPT dan Rawasari)

Dilihat dari data pada tabel di atas Cempaka Putih Timur memiliki wilayah sekitar

222.06 Ha dan merupakan wilayah terluas dibandingkan dengan Cempaka Putih Barat

dan Rawasari.

1.1.1.2. Keadaan Demografi

Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk Kecamatan Cempaka Putih sampai akhir Bulan Desember 2013

adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Cempaka Putih

No. KelurahanJumlah Penduduk

JumlahWNI WNALaki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

1 Cempaka Putih Barat 20.402 19.935 21 10 40.3682 Cempaka Putih Timur 14.151 13.948 19 17 28.1353 Rawasari

Jumlah13.41847.971

13.23547.118

747

835

26.66895.171

(Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor Lurah CPB I, CPB II,

CPT dan Rawasari)

Jumlah penduduk di kecamatan Cempaka Putih Barat merupakan yang tertinggi

dibandingkan dengan kecamatan Cempaka Putih Timur dan kecamatan Rawasari. Di

susul oleh kecamatan Cempaka Putih Timur dengan 28.135 penduduk dan kecamatan

Rawasari sebesar 26.668 penduduk.

2

Page 3: BAB I

Tabel 1.3 Pertumbuhan Alamiah dan Mobilitas Penduduk

No Kelurahan Lahir Mati Pindah DatangLk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr

1 Cempaka Putih Barat 89 82 7 4 127 132 168 2202 Cempaka Putih Timur 12 14 4 4 38 40 24 143 Rawasari

Jumlah131232

136232

95106

6169

350515

324496

255447

273507

(Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor Lurah CPB I, CPB II,

CPT dan Rawasari)

Dari data di atas bahwa didapatkan data terbanyak pada kasus perpindahan didapat

pada Kelurahan Rawasari dan data kedatangan didapat pada Kelurahan Cempaka Putih

Barat.

Tabel 1.4 Gambaran Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Jenis Pendidikan Kelurahan Jumlah PendudukCPB CPT Rawasari

1 Tidak Sekolah - 385 1.090 1.4752 Tidak Tamat SD 158 4.388 523 5.0693 Tamat SD/Sederajat 2.170 4.933 1.076 8.1794 Tamat SLTP/Sederajat 2.809 7.558 1.945 12.3125 Tamat SMU/Sederajat 19.103 6.886 759 26.7486 Tamat Universitas/PT

Jumlah3.41027.650

1.96326.113

1585.551

5.53159.314

(Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor Lurah CPB I,

CPB II, CPT dan Rawasari)

Menurut data di atas mayoritas penduduk di kecamatan Rawasari memiliki tingkat

pendidikan yang lebih rendah di bandingkan dengan kecamatan Cempaka Putih Barat

dan Timur. Di lihat berdasarkan jumlah penduduk di kecamatan Rawasari yang tidak

sekolah sebesar 1.090 dan yang tamat Universitas/PT hanya sebesar 158 orang.

Sedangkan, kecamatan Cempaka Putih merupakan kecamatan yang lebih baik tingkat

pendidikan pada penduduknya di lihat dari tidak ada nya penduduk yang tidak sekolah

dan jumlah penduduk yang tamat universitas/PT sebesar 3.410.

3

Page 4: BAB I

Tabel 1.5 Gambaran Penduduk Menurut Agama

No Kelurahan Jumlah Penduduk

AgamaIslam Protestan Katolik Hindu Budha

1 Cempaka Putih Barat 35.490 32.971 1.225 1.089 111 942 Cempaka Putih Timur 25.335 14.555 4.762 3.111 1.667 1.2403 Rawasari

Jumlah16.16476.989

14.58562.111

3236.310

1.1695.369

1161.894

71.341

(Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor Lurah CPB I, CPB II,

CPT dan Rawasari)

Agama islam merupakan agama terbanyak di ketiga kecamatan. Hal tersebut di

lihat dari jumlah penduduk yang memeluk agama islam sebesar 62.111 penduduk.

Tabel 1.6 Gambaran Penduduk Menurut Tenaga Kerja

(Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor Lurah CPB

I, CPB II, CPT dan Rawasari)

Dari data di atas, terlihat penduduk di kecamatan cempaka putih paling banyak

bekerja sebagai karyawan dengan total 15.705 penduduk.

4

No Jenis Pencaharian

Kelurahan Jumlah PendudukCPB CPT Rawasari

1 Pedagang 9.156 2.915 398 12.4692 Karyawan 6.099 6.294 3.312 15.7053 Pegawai Negeri

Sipil2.567 4.891 2.389 9.856

4 TNI/Polri 1.710 41 25 1.7765 Pensiunan

TNI/Polri/PNS3.385 2.954 881 7.220

6 Pertukangan 73 1.149 21 1.2437 Lain-lain

Jumlah111

23.1106.32324.567

3.40710.433

9.84158.110

Page 5: BAB I

1.1.1.3. Fasilitas Umum

Tabel 1.7 Jumlah Rumah Menurut Jenis Bangunan

No Jenis Bangunan Kelurahan JumlahCPB CPT Rawasari

1 Rumah Permanen 3.570 2.700 1.529 7.7992 Rumah Semi Permanen 1.003 4.205 982 6.1903 Rumah Biasa 1.500 807 775 3.0824 Rumah Susun - - - -5 Rusun Apartemen

Jumlah1

6.074-

7.7121

3.2872

17.073

(Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor Lurah CPB I, CPB II,

CPT dan Rawasari)

Mayoritas penduduk di kecamatan cempaka putih bertempat tinggal di rumah

yang permanen dan semi-permanen berdasarkan jumlah masing-masing yaitu 7.799 dan

6.190. Di daerah Cempaka Putih Barat menyumbangkan nilai terbesar dari rumah

permanen sebesar 3.570 di bandingkan dengan wilayah yang lain. Untuk Cempaka

Putih Timur mayoritas penduduknya masih bertempat tinggal pada rumah yang semi-

permanen.

Tabel 1.8 Sarana Tempat Ibadah

No Kelurahan Tempat IbadahMusholla Masjid Majelis

Ta’limGereja Wihara

1 Cempaka Putih Barat 13 14 27 2 -2 Cempaka Putih Timur 4 14 29 4 -3 Rawasari 16

331038

2682

-6

--Jumlah

(Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor Lurah CPB I, CPB II,

CPT dan Rawasari)

Dari data tabel diatas di dapatkan terdapat banyak Masjid dan Majelis Ta’lim

yang didirikan disana yaitu sekitar 32 dan 82 tempat ibadah.

Tabel 1.9 Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih

5

Page 6: BAB I

No Sarana dan Prasarana Jumlah1 Rumah Sakit 32 Puskesmas 33 Pos Kesehatan 164 Balai Pengobatan 05 Apotik 36 Rumah/Toko Obat 07 Posyandu 168 BKIA 19 Klinik KB 910 Karang Balita/Pos Penimbangan 911 PPKB 2312 Panti Pijat 013 Laboratorium Klinik 214 Tenaga Medis

1. Dokter Umum 72. Dokter Anak 03. Dokter THT 04. Dokter Gigi 05. Dokter Kebidanan/kandungan 06. Dokter Kulit 07. Dokter Mata 08. Dokter Penyakit Dalam 09. Akupuntur 010. Shinse 011. Bidan Praktek 012. Dukun Bayi 113. Dokter Hewan 014. Dukun Sunat 0

16 Rumah Bersalin 2(Sumber: Arsip Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 2013)

Dari data tabel di atas bahwa di dapatkan Fasilitas Kesehatan di Wilayah

Kecamatan Cempaka Putih terbanyak yaitu Poskehatan sebanyak 16, Posyandu sebanyak

16 dan PPKB sebanyak 23.

1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas

1.1.2.1 Definisi

Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah pusat pengembangan,

pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus merupakan garda

terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk tujuan tersebut, puskesmas

berfungsi melayani tugas teknis dan administratif.

6

Page 7: BAB I

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.

Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan infrastruktur lainnya

merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.

Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 – 50.000

penduduk setiap puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka

puskesmas perlu ditunjang oleh unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang

disebut Puskesmas Pembantu atau Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar dengan

jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja puskesmas dapat meliputi satu

kelurahan.

Indonesia sehat 2015 adalah visi pembangunan sehat di Indonesia. Puskesmas

dijadikan sebagai ujung tombak upaya kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat

maupun kesehatan perorangan. Lebih dari tiga dasawarsa Republik Indonesia mencoba

berupaya menyelesaikan persoalan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah

dalam hal ini Departemen Kesehatan Republik Indonesia, telah mengembangkan

berbagai inovasi strategi peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih efektif, efisien dan

terpadu. Gagasan–gagasan baru untuk menyelesaikan berbagai persoalan pelayanan

kesehatan dicoba namun demikian faktanya adalah kualitas pelayanan kesehatan di

negara Indonesia masih jauh dari memuaskan bila dibandingkan dengan negara-negara

tetangga.

1.1.2.2 Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan Puskesmas meliputi :

a. Promotif ( peningkatan kesehatan )

b. Preventif ( upaya pencegahan )

c. Kuratif ( pengobatan )

d. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )

1.1.2.3 Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah

tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat

adalah gambaran masyarakat Kecamatan di masa depan yang ingin dicapai melalui

7

Page 8: BAB I

pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan

perilaku sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator utama, yaitu :

1. lingkungan sehat

2. perilaku sehat

3. cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu

4. derajat kesehatan penduduk Kecamatan.

Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi

pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni, terwujudnya Kecamatan sehat yang

harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah Kecamatan

setempat.

1.1.2.4 Misi Puskesmas

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.

Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan

di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspekkesehatan, yaitupembangunan yang

tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan,setidak-tidaknya terhadap

lingkungan dan perilaku masyarakat.

b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah

kerjanya.

Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat

tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan

pengetahuan dan kemampuan, menuju kemandirian hidup.

c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan.

Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai

dengan standard dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan

kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana, sehingga dapat dijangkau

oleh seluruh anggota masyarakat.

8

Page 9: BAB I

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat

beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan

kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat

tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan

ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai.

1.1.2.1 Strategi Puskesmas

a. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan

b. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan masyarakat

dan keluarga

c. Meningkatkan profesionalisme petugas

d. Mengembangkan kemandirian puskesmas sesuai dengan kewenangan yang diberikan

oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

1.1.2.2 Fungsi Puskesmas

1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah

kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di

samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari

penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk

pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga

dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan

melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam

memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut

menerapkan, menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan. Pemberadayaan

9

Page 10: BAB I

perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan

kondisi dan situasi, khususnya sosisal budaya masyarakat setempat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat

pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan

tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:

a. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama

menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa

mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan

perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah

dengan rawat inap.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara

dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat

tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,

penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga

berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan

masyarakat lainnya.

Diagram1.1 Fungsi Puskesmas

10

Page 11: BAB I

11

Page 12: BAB I

(Sumber : Trihoho, 2005)

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, puskesmas

bertanggung jawab menyelenggarakan program kesehatan perorangan dan program

kesehatan masyarakat, yang bila ditinjau dalam sistem kesehatan nasional, keduanya

merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Program kesehatan tersebut

dikelompokkan menjadi dua yaitu program kesehatan wajib dan program kesehatan

pengembangan.

1.1.2.3 Upaya Kesehatan Wajib

Program yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global

serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Program kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di wilayah

Indonesia. Program kesehatan wajib Puskesmas adalah:

a. Program Promosi Kesehatan

b. Program Kesehatan Lingkungan

c. Program Kesehatan Ibu dan Anak

d. Program Keluarga Berencana

e. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

f. Program pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

g. Program Pengobatan Dasar

Berikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib yang ditampilkan dalam

bentuk tabel, yaitu sebagai berikut:

12

Page 13: BAB I

Tabel 1.10 Indikator Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

Program Kesehatan Wajib

Kegiatan Indikator

Promosi Kesehatan Promosi hidup bersih dan sehat Tatanan sehat

Perbaikan perilaku sehatKesehatan Lingkungan

Penyehatan pemukiman Cakupan air bersihCakupan jamban keluargaCakupan SPALCakupan rumah sehat

Kesehatan Ibu dan Anak

ANC Cakupan K1, K4Pertolongan persalinan Cakupan linakesMTBS Cakupan MTBSImunisasi Cakupan imunisasi, terdiri

dari :HB0, BCG, Polio 1, DPT/HB1, Polio 2, DPT/HB2, Polio 3, DPT/HB3, Polio 4, Campak

Keluarga Berencana Pelayanan Keluarga Berencana Cakupan MKET

Pengendalian Penyakit Menular

Diare Cakupan kasus diareISPA Cakupan kasus ISPAMalaria Cakupan kasus malaria

Cakupan kelambunisasiTuberkulosis Cakupan penemuan kasus

Angka penyembuhanGizi Distribusi vit A/ Fe / cap

yodiumCakupan vit A /Fe / cap yodium

PSG % gizi kurang / buruk, SKDNPromosi Kesehatan % kadar gizi

Pengobatan Medik dasar Cakupan pelayananUGD Jumlah kasus yang ditanganiLaboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan

(Sumber : Trihono, 2005)

1.1.2.4 Upaya Kesehatan Pengembangan

Program yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di

masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Program kesehatan

pengembangan dipilih dari daftar program kesehatan pokok puskesmas yang telah ada

yakni :

a. Program Kesehatan Sekolah

b. Program Kesehatan Olahraga

13

Page 14: BAB I

c. Program Perawatan Kesehatan Masyarakat

d. Program Kesehatan Kerja

e. Program Kesehatan Gigi & Mulut

f. Program Kesehatan Jiwa

g. Program Kesehatan Mata

h. Program Kesehatan Usia Lanjut

i. Program Pembinaan Pengobatan Tradisional

Pemilihan program kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas

bersama dinas kesehatan kabupaten/ kota dengan mempertimbangkan masukan dari

Konkes/ BPKM/ BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila program

kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan

serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan program kesehatan

pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.

Dalam keadaan tertentu program kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula

ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten / kota. Penyelenggaraan program

kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan

puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga

fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari

setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap program puskesmas, baik

program kesehatan wajib maupun program kesehatan pengembangan

14

Page 15: BAB I

Tabel 1.10 Indikator Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas

Upaya kesehatan pengembangan

Kegiatan Indikator

Upaya Kesehatan Sekolah

UKS/UKGS Jumlah Sekolah dg UKS/UKGS% sekolah sehat

Upaya kesehatan olah raga

Memasyarakatkan olah raga untuk kesehatan

Jumlah kelompok senamJumlah klub jantung sehat

Upaya perawatan kesehatan masyarakat

Kunjungan rumah konseling

% keluarga rawan yang dikunjungi

Upaya kesehatan kerja Memasyarakatkan masker (norma sehat dalam bekerja)

% pos UKKTingkat perkembangan pos UKK

Upaya kesehatan gigi dan mulut

Poliklinik gigi Jumlah kasus gigi

Upaya kesehatan jiwa Konseling Jumlah kasus penyakit jiwaUpaya kesehatan mata Mencegah kebutaan Jml pend. katarak yg

dioperasiJml kelainan visus yang dikoreksi

Upaya kesehatan usia lanjutUsaha pembinaan pengobatan tradisional

Memasyarakatkan perilaku sehat di usia lanjutMembina pengobatan tradisional yang rasional

% Posyandu UsilaTingkat perkembangan Posyandu UsilaJumlah sarasehan battraJumlah battra yang dibina

(Sumber : Trihono, 2005)

1.1.2.5 Azas Puskesmas

1. Azas pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang

bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai

kegiatan, antara lain sebagai berikut :

a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga berwawasan

kesehatan.

b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di

wilayah kerjanya.

c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat

dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

15

Page 16: BAB I

d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan

terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas pemberdayaan masyarakat

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar

berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini, berbagai

potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas

(BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka

pemberdayaan masyarakat antara lain

a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)

b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)

c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa percontohan

Kesehatan Lingkungan (DPKL)

e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Pokestren)

f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda

g. Kesehatan Kerja : Pos Program Kesehatan Kerja (Pos UKK)

h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM)

i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA),Pembinaan

Pengobatan Tradisional (Battra)

3. Azas Keterpaduan

Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal,

penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu. Ada dua

macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :

a. Keterpaduan Lintas Program

Program memadukan penyelengaraan berbagai program kesehatan yang menjadi

tanggung jawab puskesmas. Contoh : MTBS, UKS, Puskesmas Keliling, Posyandu

16

Page 17: BAB I

b. Keterpaduan Lintas Sektor

Program memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program dari sektor

terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatn dan dunia usaha. Contoh

keterpaduan lintas sektoral antara lain

1. UKS, Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan &

agama.

2. Promosi Kesehatan, keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama & pertanian.

3. Perbaikan Gizi, keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah/kepala

desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha dan organisasi

kemsyarakatan.

4. Kesehatan kerja, keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,

tenaga kerja & dunia usaha.

4. Azas Rujukan

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit atau

masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti

dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya,

maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. Ada

dua macam rujukan yang dikenal yakni :

a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)

Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu, maka

puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu

(baik vertikal maupun horizontal). Rujukan program kesehatan perorangan dibedakan

atas :

1. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis (contoh:

operasi) dan lain-lain.

2. Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang

lebih lengkap.

17

Page 18: BAB I

3. Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten

untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau menyelenggarakan

pelayanan medis spesialis di puskesmas.

b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan

masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana. Rujukan

kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam:

1. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman

alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin,

bahan habis pakai dan bahan pakaian.

2. Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa,

bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena

bencana alam.

3. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung

jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan

kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional

diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.

Gambar 1.2 Sistem Rujukan Puskesmas

(Sumber : Trihono, 2005)

18

Page 19: BAB I

1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih mulai beroperasi pada bulan Juli 1990

setelah terjadi pemisahan wilayah dengan Kecamatan Johar Baru. Pada tahun 2010

mengalami rehab total. Pada tanggal 21 Januari 2013 Puskesmas Kecamatan Cempaka

Putih menempati gedung baru sesuai dengan instruksi Ka Sudinkes Jakarta Pusat.

Menempati luas tanah 1.350 m2 dengan bangunan empat setengah lantai memiliki Unit

Rawat Inap Umum dan Rumah bersalin. Rawat inap Puskesmas Kecamatan Cempaka

Putih diresmikan tanggal 15 April 2013, dengan memiliki 18 kasur, rumah bersalin 14

kasur dan UGD 5 kasur.

Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih membawahi 3 Puskesmas Kelurahan yaitu

Kelurahan Cempaka Putih Barat, Cempaka Putih Timur dan Rawasari.

Sejak bulan Maret 2001 Puskesmas ini ditetapkan sebagai Puskesmas Swadana,

kemudian tahun ini ditetapkan juga oleh Gubernur DKI Jakarta bahwa setiap Puskesmas

Kecamatan harus membuka Unit Puskesmas Siaga 24 jam.

Sesuai dengan Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta nomor 2086/2006 tanggal

28 Desember 2006 tentang penetapan 44 Puskesmas Kecamatan sebagai Unit Kerja Dinas

Kesehatan Propinsi DKI Jakarta yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum Daerah secara bertahap. Maka Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih sejak tahun

2007 menjalankan keputusan tersebut.

Sejak tanggal 21 Januari 2013 Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih beroperasi di

Jl. Rawasari Selatan No 1 Kelurahan Cempaka Putih Timur Kecamatan Cempaka Putih.

19

Page 20: BAB I

Gambar 1.3 Skema Puskesmas di wilayah Kecamatan Cempaka Putih

Ket: : Puskesmas Kecamatan

: Puskesmas Kelurahan

1.1.3.1 Visi, Misi, dan Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Dengan surat keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No 15

Tahun 2001 tentang uji coba Puskesmas Kecamatan di Daerah Khusus Ibukota DKI

Jakarta sebagai unit swadana daerah maka Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih resmi

menjadi “Puskesmas Unit Swadana Kecamatan Cempaka Putih” terhitung mulai tanggal

14 Februari 2001.

Puskesmas Unit Swadana merupakan Puskesmas yang diberi wewenang

mengelola sendiri penerimaan fungsionalnya untuk keperluan operasional secara

langsung dan mengoptimalkan mobilisasi potensi pembiayaan masyarakat dalam rangka

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

A. Visi Puskesmas adalah menjadikan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih sebagai

Puskesmas pilihan dengan layanan Prima, Berkualitas dan terpercaya guna

terwujudnya masyarakat sehat seutuhnya di Wilayah Jakarta Pusat.

B. Misi Puskesmas sebagai berikut :

1. Meningkatkan profesionalitas SDM melalui peningkatan kemampuan

manjaerial dan pelatihan-pelatihan sesuai kompetisi.

20

Page 21: BAB I

2. Meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana dalam mencapai

layanan prima.

3. Mengetahui dan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan.

4. Petugas mampu melaksanakan pelayanan prima dengan penuh tanggung

jawab dan etika

5. Melaksanakan pelayanan prima melaluli program-program dan layanan

unggulan.

C. Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih adalah memberikan

pelayanan kesehatan profesional yang berorientasi pada peningkatan kepuasan

pelanggan melalui pemenuhan persyaratan pelanggan serta peraturan terkait.

D. Tujuan Puskesmas adalah sebagai berikut :

1. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif

2. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang bersifat preventif

3. Memperbanyak ragam pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif

4. Memperbanyak ragam pelayanan kesehatan yang bersifat rehabilitatif

5. Mengembangkan proses Perencanaan (P1), Pengorganisasian dan Pelaksanaan

(P2), Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) dan pelayanan kesehatan

6. Mengembangkan pengorganisasian pelayanan kesehatan

7. Mengembangkan sistem pelaksanaan tugas pelayanan kesehatan

8. Mengembangkan sistem pengendalian dan evaluasi pelayanan kesehatan

9. Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknis petugas medis dan paramedik

10. Meningkatkan kemampuan teknis petugas-petugas non medis

11. Mensosialisasikan paradigma baru

1.1.3.2 Tugas Pokok

Puskesmas Kecamatan merupakan unit pelaksana teknik Dinas Kesehatan yang

mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan, pengendalian, Puskesmas

Kelurahan, pengembangan upaya kesehatan, pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan

di wilayah kerjanya.

21

Page 22: BAB I

1.1.3.3 Fungsi Puskesmas

1. Puskesmas Kecamatan merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang

mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan, pengendalian Puskesmas

Kelurahan, pengembangan upaya kesehatan dan pendidikan di wilayah kerjanya

2. Melakukan pembinaan, pengawasan, pengendalian terhadap pengelolaan dan

pelayanan Puskesmas Kelurahan

3. Memberikan pelayanan kesehatan klinis meliputi: loket, rekam medis, klinik umum,

ibu anak, KB, gigi, spesialis, konsultasi remaja, gizi, geriatri, klinik 24 jam,

persalinan

4. Rawat inap, laboratorium klinik, apotek, farmasi komunikasi, radiologi, optik, serta

klinik lainnya sesuai kebutuhan

5. Mengkoordinasi temu lintas batas, lintas sektoral dalam penanggulangan masalah

kesehatan.

6. Mengkoordinasikan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang meliputi

Kader Kesehatan, Posyandu, Karang wredha dan lain-lain.

1.1.3.4 Sarana dan Prasarana

a. Gedung Puskesmas di Kecamatan Cempaka Putih

22

Page 23: BAB I

Tabel 1.12 Uraian Gedung Puskesmas di Kecamatan Cempaka Putih

Uraian Kecamatan

Cempaka

Putih

Kelurahan

Cempaka

Putih Barat I

Kelurahan

Cempaka

Putih Barat

II

Kelurahan

Rawasari

Luas Tanah (m2) 1.350 621 138 287

Luas Bangunan (m2) 3.499

4,5 lantai

855

3 lantai

284

2 lantai

195,98

1 lantai

Pembangunan Gedung Renovasi total

tahun 2010

2011 Renovasi

tahun 2006

1977

Atap Genteng Genteng Genteng Genteng

Plafon Gypsum Gypsum Gypsum Eternit

Dinding Tembok Tembok Tembok Tembok

Lantai Keramik Keramik Keramik Keramik

Pagar Besi Besi Stainless Besi

WC 31 7 6 2

Listrik (watt) 161.000 23.000 16.500 3.500

Telepon Ada Ada Ada Ada

Internet Ada Ada Ada Ada

Air PAM Pump PAM Pump

b. Alat transportasi

1. Lima buah sepeda motor di Puskesmas Kecamatan

2. Pada awal tahun 2004 menerima satu unit Mobil Ambulance Mitsubishi L 300

untuk operasional Puskesmas

3. Tahun 2005 menerima satu Unit Mobil Dinas Suzuki APV untuk Operasional

Puskesmas

4. Tahun 2013 menerima satu Unit Mobil Ambulance KIA Travelo untuk

Operasional Puskesmas

23

Page 24: BAB I

c. Alat medis dan non medis

1. Alat Rontgen diruangan khusus

2. Peralatan Laboratorium lengkap

3. Alat pemeriksaan khusus untuk khasus THT sudah dioprasikan

4. Alat audiometri untuk sementara belum bisa dioperasikan

5. Alat pemeriksaan empat unit EKG

6. Enam Dental unit di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih, dan masing-masing 1

unit di Puskesmas Kelurahan. (dari 6 Dental Unit Puskesmas Kecamatan Cempaka

Putih, karena keterbatasan hanya bisa dioperasionalkan 5 Dental Unit)

7. 1 Unit alat USG belum bisa dioperasikan karena belum ada SDM yang memadai

8. Obat-obatan. (perncanaan obat-obatan disesuaikan dengan kebutuhan masing-

masing Puskesmas dengan melihat jumlah kunjungan pada tahun sebelumnya)

Gambar 1.4 Denah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

24

Page 25: BAB I

(Sumber : Arsip Profil Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih)

25

Page 26: BAB I

1.1.3.5 Sumber Daya Manusia

Potensi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wilayah Kecamatan Cempaka

Putih Periode Januari – Desember 2013 berjumlah 82 orang, dengan perincian:

Tabel 1.13 Ketenagaan di Puskesmas Se-kecamatan Cempaka Putih

i. Tenaga PNS

TE

NA

GA

KE

SE

HA

TA

N

PENDIDIKANPUSKESMAS

JumlahKec. Cemput

Kel. CPB

1

Kel. CPB

2

Rawasari

S 2 Kesmas 0 0 0 0 0Spesialis 1 0 0 0 1

S 1

Dokter Umum

6 0 1 1 8

Dokter gigi 3 1 1 1 6Perawat 4 0 2 0 6Apoteker 1 0 0 0 1SKM 1 0 0 0 1

D 4 Kebidanan 0 0 0 0 0

D 3

Perawat 12 1 0 0 13Kebidanan 3 2 2 2 9Radiologi 2 0 0 0 2Akfis 1 0 0 0 1Gizi 2 0 0 0 2Kesling 1 0 0 0 1

Lain- lain

D1 Gizi 2 0 0 0 2D1 Kesling 0 0 0 0 0SPK 1 0 0 0 1Sek. Bidan 2 1 2 2 7SAA 0 0 0 1 1SPRG 2 0 0 0 2

(Sumber: Arsip Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 2013)

26

Page 27: BAB I

PENDIDIKAN PUSKESMAS Jumlah

Kec.

Cemput

Kel.

CPB1

Kel.

CPB2

Kel.

Rawasari

Analis

Kesehatan

0 0 0 0 0

SPAG 0 0 0 0 0

Pek. Kes 0 0 0 0 0

NO

N

KE

SE

HA

TA

N

S 1 Adm 4 0 1 0 5

D 3 Komputer 2 0 0 0 2

Lain-

lain

SLTA 7 1 0 1 9

SLTP 0 0 0 0 0

SD 0 0 0 0 0

JUMLAH 57 6 9 8 80

(Sumber: Arsip Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 2013)

27

Page 28: BAB I

2. Tenaga PTT/ Honorer/ Kontrak

PENDIDIKAN

PUSKESMAS

JumlahKec.

Cemput

Kel.

CPB1

Kel.

CPB2

Rawasari

TENAGA

KESEHATA

N

Spesialis 0 0 0 0 0

S 1

Dokter 4 1 0 0 5

Dokter gigi 1 0 0 0 1

Apoteker 2 0 0 0 2

D 4 Kebidanan 0 0 0 0 0

D 3

Perawat 4 0 0 1 5

Kebidanan 8 0 0 0 8

Radiologi 0 0 0 0 0

Rekam medik 1 0 0 0 1

Analis Lab 0 0 0 0 0

Lain-

lain

D1 Gizi 0 0 0 0 0

SMAK 0 0 0 0 0

SPPH 0 0 0 0 0

SAA 2 0 1 0 3

Ekonomi 1 0 0 1 2

SPK 0 0 0 0 0

S 1 Komputer 2 0 0 0 2

NO

N

KE

SE

HA

TA

N

D 3 Komputer 0 0 0 0 0

Lain-

lain

SLTA 3 0 0 0 3

SLTP 0 0 0 0 0

SD 0 0 0 0 0

JUMLAH 28 1 1 2 32

(Sumber: Arsip Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 2013)

28

Page 29: BAB I

1.1.3.6 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Stuktur organisasi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih tahun 2010, terdiri atas

Kepala Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih yang dibantu oleh Tata Usaha, bagian

Mutu, seksi Kesehatan Masyarakat, seksi Pelayanan Kesehatan dan bertanggung jawab

terhadap Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat 1, Puskesmas Kelurahan Cempaka

Putih Barat 2, dan Puskesmas Kelurahan Rawasari. Seksi kesehatan masyarakat

bertanggung jawab terhadap bagian P2M, PTM, Gizi/PSM, Jiwa/NAPZA, Kesehatan

Lingkungan dan Pomosi Kesehatan. Seksi Pelayanan Kesehatan bertanggung jawab

terhadap pelayanan dasar yang membawahi BPU, BPG, KIA/KB, Jamsostek, MTBS,

Tindakan, Laboratorium, Rontgen, Loket, apotik selain itu seksi pelayanan kesehatan

membawahi Gadar, Gakin, dan RB (Ruang Bersalin).

Diagram 1.3 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 2011

(Sumber : Arsip Profil Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih)

29

Kepala Puskesmas Kecamatan

Koordinator Pelayanan

Satuan Pelayanan Kesehatan

Koordinator Penunjang

Satuan Pelayanan Penunjang

Subkelompok Jabatan

Fungsional

Puskesmas Kelurahan

Sub Bagian TU

Page 30: BAB I

1.1.4 Program Imunisasi di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak

terjadi penyakit (Ranuh. et. all, 2008:40).

Imunisasi adalah pemberian vaksin kepada seseorang untuk melindunginya dari

beberapa penyakit tertentu (Wahab, A. Samik, 2002: 22).

Imunisasi adalah prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas, memberikan

imunitas protektif dengan menginduksi respon memori terhadap pathogen tertentu/toksin

dengan menggunakan preparat antigen non virulen/non toksik (Wong. DL, 2008: 28).

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan

memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap

penyakit tertentu.Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang

pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin

BCG, DPT, campak, dan melalui mulut seperti vaksin polio.Di negara Indonesia terdapat

jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan ada juga yang hanya

dianjurkan.Imunisasi wajib di Indonesia sebagaimana telah diwajibkan oleh WHO

ditambah dengan Hepatitis B. Imunisasi yang dianjurkan oleh pemerintah dapat digunakan

untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit endemik, atau untuk

kepentingan tertentu (bepergian) seperti jemaah haji yaitu imunisasi meningitis (Hidayat.

AA, 2008: 37)

Imunisasi adalah suatu prosedur rutin yang akan memberi kekebalan pada bayi.

Fungsi imunisasi adalah untuk memberi perlindungan menyeluruh terhadap penyakit-

penyakit yang berbahaya dan sering terjadi pada tahun tahun awal kehidupan seorang

anak.Tujuan program imunisasi adalah menurunkan angka kematian bayi akibat penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisasi. Keberhasilan program imunisasi diukur dengan

pencapaian target cakupan imunisasi. Sasaran kegiatan ini adalah bayi dan ibu hamil.

30

Page 31: BAB I

Imunisasi merupakan hal yang terpenting dalam usaha melindungi kesehatan anak

untuk memberikan kekebalan khusus terhadap seseorang yang sehat, dengan tujuan utama

menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi. Tanpa imunisasi, kira-kira tiga dari 100 kelahiran anak akan meninggal

karena penyakit campak, dua dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena batuk rejan.

satu dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit tetanus. Setiap 200.000 anak,

satu akan menderita penyakit polio. Imunisasi yang dilakukan dengan memberikan vaksin

tertentu akan melindungi anak terhadap penyakit-penyakit tertentu.

Sesuai dengan program pemerintah (Departemen kesehatan) tentang program

pengembangan imunisasi, maka anak harus mendapat perlindungan terhadap tujuh jenis

penyakit utama yaitu penyakit TBC dengan pemberian vaksin BCG, penyakit difteri

tetanus pertusis dengan pemberian vaksin DPT, penyakit poliomyelitis dengan vaksin

polio, penyakit hepatitis B dengan vaksin hepatitis B, dan penyakit campak dengan vaksin

campak.

Ada dua Imunisasi yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Perbedaan antara

imunisasi aktif dan imunisasi pasif berhubungan dengan kekebalan yang didapat.

Kekebalan Aktif yaitu tubuh anak sendiri membuat zat anti yang akan bertahan selama

bertahun–tahun, Sedangkan Imunisasi pasif ialah tubuh anak tidak membuat sendiri zat

anti, anak mendapatnya dari luar tubuh dengan cara penyuntikan bahan atau serum yang

telah mengandung zat anti atau anak tersebut mendapat zat anti dari ibunya semasa dalam

kandungan. Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama.

1.1.4.1 Jenis Vaksin

Pada dasarnya vaksin dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Live attenuated (kuman atau virus hidup yang dilemahkan)

2. Inactivated (kuman, virus atau komponennya yang dibuat tidak aktif).

Sifat vaksin attenuated dan inactivated berbeda sehingga hal ini menentukan bagaimana

vaksin ini digunakan.

1. Vaksin hidup attenuated

Vaksin hidup dibuat dari virus atau bakteri liar (wild) penyebab penyakit.Virus

atau bakteri liar ini dilemahkan di laboratorium, biasanya dengan pembiakan

31

Page 32: BAB I

berulang-ulang. Vaksin hidup yang tersedia: berasal dari virus hidup yaitu vaksin

campak, gondongan (parotitis), rubella, polio, rotavirus, demam kuning (yellow

fever). Berasal dari bakteri yaitu vaksin BCG dan demam tifoid.

2. Vaksin inactivated

Vaksin inactivated dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri atau virus dalam

media pembiakan (persemaian), kemudian dibuat tidak aktif (inactivated) dengan

penanaman bahan kimia (biasanya formalin). Untuk vaksin komponen, organisme

tersebut dibuat murni dan hanya komponen-komponennya yang dimasukkan

dalam vaksin (misalnya kapsul polisakarida dari kuman pneumokokus). Vaksin

inactivated tidak hidup dan tidak dapat tumbuh, maka seluruh dosis antigen

dimasukkan dalam suntikan. Vaksin ini selalu membutuhkan dosis multipel, pada

dasarnya dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif, tetapi hanya

memacu atau menyiapkan sistem imun.

3. Vaksin polisakarida

Vaksin polisakarida adalah vaksin sub-unit yang inactivated dengan bentuknya

yang unik terdiri atas rantai panjang molekul-molekul gula yang membentuk

permukaan kapsul bakteri tertentu. Vaksin ini tersedia untuk tiga macam penyakit

yaitu pneumokokus, meningokokus, dan haemophillus influenzae type b.

4. Vaksin rekombinan

Terdapat tiga jenis vaksin rekombinan yang saat ini telah tersedia :

a. Vaksin hepatitis B dihasilkan dengan cara memasukkan suatu segmen gen

virus hepatitis B ke dalam gen sel ragi.

b. Vaksin tifoid (Ty21a) adalah bakteri salmonella typhi yang secara genetik

diubah sehingga tidak menyebabkan sakit.

Tiga dari empat virus yang berada di dalam vaksin rotavirus hidup adalah

rotavirus kera rhesus yang diubah secara genetik menghasilkan antigen rotavirus

manusia apabila mereka mengalami replikasi

Program imunisasi dasar ( bayi ) yang dilaksanakan di puskesmas

kecamatan Cempaka Putih terdiri dari :

32

Page 33: BAB I

a. BCG

b. Hepatitis B

c. Polio

d. Campak

e. DPT

1.1.4.2 Penyimpanan dan Transportasi Vaksin

Secara umum vaksin terdiri dari vaksin hidup dan vaksin mati yang mempunyai

ketahanan dan stabilitas yang berbeda terhadap perbedaan suhu.Syarat-syarat

penyimpanan dan transportasi vaksin harus diperhatikan untuk menjamin potensinya

ketika diberikan kepada seorang anak.

1.1.4.3 Rantai Vaksin

Adalah rangkaian proses penyimpanan dan transportasi vaksin dengan

menggunakan berbagai peralatan sesuai prosedur untuk menjamin kualitas vaksin sejak

dari pabrik sampai diberikan kepada pasien. Rantai vaksin terdiri dari proses

penyimpanan vaksin di kamar dingin atau kamar beku, di lemari pendingin, di dalam alat

pembawa vaksin, pentingnya alat-alat untuk mengukur dan mempertahankan suhu.

Dampak perubahan suhu pada vaksin hidup dan mati berbeda.Untuk itu harus diketahui

suhu optimum untuk setiap vaksin sesuai petunjuk penyimpanan dari pabrik masing-

masing.

Gambar 1.5 Macam-macam tempat penyimpanan Vaksin

33

Page 34: BAB I

1.1.4.4 Suhu Optimum Untuk Vaksin Hidup

Secara umum semua vaksin sebaiknya disimpan pada suhu +2°C sampai dengan

+8ºC, diatas suhu +8ºC vaksin hidup akan cepat mati, vaksin polio hanya bertahan dua

hari, vaksin BCG dan campak yang belum dilarutkan mati dalam tujuh hari. Vaksin hidup

potensinya masih tetap baik pada suhu kurang dari 2ºC sampai dengan beku. Vaksin oral

polio yang belum dibuka lebih bertahan lama (2 tahun) bila disimpan pada suhu -25ºC

sampai dengan -15ºC, namun hanya bertahan enam bulan pada suhu +2°C sampai dengan

+8ºC. Vaksin BCG dan campak berbeda, walaupun disimpan pada suhu -25ºC sampai

dengan -15ºC, umur vaksin tidak lebih lama dari suhu +2°C sampai dengan +8ºC, yaitu

BCG tetap satu tahun dan campak tetap dua tahun. Oleh karena itu vaksin BCG dan

campak yang belum dilarutkan tidak perlu disimpan di suhu -25ºC sampai dengan -15ºC

atau didalam freezer.

1.1.4.5 Suhu Optimum Untuk Vaksin Mati

Vaksin mati (inaktif) sebaiknya disimpan dalam suhu +2°C sampai dengan +8ºC

juga, pada suhu dibawah +2ºC (beku) vaksin mati (inaktif) akan cepat rusak. Bila beku

dalam suhu -0.5ºC vaksin hepatitis B dan DPT-Hepatitis B (kombo) akan rusak dalam ½

jam, tetapi dalam suhu diatas 8ºC vaksin hepatitis B bisa bertahan sampai tiga puluh hari,

DPT-hepatitis B kombinasi sampai empat belas hari. Dibekukan dalam suhu -5ºC sampai

dengan -10ºC vaksin DPT, DT dan TT akan rusak dalam 1,5 sampai dengan dua jam,

tetapi bisa bertahan sampai empat belas hari dalam suhu di atas 8ºC.

1.1.4.5.1 Kamar Dingin dan Kamar Beku

Kamar dingin (cold room) dan kamar beku (freeze room) umumya berada

dipabrik, distributor pusat, Dinas Kesehatan Provinsi, berupa ruang yang besar dengan

kapasitas 5-100 m³, untuk menyimpan vaksin dalam jumlah yang besar. Suhu kamar

dingin berkisar +2°C sampai dengan +8ºC, terutama untuk menyimpan vaksin-vaksin

yang tidak boleh beku. Suhu kamar beku berkisar antara -25ºC sampai dengan -15ºC,

untuk menyimpan vaksin yang boleh beku, terutama vaksin polio. Kamar dingin dan

34

Page 35: BAB I

kamar beku harus beroperasi terus menerus, menggunakan dua alat pendingin yang

bekerja bergantian. Aliran listrik tidak boleh terputus sehingga harus dihubungkan

dengan pembangkit listrik yang secara otomatis akan berfungsi bila listrik mati. Suhu

ruangan harus dikontrol setiap hari dari data suhu yang tercatat secara otomatis.Pintu

tidak boleh sering dibuka tutup.

1.1.4.5.2 Lemari Es dan Freezer

Setiap lemari es sebaiknya mempunyai satu stop kontak tersendiri. Jarak lemari es

dengan dinding belakang 10-15 cm, kanan kiri 15 cm, sirkulasi udara disekitarnya harus

baik.Lemari es tidak boleh terkena sinar matahari langsung. Suhu didalam lemari es harus

berkisar +2°C sampai dengan +8ºC, digunakan untuk menyimpan vaksin-vaksin hidup

maupun mati, dan untuk membuat cool pack (kotak dingin cair). Sedangkan suhu di

dalam freezer berkisar antara -25ºC sampai dengan -15ºC, khusus untuk menyimpan

vaksin polio dan pembuatan cold pack (kotak es beku). Termostat di dalam lemari es

harus diatur sedemikian rupa sehingga suhunya berkisar antara +2 sampai dengan +8ºC

dan suhu freezer berkisar -15ºC sampai dengan -25ºC. Di dalam lemari es lebih baik bila

dilengkapi freeze watch atau freeze tag pada rak ke-3, untuk memantau apakah suhunya

pernah mencapai di bawah 0 derajat.Sebaiknya pintu lemari es hanya dibuka dua kali

sehari, yaitu ketika mengambil vaksin dan mengmbalikan sisa vaksin, sambil mencatat

suhu lemari es.

Lemari es dengan pintu membuka ke atas lebih dianjurkan untuk penyimpanan

vaksin. Karet-karet pintu harus diperiksa kerapatannya, untuk menghindari keluarnya

udara dingin. Bila pada dinding lemari es telah terdapat bunga es, atau di freezer telah

mencapai tebal 2-3 cm harus segera dilakukan pencairan (defrost). Sebelum melakukan

pencairan, pindahkan vaksin ke cool box atau lemari es yang lain. Cabut kontak listrik

lemari es, biarkan pintu lemari es dan freezer terbuka selama 24 jam, kemudian

dibersihkan. Setelah bersih, pasang kembali kontak listerik, tunggu sampai suhu

stabil.Setelah suhu lemari sedikitnya mencapai +8ºC dan suhu freezer-15ºC, masukkan

vaksin sesuai tempatnya.

Gamba1.6 Lemari es penyimpanan

Vaksin

35

Page 36: BAB I

1.1.4.5.3 Susunan Vaksin di Dalam Lemari Es

Karena vaksin hidup dan vaksin inaktif mempunyai daya tahan berbeda terhadap

suhu dingin, maka kita harus mengenali bagian yang paling dingin dari lemari

es.Letakkan vaksin hidup dekat dengan bagian yang paling dingin, sedangkan vaksin

mati jauh dari bagian yang paling dingin.Di antara kotak-kotak vaksin beri jarak selebar

jari tangan (sekitar 2 cm) agar udara dingin bias menyebar merata ke semua kotak vaksin.

Bagian paling bawah tidak untuk menyimpan vaksin tetapi khusus untuk

meletakkan cool pack, untuk mempertahankan suhu bila listerik mati. Pelarut vaksin

jangan disimpan di dalam lemari es atau freezer, karena akan mengurangi ruang untuk

vaksin, dan akan pecah bila beku. Penetes (dropper) vaksin polio juga tidak boleh di

letakkan di lemari es atau freezer karena akan menjadi rapuh, mudah pecah.

Tidak boleh menyimpan makanan, minuman, obat-obatan atau benda-benda lain

di dalam lemari es vaksin, karena mengganggu stabilitas suhu karena sering di buka.

1.1.4.5.4 Lemari Es dengan Pintu Membuka ke Depan

Bagian yang paling dingin lemari es ini adalah di bagian paling atas (freezer).Di

dalam freezer disimpan cold pack, sedangkan rak tepat di bawah freezer untuk

meletakkan vaksin-vaksin hidup, karena tidak mati pada suhu rendah.Rak yang lebih jauh

dari freezer (rak ke 2 dan 3) untuk meletakkan vaksin-vaksin mati (inaktif), agar tidak

terlalu dekat freezer, untuk menghindari rusak karena beku. Thermometer Dial atau

Muller diletakkan pada rak ke-2, freeze watch atau freeze tag pada rak ke 3.

Gambar 1.7 lemari es penyimpanan Vaksin

36

Page 37: BAB I

1.1.4.5.5 Lemari Es dengan Pintu Membuka ke Atas

Bagian yang paling dingin dalam lemari es ini adalah bagian tengah (evaporaor)

yang membujur dari depan ke belakang. Oleh karena itu vaksin hidup diletakkan di

kanan-kiri bagian yang paling dingin (evaporator).Vaksin mati diletakkan dipinggir, jauh

dari evaporator.Beri jarak antara kotak-kotak vaksin selebar jari tangan (sekitar 2 cm).

Letakkan termometer Dial atau Muller atau freeze watch/freeze tag dekat vaksin mati.

Gambar 1.8 Lemari es dengan pintu membuka ke atas

37

Page 38: BAB I

1.1.4.5.6 Wadah Pembawa Vaksin

Untuk membawa vaksin dalam jumlah sedikit dan jarak tidak terlalu jauh dapat

menggunakan cold box (kotak dingin) atau vaccine carrier (termos).Cold box berukuran

lebih besar, dengan ukuran 40-70 liter, dengan penyekat suhu dari poliuretan, selain

untuk transportasi dapat pula untuk menyimpan vaksin sementara.Untuk

mempertahankan suhu vaksin di dalam kotak dingin atau termos dimasukkan cold pack

atau cool pack.

Gambar 1.9 Wadah pembawa vaksin

1.1.4.5.7 Cold Pack dan Cool Pack

Cold pack berisi air yang dibekukan dalam suhu -15ºC sampai dengan -25ºC

selama 24 jam, biasanya di dalam wadah plastik berwarna putih. Cool pack berisi air

dingin (tidak beku)yang didinginkan dalam suhu +2°C sampai dengan +8ºC selama 24

jam, biasanya di dalam wadah plastik berwarna merah atau biru. Cold pack (beku)

dimasukkan ke dalam termos untuk mempertahankan suhu vaksin ketika membawa

vaksin hidup sedangkan cool pack (cair) untuk membawa vaksin hidup dan vaksin mati

(inaktif).

38

Page 39: BAB I

Gambar 1.10 Ice pack

1.1.4.6 Menilai Kualitas Vaksin

Vaksin hidup akan mati pada suhu di atas batas tertentu, dan vaksin mati akan rusak di

bawah suhu tertentu.

1. Kualitas rantai vaksin dan tanggal kadaluwarsa

Untuk mempertahankan kualitas vaksin maka penyimpanan dan transportasi vaksin

harus memenuhi syarat rantai vaksin yang baik, antara lain : disimpan di dalam

lemari es atau freezer dalam suhu tertentu, transportasi vaksin di dalam kotak dingin

atau termos yang tertutup rapat, tidak terendam air, terlindung dari sinar matahari

langsung, belum melewati tanggal kadaluarsa, indikator suhu berupa VVM (vaccine

vial monitor) atau freeze watch/tag belum melampaui batas suhu tertentu.

2. VVM (vaccine vial monitor)

Untuk menilai apakah vaksin sudah pernah terpapar suhu di atas batas yang

dibolehkan, dengan membandingkan warna kotak segi empat dengan warna

lingkaran di sekitarnya. Bila waran kotak segi empat lebih muda daripada lingkaran

dan sekitarnya (disebut kondisi VVM A atau B) maka vaksin belum terpapar suhu di

atas batas yang diperkenankan. Vaksin dengan kondisi VVM B harus segera

dipergunakan. Bila warna kotak segi empat sama atau lebih gelap daripada lingkaran

dan sekitarnya (disebut kondisi VVM C atau D) maka vaksin sudah terpapar suhu di

atas batas yang diperkenankan, tidak boleh diberikan pada pasien

Gambar 1.11 Vaccine Vial Monitor (VVM)

39

Page 40: BAB I

.

3. Freeze watch dan freeze tag

Alat ini untuk mengetahui apakah vaksin pernah terpapar suhu dibawah 0°C. Bila

dalam freeze watch terdapat warna biru yang melebar ke sekitarnya atau dalam freeze

tag ada tanda silang (X), bearti vaksin pernah terpapar suhu di bawah 0°C yang dapat

merusak vaksin mati. Vaksin-vaksin tersebut tidak boleh diberikan kepada pasien.

4. Warna dan kejernihan vaksin

Warna dan kejernihan beberapa vaksin dapat menjadi indikator praktis untuk menilai

stabilitas vaksin.Vaksin polio harus berwarna kuning oranye. Bila warnanya berubah

menjadi pucat atau kemerahan berarti pHnya telah berubah, sehingga tidak stabil dan

tidak boleh diberikan kepada pasien. Vaksin toksoid, rekombinan dan polisakarida

umumnya berwarna putih jernih sedikit berkabut.Bila menggumpal atau banyak

endapan berarti sudah pernah beku, tidak boleh digunakan karena sudah rusak.Untuk

meyakinkan dapat dilakukan uji kocok seperti dibawah ini.Bila vaksin setelah

dikocok tetap menggumpal atau mengendap maka vaksin tidak boleh digunakan

karena sudah rusak.

5. Pemilihan vaksin

Vaksin yang harus segera dipergunakan adalah vaksin yang belum dibuka tetapi telah

dibawa ke lapangan, sisa vaksin telah dibuka (dipergunakan), vaksin dengan VVM B,

40

Page 41: BAB I

vaksin dengan tanggal kadaluarsa sudah dekat (EEFO = Early Expire First Out),

vaksin yang sudah lama tersimpan dikeluarkan segera (FIFO = First In First Out).

1.1.4.7 Macam – Macam Vaksin dan Fungsinya

1.1.4.7.1 Imunisasi BCG

Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Tuberkulosis

(TB).Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang

dilemahkan.BCG diberikan satu kali sebelum anak berumur dua bulan.

Di Indonesia TBC merupakan penyakit rakyat yang mudah menular, di negara

yang sudah berkembang penyakit ini sudah jarang ditemukan karena dilaksanakannya

imunisasi BCG yang luas, pengawasan ketat terhadap penderita TBC dan perbaikan

keadaan sosial ekonomi.

1.1.4.7.2 Imunisasi DPT

Imunisasi DPT adalah suatu vaksin three-in-one yang melindungi terhadap difteri,

pertusis dan tetanus.Di Indonesia vaksin terhadap ketiga penyakit tersebut dipasarkan

dalam tiga jenis kemasan, yaitu dalam bentuk kemasan tunggal khusus bagi tetanus,

dalam bentuk kombinasi DT (difteri dan tetanus) dan kombinasi DPT.

Vaksin difteri terbuat dari toksin kuman difteri yang telah dilemahkan. Biasanya

diolah dan dikemas bersama-sama dengan vaksin tetanus dalam bentuk vaksin DT atau

dalam bentuk tetanus dan pertusis dalam bentuk DPT.

Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat

menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal.Penyakit difteri disebabkan oleh

corynebacterium diphtheriae, sifatnya sangat ganas dan mudah menular.

Seorang anak akan terjangkit difteri bila ia berhubungan langsung dengan anak

lain sebagai penderita difteri atau sebagai pembawa kuman (karier). Dalam hal inilah

perlunya dilakukan imunisasi. Dengan imunisasi anak akan terhindar, sedangkan anak

yang belum mendapat imunisasi akan tertular penyakit difteri yang diperoleh dari

temannya sendiri yang menjadi karier. Pertusis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri

Bordetella pertussis ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan

yang melengking.

41

Page 42: BAB I

Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan

batuk sehingga anak sulit bernafas, makan atau minum.Pertusis juga dapat

menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan

otak.Sementara tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada

rahang serta kejang. Gejala yang khas yaitu anak tiba-tiba batuk keras secara terus-

menerus, sukar berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan, keluar air mata dan

kadang-kadang sampai muntah.

Vaksin DPT diberikan dengan cara disuntikkan pada otot lengan atau paha.

Imunisasi DPT diberikan sebanyak tiga kali, yaitu pada saat anak berumur dua bulan

(DPT I), tiga bulan (DPT II) dan empat bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari

empat minggu. Imunisasi DPT ulang diberikan satu tahun setelah DPT III dan pada usia

prasekolah (5-6 tahun). Jika anak mengalami reaksi alergi terhadap vaksin pertusis,

maka diberikan DT, bukan DPT.

Daya proteksi atau daya lindung vaksin difteri cukup baik yaitu sebesar 80-95%

dan daya proteksi vaksin tetanus sangat baik yaitu sebesar 90-95% sedangkan daya

proteksi vaksin pertusis masih rendah yaitu 50-60%.Oleh karena itu tidak jarang anak

yang telah mendapat imunisasi pertusis masih terjangkit penyakit batuk rejan, tetapi

dalam bentuk yang lebih ringan.

1.1.4.7.2 Imunisasi Polio

Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis.

Terdapat dua jenis vaksin yang masing-masing mengandung virus polio tipe I, II & III

yang sudah dimatikan (Vaksin Salk), cara pemberiannya dengan penyuntikan. Dan

yang masih hidup tapi dilemahkan (Vaksin Sabin) cara pemberiannya melalui mulut

berupa cairan. Di Indonesia vaksin yang lazim diberikan ialah vaksin jenis

Sabin.Vaksin polio dapat mencegah penyakit poliomielitis yang disebabkan oleh virus

polio, yaitu tipe I, II dan III. Virus polio akan merusak bagian anterior susunan saraf

pusat tulang belakang. Penyakit ini terutama banyak terdapat di negara yang sedang

berkembang.Di Indonesia tercatat beberapa kali wabah polio misalnya di Belitung

tahun 1948, di Semarang tahun 1954, di Medan tahun 1957.Gejala penyakit ini sangat

bervariasi, dari gejala ringan sampai timbul kelumpuhan bahkan sampai timbul

42

Page 43: BAB I

kematian.Gejala yang umum dan mudah dikenal ialah anak mendadak lumpuh pada

salah satu anggota gerak setelah menderita demam selama 2-5 hari.Polio juga bisa

menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan.

Imunisasi dasar polio diberikan pada anak umur 0-4 bulan sebanyak empat kali

(polio I, II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari empat minggu.Imunisasi polio

ulangan diberikan satu tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD

(5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun).Daya proteksi vaksin polio

sangat baik yaitu sebesar 95-100%.

1.1.4.7.3 Imunisasi Campak

Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak

(tampek) yang disebabkan oleh sejenis virus termasuk golongan paramiksovirus.Gejala

yang khas yaitu timbulnya bercak–bercak merah dikulit setelah anak demam 3-5 hari,

bercak merah ini semula timbul pada pipi di bawah telinga kemudian menjalar ke

muka, tubuh dan anggota gerak.

Imunisasi campak diberikan sebanyak dua kali.Pertama, pada saat anak berumur

sembilan bulan atau lebih, Campak kedua diberikan pada umur 5-7 tahun.Pada kejadian

luar biasa dapat diberikan pada umur enam bulan dan diulangi enam bulan

kemudian.Vaksin disuntikkan secara langsung di bawah kulit (subkutan).Campak I

diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan Campak II

diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibodi sampai pada tingkat yang

tertingi.Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare.

Daya proteksi imunisasi campak sangat tinggi yaitu 96-99%, Menurut penelitian,

kekebalan yang diperoleh ini berlangsung seumur hidup.

1.1.4.7.4 Imunisasi Hepatitis B (HBV)

Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan

kematian.Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Imunisasi ini

diberikan sebanyak empat kali.Antara suntikan HBV1 dengan HBV2 diberikan dengan

selang waktu satu bulan pada saat anak berumur di bawah empat bulan.Kepada bayi

yang lahir dari ibu dengan hepatitis, vaksin HBV disuntikan dalam waktu 12 jam

setelah lahir.Sedangkan pada bayi yang lahir dari ibu yang status hepatitisnya tidak

43

Page 44: BAB I

diketahui, HBV I diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir. HBV3 diberikan pada

usia antara 6-18 bulan. Imunisasi HBV empat diberikan saat anak berusia 10

tahun.Dosis pertama diberikan segera setelah bayi lahir atau jika ibunya memiliki

Hepatitis B. Imunisasi juga bisa diberikan pada saat bayi berumur dua bulan.Pemberian

imunisasi kepada anak yang sakit berat sebaiknya ditunda sampai anak benar-benar

pulih.

Program imunisasi di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih adalah imunisasi

dasar dan imunisasi pada ibu hamil. Imunisasi dasar yang diberikan pada anak adalah:

a. BCG untuk mencegah penyakit TB,

b. DPT untuk mencegah penyakit Difteria, Pertusis dan Tetanus,

c. Polio untuk mencegah penyakit Poliomyelitis,

d. Campak untuk mencegah penyakit Measles,

e. Hepatitis B untuk mencegah penyakit Hepatitis B.

1.1.5 Hasil Kegiatan Program Imunisasi di Puskesmas Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014

Tabel 1.14 Indikator Program Imunisasi Puskesmas Kecamatan Cempaka PutihPeriode Januari –Juni 2014

Program Indikator Target 1 tahun (%) Target 1 bulan (%) Target Januari – Juni (%)

Imunisasi HB0 75 6,25 37,5BCG 95 7,91 47,4

Polio 1 95 7,91 47,4DPT/HB (1) 95 7,91 47,4

44

Page 45: BAB I

Polio 2 90 7,5 45DPT/HB (2) 95 7,91 47,4

Polio 3 90 7,5 45DPT/HB (3) 90 7,5 45

Polio 4 90 7,5 45Campak 90 7,5 45

Sumber : Tata Usaha Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Tabel 1.15 Cakupan Peserta Imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014

Nama Puskesmas Kelurahan

Jumlah Bayi Baru lahir

% Target 1 Tahun

% Target Bayi yang diimunisasi Januari s/d Juni

Januari s/d Juni

Jumlah bayi yang diimunisasi

% Bayi yang diimunnisasi

Cempaka Putih Timur

502 95% 47,4% 455 90,63%

Cempaka Putih Barat

590 95% 47,4% 176 29,83%

RawasariTotal

2251317

95%95%

47,4%47,4%

51682

22,67%51,78%

Berdasarkan tabel 1.16 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi BCG Di Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014 adalah 51,78 %, dimana target selama 6 bulan 47,4% dengan jumlah sasaran sebanyak 1317 bayi.

Tabel 1.16 Cakupan Peserta Imunisasi DPT/HB (1) di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014

Nama Puskesmas Kelurahan

Jumlah Surviving

Infant (Bayi)

% Target 1 Tahun

% Target Bayi yang

diimunisasi Januari s/d

Juni

Januari s/d Juni

Jumlah bayi yang

diimunisasi

% Bayi yang diimunnisasi

Cempaka Putih Timur

516 95% 47,4% 242 46,89%

45

Page 46: BAB I

Cempaka Putih Barat

608 95% 47,4% 214 35,19%

RawasariTotal

2531377

95%95%

47,4%47,4%

59515

23,32%37,40%

Berdasarkan tabel 1.17 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi DPT-HB1 Di Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014 adalah 37,40% , dimana target selama 6 bulan 47,4% dengan jumlah sasaran sebanyak 1377 bayi

Tabel 1.17 Cakupan Peserta Imunisasi DPT/HB (2) di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014

Nama Puskesmas Kelurahan

Jumlah Surviving

Infant (Bayi)

% Target 1 Tahun

% Target Bayi yang

diimunisasi Januari s/d

Juni

Januari s/d Juni

Jumlah bayi yang

diimunisasi

% Bayi yang diimunnisasi

Cempaka Putih Timur

516 95% 47,4% 256 49,61%

Cempaka Putih Barat

608 95% 47,4% 250 41,11%

RawasariTotal

2531377

95%95%

47,4%47,4%

98604

38,73%43,86%

Berdasarkan tabel 1.18 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi DPT-HB2 Di Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014 adalah 43,86% , dimana target selama 6 bulan 47,4% dengan jumlah sasaran sebanyak 1377 bayi

Tabel 1. 18 Cakupan Peserta Imunisasi DPT/HB (3) di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014

Nama Puskesmas Kelurahan

Jumlah Surviving

Infant (Bayi)

% Target 1 Tahun

% Target Bayi yang

diimunisasi Januari s/d

Juni

Januari s/d Juni

Jumlah bayi yang

diimunisasi

% Bayi yang diimunnisasi

Cempaka Putih Timur

516 90% 45% 205 39,72%

Cempaka Putih Barat

608 90% 45% 288 47,36%

Rawasari 253 90% 45% 67 26,48%

46

Page 47: BAB I

Total 1377 90% 45% 560 40,66%Berdasarkan tabel 1.19 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi DPT-HB3 Di Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014 adalah 40,66 %, dimana target selama 6 bulan 45% dengan jumlah sasaran sebanyak 1377 bayi

Tabel 1.19 Cakupan Peserta Imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014

Nama Puskesmas Kelurahan

Jumlah Bayi Baru lahir

% Target 1 Tahun

% Target Bayi yang

diimunisasi Januari s/d

Juni

Januari s/d Juni

Jumlah bayi yang

diimunisasi

% Bayi yang diimunnisasi

Cempaka Putih Timur

502 95% 47,4% 490 97,60%

Cempaka Putih Barat

590 95% 47,4% 170 28,81%

RawasariTotal

2251317

95%95%

47,4%47,4%

53713

23,55%54,13%

Berdasarkan tabel 1.20 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 1 Di Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014 adalah 54,13%, dimana target selama 6 bulan 47,4% dengan jumlah sasaran sebanyak 1317 bayi

Tabel 1.20 Cakupan Peserta Imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014

Nama Puskesmas Kelurahan

Jumlah Surviving

Infant (Bayi)

% Target 1 Tahun

% Target Bayi yang

diimunisasi Januari s/d

Juni

Januari s/d Juni

Jumlah bayi yang

diimunisasi

% Bayi yang diimunisasi

Cempaka Putih Timur

516 90 45 438 84,8

Cempaka Putih Barat

608 90 45 224 36,8

Rawasari 253 90 45 64 25,2

47

Page 48: BAB I

Total 1377 90 45 726 52,7Berdasarkan tabel 1.8 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 2 Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014 adalah 52,7% dimana target selama 6 bulan 45 % dengan jumlah sasaran sebanyak 1377 bayi

Tabel 1.21 Cakupan Peserta Imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014

Nama Puskesmas Kelurahan

Jumlah Surviving

Infant (Bayi)

% Target 1 Tahun

% Target Bayi yang

diimunisasi Januari s/d

Juni

Januari s/d Juni

Jumlah bayi yang

diimunisasi

% Bayi yang diimunisasi

Cempaka Putih Timur

516 90 45 370 71,7

Cempaka Putih Barat

608 90 45 212 34,8

Rawasari 253 90 45 71 28

Total 1377 90 45 653 47,4

Berdasarkan tabel 1.8 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 3 Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014 adalah 47,4 %, dimana target selama 6 bulan 45 % dengan jumlah sasaran sebanyak 1377 bayi

Tabel 1.22 Cakupan Peserta Imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014

Nama Puskesmas Kelurahan

Jumlah Surviving

Infant (Bayi)

% Target 1 Tahun

% Target Bayi yang

diimunisasi Januari s/d

Juni

Januari s/d Juni

Jumlah bayi yang

diimunisasi

% Bayi yang diimunnisasi

Cempaka Putih Timur

516 90 45 371 71,8

Cempaka Putih Barat

608 90 45 195 32

48

Page 49: BAB I

Rawasari 253 90 45 81 32

Total 1377 90 45 647 46,9

Berdasarkan tabel 1.8 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 4 Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014 adalah 46,9 %, dimana target selama 6 bulan 45 % dengan jumlah sasaran sebanyak 1377 bayi

Tabel 1.23 Cakupan Peserta Imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014

Nama Puskesmas Kelurahan

Jumlah Surviving

Infant (Bayi)

% Target 1 Tahun

% Target Bayi yang

diimunisasi Januari s/d

Juni

Januari s/d Juni

Jumlah bayi yang

diimunisasi

% Bayi yang diimunnisasi

Cempaka Putih Timur

516 90 45 401 77,7

Cempaka Putih Barat

608 90 45 179 29,4

Rawasari 253 90 45 102 40,3

Total 1377 90 45 682 49,5

Berdasarkan tabel 1.8 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Campak Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014 adalah 49,5 %, dimana target selama 6 bulan 45 % dengan jumlah sasaran sebanyak 1377 bayi.

Tabel 1.24 Cakupan Peserta Imunisasi HB0 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014

Nama Puskesmas Kelurahan

Jumlah Bayi Baru lahir

% Target 1 Tahun

% Target Bayi yang

diimunisasi Januari s/d

Juni

Januari s/d Juni

Jumlah bayi yang

diimunisasi

% Bayi yang diimunnisasi

Cempaka Putih Timur

502 75 37,5 242 48

Cempaka Putih Barat

590 75 37,5 110 18,6

49

Page 50: BAB I

Rawasari 225 75 37,5 65 28,8

Total 1317 75 37,5 417 31,6

Berdasarkan tabel 1.8 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi HB0 Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juni 2014 adalah 31,6 %, dimana target selama 6 bulan 37,5 % dengan jumlah sasaran sebanyak 1317 bayi

Tabel 1.25 Drop Out Imunisasi DPT/HB – Campak Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Periode 2013

DO DPT/HB Campak Kumulatif s/d Desember (%)

-1 5 -59 -9

DO DPT/HB Campak Kumulatif s/d November (%)

0 5 -60 -9

Trend

DESA/KELURAHAN

 CEMPAKA PUTIH TIMUR

 CEMPAKA PUTIH BARAT

 RAWASARI

PUSKESMAS

1 2 3

1.1. Identifikasi MasalahSasaran program imunisasi dasar adalah bayi baru lahir dan bayi lahir hidup.Sasaran

lainnya adalah kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi tertular penyakit.

Setelah didapatkan identifikasi masalah dari program Imunisasi dasar di Puskesmas

Kecamatan Cempaka Putih maka dengan cara menghitung dan membandingkan nilai

kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed)

akan dipilih dua masalah yang menjadi prioritas utama untuk diselesaikan. Selanjutnya

dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah

yang ada dapat diselesaikan.

Dari berbagai hasil pencapaian program kegiatan imunisasi dasar bayi yang

dievaluasi di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – Juni 2014 maka

didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut:

50

Page 51: BAB I

1. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Timur periode Januari – Juni 2014 sebesar 90,63 %

2. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Barat periode Januari – Juni 2014 sebesar 29,83 %

3. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Rawasari periode Januari – Juni 2014 sebesar 22,67 %

4. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Cempaka Putih Timur periode Januari – Juni 2014 sebesar 46,89%

5. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Cempaka Putih Barat periode Januari – Juni 2014 sebesar 35,19%

6. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Rawasari periode Januari – Juni 2014 sebesar 23,32 %

7. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Cempaka Putih Timur periode Januari – Juni 2014 sebesar 49,61%

8. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Cempaka Putih Barat periode Januari – Juni 2014 sebesar 41,11%

9. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Rawasari periode Januari – Juni 2014 sebesar 38,73%

10. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Cempaka Putih Timur periode Januari – Juni 2014 sebesar 39,72 %

11. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Cempaka Putih Barat periode Januari – Juni 2014 sebesar 47,36%

12. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Rawasari periode Januari – Juni 2014 sebesar 26,48 %

13. Cakupan imunisasi Polio 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Timur periode Januari – Juni 2014 sebesar 97,60 %

14. Cakupan imunisasi Polio I pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Barat periode Januari – Juni 2014 sebesar 28,81 %

15. Cakupan imunisasi Polio 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Rawasari periode Januari – Juni 2014 sebesar 23,51 %

51

Page 52: BAB I

16. Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Timur periode Januari – Juni 2014 sebesar 84,8 %

17. Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Barat periode Januari – Juni 2014 sebesar 36,8 %

18. Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Rawasari periode Januari – Juni 2014 sebesar 25,2 %

19. Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Timur periode Januari – Juni 2014 sebesar 71,7 %

20. Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Barat periode Januari – Juni 2014 sebesar 34,8 %

21. Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Rawasari periode Januari – Juni 2014 sebesar 28 %

22. Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Timur periode Januari – Juni 2014 sebesar 71,8 %

23. Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Barat periode Januari – Juni 2014 sebesar 32 %

24. Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Rawasari periode Januari – Juni 2014 sebesar 32 %

25. Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Timur periode Januari – Juni 2014 sebesar 48 %

26. Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Barat periode Januari – Juni 2014 sebesar 14,6 %

27. Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Rawasari periode Januari – Juni 2014 sebesar 28,8 %

28. Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Timur periode Januari – Juni 2014 sebesar 77,7 %

29. Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Barat periode Januari – Juni 2014 sebesar 29,4 %

30. Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Rawasari periode Januari – Juni 2014 sebesar 40,3 %

52

Page 53: BAB I

1.2. Rumusan MasalahSetelah didapatkan identifikasi masalah dari program Imunisasi dasar di Puskesmas

Kecamatan Cempaka Putih maka dengan cara menghitung dan membandingkan nilai

kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed)

akan dipilih dua masalah yang menjadi prioritas utama untuk diselesaikan. Selanjutnya

dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah

yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah meliputi 4 W 1 H (What, Where, When,

Whose, How much) Rumusan masalah dari program imunisasi dasar

Puskesmas adalah sebagai berikut :

1. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Timur periode Januari – Juni 2014 sebesar 90,63 % lebih tinggi dari

target 47,4%

2. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Barat periode Januari – Juni 2014 sebesar 29,83 % lebih rendah dari

target 47,4%

3. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Rawasari periode Januari – Juni 2014 sebesar 22,67 % lebih rendah dari target 47,4%

4. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Cempaka Putih Timur periode Januari – Juni 2014 sebesar 46,87% lebih

rendah dari target 47,4%

5. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Cempaka Putih Barat periode Januari – Juni 2014 sebesar 35,19 % lebih

rendah dari target 47,4%

6. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Rawasari periode Januari – Juni 2014 sebesar 23,32% lebih rendah dari

target 47,4%

7. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Cempaka Putih Timur periode Januari – Juni 2014 sebesar 49,61% lebih

tinggi dari target 47,4%

53

Page 54: BAB I

8. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Cempaka Putih Barat periode Januari – Juni 2014 sebesar 41,11% lebih

renddah dari target 47,4%

9. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Rawasari periode Januari – Juni 2014 sebesar 38,73% lebih rendah dari

target 47,4%

10. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Cempaka Putih Timur periode Januari – Juni 2014 sebesar 39,72% lebih

rendah dari target 45%

11. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Cempaka Putih Barat periode Januari – Juni 2014 sebesar 47,36% lebih

tinggi dari target 45%

12. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Rawasari periode Januari – Juni 2014 sebesar 26,48 % lebih tinggi dari

target 45%

13. Cakupan imunisasi Polio 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Timur periode Januari – Juni 2014 sebesar 97,60 % lebih tinggi dari

target 47,4%

14. Cakupan imunisasi Polio I pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Barat periode Januari – Juni 2014 sebesar 28,81 % lebih rendah dari

target 47,4%

15. Cakupan imunisasi Polio 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Rawasari periode Januari – Juni 2014 sebesar 23,51 % lebih rendah dari target

47,4%

16. Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Timur periode Januari – Juni 2014 sebesar 84,8 %, lebih tinggi dari

target 45%

17. Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Barat periode Januari – Juni 2014 sebesar 36,8 %, lebih rendah dari

target sebesar 45 %

54

Page 55: BAB I

18. Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Rawasari periode Januari – Juni 2014 sebesar 25,2 %, lebih rendah dari target

sebesar 45 %

19. Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Timur periode Januari – Juni 2014 sebesar 71,7 %, lebih tinggi dari

target 45%

20. Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Barat periode Januari – Juni 2014 sebesar 34,8 %, lebih rendah dari

target sebesar 45 %

21. Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Rawasari periode Januari – Juni 2014 sebesar 28 %, lebih rendah dari target sebesar

45 %

22. Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Timur periode Januari – Juni 2014 sebesar 71,8 %, lebih tinggi dari

target sebesar 45%

23. Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Barat periode Januari – Juni 2014 sebesar 32 %, lebih rendah dari

target sebesar 45 %

24. Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Rawasari periode Januari – Juni 2014 sebesar 32 %, lebih rendah dari target sebesar

45 %

25. Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Timur periode Januari – Juni 2014 sebesar 48 %, lebih tinggi dari

target 37,5%

26. Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Barat periode Januari – Juni 2014 sebesar 14,6 %, lebih rendah dari

target sebesar 37,5 %

27. Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Rawasari periode Januari – Juni 2014 sebesar 28,8 %, lebih rendah dari target

sebesar 37,5 %

55

Page 56: BAB I

28. Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Timur periode Januari – Juni 2014 sebesar 77,7 %, lebih tinggi dari

target sebesar 45%

29. Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Barat periode Januari – Juni 2014 sebesar 29,4 %, lebih rendah dari

target sebesar 45 %

30. Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Rawasari periode Januari – Juni 2014 sebesar 40,3 %, lebih rendah dari target

sebesar 45 %

56