bab i
DESCRIPTION
My Homework well doneTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya efek Doppler (perubahan warna bintang karena laju Bumi) sebagaimana yang
telah diperkenalkan oleh Newton, bahwa ternyata cahaya bisa dipecah menjadi komponen
mejikuhibiniu, maka pengetahuan tentang cahaya bintang menjadi sumber informasi yang
sahih tentang bagaimana sidik jari bintang . Ternyata pengamatan-pengamatan astronomi
menunjukkan bahwa banyak perilaku bintang menunjukkan banyak obyek-obyek langit
mempunyai sidik jari yang tidak berada pada tempat-nya. Penjelasannya diberikan oleh Bpk.
Doppler (1842), bahwa jika suatu sumber informasi bergerak (informasi ini bisa suara, atau
sumber optis), maka terjadi perubahan informasi.
Demikian pada sumber cahaya, jika sumber cahaya mendekat maka gelombang
cahaya yang teramati menjadi lebih biru, kebalikannya akan menjadi lebih merah. Ketika
Bumi bergerak mendekati bintang, maka bintang menjadi lebih biru, dan ketika menjauhi
menjadi lebih merah. Disuatu ketika, pengamatan bintang menunjukkan adanya pergeseran
merah (redshift), tetapi di saat yang lain, bintang tersebut mengalami pergeseran Biru
(blueshift). Ini menjadi bukti yang tidak bisa dibantah, bahwa ternyata Bumi bergerak,
mempunyai kecepatan, relatif terhadap bintang dan tidak diam saja.
Pergeseran merah bisa disebabkan oleh tiga sebab, yaitu: Gerak-gerik sumber, perluasan
ruang, dan efek gravitasi. pergeseran merah dipakai untuk menjelaskan pengamatan bahwa
spektrum cahaya yang terpancar oleh galaksi jauh bergeser ke frekuensi yang lebih rendah
(terhadap akhir merah spektrum, dan begitu pula namanya) kalau dibandingkan dengan
spektrum bintang yang lebih dekat. Ini diambil sebagai bukti bahwa galaksi menjauh dari satu
sama lain, bahwa alam semesta berkembang dan dimulai sejak Ledakan Dahsyat. Pergeseran
merah yang dilihat di astronomi bisa diukur.
SMA Negeri 1 Cibitung |XII IPA 1 |Fenomena Efek Doppler 1
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai
berikut:
1. Apa penyebab terjadinya fenomena Pergeseran Merah?
2. Apa penyebab terjadinya Pergeseran Biru?
3. Mengapa ketika sumber cahaya mendekat, gelombang cahaya yang teramati
menjadi lebih biru?
4. Mengapa ketika sumber cahaya menjauh, gelombang cahaya yang teramati
menjadi lebih merah?
5. Apakah yang terjadi jika sumber bergerak menjauh dari pengamat?
6. Apakah perpindahan cahaya dapat melewati bidang gravitasi yang kuat?
7. Mengapa pergeseran merah yang dilihat di astronomi dapat diukur?
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah penulis identifikasi maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut: yang telah dikemukakan, masalah utama penelitian ini adalah “Apa artinya
jika sebuah objek astronomis mengalami pergeseran merah atau biru?”.Perincian masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses pergeseran merah dapat terjadi?
2. Bagaimanakah proses pergerseran biru dapat terjadi?
3. Apakah pertimbangan para astronom dalam menganalisis data observasi mengenai
pergeseran merah dan biru?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dirumuskan tujuan-tujuan penelitian
sebagai berikut:
1. Menyumbankan ilmu unuk para pembaca
2. Memberikan informasi kepada para pembaca
SMA Negeri 1 Cibitung |XII IPA 1 |Fenomena Efek Doppler 2
3. Salah satu metode belajar bagi siswa, khususnya siswa kelas XII
4. Memenuhi tugas mata pelajaran Fisika
5. Mengasah kemampuan menulis dan berargumentasi
6. Mengetahui pengertian pergeseran merah dan pergeseran biru
7. Mengetahui proses pergeseran merah dan pergeseran biru
8. Mengenali lebih dalam tentang fenomena-fenomena pada efek Doppler
SMA Negeri 1 Cibitung |XII IPA 1 |Fenomena Efek Doppler 3
BAB II
Landasan Teori
1. Pengertian
1.1.Efek Doppler
Efek Doppler dinamakan mengikuti tokoh fisika yaitu Christian Andreas
Doppler,sebagai pencetus adanya teori mengenai perubahan frekuensi atau panjang
gelombang. Efek Doppler adalah perubahan frekuensi atau panjang gelombang dari sebuah
sumber gelombang yang diterima oleh pengamat, jika sumber suara/gelombang tersebut
bergerak relatif terhadap pengamat/pendengar. Untuk gelombang yang umum dijumpai,
seperti gelombang suara yang menjalar dalam medium udara, perhitungan dari perubahan
frekuensi ini, memerlukan kecepatan pengamat dan kecepatan sumber relatif terhadap
SMA Negeri 1 Cibitung |XII IPA 1 |Fenomena Efek Doppler 4
medium di mana gelombang itu disalurkan.
Efek Doppler total, f, dapat merupakan hasil superposisi dari gerakan sumber dan/atau
gerakan pengamat, sesuai dengan rumusan berikut:
keterangan:
fp= frekuensi yang diamati oleh pengamat (Hz)
fs=frekuensi dari sumber (Hz)
v=kecepatan bunyi di udara
vp=kecepatan pengamat
(+)pengamat mendekati sumber
(-)pengamat menjauhi sumber
vs=kecepatan sumber
(+)sumber menjauhi pengamat
(-)sumber mendekati pengamat
Perhatikan gambar berikut ini. Akan tampak, bentuk gelombang di bagian kanan,
lebih rapat dibandingkan dengan bentuk gelombang di bagian kiri. Hal ini menunjukkan,
SMA Negeri 1 Cibitung |XII IPA 1 |Fenomena Efek Doppler 5
frekuensi gelombang yang searah dengan arah gerak alat getar menjadi lebih tinggi
dibandingkan dengan frekuensi frekuensi gelombang yang dijauhi oleh alat getar. Peristiwa
perbedaan frekuensi ini disebut dengan Efek Doppler.
Fenomena perubahan frekuensi karena pengaruh gerak relatif antara sumber bunyi
dan pendengar, untuk pertama kalinya diamati oleh Christian Doppler (1803-1853), seorang
ahli fisika berkebangsaan Austria. Jika sumber bunyi diam terhadap pengamat maka
frekuensi yang terdengar oelh pengamat sama dengan frekuensi yang dipancarkan oleh
sumber bunyi. Hal ini tidak bergantung pada apakah pengamatnya dekat dengan sumber
ataupun cukup jauh, asalkan bunyi tersebut masih dapat terdengar.Jika sumber bunyi atau
pengamat bergerak atau kedua-duanya bergerak, pengamat akan mendengar frekuensi yang
berbeda dengan yang dipancarkan oleh sumber bunyi. Jika sumber bunyi bergerak mendekati
Anda, Anda akan mendengar bunyi yang frekuensinya lebih tinggi.Jika sumber bunyi
menjauh maka anda akan mendengar bunyi yang frekuensinya lebih rendah dari frekuensi
yang dihasilkan oleh sumber bunyi.
SMA Negeri 1 Cibitung |XII IPA 1 |Fenomena Efek Doppler 6
Sumber Bunyi Bergerak dan Pengamat Diam Perhatikan gambar berikut.
Seorang pengamat (p) berada di sebelah kanan sumber. Apabila sumber bunyi stidak
bergerak terhadap p, lingkaran puncak gelombang akan simetris berpusat di s. Ketika sumber
bunyi s bergerak ke kanan mendekati pengamat p, lingkaran puncak gelombang di kanan
menjadi lebih rapat, sedangkan yang di sebelah kiri menjadi lebih renggang
Efek Doppler adalah gejala bunyi yang diselidiki oleh Doppler, membahas perubahan
frekuensi yang diterima oleh pengamat (pendengar) akibat gerak relative antara sumber bunyi
dengan pendengar. Misalnya gelombang bunyi yang dikeluarkan oleh sumber bunyi dan
pendengar bergerak saling mendekati. Maka frekuensi bunyi yang didengar oleh pendengar
akan lebih tinggi daripada frekuensi sebenarnya dari bunyi yang dihasilkan sumber bunyi.
Namun, jika sumber bunyi dan pendengar bergerak saling menjauhi, maka frekuensi bunyi
yang didengar oleh pendengar akan lebih rendah daripada frekuensi sebenarnya.
SMA Negeri 1 Cibitung |XII IPA 1 |Fenomena Efek Doppler 7
1.2. Pergeseran Merah (Red Shift)
Frekuensi cahaya kalau diamati, di bawah situasi tertentu, bisa lebih rendah daripada
frekuensi cahaya ketika terpancar di sumber. pergeseran merah (dan pergeseran biru,
pengamatan cahaya frekuensi yang lebih tinggi) diukur dengan z = (frekuensi terpancar -
frekuensi teramati) / frekuensi teramati = (panjang gelombang teramati - panjang gelombang
terpancar) / panjang gelombang terpancar. Sumber cahaya menjauh maka gelombang cahaya
yang teramati menjadi lebih merah, kebalikannya akan menjadi lebih merah.
Pergeseran merah bisa disebabkan oleh tiga sebab:
a. Gerak-gerik sumber.
Jika sumber cahaya menjauh dari pengamat, maka pergeseran merah (z > 0) terjadi;
jika sumber mendekati pengamat, maka pergeseran biru (z < 0) terjadi. Hal ini berlaku untuk
semua gelombang dan diterangkan oleh efek Doppler. Jika sumber bergerak menjauh dari
pengamat dengan kecepatan v dan kecepatan ini jauh lebih kecil daripada kecepatan cahaya c,
maka pergeseran merah dapat diperkirakan dengan z ≈ v/c
b. Perluasan ruang.
SMA Negeri 1 Cibitung |XII IPA 1 |Fenomena Efek Doppler 8
Model yang sekarang dipakai oleh kosmologi menganggap benar perluasan ruang.
Cahaya akan mengalami pergeseran merah jika ruang meluas. Dalam arti, memperluas
angkasa dan perpindahan sumber adalah perspektif berbeda atas gejala itu juga: daripada
sebuah sumber bergerak, seseorang dapat secara alternatif dan sepadan mengambil sebuah
sumber diam dan ruang di antara sumber dan pengamat yang memuai.
c. Efek gravitasi.
Teori relativitas umum memuat bahwa perpindahan cahaya itu lewat bidang gravitasi
yang kuat akan mengalami pergeseran merah atau biru. ' Ini diketahui sebagai Pergeseran
Einstein.
Efek ini sangat kecil tetapi dapat diukur di Bumi menggunakan efek Mossbauer.
Namun efek ini cukup berarti di dekat lubang hitam dan sewaktu benda mendekat
ke cakrawala, perubahan merah menjadi tak terhingga.
Pergeseran Merah Gravitasi ditawarkan sebagai keterangan pergeseran merah
dari quasars di 1960-an, walaupun ini secara luas tidak disetujui sekarang. Pergeseran merah
yang dilihat di astronomi bisa diukur karena spektrum emisi dan absorbsi untuk atom adalah
khas dan diketahui dengan baik.
1.3.Pergeseran Biru (Blue Shift)
Peristiwa Blue Shift terjadi pada galaksi-galaksi dan bintang-bintang di luar angkasa.
Jika bintang-bintang bergerak mendekati bumi, frekuensi cahaya yang sampai di bumi akan
bergeser ke cahaya dengan frekuensi lebih tinggi, yaitu cahaya biru. Pergeseran biru dapat
SMA Negeri 1 Cibitung |XII IPA 1 |Fenomena Efek Doppler 9
terjadi jika sumber cahaya mendekat maka gelombang cahaya yang teramati menjadi lebih
biru.
Bayangkan sebuah balon yang belum ditiup yang telah digambari beberapa lingkaran
kecil di permukaannya. Bila balon ditiup, dan membesar, maka lingkaran-lingkaran tadi juga
akan ikut melebar. Begitulah analogi dari mengembangnya alam semesta akibat peristiwa
bigbang.
Allah SWT berfirman dalam Adz-Dzaariyaat ayat 47:
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar
meluaskannya.
Kata “langit”, seperti yang terdapat dalam ayat ini, digunakan di banyak ayat lain
dengan makna “ruang angkasa” dan “alam semesta”. Dalam ayat inipun bermakna seperti itu.
Dengan kata lain, Allah menyebutkan bahwa alam semesta mengalami perluasan atau
mengembang.
Pandangan yang paling umum tentang alam semesta adalah teori “steady-state”, atau
keadaan tetap, yang berarti alam semesta tidak mengalami perubahan apa-apa dan telah ada
dengan sendirinya tanpa permulaan. Namun, setelah berbagai penelitian diketahui bahwa
alam semesta tidaklah diam, melainkan “bergerak terus-menerus” atau “mengembang”,
seperti analogi balon tadi yang terus ditiup.
Awal abad 20, seorang fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan kosmolog Belgia,
George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menyimpulkan bahwa alam semesta
senantiasa bergerak dan mengembang. Melvin Slipher juga menghitung kecepatan bahwa 25
galaksi sedang bergerak. Hal tersebut diperkuat pada 1929. Ketika mengamati langit dengan
teleskop, Edwin Hubble, astronom Amerika Serikat yang namanya dijadikan sebagai nama
teleskop (HST/Hubble Space Telescope), menyatakan bahwa bintang-bintang dan galaksi
terus bergerak saling menjauhi. Hal ini menandakan bahwa alam semesta memang
mengembang, atau menurut ayat tersebut, diperluas oleh Allah SWT.
Galaksi-galaksi saling menjauh satu sama lain. Hal ini bisa diketahui dari spektrum
galaksi yang diteliti dengan spektrometer. Spektrometer menunjukkan bahwa radiasi dari
SMA Negeri 1 Cibitung |XII IPA 1 |Fenomena Efek Doppler 10
galaksi-galaksi tersebut mendekati warna merah. Dalam spektrum, bila radiasi dari suatu
sumber cahaya mendekati merah, berarti sumber cahaya tersebut menjauhi pengamat, karena
perubahan panjang gelombang akibat pergerakan relatif antara sumber dan pengamat, atau
disebut juga efek Doppler. Fenomena ini disebut redshift (pergeseran merah), lawannya
adalah blueshift. Fenomena Pergeseran Merah (redshift) ini ditemukan oleh Christian
Doppler, fisikawan Austria.
Ilmuwan telah mengamati dan meneliti serta melakukan berbagai perhitungan untuk
menjawab pertanyaan ke arah mana bintang-bintang bergerak. Dan mereka menemukan
bahwa fenomena red shift lah yang terjadi. Bintang-bintang dan galaksi bergerak menjauhi
bumi dan secara umum bergerak saling menjauh satu sama lain. Akhirnya diambillah
kesimpulan bahwa alam semesta berkembang.
Ide alam semesta berkembang sesuai dengan Hukum Kedua Termodinamika yang
berbunyi:
Entropi alam semesta selalu meningkat
Entropi adalah besaran yang menyatakan derajat ketidakteraturan. Air memiliki
entropi lebih besar dari es, karena molekul dalam air dapat bergerak lebih leluasa, lebih tidak
teratur, daripada es. Hukum ini menjelaskan mengapa ketika dua benda dengan suhu berbeda
bersentuhan, kalor mengalir dari benda dengan suhu tinggi ke benda dengan suhu rendah,
bukan sebaliknya. Dengan ungkapan yang berbeda Hukum Kedua Termodinamika
mengatakan:
Alam semesta selalu bergerak menuju ketidakteraturan
Ilustrasinya, lebih mudah mengobrak-abrik kamar daripada merapikannya. Gedung
dapat dirobohkan dalam waktu singkat, tetapi untuk membangunnya dibutuhkan waktu
berbulan-bulan. Semua ini sesuai dengan Hukum Kedua Termodinamika. Termasuk juga ide
alam semesta mengembang yang telah dijelaskan di atas.
Sadarkah kita, bahwa sebenarnya Allah telah memberitahukan kepada manusia fenomena
alam semesta berkembang 14 abad yang lalu melalui wahyu-Nya dalam QS Adz Dzariyat
ayat 47.
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar
meluaskannya.
SMA Negeri 1 Cibitung |XII IPA 1 |Fenomena Efek Doppler 11
1.4. Gelombang Cahaya
Saat cuaca cerah, pada siang hari kita bisa melihat matahari dan malamnya bisa
melihat bulan ataupun bintang. Matahari, bulan dan bintang adalah bagian dari benda langit,
yang ketika kita melihatnya ataupun mengamatinya, informasi yang bisa kita tangkap
langsung dari benda langit tersebut berupa cahaya. Dan dari cahaya tersebut para astronom
dapat menentukan posisi, jarak, warna, suhu, jenis zat yang dikandungnya, energi dan lain
sebagainya. Jadi cahaya itu ilmu, cahaya merupakan bagian dari fenomena fisika, tanpa
cahaya bisa jadi ilmu astronomi tidak akan pernah ada, tanpa cahaya kita tidak akan bisa
hidup. Dari fenomena cahaya ini, banyak para ilmuwan memuculkan berbagai gagasan
ataupun teori tentang cahaya. Namun demikian, didalam ilmu pengetahuan, kebenaran dari
suatu gagasan maupun teori akan sangat di tentukan oleh uji eksperimen.
Ilmuwan Abu Ali Hasab Ibn Al-Haitham (965–sekitar 1040), menyatakan bahwa
setiap titik pada daerah yang tersinari cahaya, mengeluarkan sinar cahaya ke segala arah,
namun hanya satu sinar dari setiap titik yang masuk ke mata secara tegak lurus yang dapat
dilihat. Sedangkan cahaya lain yang mengenai mata tidak secara tegak lurus tidak dapat
dilihat.
Ada teori Partikel oleh Isaac Newton (1642-1727) dalam Hypothesis of Light pada
1675 bahwa cahaya terdiri dari partikel halus (corpuscles) yang memancar ke semua arah
dari sumbernya. Teori Gelombang oleh Chrisiaan Huygens (1629-1695), menyatakan
bahwa cahaya dipancarkan ke segala arah sebagai gelombang seperti bunyi. Perbedaan antara
keduanya hanya pada frekuewensi dan panjang gelombang saja.
Pada zaman Newton dan Huygens hidup, orang-orang beranggapan bahwa
gelombang yang merambat pasti membutuhkan medium. Padahal ruang antara bintang-
bintang dan planet-planet merupakan ruang hampa (vakum) sehingga menimbulkan
pertanyaan apakah yang menjadi medium rambat cahaya matahari sampai ke bumi jika
cahaya merupakan gelombang seperti yang dikatakan Huygens. Inilah kritik orang terhadap
pendapat Huygens. Kritik ini dijawab oleh Huygens dengan memperkenalkan zat hipotetik
(dugaan) yang bernama eter. Zat ini sangat ringan, tembus pandang dan memenuhi seluruh
alam semesta. Eter membuat cahaya yang berasal dari bintang-bintang sampai ke bumi.
SMA Negeri 1 Cibitung |XII IPA 1 |Fenomena Efek Doppler 12
Pada dekade awal Abad 20, berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan
seperti Thomas Young (1773-1829) dan Agustin Fresnell (1788-1827) berhasil
membuktikan bahwa cahaya dapat melentur (difraksi) dan berinterferensi. Gejala alam yang
khas merupakan sifat dasar gelombang bukan partikel. Percobaan yang dilakukan oleh Jeans
Leon Foulcoult (1819-1868) menyimpulkan bahwa cepat rambat cahaya dalam air lebih
rendah dibandingkan kecepatannya di udara. Padahal Newton dengan teori emisi partikelnya
meramalkan kebalikannya. Selanjutnya Maxwell (1831-1874) mengemukakan pendapatnya
bahwa cahaya dibangkitkan oleh gejala kelistrikkan dan kemagnetan sehingga tergolong
gelombang elektomagnetik. Sesuatu yang yang berbeda dengan gelombang bunyi yang
tergolong gelombang mekanik. Gelombang elekromagnetik dapat merambat dengan atau
tanpa medium dan kecepatan rambatnyapun amat tinggi bila dibandingkan dengan
gelombang
bunyi. Gelombang elekromagnetik merambat dengan kecepatan 300.000 km/s. Kebenaran
pendapat Maxwell tak terbantahkan ketika Hertz (1857-1894) berhasil membuktikan secara
eksperimental yang disusun dengan penemuan-penemuan berbagai gelombang yang
tergolong gelombang elekromagnetik seperti sinar x, sinar gamma, gelombang mikro
RADAR dan sebagainya.
Dewasa ini pandangan bahwa cahaya merupakan gelombang elektomagnetik umum
diterima oleh kalangan ilmuwan, walaupun hasil eksperimen Michelson dan Morley di tahun
1905 gagal membuktikan keberadaan eter seperti yang di sangkakan keberadaan oleh Huygen
dan Maxwell.
Di sisi lain pendapat Newton tentang cahaya menjadi partikel tiba-tiba menjadi
polpuler kembali setelah lebih dari 300 tahun tenggelam di bawah populeritas pendapat
Huygens. Dua fisikawan pemenang hadiah Nobel, Max Plack (1858-1947) dan Albert
Einstein mengemukan teori mereka tentang Foton..
Berdasarkan hasil penelitian tentang sifat-sifat termodinamika radiasi benda hitam,
Planck menyimpulkan bahwa cahaya di pancarkan dalam bentuk-bentuk partikel kecil yang
disebut kuanta. Gagasan Planck ini kemudian berkembang menjadi teori baru dalam fisika
yang disebut teori Kuantum. Dengan teori ini, Einstein berhasil menjelaskan peristiwa yang
SMA Negeri 1 Cibitung |XII IPA 1 |Fenomena Efek Doppler 13
dikenal dengan nama efek foto listrik, yakni pemancaran elekton dari permukaan logam
karena lagam tersebut di sinari cahaya.
Jadi dalam kondisi tertentu cahaya menunjukkan sifat sebagai gelombang dan dalam
kondisi lain menunjukkan sifat sebagai partikel. Hal ini di sebut sebagai dualismecahaya.
BAB III
KESIMPULAN
Efek Doppler adalah perubahan frekuensi atau panjang gelombang dari sebuah
sumber gelombang yang diterima oleh pengamat, jika sumber suara/gelombang tersebut
bergerak relatif terhadap pengamat/pendengar. Pada efek Doppler, cahaya mengalami
pergeseran frekuensi akibat gerak relatif antara sumber cahaya dan pengamat.
Contoh fenomena-fenomena pada efek Doppler ialah Pergeseran Merah (RedShift)
dan Pergeseran Biru (BlueShift). Fenomena ini menjadi pertimbangan para astronom dalam
menganilisis data observasi.
Pergeseran Merah dan Pergeseran Biru terjadi pada bintang-bintang dan galaksi-
galaksi diluar angkasa. Yang mana, jika bintang-bintang bergerak mendekati bumi, frekuensi
cahaya yang sampai di bumi akan bergeser ke cahaya dengan frekuensi lebih tinggi yaitu
cahaya biru. Dan jika bintang-bintang bergerak menjauhi bumi, frekuensi cahaya yang
sampai dibumi akan bergeser ke cahayadengan frekuensi lebih rendah yaitu cahaya merah.
SMA Negeri 1 Cibitung |XII IPA 1 |Fenomena Efek Doppler 14
SMA Negeri 1 Cibitung |XII IPA 1 |Fenomena Efek Doppler 15
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/User/Downloads/Pengertian%20Efek%20Doppler.htm
http://budisma.web.id/materi/sma/fisika-kelas-xii/efek-doppler/
http://www.google.co.id/imgres?q=efek+doppler&hl=jv&newwindow=1&tbm=isch&tbnid=NVI8zRtcsPSjNM:&imgrefurl=http://www.answersingenesis.org/articles/tba/universe-confirms-bible&docid=kc4bz_3M3dWrGM&imgurl=http://www.answersingenesis.org/assets/images/articles/tba/chapter-two/doppler.jpg&w=550&h=385&ei=wqhtUPDIGczjrAfOsIDoBw&zoom=1&iact=hc&vpx=124&vpy=112&dur=402&hovh=179&hovw=254&tx=144&ty=109&sig=102097412945682141121&page=2&tbnh=129&tbnw=179&start=18&ndsp=24&ved=1t:429,r:6,s:18,i:144&biw=1366&bih=602
Purwoko, Drs dan S.Pd Efendi H.2000. Fisika 3. Jakarta Timur:Yudhistira.